Kehilangan gigi anterior, khususnya gigi kaninus menyebabkan pola oklusal menjadi
lebih datar karena berkurangnya tinggi tonjolan. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya
tinggi gigitan atau dimensi vertikal. Kehilangan gigi posterior dianggap sebagai predisposisi
terjadinya arthritis TMJ karena menyebabkan tekanan lebih besar terjadi pada sendi akibat
menggigit menggunakan gigi anterior dan merubah vertikal dimensi.
Perubahan bentuk kurva sering terjadi pada saat berubahnya posisi gigi antagonis dari
gigi yang hilang. Gigi antagonis menjadi ekstrusi dan miring yang mengakibatkan kurva spee
menjadi bergelombang. Pada saat mandibular bergerak, akan terjadi kontak-kontak yang akan
menimbulkan disintegrasi dalam system kondil-diskus yang membuat bunyi klicking.
Perubahan pola oklusi gigi-geligi karena perawatan estetik, restorasi overcontour dan
undecontour, cedera, perubahan dimensi vertikal oklusi akan mengakibatkan terjadinya
perubahan posisi kondilus dan temporomandibular.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Zahreni drg, dkk. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog
Stomatognatik. Jember: Unej
Hamzah, Zahreni; dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Jember: Bag. Biomedik
Lab Fisiologi Manusia FKG Universitas Jember.