I. PENDAHULUAN
Jaring Insang (gill net) adalah salah satu jenis alat tanggkap ikan dari
bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran mata jaring
sebagai usaha nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang
kegiatan usaha nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang secara aktif
melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan dan binatang air lainnya.
merupakan salah satu sasaran pemerintah dalam usaha meningkatkan ekspor ikan,
lapangan kerja Sumber Devisa dan untuk gizi makanan. Oleh karena itu produksi
dikabupaten Aceh Barat yang terdiri dari tanaman bahan makanan, tanaman
Analisis usaha nelayan yang jelas berarti nelayan akan dapat mengetahui
dengan persis berapa biaya usahanya, serta faktor –faktor apa yang berperan
dalam keberhasilan suatu usaha nelayan yang akan berdampak langsung pada
dengan profesinya sebagai nelayan terutama di desa Meureubo dan Ujong Drien.
Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang dan pancing tradisional seta
menggunakan kapal jaring insang adalah trip penangkapan, ukuran mesin kapal,
jumlah bahan bakar, ukuran alat tangkap dan tenaga kerja serta faktor yang besar
mempengaruhi adalah alat tangkap pukat harimau (trawl) yang digunakan oleh
nelayan yang menghitung detail analisis usaha nelayan secara ekonomi artinya
mereka tidak pernah membuat perincian biaya –biaya yang dikeluarkan baik
dalam sekali produksi sehingga berapa keuntungan yang didapatkan dalam sekali
produksi hampir tidak diketahui. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pendidikan
usaha nelayan. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin giat dan
Nelayan Yang Menggunakan Alat Tangkap Jaring Insang (Gill Net) Di kecamatan
Meureubo”.
3
Kecamatan Meureubo
Kecamatan Meureubo
jaring insang
Kecamatan Meureubo.
pendapatan jaring insang dan komposisi ikan hasil tangkapannya serta melihat
proporsi jumlah hasil tangkapannya, dan bagi pihak-pihak yang terkait sebagai
pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan usaha jaring insang
Menurut Martasuganda (2002), jaring insang (gill net) adalah satu jenis
alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang
dimana ukuran mata jaring (mesh size) sama, jumlah mata jaring ke arah
horizontal (mesh lenght/ML) jauh lebih banyak dari jumlah mata jaring ke arah
pelampung (floats) dan pada bagian bawah diletakkan pemberat (sinkers). Dengan
menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari floats yang
bergerak ke atas dan sinking force dari sinker di tambah berat jaring dalam air
permukaan (surface gill net), jaring insang dasar (bottom gill net), jaring insang
hanyut (drift gill net), dan jaring insang lingkar (encircling gill net / surrounding
pengoperasiannya dibedakan menjadi lima, yaitu jaring insang hanyut (drift gill
net), jaring insang labuh (set gill net), jaring insang karang (coral reef gill net),
5
jaring insang lingkar (encircling gill net), dan jaring insang tiga lapis (tramel net).
Untuk gill net sendiri termasuk jaring insang hanyut (drift gill net), untuk
kedudukan jaring di dalam perairan gill net dapat dioperasikan baik di permukaan
(surface gill net) maupun di dasar perairan (bottom gill net) (Putra, 2009).
a) Jaring utama
Jaring utama adalah sebuah lembaran jaring yang tergantung pada tali ris
atas. Martasuganda (2002) mengatakan bahwa diameter dan ukuran benang dari
mata jaring umumnya disesuaikan dengan ikan atau habitat perairan lainnya yang
dijadikan target penangkapan. Menurut Sparre dan Venema (1992) ada empat cara
tertangkapnya ikan oleh jaring insang, yaitu tertangkap secara terjerat tepat di
belakang mata (snagged), terjerat di belakang tutup insang (gilled) dan terjerat di
depan sirip punggung (wedged), dan ikan terbelit akibat bagian tubuh yang
menonjol (gigi, rahang, sirip) tanpa harus menerobos mata jaring (entangled).
