DISUSUN OLEH:
0
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang
menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Keberadaan keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan dala situasi yang komplek selain 24
jam secara berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun tenaga
kesehatan yang lain.
Hubber (2010) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan, sedangkan menurut Gillies (2012) sekitar 40%-60% pelayanan
rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Oleh karena itu pengelolaan
pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhaatian yang lebih dan
menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya
citra rumah sakit.
Nursalam (2011) mengatakan untuk mewujudkan pelayanan
kegawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi rumah sakit tidak
terlepas dari proses menejemen, yang merupakan suatu pendekatan dinamis
dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen
tersebut mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling
(POAC) terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi.
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan. Manajemmen keperawatan dapat didefinisikan sebagai proses
dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Proses manajemen keperawatan memahami dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksanaan serta mengelola kegiatan
keperawatan. Sebagaimana proses keperawatan terdiri atas pengumpulan
2
3
B. Tujuan
3
4
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 4 minggu di
ruang Paviliun 2 RSUD Kota Salatiga diharapkan mahasiswa mampu
mengelola pelayanan dan asuhan keperawatan serta bimbingan praktek
klinik keperawatan di ruang rawat inap menggunakan ketrampilan
manajemen dan kepemimpinan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah manajemen di ruang Paviliun 2 RSUD Kota
Salatiga.
b. Mengimplementaskan masalah manajemen sesuai standar manajemen
keperawatan di ruang Paviliun 2 RSUD Kota Salatiga.
c. Mengusulkan dan menerapkan kepada manajer keperawatan di ruang
Paviliun 2 RSUD Kota Salatiga.
d. Mengevaluasi hasil dari implementasi yang dilakukan di ruang Paviliun
2 RSUD Kota Salatiga.
C. Manfaat
1. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran terhadap institusi pendidikan
bahwa metode pengelolaan ruangan keperawatan yang menggunakan
model kombinasi Perawat Primer dan Perawat Associate.
2. Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ketrampilan dalam manajemen
keperawatan.
4
5
D. Strategi Pelaksanaan
1. Observasi
Mengobservasi proses pelayanan asuhan keperawatan yang dilakukan,
keadaan inventaris ruangan, pelaksanaan tugas kepala ruang, perawat
primer dan perawat pelaksana, hubungan staf dengan tim kesehatan lain,
discharge planing, pelaksanaan universal precautioon, pasien safety dan
komunikasi yang baik pada pasien
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat
pelaksana, pasien dan keluarga.
3. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data mengenai dokumentasi keperawatan, struktur
organisasi dan inventaris ruangan.
4. Angket
Kuesioner untuk menilai kepuasaan pasien, hand hygine kepada perawat
dan karyawan.
5
7
BAB II
PENGKAJIAN
A. PROFIL RUANGAN
Ruang paviliun wijaya kusuma lantai 2 merupakan salah satu ruang
rawat inap di RSUD Salatiga yang memberikan pelayanan yang terdiri dari 15
ruangan yang terdiri dari ruang VVIP, VIP dan kelas 1, ruang tindakan, ruang
perawat, dan 2 ruangan tidak bisa digunakan karena rusak. VVIP terdiri dari 2
ruangan dengan masing-masing ruangan terdiri dari 1 tempat tidur, 1 kamar
mandi, 1 kulkas besar, 1 ac, 1 sofa, 1 meja makan, 1 lemari baju, 1 meja
bundar. Sedangkan, VIP terdiri dari 9 ruangan dengan masing-masing
ruangan terdiri1 tempat tidur, 1 kamar mandi, 1 kulkas kecil, 1 ac, 1 sofa, 1
meja makan, 1 lemari baju. Dan untuk kelas 1 terdiri dari 2 ruangan dimana
masing-masing ruangan terdiri dari 2 tempat tidur, 1 kamar mandi, 2 lemari, 2
kulkas kecil, 1 ac, 2 sofa . Ruang paviliun wijaya kusuma lantai 2 merupakan
salah satu ruangan perawatan di RSUD Salatiga yang memberikan perawatan
bagi pasien laki-laki dan perempuan dengan mencakup semua umur. Ruang
paviliun wijaya kusuma lantai 2 merupakan ruang rawat inap dengan kasus
campuran meliputi penyakit dalam, penyakit jantung, penyakit paru dan
penyakit syaraf.
