Anda di halaman 1dari 12

FLU BURUNG

A. Definisi Penyakit Flu Burung

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas. Flu burung (bahas Inggris: avian influenza)
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya
menjangkiti burung dan mamalia (Rahmat Ilham, 2010).
Flu burung adalah penyakit influenza (disebabkan oleh virus influenza
tipe A) yang terdapat pada unggas dan umumnya tidak menular pada manusia.
Namun beberapa tipe diantaranya ternyata dapat menyerang manusia
khususnya virus influenza subtipe H5N1. (Tamher, Noorkasiani. 2008 : 6)
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian
infuenza jenis H5N1. (FAO, Buku Petunjuk bagi Paramedik Veteriner)
Jadi menurut kelompok, penyakit flu burung itu adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan melalui
unggas yang dapat menyerang makhluk hidup (burung dan mamalia). Flu
burung (avian influenza) ini yang dapat menyerang yaitu virus influenza
dengan subtipe H5N1.

B. Etiologi

Penyakit flu burung disebabkan oleh virus influenza tipe A. Virus


influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat
berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan
pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan
Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe
flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1,

1
H2N2, H3N3, H5N1,H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5
dan N1-N9.
Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari
subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada
suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Virus akan mati pada pemanasan
60°C selama 30 menit atau 56° C selama 3 jam dan dengan detergent,
desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.

C. Patofisiologi.

Flu burung bisa menular ke manusia bila terjadi kontak langsung dengan
ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di
saluran pencernaan unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan
virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi
semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang
lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari unggas ke
manusia dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran dari
manusia ke manusia, dan juga belum terbukti penularan pada manusia lewat
daging yang dikonsumsi. Satu-satunya cara virus flu burung dapat menyebar
dengan mudah dari manusia ke manusia adalah jika virus flu burung tersebut
bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia. Virus ditularkan melalui
saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena kontak langsung,
misalnya karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat terjadi
melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, di kandangnya dan alat-alat
peternakan (termasuk melalui pakan ternak ). Penularan dapat juga terjadi
melalui pakaian, termasuk sepatu para peternak yang langsung menangani
kasus unggas yang sakit dan pada saat jual beli ayam hidup di pasar serta
berbagai mekanisme lain. Secara umum, ada 3 kemungkinan mekanisme
penularan dari unggas ke manusia.Dalam hal penularan dari unggas ke
manusia, perlu ditegaskan bahwa penularan pada dasarnya berasal dari unggas
sakit yang masih hidup dan menular. Unggas yang telah dimasak, digoreng
dan lain-lain, tidak menularkan flu burung ke orang yang memakannya. Virus
flu burung akan mati dengan pemanasan 80°C selama 1 menit.

2
Kemampuan virus flu burung adalah membangkitkan hampir keseluruhan
respon "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia. Makin banyak
virus itu tereplikasi, makin banyak pula produksi sitokin-protein dalam tubuh
yang memicu peningkatan respons imunitas dan berperan penting dalam
peradangan. Sitokin yang membanjiri aliran darah karena virus yang
bertambah banyak, justru melukai jaringan tubuh (efek bunuh diri). Flu
Burung banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hampir
separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem
kekebalan tubuh yang belum begitu kuat.
 Masa Inkubasi
 Pada Unggas : 1 minggu
 Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5
hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .
 Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke
manusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat
menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari
kotoran atau sekret burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan
dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika terjadi kontak langsung
dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di
peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya.
 Penyebaran
Mekanisme penyerangan virus flu burung pada unggas dan
ruminansia hampir sama. Virus memiliki inti virus yang di dalamnya
mengandung asam inti yang dapat memproduksi protein. Dalam istilah
ilmu penyakit, asam inti yang dimiliki oleh virus mempunyai variasi jenis
virus. Semakin banyak protein yang dihasilkan berarti semakin banyak
pula variasi jenis virusnya. Virus pertama kali akan menyerang selaput
lendir dengan menempel menggunakan rambut-rambut tajam yang
terdapat pada dinding luar (envelope).Pada saat menempel, virus merusak
dinding pelindung selaput lendir dan memasukkan asam inti virus. Asam
inti virus yang dimasukkan ini akan merubah susunan protein yang

3
dibentuk selaput lendir sehingga terjadi perubahan struktur protein. Protein
selaput lendir yang telah terkontaminasi inilah yang kemudian disebarkan
keseluruh jaringan dan organ melalui darah. Bersamaan dengan
dimulainya peredaran protein ke seluruh tubuh maka saat itu juga virus
mulai menyebar.