Tali ris atas adalah tempat untuk menggantungkan jaring utama dan tali
(terutama pada bagian tali ris atasnya) biasanya tali ris atas dibuat rangkap dua
Martasuganda (2002) mengatakan bahwa panjang tali ris bawah lebih panjang dari
tali ris atas dengan tujuan supaya kedudukan jaring insang di perairan dapat
d) Tali pelampung
Tali pelampung adalah tali yang dipakai untuk memasang pelampung yang
terbuat dari bahan sintetis seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau
piece yang satu dengan piece lainnya bagian tali pelampung dari tiap ujung jarring
e) Pelampung
tali ris atas saja agar jaring insang dapat berdiri tegak (vertikal) di dalam air.
pelampung yang melekat pada tali ris atas diperlukan juga pelampung tambahan
biasanya terbuat dari bahan styrofoam, polyvinyl chloride, plastik, karet atau
benda lainnya yang mempunyai daya apung. Jumlah, berat, jenis dan volume
pelampung yang dipasang dalam satu piece menentukan besar kecilnya daya
apung (buoyancy).Besar kecilnya daya apung yang terpasang pada satu piece
f) Pemberat
jaring insang umumnya terbuat dari timah, besi dan semen cor.
g) Tali selambar
Tali selambar adalah tali yang dipasang pada kedua ujung alat tangkap
untuk mengikat ujung jaring insang pada pelampung tanda, serta ujung lainnya
diikatkan pada kapal. Panjang tali selambar yang digunakan umumnya 25-50
2.1.3 Kapal
Menurut KePres nomor 51 tahun 2002; Kapal adalah kendaraan air dengan
bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin,
bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak
Perikanan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk
kelautan.
Kapal ikan merupakan salah satu faktor penting diantara komponen armada
penangkapan ikan dan merupakan sebagian modal yang ditanamkan pada usaha
metode pengoperasian static gear sehingga kecepatan kapal bukanlah suatu faktor
8
yang penting karena alat tangkap ini bekerja secara statis melainkan stabilitas
kapalyang tinggi lebih diperlukan agar saat pengoperasian alat tangkap dapat
nelayan dengan 3 jenis kapal, yaitu perahu motor tempel berukuran 1 GT sampai
7 GT. Kapal yang digunakan dalam penelitian ialah kapal motor ukuran 2 dan 8
GT. Kapal ini menggunakan mesin merk Mitsubishi 120 PS dengan bahan bakar
solar. Kapal ini membutuhkan 5-20 liter solar dalam setiap tripnya.Dalam satu trip
operasi penangkapan dapat berlangsung antara satu sampai tiga hari, bergantung
kepada jumlah tangkapan yang diperoleh dan banyaknya perbekalan yang dibawa.
secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang
ikan ke dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal
Perikanan,2009)
juragan dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja
dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan
yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Sedangkan nelayan
perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam
Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut.Di
Indonesia para nelayan biasanya bermukin di daerah pinggir pantai atau pesisir
a. Dari segi mata pencaharian. Nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya
berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir atau mereka yang menjadikan
b. Dari segi cara hidup. Komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.
Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada
saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan
yang heterogen dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang
juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah mereka.
(Sastrawidjaya. 2002).
motor yang digunakan serta tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan.
operasi penangkapan ikan. Nelayan campuran yaitu seseorang nelayan yang juga
Sedangkan nelayan penuh ialah golongan nelayan yang hidup sebagai penangkap
tanaman air. nelayan sambilan utama nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya
lainnya / tanaman air., nelayan kategori ini juga memiliki pekerjaan lainnya.
11
lainnya/tanaman air. Rumah tangga buruh perikanan adalah nelayan yang bekerja
lainnya/tanaman air.
Pengertian dari hasil tangkapan adalah jumlah dari spesies ikan maupun
ikanyang tertangkap oleh jaring insang hanyut antara lain: tongkol (Auxiz
Sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan oleh para nelayan yang
nelayan pun berbeda-beda. Ada sebagian kapal ikan yang mencari ikan dilaut
lepas seperti di Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) dan ada yang hanya menangkap
ikan diwilayah 12 Mil dan bahkan ada yang hanya dilakukan di perairan 4 mil.
