Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini merupakan kajian dari ekonomi publik dengan

variabel belanja modal pemerintah daerah, indeks pembangunan manusia,

pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. Penelitian dilakukan dengan data sekunder

(time series) runtun waktu periode 2005-2015.

3.2. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan bilangan,

atau dengan kata lain data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk

kata-kata yang mengandung makna (Noor, 2014:13). Data kualitatif pada

penelitian ini berupa jurnal dan artikel yang berkaitan denan penelitian.

b. Data Kuantiatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka-

angka (Noor, 2014:14). Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari

BPS dan DPKA Aceh Timur.

2. Sumber data pada penelitian ini berupa data sekunder yaitu data yang

diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang

diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Data sekunder dari penelitian ini

diperoleh dari dokumentasi, buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah.

33
34

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi langsung yaitu

berupa pengambilan data Belanja Modal di kantor DPKAD Aceh Timur dan data

Indeks pembangunan Manusia, Produk Domestik Regional Bruto dan Kemiskinan

tahun 2005-2015 yang tersedia pada BPS Aceh Timur.

3.4. Metode Analisa Data

Analisis data merupakan langkah penting dalam penelitian, terutama apabila

penelitian tersebut bermaksud untuk mengambil kesimpulan dari masalah yang

diteliti. Untuk menganalisa data diperlukan suatu cara atau metode analisa data.

Metode analisa data digunakan untuk mengubah atau menganalisa data hasil

penelitian agar dapat diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan mudah

untuk dipahami. Metode analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis)

dan pengolahan data menggunakan software Eviews. Dalam menganalisa data yang

ada dalam penelitian ini digunakan:

1. Analisis Jalur

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path

Analysis). Analisis jalur sebenarnya merupakan perluasan dari analisis regresi

linier berganda. Metode ini digunakan, karena pengaruh yang ingin diamati

memegang prinsip saling mempertajam secara simultan (mutual simultaneous

shaping) sebagai pengganti kausalitas yaitu suatu upaya untuk menjelaskan

faktor- faktor yang saling berkaitan yang ada dalam masalah. Analisis jalur
35

bertujuan untuk menunjukkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat

variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan menghitung koefisien jalur.

Koefisien jalur menyatakan derajat pengaruh langsung variabel bebas terhadap

variabel terikat. Dalam penelitian ini persamaan untuk diagram jalur dianalisis

dengan memakai program komputer. Selanjutnya program akan mengkonversi

kedalam gambar untuk menentukan pola hubungan dengan menghitung

koefisien jalur (P). Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipótesis dalam

penelitian ini adalah analisis jalur dengan menggunakan paket program Eviews

versi 7. Menurut Solimun (2002:48) dalam jalur terdapat langkah-langkah

pengembangan model berbasis teori yaitu:

a. Pengembangan Model Berbasis Konsep dan Teori

Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis jalur adalah

mengembangkan model yang memiliki justifikasi teori yang kuat.

b. Mengkonstruksi Diagram Jalur

Pada langkah ini akan disajikan pada sebuah diagram jalur yang intinya akan

diestimasi. Dimana hubungan kausal yang telah ada justifikasi teori dan

konsepnya, divisualisasikan ke dalam gambar sehingga mudah melihatnya

dan lebih menarik. Hubungan kausal-kausal tersebut secara konseptual

belum tepat, maka dapat dibuat beberapa model yang paling tepat. Kriteria

Goodness Of Fit seperti Chi Squares dan AIC (Akaike Information Criteria)

dapat digunakan untuk pemilihan model yang paling layak. Tujuan dari

analisis jalur ialah menganalisis hubungan sebab-akibat antara variabel

independen dan variabel dependen baik hubungan langsung maupun


36

hubungan tidak langsung. Variabel independen yang merupakan variabel

eksogen (exogenous variables) dan variabel dependen yang merupakan

variabel akibat disebut endogen (edogenous variables). Model matematika

dari model jalur sering disebut model struktural, berdasarkan hipotesis

penelitian ini, dapat dirumuskan sebagaimana gambar 3.1 berikut:


e1
Belanja Modal
(X1)
ρ3
ρ1
Pertumbuhan p5 Kemiskinan
p2 Ekonomi (Y1) (Y2)
p4
Indeks
Pembangunan
Manusia (X2)
e2
Gambar III-1 Full Model Struktural
Berdasarkan gambar III-1, maka untuk mengetahui pola hubungan masing -

masing variabel tersebut maka dapat disusun sistem persamaan sub strukturnya,

yaitu:

1. Persamaan sub struktur 1, adalah sebagaimana gambar III-2. berikut ini:


e1
Belanja Modal (X1)
ρ1
Pertumbuhan
p2 Ekonomi (Y1)

Indeks Pembangunan
Manusia (X2)

Gambar III-2 Subtruktur I


Sub struktur 1 adalah Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Indeks

Pembangunan Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan persamaan sebagai

berikut :
37

Y1 = ρ1 X1+ ρ2 X2+ e1

2. Persamaan substruktur 2, adalah sebagaimana gambar III-3. di bawah ini:

Belanja Modal
(X1)
ρ3

Pertumbuhan p5 Kemiskinan
Ekonomi (Y1) (Y2)

p4
Indeks
Pembangunan
Manusia (X2) e2

Gambar III-3 Subtruktur II

Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Indeks Pembangunan

Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan dengan persamaan

sebagai berikut :

Y2 = ρ3 X1 + ρ4 X2 + ρ5 Y1 + e2

Model jalur pada gambar 3.1 menjelaskan bahwa belanja modal pemerintah

daerah dan indeks pembangunan manusia mempunyai hubungan langsung dengan

pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi berhubungan secara

langsung dengan kemiskinan, berdasarkan gambar 3.1 di atas, maka pengaruh

langsung dan tidak langsung dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh langsung

a. Pengaruh masing-masing variabel X1 dan X2 terhadap Y1 masing-masing

ialah ρ1, ρ2.


38

b. Pengaruh masing-masing X1 dan X2 terhadap Y2 ialah ρ3, ρ4,

c. Pengaruh Y1 terhadap Y2 ialah ρ5.

2. Pengaruh tidak langsung

Pengaruh masing-masing variabel X1 dan X2 terhadap Y2 melalui Y1 ialah

sebagai berikut :

a. Pengaruh X1 terhadap Y2 melalui Y1 ialah (ρ1)( ρ5)

b. Pengaruh X2 terhadap Y2 melalui Y1 ialah (ρ2)( ρ5)

3. Pengaruh total

Pengaruh total masing-masing variabel X1 dan X2 terhadap Y2 melalui Y1 ialah

sebagai berikut:

a. Pengaruh X1 terhadap Y2 melalui Y1 ialah (ρ1 + ρ3) x ( ρ5)

b. Pengaruh X2 terhadap Y2 melalui Y1 ialah (ρ2 + ρ4) x ( ρ5)

3.5. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara sebagai

berikut:

3.5.1. Koefisien Determinasi (R2)


2
Koefisien determinasi (R ) pada dasarnya untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien


2
determinasi berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat

terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi


39

variabel dependen. Besar kecilnya sumbangan variabel independen terhadap

variabel dependen dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai

berikut:
2
KD = R x 100%

Dimana:
KD = Nilai koefisien determinan
R = Nilai koefisien korelasi

Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai R

square pada output EViews.

3.5.2. Uji F (Uji Serempak)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan secara

serempak antara belanja modal pemerintah daerah dan indeks pembangunan

manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. Untuk pengambilan

keputusan terhadap hipotesis, dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

statistik dari uji F (F statistic) terhadap nilai kritis berdasarkan tabel distribusi F

(atau F tabel). Sebelum menghitung nilai kritis F, terlebih dahulu menghitung nilai

derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut. Berikut rumus untuk

menghitung nilai derajat bebas pembilang dan penyebut.

Derajat bebas pembilang = k-1

Derajat bebas penyebut = n-k

Perhatikan bahwa n menyatakan jumlah elemen atau pengamatan dalam sampel dan

k menyatakan jumlah variabel. Jika melibatkan 2 variabel bebas, 1 variabel tak

bebas, serta jumlah elemen sampel sebanyak 10, maka derajat bebas pembilang
40

adalah k-1 = (2+1)-1 = 2 dan derajat bebas penyebut adalah 10-3=7. Misalkan

tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%. Maka nilai kritis F (atau F tabel)

dengan derajat bebas pembilang adalah 2, derajat bebas penyebut adalah 7, dan

tingkat signifikansi 5% adalah 4,74. Berikut aturan pengambilan keputusan

terhadap hipotesis berdasarkan uji F.

a. Jika F hitung ≤ F Kritis, Ho diterima dan H1 ditolak

b. Jika F hitung > F Kritis, Ho ditolak dan H1 diterima

Pengambilan keputusan terhadap hipotesis juga dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan nilai probabilitas dari uji F. Nilai probabilitas dari uji F

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Berikut aturan

pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan pendekatan nilai

probabilitas.

a. Jika nilai probabilitas ≥ α, Ho diterima dan H1 ditolak

b. Jika nilai probabilitas < α, Ho ditolak dan H1 diterima

Perhatikan bahwa merupakan tingkat signifikansi.

Ho : Tidak ada pengaruh belanja modal pemerintah daerah, indeks pembangunan

manusia dan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan.

H1 : Ada pengaruh belanja modal pemerintah daerah, indeks pembangunan

manusia dan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan.

3.5.3. Uji t (Uji Parsial)

Uji t ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh signifikan secara

parsial antara variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hipotesis nol


41

menyatakan koefisien regresi populasi ke-i (βi) bernilai nol. Dengan kata lain,

variabel bebas ke-i memiliki pengaruh yang tidak signifikan secara statistik

terhadap variabel tak bebas, dengan mengontrol pengaruh dari variabel bebas lain.

Hipotesis alternatif menyatakan koefisien regresi populasi ke-i (βi) tidak bernilai

nol. Dengan kata lain, variabel bebas ke-i memiliki pengaruh yang signifikan secara

statistik terhadap variabel tak bebas, dengan mengontrol pengaruh dari variabel

bebas lain.

Pengambilan keputusan terhadap hipotesis juga dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan nilai probabilitas dari uji t. Nilai probabilitas dari uji t

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Berikut aturan

pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan pendekatan nilai

probabilitas.

a. Jika nilai probabilitas ≥ α, Ho diterima dan H1 ditolak

b. Jika nilai probabilitas < α, Ho ditolak dan H1 diterima

3.6. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Belanja pemerintah daerah yaitu berupa belanja langsung yang didalamnya

terdapat belanja modal yang merupakan belanja yang hasilnya dapat dirasakan

manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Belanja ini tercantum dalam

APBK Aceh Timur dan dinyatakan dalam satuan Rupiah.

2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari

harapan hidup, melek huruf, pendidikan standar hidup. Nilai indeks ini berkisar

antara 0-100.
42

3. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan output dalam jangka panjang yang

diukur dengan memperhatikan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

yang dinyatakan dalam satuan Rupiah.

4. Kemiskinan yaitu jumlah penduduk miskin di Kabupaten Aceh Timur yang

dinyatakan dalam satuan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai