Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya
terdiri atas unsur-unsur rupa, yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-
unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni
rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau
komposisi yang bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau
akumulasi bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip
tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-
unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas
keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya.
Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni
rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki
dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contoh: seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya seni rupa tiga
dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya
yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh: seni patung, seni kriya, seni keramik,
seni arsitektur dan berbagai desain produk.
Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni
(fine art) dan seni pakai / terapan (applied art). Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat
semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni
umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan
berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni, yaitu:
seni lukis, seni patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan. Seni Terapan atau seni pakai
(applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh:
seni terapan, yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan
seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau
artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni.
Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat
karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula terjadi
sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah tinggal.

1
Dari pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa saya mengambil tema “Seni Rupa”
yang akhir-akhir ini banyak diminati masyarakat luas khususnya dibidang seni lukis yang
memiliki banyak keunikan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai media yang digunakan.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1) Apa yang dimaksud dengan seni rupa?
2) Apa saja macam-macam seni rupa?
3) Bagaimana sejarah seni rupa pada zaman klasik?
4) Apa yang dimaksud seni lukis?
5) Bagaimana sejarah umum seni lukis?
6) Bagaimana sejarah seni lukis di Indonesia?
7) Apa saja aliran-aliran seni lukis?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengertian seni rupa.
2) Untuk mengetahui apa saja macam-macam seni rupa.
3) Untuk mengetahui sejarah seni rupa pada zaman klasik.
4) Untuk mengetahui pengertian seni lukis.
5) Untuk mengetahui sejarah umum seni lukis.
6) Untuk mengetahui sejarah seni lukis di Indonesia.
7) Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran seni lukis.
4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut:
Untuk memperluas wawasan pembaca mengenai seni rupa terutama di bidang seni lukis agar
dapat mengembangkan minat dan bakat dalam bidang tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Seni Rupa
Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya
terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-
unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.Bentuk karya seni
rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau
komposisi yang bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau
akumulasi bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip
tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-
unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas
keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya.

2. Macam-macam Seni Rupa


Beberapa macam seni rupa sebagai berikut :
1) Seni Rupa Murni
a. Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama,
seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah
kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk
mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas,
papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang
digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada
media yang digunakan.
b. Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan
teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu
menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses
cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai “impression”. Lukisan atau drawing, di sisi lain,
menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan,
secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam,
biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan
kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya
seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah
salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni

3
rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa
karya tersebut adalah edisi terbatas.
c. Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat)
atau kasting (dengan cetakan).
d. Seni instalasi (pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan
mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran
makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang
bersifat kontemporer diangkat dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam konteks
visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan
elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak dan interaksispektator (pengunjung
pameran) sebagai konsepsi akhir dari olah rupa.
e. Seni pertunjukan (Performance art) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu
atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. performance biasanya melibatkan empat unsur:
waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni
performance bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream
seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada
umumnya lebih dikenal dengan istilah 'seni pertunjukan' (performing arts). Seni performance
adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh
dari seni rupa dan kini mulai beralih ke arah seni kontemporer.
f. Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk
membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu dibedakan
pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya. Venus of
Dolni Vestonice adalah karya keramik tertua yang pernah ditemukan.
g. Seni film
h. Seni koreografi
i. Seni fotografi

2) Desain
a. Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai
dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga
ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut

4
b. Disain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk
menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga
dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan.
disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya,
disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang
dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). Seni disain grafis
mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi,
ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak
c. Desain industri (Industrial design) adalah seni terapan di mana estetika
dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan.
Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau
warna atau garis dan warna atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang
memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri
atau kerajinan tangan. Sebuah karya desain dianggap sebagai kekayaan intelektual karena
merupakan hasil buah pikiran dan kreatifitas dari pendesainnya, sehingga dilindungi hak
ciptanya oleh pemerintah melalui Undang-Undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain
Industri. Kriteria desain industri adalah baru dan tidak melanggar agama, peraturan
perundangan, susila, dan ketertiban umum. Jangka waktu perlindungan untuk desain industri
adalah 10 tahun.
d. Desain Interior.
e. Desain Busana.
3) Kriya
a. Kriya tekstil
b. Kriya kayu
c. Kriya keramik
d. Kriya rotan

3. Sejarah Seni Rupa Pada Zaman Klasik


Perkembangan seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan
kepercayaan. Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah berkembang pesat pada zaman
klasik. Kepercayaan awal pemujaan terhadap arwah (roh nenek moyang) berkembang
menjadi kepercayaan kepada para dewa. Kebutuhan sarana ibadah baik bentuk dewa
maupun tempat peribadatan menjadi alasan mereka menciptakan karya seni rupa, berupa
kuil, candi, vihara, dan patung-patung perwujudan dari dewa dan dewi, serta piramid.

5
Didorong oleh perkembangan ilmu dan teknologi, serta ditemukannya bahan logam,
menjadikan karya-karya mereka mencapai tahap perkembangan yang dapat mencapai puncak
(klasik).
Seni rupa pada zaman klasik ini di seluruh dunia hampir mengalaminya, di Yunani, Romawi,
Mesir, India, Mesopotamia, dan Indonesia. Perbedaanya hanya terletak pada waktu. Bisa
diambil Seni Klasik di Mesir dengan didasari pada pemujaan terhadap dewa.
Fir’aun sebagai raja yang dipercaya turunan dewa, maka setelah meninggal dipatungkan
dalam wujud dewa. Pemujaan terhadap Fir'aun setelah mati bukan sekedar dipatungkan,
tetapi juga dibuat mummi (mayat yang diawetkan). Mummi ini didasari atas
kepercayaan bahwa manusia setelah mati rohnya akan bersemayam melindungi manusia
yang hidup asalkan jasadnya diawetkan. Kebutuhan kepercayaan itulah maka dibuat mummi.
Karya seni bentuk lain adalah piramid. Piramid adalah tempat makam Fir'aun. Piramid ini
merupakan karya klasik dan monumental.
Pada bagian tempat menyimpan mummi, di dalam piramid dibuat kamar (cela): Pada Dinding
cela ini digambarkan si mati ketika semasa hidupnya dan kendaraan kapal sebagai kendaran
roh si mati menuju nirwana. Karya seni rupa yang lahir adalah relief. Di depan piramid
dibangun pintu gerbag (pylon) yang diapit oleh dua tugu (obelix), yang terbuat dari batu utuh
dengan ketinggian puluhan meter. Dibelakangnya dibuat patung yang berbadan singa
berkepala manusia (sphink), yang mengandung makna simbolis.
Piramid, patung, tugu, dan sphink, serta mummi adalah karya seni rupa yang mencapai
tahap klasik (puncak) karya seni rupa mesir. Itu semua didasari oleh kebutuhan kepercayaan.
Contoh lain seni rupa klasik yang lahir di Yunani dan Romawi. Karya seni rupa mereka
mencapai klasik sebab menciptakan karya-karya yang monumental seperti kuil, patung dewa
dewi, dan tempat olahraga olimpiade. Karya-karya mereka pun lahir didasari oleh
kebutuhan kepercayaan kepada para dewa. Dewa-dewa diciptakan dalam bentuk patung
manusia yang sempurna dalam bentuk fisik (idial). Lahirlah patung dewa Zeus, Dewa
Appolo, Dewa Olahraga, dan dewa - dewa lainnya dalam bentuk patung yang menggunakan
bahan batu, logam dan emas. Ketelitian, keuletan, kesungguhan dalam membuat patung
sangat telliti dan tinggi, sehingga melahirkan karya-karya patung yang sempurna (klasik).
Selain patung seni rupa yang didasari kepercayaan terhadap dewa ini berupa sarana ibadah
atau kuil. Kuil-kuil ini mencapai tahap klasik sebab didukung oleh tiang-tiang yang indah dan
dihiasi dengan patung-patung dewa dan relief yang agung. Karena teknik yang tinggi dan
kecermatan yang luar biasa, maka terciptalah kuil-kuil yang monumental (klasik). Seni klasik
yang lahir di Indonesia, didasari oleh kepercayaan agama Hindu dan Budha. Ajaran agama

6
Hindu yang percaya kepada para Dewa melahirkan perwujudan dewa-dewa dalam bentuk
patung, dewa syiwa, dan brahma. Raja dianggap sebagai turunan dewa, maka raja biasanya
dipatungkan dalam wujud dewa. Tempat pemakaman para raja biasanya dibuatkan
bangunan candi asal kata dari Candika (Dewa Kematian). Dinding bangunan candi dihias
dengan relief yang berisi ajaran agama. Patung, relief dan candi yang dibangun untuk
kebutuhan kepercayaan di Indonesia mencapai tahap klasik dan monumental seperti Candi
Prambanan, Borobudur dan Penataran.

4. Pengertian Seni Lukis


Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah
kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk
mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas,
papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang
digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada
media yang digunakan.