Perbedaan wilayah penangkapan ini tentu akan membedakan baik dalam jumlah
menetap, hanyut dan melingkar dengan tujuan menangkap ikan pelagis dan
12
demersal. Jaring insang terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis tangkapan
utamanya, antara lain jaring kembung, jaring kerapu, jaring kakap, jaring udang,
dan lain-lain.
13
Barat, dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2014 di Kecamatan Meureubo
Adapun objek dalam penelitian ini dikhususkan pada tingkat pendapatan nelayan
yang menggunakan alat tangkap gill net di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh
Barat.
oleh kelornpok-kelompok yang tidak over lapping (tumpang tindih) yang disebut
strata dan kemudian memilih sampel secara random dan tidak proporsional dari
tiap satuan.
dap nelayan yang memiliki alat tangkap jaring insang. Pengambilan sampel ini
3. Sampel yang diambil sebanyak 10% responden dari nelayan pemilik dan
faktual dan aktual. Metode deskriptif ini yaitu metode kuantitatif. Pelaksanaan
penelitian saat di lapangan adalah dengan teknik survey yang menekankan pada
a. Observasi,
dengan penelitian ini, disamping itu, melalui pengamatan ini diiharapkan bahwa
sedemikian rupa sehingga permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini dapat
observasi lapangan.
c. Dokumentasi
observasi, catatan lapangan, dan sumber bacaan yang terkait dengan permasalahan
sebagai berikut:
secara tidak langsung melalui media perantara, contohnya : dari kantor BPS Aceh
Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Barat, dan buku yang
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
16
seperti yang disarankan oleh data. Analisis data dapat berbentuk analisis
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannnya tidak habis dalam satu
masa produksi dan tetap dikeluarkan walaupun tidak berproduksi yaitu biaya
penyusutan alat. Penyusutan alat terjadi karena pengaruh umur atau karena
dipakao. Alat-alat seperti perahu, mesin alat tangkap, keranjang, lampu, tali
jangkar, dan jangkar mengalami penyusutan. Salah satu cara untuk menghitung
selisih antara nilai awal barang dengan nilai akhir barang dibagi lama pemakaian.
Menurut Prawirokusumo dalam Nurdin (2006) bahwa nilai penyusutan alat dapat
Biaya variable adalah biaya yang habis dalam satu kali operasi
penangkapan atau biaya yang dikeluarkan selama proses usaha berlangsung yaitu
biaya bahan bakar, konsumsi, tenaga kerja. Biaya variabel selalu dikeluarkan
sepanjang waktu produk selalu berubah tergantung kepada besar kecilnya rata-
rata/tahun.
3.6 Pendapatan
menurut Winardi (1992), pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya
yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Adapun rumus
TR = P.Q
Keterangan :
TR : Total Pendapatan
P : Harga perkilogram
Q : Jumlah perkilogram
indeks yang menyatakan besarnya laba / rugi yang diperoleh dari perbandingan
Laba Usaha
RoI = X 100 % … … . . (Kasmir dan Jakfar, 2003)
Total Biaya
Bila, RoI < 1, maka usaha penangkapan ikan tidak layak diusahakan.
usahakan.
untung dan tidak mengalami kerugian. Jadi dapat dikatakan bahwa perusahaan
yang mencapai titik break event point ialah prusahaan yang telah memiliki
biaya produksi
Bep p = (Tim penulis penebar swadaya, 2008)
produksi
e. L = TR – TC
TR = Penerimaan Total
dan 950 52’-960 300 BT. Wilayah Kabupaten Aceh Barat memiliki batas
administrasi Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie di sebelah utara, dan sebelah timur
Kabupaten Aceh Tengah dan sebelah barat Samudra Indonesia Kabupaten Nagan
ibu kota kecamatan nya Meureubo, dengan luas wilayah 112,87 Km2, persentase
menangkap ikan jenis pelagis, demersal dan ikan karang yang bermigrasi dan
dioperasikan dalam satu kesatuan sistem operasi penangkapan atau dalam satu
kesatuan manajemen usaha. Dimana satu kesatuan manajemen usaha itu terdiri
20
dari kapal penangkapan ikan, kapal pembantu penangkapan ikan, dan kapal
pengangkut ikan.
