Bab Iv
Bab Iv
Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu kabupaten yang
tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Aceh Timur dari Kota Langsa ke Idi
Rayeuk Kabupaten Aceh Timur. Sehingga relokasi pusat pemerintahan dan semua
bahwa letak kecamatan Idi Rayeuk merupakan letak yang strategis dan dapat
terjangkau oleh semua kecamatan dalam kabupaten Aceh Timur. Selain itu Lokasi
ketinggian wilayah yang cukup beragam berkisar antara 0 sampai dengan 308 meter
43
2
di atas permukaan laut (mdpl) dan kemiringan antara 1 sampai dengan 5 derajat.
Sampai dengan tahun 2014 Kabupaten Aceh Timur terdiri dari 24 Kecamatan, 513
pada tahun 2013 sebanyak 386.212 jiwa, serta pada tahun 2014 dan 2015 sebanyak
Luas wilayah Kabupaten Aceh Timur seluas 604.060 Ha atau 10,53 persen
dari luas provinsi Aceh. Luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Serbajadi seluas
216.566 Ha dan terkecil Kecamatan Darul Falah seluas 4.240 Ha. Batas-batas
wilayah Kabupaten Aceh Timur adalah: (1) Sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Utara dan Selat Malaka, (2) Sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Langsa, (3) Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Tamiang, (4) Sebelah Barat berbatasan
Tabel IV-1
Perkembangan Belanja Modal Kabupaten Aceh Timur
Tahun 2005-2015
2015 terus mengalami fluktuasi. Dapat terlihat bahwa belanja modal pada 2006
belanja modal sebesar 200%, selanjutnya pada tahun 2007 belanja modal
berkisar sebesar -21%. Pada tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan sebesar
83% dan 93%, serta pada tahun 2015 perkembangan belanja modal kembali
menurun sebesar 10%. Fluktuasi pada belanja modal terjadi disebabkan alokasi
dana pada belanja langsung meningkat pada anggaran belanja pegawai atau pada
belanja barang dan jasa, sehingga belanja modal juga mengalami fluktuasi disetiap
tahunnya.
4
dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah. IPM telah
mengalami perubahan metode perhitungan sejak tahun 1990 – 2014, tabel berikut
Tabel IV-2
Metodologi Perhitungan IPM
Timur dari tahun 2005-2015 dapat terlihat pada Tabel IV-3 sebagai berikut:
Tabel IV-3
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Aceh Timur
Tahun 2005-2015
Perkembangan Indeks
Indeks Pembangunan
Pembangunan
No Tahun Manusia
Manusia
(0-100)
(%)
1 2005 68,40 -
2 2006 68,84 0,64%
3 2007 69,40 0,81%
4 2008 69,55 0,22%
5 2009 70,19 0,92%
6 2010 70,55 0,51%
7 2011 70,94 0,55%
8 2012 62,93 -11%
9 2013 63,27 0,54%
10 2014 63,57 0,47%
11 2015 64,55 1,54%
Sumber: http://acehtimurkab.bps.go.id
berkisar antara -11% – 1,54%. Pada tahun 2006 perkembangan IPM sebesar 0,64%,
0,81%. Pada tahun 2008 perkembangan IPM sebesar 0,22%. Selanjutnya pada
tahun 2009 dan tahun 2010 perkembangan IPM sebesar 0,92% dan 0,51%. Serta
pada tahun 2011 sebesar 0,55%. Namun, pada tahun 2012 perkembangan indeks
pembangunan manusia mengalami defisit sebesar -11% hal ini disebabkan karena
perubahan metode dalam menghitung IPM pada komponen angka melek huruf yang
dibagi menjadi dua bagian yaitu harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah
perkembangan IPM mengalami peningkatan sebesar 0,54%. Serta pada tahun 2014
dan tahun 2015 terus mengalami peningkatan sebesar 0,47% dan 1,54%.
Aceh Timur dari tahun 2005-2015 dapat dilihat pada Tabel IV-4 berikut ini.
Tabel IV-4
Produk Domestik Regional Bruto ADHK (without oil) Tahun 2005-2015
Data Dikonversi Menggunakan Tahun Dasar 2010
PDRB berkisar antara 3−4%. Pada tahun 2011 PDRB Aceh Timur meningkat
sebesar 5%. Pada tahun 2012-2013 perkembangan PDRB sebesar 5%. Serta pada
dasar (basic needs approach). Adapun kemiskinan yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah jumlah penduduk miskin di Kabupaten Aceh Timur. Jumlah
Tabel IV-5
Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Aceh Timur
Tahun 2005-2015
miskin dari tahun 2005-2015 yang terus mengalami penurunan. Pada tahun 2006-
berkisar antara -0,65% sampai -10%. Namun, pada tahun 2011 dan 2015
Timur.
ekonomi.
Tabel IV-6
Hasil Regresi Persamaan Substruktur I
sebagai berikut:
ekonomi (Y1) adalah 3,27E-06 (bernilai positif). Variabel belanja modal (X1)
ekonomi (Y1). Pengaruh positif berarti, ketika nilai dari variabel belanja modal
meningkat.
terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2). Pengaruh negatif berarti, ketika nilai dari
Pertumbuhan Ekonomi
−104676,6 (Y1)
Indeks Pembangunan
Manusia (X2)
kemiskinan.
