net/publication/324182980
CITATIONS READS
0 256
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sonny Koeshendrajana on 30 August 2018.
ABSTRAK
Indeks Sosial Ekonomi merupakan indeks komposit yang menunjukkan kondisi sosial ekonomi
rumah tangga berdasarkan tiga aset modal, yaitu modal finansial, modal sumberdaya manusia dan
modal sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kondisi sosial ekonomi nelayan
berdasar kelas armada. Metode yang digunakan merupakan modifikasi dari kerangka sustainable
livelihood dengan analisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai indeks yang
terbesar terletak pada kelas armada 11-30 GT. Data ini menunjukkan bahwa nelayan pada kelas tersebut
memiliki kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Namun demikian, semakin besar ukuran armada tidak
selalu menunjukkan hubungan yang positif karena nilai indeks yang terkecil justru terjadi pada kelas
armada 5-10 GT. Oleh karena itu pengembangan usaha nelayan berdasarkan kelas armada akan lebih
baik bila dikembangkan pada dua kelas yaitu kurang dari 5 GT atau 11-30 GT.
Kata Kunci: nelayan, skala kecil, sosial ekonomi, modal finansial, modal sumberdaya manusia,
modal sosial
ABSTRACT
The socio-economic index is a composite index showing the socio-economic conditions of
households based on three capital assets namely financial capital, human capital and social capital.
The purpose of this research is to understand the difference of socio-economic condition of fisher
based on fleet class. The method used is a modification of the sustainable livelihood framework with
the analysis conducted descriptively. Based on the analysis results, it is known that the largest index
value lies in the class of 11-30 GT fleet. These data indicate that fisher in those classes have better
socioeconomic conditions. However, the larger the size of the fleet does not always show a positive
relationship because the smallest index value actually occurs in the 5-10 GT fleet class. Therefore, the
development of fishing business based on fleet class will be better if developed in two classes that is less
than 5 GT or 11-30 GT.
Keywords: fisher, small scale, socio economics, financial capital, human capital, social capital
Korespodensi Penulis:
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 235
Gedung Balitbang KP I Lt. 4 Jalan Pasir Putih Nomor 1 Ancol Timur, Jakarta Utara, Indonesia
Telp: (021) 64711583 Fax: 64700924
J. Sosek KP Vol. 12 No. 2 Desember 2017: 235-253
mungkin tidak tepat sasaran sehingga tidak mampu Kota yang tersebar dari timur hingga barat yang
memberikan perbaikan kondisi sosial ekonomi mencakup 8 wilayah pengelolaan perikanan (WPP)
yang optimal. Untuk itu tulisan berikut menawarkan sebagaimana tertera pada Tabel 1 berikut. Meski
suatu bentuk penghitungan terhadap kondisi sosial belum mencakup keseluruhan WPP yang secara
ekonomi nelayan yang terekam didalam suatu ideal seharusnya dilakukan, namun diharapkan ke
indeks. Meskipun demikian, indeks bersifat relatif 8 lokasi tersebut dapat memberikan representasi
sehingga tetap harus disertai dengan alat ukur lain yang cukup baik terhadap kegiatan penangkapan
yang bersifat lebih tetap. perikanan yang ada di Indonesia.
Tulisan ini secara umum bertujuan untuk Data dan Sumber Data
mengetahui indeks sosial ekonomi nelayan
berdasarkan ukuran kapal yang terbagi kedalam Data yang digunakan adalah data sekunder
tiga kelas yaitu kurang dari 5 GT, 5-10 GT dan dan primer. Data sekunder diperoleh melalui,
11-30 GT. penelusuran pustaka (desk study) berupa
dokumen, literatur maupun laporan-laporan
penelitian sebelumnya yang relevan dan terkait
METODOLOGI
dengan topik penelitian. Sementara data primer
diperoleh dari wawancara secara langsung
Waktu dan Lokasi Penelitian
kepada pelaku usaha khususnya pemilik atau
Penelitian dilaksanakan pada tahun 2016. representasi pemilik kapal pada tiga kelas armada
Lokasi penelitian tersebar pada 8 Kabupaten/ yaitu < 5 GT, 5-10 GT dan 11-30 GT.