Terdapat beberapa ruangan yang terdapat di Ruang paviliun wijaya
kusuma lantai 2, seperti: Nurse Station yang digunakan sebagai pusat
pelayanan pasien, 1 ruang Kepala Ruang, 1 ruang sebagai tempat istirahat
perawat dan 1 ruang yang digunakan untuk penyimpanan obat dan alat. Selain
itu, ruang Tulip merupakan ruang rawat inap yang memberikan pelayanan
untuk pasien umum, dan pasien BPJS.
Ruang paviliun wijaya kusuma lantai 2 terletak di gedung sayap 3 lantai
2 di sebelah utara dan timur membentuk huruf L. batas Ruang paviliun
wijaya kusuma lantai 2 disebelah Barat berbatasan dengan ruang kosong yang
rencananya untuk ruang IRNA VIP.
8
B. INPUT
1. MAN
a. Tenaga Kesehatan
Dalam UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang kesehatan yang
dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang utnuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Dalam undang-undang tersebut tenaga kesehatan salah satunya
adalah tenaga keperawatan yaitu perawat.
Berikut ini adalah tabel nama, jabatan, pendidikan, masa kerja,
dan pelatihan mengenai tenaga perawat dan tenaga administrasi
Ruang paviliun wijaya kusuma lantai 2 RSUD Salatiga.
RSUD Salatiga
NIP
1 Ns. Kasmira, Kepala Sarjana 24 Penata 1. Pelatihan pola
S.Kep Ruangan Keperawatan tahun TK.1/II bimbingan preseptor
19641216198903 + Ners I/d ship
2. Pelatihan preseptor
2007 101-10-
ship yang
2014
diselenggarakan
oleh pusat
pengembangan
keperawatan jawa
tengah
3. Pelatihan assesor
kompetensi perawat
yang
diselanggarakan
oleh pusat
pengembangan
keperawatan jawa
tengah
4. Pelatihan
implementasi
AUDIT
keperawatan
Pelatihan BTCLS
6 Fitria Dewi Perawat Diploma III 7 tahun II/C 1. Aesthetic and beauty
Wijayanti pelaksana care, personality &
19830712201001 innerbeauty
2032
7 Diah Supadmi Perawat Sarjana 7 tahun II/C 1. Pelatihan BTCLS
19800123201001 pelaksana Keperawatan
2016 +Ners
8 Wahyu Perawat Diploma III 8 tahun II/C 1. Aplikasi islamic
Handayani pelaksana cupping (bekam) for
19530727198303 lanjutan nursing practice
2. Workshop
2007
keperawatan
penanganan
kegawatdaruratan
bagi perawat
11
c. Jumlah pasien
Jumlah pasien hari senin tanggal 17 September adalah 13 pasien
Jumlah pasien hari selasa tanggal 18 September adalah 14 pasien
Jumlah pasien hari rabu tanggal 19 September adalah 17 pasien
Jumlah pasien hari kamis tanggal 20 September adalah 15 pasien
d. Tingkat ketergantungan pasien
Tingkat ketergantungan pasien dinilai dengan instrument yang
dimodifikasi kelompok sesuai dengan keadaan pasien ruang paviliun 2
1) Minimal care
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan
a) Mampu naik turun tempat tidur.
b) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri.
c) Mampu makan dan minum sendiri.
d) Mampu toileting sendiri.
e) Status psikologis stabil.
2) Moderate care
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian.
a) Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun tempat tidur.
b) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan.
c) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makan.
d) Membutuhkan bantuan dalam toileting.
e) Gangguan emosional ringan.
3) Total care
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawat yang lebih lama.
