Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit lingkungan masih merupakan masalah kesehatan yang terbesar di
masyarakat, tercermin dari tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan
dalam kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Tingginya angka kesakitan tersebut
disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar teruma air`bersih dan sanitasi,
rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang hygienisnya cara pengolahan
makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Menurut HL. Blum faktor lingkungan dan perilaku mempunyai pengaruh terbesar
terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan kesehatan dan genetik. Cara
pencegahan dan pengendalian penyakit harus melalui upaya perbaikan
lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Klinik sanitasi merupakan suatu cara dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan
untuk pencegahan dan pengendalian penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan
bantuan teknis dari petugas puskesmas, tetapi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri
sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas.
Adanya klinik sanitasi di puskesmas diharapkan agar derajat kesehatan masyarakat
meningkat melalui upaya preventif, kuratif, dan promotif yang dilakukan secara terpadu,
terarah dan terus menerus, terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas
sektor dalam program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dengan memberdayakan masyarakat, meningkatnya pengetahuan, kesadaran,
kemampuan dan perilaku masyarakat (pasien, klien dan masyarakat) untuk
mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatnya
pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi
penyakit berbasis lingkungan serta masalah kesehatan lingkungan dengan
sumber daya yang ada, dan menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan
meningkatnya kondisi kesehatan lingkungan.
Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat dengan standar dan persyaratan. Petugas sanitasi sebagai
pengelola klinik sanitasi dituntut mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam
membantu menemukan masalah lingkungan dan perilaku yang berkaitan dengan

1
penyakit yang banyak diderita masyarakat sehingga diharapkan mereka dapat berperan
dalam upaya memutuskan rantai penularan penyakit.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Praktik lapangan klinik sanitasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang konsep klinik sanitasi dan memberikan pengalaman serta
keterampilan dalam pelayanan dalam dan luar gedung klinik sanitasi.

1.2.2 Tujuan Khusus


Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:
a. Menyusun program klinik sanitasi.
b. Melaksanakan program pelayanan pelanggan klinik sanitasi di dalam dan luar
gedung.
c. Melaporkan pelaksanaan program pelayanan pelanggan klinik sanitasi.

1.3 Ruang Lingkup


1. Identifikasi faktor risiko dari penyakit berbasis lingkungan yang diderita oleh
masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas.
2. Konseling terhadap pasien dan klien yang menderita atau mengalami masalah
kesehatan lingkungan.
3. Investigasi pada tempat tinggal masyarakat yang menderita penyakit berbasis
lingkungan.
4. Investigasi pada tempat tinggal masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
lingkungan.
5. Pengolahan data yang terkumpul berdasar hasil investigasi.
6. Analisis data hasil investigasi terhadap masalah kesehatan lingkungan.
7. Investigasi terhadap masalah kesehatan lingkungan yang ada di masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SOP Klinik Sanitasi


Standar Prosedur Operasional klinik sanitasi secara umum meliputi standar operational di
dalam gedung atau Puskesmas dan di luar gedung atau lapangan (berdasarkan Pedoman
Pelaksanaan Klinik Sanitasi, DITJEN PPM DAN PL Tahun 2003 Cetakan ke 4).
A. Dalam Gedung
Pelaksanaan kegiatan pelayanan dalam gedung di lakukan denganmelibatkan semua
petugas yang saling bekerjasama dan memiliki tugas dan fungsiyang saling
mendukung satu dan lainnya.
1. Pasien
Terhadap penderita, petugas klinik sanitasi diharuskan melakukan langkah-
langkah berikut :
a. Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.
b. Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik.
c. Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya dalam buku
register.
d. Melakukan wawancara atau konseling.
e. Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan dan perilaku yang
berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita.
f. Memberikan saran dan tindak lanjut sesuai permasalahan.
g. Bila diperlukan Membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya
jadwal kunjungan ke lapangan.
2. Klien
a. Klien mendaftar di loket.
b. Selanjutnya menuju ke ruang klinik sanitasi untuk melakukan konsultasi
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
c. Petugas Klinik sanitasi mencatat hasil wawancara dalam kartu status
kesehatan lingkungan.
d. Petugas membuat janji dengan klien untuk kunjungan rumah apabila
diperlukan.

3
B. Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita atau klien atau
keluarganya dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan kunjungan lapangan
atau rumah dan diharuskan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam Puskesmas.
b. Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang
diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan , dan alat
sesuai dengan jenis penyakitnya.
c. Memeberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat desa
/kelurahan dan petugas kesehatan.
d. Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku dengan
mengacu pada buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas sesuai
dengan penyakit atau masalah yang ada.
e. Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
f. Memberikan saran, tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan keluarga
sekitar)
g. Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok keluarga atau
kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan.

2.2 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas


A. Pengertian Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan
dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan
lingkungan yang dihadapi. Adapun ciri-ciri konseling meliputi:
a. Konseling sebagai proses yang dapat membantu pasien
b. Konseling bukan percakapan tanpa tujuan
c. Konseling bukan berarti nasihat atau instruksi pada pasien
d. Konseling berbeda dengan konsultasi maupun penyuluhan
B. Langkah-Langkah Konseling (Berdasarkan PMK No 13 Tahun 2015)
Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan fokus pada permasalahan kesehatan yang
dihadapi Pasien.
Langkah-langkah kegiatan Konseling sebagai berikut :
1. Persiapan (P1)
a. Menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang

4
b. Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan
c. Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukanseperti poster,
lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jambansehat, dan lain-lain) serta
alat peraga lainnya
2. Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali data/informasi
kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
a. Umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan
b. Khusus, meliputi: identifikasi prilaku/kebiasaan
c. Identifikasi kondisi kualitas Kesehatan Lingkungan
d. Dugaan penyebab
e. Saran dan rencana tindak lanjut
3. Bila diperlukan membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya
tentang jadwal kunjungan lapangan.
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat dengan
"SATU TUJU" yaitu :
1. SA = Salam, Sambut:
a. Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
b. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
c. Tunjukkan sikap ramah.
d. Perkenalkan diri dan tugas Anda.
e. Yakinkan dia, bahwa Anda bias dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan
percakapan anda dengan Pasien.
f. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
2. T - tanyakan :
a. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk menyampaikan
masalahnya pada Anda.
b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
e. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong
mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi Pasien.

