Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Stroke atau manifestasi CVD (Cerebro Vaskuler Disease) mempunyai etiologi dan
patogenesis yang multi komplek. Rumitnya mekanisme CVD (Cerebro Vaskuler Disease)
disebabkan oleh adanya integritas tubuh yang sempurna. Otak tidak berdiri sendiri di luar
lingkup kerja jantung dan susunan vaskuler, metabolisme otak tidak berdiri sendiri di luar
jangkauan unsur unsur kimia dan seluler darah yang memperdarahi seluruh tubuh. Jika
integritas itu diputuskan sehingga sebagian dari otak berdiri sendiri di luar lingkup kerja
organ organ tubuh sebagai suatu keseluruhan, maka dalam keadaan terisolasi itulah timbul
kekacauan dalam ekspresi (gerakan) dan persepsi (sensorik dan fungsi luhur) suatu keadaan
yang kita jumpai pada penderita yang mengidap stroke (Mahar dan Shidarta, 2010).Stroke
sering dikenal dengan penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan disability.

Penyakit stroke yang terjadi sekitar 80% adalah iskemik, dan 20% adalah
hemoragik. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan kedalam
jaringan otak (disebut haemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau kedalam
ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang
menutupi otak (disebut haemoragia subaraknoid) (Feigin, 2006).

Stroke hemoragik pada umumnya terjadi pada umur 55 sampai 75 tahun. Stroke
hemoragik dibagi menjadi 2 yaitu Intracerebral hemorage sebesar 10% dari kasus stroke dan
diiringi dengan gejala sakit kepala dan Subarachnoid hemorage sebesar 7% dari kasus stroke,
yangjuga dapat disebabkan sakit kepala yang berat, serangan, dan kehilangan kesadaran
(Schretzman, 2001).

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI FISIOLOGI OTAK


a. Anatomi Otak
Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100 - 200 milyar sel aktif yang saling
berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita. Otak terdiri
dari sel - sel otak yang disebut neuron (Leonard, 1998). Otak merupakan organ yang
sangat mudah beradaptasi meskipun neuron - neuron di otak mati tidak mengalami
regenerasi, kemampuan adaptif atau plastisitas pada otak dalam situasi tertentu bagian -
bagian otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian – bagian yang rusak. Otak sepertinya
belajar kemampuan baru. Ini merupakan mekanisme paling penting yang berperan dalam
pemulihan stroke (Feigin, 2006).
Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan medulla spinalis. Sistem saraf
disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi (SST). Fungsi dari SST adalah menghantarkan
informasi bolak balik antara SSP dengan bagian tubuh lainnya (Noback dkk, 2005).
Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan komponen bagiannya adalah:
1) Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesa yang terdiri dari sepasang hemisfer
kanan dan kiri dan tersusun dari korteks. Korteks ditandai dengan sulkus (celah)
dan girus. Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu:
a) Lobus frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi,
seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di hemisfer
kiri), pusat penghidu, dan emosi. Bagian ini mengandung pusat pengontrolan
gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer) dan terdapat area
asosiasi motorik (area premotor). Pada lobus ini terdapat daerah broca yang
mengatur ekspresi bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku
sosial, berbicara, motivasi dan inisiatif.
b) Lobus temporalis
Lobus temporalis temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan
ke bawah dari fisura laterali dan sebelah posterior dari fisura parieto –

2
oksipitalis. Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat verbal, visual,
pendengaran dan berperan dlm pembentukan dan perkembangan emosi.
c) Lobus parietalis
Lobus Parietalis merupakan daerah pusat kesadaran sensorik di gyrus
postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan pendengaran.
d) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area asosiasi
penglihatan: menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari nervus
optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain &
memori.
e) Lobus Limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia, memori emosi dan
bersama hipothalamus menimbulkan perubahan melalui pengendalian atas
susunan endokrin dan susunan otonom.

Gambar. Lobus dari cerebrum, dilihat dari samping

2) Cerebellum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandung lebih banyak neuron
dibandingkan otak secara keseluruhan. Memiliki peran koordinasi yang penting
dalam fungsi motorik yang didasarkan pada informasi somatosensori yang
diterima, inputnya 40 kali lebih banyak dibandingkan output. Cerebellum terdiri

3
dari tiga bagian fungsional yang berbeda yang menerima dan menyampaikan
informasi ke bagian lain dari system saraf pusat.
Cerebellum merupakan pusat koordinasi untuk keseimbangan dan tonus otot.
Mengendalikan kontraksi otot - otot volunter secara optimal. Bagian - bagian dari
cerebellum adalah lobus anterior, lobus medialis dan lobus fluccolonodularis.

Gambar. Cerebellum, dilihat dari belakang atas

3) Thalamus
Talamus menerima semua informasi sensorik yang datang (kecuali bau) dan secara
berturut-turut menyampaikan informasi tersebut melalui berbagai traktus aferen ke
bagian ain korteks serebri. Serabut desendens dari korteks serebri juga berjalan ke
bawah menuju thalamus. Fugsi korteks serebri bergantung pada penyampaian
thalamus. Talamus juga merupakan bagian dari system aktivasi reticular (RAS) ,
suatu kelompok neuron yang luas yang penting dalam membuat individu terjaga.
Talamus menerima informasi nyeri dan menyampaikannya ke korteks serebri.

Gambar. Thalamus

4
4) Hipotalamus
Hipotalamus membentuk dasar diensefalon. Hipotalamus merupakan organ saraf
dan endokrin penting yang bertanggungjawab untuk mempertahankan homeostasis
(kestabilan lingkungan internal). Hipotalamus mengintegrasikan dan mengarahkan
informasi mengenai pengaturan suhu tubuh, lapar, dan haus, aktivitas system saraf
otonom, dan status emosi. Pengaturan kadar beberapa hormone, termasuk hormone
hipofisis.

Gambar. Daerah pada hipotalamus yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, lapar, dan haus, aktivitas
system saraf otonom, dan status emosi.

5) Ganglia basalis
Beberapa kelompok kecil substansi kelabu yang disebut ganglia atau nuclei basalis
terbenam dalam massa substansi putih pada setiap hemisfer otak. Ganglia basalis
tersusun dari beberapa struktur yang dapat dipisahkan secara anatomis atau
fisiologis, yang mencakup nucleus kaudatus dan putamen, dan globus palidus.
Struktur ini berhubungan erat dengan massa substansi kelabu yang lain, yaitu
thalamus yang terletak ditengah–tengah struktur itu. Semua proyeksi ke dan dari
ganglia basalis melalui thalamus. Ganglia basalis penting untuk menginhibisi
gerakan yang tidak perlu, mengontrol gerakan yang sangat terampil yang
memerlukan pola dan kecepatan respons tanpa pemikiran yang disengaja.

5
Gambar. Komponen-komponen ganglia basalis

6) Brainstem
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan
yang mendasar. Berhubungan dengan diensefalon diatasnya dan medulla spinalis
dibawahnya. Struktur - struktur fungsional batang otak yang penting adalah jaras
asenden dan desenden traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan bagian -
bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial. Secara garis besar
brainstem terdiri dari tiga segmen, yaitu mesensefalon, pons dan medulla
oblongata.

b. Anatomi Peredaran Darah Otak


Darah mengangkut zat asam, makanan dan substansi lainnya yang diperlukan bagi
fungsi jaringan hidup yang baik. Kebutuhan otak sangat mendesak dan vital, sehingga
aliran darah yang konstan harus terus dipertahankan (Chusid, 1979). Suplai darah arteri ke
otak merupakan suatu jalinan pembuluhpembuluh darah yang bercabang-cabang,

6
behubungan erat satu dengan yang lain sehingga dapat menjamin suplai darah yang
adekuat untuk sel (Wilson, 2002).
1) Peredaran Darah Arteri
Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri
karotis interna, yang bercabang dan beranastosmosis membentuk circulus willisi (Wilson,
2002).
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis komunis yang
berakhir pada arteri serebri anterior dan arteri serebri medial. Di dekat akhir arteri karotis
interna, dari pembuluh darah ini keluar arteri communicans posterior yang bersatu kearah
kaudal dengan arteri serebri posterior. Arteri serebri anterior saling berhubungan melalui
arteri communicans anterior (Chusid, 1979).
Arteri vertebralis kiri dan kanan bersal dari arteria subklavia sisi yang sama. Arteri
subklavia kanan merupakan cabang dari arteria inominata, sedangkan arteri subklavia kiri
merupakan cabang langsung dari aorta. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui
foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu
membentuk arteri basilaris (Wilson, 2002).
2) Peredaran Darah Vena
Aliran darah vena dari otak terutama ke dalam sinus-sinus duramater, suatu saluran
pembuluh darah yang terdapat di dalam struktur duramater yang liat. Sinus-sinus dura
mater tidak mempunyai katub dan sebagian besar berbentuk triangular.
Sebagian besar vena cortex superfisial mengallir ke dalam sinus longitudinalis
superior yang berada di medial. Dua buah vena cortex yang utama adalah vena
anastomotica magna yang mengalir ke dalam sinus longitudinalis superior dan vena
anastomotica parva yang mengalir ke dalam sinus transversus. Vena-vena serebri profunda
memperoleh aliran darah dari basal ganglia (Wilson, 2002).

B. PATOLOGI
1. Definisi
Hemiplegia berasal dari bahasa Yunani yaitu “hemi” yang berarti setengah dan
“plegia” yang berarti kelumpuhan. Jadi, hemiplegia adalah kelumpuhan yang dialami oleh
salah satu sisi dari bagian tubuh.
Hemiplegia berarti kelumpuhan total dari satu sisi tubuh termasuk wajah, lengan
dan kaki. (John Kylan, 2001)

7
Hemiplegia adalah kerusakan pada seluruh daerah korteks piramidalis sesisi yang
menimbulkan kelumpuhan pada UMN (Upper Motor Neuron) pada belahan tubuh sisi
kontra lateral.
Hemiplegia adalah ketidakmampuan untuk menggerakkan sekelompok otot di salah
satu sisi bagian tubuh.

