Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP POLA PIKIR

DAN PERILAKU PELAJAR


Oleh:
El Vasya Lingga Saputra
13503010111118

Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRACT

Globalisasi pada hakikatnya merupakan suatu proses dari gagasan yang


dimunculkan kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa-bangsa di seluruh dunia. Globalisasi ini memiliki dampak positif dan
dampak negatif .Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif)
juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya
sedemikian cepat dan mudah saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu
sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya
ketimuran yang lebih cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai
agama. Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan
yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan
sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di
contohkan mulai dari hal kecil seperti anak-anak sekolah yang membolos pada jam
pelajaran, sampai dengan korupsi. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan
kriminal yang setiap hari biasa kita lihat. Hal ini membuktikan bahwa krisis moral
telah dan sedang melanda bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa harus turut andil
dalam memahami gejolak-gejolak globalisasi yang sudah melanda pada saat ini.

1. PENDAHULUAN memiliki poros yang penting bagi suatu


Generasi muda berperan penting negara. Punah atau tidaknya, mundur atau
dalam perjuangan dan pembangunan bangsa majunya suatu negara bergantung pada
Indonesia. Berbagai bentuk perjuangan baik generasi mudanya. Dikutip dari buku
fisik ataupun fikiran. Generasi muda Benjamin Fine yang berjudul 1.000.000
Deliquents, mengatakan bahwa “ a tanpa dibatasi oleh wilayah. Di era
generation who will one day become our globalisasi seperti saat ini telah membuat
national leader”. Generasi muda adalah kehidupan mengalami perubahan yang
pelurus dan penerus bangsa. signifikan, akibatnya terdapat dampak positif
Generasi muda yang hidup dalam dan negatif dari perubahan ini. Masa-masa
masa kemerdekaan dan perjuangan akan remaja dapat dikatakan masa yang paling
cenderung memiliki kreativitas tinggi,rajin, menyenangkan. Sebagian besar remaja
mempunyai semangat belajar yang tinggi , khususnya pelajar masih memiliki sifat labil
bijaksana dalam mengambil keputusan, atau mengikuti perkembangan sekitarnya.
berjiwa kepemimpinan untuk melakukan Banyak remaja beranggapan bahwa mereka
perubahan dan mempertahankan budaya dapat dengan bebas melakukan apa yang
serta harkat dan martabat Indonesia mereka suka dan dianggap tidak modern atau
Pada saat ini, generasi muda yang ketinggalan zaman jika tidak mengikuti
hidup dalam kondisi nyaman, aman, tentram perkembangan zaman.
cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya Dengan sifat seperti itu, akan lebih
mempertahankan apa yang telah di capai banyak dampak globalisasi yang mereka
tanpa keinginan dan kerja keras untuk dapatkan secara tidak sadar. Baik itu dampak
mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. positif maupun negatif. Sumber dari dampak-
Bahkan generasi muda saat ini cenderung dampak bagi para remaja umumnya mudah
tidak produktif malah sebaliknya bersikap didapatkan dari perkembangan pendidikan
konsumtif, seharusnya melalui generasi dan ilmu pengetahuan, perkembangan dalam
muda terlahir inspirasi dan ide-ide kreatif media komunikasi, elektronik, termasuk
untuk mengatasi persoalan atau masalah. internet, dan juga dalam perkembangan
Generasi muda khususnya dikalangan moral dan budaya. Di lihat dari sisi
pelajar saat ini mulai kehilangan nilai-nilai negatifnya, sangat banyak dampak dari
luhur bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini globalisasi di kalangan masyarakat pelajar.
dikarenakan perkembangan zaman yang Degradasi moral dan sosial budaya yang
sangat pesat. Menurut Achmad Suparman cenderung kepada pola-pola perilaku
globalisasi merupakan suatu proses menyimpang. Hal ini sebagai dampak
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) pengabdopsian budaya luar secara berlebihan
sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini dan tak terkendali oleh sebagian pelajar.