meureubo pada tahun 2013 sampai dengan bulan 4 yaitu 97 unit kapal.
dapat “hidup” dan berkembang karena adanya alat penangkap ikan yang
nelayan Kecamatan Meureubo ada beberapa jenis, diantaranya adalah gill net
pancing
Alat tangkap gill net memiliki berbagai ukuran dan jenis jaring yang
berbeda. Bentuk umum jaring yang digunakan oleh nelayan gill net di kecamatan
Material atau mesh size jaring gill net yang digunakan dipangkalan pendaratan
Wing 4,5 cm
Badan 4,5 cm
Perut 3 cm
Bantong 2,5 cm
21
Ujung kantong 2 cm
yang diperlukan untuk menangkap ikan dengan menggunakan gill net harus
net dibagi menjadi tiga tahap, yaitu setting , immersing , dan hauling (Sadhori,
1985).
penebaran jaring.
penurunan pelampung tanda ujung jaring atau lampu kemudian tali sel
ambar depan, lalu jaring dan yang terakhir kali selambar pada
khusus. Adapun cara tertangkapnya pada jaring insang , karena ikan-ikan itu
menumbukkan dirinya pada dinding rajutan jaring, atau oleh karena terbelit-belit
tubuhnya oleh mata jaring (Mulyono, 1986). Ikan dengan ukuran tubuh lebih
besar dari mata jaring dapat tertangkap pula oleh alat tangkap ini. Hal itu
jaring. Sedangkan ikan yang besarnya sebanding dengan ukuran mata jaringnya,
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh Barat (2013)
unit penangkapan jaring insang di PPI Kecamatan Meureubo sangat efektif untuk
berukuran 2,3,5 GT yang dapat menampung ABK sebanyak 3-5 orang diatas
kapal.
hasil jenis tangkapan, alat tangkap gill net adalah ikan-ikan pelagis yang selalu
membentuk gerombolan.
Dari data tersebut terlihat bahwa jenis hasil tangkapan pada tahun 2014
Tabel .2 Jumlah dan Jenis Tangkapan Jaring Insang Di PPI Meureubo April 2014
memenuhi kegiatan penangkapan ikan, baik untk kapal, mesin kapal, maupun
nelayan biaya total operasional dalam satu trip dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
24
4.2.3 Nelayan
ikan. Dalam perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif
dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal
Perikanan,2002).
Adapun jumlah nelayan meurut profesi tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gill net adalah perairan
luas tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik
untuk makan atau untuk memijah kemudian Sebaiknya bukan daerah pelayaran,
ikan yang tertangkap dengan mengunakan alat tangkap jaring insang di PPI ujung
drien april 2014. Dapat dilihat dengan bermacam jenis dan jumlah ikan
bulan dengan 26 trip sebesar 95538 kg. dimana hasil tangkapan jaring insang
paling besar pada ikan layur 26994 kg dan ikan-ikan campuran 29168 kg, adapun
hasil yang paling rendah terdapat pada jenis ikan nangka 2823 kg. jumlah hasil
(PPI) Ujung Drien tahun 2014,bahwa jenis dan ukuran ikan terhadap hasil
tangkapan gill net selama 26 trip dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini :
Menurut tabel diatas menunjukan bahwa jumlah dan jenis hasil tangkapan
dengan mengunakan alat jaring insang di PPI Ujong Drien 2014 terdapat hasil
27
tembang diperkirakan dalam 26 trip sebesar 95538 kg. dimana hasil tangkapan
jaring insang paling banyak terdapat pada ikan layur 26994 kg yang berukuran 20
sampai 35 cm. dimana hasil tangkapan gill net pada satu bulan mendapatkan hasil
dan nilai yang besar pada ikan layur dibandingkan dengan ikan yang lainnya, hal
ini sebabkan karena pada akhir bulan musim barat diperairan Meureubo.