236
Data dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh
Indeks Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Indonesia ................................................................ (A. Ramadhan et al,)
Tabel 2. Jumlah Sampel Menurut Kelas GT dan a. Rasio Pendapatan dan Pengeluaran Rumah
Lokasi. Tangga
Table 2. Number of Sampling by Class of GT
and Location. Pendapatan merupakan salah satu
indikator yang dipilih dalam mengukur indeks
Kabupaten/ penghidupan (livelihood) karena merupakan
< 5GT 5-10 GT 10-30 GT
Regency
salah satu elemen yang bersifat dinamis dan
Indramayu 34 49 23 melekat pada masyarakat selama masyarakat
Batam 81 0 0 tersebut itu hidup. Pendapatan merupakan input
Pangkep 58 5 30 bagi masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan
Bitung 38 44 24 hidup yang dengannya mereka melakukan
Bitung 86 25 26 aktivitas jual beli. Dengan demikian terganggunya
Maluku 41 12 27 pendapatan secara langsung akan menganggu
Sibolga 38 44 24 keberlanjutan penghidupan masyarakat. Rasio
Total 376 179 154 pendapatan dan pengeluaran kemudian mengukur
Sumber: Data Primer, Diolah 2017/Source : Primary Data, 2017 kemampuan rumah tangga secara finansial
dengan membandingkan antara pendapatan dan
pengeluaran yang dilakukan. Bila nilai semakin
Metode Analisis Data menjauh dari 1 artinya rumah tangga dapat dengan
aman memenuhi segala pengeluarannya serta
Indeks sosial ekonomi nelayan sebagian dapat mengelola keuangannya dengan baik.
besar mengadopsi kerangka yang digunakan
dalam sustainable livelihood yang dikembangkan b. Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Garis
oleh DFID (1999). Pendekatan penghidupan yang Kemiskinan
berkelanjutan adalah salah satu metode untuk
meningkatkan pemahaman tentang penghidupan Pendekatan konsumsi seringkali digunakan
rumah tangga menggunakan pendekatan yang sebagai indikator kemiskinan karena berkaitan
integratif. Secara konseptual, pendekatan ini dengan ketahanan pangan rumah tangga dan
dipengaruhi oleh 5 aset modal yaitu, modal merupakan kebutuhan dasar manusia untuk tetap
finansial, modal alam, modal sumber daya bisa hidup. Bahkan isu terkait ketahanan pangan
manusia, modal sosial, dan modal fisik. Dari 5 rumah tangga telah menjadi salah satu fokus
aset tersebut, dipilih 3 aset modal utama yang dunia untuk diperhatikan (FAO, 2011). Pendekatan
berhubungan langsung secara sosial ekonomi yaitu konsumsi juga sering digunakan sebagai
modal finansial, modal sumber daya manusia dan pembanding karena dianggap memberikan nilai
modal sosial. Pemilihan ketiga aset ini diperoleh yang lebih mendekati kenyataan dibandingkan
melalui konsultasi dan diskusi panel terbatas dengan pendapatan yang seringkali bias informasi
dengan para ahli sosial ekonomi perikanan dari dari apa-apa yang disampaikan oleh responden
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan (World Bank Group, 2015).
Perikanan, Universitas Padjadjaran dan Institut
Konsumsi dapat dibedakan kembali menjadi
Pertanian Bogor.
konsumsi pangan dan non pangan. Konsumsi
1. Indeks Modal Finansial pangan disusun atas dasar pemenuhan kebutuhan
pangan sebesar 2150 kilo kalori dan 57 gram
Pada dunia bisnis modal finansial dapat protein. Standar tersebut mengacu pada peraturan
diartikan sebagai segala bentuk sumber daya Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
ekonomi yang diukur terhadap uang yang Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi Yang
dibelanjakan untuk membeli kebutuhan produksi Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Nilai standar
dan biaya layanan bisnis yang menopang konsumsi tersebut kemudian dikonversi menjadi
operasionalisasi kegiatan perusahaan. Konsep nilai nominal untuk dijadikan dasar pengambilan
tersebut kemudian banyak digunakan pula keputusan tentang nilai garis kemiskinan.
pada skala rumah tangga untuk mengetahui
kemampuan finansial dalam rangka memenuhi Pengukuran terhadap tingkat pengeluaran
kebutuhan hidup baik pangan dan non pangan. masyarakat didasarkan pada garis kemiskinan
Pendekatan yang digunakan diantaranya adalah yang dikeluarkan oleh BPS. Semakin jauh di atas
pendapatan dan konsumsi garis kemiskinan maka semakin baik pula skor
237
J. Sosek KP Vol. 12 No. 2 Desember 2017: 235-253
yang diberikan terhadap responden. Begitupula 1999). Pengertian modal manusia juga bermakna
sebaliknya, semakin jauh di bawah garis kemiskinan kompetensi yang dimiliki yang mempengaruhi
maka semakin buruk pula skor untuk indikator ini kesuksesan seseorang. Pada perspektif ekonomi
(Tabel 3). modal manusia dapat diartikan sebagai salah
satu aset yang menentukan aktifitas ekonomi
c. Rasio Penerimaan Biaya Usaha Penangkapan khususnya dalam menghasilkan barang dan jasa
Ikan (Dae-Bong, 2009). Pada skala rumah tangga
tingkat dari modal sumber daya manusia
Rasio penerimaan biaya merupakan konsep
mencerminkan jumlah dan kualitas ketersediaan
umum sederhana yang digunakan dalam mengukur
tenaga kerja yang dipengaruhi oleh pengetahuan,
layak tidaknya suatu bisnis untuk terus dijalankan.
ukuran jumlah keluarga, tingkat kesehatan dan
Konsep ini secara finansial mengukur berapa
juga usia anggota keluarga.
besarnya penerimaan dibandingkan dengan
seluruh biaya yang dikeluarkan selama kegiatan a. Tingkat Pendidikan
usaha. Bila rasio penerimaan biaya sama dengan
satu artinya usaha netral tidak merugi akan tetapi Salah satu indikator di dalam sumber daya
juga tidak memberikan keuntungan. Bila faktor manusia adalah pendidikan. Pendidikan merupakan
waktu digunakan tentu hal ini dapat pula dikatakan komponen penting yang mempengaruhi kualitas
sebagai suatu kerugian. Semakin jauh nilai di atas perilaku manusia dalam bertindak. Semakin baik
satu semakin mencerminkan baiknya usaha yang pendidikan diharapkan akan memberi dampak
dijalankan dilihat dari sisi finansial usaha (Tabel 4). positif terhadap perilaku kehidupan seseorang
sehingga mampu meningkatkan taraf penghidupan
2. Modal Manusia (Human Capital) keluarganya. Misalnya pengetahuan akan
berpengaruh pada pengaturan keuangan keluarga
Modal manusia merepresentasikan
dimana selama ini nelayan dikenal sebagai
keterampilan, pengetahuan dan kemampuan
masyarakat yang boros dan sulit untuk menyimpan
bekerja serta kesehatan yang baik dalam rangka
uang serta menggunakannya untuk meningkatkan
memperoleh berbagai strategi penghidupan
aset rumah tangga.
dan mencapai tujuan dari penghidupan (DFID,
238
Indeks Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Indonesia ................................................................ (A. Ramadhan et al,)
Tingkat pengetahuan diukur dari lamanya penyakit berat minimal satu kali seperti serangan
pendidikan yang ditempuh oleh rumah tangga yang jantung, DBD, TBC, dan lainnya yang memerlukan
sudah masuk ke dalam usia produktif. Mengacu penanganan di rumah sakit.
pada standar BPS usia produktif yang dimaksud
adalah setiap orang yang sudah berusia 15 tahun c. Pengalaman Usaha
ke atas (Tabel 5).
Pengalaman usaha merupakan indikator
ketiga yang digunakan dalam pengukuran
b. Tingkat kesehatan
Indeks Human Capital. Pengalaman usaha akan
Kesehatan merupakan komponen penting menentukan seberapa besar kemampuan nelayan
yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga oleh dalam menjalankan usaha penangkapan serta
karena itu tingkat kesehatan juga menjadi salah satu menempa keterampilan nelayan untuk melakukan
indikator didalam indeks pembangunan manusia. penangkapan ikan.
Pada kategori ini tingkat kesehatan diukur dari
frekuensi sakit yang diderita oleh rumah tangga. 3. Modal Sosial
Seseorang dianggap memiliki tingkat kesehatan
Bourdieu (1980), Putnam (1993) dan
yang tidak baik bila didalam satu tahun mengalami
Coleman (1988) ini menyatakan bahwa modal
12 kali sakit ringan seperti flu, batuk, pusing-
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
pusing, demam, diare dan sejenisnya atau terkena
tidak hanya berbentuk tangible dan material.
239
J. Sosek KP Vol. 12 No. 2 Desember 2017: 235-253
Modal sosial yang berbentuk intangible pengalaman usaha. Tingkat pendidikan anak
mempengaruhi bahkan dianggap menentukan nelayan merupakan salah satu indikator yang
dalam pertumbuhan ekonomi dibandingkan modal cukup penting khususnya mereka yang telah
lainnya (sumber daya alam, manusia dan fisik). Hal memasuki usia produktif. Semakin tinggi tingkat
ini dikarenakan dalam modal sosial, aktor mengatur pendidikan anak nelayan dapat menjadi penunjuk
dirinya untuk mencapai tujuan. Pemikiran ketiga pengembangan kualitas sumber daya manusia.
tokoh menjadi dasar bagi kajian modal sosial pada Harapan yang diinginkan adalah semakin tinggi
ilmu antropologi. tingkat pendidikan akan mengurangi ketergantungan
keluarga nelayan terhadap keberadaan sumber
Pengukuran indeks modal sosial mengikuti daya
kerangka yang dikembangkan oleh Beuningen
and Schmeets (2013) sebagaimana tersaji pada Nelayan yang beroperasi rata-rata merupakan
Gambar 2. tenaga kerja yang berada pada usia produktif. Hal
ini ditunjukkan oleh rata-rata usia nelayan pada tiga
kelas armada yang berada antara 45-46 tahun.
Namun demikian, sebagian besar berada pada
rentang usia 31-60 tahun yang secara persentase
mencapai lebih dari 80%. Hal yang menarik justru
tidak banyak ditemukannya nelayan pada rentang
kelas 15-30 tahun dimana secara persentase
hanya sebesar 6,6%. Pada aspek pengalaman
usaha nelayan juga menunjukkan bahwa rata-rata
nelayan memiliki pengalaman antara 17-20 tahun.
Data ini menunjukkan bahwa nelayan yang
Gambar 2. Kerangka Modal Sosial aktif sebagian besar merupakan pemain lama.
Figure 2. Framework of Social Capital Sementara nelayan dengan pengalaman kurang
Sumber: Schmitt and Te Riele, 2009/Source: Schmitt and Te Riele, 2009 dari 5 tahun hanya berkisar antara 6-8% saja.
Gambar 2. Kerangka Modal Sosial
Fakta ini mengindikasikan dua hal, pertama
Capture 2. Framework of Social Capital
Sumber/source terjadinya penurunan minat generasi muda menjadi
Penghitungan : dilakukan
Schmitt and Te Riele,
dengan 2009
mengukur
nelayan dan kedua profesi sebagai nelayan baru
tingkat frekuensi dan bobot pada tiap-tiap kelompok
ditekuni setelah tidak mendapatkan pekerjaan
jawaban
itungan dilakukan tertutup
dengan untuk mendapatkan
mengukur tingkat frekuensi nilai akhir
dan bobot pada tiap-tiap
pada bidang lainnya. Indikasi pertama didukung
pok jawaban dengan
tertutup rentang nilai 1 sampainilai
untuk mendapatkan dengan
akhir 4. Secararentang nilai 1 sampai
dengan oleh hasil sensus BPS dimana selama kurun
ringkasformula
n 4. Secara ringkas formula penghitungan
penghitungan disajikan
disajikan sebagai
sebagai berikut
waktu 2003-2013 telah terjadi penurunan jumlah
berikut:
Modal Sosial = ∑ (Frekuensi kelas jawaban ke n x bobot)/Jumlah nelayan variabel tradisional dari 1,6 juta menjadi 864
Nilai =Modal Sosial = of∑class(Frekuensi ribu rumah tangga1. Media online Kompas juga
Capital Indicator ∑ (Frequency responkelas jawaban
n x weight)/ Number of Variabel
pernah mengangkat fenomena hilangnya gairah
ke n x bobot)/Jumlah variabel/Social Capital
Indicator = ∑ (Frequency of class respon n x anak nelayan untuk melaut karena disebabkan
weight)/ Number of Variabel. menurunnya hasil tangkapan2. Kondisi serupa
dan Pembahasan juga sebetulnya telah menjadi fenomena umum
teristik Modal Sumberdaya Manusia diberbagai negara. Misalnya Jepang yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
semakin kekurangan tenaga kerja nelayan akibat
Sumberdaya manusia merupakan modal penting yang dimiliki perkejaan oleh masyarakat
nelayan dianggap sebagai pekerjaan
Karakteristik Modal Sumber Daya Manusia
m mengembangkan kondisi ekonomi rumah tangga. Beberapa indikator yang yang dapatprestise (Sanjatmiko, 2011).