5. Sejarah Umum Seni Lukis


Ø Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah
memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai
membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari
kehidupan.Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang
sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar
prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding
gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya
adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga
saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang
lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas,
atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga
dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan
objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang

7
digambar tidak selalu serupa dengan aslinya.Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat
dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli.
Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah
bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam
objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang
lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka
mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa
tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada
biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan
terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli.Mereka adalah seniman-
seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis
mulai condong menjadi kegiatan seni.
Ø Seni Lukis Zaman Klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
ü Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama).
ü Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii).
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di
alam.Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran
bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
Ø Seni Lukis Zaman Pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami
penjauhan dariilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa
menjauhkan manusia dari pengabdian kepadaTuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa
sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit
sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus". Lukisan pada masa ini
digunakan untuk alat propaganda dan religi.Beberapa agama yang melarang penggambaran
hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk
yang "benar" dari benda).
Ø Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan
budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah

8
semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluargadeMedici yang menguasai kota Firenze
terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan
banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya
dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun
sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada
akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

6. Sejarah Seni Lukis di Indonesia


Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di
Indonesia.Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme
membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Raden Saleh Syarif
Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajarimelukis gaya
Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda.
Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi
seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera
Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman
renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era
revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme
menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam
Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada
kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain
itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia
cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi
komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni
mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai.Lukisan tidak
lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda.Perjalanan seni lukis Indonesia
sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh
berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-
porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni
kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan
“Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar
1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode

9
1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-
galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan
bisnis alternatif investasi.

7. Aliran-Aliran Seni Lukis


a) Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan
feodalisme di Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya.
Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut
kehidupan seni. Para seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-
masing, dimana mereka berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan semata-mata
ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai
dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam
babakan modern. Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH HORATII”. Lukisan ini
menggambarkan Horatius, bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah
tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di
sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan
kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David
merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif,
penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
Ø Ciri-cirinya Lukisan Neo-Klasik :
a. Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b.Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c.Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d.Raut muka tenang dan berkesan agung.
e.Berisi cerita lingkungan istana.
f. Cenderung dilebih-lebihkan. Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik
adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-1867).
b) Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean
Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki
pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.

10
Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
ü Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo-
Klasik).
ü Eksotik, kerinduan pada masa lalu.
ü Digunakan untuk perasaan dari penontonnya.
ü Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan.
Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
ü Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
ü Penuh gerak dan dinamis.
ü Warna bersifat kontras dan meriah.
ü Pengaturan komposisi dinamis.
ü Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
ü Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh-tokhnya antara lain:
a) Eugene Delacroix
b) Theodore Gericault
c) Jean Baptiste
d) Jean Francois Millet
Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme
adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul “RAKIT
MENDUSA”. Romantisme berasal dari bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini
selalu melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.
c) Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan
penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama
“Courbet” dari Perancis mengatakan:
“TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA,
artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak
real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang
bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet
(1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit.Lukisan-
lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti “Lukisan Pemecah
Batu” dll.
Tokoh: Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.

11
d) Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap
isinya.Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek
yang menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan
isinya.Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya
mendekati Realisme.Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme,
tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan
realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip
Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun.Para pelukis Naturalisme
sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan.Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris
adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
e) Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju
pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud
Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh
penemuan-penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh impresionisme
dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).
Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa
busana. Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis
dilakukan di luar studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas
dan nampak hanya efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya: Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.
f) Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan
bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin,
sehingga muncullah aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang
menjadi tonggak kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah
Paul Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme
merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke arah suasana
kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Pelopornya adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W .Kandinsky, dan Edvard
Munch.

12
g) Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya binatang liar.Aliran
fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang
dibuat kontras dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya.Lukisan-
lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti
dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang
banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata; Saya
lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.
Tokoh-tokohnya Antara lain Henry Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
h) Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakan bahwa bentuk
dasar dari segala bentuk adalah silinder, bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam di
pengaruhi oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso
menjadi insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris digunakan oleh
Picasso.
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat
terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak
tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
i) Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau
asosiasis figuratif suatu obyek.Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua, yaitu:
Ø Abstrak kubistis, yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan
segi tiga. Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913].
Ø Abstrak Nonfiguratif, yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan
perasaan, di mana garis mewakili garis, warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami
ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
j) Aliran Futuris
Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang
dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan kesibukan-
kesibukan seperti, pesta arak-arakan, perang dll. Tokoh aliran ini antara lain Carlo Carra,
Buido Severini, Umbirto Boccioni dan F.T Marineti.

13
k) Aliran Dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran sebelumnya. Aliran ini
mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yang telah berlaku. Ciri aliran
ini sinis, nihil dan berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia
pertama yang tak kunjung berhenti.
Perang yang tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di
muka bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh
Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.

14
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka kita dapat mengetahui bahwa, Seni
Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri
atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Karya seni
rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga
dimensi. Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
seni murni (fine art) dan seni pakai / terapan (applied art).
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Medium lukisan bisa
berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa
dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan
syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.

2. Saran
Jangan hanya terfokus dengan hal-hal yang sudah dilakukan. Carilah inspirasi yang baru
demi kemajuan karya seni di Indonesia khusunya seni lukis. Pemerintah juga harus
mendukung dan memfasilitasi berbagai kegiatan seni agar masyarakat lebih inspiratif.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa
http://desxripsi.blogspot.com/2012/07/aliran-aliran-seni-rupa-tokoh-dan.html

16

Anda mungkin juga menyukai