D. Manifestasi Klinik.

1. Tanda dan Gejala pada unggas


Gejala pada unggas yang sakit cukup bervariasi, mulai dari gejala
ringan (nyaris tanpa gejala), sampai sangat berat. Hal ini tergantung dari
keganasan virus, lingkungan,dan keadaan unggas sendiri. Gejala yang
timbul seperti jengger berwarna biru, kepala bengkak, sekitar mata
bengkak, demam, diare, dan tidak mau makan. Dapat terjadi gangguan
pernafasan berupa batuk dan bersin. Gejala awal dapat berupa gangguan
reproduksi berupa penurunan produksi telur. Gangguan sistem saraf dalam
bentuk depresi. Pada beberapa kasus, unggas mati tanpa gejala. Kematian
dapat terjadi 24 jam setelah timbul gejala. Pada kalkun, kematian dapat
terjadi dalam 2 sampai 3 hari.
2. Tanda dan Gejala pada manusia
Gejala flu burung pada dasarnya adalah sama dengan flu biasa
lainnya, hanya cenderung lebih sering dan cepat menjadi parah. Masa
inkubasi antara mulai tertular dan timbul gejala adalah sekitar 3 hari;
sementara itu masa infeksius pada manusia adalah 1 hari sebelum, sampai
3-5 hari sesudah gejala timbul pada anak dapat sampai 21 hari.
Gejalanya suhu > 38oC, demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit
kepala, nyeri otot dan sendi, sampai infeksi selaput mata ( conjunctivitis ).
Bila keadaan memburuk, dapat terjadi severe respiratory distress yang
ditandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah serta
meningkatnya kadar CO.

E. Pengkajian

4
KASUS FLU BURUNG
a) Wawancara
Tn F (35 thn) masuk rumah sakit atas rujukan dari puskesmas
setempat karena diindikasikan suspek flu burung. Klien mengatakan
demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, batuk- pilek,
dengan dahak yang banyak dan sesak nafas. Seminggu terakhir klien
sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati
mendadak.

b) Pemeriksaan Fisik
 DS :
 Seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya
yang kebetulan banyak yang mati mendadak
 Sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, batuk pilek
dengan dahak yang banyak dan sesak nafas
 DO :
 KU : lemah
 TTV : TD 125/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 24x/menit,
Suhu 390C, ronkhie (+), saturasi oksigen 98 %
 Kesadaran: CM (compas mentis)
 Isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak
c) Pemeriksaan Penunjang
 Pada pemeriksaan laboratorium (darah) diperoleh
leukopenia, limfopenia, trombositopenia ringan sampai sedang dan
kadar aminotransferase yang meningkat sedikit atau sedang, kadar
kreatinin juga meningkat.
 Pemeriksaan analisis gas darah dan elektrolit diperlukan
untuk mengetahui status oksigenasi pasien, keseimbangan asam-
basa dan kadar elektrolit pasien.
 Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya avian
influenza H5N1 a.l. dengan Immunofluorescence assay, Enzyme
Immunoassay, Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Real-time
PCR assay, Biakan Virus. Dari hasil pemeriksaan ini dapat
ditentukan status pasien apakah termasuk curiga (suspect), mungkin
(probable) atau pasti (confirmed).
 Pada pemeriksaan radiologi dengan melakukan X-foto
toraks didapatkan gambaran infiltrat yang tersebar atau terlokalisasi

5
pada paru. Hal ini menunjukkan adanya proses infeksi oleh karena
virus atau bakteri di paru-paru atau yang dikenal dengan
pneumonia. Gambaran hasil radiologi tersebut dapat menjadi
indikator memburuknya penyakit avian influenza.

F. Pathway

FLU BURUNG

UNGGAS : melalui tinja yang kemudian mengering dan hancur menjadi


semacam bubuk. Bubuk inilah yang kemudian dihirup oleh manusia

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG

1. Kontak langsung dgn unggas 1.Transfuse


darah
2. Kendaraan yg mengangkut binatang 2. Penyebaran
flu
3. Alat-alat peternakan
4. pakaian

virus avian influenza

menyebar melalui udara

memasuki alveoli

radang dan bengkak

peningkatan produksi eksudat bersihan jalan nafas tdk efektif

6
G. Analisa Data

No. Symptom Etiologi Problem

1. DS DO Invasi virus Hipertermia

-seminggu -TD : 125/80


terakhir klien mmHg
-Suhu : 39 0C
sibuk mengurus
-RR : 24 x/menit
unggas- - HR : 100
unggasnya yang x/menit
- Rhonkie : (+)-
kebetulan
banyak yang
mati mendadak

2. DS DO Sekresi tertahan Ketidak efektifan

-Sakit -RR : 24 x/menit jalan nafas


- -Rokhie : (+)
tenggorokan
- Saturasi oksigen
-Batuk pilek
98%
dengan dahak
-Isolasi firus
yang banyak
H5N1 dalam
dan sesak nafas
sekret hidung
dan dahak

H. Diagnosa keperawatan

a) Hipertermia berhubungan dengan invasi virus ditandai dengan :

7
 DS : - seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya
yang kebetulan banyak yang mati mendadak.
 DO : - suhu : 390C
- RR : 24 x/menit
- Ronkie : (+)
- HR : 100 x/menit

b) Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan sekresi tertahan


yang
ditandai dengan :
 DS : -Pasien mengeluh sakit tenggorokan.
- Nyeri otot, sakit kepala, batuk pilek dengan dahak yang
banyak dan sesak nafas
 DO :-RR : 24 x/menit
-ronkie (+)
-saturasi oksigen : 98 %
- Isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak

I.Intervensi
Jam/tg No. Tujuan Intervensi Rasional TTD
Dx (NOC) (NIC)
l

selasa, I Setelah dilakukan -Monitor TTV pasien. -untuk


24/12/ - Berikan cairan dan
tindakan keperawatan mengetahui
12, nutrisi secukupnya
selama 1x24 jam, keadaan pasien
kepada klien -Agar
termoregulation (0800)
-Ajarkan klien
07.00 tercukupnya
dapat teratasi dengan
memasukkan cairan
kebutuhan
07.30 kriteria hasil :
melalui oral
-pernafasan dengan cairan pada
-kolaborasikan dengan
08.00
batas normal 16-20 klien.
dokter untuk
-Agar pasien
x/menit (080013)
pemberian obat
- Radial pulse dengan dapat
parasetamol
batas normal 60-100 memasukkan
x/menit (080012) cairan secara
-hipertermia dengan
mandiri
0
batas normal (36-37 C) -agar
mempercepat
kesembuhan

8
klien
rabu,2 II. Setelah dilakukan Airway management -Untuk
6/12/1 tindakan keperawatan (3140) mengetahui
-pantau pernafasan
2 selama 1x24 jam, keadaan
07.00 dan status klien
ketidak efektifan jalan pernafasan klien
-dorong klien untuk
- Agar klien
07.30 nafas (0410) dengan
menggunakan nafas
08.00 dapat bernafas
kriteria hasil :
dalam
-pernafasan (16-20 dengan lancar
-Ajarkan klien
-Agar klien
x/menit) (041004)
bagaimana cara batuk
09.00 -pernafasan normal dapat
efektif
dengan kriteria tidak mengeluarkan
-Kolaborasi dengan
09.30 menggunakan alat dahak
dokter untuk
-Agar
bantu nafas dan suara
pemberian obat
memperlancar
nafas (041005)
pengencer dahak bila
-kemampuan untuk pernafasan klien
perlu dilakukan
mengeluarkan sekret dan
suction
dengan batuk efektif mempercepat
(041012) kesembuhan
-penumpukan sekret
klien
dapat diatasi dengan
batuk efektif (041021)

J. Evaluasi yang diharapkan


a. Eksudat dapat dapat di keluarkan
b. Pola napas pasien menjadi efektif dengan RR 16-20 x / menit
c. Agar kebutuhaan nutrisi pasien tercukupi
d. Suhu badan pasien normal 36,5 – 37,2 derajat celcius`
K. Komplikasi
1. Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non bakterial)
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges,
yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang.
Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri

9
ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan berpindah ke
dalam cairan otak.
2. Encephalitis ( bulbar )
Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak
tipe-tipe dari encephalitis, kebanyakan disebabkan oleh infeksi-
infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini disebabkan oleh virus-virus.
Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang
menyebabkan peradangan dari otak.
3. Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau Pericarditis
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau
miokardium, pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit
infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan
dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui
mekanisme dasar, yaitu:
a). Invasi langsung ke miokard.
b). Proses immunologis terhadap miokard.
c). Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
d). Paralisis akut flaksid.
e). Pneumonia ( peradangan paru )
Penyakit pada paru-paru dengan kondisi pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab
menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan.
Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab,
termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur,
atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan
oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru
atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-
paru atau berlebihan minum alkohol.
f). Kematian
Terjadi jika mengalami gagal nafas akut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kurang 1 sumber
Doengoes,M.E.2008.Rencana Asuhan Keperawatan,Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perwatan pasien.Jakarta: EGC
Muttaqin,Arif.2008.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan.Jakarta:Salemba Medika
Padila.2012.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta: Nuha
Medika
Nanda Internasional.2010.Diagnosa Keperawatan:Definisi dan Klasifikasi
2009-2011.Jakarta:EGC

11
Browsing nya disini ,nekan uwis rampung dihapus ya

TANIA : http://nurql.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

RIAN ASKEP : http://desisagitari.blogspot.com/2013/04/makalah-flu-burung.html

12

Anda mungkin juga menyukai