Hemiplegia adalah kelumpuhan total pada lengan, kaki, dan bagasi di sisi yang sama
dari tubuh. Hemiplegia lebih berat dibanding dengan hemiparesis , dimana satu setengah
tubuh telah menandai kelumpuhan.

Ketika hemiplegia disebabkan oleh stroke, sering melibatkan otot-otot di wajah,


lengan dan kaki. Kelumpuhan yang terjadi pada satu sisi anggota gerak.

Pengendapan lemak yang lama-lama menebal dan menyubat pembuluh darah


kemudian mengganggu peredaran darah ke otak. Sehingga menyebabkan kepala
kekurangan suplai O2 dan darah.Apabila seseorang mengalami demikian menyebabkan
sulit berbicara, mulut merot ke sisi atau samping, mata sulit melihat, kesulitan berfikir,
hilang kesadaran dan salah satu sisi muka atau tubuhnya mengalami kelayuan. Kondisi
seperti itu jika tidak di atasi dengan baik maka pembuluh nadi bisa pecah, darah keluar
mendesak otak dan akan mengakibatkan kelumpuhan.

Kenapa hanya lumpuh pada satu sisi tubuh ?. Otak dan saraf tulang belakang
terbagi menjadi dua bagian. Masing-masing bagian otak dan atau saraf tulang belakang
hanya mengontrol separuh sisi tubuh saja. Masing-masing sisi otak mengontrol pergerakan
dan sensasi bagian tubuh yang berlawanan. Maka dari itu, stroke pada korteks serebral
sebelah kanan akan menyebabkan kelumpuhan kaki, tangan, atau wajah bagian kiri, dan
tidak akan mempengaruhi kaki, tangan, dan wajah sebelah kanan.

2. Etiologi

Penyebab paling umum hemiplegia adalah stroke, salah satunya stroke hemoragik.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak yang
menghambat aliran darah normal dan darah merembes ke daerah sekitarnya kemudian
merusak daerah tersebut.

Berdasarkan tempat terjadinya perdarahan, stroke hemoragik terbagi atas dua macam,
yaitu stroke hemoragik intra cerebrum dan stroke hemoragik subaraknoid.

8
Selain stroke, penyebab lain hemiplegia yaitu ;

1. Invektif; ensefalitis, meningitis dan abses otak


2. Neoplastik; glioma, meninglioma
3. Demielinasi; sclerosis, lesi pada kapsula interna
4. Trauma; laserasi otak, hematoma subdural karena suntikan bius local diberikan
secara cepat via intra-arteri

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala hemiplegia:

1) Kesulitan kemampuan keseimbangan sambil berdiri atau berjalan


2) Mengalami kesulitan memegang, menggenggam atau menjepit
3) Penurunan kekuatan otot
4) Otot kejang
5) Kesulitan berbicara
6) Kesulitan menelan makanan
7) Signifikan keterlambatan dalam mencapai tahap perkembangan seperti berdiri,
tersenyum, merangkak atau berbicara
8) Perilaku masalah seperti kecemasan, kemarahan, lekas marah, kurang konsentrasi atau
pemahaman
9) Emosi – depresi
10) Nyeri bahu – Sering dikaitkan dengan kerugian eksternal rotasi sendi glenohumeral.

4. Proses Patologi Gangguan Gerak dan Fungsi

Patofisiologi berdasarkan penyebabnya;


Pendarahan Intraserebral
Merupakan 10% dari seluruh kasus yang ada. Perdarahan intraserebri ditandai oleh
adanya perdarahan ke dalam parenkim otak akibat pecahnya arteri penetrans yang merupakan
cabang dari pembuluh darah superficial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang
di bagian distalnya berupa anyaman kapiler.

Atherosklerosis yang terjadi dengan meningkatnya usia dan adanya hipertensi kronik,
maka sepanjang arteri penetrans ini terjadi aneurisma kecil – kecil (mikroaneurisma) dengan

9
diameter sekitar 1 mm disebut aneurismas Charcot-Bouchard. Pada suatu saat aneurisma ini
dapat pecah oleh tekanan darah yang meningkat sehingga terjadilan perdarahan ke dalam
parenkim otak. Darah ini mendorong struktur otak dan merembes ke sekitarnya bahkan dapat
masuk ke dalam ventrikel atau ke ruangan subaraknoid yang akan bercampur dengan cairan
serebrospinal dan merangsang meningens. Lokasi perdarahan umumnya terletak pada daerah
ganglia basalis, pons, serebelum dan thalamus. Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas
hingga mengenai kapsula interna dan kadang-kadang rupture ke dalam ventrikel lateral lalu
menyebar melalui sistem ventrikuler ke dalam rongga subarachnoid.

10

Anda mungkin juga menyukai