14
e. Kebutuhan perawat
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan diruang Paviliun 2
menurut Depkes (2002) adalah:
1) Jumlah perawat yang dibutuhkan/tersedia
10 2,7
x 25 3,2
100
15
1. Money
a. Sumber pemasukan
Tidak ada sumber pemasukan untuk Ruang Paviliun 2 karena
kebutuhan dan pengaturan keuangan oleh bidang keuangan Rumah
Sakit. Ruangan hanya membuat daftar permintaan sesuai kebutuhan
ruangan dan akan dipenuhi oleh kepala perlengkapan. Ruangan Paviliun
2 berfokus pada pelayanan, sedangkan keuangan tidak ada kewenangan,
semua alokasi dana dan sumber pemasukan diperoleh dan diatur oleh
bagian anggaran Rumah Sakit.
b. Pengeluaran
Ruang Paviliun 2 tidak mengetahui jumah pengeluaran yang
dikeluarkan oleh ruangan karena sistem pemasukan dan pengeluaran
yang ada di ruangan bersifat sentralisasi langsung ke rumah sakit.
c. Sistem evaluasi anggaran
Ruang Paviliun 2 tidak memiliki system evaluasi anggaran karena
semua pemasukan dan pengeluaran yang ada dikelola langsung oleh
bagian anggaran rumah sakit. Ruangan hanya mengurus billing pasien
selama dirawat di ruang mawar yang meliputi biaya tindakan
keperawatan, dan medis.
d. Kendala dalam anggaran
Tidak ada kendala dalam anggaran keuangan untuk alat – alat
barang habis pakai dan kebutuhan ruangan yang di perlukan semua jika
habis atau kerusakan pada alat medis maka bagian seperti CSSD,
gudang farmasi, ataupun teknisi service segera melakukan tindakan dan
pemenuhan yang memang dibutuhkan.
2. Methods
a. Pelaksanaan timbang terima
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sexton, et al (2004),
pelaksanaan timbang terima dengan tatap muka langsung memiliki efek
yang sangat penting terhadap kesinambungan perawatan pasien.
Penelitian terkait juga di lakukan oleh Adams dan Osborne (2012) di
16
e. Discharge Planning
Tujuan dilakukannya discharge planning sangat baik untuk
kesembuhan dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah sakit.
22
Dari hasil observasi perawat, saat pasien baru datang petugas sudah
menyampaikan ruangan tempat perawatan serta fasilitas yang ada di
ruangan.
i. Penjamin Mutu
Manajemen komite mutu (KMKP), setiap tanggal 3
mengumpulkan data assessment. Hasil wawancara dan kuesioner yang
dilakukan di Ruang paviliun 2 didapatkan bahwa ada 1 orang yang
bertanggung jawab dalam bidang penjaminan mutu yaitu bapak
Haryanto S.Kep, Ns
j. SOP
Menurut Tjipto Atmoko (2011), mengatakan bahwa standar
operasional prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator
teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan tanggal 17 September
sampai dengan 20 September 2018 di Ruang paviliun 2 RSUD Salatiga
sudah terdapat SOP yang didokumentasikan, akan tetapi dari hasil
observasi yang telah dilakukan untuk pemasangan infus perawat belum
menerapkan cara cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
ke pasien, tidak menggunakan pengalas saat pemasangan infus, dan
belum menjelaskan prosedur dan tujuan pemasangan infus kepada
pasien.
3. Materials
a. Denah Ruangan
LB MS RD
LK
216 214 212 210 208 202 200
NS
GD
215 213 211 209 207 206 205 204 203 201
24
Keterangan:
: Kelas VIP
: Linen Kotor : Kelas 1A
P2 P3
LK
: Linen Bersih : Koas
LB : Gudang RD : Kelas VVIP
GD :Ruang perawat P1 : Nurse Station
RP : Mushola NS
MS
b. Komposisi Ruangan
1. Kamar sisi kanan :
a. Kamar 200
b. Kamar 202
c. Kamar 208
d. Kamar 210
e. Kamar 212
f. Kamar 214
g. Kamar 216
2. Ruang Linen bersih :
a. Ruang koperasi kecil
3. Ruang perawat Paviliun 2 / Nurse Station
a. 1 kamar mandi perawat
b. 1 kamar istirahat perawat
c. 1 tempat diskusi perawat dan dokter
4. Ruang tunggu
5. Ruang Kepala ruang
6. Ruang pantry
7. Kamar VVIP
a. Kamar 200
b. Kamar 201
8. Kamar sisi kiri :
a. Kamar 201
b. Kamar 203
c. Kamar 204
d. Kamar 205
e. Kamar 206
f. Kamar 207
g. Kamar 209
h. Kamar 211
i. Kamar 213
j. Kamar 215
9. Ruang obat/ruang tindakan
a. 1 kamar mandi
25
c. Inventaris Ruangan
1) Inventaris peralatan medis
Tabel 2.8 Daftar Peralatan Medis Ruang Paviliun 2 RSUD Salatiga
d. Sterilisasi Alat
Sterilisasi di ruang paviliun 2 dilakukan di CSSD ( Central Sterile
Supply Department), sebelum di kirim ke CSSD, alat di cuci terlebih
27
f. Fasilitas Staf
Tabel 2.11 Fasilitas Staf
4. Machine
Di Ruang paviliun 2 RSUD Salatiga Jumlah kamar pasien yang terdapat
3 kelas dengan perincian :
1. Kelas IA
Kamar 215 dan 216 yang terletak di bagian kanan nurse station.