5
3. U-Uraikan :
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap perlu
diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan kebutuhannya untuk
memecahkan masalah. Dalam menguraikan anda bisa menggunakan media
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami.
4. TU – Bantu :
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan yang
bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi masalahnya.
5. J - Jelaskan :
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi permasalahan
yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta diskusikan upaya untuk
mengatasi hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang
dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.
6. U - Ulangi:
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan bahwa
anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan percakapan lebih
lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.

Setelah proses SATU TUJU dilaksanakan, Tenaga Kesehatan Lingkungan


menindaklanjuti dengan:
a. Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir tindak lanjut
konseling) yang telah diisi dan ditandatangani untuk mengambil keputusan yang
disarankan, dan besaran masalah yang dihadapi;
b. Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan Lingkungan sesuai
hasil Konseling; dan
c. Menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.

C. Kegiatan Kunjungan Rumah atau Inspeksi Kesehatan Lingkungan


Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita/klien atau keluarganya
dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan kunjungan lapangan/ rumah dan
diharuskan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung Puskesmas.

6
b. Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat desa
dan petugas kesehatan, instansi terkait yang ada di desa.
c. Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan
2. Pelaksanaan
a. Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku yang
mengacu pada Pedoman Teknis KS puskesmas sesuai dengan
penyakit/masalah yang ada
b. Membantu Menyimpulkan hasil kunjungan lapangan
c. Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan
keluarga sekitar).
d. Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut kelompok keluarga
atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di
desa/kelurahan,perangkat desa / kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris,
kepala dusun atau ketua RT/RW). Kader kesehatan lingkungan serta lintas
sektor terkait di tingkat kecamatan untuk dapat ditindak lanjuri secara
bersama.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Puskesmas


A. Kondisi Geografis
1. Peta Wilayah

LUBUK BUAYA
BATANG KABUNG GANTING

PASIR NAN TIGO

PARUPUK TABING

GEOGRAFI
Luas ± 56,31 km²

2. Batas Wilayah
Puskesmas Lubuk Buaya terletak dalam wilayah kecamatanKoto Tangah yang
berupa daratan dan pantai luas wilayah kerja ± 59.31 km2yang terdiri
dari4kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Lubuk Buaya
2. Kelurahan Batang Kabung-Ganting
3. Kelurahan Pasie Nan Tigo
4. Kelurahan Parupuak Tabing
Adapun batas – batas wilayah kerjanya adalah sebagai berikut :
 Utara berbatasan dengan Kel. Padang Sarai
 Selatan berbatasan dengan Kec. Padang Utara
 Timur berbatasan dengan wilayah Dadok Tunggul Hitam
 Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

B. Keadaan Demografi
Berdasarkan Data Sasaran Dinas Kesehatan Kota Padang, tercatat jumlah penduduk
yang ada diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak : 72,646 jiwa yang

8
terdiri dari jumlah laki-laki : 36,291 jiwa dan perempuan 36,355 jiwa yang tersebar
di 4 (empat) kelurahan.
Data jumlah penduduk dan data sasaran program Puskesmas Lubuk Buaya bisa
dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Data Sumber Daya Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2017
JUMLAH PENDUDUK
NO KELURAHAN
L P Jumlah
1 LB.BUAYA 10,066 10,084 20,150

2 GANTING 7,152 7,165 14,317

3 PS NAN TIGO 7,417 7,430 14,847

4 TABING 11,656 11,676 23,332

PUSKESMAS 36,291 36,355 72,646


Sumber data: Bank data puskesmas lubuk buaya tahun 2017

C. Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan


1. Sarana Fisik
Tabel 1.2 Data Sarana Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2017
No Sarana Jumlah Keadaan
1 Gedung Puskesmas Induk 1 Baik
Permanent
2 Puskesmas Pembantu 4 Baik
3 Polindes 4 Baik
4 Posyandu 68 Baik

2. Tenaga Kesehatan
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Puskesmas
Lubuk Buaya mempunyai tenaga kesehatan PNS sebanyak 54 orang, PTT 5
orang, Velontir 5 orang , honorer 4 orang. Jumlah tenaga kesehatan berdasarkan
tingkat pendidikan, jenis kelamin dan status kepegawaian di Puskesmas Lubuk
Buaya Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Komposisi tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas Lubuk Buaya dapat dilihat pada tabel berikut :

9
Tabel 1.3 Data Sumber Daya Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2017
JENIS
N JENIS TENAGA PENDID JLH KELAMIN STATUS KEPEGAWAIAN
O IKAN LK PR PNS PTT Velt Honor
r
1 Dokter Umum S1 3 1 2 2 0 - -
2 Dokter Gigi S1 3 0 3 3 0 - -
Sarjana S1 3 0 3 3 - -
Keperawatan
3 SKM S1 1 0 1 1 0 - -
4 Perawat D3 15 1 14 10 0 4 1
D1/SPK 2 0 2 2 0 - -
5 Bidan DIV/S2 4 0 4 4 0 - -
D3/D1 18 0 18 12 5 1 -
6 Analis DIV 3 0 3 3 0 - -
7 Asisten Apoteker Apoteker 1 0 1 1 0 - -
D3/SAA 2 0 2 2 0 - -
8 Gizi D3 1 0 1 1 0 - -
9 Sanitasi D4 1 0 1 1 - - -
D3 - 0 - - - - -
10 Perawat Gigi D3 2 0 2 2 0 - -
11 Pekarya Ke S1 1 1 0 1 0 - -
Hukum
SMA 2 - 2 2 0 - -
12 MR D3 1 0 1 1 0 - -
13 ARO D3 1 0 1 1 0 - -
14 Jaga Malam SD 1 1 0 0 - - 1
15 Sopir SMA 1 1 0 0 0 - 1
16 Cs SMA 2 0 2 0 - - 2
JUMLAH 69 4 65 54 5 5 5

3. Dana
Sumber dana yang ada di Puskesmas Lubuk Buaya yang dipergunakan untuk
menunjang Operasional Puskesmas yaitu bersumber dari :
a. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Dana JKN dimanfaatkan untuk pemberian Jasa Pelayanan bagi seluruh staf
yang ada di puskesmas Lubuk Buaya dan juga dapat dipergunakan untuk
menunjang operasional Puskesmas (Belanja Obat dan bahan medis habis
pakai, alat kesehatan dan bahan habis pakai serta untuk operasional
puskesmas.

