Daftar Isi
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................2
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan........................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................
B. Saran..........................................................................................
C. Lampiran....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pemeriksaan fisik paru?
2. Sebutkan tujuan pemeriksaan fisik paru?
3. Sebutkan indikasi pemeriksaan fisik paru?
4. Sebutkan kontraindikasi pemeriksaan fisik paru?
5. Jelaskan pelaksanaan pemeriksaan fisik paru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan fisik paru
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan fisik paru
3. Untuk mengetahui indikasi pemeriksaan fisik paru
4. Untuk mengetahui kontra indikasi pemeriksaan fisik paru
5. Untuk mengetahui pelaksanaan pemeriksaan fisik paru
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan fisik paru adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat
untuk melakukan pengkajian fisik pada pasien yang mengalami abnormalitas
system pernapasan yang meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
E. Pelaksanaan
3
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta
tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi.
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian
serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan.
9. Membuat kontrak waktu (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan).
c) Persiapan Alat
1. Handscoon
2. Stetoskop
d) Persiapan lingkungan
Sampiran
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
4
Sisi kanan;
Sisi kiri klien.
5) Inspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetahui
kelainan bentuk dada dan tentukan frekuensi respirasi.
6) Amati keadaan kulit dada, apakah terdapat retraksi interkostalis
selama bernapas, jaringan parut, atau kelainan lainnya.
b. Palpasi dada
c. Ekspansi dada
1) Berdiri di depan klien dan letakkan kedua telapak tangan secara
datar pada dinding dada klien.
2) Anjurkan klien untuk menarik napas.
3) Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi
kiri.
4) Pemeriksa berdiri di belakang klien, letakkan tangan pemeriksa
pada sisi dada lateral klien, perhatikan getaran ke samping
sewaktu klien bernapas.
5) Letakkan kedua tangan pemeriksa di punggung klien-ibu jari
diletakkan sepanjang penonjolan spina setinggi iga ke-10 dengan
telapak tangan menyentuh permukaan posterior. Jari-jari harus
terletak 5 cm terpisah dengan titik ibu jari pada spina dan jari lain
ke lateral.
6) Setelah ekshalasi, minta klien untuk bernapas dalam, observasi
gerakan ibu jari pemeriksa.
7) Bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada.
d. Taktil fremitus
1) Letakkan telapak tangan pada bagian belakang dinding dada dekat
apeks paru.
2) Instruksikan klien untuk mengucapkan bilangan “sembilan-
sembilan”.
5
3) Ulangi langkah tersebut dengan tangan bergerak ke bagian dasar
paru.
4) Bandingkan fremitus pada kedua sisi paru dan di antara apeks
dasar paru.
5) Lakukan palpasi taktil fremitus pada dinding dada anterior.
6) Minta klien untuk berbicara lebih keras atau dengan nada lebih
rendah jika fremitus redup.
e. Perkusi dada
1) Atur posisi klien supinasi/telentang.
2) Untuk perkusi paru anterior, perkusi dimulai dari atas klavikula ke
bawah pada spasium interkostalis dengan interval 4-5 cm
mengikuti pola sistematik.
3) Bandingkan sisi kanan dan kiri.
4) Anjurkan posisi klien duduk atau berdiri.
5) Untuk perkusi paru posterior, lakukan perkusi mulai dari puncak
paru ke bawah.
6) Bandingkan sisi kiri dan kanan.
7) Instruksikan klien untuk menarik napas panjang dan menahannya
untuk mendeterminasi gerakan diafragma.
8) Lakukan perkusi sepnjang garis skapula sampai pada lokasi batas
bawah sampai resonan berubah menjadi redup.
9) Tandai area redupnya bunyi dengan pensil/spidol.
10) Instruksikan klien untuk menghembuskan napas secara maksimal
dan menahannya.
11) Lakukan perkusi dari bunyi redup/tanda I ke atas. Biasanya bunyi
redup ke-2 ditemukan di atas tanda I.beri tanda pada kulit tempat
ditemukannya bunyi redup (tanda II).
6
12) Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada wanita jarak antar
kedua tanda ini normalnya 3-5 cm, pada pria 5-6 cm.
Napas yang normal adalah suara yang dihasilkan dari getaran saat
udara melalui laring ke saluran napas dari alveoli, dengan alam bersih
7
panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks
dimana bronchi tertutup oleh dinding dada.
c. vesikular: terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi.
Inspirasi lebih panjang dari berakhirnya, ekspirasi terdengar
seperti tiupan.
2) Suara napas tambahan / abnormal
a. Crackles
Krekels kasar
b. mengi (wheezing)
8
kronis). Mengi dapat terjadi karena perubahan suhu, alergen, latihan
fisik dan iritasi bronkial.
c. Ronchi
9
d. Pleural friction rub
Tahap Terminasi
Tahap Dokumentasi
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeiksaan fisik paru adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat
untuk melakukan pengkajian fisik pada pasien yang mengalami abnormalitas
system pernapasan yang meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
B. Saran
Kami selaku penyusun merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
11
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU
Nama :...........................................................
NIM :...........................................................
NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
DEFINISI :
Perawat mengkaji dada dan paru untuk memeriksa tanda
kesehatan.
TUJUAN :
1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi keadaan kulit
dinding dada.
2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan.
3. Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan, taktil
fremitus.
4. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura.
5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya.
6. Mengkaji aliran udara melalui batang trakeobronkial.
7. Mengetahui adanya sumbatan aliran udara, dll.
PELAKSANAAN
Tahap Pre Interaksi
a. Melakukan verifikasi data
b. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya.
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi.
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan.
9. Membuat kontrak waktu (waktu, tempat dan tindakan
yang akan dilakukan).
12
c. Persiapan Alat
1. Handscoon
2. Stetoskop
d. Persiapan lingkungan
Sampiran
Tahap Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik.
b. Panggil klien dengan nama yang disenangi.
c. Memperkenalkan nama perawat.
d. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien.
e. Menjelaskan kerahasiaan.
Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan letakkan alat-alat di tempat yang mudah
dijangkau.
2. Jaga privasi.
Inspeksi dada
a. Buka baju klien dan perlihatkan badan klien sebatas
pinggang.
b. Atur posisi klien duduk atau berdiri.
c. Beri penjelasan pada klien tentang apa yang akan dilakukan
oleh pemeriksa dan anjurkan klien untuk tetap santai/rileks.
d. Lakukan pengamatan bentuk dada dari 4 sisi, yaitu:
Depan: perhatikan klavikula, sternum, dan tulang rusuk;
Belakang: perhatikan bentuk tulang belakang,
kesimetrisan skapula;
Sisi kanan;
Sisi kiri klien.
e. Inspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetahui
kelainan bentuk dada dan tentukan frekuensi respirasi.
f. Amati keadaan kulit dada, apakah terdapat retraksi
interkostalis selama bernapas, jaringan parut, atau kelainan
lainnya.
Palpasi dada
Ekspansi dada
a. Berdiri di depan klien dan letakkan kedua telapak tangan
secara datar pada dinding dada klien.
b. Anjurkan klien untuk menarik napas.
c. Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan
13
dan sisi kiri.
d. Pemeriksa berdiri di belakang klien, letakkan tangan
pemeriksa pada sisi dada lateral klien, perhatikan getaran ke
samping sewaktu klien bernapas.
e. Letakkan kedua tangan pemeriksa di punggung klien-ibu jari
diletakkan sepanjang penonjolan spina setinggi iga ke-10
dengan telapak tangan menyentuh permukaan posterior. Jari-
jari harus terletak 5 cm terpisah dengan titik ibu jari pada
spina dan jari lain ke lateral.
f. Setelah ekshalasi, minta klien untuk bernapas dalam,
observasi gerakan ibu jari pemeriksa.
g. Bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada.
Taktil fremitus
a. Letakkan telapak tangan pada bagian belakang dinding dada
dekat apeks paru.
b. Instruksikan klien untuk mengucapkan bilangan “sembilan-
sembilan”.
c. Ulangi langkah tersebut dengan tangan bergerak ke bagian
dasar paru.
d. Bandingkan fremitus pada kedua sisi paru dan di antara
apeks dasar paru.
e. Lakukan palpasi taktil fremitus pada dinding dada anterior.
f. Minta klien untuk berbicara lebih keras atau dengan nada
lebih rendah jika fremitus redup.
Perkusi dada
a. Atur posisi klien supinasi/telentang.
b. Untuk perkusi paru anterior, perkusi dimulai dari atas
klavikula ke bawah pada spasium interkostalis dengan
interval 4-5 cm mengikuti pola sistematik.
c. Bandingkan sisi kanan dan kiri.
d. Anjurkan posisi klien duduk atau berdiri.
e. Untuk perkusi paru posterior, lakukan perkusi mulai dari
puncak paru ke bawah.
f. Bandingkan sisi kiri dan kanan.
g. Instruksikan klien untuk menarik napas panjang dan
menahannya untuk mendeterminasi gerakan diafragma.
h. Lakukan perkusi sepnjang garis skapula sampai pada lokasi
batas bawah sampai resonan berubah menjadi redup.
i. Tandai area redupnya bunyi dengan pensil/spidol.
j. Instruksikan klien untuk menghembuskan napas secara
maksimal dan menahannya.
k. Lakukan perkusi dari bunyi redup/tanda I ke atas. Biasanya
bunyi redup ke-2 ditemukan di atas tanda I.beri tanda pada
kulit tempat ditemukannya bunyi redup (tanda II).
14
l. Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada wanita jarak
antar kedua tanda ini normalnya 3-5 cm, pada pria 5-6 cm.
Auskultasi paru
a. Gunakan diafragma stetoskop untuk orang dewasa dan bell
untuk anak-anak.
b. Letakkan stetoskop dengan kuat pada kulit di atas area
interkostal.
c. Instruksikan klien bernapas secara perlahan dan dalam
dengan mulut sedikit tertutup.
d. Mulai auskultasi dengan urutan yang benar.
e. Dengarkan inspirasi dan ekspirasi pada setiap tempat.
f. Catat hasil auskultasi.
Tahap Terminasi
1. Meyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
2. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan kegiatan.
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
5. Merapikan alat-alat.
6. Berpamitan dengan pasien.
Tahap Dokumentasi
Mencatat seluruh tindakan yang telah dilakukan dalam catatan
keperawatan.
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
15
DAFTAR PUSTAKA
16