2. Kelas VIP
Bed 202 - 214 yang terletak di bagian kiri-kanan nurse station.
3. Kelas VVIP
Bed 200 dan 201 terletak di bagian kiri nurse station
A. PROSES
1. Planning
a. Visi, Misi, Tujuan Dan Motto
Hasil observasi di ruang paviliun 2 Visi, Misi, dan Tujuan mengacu
visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit.
1) Visi
c. Bimbingan mahasiswa
Di ruang paviliun 2 terdiri dari 2 CI/pembimbimg mahasiswa.
Bimbingan mahasiswa dilakukan oleh satu preceptor untuk setiap stase
keperawatan dari 1 institusi. Bimbingan tersebut diantaranya: orientasi,
program kerja, pelayanan asuhan keperawatan dan evaluasi.
d. Jadwal shift
Penjadwalan shift dilakukan 1 bulan sekali oleh kepala ruang
kemudian disetujui oleh koordinator bidang keperawatan. Jadwal shift
dibuat dalam 3 shift yaitu pagi (07.00-14.00 WIB). Shift siang (14.00-
20.00 WIB). Shift malam (20.00-07.00). Kepala ruang hanya dinas pagi
hari.
e. Rapat
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruang, terdapat 2 model
rapat yaitu insidental dan terencana. Rapat bulanan untuk ruang
paviliun 2 dilakukan 2 bulan sekali terakhir di laksanakan tanggal 27
Agustus 2018..
30
2. Organizing
a. Struktur organisasi
DIREKTUR
dr. Sri Pamuji Eko S, M, Kes
WAKIL DIREKTUR
Ka. Bid. Keperawatan Ka. Inst. Rawat Inap Ka. Bid. Instalasi Medik
Anggita P
dengan agama dan kepercaayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka
reward diartikan pahala atau imbalan. Dalam konsep manajemen,
reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para
pegawai. Metode ini bisaa mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan
seseorang dengan perasaan bahagia, senang dan biasanya akan
membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara
berulang–ulang. Selain motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang
menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan
prestasi yang telah dicapainya (Santosa, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang paviliun 2
RSUD Salatiga bahwa kepala ruang sudah melakukan pengawasan
terhadap kinerja perawat yang ada di ruang paviliun 2 RSUD Salatiga.
Namun diruang paviliun 2 itu sendiri belum ada pemberian reward
pegawai yang berprestasi. Pemberian reward dilakukan oleh pelayanan
medik tetapi diberikan atas nama ruangan.
b. Punishment
Punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi
kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada
seseorang supaya mereka jangan membuat sesuatu yang jahat. Jadi,
hukuman yang dilakukan mesti bersifat pedagogies, yaitu untuk
memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik (Santosa, 2010).
Punishment diberikan dari kepala ruang selaku koordinator
ruangan dan sebagai pengontrol mutu pelayanan kesehatan kepada
pegawai yang melakukan pelanggaran di ruangan, seperti keterlambatan
kedatangan kerja, bolos kerja, dsb. Punishment yang diberikan berupa
teguran 3X secara lisan oleh kepala ruang. Jika dari teguran lisan tidak
ada perubahan, akan diberikan punishment secara tertulis, dan jika
masih tidak ada perubahan kepala ruang akan melaporkan ke pelayanan
medik. Apabila pegawai ingin ijin tidak masuk dinas harus membuat
surat pemberitahuan terlebih dahulu.