Persepsi budaya luar ditelan mentah-mentah kabar dan televisi. Banyaknya informasi
tanpa memfilterisasi terlebih dahulu. yang bisa diperoleh dari media tersebut
Konsep akan globalisasi menurut Robertson menyebabkan para pelajar menyalahgunakan
(1992), mengacu pada penyempitan dunia media tersebut. Tanyangan atau berita yang
secara insentif dan peningkatan kesadaran mereka lihat dijadikan suatu kebudayaan
kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya baru sesuai dengan kemajuan zaman.
koneksi global dan pemahaman kita akan Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang
koneksi tersebut. Globalisasi memiliki tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
banyak penafsiran dari berbagai sudut cenderung cuek tidak ada rasa peduli
pandang. Pengertian lain dari globalisasi terhadap lingkungan. Karena globalisasi
seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) menganut kebebasan dan keterbukaan
adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi sehingga mereka bertindak sesuka hati
global ekonomi, sosial, budaya dan politik mereka. Contoh riilnya adanya geng motor
yang semakin mengarah ke berbagai arah di anak muda yang melakukan tindakan
seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kekerasan yang menganggu ketentraman dan
kesadaran kita. Produksi global atas produk kenyamanan masyarakat. Moral generasi
lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan
adalah proses dimana berbagai peristiwa, anarkis antara golongan muda. Hubungannya
keputusan dan kegiatan di belahan dunia dengan nilai nasionalisme akan berkurang
yang satu dapat membawa konsekuensi karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya
penting bagi berbagai individu dan bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap
masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. masyarakat. Padahal generasi muda adalah
Mc.Grew, 1992). penerus masa depan bangsa.
Media massa atau media informasi Dalam hal ini peran serta orang tua
berperan penting terhadap proses globalisasi dan pihak sekolah diperlukan untuk
. Kemajuan iptek melahirkan berbagai media mengatasi . Banyak cara yang dapat
yang mutakhir seperti televisi handphone, ditempuh, diantaranya : pembekalan agama
dan lain-lain. Media massa dalam hal ini yang diberikan orang tua sejak dini kepada
seharusnya memberi asupan-asupan positif para pelajar, pendidikan aqidah akhlak setiap
bagi pelajar, khususnya media massa yang minggu kepada pelajar oleh pihak sekolah,
menjadi konsumsi sehari-hari seperti surat gerakan iqra (membaca), menanamkan
aqidah shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, berpikir dan berprilaku pelajar sehingga
dan istiqamah pada agama yang dianaut, dapat menumbuhkan sifat pelajar yang
pembentukan organisasi-organisasi untuk mengarah pada sebagai berikut:
menyalurkan minat dan bakat siswa diluar 1. Individualistis, yaitu mementingkan
jam belajar, melakukan gerakan budaya diri sendiri.
perlawanan (counter culture) terhadap 2. Materialisme, yaitu aliran yang
budaya populer yang boros dan hedonis di mementingkan kebendaan sebagai
media, khususnya televisi. sumber hidup.
3. Hidonisme, yaitu pandangan hidup
2. PEMBAHASAN yang menganggap bahwa kesenangan
A. Analisis pola pikir dan tingkah laku dan kenikmatan adalah tujuan utama
pelajar di era globalisasi dalam hidup.
Era globalisasi telah membawa Di zaman yang serba modern ini, pelajar
dampak perubahan besar bagi pola pikir tiap semakin lupa terhadap apa yang harus
individu Proses perkembangan globalisasi dilakukan sebagai penerus bangsa, kewajiban
pada awalnya ditandai kemajuan bidang seorang murid untuk belajar, patuh kepada
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang guru terlebih lagi kepada kedua orang tua
tersebut merupakan penggerak globalisasi. kurang diperhatikan. pelajar di zaman
Dari kemajuan bidang ini kemudian sekarang lebih mendahulukan berhura-hura
mempengaruhi sektor-sektor lain dalam daripada menjalankan kewajiban. Mereka
kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, tidak lagi mempertimbangkan apa yang akan
sosial, budaya dan lain-lain. Contoh terjadi setelah apa yang mereka lakukan.
