Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Sejumlah besar jurnal yang berbincang terhadap aktivitas farmakologi tumbuhan kunyit,
Curcuma longa L. telah diterbitkan. Dalam jurnal-jurnal tersebut telah menunjukkan efek ter-
api seperti antiinflamasi, antioksidan, antivirus, antibakteri, dan antijamur dan aktivitas lain-
lain dari kunyit. Kurkumin atau diferuloylmethane dengan rumus kimia (1,7-bis (4-hidroksi-3-
methoxyphenyl) -1,6-heptadiene-3,5-dione) dan kurkuminoid lainnya merupakan zat
fitokimia yang terutama dari Curcuma longa L. Kurkumin adalah komponen yang penting
dalam kunyit yang bertanggungjawab atas aktivitas-aktivitas biologis tersebut. Tulisan ini
menyusun terhadap aktivitas farmakologi dan kandungan senyawa kimia dari tumbuhan
kunyit.
Kata kunci: aktivitas farmakologi, senyawa kimia, kunyit, kurkumin
ABSTRACT
There is a great variety studies about the pharmacological activities of turmeric, Curcuma
longa L. which exhibited anti-inflamatory, antioxidant, anti virus, anti bacteria, antifungal
and others activities. Curcumin or diferuloylmethane with chemical formula of (1,7-bis(4-
hydroxy-3-methoxyphenyl)-1,6-heptadiene-3,5-dione) and other curcuminoids compose the
main phytochemicals of Curcuma longa L. The responsible major compounds of biological
activity in Curcuma longa L is curcumin. The main purpose of this paper is to discuss and
summarize the pharmacological activities of the active ingredients in Curcuma longa L. and
its chemical compositions.
Keywords : pharmacological activities, chemical compositions, turmeric, curcumin
dengan radikal lipid dan menghasilkan Staph. epidermidis, Staph. aureus, A. hy-
radikal fenoksil[11]. drophila, B. subtilis, B. cereus, dan Ed.
tarda [14].
Antibakteri
Antivirus
Studi tentang sifat antibakteri pada ekstrak
air C. longa rimpang mendemonstrasikan Terdapat banyak studi tentang kurkumin
konsentrasi MIC (minimum inhibitory memiliki berbagai aktivitas antivirus ter-
concentration) dari 4 hingga 16 g / L dan hadap virus yang berbeda. Kurkumin
MBC (minimum bactericidal menunjukkan aktivitas antivirus terhadap
concentration) dari 16 hingga 32 g / L virus influenza PR8, H1N1, dan
terhadap S. epidermis ATCC 12228, H6N1[34]. Hasilnya menunjukkan lebih
Staph . aureus ATCC 25923, Klebsiella dari 90% pengurangan virus dalam kultur
pneumoniae ATCC 10031, dan E. coli dengan menggunakan 30 μM kurkumin
ATCC 25922[12]. Ekstrak metanol kunyit [34]. Kurkumin menunjukkan aktivitas
menunjukkan nilai MIC 16 μg / mL dan penghambatan terhadap ezim IMPDH baik
128 μg / mL terhadap Bacillus subtilis dan secara tidak kompetitif atau kompetitif
Staph. aureus masing-masing[13]. disarankan sebagai senyawa antiviral yang
Penelitian ekstrak heksana dan etanol kuat. Kecepatan aktivitas enzim inosin
kunyit dan kurkuminoid terhadap 24 tenis monofosfat dehidrogenase (IMPDH) da-
patogen bakteri yang diisolasi dari daging lam proses sintesis nukleotida guanin
ayam dan udang menunjukkan ekstrak mempunyai pembatasan, jadi enzim ini
etanol mempunyai aktivitas antimikroba disarankan sebagai target terapi untuk an-
yang tertinggi, yaitu dengan rentang MIC tivirus dan antikanker[15]. Studi terhadap
dari 3,91 hingga 125 ppt [14]. Ekstrak berbagai biokonjugasi yang dari kur-
heksana dan metanol C. longa menunjuk- kumin, yaitu kurkumin di-O-
kan efek antibakteri terhadap 13 bakteri, tryptophanylphenylalanine, kurkumin di-
yaitu antara Vibrio harveyi, V. alginolyti- O-decanoyl, kurkumin di-O-pamitoyl,
cus, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V. kurkumin di-O-bis- (γ, γ) folyl, kurkumin
cholerae, Bacillus subtilis, B. cereus, Aer- C4-ethyl-O -γ-folyl, dan kurkumin 4-O-
omonas hydrophila, Streptococcus agalac- ethyl-O-γ-folyl dapat menghambat
tiae, Staph. aureus, Staph. intermedius, berbagai virus termasuk virus parainfluen-
Staph. epidermidis, dan Edwardsiella tar- za tipe 3 (PIV-3), Feline
da. Kurkuminoids juga menimbulkan ak- Infectious Peritonitis Virus (FIPV), virus
tivitas penghambatan terhadap 8 bakteri, stomatitis vesikular (VSV), virus simpleks
yaitu Str. agalactiae, Staph. intermedius, herpes (HSV), feline herpesvirus (FHV),
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 551
dan virus sinsitium pernafasan (RSV) menunjukkan efek antijamur terhadap dua
yang telah dinilai dengan uji MTT dan jamur fitofagus, yaitu, Fusarium solani
menunjukkan aktivitas antivirus yang kuat dan Helminthosporium oryzae. Minyak
dari kurkumin dan biokonjugasinya ter- kunyit menunjukkan aktivitas antijamur
hadap patogen virus. Selain itu, kurkumin yang paling efektif terhadap F. solani dan
di-O tryptophanylphenylalanine dan kur- H. oryzae dengan IC50 19.73 dan 12.7 μg
kumin di-O-decanoyl mengungkapkan ak- / mL masing-masing [18]. Ekstrak meta-
tivitas antivirus yang luar biasa terhadap nol C. longa memiliki efek penghambatan
VSV dan FIPV / FHV dengan nilai EC50 terhadap beberapa isolat dermatofita.
masing-masing yaitu 0,011 μM dan 0,029 Bahwa minyak atsiri yang baru didestilasi
μM[16]. dan diisolasi dari rimpang C. longa selama
18 bulan menunjukkan efek antijamur
Antifungi
yang paling kuat terhadap 29 isolat
Studi terhadap penambahan bubuk kunyit dermatofit dengan nilai MIC 7,2 dan 7,8
ke dalam kultur jaringan tanaman telah mg / mL masing-masing [19].
menunjukkan bahwa konsentrasi kunyit Trichophyton rubrum, T. mentagrophytes,
pada 0,8 dan 1,0 g / L memiliki aktivitas Epidermophyton floccosum, dan
penghambatan yang cukup besar terhadap Microsporum gypseum dihambat oleh
kontaminasi jamur [17]. Ekstrak metanol pengenceran minyak kunyit dengan per-
kunyit menunjukkan aktivitas antijamur bandingan 1: 40–1: 320.
terhadap Cryptococcus neoformans dan
Antimalaria
Candida albicans dengan nilai MIC 128
dan 256 μg / mL masing-masing [13]. Kurkumin menghambat pertumbuhan P.
Studi tentang ekstrak heksana C. longa falciparum bergantung pada
pada 1000 mg / L menunjukkan efek anti- konsentrasinya, yaitu IC50 dari 5–18
jamur terhadap Rhizoctonia solani, Phy- µM[20,21]. Peningkatan dosis kurkumin
tophthora infestans, dan Erysiphe grami- dapat menurunan viabilitas P. falciparum.
nis. Selain itu, 1000 mg / L ekstrak etil Dalam percobaan aktivitas antimalaria
asetat C. longa mempunyai efek peng- kurkumin dengan menggunakan tikus
hambatan terhadap R. solani, P. infestans, yang diinfeksi oleh P. berghei dan dijui
Puccinia recondita, dan Botrytis cinerea. secara in vivo , kurkumin memiliki efek
Kurkumin pada konsentrasi 500 mg / L penghambatan terhadap P. falciparum
juga menunjukkan aktivitas antijamur ter- yang signifikan. Pemberian kurkumin
hadap R. solani, Pu. rekondita, dan P. in- kepada tikus yang diinfeksi oleh P.
festans [17]. Kurkumin dan minyak kunyit berghei secara oral menunjukkan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 552
Farmakokinetik
Anticarsinogen
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 553