10
b. APBD
Dana APBD dipergunakan untuk membiayai kegiatan rutin puskesmas
(Biaya listrik, air, cleaning sevis, dll)
c. BOK (Biaya Operasional Kesehatan)
Dana BOK dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan program pokok maupun
program penunjang dipuskesmas Lubuk Buaya yang sifatnya perjalanan
keluar gedung, termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan kesehatan
lingkungan dibiayai dari dana BOK ini.

3.2 Alur Klinik Sanitasi


Kegiatan klinik sanitasi dilakukan oleh tenaga Ahli Kesehatan Lingkungan, sesuai
dengan alur pelayanan kesehatan, mulai dari mendaftar ke Medical Recort, lalu sesuai
umur dan keluhan dirujuk ke ruang pengobatan, seperti poli BP (Balai Pengobatan)
umum, BP Lansia, poli TB Paru, dan poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
Setelah diberi resep oleh dokter, untuk pasien yang berpenyakit berbasis lingkungan
dirujuk ke klinik sanitasi dengan membawa surat rujukan internal ke poli klinik sanitasi.
Di klinik sanitasi tersebut, pasien diwawancarai sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan instruksi kerja yang telah ditetapkan berdasarkan International
Standar Organisasion (ISO 9001:2008).
Setelah selesai dalam berkonsultasi, pasien mengambil obat sesuai resep dari dokter di
apotek, atau bisa juga disaat berkonsultasi, salah satu petugas klinik sanitasi (jika lebih
dari satu) membantu pasien untuk mengambil obat pasien ke apotek.Setelah mengambil
obat, pasien telah selesai melakukan pengobatan sesuai dengan alur klinik sanitasi.

11
Alur Kegiatan Klinik Sanitasi di Puskesmas Lubuk Buaya

3.3 Identifikasi Penyakit Berbasis Lingkungan


Laporan Klinik sanitasi di Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2016
Tabel 1.4 Konsultasi di Pojok Sanitasi/Kesling
No Jenis Penyakit Jumlah Ket
1 Diare 21
2 Kulit 31
3 TB Paru 21
4 DBD 5
Jumlah 78
Sumber data: Bank data puskesmas lubuk buaya tahun 2016

12
Laporan Klinik sanitasi di Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2017
Tabel 1.5 Konsultasi di Pojok Sanitasi/Kesling

JUMLAH KUNJUNGAN PENYAKIT BERBASIS


LINGKUNGAN KE KLINIK SANITASI JAN S/D DES 2017

120
105
100

80

60 52

40
24
16
20 9
4
0
DIARE DBD TBPARU KULIT ISPA TOTAL

Penyakit berbasis lingkungan yang mendominasi di Puskesmas Lubuk Buaya adalah


penyakit kulit dan TB Paru di akibatkan Personal Hygine (Kebersihan Perseorangan)
yang rendah, kebiasaan hidup yang tidak disiplin dan sehat, tidak memperhatikan
kebersihan lingkungan dan rumah, yang menjadi faktor utama terjadinya penyakit
berbasis lingkungan, sebagai berikut :

Tabel 1.6 Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya


Penyakit Berbasis
Lingkungan di Wilayah Jumlah Kasus
Puskesmas Lubuk Buaya
Kulit 15 Kasus
TB Paru 7 Kasus
Kecacingan 4 Kasus
Diare 4 Kasus

13
Tabel 1.7 Faktor Utama Penyebab Terjadinya Penyakit Berbasis Lingkungan di
Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya
No Nama Penyakit Faktor Resiko
SAB Jamban Kondisi Perilaku Hygine
Tidak Tidak Rumah Tidak Perorangan
Memenuhi Saniter Hygine
Syarat
1 Diare - - 4 3 4
2 Kecacingan - - 5 5 4
3 Kulit 5 - 6 9 10
4 Tb Paru - - 3 7 6
JUMLAH 5 - 15 21 22

A. Penyakit Kulit
Penderita penyakit Kulit yang kami dapatkan selama melakukan kegiatan klinik
sanitasi (melakukan konseling) di puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 15 orang. Pada
pasien/klien penyakit kulit tersebut ditemukan faktor risiko yang menyebabkan
seseorang tersebut bisa terkena penyakit kulit yaitu penyediaan air bersih yang tidak
memenuhi syarat, kondisi rumah dan perilaku tidak higiens. Berdasarkan hasil
konseling ada beberapa pasien yang menggunakan sumber air yang tidak terlindung,
seperti menggunakan air bersih dari sumur yang tidak tertutup dan berdekatan tempat
pembuangan limbah (bandar, selokan dan septic tank). Beberapa dari masyarakat
tersebut juga ada yang tidak menjemur peralatan tidur selama 1 bulan. Hal ini
menyebabkan berkembang biak nya tungau di peralatan tidur yang tidak di jemur.
Seperti pada kasur dan bantal.
B. Penyakit TB Paru
Penderita penyakit TB Paru yang kami dapatkan selama melakukan kegiatan
klinik sanitasi (melakukan konseling) di puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 7
orang.Faktor risiko terjadinya TB Paru pada pasien/klien yang telah melakukan
konseling yaitu kondisi rumah, Perilaku tidak hygiene dan hygiene perorangan yang
buruk.
Seperti mempunyai ventilasi tetapi tidak memenuhi syarat. Ventilasi yang
memenuhi syarat yaitu ventilasi >10% dari luas lantai. Tidak membuka jendela pada
pagi hari, tidur 1 kamar dengan penderita, pencahayaan yang kurang baik di ruang
tidur dan kebiasaan merokok di dalam rumah.
Hal ini lah yang dapat memudahkan pertumbuhan kuman/bakteri. Faktor yang
paling mempengaruhi terserangnya penyakit TB yaitu perilaku yang buruk. Seperti