sederhana dengan teknologi internet, Padahal selain merugikan diri mereka sendiri
parabola dan televisi, orang di belahan bumi juga dapat merugikan bangsa tempat dimana
manapun akan dapat mengakses berita dari mereka tinggali.
belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini Hal inilah yang paling ditakuti, dimana
akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia moral bangsa terabaikan. Banyak orang tua
secara luas, yang akhirnya akan saling kurang memperhatikan kehidupan buah
mempengaruhi satu sama lain, terutama pada hatinya. Mereka cenderung memenuhi
Pelajar dalam kehidupan sehari-hari, seperti kebutuhan fisik saja, sedangkan rohani
keadaan tersebut mempengaruhi cara mereka terabaikan. Para orang tua sering
sibuk dengan profesi mereka masing-masing. ada bidang kehidupan manusia yang luput
Sementara sang anak dipercayakan kepada dari jangkauan kemajuan tersebut. Dalam
orang yang kurang berwenang terhadap bidang komunikasi massa-baik media massa,
dirinya. Dan itulah yang menyebabkan sang media cetak maupun elektronik. Namun
anak hidup dengan jalan mereka sendiri media-media tersebut sangatlah berdampak
dengan tanpa arah. Mereka tidak menyadari pada pola pikir dan tingkah laku pelajar, jika
yang mereka lakukan adalah awal dari mulai tidak difilterisasi dengan baik ada beberapa
hancurnya bangsa ini. Yang mereka tahu media yang dapat berdampak buruk pada
hanyalah mencari kesenangan untuk pola pikir dan perilaku Pelajar :
menghibur hati dengan tidak mempedulikan 1) Media Monster Bermata Satu atau
halal haramnya. Sedangkan orang tua mereka Televisi
tidak mengetehui sama sekali. Jika Didalam televisi banyak hal yang di
kebanyakan orang tua demikian, maka nasib tampilkan baik hal yang berupa informasi,
bangsa menjadi taruhannya. Jika moral hiburan, infotaitment dan lain-lain. Tapi
bangsa telah tercemar maka tiadalah damai sebenarnya, tanpa disadari kita telah terjebak
untuk ditempati sebagai sarana kelangsungan dalam suatu bahaya yang ditimbulkannya.
hidup warganya. Berita yang disajikan terkadang belum
saatnya di tonton oleh remaja atau film-film
B. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh yang menggambarkan suasana atau gaya
pola pikir dan tingkah laku pelajar di era hidup pelajar di kota besar yang cenderung
globalisasi. menyimpang dari hakikat pelajar itu sendiri.
Globalisasi adalah sebuah fakta Contohnya memakai rok pendek dan dandan
kehidupan yang tidak dapat kita hindari lagi. berlebihan kesekolah. Pelajar yang
Surat kabar dan media elektronik setiap hari menonton film-film seperti ini beranggapan
memberikan tentang berbagai hal, seperti bahwa ini adalah kebudayaan baru yang
sinetron yang ditonton, berita atau informasi, sesuai dengan perkembangan zaman dan
filem, entertaiment, cerita dan lain mengimplementasikan ini di kehidupan
sebagainya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan sehari-hari. Padahal di kehidupan nyata tidak
tekhnologi ini, tidak diragukan lagi, telah ada sekolah yang membiarkan muridnya
menimbulkan revolusi dalam kehidupan untuk berpakaian minim dan dandan
manusia pada abad modern ini. Hampir tidak berlebihan ke sekolah.
2) Media Cetak media cetak entertaintment yang sering di
Media cetak adalah salah satu alat konsumsi oleh para pelajar, hal ini sangat
komunikasi massa yang diterbitkan dalam berpengarauh terhadap keperibadian pelajar,
bentuk cetakan seperti koran, majalah dll. dan penilaian karakter seorang pelajar.