kurang
Sumber daya manusia merupakan modal
dari sumberdaya manusia diantaranya adalah usia, jumlah anggota keluarga, tingkat Secara teori Firth (1971) menjelaskan fenomena
penting yang dimiliki oleh masyarakat didalam ini disebabkan oleh kurang dihargainya profesi
dikan dan pengalaman usaha. Tingkat pendidikan anak nelayan merupakan salah satu
mengembangkan kondisi ekonomi rumah tangga. karena secara ekonomi dan budaya dianggap
or yang cukup penting khususnya mereka
Beberapa indikator yang dapat dilihat dari yang telah memasuki usia serta
lemah produktif.
menunjukkan kadar intelektualitas
sumber daya manusia diantaranya adalah
kin tinggi tingkat pendidikan anak nelayan dapat menjadi penunjuk pengembanganusia, yang rendah.
jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan
s sumberdaya manusia. Harapan yang diinginkan adalah semakin tinggi tingkat
dikan akan mengurangi ketergantungan keluarga nelayan terhadap keberadaan
erdaya 1
http://dikti.go.id/ikan-melimpah-di-laut-kemana-nelayan-kita/
2
http://nasional.kompas.com/read/2012/04/10/05045998/Pudarnya.Kebanggaan.Menjadi.Nelayan.
Nelayan yang beroperasi rata-rata merupakan tenaga kerja yang berada pada usia
ktif. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata usia nelayan pada tiga kelas armada yang
240
a antara 45-46 tahun. Namun demikian, sebagian besar berada pada rentang usia 31-
un yang secara persentase mencapai lebih dari 80%. Hal yang menarik justru tidak
Firth(1971)
Firth (1971)menjelaskan
menjelaskanfenomena
fenomenainiinidisebabkan
disebabkanoleh
olehkurang
kurangdihargainya
dihargainyaprofesi
profesikarena
karena
secara
secara
Indeks ekonomi
Sosialekonomi
Ekonomi dan
dan
Rumah budaya
budaya
Tangga dianggap
dianggap
Nelayan lemahserta
Indonesia lemah sertamenunjukkan
menunjukkankadar kadarintelektualitas
intelektualitas
................................................................ yang
yang
(A. Ramadhan et al,)
rendah.
rendah.
60,00%
60,00% 50,00%
50,00%
50,00%
50,00% 40,00%
40,00%
40,00%
40,00%
30,00%
30,00%
30,00%
30,00%
20,00%
20,00% 20,00%
20,00%
10,00%
10,00% 10,00%
10,00%
0,00%
0,00% 0,00%
0,00%
1515– –3030 3131– –4545 4646– –6060 > 60
> 60tahun
tahun < 5< 5 510 1115
510 1115 1620
1620 > 20
> 20
tahun tahun
tahun tahun tahun tahun Tahun Tahun
Tahun Tahun Tahun
Tahun Tahun
Tahun Tahun
Tahun
a.a.a.Sebaran
Sebaran
Sebaran Usia
Usia
Usia Nelayan/Distribution
Nelayan/
Nelayan/Ages AgesDistribution
Ages Distribution b.b.b.Pengalaman
Pengalaman
PengalamanUsaha Nelayan/Working
Usaha
Usaha Experiences
Nelayan/Working
Nelayan/ Working
Experiences
Experiences
Gambar
Gambar
Gambar 3. 3.
Karakteristik
3. KarakteristikPengalaman
Karakteristik Usaha Nelayan
Pengalaman
Pengalaman UsahaBerdasarkan
Usaha Ukuran Armada
Nelayan Berdasarkan
Nelayan Berdasarkan Ukuran
Ukuran
Armada
Armada Figure 3. Characteristics of Fisher Experience Based on Fleet Size
Capture Sumber : Data Primer (diolah),
Capture3.3.Characteristics
Characteristics ofofFisher2017/Source:
Fisher Primary Data
Experience
Experience Processed,
Based
Based on 2017
onFleet
FleetSize
Size
80,00%
80,00% 60%
60%
60,00% 50%
50%
60,00%
40%
40%
40,00%
40,00% 30%
30%
20,00%
20,00% 20%
20%
0,00%
0,00% 10%
10%
< 6<tahun
6 tahun7979
tahun
tahun 1012
1012 > 12 tahun
> 12 tahun 0%0%
tahun
tahun < 6<tahun
6 tahun7979
tahun 1012
tahun tahun
1012 > 12
tahun tahun
> 12 tahun
< 5<GT
5 GT 5 510 10
GT GT 11 11
30 30
GT GT < 5<GT
5 GT 5 510 10
GT GT 11 11
30 30
GT GT
a. Sebaran Pendidikan
Gambar Nelayan/Distribution
4. 4.
Tingkat of
Pendidikan b. Sebaran
of of Nelayan b. b. Pendidikan
dan
SebaranAnak Anak Nelayan/
Nelayan
Pendidikan Anak Distribution
Nelayan/ of Fisher
a. a.
Sebaran
Sebaran PendidikanGambar
Pendidikan Nelayan/
Nelayan/
Fisher Education
Tingkat Pendidikan
Distribution
Distribution Nelayan dan
SebaranAnak Nelayan
Pendidikan Anak
Children Education
Nelayan/
Capture
Fisher Capture 4. 4.
Education
Fisher Level
Education Level Education
Educationof of
Fisher
Fisher and Fisher
Distribution
and of of
Fisher
Distribution Children
Fisher Children
Children
Fisher ChildrenEducation
Education
Gambar 4. Tingkat Pendidikan Nelayan dan Anak Nelayan
Figure 4.Sumber:
Sumber:
Level Data Primer
Data
Education Diolah,
Primer and2017
Diolah,
of Fisher 2017 Children
Fisher
Sumber : Source:
Data PrimerPrimary
Source: Primary
(diolah), Data Processed,
Data Processed,
2017/Source: 2017
Primary Data 2017 2017
Processed,
241
Salah
Salahsatu
satuukuran
ukuranuntuk
untukmenilai
menilaikondisi
kondisisumberdaya
sumberdayamanusia
manusiaadalah
adalahdari
daritingkat
tingkat
kesehatannya.
kesehatannya.Tingkat
Tingkatkesehatan
kesehatanpada
padarumah
rumahtangga
tangganelayan
nelayandapat
dapatmengancam
mengancam
J. Sosek KP Vol. 12 No. 2 Desember 2017: 235-253
mendasar
mendasaryangyangdigunakan
digunakanuntuk
untukmelihat
melihatapakah
apakahterjadi
terjadiepidemi
epidemidan dandapat
dapatdigunakan
digunakan
sebagai
indikator
sebagaiindikator
morbiditas pengukuran
yang
indikator resiko penyakitnya.
telah digunakan
pengukuran resiko pula ringan jika menderita flu, sakit kepala, masuk angin
penyakitnya.
oleh WHO (2015). Indikator wawancara
Berdasarkan frekuensi suatu dan sebagainya.Sedangkan sakit berat merupakan
Berdasarkanhasil hasil wawancaraterkait terkaitdengan
dengankesehatan
kesehatanrumah rumahtanggatangganelayan
nelayan
kejadian juga digunakan oleh instansi kesehatan penyakit yang tergolong dalam kelas penyakit akut
selama
selama
untuk satu
menilai satu tahun
tahunterakhir
tingkat terakhirdibedakan
layanan dibedakan
kesehatan menjadi
menjadi
pada 2 2(dua),
dan (dua),yaitu
kronis yaitusakit
seperti sakit
tipes,ringan
ringan dan
malaria, dan sakit
DBD, berat.
sakit
TBC berat.
dan
suatu
Kategoridaerah dimana menggunakan data penyakit sejenis lainnya. Data yang terkumpul
Kategori sakit sakit ringan
ringan jika jika menderita
menderita flu, flu, sakit
sakit kepala,
kepala, masuk masuk angin angin dan dan
total jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit menunjukkan bahwa sebagian besar nelayan hanya
sebagainya.Sedangkan
sebagainya.Sedangkan
(WHO, 2015). Frekuensi kejadian sakit
sakit berat
suatuberat merupakan
merupakan
penyakit penyakit
penyakit
menderita yang
penyakityang tergolong
ringan sebesardalam
tergolong dalamkelas
kurang kelas
dari 5
menurut
penyakit Hyder
akut et al.
dan (2012),
kronis merupakan
seperti tipes, hal
malaria, kali pertahun.
