mengganggu proses pernafasan seseorang. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang
menyerang hidung, trakea (pipa pernafasan), atau bahkan paru-paru.
ISPA menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak segera ditangani, infeksi
ini dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan menyebabkan tubuh tidak mendapatkan
cukup oksigen. Kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan sampai berujung pada kematian.
ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Orang-orang yang memiliki kelainan
sistem kekebalan tubuh dan orang-orang lanjut usia akan lebih mudah terserang penyakit ini.
Anak-anak juga memiliki risiko yang sama, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum
terbentuk sepenuhnya.
Seseorang bisa tertular ISPA ketika dia menghirup udara yang mengandung virus atau
bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui
bersin atau ketika batuk.
Selain itu, cairan yang mengandung virus atau bakteri yang menempel pada permukaan
benda bisa menular ke orang lain saat mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai penularan
secara tidak langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri, sebaiknya
mencuci tangan secara teratur, terutama setelah Anda melakukan aktivitas di tempat umum.
Di Indonesia, ISPA menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling banyak
diderita masyarakat, khususnya anak-anak. Tercatat, rata-rata balita di Indonesia mengalami
sakit batuk pilek setidaknya tiga hingga enam kali per tahunnya. Dari data WHO didapatkan
bahwa angka kejadian pneumonia pada balita di Indonesia cukup tinggi, yakni 10-20% per
tahun.
Dengan tingginya angka kejadian ISPA di Indonesia, penting bagi kita untuk mengetahui
gejala, pengobatan, serta langkah pencegahan yang paling tepat untuk penyakit ini.
ISPA akan menimbulkan gejala yang terutama terjadi pada hidung dan paru-paru. Umunya,
gejala ini muncul sebagai respons terhadap racun yang dikeluarkan oleh virus atau bakteri
yang menempel di saluran pernapasan. Contoh-contoh gejala ISPA antara lain:
Sering bersin
Hidung tersumbat atau berair.
Para-paru terasa terhambat.
Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit.
Kerap merasa kelelahan dan timbul demam.
Tubuh terasa sakit.
Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:
Pusing
Kesulitan bernapas.
Demam tinggi dan menggigil.
Tingkat oksigen dalam darah rendah.
Kesadaran menurun dan bahkan pingsan.
Gejala ISPA biasanya berlangsung antara satu hingga dua minggu, di mana hampir sebagian
besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Untuk kasus
sinusitis akut, gejala biasanya akan berlangsung kurang dari satu bulan, sedangkan untuk
infeksi akut di paru-paru seperti bronkitis, gejalanya berlangsung kurang dari tiga minggu.
Penyebab ISPA
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ISPA ditularkan oleh virus dan bakteri. Berikut ini
adalah beberapa mikroorganisme yang menjadi penyebab munculnya ISPA:
Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun
bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika
kekebalan tubuh lemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-anak dan orang yang lebih tua,
serta siapa pun yang memiliki penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah.
ISPA juga akan lebih mudah menjangkiti orang yang menderita penyakit jantung atau
memiliki gangguan dengan paru-parunya. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi
saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.
Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan pengambilan sampel dahak
untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan jenis virus atau
bakteri penyebab ISPA.
Apabila infeksi dicurigai telah masuk sampai ke dalam paru-paru, maka pemeriksaan dengan
X-Ray atau CT scan mungkin akan direkomendasikan oleh dokter. Kedua jenis pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengamati kondisi paru-paru Anda.
Belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia.
Pengobatan yang dilakukan selama ini biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul
akibat infeksi virus.Istirahat yang cukup dan mengonsumsi banyak air mineral bisa
membantu meredakan gejala itu.
Beberapa jenis obat yang sering diberikan dokter untuk meredakan gejala-gejala ISPA
diantaranya:
Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan asetaminofen, untuk mengurangi efek
demam dan nyeri di tubuh.
Obat antihistamin, dekongestan, dan ipratropium, untuk mengatasi hidung yang berair
dan tersumbat.