34
c. Motivasi
Motivasi kerja pegawai adalah penghasilan pegawai yang sesuai
dengan yang di harapkan. Selain itu, setiap pagi selalu dilakukan
Preconference yang dipimpin oleh kepala ruang dan diikuti oleh katim
serta perawat associate. Misalkan, ada komplain dari passien atau
keluarga pasien, kepala ruang mendiskusikan secara bersama – sama
serta memotivasi agar melakukan tindakan sesuai dengan aturan yang
ada. Motivasi kerja pegawai juga biasa dilakukan pada saat rapat
keperawatan.
d. Wewenang kepala ruangan dalam mengambil keputusan
Dalam mengambil sebuah keputusan biasanya kepala ruang
paviliun 2 melakukannya dengan tegas. Keputusan yang diambil bisa
dari kepala ruangnya langsung, dan bisa dari keputusan secara bersama
– sama.
pasien, perawat membagi dan berkoordinasi dengan baik satu sama lain
untuk bergantian saat istirahat dan ibadah.
b. Supervisi
Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian
tugas-tugas keperwatan. Supervise adalah merencanakan, mengarahkan,
membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus-menerus pada setiap perawat
dengan sabar, adil, serta bijaksana.
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruang paviliun 2
didapatkan bahwa kepala ruang melakukan pengawasan diruangan.
B. OUTPUT
1. Pasien Safety
Pasien safety merupakan satu variabel untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap
pelayanan kesehatan.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan diruang paviliun 2
ditemukan bahwa dalam menigidentifikasi pasien safety belum optimal.
(Belum ada segitiga resiko jatuh di bed pasien).
2. Perawatan Diri
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa hygine pasien
baik, karena pasien disibin oleh perawat atau keluarga pasien.
3. Kepuasan Pasien
Berdasarkan hasil analisa kuesioner yang disebarkan ke 20 pasien
ruang Paviliun 2 RSUD Salatiga, didapatkan hasil bahwa 85 % Ya, 10 %
Kadang-kadang, dan 5 % Tidak.
4. Kecemasan
Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau yang
dirasakan oleh pasien dan keluarganya disaat pasien harus dirawat
mendadak atau tanpa terencana begitu mulai masuk rumah sakit.
Kecemasan akan terus menyertai pasien dan keluarganya dalam setiap
tindakan keperawatan terhadap penyakit yang diderita pasien.
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada pasien dan keluarga di
Ruang paviliun 2 didapatkan bahwa semua pasien dan keluarga tidak
terlalu cemas terhadap kondisi pasien itu sendiri dan pasien merasa aman
dengan tindakan medis yang dilakukan perawat karena perawat
36
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
1. Analisa SWOT
Kategori Penilaian Analisa SWOT
(INPUT)
MAN Strength :
1. Sudah terdapat struktur organisasi.
2. Sudah terdapat tenaga keperawatan dengan
pendidikan
S 1 Kep Ns : 2 orang
S Kep : 1 orang
D3 Kep : 9 orang
D3 Keb : 1 orang
S1 Akuntansi : 1 orang
Weakness :
1. Pengembangan kinerja staaf perawat paviliun 2
masih dalam perencanaan.
2. Kurangnya tenaga kerja perawat
Opportunity
1. Dalam pengembangan kinerja staf dan pegawai
fungsional, sering diikut sertakan dalam seminar
atau pelatihan sehingga perawat lebih
berkompeten dalam pelayanan kesehatan
2. Terdapat mahasiswa praktek untuk membantu
perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan
Threated
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai
tinggi sehingga perawat atau tenaga fungsional harus
lebih profesional
MONEY
METHODS Strength
1. Sudah terdapat buku untuk operan untuk
mengetahui perkembangan pasien
2. Koordinasi antar bidang medis, paramedis dan
non medis sudah terjalin dengan baik dan
sistematis.
3. Dischard planing sudah dilakukan dengan baik
4. Sistem penerimaan obat sudah tersistem dengan
baik
5. Standart Operasional Prosedur (SOP) dan
Standart Asuhan Keperawatan (SAK) sudah
lengkap
Weakness
1. Preconfrence sudah dilakukan tetapi tidak setiap
shift dan tidak dilakukan post confrence untuk
setiap shift
Opportunity
1. Terdapat pendokumentasian asuhan keperawatan
menggunakan checklist tetapi belum digunakan.
Threated
Banyak tindakan yang belum dilakukan secara prosedur
sedangkan masyarakat mulai berfikir kritis.
