Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien
beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk
mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
Imajinasi Terbimbing
a. Pengertian
Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer dan Bare, 2002).
b. Tujuan Teknik Imajinasi Terbimbing
Menurut Potter dan Perry dan Perry (2006), dalam imajinasi terbimbing klien
menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi dalam kesan tersebut sehingga secara
bertahap klien kurang merasakan nyeri. Stimulus yang menyenangkan menyebabkan
pelepasan endorfin (substansi seperti morfin yang diproduksi oleh tubuh yang menghambat
transmisi impuls nyeri). Pelepasan endorfin ini menghambat transmisi neurotransmiter
tertentu (substansi P) sehingga terjadi penurunan intensitas nyeri.
c. Dampak Imajinasi Terbimbing
Latihan teknik imajinasi terbimbing merupakan intervensi perilaku untuk mengatasi
kecemasan, stres dan nyeri. Menurut Smeltzer dan Bare (2002) imajinasi terbimbing dapat
mengurangi tekanan dan berpengaruh terhadap proses fisiologi seperti menurunkan tekanan
darah, nadi dan respirasi. Hal itu karena teknik imajinasi terbimbing dapat mengaktivasi
sistem saraf parasimpatis.
d. Pelaksanaan Teknik Imajinasi Terbimbing
Perawat melatih klien dalam membangun kesan dan berkonsentrasi pada pengalaman
sensori. Mula-mula perawat meminta klien untuk memikirkan pemandangan yang
menyenangkan atau pengalaman yang meningkatkan penggunaan semua indra. Klien
kemudian menjelaskan pemandangan tersebut dan perawat mencatatnya sehingga catatan
tersebut dapat digunakan untuk latihan selanjutnya. Berikut contoh dari bagian latihan teknik
imajinasi:
1) Bayangkan diri anda berbaring di atas tempat tidur sejuk yang terbuat dari rumput disertai
suara air yang mengalir dari sungai yang dekat. Hari ini, cuacanya sejuk. Anda menoleh
untuk melihat kelompok bunga-bunga liar berwarna biru sedang bermekaran dan anda dapat
mencium wanginya.
2) Perawat duduk cukup dekat dengan klien supaya dapat didengar klien, tetapi tidak
mengganggu klien. Ketenangan dan suara yang lembut membantu klien semakin berfokus
seutuhnya pada gambaran yang dianjurkan perawat. Saat relaksasi, klien berfokus pada
gambaran tersebut dan gambaran tersebut tidak diperlukan apabila perawat masih berbicara.
Apabila klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah, perawat harus menghentikan latihan
dan mulai lagi jika klien lebih tenang (Potter dan Perry, 2006).
Persiapan dan pelaksanaan teknik imajinasi terbimbing (Kozier dan Erb, 2009):
1) Persiapan
Sediakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
2) Pelaksanaan
a) Jelaskan rasional dan keuntungan dari teknik imajinasi terbimbing.
Klien merupakan partisipan aktif dalam latihan imajinasi dan harus memahami secara
lengkap tentang apa yang harus dilakukan dan hasil akhir yang diharapkan.
b) Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai.
c) Berikan privasi klien.
d) Bantu klien ke posisi yang nyaman.
(1) Bantu klien pada posisi bersandar dan minta klien menutup matanya. Posisi nyaman
dapat meningkatkan fokus klien selama latihan imajinasi.
(2) Gunakan sentuhan hanya jika hal ini tidak membuat klien merasa terancam. Bagi
beberapa klien, sentuhan fisik mungkin mengganggu karena kepercayaan budaya dan agama
mereka.
e) Implementasikan tindakan untuk menimbulkan relaksasi.
(1) Gunakan nama yang disukai klien.
(2) Bicara jelas dengan nada suara yang tenang dan netral.
(3) Minta klien menarik nafas dalam dan perlahan untuk merelaksasikan semua otot.
(4) Untuk penatalaksanaan nyeri atau stres, dorong klien untuk “pergi ke tempat yang
sebelumnya ia rasa sangat tenteram”.
f) Bantu klien merinci gambaran dari bayangannya.
Minta klien untuk menggunakan semua indranya dalam menjelaskan bayangan dan
lingkungan bayangan tersebut.
g) Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan emosional yang ditimbulkan oleh
bayangannya.
Arahkan klien untuk mengeksplorasi respons terhadap bayangan karena ini akan
memungkinkan klien memodifikasi imajinasinya. Respons negatif dapat diarahkan kembali
oleh perawat untuk memberikan hasil akhir yang lebih positif.
h) Berikan umpan balik kontinu kepada klien.
Beri komentar pada tanda-tanda relaksasi dan ketenteraman.
i) Bawa klien keluar dari bayangannya.
Hitung mundur secara perlahan dari 5 hingga 1. Katakan kepada klien bahwa ia akan merasa
telah beristirahat ketika mata dibuka.
j) Setelah pengalaman imajinasi, diskusikan perasaan klien mengenai pengalamannya
tersebut.
Identifikasi setiap hal yang dapat meningkatkan pengalaman imajinasi.
k) Dorong klien untuk mempraktikkan teknik imajinasi.
l) Dokumentasikan respons klien.
e. Waktu yang Dibutuhkan untuk Latihan Teknik Imajinasi Terbimbing
Dibutuhkan waktu yang banyak untuk menjelaskan teknik imajinasi terbimbing dan waktu
untuk mempraktikkannya. Pasien diminta mempraktikkan imajinasi terbimbing selama
sekitar 5 menit, diulangi sebanyak 3 kali. Banyak pasien mengalami efek rileks dari imajinasi
terbimbing saat pertma kali mereka mencobanya. Nyeri mereda dapat berlanjut selama
berjam-jam setelah imajinasi terbimbing dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2001).
1. Pengertian Relaksasi
Teknik relaksasi merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi tindakan internal individu.
Contoh relaksasi yaitu biofeedback, yoga, meditasi, latihan relaksasi progresif (Carpenito, 2000).
Relaksasi adalah status hilang dari tegangan dari otot rangka dimana individu mencapai melalui
tehnik yang disengaja (Carpenito (2000), dalam jurnal Erviana dan Arif, 2008)Teknik yang dapat
dilakukan untuk mengurangi perilaku kekerasan diantaranya teknik relaksasi. Alasannya adalah
jika melakukan kegiatan dalam kondisi dan situasi yang relaks, maka hasil dan prosesnya akan
optimal. Relaksasi merupakan upaya untuk mengendurkan ketegangan jasmaniah, yang pada
akhirnya mengendurkan ketegangan jiwa. Salah satu cara terapi relaksasi adalah bersifat
repiratoris, yaitu dengan mengatur aktivitas nafas. Pelatihan relaksasi pernafasan dilakukan
dengan mengatur mekanisme pernafasan baik tempo atau irama dan intensitas yang lebih lambat
dan dalam. Keteraturan dalam bernapas, menyebabkan sikap mental dan beban yang relaks
sehingga menyebabkan otot lentur dan dapat menerima situasi yang merangsang luapan emosi
tanpa membuat kaku (Wiramihardja, 2007, hlm. 132 dalam jurnal Nanny dan Sujarwo 2010).
Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri atas pernafasan abdominal (diafragma) dan
purse lips breathing (Asmadi, 2008). Teknik relaksasi nafas dalam adalah sebuah teknik yang
telah lama diperkenalkan dapat dipakai untuk menciptakan ketenangan, menguranngi tekanan
supaya klien merasa nyaman, dina dkk, 2009. Menurut Kustanti dan Widodo (2008) dalam jurnal
Sujarwo (2010) menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi yang berhubungan dengan
pasien perilaku kekerasan, salah satunya adalah ketrampilan relaksasi nafas dalam. Menurut
Widyastuti (2004) dalam jurnal Nanny (2010) teknik relaksasi tidak hanya menyeabkan efek
yang menenangkan fisik tetapi juga menenagkan pikiran. Oleh karena itu teknik relaksasi seperti
nafas dalam dapat membantu mengatasi stress. Teknik nafas dalam juga dapat memberikan
individu kontrrol diri ketika terjadi rrasa ketidak nyamanan atau cemas, stress fisik, dan emosi
yang disebabkan oleh kecemasan, pelaksanaan teknik relaksasi bisa berhasil jika paseien
kooperatif (Abdul, 2007). 2. Prosedur relaksasi nafas dalam :
d. Tarik nafas dalam melalui hiding, jaga mulut tetap tertutup. Hitung sampai 3 selama inspirasi.
e. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips breating) secara perlahan.