13DB277134 PDF
13DB277134 PDF
Oleh :
SULASTRI WIDIASARI
NIM. 13DB277134
INTISARI
Keadaan ini terjadi apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin
lahir dan penyebabnya antara lain plasenta belum lepas dari dinding uterus atau
plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan. Jika plasenta belum lepas
sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas sebagian terjadi perdarahan
yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta belum lepas sama
sekali dari dinding uterus karena:
1. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva),
2. Plasenta melekaterat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus
desidua sampai miometrium sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta-
perkreta). Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum
keluar disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena
salah penanganan kala III, akibatnya terjadi lingkaran kontraksi pada bagian
bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).
Tujuan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini untuk memperoleh
pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
dengan Retensio Plasenta dengan menggunakan pendekatan proses
manajemen kebidanan dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP. Asuhan
kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Retensio Plasenta ini dilakukan selama 2
bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Bidan Hj. Entin Suryatini, SST Leuwidahu
Kota Tasikmalaya.
Dari hasil penyusunan Laporan Tugas Akhir ini mendapatkan gambaran
pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan retensio plasenta.
Berdasarkan asuhan kebidanan didapatkan tidak ada kesenjangan antara
tinjauan kasus dengan tinjauan pustaka yang dikaji.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Data di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Bidan Hj. Entin Suryatini, SST
Leuwidahu Kota Tasikmalaya memiliki kunjungan ibu bersalin dari bulan
Januari-Desember 2015 mencapai 132 orang dan bulan Januari-Maret 2016
jumlah ibu bersalin yang berkunjung ke BPM Bidan Hj. Entin Suryatini, SST
sebanyak 26 orang (Data Buku Kunjungan).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37-42 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (Winknjosastro, HG., 2008). Penyulit persalinan yaitu atonia uteri,
robekan jalan lahir, solusio plasenta, retensio plasenta. Retensio plasenta
adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam.
Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, Perdarahan hanya terjadi
pada plasenta yang sebagian atau seluruhnya telah lepas dari dinding rahim.
Banyak atau sedikitnya perdarahan tergantung luasnya bagian plasenta yang
telah lepas dan dapat timbul perdarahan. Melalui periksa dalam atau tarikan
pada tali pusat dapat diketahui apakah plasenta sudah lepas atau belum dan
bila lebih dari 30 menit maka kita dapat melakukan plasenta manual (Rukiyah,
Ai yeyeh, dkk., 2013).
Menurut hadist riwayat Ibnu Atsir : bila seorang wanita menderita sakit
saat persalinan dan dia mengikhlaskan rasa sakitnya itu maka ia akan
mendapat pahala setara dengan pahala seorang prajurit yang berperang
dijalan Allah dalam keadaan puasa, (Arafiqqah, 2013) sedangkan
berdasarkan pandangan Islam tentang persalinan dalam ayat Al-qur’an surah
Al-ahqaf/ 46:15, dimuat bersama dengan ayat tentang kehamilan, yang
berbunyi :
َ ُ ه
ٍ َّللاُ َيعْ لَ ُم َما َتحْ ِم ُل ُك ُّل أ ْن َث ٰى َو َما َتغِيضُ ْاْلرْ َحا ُم َو َما َت ْزدَا ُد ۖ َو ُك ُّل َشيْ ٍء عِ ْن َدهُ ِب ِم ْقد
َار
B. Rumusan Masalah
Latar belakang di atas, memberikan landasan bagi penulis untuk
membuat rumusan masalah, Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin dengan Retensio Plasenta di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Bidan Hj.
Entin Suryatini, SST Leuwidahu Kota Tasikmalaya?.
4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan
Retensio Plasenta di BPM Bidan Hj. Entin Suryatini, SST Leuwidahu Kota
Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengkaji data subjektif dan objektif pada ibu bersalin dengan
retensio plasenta di BPM Bidan Hj. Entin Suryatini, SST.
b. Dapat menentukan interprestasi data pada ibu bersalin dengan retensio
plasenta di BPM Bidan Hj. Entin Suryatini, SST.
c. Dapat melakukan identifikasi diagnosa atau potensial masalah pada ibu
bersalin dengan retensio plasenta di BPM Bidan Hj. Entin Suryatini,
SST.
d. Dapat mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan pada
ibu bersalin dengan retensio plasenta di BPM Bidan Hj. Entin Suryatini,
SST.
e. Dapat membuat perencanaan pada ibu bersalin dengan retensio
plasenta di BPM Bidan Hj. Entin Suryatini, SST.
f. Dapat memberikan asuhan secara tepat dan rasional berdasarkan
perencanaan yang dibuat pada ibu bersalin dengan retensio plasenta di
BPM Bidan Hj. Entin Suryatini, SST.
g. Dapat mengetahui hasil atau evaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta di BPM Bidan Hj.
Entin Suryatini, SST.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lahan Praktik
Manfaat bagi lahan praktik, dapat mempertahankan semua
pelayanan yang sudah maksimal dan dapat meningkatkan pelayanan
kebidanan pada klien secara komprehensif, sehingga klien dapat merasa
puas dan senang atas pelayanan yang telah diberikan.
4. Bagi Penulis
Hal ini merupakan pengalaman yang dapat meningkatkan dan
manambah pengetahuan dalam penerapan asuhan kebidanan, khususnya
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
4. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Yanti (2009) ada tanda-tanda persalinan yang dapat
dibedakan menjadi 4 diantaranya:
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek.
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir, lendir
bercampur darah).
c. Dapat disertai ketuban pecah.
d. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan servik (perlunakan
servik, pendataran servik, terjadi pembukaan servik).
6. Tahapan Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka
dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II
disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan
kekuatan mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III
atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan
dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian.
9
b. Plasenta akreta
Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai sebagian lapisan
miometrium.
c. Plasenta inkreta
Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/ melewati lapisan
miometrium.
d. Plasenta perkreta
Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga
mencapai lapisan serosa dinding uterus.
e. Plasenta inkarserata
Tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh kontraksi
ostium uteri.
5. Etiologi
Menurut jurnal Prabowo, E (2014) setelah bayi dilahirkan, uterus
secara spontan berkontraksi. Kontraksi dan retraksi otot-otot uterus
menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. Sesudah berkontraksi, sel
miometrium tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan lebih
tebal. Dengan kontraksi yang berlangsung kontinyu, miometrium menebal
secara progesif dan kavum uteri mengecil sehingga ukuran mengecil.
Pengecilan mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah tempat
perlekatan plasenta.
16
6. Gejala Klinis
a. Anamnesis
Meliputi pertanyaan tentang periode prenatal, meminta informasi
mengenai episode perdarahan post partum sebelumnya, paritas, serta
riwayat multipel fetus dan polihidramnion. Serta riwayat post partum
sekarang dimana plasenta tidak lepas secara spontan atau timbul
perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan (Prabowo, E., 2014).
b. Pada Pemeriksaan Pervaginam
Tidak ditemukan didalam kanalis servikalis tetapi secara parsial atau
lengkap menempel didalam uterus (Prabowo, E., 2014).
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Hitung darah lengkap untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan
hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah
leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit
biasanya meningkat (Prabowo, E., 2014).
2) Menentukan adanya gangguan
Koagulasi dengan hitung protrombin time (PT) dan activated Partial
Tromboplastin Time (aPTT) atau yang sederhana dengan Clotting
Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan
perdarahan yang disebabkan oleh faktor lain (Prabowo, E., 2014).
18
7. Penatalaksanaan
Gambar 2.3 RETENSIO PLASENTA
MANUVER BRANDT-
ANDREWS
PENGANGKATAN
MANUAL
Dengan ujung jari menelusuri tali pusat sampai plasenta. Jika pada
waktu melewati serviks dijumpai tahanan dari lingkaran kekejangan
(constrition ring), ini dapat diatasi dengan mengembangkan secara
perlahan-lahan jari tangan yang membentuk kerucut tadi.
Sementara itu, tangan kiri diletakkan di atas fundus uteri dari luar
dinding perut ibu sambil menahan atau mendorong fundus itu ke bawah.
Setelah tangan yang di dalam sampai ke plasenta, telusurilah permukaan
fetalnya ke arah pinggir plasenta. Pada perdarahan kala III, biasanya telah
ada bagian pinggir plasenta yang terlepas.
21
Gambar 2.5 Ujung Jari Menelusuri Tali Pusat, Tangan Kiri diletakkan di
atas Fundus
Pekerjaan Pasien
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut. Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
pekerjaan terhadap permasalah kesehatan atau untuk
mengetahui tingkat sosial ekonomi.
Suku/ Bangsa
Berpengaruh pada adat-istiadat atau kebiasaan sehari-
hari. Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien.
Pendidikan
Berpengaruh pada tindakan kebidanan dan mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
Alamat
Ditanyakan karena mungkin memiliki nama yang sama
dengan alamat yang berbeda atau untuk mempermudah
kunjungan rumah bila perlu.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan
pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati,
2013). Keluhan yang muncul adalah mengalami perdarahan
yang lebih banyak, lemas, pucat dan tidak merasa mules.
c. Riwayat Menstruasi
Umur menarche, siklus, lamanya haid, banyaknya darah,
haid teratur atau tidak, sifat darah (cair atau ada bekuan,
warnanya), adanya dismenorhoe (Rohani, dkk., 2011).
d. Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui pasien menikah umur berapa, berapa
kali menikah, lama menikah dan merupakan istri atau suami
yang ke berapa.
e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Riwayat kehamilan yang lalu meliputi jumlah anak, anak
yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan premature,
keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
25
3. Pola Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa
lama ibu tidur pada malam hari.
4. Pola Seksual
Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor
dalam hubungan seksual.
5. Pola Hygiene
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan
tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari.
6. Aktivitas
Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah
atau adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang dialaminya.
l. Penggunaan Obat-obatan dan Rokok
Menurut Winkjosastro (2007), harus dikaji apakah ibu
perokok dan pemakai obat-obatan atau jamu-jamuan selama
hamil atau tidak. Jamu-jamuan dapat menyebabkan perlekatan
plasenta semakin kuat sehingga memicu tejadinya retensio
plasenta.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara memeriksa keadaan
umum ibu. Meliputi:
Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang,
atau buruk. Pada ibu dengan retensio plasenta, keadaan
umum ibu sedang.
Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah
composmentis, somnolen atau koma. Kesadaran pada ibu
bersalin dengan retensio plasenta (Fauziyah, 2012).
Tekanan Darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dengan dinilai
hipertensi dengan satuan mmHg. Batas nomalnya tensi
adalah 90/60 – 130/90 mmHg.
28
Suhu
o
Suhu badan waktu inpartu tidak melebihi dari 37,2 C,
sesudah partus dapat naik 0,5 oC dari keadaan normal tetapi
tidak melebihi 38 oC. Normalnya 36,6 oC – 37,6 oC.
Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan menghitung
dalam 1 menit, sedangkan normal denyut nadi dalam 1
menit adalah 60-100 x/ menit.
Pernapasan
Untuk mengetahui pernapasan pasien dalam waktu 1 menit.
Sedangkan normalnya pernapasan dalam 1 menit adalah
16-20 x/ menit.
Berat Badan
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama
hamil, penambahan badan rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu,
tetapi nilai normal untuk penambahan berat badan selama
hamil 9-12 kg.
Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien kurang dari 145 cm
atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak.
LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm atau tidak,
termasuk resiko tinggi atau tidak.
b. Pemeriksaan Sistematis
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung
rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2004).
a) Rambut
Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak,
menilai warnanya, kelebatan dan karakteristik rambut.
(Rukiyah, dkk., 2013).
b) Muka
Untuk mengetahui apakah oedema atau tidak (Jannah,
2011).
29
c) Mata
Untuk mengetahui keadaan conjungtiva pucat atau merah
muda, warna sclera putih atau kuning (Rukiah, dkk.,
2013).
d) Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan, alergi
debu atau tidak dan ada polip atau tidak (Sulistyawati,
2013).
e) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada gangguan
pendengaran atau tidak, ada serumen atau tidak
(Sulistyawati, 2013).
f) Mulut dan Gigi
Untuk mengetahui di mulut ada stomatitis atau tidak dan
di gigi ada caries dentis atau tidak.
g) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar
getah bening.
h) Dada
Untuk mengetahui retraksi dinding dada kanan-kiri saat
bernapas sama atau tidak.
i) Payudara
Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau
tidak, simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,
ada benjolan atau nyeri tekan atau tidak (Rukiyah, dkk.,
2013).
j) Perut
Untuk mengetahui ada bekas operasi atau tidak, ada strie
atau tidak, ada linea atau tidak.
k) Vulva
Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, ada varices
atau tidak, laserasi atau tidak.
30
l) Anus
Adanya haemoroid atau tidak dan adanya varices atau
tidak.
m) Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya
varices atau tidak, adanya kelainan atau tidak, reflek
patela positif atau negatife (Varney, 2007).
2. Palpasi
Adalah pemeriksaan yang menggunakan indra peraba
(tangan dan jari) untuk mengumpulkan data (Nursalam,
2009).
a. Leher
Untuk mengetahui adanya pembengkakan pada kelenjar
getah bening atau tidak.
b. Dada
Untuk mengetahui bentuk dan ukuran payudara. Puting
susu menonjol atau tidak, adanya retraksi atau tidak,
masa dan pembesaran pembuluh limfe.
c. Perut
Untuk mengetahui ukuran, bentuk uterus dan tinggi
fundus uterus (TFU).
3. Auskultasi
Untuk mendengarkan denyut jantung janin (DJJ).
4. Perkusi
Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau
membandingkan kanan atau kiri pada daerah permukaan
tubuh.
5. Genetalia
Tidak ada kelainan dan tidak ada infeksi. Dan anus tidak
hemoroid.
6. Pemeriksaan Dalam
a. Penipisan dan Pembukaan
Dikaji untuk menilai besarnya pembukaan dan penipisan
servik.
31
b. Penurunan Kepala
Untuk menentukan penurunan kepala janin dan
merupakan indikasi kemajuan persalinan.
c. Kulit Ketuban
Untuk memastikan kulit ketuban sudah pecah atau belum.
d. Titik Penunjuk
Titik penunjuk ubun-ubun kecil menandakan bahwa janin
dalam keadaan fleksi sehingga memungkinkan lingkar
kepala yang paling kecil terlebih dahulu.
7. Data Pemeriksaan Laboratorium
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa
apabila diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium
seperti pemeriksaan Hb dan Papsmear atau pemeriksaan
USG (Nugroho, T., 2010).
E. Langkah V : Perencanaan
Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi dan diantisipasi,
apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan rujukan yang mungkin
diperlukan (Rukiyah, dkk., 2013).
F. Langkah VI : Penatalaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima,
mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
bermutu (Rukiyah, dkk., 2013).
A : Analisa Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik (Hidayat, Sujiatini, 2010).
Diagnosa ibu bersalin dengan retensio plasenta adalah sebagai
berikut:
P1A0 kala III dengan retensio plasenta
P : Penatalaksanaan
Pada langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, mengarahkan
atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan bermutu
(Rukiyah, dkk., 2013).
Pada kasus retensio plasenta pelaksanaannya, meliputi:
1. Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, TTV, kontraksi uterus
dan perdarahan.
2. Menjelaskan kepada ibu prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan yaitu manual plasenta yang bertujuan untuk melepaskan
plasenta secara manual (menggunakan tangan) dari tempat
implantasinya dan kemudian dikeluarkan dari kavum uteri.
3. Meregangkan talipusat dan minta pasien untuk meneran. Bila
ekspulsi tidak terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat.
4. Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS/ RL dengan 40 tetes
per menit. Bila perlu, kombinasikan dengan misopostrol 400 mg rektal
(sebaiknya tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi yang
timbul dapat mengakibatkan plasenta terperangkap dalam kavum
uteri).
5. Bila uterus tidak berkontraksi maka lakukan manual plasenta.
6. Pemantaun sebelum tindakan yaitu restorasi cairan untuk mengatasi
hipovolemia, lakukan transfusi darah bila diperlukan, segera atasi bila
terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi dan syok neurogenik.
35
E. KEWENANGAN BIDAN
Sesuai dengan Permenkes No. 1464/ Menkes/ Per/ X/ 2010 yang
menjadi landasan hukum pada asuhan kebidanan ibu bersalin kala III dengan
retensio plasenta adalah :
1. BAB I pasal 9 huruf a
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan kesehatan ibu.
2. BAB III pasal 10 ayat 1
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana pasal 9 huruf a diberikan
pada : masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa
menyusui dan masa antara dua kehamilan.
3. BAB III pasal 10 ayat 2 huruf c
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yaitu
pelayanan persalinan normal.
36
F. PANDANGAN ISLAM
Ayat-ayat Al-Qur’an menurut Arrafiqah (2013) yang menjelaskan tentang
kehamilan persalinan umumnya terkait dengan tanda-tanda adanya Allah,
kebesaran dan kekuasaanNya.
Diantaranya, Al-Qur’an Surat Al-Mukminun/ 23:12-14.
kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.
Ayat tersebut mengisyaratkan adanya proses penciptaan manusia
dalam alamarham (masa kehamilan), yang diawali dengan “sulalah min tin”,
kemudian “menjadi nutfah, ‘alaqah, mudghah, ‘izaman, lahman dan khalqan”.
Penciptaan manusia, berasal dari sulalah min tin, artinya sari pati tanah,
yaitu inti zat-zat yang ada dalam tubuh wanita dalam bentuk ovum dan dalam
diri laki-laki dalam bentuk sperma. Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma,
atau zygote, disebut nutfah. Setelah terjadi pembuahan, zygote berjalan
secara perlahan melalui tuba fallopi, menuju rahim. Setelah menempel di
dinding rahim, berubah menjadi ‘alaqah. Istilah ‘alaqah, biasa diterjemahkan
dengan segumpal darah. Penggunaan istilah ‘alaqah oleh al-Qur’an sangat
tepat, karena posisi zygote menggantung di dinding rahim. ‘Alaqah juga
berarti sesuatu yang menggantung.
Proses berikutnya, berubah menjadi mudghah, yang bentuknya seperti
sekerat daging, kemudian tumbuh tulang (‘izamaman) tulang dibungkas
daging (lahman), selanjutnya menjadi khlaq anakhar (makhluk janin, yang
sudah berbeda dengan kondisi awal terjadinya manusia).
Nabi Muhammad SAW, menjelaskan dalam sebuah hadistnya bahwa
ibu yang meninggal karena melahirkan sebagai syahid, setara dengan
perjuangan jihad di medan perang. Penghargaan itu diberikan Nabi
Muhammad SAW, sebagai perhatian rasul karena musibah yang dialami dan
juga beratnya resiko kehamilan dan melahirkan bagi seorang ibu.
Kemudian Allah meniupkan ruh dalam janin, Al-Qur’an Surat Az-
Zumar:39:06
38
Artinya:
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan dari
padanya istrinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (Q.S Az-
Zumar:39:6).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kehidupan janin dalam kandungan
ibu sangat nyaman, karena ia berada dalam ظلمات ثلث artinya tiga
kegelapanya itu dilapisi tiga lapisan yang menyebabkan rahim ibu sangat
nyaman untuk bayi.
Al-Maraghi menafsirkan bahwa tiga kegelapan adalah perut, rahim dan
selaput bayi. Sementara Dr. Abdul ’Aziz Isma’I menafsirkannya dengan tiga
selaputnya itu selaput minbari, kharban dan lafaif.
Hal ini bukan berarti membiarkan ibu yang akan melahirkan agar mati
syahid, tetapi justru memberi isyarat agar dilakukan upaya-upaya
perlindungan, pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pada ibu pada masa-
masa kehamilan dan melahirkan. Namun bila ibu meninggal karena
melahirkan, Allah menilainya sebagai perjuangan dan meninggal dalam
keadaan syahid.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, dkk. (2010) Asuhan persalinan normal plus contoh askeb dan patologi
persalinan. Yogyakarta: Nuha medika.
Hafiz. (2011) Angka Kematian Ibu Dan Bayi Baru Lahir Di Asia Tenggara
[internet]. Tersedia dalam
www.akuindonesiana.wordpres.com [Diakses tanggal 14 Maret 2016].
Rukiyah, A.Y. & Yulianti, L ( 2010) Asuhan Kebidanan IV. Jakarta: Cv Trans Info
Media.
Walyani, E.S dkk. (2015) Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustakabarupress.