1. Definisi mati
Kematian merupakan suatu fenomena yang sangat misterius dan rahasia. Di dunia ini,
tidak ada satupun makhluk yang mampu mengetahui waktu terjadinya kematian pada diri
makhluk tesebut. Menurut Papalia (2008) kematian merupakan fakta biologis, akan tetapi
juga memiliki aspek sosial, kultural, historis, religius, legal, psikologis, perkembangan,
medis, dan etis. Aspek-aspek tersebut memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Keterkaitan
antara kematian dan kehilangan juga memiliki keterkaitan. Walaupun keduanya merupakan
pengalaman yang universal, namun dua hal tersebut memiliki konteks kultural. Sikap kultural
dan religius inilah yang mempengaruhi aspek psikologis dari perkembangan dari kematian.
Seperti bagaimana orang-orang yang sama usia menghadapi kematian pada diri sendiri dan
kematian orang-orang yang berada di dekat orang tersebut.
Sedangkan Santrock (2002) mendefinisikan kematian dengan cukup spesifik yaitu
berakhirnya fungsi biologis tertentu, seperti pernafasan dan tekanan darah serta kakunya
tubuh, hal-hal tersebut dianggap cukup jelas sebagai tanda-tanda kematian. Sedangkan
kematian didefinisikan menurut Islam adalah sebagai sebuah transisi atau perpindahan ruh
untuk memasuki kehidupan baru yang lebih agung dan abadi. Islam secara tegas mengajarkan
bahwa tiada seorang pun yang bisa menemani dan menolong perjalanan arwah kecuali
akumulasi dari amal kebaikan kita sendiri.
Pada dekade terakhir ini, banyak ahli yang mendefinisikan mengenai kematian. Menurut
salah satu tokoh Islam, Ath-Thaba’thabai (dalam El-Shafa, 2010) kematian dimaknai sebagai
kematian jasad, maksudnya lebih ditekankan pada aspek keberadaan jasad yang membujur
kaku (diam) karena terlepas dari ruh. Sedangkan Harun Nasution mempunyai analisis yang
cukup menarik mengenai kematian. Menurut Harun Nasution menjelaskan bahwa kematian
adalah terpisahnya tubuh halus atau yang disebut dengan astral body atau body lichaam
dengan tubuh kasar. Menurut Harun, antara tubuh halus dengan tubuh yang kasar itu
dihubungkan dengan tali yang sangat halus di bagian kepala manusia (El Shafa, 2010).
Selama tali penghubung tersebut masih utuh dan tidak terputus, maka tubuh astral itu masih
bisa kembali ke tubuh. Tetapi kalau sudah terputus, maka tubuh astral sudah tidak bisa
kembali lagi ke tubuh fisik, dan dari sinilah terjadi kematian. Berdasarkan pengertian-
pengertian dari para ahli seperti yang disebutkan di atas, maka peneliti menegaskan bahwa
kematian adalah berakhirnya fungsi biologis tertentu, seperti pernafasan dan tekanan darah
serta kakunya tubuh dikarenakan terlepasnya ruh dari jasad manusia.
2. Klasifikasi kematian
Kematian dibagi dibagi menjadi beberapa jenis, jenis-jenis kematian tentu akan
mempengaruhi rasa berduka cita atau duka cita pada seseorang. Terdapat dua jenis kematian
antara lain kematian yang tiba-tiba dan kematian yang diantisipasi.
a. Kematian yang diantisipasi
Menurut Ann dan Lee (2001) dapat dipahami sebagai reaksi akan kesadaran terhadap
kehilangan di waktu yang akan datang. Beberapa orang percaya bahwa kematian yang telah
diketahui terlebih dahulu atau diantisipasi terlebih dahulu dapat memudahkan orang-orang
untuk mengatasi duka cita daripada kematian secara tiba-tiba.
Jika seseorang mengetahui bahwa saudara atau orang yang terdekat akan meninggal
dunia, maka secara tidak langsung memberi waktu untuk menyelesaikan urusan beberapa
urusan dengan orang tersebut. Sehingga orang yang akan ditinggalkan dapat menjadi lebih
mudah untuk mengatasi duka cita daripada orang yang ditinggalkan pada kematian tiba-tiba.
b. Kematian Mendadak
Pada kematian mendadak dapat muncul dalam konteks tertentu Misalnya, perang
mengakibatkan suatu keadaan tertentu yang melingkupi kematian, dan keadaan ini
mempengaruhi sikap seseorang dalam mengatasi rasa berduka cita.
Seseorang yang kehilangan karena kematian secara mendadak biasanya menginginkan
informasi secepatnya dan biasanya yang detail mengenai penyebab kematian, guna
membantu orang yang kehilangan untuk segera merasakan kehilangan. Selain itu kematian
yang mendadak bukan hanya tidak diduga-duga tetapi menyebabkan orang yang ditinggalkan
tidak dapat menyelesaikan urusan-urusan yang belum selesai dengan orang yang meninggal.
3. Definisi Thanatologi
Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos (ilmu).
Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan kematian yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada
tubuh setelah terjadi kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Mati menurut ilmu kedokteran didefinisikan sebagai berhentinya fungsi sirkulasi dan
respirasi secara permanen (mati klinis). Dengan adanya perkembangan teknologi ada alat
yang bisa menggantikan fungsi sirkulasi dan respirasi secara buatan. Oleh karena itu definisi
kematian berkembang menjadi kematian batang otak. Brain death is death. Mati adalah
kematian batang otak.
4. Perubahan Setelah Kematian
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa
tanda kematian yang perubahannya biasa timbul dini pada saat meninggal atau beberapa
menit kemudian. Perubahan tersebut dikenal sebagai tanda kematian yang nantinya akan
dibagi lagi menjadi tanda kematian pasti dan tanda kematian tidak pasti.
A. Tanda kematian tidak pasti
1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit.
2. Terhentinya sirkulasi yang dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak
teraba.
3. Kulit pucat.
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi.
5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah
kematian.
6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang
masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air mata.
B. Tanda kematian pasti
1. Livor mortis
Nama lain livor mortis ini antara lain lebam mayat, post mortem lividity, post mortem
hypostatic, post mortem sugillation, dan vibices. Livor mortis adalah suatu bercak atau noda
besar merah kebiruan atau merah ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat
penumpukan eritrosit atau stagnasi darah karena terhentinya kerja pembuluh darah dan gaya
gravitasi bumi, bukan bagian tubuh mayat yang tertekan oleh alas keras. Bercak tersebut
mulai tampak oleh kita kira-kira 20-30 menit pasca kematian klinis. Makin lama bercak
tersebut makin luas dan lengkap, akhirnya menetap kira-kira 8-12 jam pasca kematian klinis.
Sebelum lebam mayat menetap, masih dapat hilang bila kita menekannya. Hal ini
berlangsung kira-kira kurang dari 6-10 jam pasca kematian klinis. Juga lebam masih bisa
berpindah sesuai perubahan posisi mayat yang terakhir. Lebam tidak bisa lagi kita hilangkan
dengan penekanan jika lama kematian klinis sudah terjadi kira-kira lebih dari 6-10 jam. Ada
4 penyebab bercak makin lama semakin meluas dan menetap, yaitu :
1. Ekstravasasi dan hemolisis sehingga hemoglobin keluar.
2. Kapiler sebagai bejana berhubungan.
3. Lemak tubuh mengental saat suhu tubuh menurun.
4. Pembuluh darah oleh otot saat rigor mortis
Livor mortis dapat kita lihat pada kulit mayat. Juga dapat kita temukan pada organ
dalam tubuh mayat. Masing-masing sesuai dengan posisi mayat. Lebam pada kulit mayat
dengan posisi mayat terlentang, dapat kita lihat pada belakang kepala, daun telinga, ekstensor
lengan, fleksor tungkai, ujung jari dibawah kuku, dan kadang-kadang di samping leher. Tidak
ada lebam yang dapat kita lihat pada daerah skapula, gluteus dan bekas tempat dasi. Lebam
pada kulit mayat dengan posisi mayat tengkurap, dapat kita lihat pada dahi, pipi, dagu, bagian
ventral tubuh, dan ekstensor tungkai. Lebam pada kulit mayat dengan posisi tergantung,
dapat kita lihat pada ujung ekstremitas dan genitalia eksterna. Lebam pada organ dalam
mayat dengan posisi terlentang dapat kita temukan pada posterior otak besar, posterior otak
kecil, dorsal paru-paru, dorsal hepar, dorsal ginjal, posterior dinding lambung, dan usus yang
dibawah (dalam rongga panggul). Ada tiga faktor yang mempengaruhi livor mortis yaitu
volume darah yang beredar, lamanya darah dalam keadaan cepat cair dan warna lebam.
Volume darah yang beredar banyak menyebabkan lebam mayat lebih cepat dan lebih luas
terjadi. Sebaliknya lebih lambat dan lebih terbatas penyebarannya pada volume darah yang
sedikit, misalnya pada anemia.
Ada lima warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk memperkirakan
penyebab kematian yaitu
(1) warna merah kebiruan merupakan warna normal lebam,
(2) warna merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN, atau suhu dingin
(3) warna merah gelap menunjukkan asfiksia,
(4) warna biru menunjukkan keracunan nitrit dan
(5) warna coklat menandakan keracunan aniline.
Interpretasi livor mortis dapat diartikan sebagai tanda pasti kematian, tanda
memperkirakan saat dan lama kematian, tanda Universitas Sumatera Utara memperkirakan
penyebab kematian dan posisi mayat setelah terjadi lebam bukan pada saat mati. Livor mortis
harus dapat kita bedakan dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi darah). Warna
merah darah akibat trauma akan menempati ruang tertentu dalam jaringan. Warna tersebut
akan hilang jika irisan jaringan kita siram dengan air.
6. Mummifikasi
Mummifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan menyebabkan pengeringan
dengan cepat sehingga dapat menghentikan proses pembusukan. Jaringan akan menjadi
gelap, keras dan kering. Pengeringan akan mengakibatkan menyusutnya alat-alat dalam
tubuh, sehingga tubuh Universitas Sumatera Utara akan menjadi lebih kecil dan ringan.
Untuk dapat terjadi mummifikasi dibutuhkan waktu yang cukup lama, beberapa minggu
sampai beberapa bulan; yang dipengaruhi oleh keadaan suhu lingkungan dan sifat aliran
udara.
5. Menentukan lama kematian
Setelah beberapa waktu timbul perubahan pasca mati yang jelas dan dapat digunakan
untuk mendiagnosis kematian lebih pasti (termasuk lama waktu kematian). Tanda-tanda
tersebut antara lain :
Lebam pada kulit mayat dengan posisi mayat terlentang, dapat kita lihat pada
belakang kepala, daun telinga, ekstensor lengan, fleksor tungkai, ujung jari
dibawah kuku, dan kadang-kadang di samping leher. Tidak ada lebam yang dapat
kita lihat pada daerah skapula, gluteus dan bekas tempat dasi.
Lebam pada kulit mayat dengan posisi mayat tengkurap, dapat kita lihat pada
dahi, pipi, dagu, bagian ventral tubuh, dan ekstensor tungkai. Lebam pada kulit
mayat dengan posisi tergantung, dapat kita lihat pada ujung ekstremitas dan
genitalia eksterna.
Lebam pada organ dalam mayat dengan posisi terlentang dapat kita temukan pada
posterior otak besar, posterior otak kecil, dorsal paru-paru, dorsal hepar, dorsal
ginjal, posterior dinding lambung, dan usus yang dibawah (dalam rongga
panggul).
Interpretasi livor mortis dapat diartikan sebagai tanda pasti kematian, tanda memperkirakan
saat dan lama kematian, tanda memperkirakan penyebab kematian dan posisi mayat setelah terjadi
lebam bukan pada saat mati.
7. Definisi Asfiksia
Menurut AAP (American Academy of Pediatric) asfiksia adalah suatu keadaan yang
disebabkan oleh kurangnya O2 pada udara respirasi, yang ditandai dengan :
Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis sehingga memerlukan
perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera. Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia
berat adalah sebagai berikut :
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut :
Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang sering muncul adalah sebagai berikut :
9.