14
membuang ludah sembarang, tidak menggunakan masker, dan kurang menjaga
kebersihan diri.
C. Penyakit Kecacingan
Penderita penyakit Kecacingan yang kami dapatkan selama melakukan kegiatan
klinik sanitasi (melakukan konseling) di puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 4 orang.
Pada pasien/klien penyakit kulit tersebut ditemukan faktor risiko yang menyebabkan
seseorang tersebut bisa terkena penyakit kulit, yaitukondisi rumah, perilaku tidak
hygine, hygine perorangan yang buruk. Berdasarkan hasil konseling ada beberapa
pasien yang kondisi di luar rumahnya terdapat kandang hewan dan kolam. Beberapa
dari penderita tersebut juga ada yang tidak memakai alas kaki ketika sedang bermain,
kemudian memasukan tangan ke mulut sesudah bermain tanah tanpa mencuci tangan
terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan masuk dan berkembangnya telur cacing di
dalam tubuh.
D. Penyakit Diare
Berdasarkan hasil konseling yang telah dilakukan terdapat 4 orang pasien/klien
penderita penyakit diare. Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit diare
yang dialami pasien/klien yaitu kurangnya personal hygiene dari pasien/klien.
Kebiasaan pasien yang tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
aktifitas yang dapat menimbulkan penyakit diare.

3.4 Kegiatan Klinik Sanitasi


3.4.1 Konseling
Kegiatan konseling dilakukan di ruangan klinik sanitasi Puskesmas Lubuk Buaya
olehMahasiswa Praktek Lapangan D-IV Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Padang selama 10 hari jam kerja efektif yaitu hari Senin s/d Jumat tanggal 23 April s/d
04 Mei 2018. Dalam prosedurnya sebelum pasien di rujuk ke klinik sanitasi harus
melalui prosedur sebagai berikut:
a. Pasien mendaftar ke loket pendaftaran (Medical Record).
b. Untuk pasien yang berusia <7 tahun menuju KIA anak, pasien yang berusia 7-59
tahun menuju BP umum, dan pasien yang berusia >60 tahun menuju BP lansia.
c. Di masing-masing poliklinik dokter memberikan diagnosa terhadap pasien, jika
status pasien berhubungan dengan penyakit berbasis lingkungan maka pasien di
rujuk ke klinik sanitasi.

15
d. Di ruangan klinik sanitasi pasien melakukan wawancara dengan sanitarian dari
hasil wawancarasanitarian memberikan dugaan penyebab serta saran kepada
pasien, jika pasien berkenan untuk melakukan kunjungan rumah maka dibuat
kesepakatan antara pasien dengansanitarian, kemudian pengambilan keputusan
diserahkan kepada pasien.
Berikut daftar nama pasien yang di rujuk ke klinik sanitasi Puskesmas Lubuk
Buaya Padang (30 pasiendi rujuk ke klinik sanitasi, kegiatan konseling di klinik sanitasi
Puskesmas Lubuk Buaya dilakukan selama 10 hari jam kerja efektif yaitu hari Senin s/d
Jumat tanggal 23 April s/d 04 Mei 2018) :

Tabel 1.8Daftar pasien yang di rujuk ke klinik sanitasi Puskesmas Lubuk Buaya 2018.
No Hari/Tanggal Nama Umur Alamat Penyakit/Masalah Saran
Pasien/Klien
1 23 April 2018 Shadiqul 5 Bln Koto Tangah Penyakit Kulit  Pelihara dan tutup
Habibie No.10 RT 3/ sarana agar
RW 20  Gatal-gatal dibagian terhindar dari
kepala pencemaran
 Sumur gali airnya  Pelihara dan jaga
berwarna kuning dan personal hygine
berminyak pada pasien
cuaca panas
 BB tidak bertambah
2 24 April 2018 Rita Oktavia 26 Th Komp. Penyakit Kulit  Gunakan air dari
Rahaka Blok sumber yang
R3, Lubuk  Gatal-gatal dibagian terlindung
Buaya badan  Pelihara dan
 Menggunakan air tutup sarana agar
PDAM terhindar dari
 Air berbau kaporit pencemaran
 Pemakaian handuk  Tidak
secara bersama menggunakan
 Mempunyai jamban handuk secara
 Jarak jamban dengan bersama
septic tank jauh ( ≥10  CTPS
m)  Mandi 2x sehari
dan pakai sabun
3 24 April 2018 Busmaweti 57 Th Cendana L19 Penyakit Kulit  Pelihara dan
Tabing tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
badan pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari
PDAM dan pakai sabun
 Ketika keringat kulit  CTPS
memerah  Sering mengganti

16
 Memiliki jamban pakaian
 Pemakaian sabun dan  Istirahat yang
handuk personal cukup
4 24 April 2018 Yuliza 58 Th Komp. BSD Penyakit Kulit  Pelihara dan
I No. D15 tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
badan pencemaran
 Menggunakan air  Gunakan air dari
PDAM sumber yang
 Memiliki jamban terlindung
 Pemakaian sabun dan  Tidak
handuk bersama menggunakan
 Jarak septic tank handuk secara
dengan jamban ≤ 10 m bersama
 Makan-makanan
yang bergizi
 Istirahat yang
cukup
5 24 April 2018 Fatmawati 30 Th Komp. Penyakit Diare  CTPS
Singgalang  Tutup makanan
B1 No.4  Minum yakult dengan tudung
 Makan kacang padi + saji
ketan  Cuci alat makan
 Air PDAM dengan air
 Mencret mengalir dan
 Memiliki jamban bersih
Jarak septic tank  Jangan makan
dengan jamban ≤ 10 m makanan yang
kurang bersih
 Pelihara dan
tutup sarana agar
terhindar dari
pencemaran
6 25 April 2018 Rosmili 77 Th Jln. Simp 3 Penyakit TB Paru
No.12 Air  Membuka pintu
Tawar Timur  Batuk dan jendela di
 Sudah mengalami pagi hari
sakit 3 bulan terkahir  Menutup mulut
 Suami perokok ketika batuk
 Istirahat yang
cukup
 Menjauhi orang
yang merokok
 Makan makanan
yang bergizi
 Jemur peralatan
tidur
7 25 April 2018 Ridwan 37 Th Jln. Hercules Penyakit TB Paru  Membuka pintu
no 30 dadok dan jendela di

17
tunggul  Batuk ≥ 6 bulan pagi hari
hitam  Sudah  Menutup mulut
berhentimerokok ketika batuk
 Batuk tanpa dahak  Istirahat yang
 Kadang-kadang cukup
demam  Membuang dahak
 BB turun pada tempat
 Mempunyai ventilasi khusu
rumah yang cukup  Makan makanan
yang bergizi
 Alas tidur dan
 Jemur peralatan
peralatan dapur
tidur dan peraltan
kadang-kadang
dapur
dijemur
 Memakai masker
setelah batuk
8 25 April 2018 Sumarni 45 Th Lubuk Penyakit TB Paru  Sebaiknya
Gading 3 peralatan dapur
L20  Batuk ≥ 7 bulan dikeringkan
 Kondisi rumah lembab terlebih dahulu
 Kurangnya sebelum
pencahayaan disimpan
 Suami perokok  Menungarangi
 Minimnya ventilasi kecanduan
rumah merokok pada
 Alas tidur dan suami
peralatan dapur  Menambah
kadang-kadang ventilasi rumah
dijemur  Menutup mulut
ketika batuk
 Membuang
dahak pada
tempat tertentu
 Mengusahakan
rumah pada
kondisi tidak
lembab
9 26 April 2018 Yani Susanti 49 Th Anak air RT Penyakit Kulit  Peralatan tidur
2/ RW 8 dijemur
 Gatal-gatal dibagian  Tidak
badan menggunakan
 Menggunakan air handuk dan
PDAM sabun bersama
 Pemakaian handuk  Sering
secara bersama mengganti
 Mempunyai jamban pakaian
 Jarak jamban dengan  Gunakan air dari
septic tank jauh ( ≥10 sumber ynag
m) terlindung
 Jarang menggati  Pelihara dan

18
pakaian tutup sarana agar
 Jarang jemur tempat terhindar dari
tidur pencemaran
10 26 April 2018 Yetliati 53 Th Jl. Penyakit TB Paru  Memperbaiki
Bhayangkara ventilasi
No.65  Batuk dan berdahak  Menutup mulut
 Kondisi rumah lembab bila batuk
 Suami perokok  Membuang
 Alas tidur dan dahak pada
peralatan dapur tempat tertentu
kadang-kadang  Tidur sementara
dijemur terpisah dari
penderita
11 26 April 2018 Tamrin 58 Th Padang sarai Penyakit TB Paru  Menutup mulut
RT 4/ RW 3 bila batuk
 Batuk dan berdahak 1  Membuang
bulan dahak pada
 Terdapat anak bayi tempat tertentu
 Memiliki ventilasi  Tidur sementara
 Ludah dibuang di terpisah dari
tempat khusus penderita
 Memakai masker  Memperbaiki
 Lantai rumah keramik ventilasi rumah
 Alas tidur dan  Menjemur
peralatan dapur peralatan dapur
kadang-kadang dan peralatan
dijemur tidur
 Jaga kebersihan
diri
 Makan-makanan
yang bergizi
12 27 April 2018 Arma Yenti 50 Th Padang sarai Penyakit Kulit  Pelihara dan
tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
badan pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari
PDAM dan pakai sabun
 Mempunyai jamban  CTPS
 Jarak jamban dengan  Sering mengganti
septic tank ≤10 m pakaian
 Daerah rawan banjir  Istirahat yang
cukup
 Meningkatkan
personal hygine
13 27 April 2018 Aisyah 54 Th Simpang Gia Penyakit Kulit  Pelihara dan
tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
kepala pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari

19
sumur dan pakai sabun
 Mempunyai jamban  CTPS
 Jarak jamban dengan  Sering mengganti
septic tank ≤10 m pakaian
 Istirahat yang
cukup
Meningkatkan
personal hygine
14 27 April 2018 Raihana 1 Th Jln teratai Penyakit Kecacingan  CTPS
Zalfa Mecca indah padang  Gunakan alas
sarai  Lesu kaki ketika
 Nafsu makan bermain
berkurang  Cuci sayuran dan
 Tidak memakai alas buah-buahan
kaki ketika bermain dengan air
 Jarang CTPS mengelir
 Lokasi rumah didaerah sebelum diolah
perkebunan dan dikonsumsi
 Memasukkan tangan  Masak makanan
ke mulut ketika sampai matang
bermain
 Kuku dipotong pendek
15 27 April 2018 Lutfie Zaky 4 Th Jln teratai Penyakit Kecacingan  CTPS
Zaidan indah padang  Gunakan alas
sarai  Lesu kaki ketika
 Nafsu makan bermain
berkurang  Cuci sayuran dan
 Tidak memakai alas buah-buahan
kaki ketika bermain dengan air
 Jarang CTPS mengelir
 Lokasi rumah didaerah sebelum diolah
perkebunan dan dikonsumsi
 Memasukkan tangan  Masak makanan
ke mulut ketika sampai matang
bermain
Kuku dipotong pendek
16 28 April 2018 Nasrun 70 Th Jln. Pasia Penyakit Kulit  Pelihara dan
Mansyur putiah No.2 tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
badan pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari
PDAM dan pakai sabun
 Mempunyai jamban  CTPS
 Jarak jamban dengan  Sering mengganti
septic tank ≤10 m pakaian
 Pemakaian handuk  Istirahat yang
dan sabun personal cukup
 Meningkatkan
personal hygine
20
17 28 April 2018 Nursida 54 Th Pratama 3 Penyakit Kulit  Pelihara dan
B.18 tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
badan pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari
PDAM dan pakai sabun
 Mempunyai jamban  CTPS
 Jarak jamban dengan  Sering mengganti
septic tank ≤10 m pakaian
 Pemakaian handuk  Istirahat yang
dan sabun secara cukup
bersama  Meningkatkan
 Jarang menjemur alat personal hygine
tidur  Menjemur
peralatan tidur
18 28 April 2018 Wahyu 40 Th Batang Penyakit Kulit  Pelihara dan
Hidayat kabung No.2 tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
kaki pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari
PDAM dan pakai sabun
 Mempunyai jamban  CTPS
 Jarak jamban dengan  Sering mengganti
septic tank ≥10 m pakaian
 Pemakaian handuk  Istirahat yang
dan sabun secara cukup
bersama  Meningkatkan
 Jarang menjemur alat personal hygine
tidur  Menjemur
 Pemakaian kaus kaki 1 peralatan tidur
untuk 2 hari
19 30 April 2018 Uun Yuliani 23 Th Jln. Selaguri Penyakit TB Paru
2  Membuka pintu
 Batuk berdahak dan dan jendela di
demam pagi hari
 Memiliki ventilasi  Menutup mulut
 Suami perokok ketika batuk
 Alas tidur dan  Istirahat yang
peralatan dapur cukup
kadang-kadang  Menjauhi orang
dijemur yang merokok
 Makan makanan
yang bergizi
 Jemur peralatan
tidur
 Membuang dahak
pada tempat
tertentu
20 30 April 2018 Almart 42 Th Perum Anak Penyakit TB Paru  Membuka pintu