MATERIAL AND Strength
MACHINE 1. Denah ruangan mendukung kebutuhan pasien
2. Pembuangan sampah medis sudah sesuai dengan
standart
3. Fasilitas alat sudah lengkap untuk menunjang
kebutuhan pelayanan kesehatan
4. Jumlah tempat tidur terdiri dari 17 kamar
Weakness
1. Belum terdapat ruang isolasi yang standar
Opportunity
1. Dengan fasilitas yang lengkap diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan yang optimal
2. Dengan adanya ruangan yang lengkap di harapkan
pasien terhindar dari resiko infeksi
Threated
Belum terdapatnya ruang isolasi di ruang paviliun 2.
2. Pengorganisasian
a. Strength
1) Adanya struktur organisasi diruang paviliun 2.
2) Adanya tupoksi bagi tiap masing-masing
jabatan.
3) Adanya sistem perekrutan pegawai yang
diberlakukan.
4) Adanya penjadwalan yang dibuat oleh kepala
ruang.
b. Weakness
1) Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan
jumlah tingkat ketergantungan pasien
2) Adanya tupoksi tiap masing-masing jabatan
tetapi belum diberlakukan secara maksimal
c. Opportunity
1) Perawat dapat mengaplikasikan dan
melaksanakan semua tindakan keperawatan.
d. Treatned
1) Sering terjadi human eror pada setiap tanggung
jawab dan tupoksi yang sudah diberikan.
3. Pengarahan
a. Stength
1) Adanya punishment bagi perawat yang
melanggar peraturan
2) Adanya SOP timbang terima pasien
3) Adanya SOP pre dan post conference
4) Adanya SOP ronde keperawatan
5) Adanya pembinaan dalam ruang untuk
mengatasi konflik.
b. Weakness
1) Adanya SOP timbang terima pasien tetapi belum
diberlakukannya secara maksimal
2) Adanya perawat yang melakukan ronde
keperawatan tetapi hanya dilakukan secara
mandiri, tidak adanya diskusi seperti dalam SOP
ronde keperawatan
3) Format timbang terima pasien meliputi nama, no
RM, dokter yang merawat, diagnosa/keluhan
pasien.
4) SOP dan SAK belum maksimal digunakan.
5) Pemberian reward kepada perawat yang
berprestasi belum dilasanakan
c. Oportunity
1) Adanya kesempatan dari kepala ruang untuk
mengadakan melakukan perbaikan sistem
manajemen di ruangannya.
2) Adanya mahasiswa Ners yang praktik
manajemen keperawatan untuk meningkatkan
sistem manajemen di ruangan.
d. Threated
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari pasien
untuk mendapatkan pelayanan keperawatan
yang profesional
4. Pengawasan
a. Stength
1) Adanya penilaian kinera pegawai
2) Adanya supervisi yang di jadwalkan oleh
pelayanan medis
3) Adanya format pendokumentasian asuhan
keperawatan
4) Waktu dalam pemberian asuhan keperawatan
selama 24 jam
b. Weakness
1) Pengawasan terhadap sistematika
pendokumentasian belum dilaksanakan secara
optimal
2) Pendokumentasian pasien puasa sudah
dilakukan tetapi belum ada label puasa
dikamar pasien
3) Ketidak seimbangan jumlah perawat dengan
pasien di ruangan sehingga dalam pemberian
asuhan keperawatan tidak maksimal.
4) Personil supervisi masih merangkap sebagai
kepala ruang sehingga melakukan supervisi
kurang optimal
c. Oppertunity
1) Adanya mahasiswa Ners yang praktik
manajemen keperawatan
2) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa
yang praktik dengan perawat ruangan dalam
melakuakan tindakan keperwatan.
d. Theated
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2) Tuntutan pasien dan keluarga pasien tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan
Kategori Penilaian Analisa SWOT
(OUTPUT)
MAN Strength
1. Sudah terdapat struktur organisasi.
2. Sudah terdapat tenaga keperawatan dengan
pendidikan.
S 1 Kep Ns : 2 orang (29,41%)
S 1 Kep : 1 orang (5,88%)
D3 : 11 orang (64,70%)
3. LOS ( Lenght Of Stay ) pada ruangan paviliun pada
periode bulan Januari – Desember 2018 adalah 3
hari.
Weakness
1. Diharapkan adanya peningkatan personal tenaga
kerja perawat.