Obat batuk antitusif, untuk mengurangi batuk-batuk. Madu juga bisa digunakan untuk
mengatasi masalah ini.
Obat steroid, seperti deksametason dan prednison, mungkin diresepkan pada kondisi
tertentu untuk mengurangi peradangan dan pembekakan yang terjadi di saluran
pernapasan bagian atas.
Apabila infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan untuk
mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling tepat
untuk membasmi bakteri penyebab infeksi. Agar tidak menimbulkan efek samping yang
berbahaya, antibiotik harus sesuai dengan resep dokter.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan bisa
berakibat fatal. Komplikasi yang sering kali terjadi bersamaan dengan ISPA adalah gagal
napas dan gagal jantung kongestif.
Pencegahan ISPA
Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah beberapa pola
hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap ISPA.
Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA adalah infeksi akut dari salah satu komponen
saluran pernapasan bagian atas yang meliputi hidung, sinus, faring, dan laring. Struktur ini
mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru dimana
respirasi berlangsung.
Infeksi saluran pernapasan atas adalah salah satu penyebab paling umum saat kunjungan ke
dokter. Secara khusus, jenis infeksi ini adalah penyakit yang paling umum yang
menyebabkan banyak penderitanya tidak dapat ke sekolah atau bekerja. Meskipun infeksi
saluran pernapasan atas dapat terjadi kapan saja, namun paling sering terjadi pada musim
hujan, dari bulan September sampai Maret. Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi faktor
risiko Anda. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Anda harus menghubungi dokter Anda jika Anda memiliki salah satu dari hal berikut:
Menggigil, demam, dan sesak napas yang tidak biasanya terlihat pada infeksi saluran
pernapasan atas mungkin menandakan adanya infeksi yang berpotensi lebih serius seperti
influenza, pneumonia, atau bronkitis akut.
Mereka yang berusia di bawah 2 tahun, hamil, atau penderita asma harus berkonsultasi
dengan dokter jika mengalami sesak napas.
Mual, muntah, dan diare terjadi pada waktu yang bersamaan dengan infeksi saluran
pernapasan atas yang tidak kunjung sembuh.
Bayi berusia kurang dari tiga bulan yang mengalami demam harus diperiksa langsung oleh
dokter karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang dan bisa
terjadi infeksi lainnya.
Pasien yang kekebalan tubuhnya berkurang karena obat atau penyakit harus menghubungi
dokter jika mereka mengalami demam, meskipun hal itu nampaknya disebabkan oleh infeksi
saluran pernapasan atas.
Karena pilek umumnya sembuh dalam waktu seminggu, jika tidak sembuh dalam jangka
waktu tersebut, mungkin menjadi indikasi agar Anda berkonsultasi dengan dokter.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Penyebab
Apa penyebab infeksi saluran pernapasan atas (ispa)?
Infeksi saluran pernapasan atas umumnya disebabkan oleh invasi langsung ke saluran
pernapasan bagian atas melalui mata, mulut dan hidung oleh virus atau bakteri. Virus
dianggap sebagai penyebab utama infeksi saluran pernapasan atas dengan rhinovirus dan
coronavirus menjadi dua virus yang paling umum menyebabkan infeksi saluran pernapasan
atas. Virus lain termasuk virus parainfluenza, respiratory syncytial virus, dan adenovirus
dapat menyebabkan pilek tetapi juga dapat menyebabkan pneumonia, terutama pada bayi dan
anak-anak. Virus ini dapat hidup selama berjam-jam pada objek seperti mainan atau tas
tangan.
Penularan virus dapat terjadi melalui kontak dengan orang yang terinfeksi atau melalui
barang-barang kepunyaan mereka dapat menjadi penyebab utama penyebaran virus. Jika
Anda menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh benda yang terkontaminasi,
Anda cenderung akan terkena virus. Selain itu, virus sering menyebar dari orang ke orang
melalui bersin atau batuk.
