Anda di halaman 1dari 28

Pemetaan Keanekaragaman Hayati

Dan Stok Karbon di Tingkat Pulau &


Kawasan Ekosistem Terpadu RIMBA
Arahan Dalam EU RED
Terkait Sumber Biofuel Ramah Ligkungan

- Penggunaan biofuel harus bersumber dari


penggunaan lahan yang ramah lingkungan
- Perkebunan penghasil bahan Biofuel tidak
boleh bersumber dari: area berhutan alami,
daerah carbon tinggi, berlahan gambut
Kriteria Untuk Identifikasi Lahan
Bernilai Keragaman Hayati Tinggi dan Karbon Tinggi

 Perkebunan sumber bahan minyak nabati tidak boleh


bersumber dari Lahan yang memiliki salah satu dari status
berikut di atau setelah Januari 2008, seperti di Bawah ini:

- Hutan primer/alam, merupakan kawasan lindung, habitat


satwa terancam punah, padang rumput dengan kualitas
ekosistem tinggi baik natural dan non natural
- lahan dengan kandungan carbon tinggi
- lahan yang merupakan lahan gambut, kecuali terdapat
bukti bahwa eksploitasi tidak mempengaruhi kualitas
lingkungan di area tersebut.
Metode Kajian Ruang Sesuai Kriteria Sumber Lahan
Bahan Minyak Nabati Yang Berkelanjutan
Input data untuk identifikasi lahan
dengan keanekaragaman hayati
tinggi: Input data untuk
Input data untuk identifikasi
1. Hutan Primer daerah lain yang
Input data untuk lahan kritis/konversi:
2. Area berhutan penting secara
carbon stok: 1. Lahan pertanian
3. Kawasan Lindung ekologi:
1. Lahan basah 2. Konsesi HTI
4. Area penting bagi Burung (IBA) 1. Koridor ekologi?
2. Area berhutan 3. Konsesi perkebunan
5. Sebaran habitat satwa terancam 2. Area buffer?
3. Lahan gambut 4. Konsesi HPH
punah 3. Jasa ekosistem?
4. Padang rumput 5. Konsesi tambang Peta Tingkat
6. Area ekosistem kunci (KBA)
7. Data spesie terancam dari IUCN
+ dengan kandungan + 4. Penggunaan
ruang masyarakat
+ 6. Infrastruktur : Jalan, = Resiko
carbon tinggi bangunan, permukiman,
8. Habitat spesies kunci adat (sumber
jaringan pipa, listrik, dll
9. Padang rumput dengan hidup)
keanekaragaman hayati tinggi
10.Ecoregion prioritas

Landskap
Area dengan Area lain yang Area Alami
Lahan dengan
kandungan penting secara kritis/konversi? RESIKO
Nilai ekosistem
karbon tinggi? ekologi? SEDANG
tinggi?

Natural Natural Natural Area dibuka /


Landscape Landscape Landscape budidaya?
Resiko Resiko Resiko
Tinggi Tinggi Tinggi NO

Area
dikonversi
RESIKO
Landskap Kritis RENDAH
RESIKO
SEDANG
Pemetaan untuk identifikasi lahan dengan keanekaragaman hayati tinggi
untuk pulau Sumatra:

Data yang tersedia Kriteria EU RED


Data Penggunaan Lahan – Hutan Alam 2008 (WWF-CIFOR) Primary Forests (Hutan primer)

Area dengan
Penggunaan Lahan 2006 Kementerian Kehutanan – Klasifikasi hutan primer
Other Wooded Land (Kawasan berhutan lain) Keanekaragaman
Hayati Tinggi

Penggunaan Lahan 2006 Kementerian Kehutanan – Klasifikasi hutan selain hutan


primer

Protected Areas (Kawasan yang dilindungi)


World Database on Protected Areas (IUCN)?