DBD, TBC dan Namun
penyakitterdapat
sejenissejumlah
lainnya.nelayan
Data
penyakit akut dan kronis seperti tipes, malaria, DBD, TBC dan penyakit sejenis lainnya. Data
mendasar yang digunakan untuk melihat apakah yang ternyata menderita penyakit ringan lebih dari
yang
terjadi terkumpul
yangepidemi
terkumpul danmenunjukkan
menunjukkan
dapat digunakan bahwa
bahwa sebagian
sebagian
sebagai 12besar
besar
kali nelayan
dalamnelayan
setahun hanya
hanya
dimana menderita
menderita
kelas penyakit
armada penyakit
kurang
indikator
ringan
ringan pengukuran
sebesar
sebesarkurang resikodari
kurang penyakitnya.
5 5kali
dari kalipertahun.
pertahun.Namun dari terdapat
Namun 5 terdapat
GT lebihsejumlah
tinggi secara
sejumlah proporsi
nelayan
nelayan yangdibandingkan
yangternyata
ternyata
dengan kelas armada lainnya. Sementara itu data
menderita
menderita penyakit
Berdasarkan penyakit ringan
hasil
ringanlebih
wawancara
lebih dari 1212
dari kali
terkaitdalam
kali dalam setahun
setahun
menunjukkan dimana
dimana
pula kelas
bahwa kelas armada
armada
terdapat kurang
kurang daridari
kurang dari
20%
dengan kesehatan rumah tangga nelayan selama nelayan dari seluruh kelas armada yang dalam
5 GT GTlebih tinggi
tinggisecara proporsi dibandingkan dengan dengankelas armada
armadalainnya.
lainnya.Sementara
Sementaraituitu
satu5 tahun lebih
terakhir secara
dibedakan proporsi
menjadi dibandingkan
2 (dua), kelas
setahun terakhir mengalami penyakit akut atau
data
yaitu menunjukkan
sakit
data ringan dan pula
menunjukkan pulabahwa
sakit berat.
bahwa terdapat
Kategori
terdapat kurang
sakit
kurang dari
dari20%
berat. 20%nelayan
nelayandaridariseluruh
seluruhkelaskelasarmada
armada
yang dalam
yang setahun
dalam terakhir
setahun mengalami
terakhir penyakit
mengalami akut
penyakit atau
akut berat.
atau berat.
0,50,5 100,00%
100,00%
0,40,4 80,00%
80,00%
0,30,3 60,00%
60,00%
0,20,2
40,00%
40,00%
0,10,1
20,00%
20,00%
0 0
0 –02–kali
2 kali3 –35–kali 6 –68–kali
5 kali 8 kali 9 –911
– 11 > 12 kalikali
> 12 0,00%
0,00%
kalikali Pernah
Pernah Tidak Pernah
Tidak Pernah
< 5<GT
5 GT 5 510 GTGT 1111
10 30 GTGT
30 < 5<GT
5 GT 5 510 GTGT 1111
10 30 GTGT
30
a. Frekuensi Sakit Ringan Setahun Terakhir/ b. Frekuensi Sakit Berat Satu Tahun Terakhir/
a.Frequency
a. Frekuensi
Frekuensi Sakit
Sakit
of Illness Ringan
in theRingan Setahun
last yearSetahun Frequency of Severe
BeratIllness
Satu inTahun
b.b. Frekuensi Sakit Berat Satu Tahun Terakhir/
Frekuensi Sakit the past year
Terakhir/
Terakhir/ Frequency
Terakhir/ Frequency ofof
Illness inin
Illness thethelast
last Frequency of Severe Illness in the past year
Gambar
year 5. Frekuensi Sakit dalamFrequency
year Satu Tahun of Severe Illness in the past year
Terakhir
Figure
Gambar
Gambar 5.5. 5.Frekuensi
Frequency
Frekuensi of Illness
Sakit dalam
Sakit dalam in theTahun
Satu
SatuPast Year
Tahun Terakhir
Terakhir
Capture
Sumber :Capture 5.5.