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk infeksi saluran pernapasan atas (ispa)?
Ada banyak faktor risiko untuk infeksi saluran pernapasan atas, seperti:
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan lamanya infeksi, dokter mungkin mendiagnosis
infeksi saluran pernapasan atas. Selama pemeriksaan, dokter dapat memeriksa untuk mengi
atau suara abnormal lain oleh stetoskop. Selain itu, dokter dapat melakukan:
Monitoring kulit tanpa rasa sakit (pulse oximetry) untuk memeriksa apakah tingkat oksigen
yang tersedia dalam aliran darah lebih rendah dari biasanya
Tes darah untuk memeriksa jumlah sel putih atau untuk mencari keberadaan virus, bakteri
atau organisme lain
Sinar-X dada untuk memeriksa pneumonia
Tes laboratorium sekresi pernapasan dari hidung Anda untuk memeriksa virus
Infeksi saluran pernapasan atas melibatkan langkah-langkah perawatan di rumah untuk kasus-
kasus ringan, yang salah satu tujuan utamanya untuk mengurangi ketidaknyamanan. Pada
kasus yang parah, perawatan rumah sakit dapat menjadi pilihan utama.
Pada kasus ringan, Anda dapat menggunakan obat yang dijual bebas untuk meringankan
gejala. Acetaminophen efektif dalam mengurangi demam. Dokter Anda mungkin juga
meresepkan antibiotik jika ada komplikasi bakteri, seperti pneumonia bakteri. Vitamin C juga
membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Selain itu, membuat diri Anda
merasa nyaman, banyak istirahat, minum banyak cairan dan perhatikan untuk tanda-tanda
dehidrasi, seperti mulut kering, jarang atau tidak buang air kecil, mata cekung, dan
ketidaknyamanan ekstrem atau kantuk.
Di sisi lain, Anda dapat diberikan cairan intravena dan oksigen pada kasus berat. Bayi dan
anak-anak yang dirawat di rumah sakit juga dapat dihubungkan ke mesin pernapasan untuk
meringankan pernapasan. Dokter mungkin memberikan inhalasi uap dan berkumur dengan
air garam untuk membantu meringankan gejala infeksi saluran pernapasan atas. Analgesik
seperti acetaminophen dan NSAID juga dapat membantu mengurangi demam, sakit dan
nyeri.
Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi infeksi saluran pernapasan atas (ispa)?
Berikut gaya hidup dan pengobatan rumah dapat membantu Anda mengatasi infeksi saluran
pernapasan atas:
Buat udara lembap. Pelembap udara untuk menjaga kelembapan udara akan membantu
dalam menjaga hidung dan membran sinus tetap lembap. Namun, gunakan dengan hati-hati
untuk menghindari luka bakar karena air panas ketika melembapkan udara. Pelembap kabut
dingin mungkin menjadi pilihan yang lebih baik.
Beristirahatlah yang banyak.
Posisi tegak. Duduk tegak membuat bernapas lebih mudah.
Minum banyak cairan. Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, dan juga untuk
melembabkan hidung dan membrane sinus.
Coba tetes hidung saline. Obat tetes yang dijual bebas adalah cara yang aman dan efektif
untuk mengurangi mampat, bahkan untuk anak-anak.
Gunakan penghilang rasa sakit yang dijual bebas. Obat penghilang rasa sakit yang djiual
bebas seperti acetaminophen atau ibuprofen dapat digunakan untuk meredakan demam
ringan atau nyeri wajah. Tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakan obat ini jika
Anda menggunakan obat lain atau menderita penyakit lainnya.
Hindari paparan asap rokok. Jauhi asap rokok karena bisa memperburuk gejala.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Cara penyebaran
Melalui uap air udara pernapasan (batuk atau bersin).
Melalui air liur (berciuman atau minuman bersama).
Melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi (selimut atau pegangan pintu).
Melalui kontak kulit (jabat tangan atau pelukan).