Dewasa ini, penggunaan media sebagai salah Sehingga dampak yang ditumbulkan bagi
satu sarana dalam memberikan informasi pelajar adalah sebagai berikut :
kepada masyarakat luas semakin meningkat.  Merubah kepribadian secara
Perkembangan media cetak memberikan drastis,penantang, pemarah dan
kesempatan yang sangat luas besar bagi pelawan.
masyarakat untuk mendapatkan informasi  Masa bodoh terhadap dirinya,
mengenai suatu produk atau perusahaan. semangat belajar menurun,
Dengan perkembangbiakan media yang berperangai seperti orang
sangat pesat sekarang ini, sangat sulit untuk gila.
berkomunikasi dengan konsumen yang  Maraknya kejahatan seksual
terpecah (Alif,2008,Hal 42). Media cetak terhadap anak-anak dibawah
sangatlah berpengaruh dalam pola pikir dan umur.
pembentukan karakter seorang pelajar, baik  Hilangnya norma-norma hidup
buruknya tergantung media cetak apa yang beradat, beragama, dan
dikonsumsi. melecehkan norma hukum.
Dalam membaca media cetak akhlak atau  Berperilaku menjadi penyiksa,
perilaku soerang pelajar akan menjadi baik putus asa, pemalas.
jika media cetak yang dibaca adalah media  Tidak mempunyai harapan masa
cetak yang positif. Media positif yang depan.
dimaksud adalah media cetak pembelajaran  Kesukaan mengambil (mencuri),
yang menambah wawasan dan memiliki
milik orang lain.
manfaat seperti menambah informasi,
 Berbuat mesum.
pengetahuan dll, dalam interaksi seorang
 Mengganggu ketertiban umum.
pelajar terhadap lingkungan sekitarnya.
 Tidak ada penyesalan berbuat
Namun dalam positifnya media cetak
kesalahan
memiliki beberapa hal negatif, contohnya
Jika diperhatikan dan dicerna dengan
media cetak porno yang dikemas halus dalam
baik, tampak bahwa media masa di era
globalisasi ini sangat merusak pola pikir dan 2. Menanamkan aqidah shahih (tauhid)
tingkah laku para pelajar. Media televisi yang akhlak atau perilaku, dan istiqamah
membentuk karakteristik dan pola pikir pada agama yang dianaut .
seorang pelajar yang malas, media cetak Menularkan ilmu pengetahuan yang
membentuk pola pikir dan sikap pelajar yang segar dengan tradisi luhur. Apabila
tidak berkharisma kepribadian. sains dipisah dari aqidah syariah dan
akhlaq akan melahirkan saintis tak
C. Upaya-upaya yang dapat dilakukan bermoral agama, konsekuensinya
untuk memperbaiki pola pikir dan ilmu banyak dengan sedikit
tingkah laku pelajar di era globalisasi. kepedulian.
Berikut ini ada beberapa upaya yang
dapat dilakukan untuk memperbaiki pola 3. Melakukan gerakan budaya
pikir dan tingkah laku pelajar : perlawanan (counter culture)
terhadap budaya populer yang boros
1. Gerakan iqra (membaca).Ini penting dan hedonis di media, khususnya
karena minat baca pelajar Indonesia televisi. Banyak tayangan televisi
sangat rendah untuk menananmkan tidak mendidik dan mencerahkan,
budaya membaca bagi pelajar tapi mengajarkan gaya hidup glamor,
terutama membaca buku pelajaran kekerasan, dan mistik yang
atau buku yang dapat menambah menumpulkan akal sehat. Pelan tapi
wawasan. Gerakan ini dapat pasti, sinetron-sinetron yang ada di
dioptimalkan pada kegiatan televisi memberikan pengaruh
ektrakulikuler setiap akhir pekan negatif bagi anak-anak muda,
disetiap sekolah . Laporan terbaru khususnya para pelajar. Imitasi pun
dari Programmer for International banyak dilakukan, mulai dari cara
Student Assessment (PISA) pada berpakaian, makan, minum, berbicara
2003 menyatakan dari 40 negara, hingga bergaul. Terlebih dengan
Indonesia berada pada tingkat semakin maraknya dunia maya
terbawah dalam kemampuan (internet) dan jejaring sosial. Banyak
membaca. sekali dampak negative dari internet
bagi para pelajar, namun juga sangat
bermanfaat bagi para pelajar. Melihat bangsa. Namun, sebagian orang
hal tersebut, gerakan pelajar harus tak bertanggung jawab menyalah
mengambil inisiatif untuk melakukan gunakan kemajuan teknologi dan
perlawanan. Gerakan-gerakan informasi.
populis untuk menyadarkan 2. Kurang adanya filterisasi terhadap
masyarakat tentang tontonan yang informasi yang masuk, membuat
tidak mendidik harus dilakukan. siapa saja dapat mengaksesnya
Misalnya, dengan gerakan satu hari dengan mudah. Khususnya
tanpa televisi, kampanye tontonan dikalangan pelajar yang sedang
yang sehat, memboikot sinetron- memasuki masa pencarian jati
sinetron cabul, porno, horor, dan dirinya. Tentulah apa yang mereka
mistik yang dapat menumpulkan daya lihat atau baca akan
piker, memfilter situs -situs porno. mempengaruhi pola pikir dan
Membuat situs-situs pertemanan tingkah laku mereka. Apa yang
yang lebih terfilter dan mengarahkan mereka dapatkan, mereka anggap
untuk kegiatan-kegiatan yang sebagai suatu kebudayaan baru
bermanfaat dengan memberi obrolan- yang sesuai dengan perkembangan
obrolan dan informasi - informasi zaman.
yang menarik namun sarat ilmu. 3. Pola pikir dan tingkah laku pelajar
yang menyimpang dapat
KESIMPULAN DAN SARAN merugikan bangsa dan negara, dan
A. Kesimpulan juga kepada diri pelajar itu sendiri
Adapun yang menjadi kesimpulan dari . pelajar merupakan generasi muda
tulisan diatas, sebagai berikut : penerus bangsa dan negara.
1. Era globalisasi merupakan suatu Bagaimana bangsa dan negara
zaman yang yang sarat dengan kedepannya jika generasi penerus
ilmu pengetahuan dan teknologi. bangsa malah menghancurkan
Apabila hal ini dimanfaatkan bangsanya sendiri. Mungkin
dalam hal positif, sungguh sangat bangsa kita sudah bebas dari
besar manfaat yang akan kita penjajahan beratus-ratus tahun
terima untuk perkembangan yang lalu, namun tanpa kita sadari,
kita masih terjajah oleh dampak atau generasi muda yang tergabung dalam
negatif pengaruh globalisasi yang berbagai Organisasi Kemasyarakatan
menggerogoti generasi muda Pemuda memiliki prasyarat awal untuk
khsusnya pelajar. memimpin perubahan. Pelajar atau generasi
4. Terdapat beberapa upaya yang muda harus bersatu dalam kepentingan yang
dapat dilakukan untuk sama (common interest) untuk suatu
memperbaiki pola pikir dan kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang
tingkah laku pelajar di era bisa menghalangi perubahan yang diusung
globalisasi. Misalnya : oleh kekuatan generasi muda, sepanjang
meningkatkan peran orang tua moral dan semangat juang tidak luntur.
dalam memberikan pengarahan Meningkatkan pengetahuan dan
dan pengawasan terhadap anak keterampilan agar dapat memilih mana yang
mereka. Membentuk gerakan iqra baik dan benar bagi pelajar . Karena itu, tidak
(membaca). Menanamkan aqidah semua kebudayaan asing baik dan cocok
shahih (tauhid) akhlak atau untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia.
perilaku, dan istiqamah pada Seharusnya generasi muda khususnya pelajar
agama yang dianaut. Melakukan lebih memfilter lagi budaya asing dan
gerakan budaya perlawanan perkemangan teknologi di era globalisasi ini.
(counter culture) terhadap budaya
populer yang boros dan hedonis di
media, khususnya televisi.
B. Saran
Saatnya pelajar menempatkan diri
sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan.
Pelajar harus meletakkan cita-cita dan masa
depan bangsa pada cita cita perjuangannya.
Pelajar atau generasi muda yang relatif
bersih dari berbagai kepentingan harus
menjadi aset yang potensial dan mahal untuk
kejayaan dimasa depan. Saatnya pelajar atau
generasi muda memimpin perubahan. Pelajar

Anda mungkin juga menyukai