Tabel IV-7
10
a. Pengaruh langsung dari variabel belanja modal (X1) terhadap kemiskinan (Y2)
positif berarti, ketika nilai dari variabel belanja modal (X1) meningkat, maka
terhadap kemiskinan (Y2). Pengaruh negatif berarti, ketika nilai dari variabel
−1713,732
Indeks
Pembangunan
Manusia (X2) 𝑒2 = 0,4144
Berdasarkan Tabel IV-6 dan Tabel IV-7 maka dapat diketahui pengaruh
tidak langsung variabel belanja modal dan indeks pembangunan manusia terhadap
ekonomi (Y1) hasil kali antara koefisien jalur dari X1 ke Y1 dan Y1 ke Y2 yakni
pertumbuhan ekonomi (Y1) hasil kali antara koefisien jalur dari X2 ke Y1 dan
Berdasarkan tabel IV-6 dan tabel IV-7 maka dapat diketahui pengaruh total
e1=0,4559
Belanja Modal
P3=−2,10E-08
(X1)
P1=3,27E-06
P2=−104676,6
Indeks
Pembangunan p4=−1713,732
Manusia (X2)
e2=0,4144
suatu uji untuk menguji apakah seluruh koefisien regresi parsial secara menyeluruh
atau simultan sama dengan nol atau tidak (Supranto, 2005:158). Dengan kata lain,
pengaruh simultan dari variabel bebas belanja modal pemerintah daerah dan indeks
nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka
pengaruh simultan dari variabel bebas belanja modal pemerintah daerah, indeks
uji untuk menguji apakah nilai dari koefisien regresi parsial secara individu bernilai
regresi parsial secara individu untuk persamaan substruktur I yaitu antara variabel
a. Diketahui nilai probabilitas dari belanja modal (X1), yakni 0,0125, lebih kecil
dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti pengaruh langsung
0,0268, lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti
Selanjutnya pada Tabel IV-7 dapat dilihat uji signifikansi koefisien regresi
parsial secara individu untuk persamaan substruktur II yaitu antara variabel belanja
sebagai berikut:
a. Diketahui nilai probabilitas dari belanja modal (X1), yakni 0,4288, lebih besar
dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti pengaruh langsung
signifikansi 0,05.
0,0893, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti
15
c. Diketahui nilai probabilitas dari pertumbuhan ekonomi (Y1), yakni 0,0053 lebih
kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti pengaruh
dilihat pada nilai probabilitas pertumbuhan ekonomi yakni 0,0053 lebih kecil
hipotesis penelitian dapat dilihat pada Tabel IV-8 dan Tabel IV-9 sebagai berikut:
Tabel IV-8
Kesimpulan Hipotesis Penelitian Secara Simultan
dilihat pada Tabel IV-6 yaitu R2 = 0,792106. Nilai tersebut berarti seluruh variabel
tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni belanja modal pemerintah daerah dan
1.2. Pembahasan
17
pembahasan secara rinci terkait hasil penelitian berdasarkan teoritis dan justifikasi
0,792106 yang dapat dijelaskan bahwa variabel bebas terdiri dari belanja modal dan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk estimasi penelitian ini. Dengan
simultan antara variabel belanja modal dan indeks pembangunan manusia terhadap
pertumbuhan ekonomi.
pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Fitrayati (2011), dimana variabel
penelitiannya yang terdiri dari belanja modal dan indeks pembangunan manusia
peningkatan output. Akumulasi modal tidaklah hanya sebatas modal fisik saja tetapi
dampak yang sama atau bahkan lebih besar dalam meningkatkan produksi.
mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Hal ini haruslah
modal tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai probability dari uji t
untuk variabel belanja modal sebesar 0,0125. Karena nilai probability sebesar
0,0125 atau lebih besar dari 5% (0,05) maka disimpulkan secara parsial signifikan.
Hal ini terlihat bahwa besarnya nilai belanja modal yang dikeluarkan pemerintah
daerah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat pada nilai produk
pembangunan manusia sebesar 0,0268. Karena nilai probability dari uji t yakni
lebih kecil dari 5% (0,05) maka disimpulkan pengaruh parsial signifikan secara
statistik.
sebesar -104676,6 dan nilai ini berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
ini disebabkan karena nilai indeks pembangunan manusia mengalami fluktuasi dari
tahun 2005-2015 dan mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun
2012 serta tidak meningkat secara signifikan pada tahun 2012-2015. Hal ini
pembangunan manusia mengalami perubahan yaitu angka melek huruf dan rata-rata
lama sekolah mengalami perubahan menjadi harapan lama sekolah dan rata-rata
lama sekolah serta masih menggunakan tahun dasar 2005 sebagai acuan, sehingga
terjadi penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2012-2015. Dengan demikian
angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan paritas daya
beli masyarakat untuk semakin tinggi atau rendah. Akan tetapi, tinggi atau
rendahnya angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan
F statistik sebesar 4,363012 dan nilai probability sebesar 0,049601. Karena nilai
probability dari uji F yakni 0,004552 yang mana lebih besar dari 0,05 maka
82,82% dan sisanya 17,18% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model estimasi
ini. Dengan demikian hipotesis kedua terbukti bahwa belanja modal, indeks
variabel belanja modal pemerintah daerah tidak signifikan secara statistik terhadap
kemiskinan. Nilai probabilitas dari Uji t untuk variabel belanja modal sebesar
0,2448. Karena nilai probabilitas dari uji t yakni 0,2448 yang mana lebih besar dari
Hal ini sesuai dengan penelitian Kotambunan, dkk (2016). Pengaruh tidak
sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan karena masih ada program-program
pemerintah yang dianggap masih belum tepat sasaran dan bahkan belum berhasil
dalam menuntaskan kemiskinan. Hal ini disebabkan program tersebut belum dapat
menyentuh masalah yang paling mendasar yang terjadi pada masyarakat sehingga
hasilnya belum efektif. Selain itu, program yang ada juga dinilai masih bersifat
manusia sebesar 0,4288. Karena nilai probabilitas dari uji t yakni 0,4288 yang mana
lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan pengaruh parsial tidak signifikan secara
statistik.