nelayan jaring insang di PPI Ujong Drien tahun 2014, dimana hasil tangkapan
jaring insang dapat dilihat dengan bermacam jenis. Jumlah ikan dan harga ikan
10.000/kg, ikan selar Rp 13.000 dan ikan lainnya Rp 10.000-13.000/kg, dari hasil
26 trip jumlah hasil tangkapan jaring insang april 2014 dapat dilihat pada
lampiran 3.
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannnya tidak habis dalam satu masa
penyusutan alat. Secara umum ciri-ciri biaya tetap adalah sebagai berikut :
produksi
Biaya variable adalah biaya yang habis dalam satu kali operasi
penangkapan atau biaya yang dikeluarkan selama proses usaha berlangsung yaitu
biaya bahan bakar, konsumsi, tenaga kerja. Biaya variabel selalu dikeluarkan
sepanjang waktu produksi selalu berubah tergantung kepada besar kecilnya rata-
rata/tahun. biaya tetap dan biaya variable dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
8.
total dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi ikan di daerah
nelayan sebesar Rp. 65.603.724,91 dan nilai biaya produksi yang dikeluarkan
selama proses produksi sebesar Rp. 23.902.166,66 Maka nilai B/C Ratio sebagai
berikut :
= 2,74
Nilai B/C ratio 2,74 memberikan arti bahwa dengan modal Rp 1 menghasilkan
Hal ini menunjukkan bahwa (B/C ratio > 1) artinya usaha jaring gillnet
terendah produksi ikan yang dihasilkan. Harga BEP produksi dapat dilihat sebagai
berikut :
= Rp. 9021
BEP (p) sebesar Rp 9021 menunjukkan bahwa masih berada sesuai harga pasar
(Rp. 9021) berarti usaha ikan menguntungkan, bila hanya (Rp. 10.000) nelayan
menguntungkan .(rahardi,2007)
30
= 1406 Kg
Artinya pada produksi 1406 Kg usaha ikan tidak rugi dan laba karena
angka produksi 1406 Kg berada dibawah angka produksi ikan ( 2649,47 Kg)
daerah penelitian dengan modal atau biaya yang dikeluarkan nelayan di daerah
Rol = 13.981.305,55
23.902.166,66
= 0,58 x 100 %
Rol = 58
biaya yang digunakan oleh nelayan sebesar 58 berarti usaha nelayan di Gampong
L = 37.874.196,66 – 23.902.166,66
L =3.972.030
32
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
794,83 kg, ikan tembang 133.69 kg, ikan selar 145,91 kg, ikan cui 149 kg,
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Dinas Kelautan dan Perikanan. 2011. Letak Geografi Aceh Barat. Dinas Kelautan
dan Perikanan. Aceh
Fyson Jhon, 1985. Design of Small Fishing Vessel. Food and Agriculture.
Organization of United Nation (FAO).
Imron dan Masyuri. 2003. Kemiskinan dalam Masyarakat Nelayan dalam Jurnal
Masyarakat dan Budaya. PMB-LIPI.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Miranti. 2007. Perikanan Gill net di Pelabuhan Ratu. Instutit Pertanian Bogor.
Bogor.
Monintja, D.R. 2002, Pemanfaatan Pesisir dan Lautan Untuk Kegiatan Perikanan
Tangkap. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Noor Hendri Faisal. 2007. Ekonomi Manajerial. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Saleh, Irsyan Asyhari. 2007. Industri Kecil sebuah Tinjauan dan Perbandingan.
Bina Aksara. Jakarta.
Sparre, P and Venema, S.C. 1999. Introduksi Pengkajian Ikan Tropis. Buku I
Manual. Jakarta.
Subani, W. dan Barus, H.R. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang laut di
Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.