Kawasan Lindung (PHKA)

Kawasan Konservasi dan Lindung (Data Penunjukkan Kawasan)

Area Penting bagi Burung (Important Bird Areas) Birdlife International


Areas with Rare, Threatened or Endangered
Area Ekosistem Kunci (Key Biodiversity Areas) Conservation International Species or Ecosystems (Area habitat spesies
yang terancam punah)
Alliance for Zero Extinction Areas

Data spesie terancam dari IUCN

Rhino Distribution 2008

Elephant Distribution 2008 (WCS, WWF, FFI, YABI, ZSL, LIF) Catatan: Set Data dari Peta Jalan
Orangutan Distribution 2007
Penyelamatan Ekosistem Sumatera,
Tiger Distribution 2010 (WCS, WWF, FFI, YABI, ZSL, LIF)

Padang rumput dengan keanekaragaman hayati tinggi

Ekoregion prioritas
High Carbon Stock Lands Mapping for Sumatra, Indonesia

Data yang tersedia Kriteria Dalam EU RED

Landcover 2009 (Kemenhut)


Wetlands (Area yang terendam oleh air
dalam periode waktu tertentu (1 minggu, 1
Weltands 1990 (RePProT) bulan, atau ?? )

Ecoregions (WWF)
Area dengan
potensi
kandungan
Kawasan berhutan, luas minimum 1 hektar,
karbon tinggi
Rather and closed canopy classes in wwf dengan ketinggian pohon > 5 meter dan
natural forest data tutupan tajuk >30%

Open canopy class in wwf natural forest Kawasan berhutan, luas minimum 1 hektar,
data dengan ketinggian pohon > 5 meter dan
tutupan tajuk 10 – 30%

Peatlands (Wetlands International) Lahan Gambut


Analisis Kawasan Stok Karbon
dan Kualitas Habitat di Kawasan
Ekosistem Terpadu RIMBA
Hasil analisa
Kawasan Ekosistem
RIMBA Terpadu

Distribusi stok karbon berdasarkan


data 2008
A B

Perubahan stok karbon berdasarkan (A) Road Map Sumatra (Visi Sumatera) dan
(B) Draft Tata Ruang untuk 50 tahun ke depan. Skenario berdasarkan vision akan
terjadi serapan karbon dan draft tata ruang akan terjadi emisi (pelepasan) karbon
60 Plan - 2008 landcover

Perubahan stok karbon dalam 50 tahun ke depan (dalam juta


Vision - 2008 landcover
40

20

-20

-40

-60

-80
-500 million
-100 tonnes
ton)

gambut. (ditandai dengan a *).

Sebagian besar kabupaten akan meningkatkan serapan karbon di dalam arahan


Road Map Sumatera dan potensi kehilangan karbon dalam draft RTRWP.
Kehilangan cadangan karbon terbesar di dalam RTRWP terjadi di kabupaten-
kabupaten yang memiliki rencana pengembangan lahan perkebunan
Identifikasi Prioritas Kabupaten yang Cocok Untuk
Implementasi Mekanisme Jasa Karbon

Penentuan berdasarkan :
1. Analisa dengan menggunakan semua karbon
pool (karbon permukaan tanah, bawah
permukaan tanah, lapisan tanah, dan sampah
organik)
2. Analisa dengan menggunakan pool karbon
permukaan tanah dan bawah permukaan
tanah saja
KAMPAR

Di Kabupaten Kampar, kehilangan terbesar di bawah rencana pemerintah (C, oval merah)
dihubungkan dengan perkebunan di area gambut (A). Perolehan cadangan karbon akan
terjadi di bawah visi Sumatera (B) di kawasan-kawasan gambut maupun di tanahmineral
(oval biru), di mana perkebunan akan digantikan dengan hutan.
Kawasan hutan di tahun 2008,
dan tetap hutan dalam visi
sumatra, tetapi akan berubah
menjadi perkebunan dalam tata
ruang pemerintah; dapat
dimanfaatkan untuk
pembayaran karbon

Perkebunan di tahun 2008


dan Tata Ruang
pemerintah, kawasan ini
akan mendapatkan karbon
dalam vision sumatra

Merupakan target
reforestasi baik dalam visi
maupun dalam tata ruang
pemerintah

DHARMASRAY
Kabupaten Tanjungjabung Timur terdiri dari lahan gambut yang
masuk dalam wilayah RIMBA (A). Beberapa lahan gambut yang dapat
menyimpan karbon di dalam Visi Sumatera (B) yang mestinya dihutankan kembali
kawasan-kawasan (dilingkari baik di luar maupun di dalam kabupaten) yang saat
ini terdegradasi atau menjadi perkebunan. Tetapi di bawah rencana draft RTRWP
(C), kawasan-kawasan ini akan terus kehilangan karbon karena tetap menjadi
perkebunan
Analisa Kualitas Habitat Untuk
Flagship Species Sumatra

Menganalisa area yang cocok untuk habitat


Flagship species (sebagai model Harimau
Sumatra) dengan mempertimbangkan beberapa
parameter:
- Skenario penggunaan lahan (Visi Sumatra &
Tata ruang pemerintah
- Ancaman : jalan, perkebunan, permukiman,
- Aksesibilitas terhadap kawasan: status kawasan
(lindung, bebas,dll)
Kualitas habitat pada 2008 (A), berdasarkan vision sumatra (B), berdasarkan tata
ruang pemerintah (C). TN = Tesso Nilo, KK = Kuala Kampar Kerumutan
80
% change from 2008 to plan

60
Percent change in summed habitat quality

% change from 2008 to Vision

40

20

-20

-40
score

Sebagian besar kabupaten akan mendapatkan kenaikan kualitas habitat


berdasarkan visi sumatra dan mendapatkan penurunan kualitas habitat
berdasarkan tata ruang pemerintah
TANJUNG JABUNG TIMUR
Area delineasi (ungu) 1 dan 2 menunjukkan
hutan gambut dengan kualitas habitat tinggi di
kabupaten Tanjung Jabung Timur yang berada
di area Rimba. Area delineasi 3 adalah daerah
hutan berkualitas tinggi yang berlokasi dekat
dengan kabupaten Muarojambi, yang juga
berada di area Rimba. Area delineasi 1 dan 3
1
dekat dengan lokasi perkebunan. Untuk
mempertahankan habitat ini, kawasan (1&3) 3
ini seharusnya tidak dikonversi dan
perkebunan-perkebunan di sekitarnya
disarankan untuk mengimplementasikan
praktik manajemen terbaik. Sumatra vision
2
merekomendasikan restorasi habitat di
banyak perkebunan-perkebunan ini. Koridor
hutan seharusnya dibangun diantara area 1,
2, dan 3 untuk meningkatkan koneksivitas
ekologi.
DHARMASRAYA

Dharmasraya memiliki area hutan dataran


rendah dengan kualitas tinggi yang
berdekatan satu sama lain, dekat bagian barat
dan utara perbatasan dan melebar hingga
perbatasan kabupaten. Perkebunan yang
berlokasi dekat dengan area-area dengan
kualitas habitat yang tinggi ini, seperti yang di
dalam area delineasi (ungu), disarankan untuk
menerapkan praktik manajemen terbaik yang
akan meminimalkan pengaruh terhadap hutan
yang berada di perbatasannya. Sesuai
dengan sumatra road map
merekomendasikan restorasi terhadap
beberapa dari area perkebunan ini
TEBO

Area delineasi (ungu) berisi area berstatus


APL (berpeluang dikonversi menjadi
perkebunan) berdasarkan arahan RTRWP.
Area-area ini berlokasi di dalam atau
berdampingan dengan area dengan kualitas
habitat yang tinggi. Dalam Sumatera Road
Map merekomendasikan area-area ini
menerapkan praktik manajemen terbaik untuk
kehutanan dan perkebunan untuk
meminimalkan dampak terhadap area dengan
kualitas habitat tinggi.
Penemuan Harimau Sumatra
Selama tahun 2008
Penemuan Harimau Sumatra
Selama tahun 2009
Penemuan Harimau Sumatra
Selama tahun 2010
Patroli Harimau Sumatra
Selama tahun 2009
Patroli Harimau Sumatra
Selama tahun 2010
Pengelolaan
Pemeliharaan
Eko Konstruksi Pelintasan Satwa Liar Pengendalian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai