Tulang tersusun atas sel matriks protein dan deposit mineral.sel –selnya terdiri atas
tiga jenis dasar (osteoblas,osteosit dan osteoklas).
Fraktur tertutup adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit
sehingga tidak memounyai hubungan dengan dunia luar.(sjamsuhidajat.1997)
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.kebanyak fraktur
di sebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang,baik
berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. (sjamsuhidajat&jong,2005)
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya di sebabkan oleh rudapaksa.(mansjoer.2007)
C. Etiologi
D. Klasifikasi
E. Manifestasi klinis
F. Patofisiologi
Selain itu,periosteum dan pembuluh darah di korteks serta sumsum dari tulang
yang patah juga terganggu.sering terjadi cidera jaringan lunak.perdarahan terjadi
karena cidera jaringan lunak atau cidera pad tulang itu sendiri.pada saluran sumsum
(medula),hematoma terjadi di antara fragmen-fragmen tulang dan di bawah
periosteum.jaringan tulang di sekitar lokasi fraktur akan mati dan menciptakan respons
peradangan yang hebat.akan terjadi vasodilatasi,edema,nyeri,kehilangan
fungsi,eksudasi plasma dan leukosit,serta infiltrasi sel darah putih.respons
patofisiologis ini juga merupakan tahap awal dari penyembuhan tulang.
H. Pemeriksaan penunjang
I. Penatalaksanaan
Komplikasi awal
Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa di tandai dengan tidak adanya nadi
dan CRT menurun.
Kompartment syndrom
Terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup di
otot,yang sering berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga
menyebabkan hambatan aliran darah yang berat dan berikutnya
menyebabkan kerusakan pada otot.
Fat embolism syndrom
Terjadi ketika gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan
mengelilingi jaringan yang rusak.
Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.pada
trauma orthopedic infeksi di mulai pad kulit dan masuk ke dalam.
Shock
Terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
permebilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi.
Osteomyelitis
Infeksi dari jaringan tulang yang mencangkup sumsum dan korteks
tulang dapat berupa oxegenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau
hematogenous (infeksi yang berasal dari dalam tubuh).
Komplikasi dalam waktu lama
Penyatuan tertunda (delayed union )
Di sebabkan karena penurunan suplai darah ke tulang.
Tak menyatu (non union)
Karena tidak adnya imobilisasi,interposisi jaringan lunak,pemisahan
lebar dari fragmen.
Malunion
Kelainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk
menimbulkan deformitas,angulasi atau pergeseran.
Asuhan Keperawatan Teori
Pengkajian
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam nyeri dapat
berkurang
1. Pemberian analgesik
Cek adanya alergi obat.
Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas&keparahan nyeri sebelum mengobati
pasien.
Cek perintah pengobatan melalui obat,dosis&frekuensi obat analgesik yang di
resepkan.
Monitor ttv sebelum dan sesudah memberikan analgesik narkotik pada
pemberian dosis pertama kali/jika di temukan tanda-tanda yang tidak biasanya
Berikan analgesik sesuai waktu paruhnya,terutama pada nyeri yang berat.
2. Menejemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
(lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,beratnya nyeri&faktor pencetus)
Pastikan perawatan analgesik bagi pasien dilakukan dengan pemantauan yang
ketat.
Gunakan strategi komunikasi trapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri.
Gali pengetahuan&kepercayaan pasien mengenai nyeri.
Dorong pasien untuk monitor nyeri&menangani nyerinya dengan tepat.
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatn selama 2X24 jam pasien dapat
mengurangi kecemasannya.
1 Pengurangan kecemasan
Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan.
Dengarkan klien.
Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat.
Intruksikan klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi.
2. Peningkatan ko[ping
Bantu pasien untuk menyelesaikan masalh.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang
yang tepat.
Berikan penilaian mengenai pemahaman pasien terhadap proses penyakit.
Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan jaminan.
Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan.
3. Terapi relaksasi.
Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang di pilih.
Minta klien rileks dan merasakan sensasi yang terjadi
Berikan waktu yang tidak terganggu karena mungkin saja klien tertidur.
Dorong pengulangan tekhnik praktik-praktik tertentu secara berkala.
Evaluasi dan dokomentasi respon terhadap terapi relaksasi
Daftar pustaka
Joyce M. Black & Jane Hokanson Hawks, 2009. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
buku 1. Jakarta : Cv pentasada Media Edukasi