21
Air Permai dan jendela di
Blok 10  Batuk berdahak dan pagi hari
demam  Menutup mulut
 Sesak nafas ketika batuk
 Memiliki ventilasi  Istirahat yang
 Tidak merokok cukup
 Alas tidur dan  Menjauhi orang
peralatan dapur yang merokok
kadang-kadang  Makan makanan
dijemur yang bergizi
 Jemur peralatan
tidur
 Membuang dahak
pada tempat
tertentu
21 30 April 2018 Akila Kamil 6 Th Lubuk Penyakit Kecacingan  CTPS
Gading 3  Gunakan alas
 Lesu kaki ketika
 Nafsu makan bermain
berkurang  Cuci sayuran dan
 Tidak memakai alas buah-buahan
kaki ketika bermain dengan air
 Jarang CTPS mengelir
 Lokasi rumah terdapat sebelum diolah
kandang ternak dan dikonsumsi
 Memasukkan tangan  Masak makanan
ke mulut ketika sampai matang
bermain
 Kuku dipotong pendek
22 2 Mei 2018 Junaidi 38 Th Komp Penyakit Diare  CTPS
Rahmadhan Asabri Blok  Tutup makanan
A1 No 7  Air PDAM dengan tudung
 Mencret saji
 Memiliki jamban  Cuci alat makan
 Jarak septic tank dengan air
dengan jamban ≥ 10 m mengalir dan
 Saluran pembuangan bersih
di depan rumah  Jangan makan
tersumbat makanan yang
kurang bersih
 Pelihara dan
tutup sarana agar
terhindar dari
pencemaran
23 2 Mei 2018 Abdullah 53 Th Jl Siti Hawa Penyakit Diare  CTPS
Ujung No 56  Tutup makanan
 Air sumur dengan tudung
 Mencret saji
 Memiliki jamban  Cuci alat makan

22
 Jarak septic tank dengan air
dengan jamban ≥ 10 m mengalir dan
bersih
 Jangan makan
makanan yang
kurang bersih
 Pelihara dan
tutup sarana agar
terhindar dari
pencemaran
24 3 Mei 2018 M. Alfatih 1 Th Jl Adinegoro Penyakit Kulit  Pelihara dan
tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
kaki pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari
sumur dan pakai sabun
 Mempunyai jamban  CTPS
 Jarak jamban dengan  Sering mengganti
septic tank ≤ 10 m pakaian
 Pemakaian handuk  Istirahat yang
dan sabun secara cukup
bersama  Meningkatkan
 Jarang menjemur alat personal hygine
tidur Menjemur
peralatan tidur
25 3 Mei 2018 Subhan 4 Th Jln Penyakit Kulit  Pelihara dan
Ramadhan Adinegoro tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
kaki pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari
sumur dan pakai sabun
 Mempunyai jamban  CTPS
 Jarak jamban dengan  Sering mengganti
septic tank ≤ 10 m pakaian
 Pemakaian handuk  Istirahat yang
dan sabun secara cukup
bersama  Meningkatkan
 Jarang menjemur alat personal hygine
tidur  Menjemur
peralatan tidur
26 3 Mei 2018 Ramadi 40 Th Parupuk Penyakit Kulit  Pelihara dan
Tabing tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
bada pencemaran
 Menggunakan air  Mandi 2x sehari
PDAM dan pakai sabun
 Mempunyai jamban  CTPS
 Jarak jamban dengan  Sering mengganti
septic tank≥ 10 m pakaian

23
 Pemakaian handuk  Istirahat yang
dan sabun secara cukup
personal  Meningkatkan
 Jarang menjemur alat personal hygine
tidur  Menjemur
peralatan tidur
27 3 Mei 2018 Fauzan 2 Th Perum Penyakit Kulit  Pelihara dan
Pondok tutup sarana agar
Pinang Blok  Gatal-gatal dibagian terhindar dari
K No.2 bada pencemaran
 Menggunakan air  CTPS
sumur  Sering mengganti
 Mempunyai jamban pakaian
 Jarak jamban dengan  Istirahat yang
septic tank ≥ 10 m cukup
 Pemakaian handuk  Meningkatkan
dan sabun secara personal hygine
bersama  Menjemur
 Jarang menjemur alat peralatan tidur
tidur  Tidak
 Kuku dipotong pendek menggunakan
 Mandi 2x sehari sabun dan handuk
secara bersama
 Makan-makanan
yang bergizi
28 3 Mei 2018 Fitri Yanti 41 Th Jl. Penyakit Kulit  Pelihara dan
Adinegoro tutup sarana agar
 Gatal-gatal dibagian terhindar dari
bada pencemaran
 Menggunakan air  CTPS
PDAM  Sering mengganti
 Mempunyai jamban pakaian
 Jarak jamban dengan  Istirahat yang
septic tank ≥ 10 m cukup
 Pemakaian handuk  Meningkatkan
dan sabun secara personal hygine
personal  Menjemur
 Jarang menjemur alat peralatan tidur
tidur  Tidak
menggunakan
sabun dan handuk
secara bersama
 Makan-makanan
yang bergizi
29 4 Mei 2018 Daffa Emran 8 Bln Perum anak Penyakit Diare  CTPS
air permai  Air PDAM  Buang sampah
blok E7  Menecret agar lalat tidak
RT2/ RW7  Terdapat sampah yang menghinggapi
bertumpuk makanan

24
 Kebiasaan memasukan  Masak makanan
tangan ke mulut sampai matang
 Jarang cuci tangan  Cuci botol dan
 Punya wc/jamban alat makan bayi
dengan air
mendidih
30 4 Mei 2018 Nur Afifah 2 Th Pasia nan Penyakit Kecacingan  CTPS
Nahda tigo  Tinggal di tepi pantai  Pakai alas kaki
 Jarang memakai alas  Potong kuku
kaki  Masak makanan
 Sering memasukan sampai matang
tangan kemulut  Cuci buah dan
 Jarang cuci tangan sayur dengan air
 WC lantai disemen mengalir dan
bersih
 Cuci botol dan
alat makan bayi
dengan aiar
mendidih

Tabel 1.8Penderita PBL yang dirujuk ke Klinik sanitasi Puskesmas Lubuk Buaya dari
tanggal 23 April – 4 Mei 2018

No Penyakit Tertinggi di Jumlah


Wilayah Puskesmas Pasien/Klien
Lubuk Buaya
1 Kulit 15 Orang
2 TB Paru 7 Orang
3 Kecacingan 4 Orang
4 Diare 4 Orang
Total 30 Orang

Berdasarkan hasil yang didapatkan pasien yang di rujuk ke klinik sanitasi sebanyak 30orang.
Penyakit berbasis lingkungan yang didapatkan di Puskesmas Lubuk Buaya yang tertinggi
adalah penyakit kulit sebanyak 15 Orang.

3.4.2 Inspeksi Kesehatan Lingkungan


Kegiatan inspeksi dilakukan di luar gedung puskesmas. Setelah dilaksanakan kegiatan
konseling, maka selanjutnya dilakukan kegiatan kunjungan rumah / inspeksi sesuai
waktu yang telah disepakati dengan pasien.Dari beberapa pasien yang telah dirujuk ke

25
ruang klinik sanitasi, ada empat rumah yang kami lakukan dalam kunjungan rumah
sebagai tindak lanjut dari konsultasi yaitu :
Tabel 1.9 Daftar nama pasien Inspeksi Kesehatan Lingkungan Puskesmas Lubuk
Buaya 2018
No Hari/Tanggal Nama Umur Penyakit Alamat Hasil Inspeksi
1 30 April 2018 Akila 6 Th Kecacingan Lubuk Gading  Memiliki jamban
Kamil 3 RT1/RW4 keluarga
 Lantai terbuat dari bahan
kedap air (keramik)
 Anak sering bermain
tanah
 Anak kadang-kadang
memakai alas kaki ketika
bermain keluar rumah
 Didepan rumah terdapat
kandang hewan dan
kolam

2 30 April2018 Shadiqul 5 Bln Kulit Koto Tangah  Jarak jamban dengan


Habibie No.10 septick tank ≤ 10 m
RT3/RW20  Sumber air bersih
berasal dari sumur gali
 Sumber air bersih
mencukupi kebutuhan
 Tersedia sabun mandi
 Keadaan tempat tidur
bersih
 Keadaan pakaian bersih

3 2 Mei 2018 M.Alfatih 1 Th Kulit Jl.Adinegoro  Sumber air bersih


berasal dari air sumur
 Keadaan air berbau dan
keruh
 Sudah memakai
saringan/filter
 Terdapat genangan air
saat hujan didepan
rumah
 Sabun mandi digunakan
secara bersama
 Keadaan pakaian bersih
 Keadaan tempat tidur
bersih

26
 Kelembaban 68 %
 Cahaya ruangan 23.8 lux

4 3 Mei 2018 Sumarni 45 Th TB Paru Perum.Lubuk  Cahaya matahari sulit


Gading 3 L20
masuk kedalam rumah
karna teras rumah
dipasang atap untuk
membuka warung
 Kondisi rumah agak
lembab
 Kondisi rumah agak
berantakan
 Alas tempat tidur diganti
setiap sekali 3 bulan
 Suhu 27-28 oC
 Kelembaban 78 %
 Pencahayaan 56.9 lux
 Laju ventilasi : 0.1 km/h
atau 0.028 m/s

3.4.3 Intervensi Kesehatan Lingkungan


Intervesi kesehatan lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan dan
pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Untuk mewujudkan
lingkungan yang sehat tersebut pertama kami menyampaikannya dengan berbagi
informasi dan edukasi melalui kegiatan penyuluhan dan kunjungan ke rumah pasien.
Kegiatan penyuluhan di laksanakan di Puskesmas Lubuk Buaya pada hari Kamis, 3
Mei 2018 pada pukul 08.00 - 08.30, dengan tema penyuluhan yaitu tentang penyakit
kulit. Tema ini kami ambil dikarenakan berdasarkan hasil konseling yang telah
dilakukan penyakit berbasis lingkungan yang banyak ditemukan adalah pasien dengan
keluhan penyakit kulit. (SAP terlampir)
Setelah melakukan penyuluhan secara menyeluruh di puskesmas, kemudian kami
melanjutkan intervensi dengan kegiatan berupa Keluarga binaan. Berikut adalah KK
yang kami jadikan sebagai keluarga binaan :

27
A. Intervensi I
1. Hari/Tanggal : 30 April 2018
Nama Pasien : Akila Kamil
Kasus : Penyakit Kecacingan
Kegiatan Intervensi:
• Menyarankan kepada keluarga agar mencuci sayuran dan buah-buahan
yang akan dimakan dengan air yang mengalir dan bersih

• Menyarankan kepada keluarga agar masak makanan sampai benar-benar


matang

• Menyarankan kepada keluarga agar menutup makanan pakai tudung saji

• Menyarankan kepada keluarga agar CTPS sebelum dan sesudah makan,


sesudah BAB

• Menyarankan kepada keluarga agar menggunakan selalu alas kaki

• Menyarankan kepada keluarga agar selalu potong pendek kuku

2. Hari/Tanggal : 30 April 2018


Nama Pasien : Shadiqul Habibie
Kasus : Penyakit Kulit
Kegiatan Intervensi (Saran) :
• Pengambilan sampel air sumur

• Pengujian terhadap sampel air sumur

• Ecoli : 0 Koloni

• Total Coliform : 240 Koloni

• Menyarankan kepada keluarga agar jarak jamban dengan septick tank ≥ 10


m

• Menyarankan kepada keluarga agar memelihara dan tutup sarana agar


terhindar dari pencemaran

• Menyarankan kepada keluarga agar makan-makanan yang bergizi

• Menyarankan kepada keluarga agar peralatan tidur dijemur

3. Hari/Tanggal : 2 Mei 2018


Nama Pasien : M. Alfatih
Kasus : Penyakit Kulit

28
Kegiatan Intervensi :
• Menyarankan kepada keluarga agar menggunakan air dari sumber yang
terlindung

• Menyarankan kepada keluarga agar memelihara dan tutup sarana agar


terhindar dari pencemaran

• Menyarankan kepada keluarga agar tidak menggunakan handuk, sisir dan


sabun secara bersama

• Menyarankan kepada keluarga agar peralatan tidur dijemur

• Kelembaban rumah harus rentang 40-60 % sesuai dengan aturan Permenkes


untuk meningkatkan kualitas rumah sehat

• Pencahayaan rumah minimal 60oC agar kelembaban rumah rendah

4. Hari/Tanggal : 3 Mei 2018


Nama Pasien : Sumarni
Kasus : Penyakit TB Paru
Kegiatan Intervensi :
• Menyarankan agar kepala keluarga berhenti merokok untuk kesehatan
kepala keluarga itu sendiri, pasien, dan keluarga

• Menyarankan kepada keluarga agar mengganti alas tempat tidur sekali


seminggu

• Menyarankan kepada keluarga agar memakan makanan bergizi dan


perbanyak istirahat

• Menyarankan kepada keluarga agar tidak membawa bayi saat memasak


didapur

• Menyarankan kepada keluarga agar memakai masker

• Menyarankan kepada keluarga agar membuang dahak ke tempat tertentu


agar tidak kontak dengan anggota keluarga lainnya

B. Intervensi II
1. Hari/Tanggal : 5 Mei 2018
Nama Pasien : Akila Kamil
Kasus : Penyakit Kecacingan
Kegiatan Intervensi:
• Kondisi pasien sudah mulai membaik setelah melakukan intervensi I pada
waktu sebelumnya.

29
• Pemberian laporan hasil kegiatan konseling dan intervensi I kepada pasien

• Pemberian leaflet yang berkaitan dengan penyakit kecacingan

2. Hari/Tanggal : 5 Mei 2018


Nama Pasien : Shadiqul Habibie
Kasus : Penyakit Kulit
Kegiatan Intervensi (Saran) :
• Kondisi pasien sudah mulai membaik setelah melakukan intervensi I pada
waktu sebelumnya.

• Pemberian laporan hasil kegiatan konseling dan intervensi I kepada pasien

• Pemberian leaflet yang berkaitan dengan penyakit kulit

3. Hari/Tanggal : 5 Mei 2018


Nama Pasien : M. Alfatih
Kasus : Penyakit Kulit
Kegiatan Intervensi :
• Kondisi pasien sudah mulai membaik setelah melakukan intervensi I pada
waktu sebelumnya.

• Pemberian laporan hasil kegiatan konseling dan intervensi I kepada pasien

• Pemberian leaflet yang berkaitan dengan penyakit kulit

4. Hari/Tanggal : 5 Mei 2018


Nama Pasien : Sumarni
Kasus : Penyakit TB Paru
Kegiatan Intervensi :
• Kondisi pasien sudah mulai membaik setelah melakukan intervensi I pada
waktu sebelumnya.

• Pemberian laporan hasil kegiatan konseling dan intervensi I kepada pasien

• Pemberian leaflet yang berkaitan dengan penyakit TB Paru

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Puskesmas Lubuk Buaya telah mengupayakan kebijakan maupun tindakan untuk
pencegahan maupun pengobatan pada penyakit berbasis lingkungan.
2. Klinik sanitasi di Puskesmas Lubuk Buaya telah terlaksana sesuai dengan standar
Blud Mandiri, terhitung sejak tanggal 2 Januari 2018.
3. Penyakit berbasis lingkungan masih masuk dalam daftar 10 penyakit terbanyak di
wilayah Puskesmas Lubuk Buaya.
4. Kebiasaan dan pola hidup masyarakat serta lingkungan yang tidak bersih dan
kondisi rumah yang kurang baik menjadi pemicu penyebab terjadinya penyakit
berbasis lingkungan di wilayah Lubuk Buaya.
5. Dari hasil kegiatan praktek klinik sanitasi di Puskesmas Lubuk Buaya yang
dilaksanakan pada tanggal 23 April s/d 4 Mei 2018 dapat disimpulkan :
a. Pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi Puskesmas Lubuk Buaya adalah orang
yang menderita penyakit berbasis lingkungan seperti Penyakit Kulit, TB Paru,
Kecacingan, dan Diare,
b. Pasien yang dirujuk ke ruang klinik sanitasi dan melakukan konseling berjumlah
30 pasien. Terdiri dari 15 penyakit kulit ,7TB Paru, 4 Kecacingan, dan 4 Diare.
c. Kegiatan inspeksi yang dilakukan sebanyak 4 kunjungan rumah, diantaranya 2
penderita penyakit kulit, 1 penderita penyakit TB Paru, dan 1 penderita penyakit
Kecacingan.
d. Kegiatan Intervensi dilakukan dengan berbagi informasi dan edukasi melalui
kegiatan penyuluhan di puskesmas dan kunjungan ke rumah pasien/keluarga
binaan.

4.2 Saran
1. Untuk Puskesmas
Sebaiknya kegiatan klinik sanitasi ini dapat terus berjalan dan bekerjasama dengan
lintas sektoral terkait, sehingga dapat mengetahui penyakit berbasis lingkungan apa
saja yang ada dan dapat di upayakan penanggulangannya.
2. Untuk Akademik / Kampus
Menambah waktu praktek klinik sanitasi agar praktek lebih efektif

31
3. Untuk Masyarakat
a. Agar masyarakat menyadari pentingnya upaya pencegahan dari pada mengobati
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit berbasis lingkungan seperti kulit,
Tb Paru, kecacingan dan diare.
c. Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan lingkungan masyarakat.
d. Agar mengikuti alur klinik sanitasi sebagai bentuk cinta kepada kesehatan diri
dan keluarga
4. Untuk Mahasiswa
Agar lebih bertanggung jawab lagi dalam mengemban tugas sebagai calon ahli
kesehatan lingkungan, sehingga sasaran dari kebijakan kesehatan dan revolusi mental
dapat tercapat dengan maksimal.

32

Anda mungkin juga menyukai