Oppertunity
1. Dalam pengembangan kinerja staf dan pegawai tim,
sering diikut sertakan dalam pelatihan sehingga
perawat lebih berkompeten dalam pelayanan
kesehatan.
2. Terdapat mahasiswa praktek untuk membantu
perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Theated
1. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
mulai tinggi sehingga perawat atau tenaga
fungsional harus lebih profesional. 45
MONEY -
METHODS Strength
1. Sudah terdapat buku untuk overan untuk
mengetahui perkembangan pasien
2. Koordinasi antar bidang medis, paramedis dan non
medis sudah terjalin dengan baik dan sistematis.
3. Dischard planing sudah dilakukan dengan baik
4. Sistem penerimaan obat sudah tersistem dengan
baik
5. Standart operasional prosedur (SOP) dan standart
asuhan keperawatan (SAK) sudah lengkap
Weakness
1. Diharapkan terdapat timbang terima pasien sesuai
standart operasional prosedur (SOP)
2. Diharapkan dilakukan pre confrence dan post
confrence setiap pergantian dinas
3. Diharapkan terdapat diskusi untuk membahas
setiap masalah dan keluhan pasien
4. Diharapkan pelaksanaan pemberian obat terlaksana
dengan baik
Oppertunity
1. Terdapat pendokumentasian asuhan keperawatan
menggunakan checklist tetapi belum digunakan
Theated
1. Banyak tindakan yang belum dilakukan secara
prosedur sedangkan masyarakat mulai kritis
MATERIAL AND Strength
MACHINE 1. Denah ruangan mendukung kebutuhan pasien
2. Pembuangan sampah medis sudah sesuai dengan
standart
3. Fasilitas alat sudah lengkap untuk menunjang
kebutuhan pelayanan kesehatan
4. Jumlah tempat tidur terdiri dari 17 kamar
Weakness
1. Belum terdapat ruang isolasi yang standar
Opportunity
1. Dengan fasilitas yang lengkap diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan yang optimal
2. Dengan adanya ruangan yang lengkap di harapkan
pasien terhindar dari resiko infeksi
Threated
Belum terdapatnya ruang isolasi yang standar akan
mengakibatkan infeksi nosokomial di ruang paviliun 1.
2. Analisa Data
No Data Fokus Masalah
1. Wawancara : Ketidakseimbangan beban
1. Kepala Ruang mengatakan bahwa untuk kerja perawat dengan
Ruang paviliun 2 tingkat beban kerjanya tingkat ketergantungan
masih berat dan tidak sesuai dengan pasien. diruang paviliun 2
jumlah tenaga keperawatan. RSUD Salatiga.
2. Kepala ruang dan perawat diruang
paviliun 2 mengatakan bahwa struktur
organisasi sudah menggunakan model
keperawatan Tim.
3. Kepala ruang mengatakan bahwa dalam
perawat bekerja selama 6-12 jam dalam
sehari, dengan formasi shif pagi sebanyak
5 orang, shif siang 2 orang dan shif
malam 2 orang.
Observasi :
1. Kurangnya tenaga kerja perawat
2. Jumlah tenaga perawat di paviliun 2
adalah 13 orang meliputi pendidikan S1
Ns. Keperawatan sebanyak 15,38%, S1
keperawatan sebanyak 7,7%, D3
keperawatan sebanyak 84,60 %.
3. Rata-rata jumlah ketergantungan pasien
adalah 2 pasien mandiri, 11 pasien
partial, 2 pasien total.
2 Wawancara : Kurang optimalnya
1. Kepala ruang mengatakan pre conference
pelaksanaan model Asuhan
sudah dilakukan tetapi hanya dilakukan
Keperawatan diruang
pada shift pagi sedangkan post paviliun 2 RSUD Salatiga.
conference belum dilakukan untuk setiap
shift.
2. Kepala ruang mengatakan bahwa perawat
sudah melakukan overan jaga secara
keliling dan overan di depan pasien.
3. Kepala ruang mengatakan bahwa semua
tindakan keperawatan masih dikerjakan
secara bersama.
4. Kepala ruang mengatakan ronde
keperawatan sudah dilaksanakan tetapi
masih belum maksimal.
Observasi :
1. Sudah dilakukannya preconference tetapi
hanya pada saat shift pagi saja,
sedangkan post conference belum di
lakukan pada setiap shift.
2. Timbang terima belum dilakukan sesuai
SOP
3. Kualitas isi dari overan belum maksimal
4. Sudah dilakukan ronde keperawatan di
ruang mawar 1 tetapi masih belum
maksimal.
Wawancara :
1. Kepala ruang di paviliun 2 mengatakan
sudah menerapkan cara mencuci tangan
3 dengan benar tetapi masih dijumpai Belum optimalnya
perawat yang belum konsekuen terhadap penerapan 6 sasaran
pelaksanaan cuci tangan yang benar keselamatan pasien
dengan metode 6 langkah cuci tangan.
2. Perawat mengatakan sudah mengetahui 5
momen mencuci tangan
3. Perawat mengatakan sudah mengetahui
jenis dan lamanya waktu mencuci tangan
yang tepat
Observasi :
1. Belum dilakukannya tindakan cuci tangan
sebelum dan sesudah tindakan ke pasien.
2. Terdapat poster 6 langkah cuci tangan
3. Terdapat poster 5 momen cuci tangan
4. Tidak ada edukasi perawat tentang cuci
tangan pada pasien dan keluarga
5. Belum adanya segitiga resiko jatuh pada
bed pasien yang beresiko jatuh (hanya
ditandai dengan gelang warna kuning)
4 Wawancara : Belum optimalnya
1. Perawat di ruang paviliun 2 mengatakan pendokumentasian asuhan
sudah melakukan dokumentasi asuhan keperawatan secara
keperawatan sesuai form yang ada, komprehensif
namun belum bisa maksimal karena
perawat lebih mengutamakan pelayanan
ke pasien atau rutinitas pasien.
2. Perawat mengatakan pendokumentasian
pasien puasa sudah dilakukan.
3. Perawat mengatakan sudah ada perekapan
untuk 5 kasus terbesar setiap bulannya
Observasi :
1. Perawat di ruang paviliun 2 sudah
melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan tetapi belum bisa maksimal.
2. Form pendokumentasian asuhan
keperawatan tidak terisi lengkap (etiologi,
intervensi, implementasi, dan evaluasi)
3. Pendokumentasian pasien puasa sudah
dilakukan tetapi belum ada label puasa di
kamar pasien.
4. Belum ada perekapan untuk 5 kasus
terbesar setiap bulannya.
5 Wawancara : Belum optimalnya
1. Perawat mengatakan sudah komunikasi efektif dan
memperkenalkan diri dan menjelaskan terapeutik.
prosedur serta tujuan sebelum melakukan
tindakan ke pasien.
2. Perawat mengatakan sudah melakukan
evaluasi setelah melakukan tindakan ke
pasien.
Observasi :
1. Perawat tidak memperkenalkan diri dan
menjelaskan prosedur serta tujuan
sebelum melakukan tindakan ke pasien.
2. Perawat tidak melakukan evaluasi kepada
pasien setelah melakukan tindakan.
6 Wawancara : Belum optimalnya tata
Perawat mengatakan rak status sudah tersedia, letak status pasien sesuai
tetapi belum di pergunakan dengan dokter yang menanganinya.
semestinya. Rak status di gunakan untuk form
asesment
51
Observasi :
Belum ada rak khusus untuk status pasien
sesuai dokter yang menanganinya.
B. Prioritas Masalah
Penerapan prioritas masalah sebagai berikut :
Belum optimalnya
penerapan 6 sasaran Methode
Man
Tidak ada edukasi perawat
keselamatan pasien. tentang cuci tangan pada
Perawat belum melaksanakan
5 moment hand hygine
pasien dan keluarga
53
Machine
Pre& post
conferencebelum
maksimal 54
Timbang terima
Money
belum dilakukan Material
Keuangan ruangan sesuai SOP
Mawar I dikelola Ruang diskusi
langsung oleh Kualitas isi dari belum ada
manajemen rumah overan belum meja & kursi
sakit maksimal
Kurang optimalnya
Methode
pelaksanaan model Man
Belum ada penanggung jawab
Asuhan Keperawatan Kepatuhan petugas terhadap SOP
pelaksanaan pre dan post
Pr edan post conference kurang
conference setiap shift
55
BAB IV
PERENCANAAN
A. Perencanaan