MAKALAH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PEGANTAR ...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
BAB II ISI ..................................................................................................................................... 2
2.1 Ketentuan Lingkungan Hidup ............................................................................................. 6
2.2 Contoh Kasus Industri Migas yang Tidak Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup.......... 7
2.3 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan ......................................................... 7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 10
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II ISI
Dari kedua aturan di dalam UU Migas tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan sektor industri migas, harus selalu memperhatikan aspek-aspek kelestarian
lingkungan hidup, termasuk diantaranya adalah sektor lingkungan hidup.
a) eksplorasi;
b) eksplotasi.
a) Pengolahan;
b) Pengangkutan;
c) Penyimpanan;
d) Niaga.
2
3
Kegiatan usaha hulu dilaksanakan melalui Kontrak Kerja Sama, yang paling
sedikit memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Penerimaan negara;
f. Penyelesaian perselisihan;
h. Berakhirnya kontrak;
Untuk menjamin agar industri migas dapat tetap menjaga kelestarian lingkungan
hidup, maka diperlukan peran serta pemerintah. Dalam hal ini pemerintah memiliki
peranan sebagai regulator, sekaligus melaksanakan fungsi pengawasan. Pasal 39 ayat (1)
UU Migas menyebutkan bahwa pemerintah berperan untuk melakukan pembinaan
terhadap sektor usaha migas, yang antara lain mencakup penetapan kebijakan mengenai
kegiatan usaha migas, berdasarkan pada:
b. kemampuan produksi;
d. penguasaan teknologi;
f. kemampuan nasional;
g. kebijakan pembangunan.
h. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa dan rancang bangun
dalam negeri;
a. menjamin keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup dan
menaati ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dalam kegiatan
usaha migas;
Kewajiban badan usaha, termasuk yang bergerak dalam industri migas, untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup telah diatur dengan tegas di dalam UU LH, antara
lain sebagai berikut:
a. Sanksi administratif, sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (1) dan (2) serta
Pasal 27 ayat (1) UU LH, sebagai berikut:
2.2 Contoh Kasus Industri Migas yang Tidak Menjaga Kelestarian Lingkungan
Hidup
Sejak tahun 2006, pipa gas milik Lapindo Brantas Inc., yang terletak di Porong,
mengalami kebocoran dan mengeluarkan lumpur dan air panas, bukan minyak atau gas,
yang mencemari Kali Porong. Kondisi masih berlangsung sampai sekarang, bahkan
semakin memburuk.
Pulau Biawak di Indramayu tercemar oleh limbah dari salah satu industri migas
yang beroperasi di Indramayu. Hal ini menyebabkan terganggunya ekosistem air di
wilayah tersebut, selain itu juga menyebabkan matinya ikan-ikan dan menurunnya
kualitas air, sehingga merugikan masyarakat sekitar.
Melihat adanya fakta tetap adanya sektor industri migas yang mengakibatkan
kerusakan lingkungan hidup, maka pemerintah memberikan aturan yang tegas terhadap
kewajiban industri sektor migas untuk menjaga kelesatarian lingkungan. Hal ini diatur di
dalam Pasal 74 ayat (1) UU PT, yang berbunyi sebagai berikut:
8
Selain itu, untuk menjamin agar sektor industri migas benar-benar melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Perusahaan, UU PT juga telah mengatur mengenai
mekanisme pemberian sanksi, yaitu di dalam Pasal 74 ayat (3), yang berbunyi sebagai
berikut:
“Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Salah satu bentuk sanksi yang dapat dijatuhkan kepada sektor industri migas yang
tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan adalah
berdasarkan pada aturan di dalam UU LH.
BAB III PENUTUP
Hukum Indonesia telah memberikan pengaturan yang cukup jelas dan tegas
bagi industri sektor migas terkait dengan kewajibannya dalam menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Berbagai kasus kerusakan lingkungan hidup yang terjadi, yang
disebabkan oleh industri sektor migas, merupakan bukti bahwa aturan yang ada belum
terlaksana secara maksimal.
9
DAFTAR PUSTAKA
10