Data PrimerFrequency
(diolah), of Illness
2017/Source: in
Primary the
Data
Frequency of Illness in the past past year
Processed, 2017
year
Sumber:
Sumber: Data
Data Primer
Primer Diolah,
Diolah, 2017
2017
Source:
Source: Primary
Primary Data
Data Processed,
Processed, 2017
2017
4,00
4,00
2,003,00
3,00 2,42 2,50
2,50
Nilai Index
2,27 2,42
Nilai Index
2,27
1,002,00
2,00
0,001,00
1,00
0,00
< 5 GT 5-10 GT 11-30 GT
0,00
< 5<GT
5 GT Ukuran Armada
5-10 GTGT
5-10 11-30 GTGT
11-30
Ukuran Armada
Ukuran Armada
Gambar 6. Indeks Sumberdaya Manusia
Figure 6. Human Capital Index
Gambar 6:Indeks Sumberdaya Manusia
Sumber : Data Primer (diolah), 2017/Source: Primary Data Processed, 2017
Capture 6 : Human Capital Index 1212
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
242 Source: Primary Data Processed, 2017
Indeks Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Indonesia ................................................................ (A. Ramadhan et al,)
Karakteristik Modal Finansial 1.153 Kg per trip dengan nilai mencapai 33 juta
rupiah. Pada kelas kapal 11-30 GT hasil yang
Pada aspek finansial, rumah tangga nelayan
diperoleh melonjak jauh dengan produksi mencapai
dapat dinilai setidaknya dari performa keuangan
4,7 ton dan nilai produksi lebih dari 87 juta rupiah.
usaha penangkapan ikan, rasio keuangan
Pada saat musim paceklik hasil yang diperoleh
keluarga, serta rasio antara pengeluaran dengan
kapal-kapal penangkapan ikan mengalami
garis kemiskinan yang dikeluarkan oleh BPS.
penurunan cukup tajam dimana dapat mencapai
Keuangan usaha penangkapan ikan dilihat
hanya 33% sampai dengan 43% dari hasil normal.
dari rasio penerimaan biaya atau R/C ratio dan
Kondisi ini menunjukkan usaha perikanan yang
keuntungan usaha. R/C ratio dipilih karena secara
pada satu sisi cukup menjanjikan secara ekonomi
cepat menunjukkan perbandingan penerimaan
akan tetapi juga memiliki resiko usaha yang tinggi
dan biaya yang dikeluarkan dimana rasio ini telah
(Tabel 8).
dikenal secara luas penggunaannya sebagai
salah satu indikator kelayakan finansial usaha Rasio keuangan keluarga nelayan dihitung
dimana nilai lebih besar dari satu adalah layak atas dasar pendapatan dan pengeluaran
(Soekartawi, 2002). keluarga nelayan. Rasio yang baik menunjukkan
pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan
Secara umum dapat hasil tangkapan
pengeluaran yang dilakukan. Rasio ini penting untuk
berbanding lurus dengan ukuran kapal yang
diperhatikan karena menggambarkan kemampuan
digunakan. Selain itu produksi juga dipengaruhi
keluarga nelayan dalam mengelola keuangan yang
oleh kondisi musim yang dapat dibagi menjadi tiga
dimiliki. Meski demikian, indikator ini harus diikuti
yaitu musim paceklik, musim sedang dan musim
dengan indikator pengeluaran perkapita untuk
puncak. Dari data yang diperoleh dilapangan
menunjukkan tingkat kemampuan daya beli rumah
diketahui bahwa secara rata-rata produksi ikan
tangga yang kemudian dibandingkan dengan garis
kapal kurang dari 5 GT pada saat normal mencapai
kemiskinan konsumsi yang dikeluarkan oleh BPS.
93 Kg dengan nilai hasil tangkapan mencapai
Semakin jauh di atas garis kemiskinan konsumsi
2,4 juta rupiah per trip. Pada ukuran kapal 5-10 GT
maka menunjukkan kondisi finansial rumah tangga
hasil produksi juga cukup tinggi dimana mencapai
nelayan yang semakin baik (Tabel 9).
243
J. Sosek KP Vol. 12 No. 2 Desember 2017: 235-253
Pendapatan dan pengeluaran nelayan dan Rp. 369.587/bulan atau Rp. 4.435.041/tahun.
semakin tinggi seiring dengan semakin besarnya Atas dasar tersebut nelayan berada pada posisi
armada penangkapan. Secara cepat terlihat adanya yang sangat aman dari status miskin.
hubungan yang positif antara pendapatan dan
pengeluaran dengan besaran armada. Sayangnya Pada rasio penerimaan dan biaya (R/C
hal serupa tidak terlalu tercermin dari rasio keuangan Ratio) dari usaha yang dijalankan diketahui masih
keluarga nelayan. Meski ada perbedaan besar dari menguntungkan untuk semua kelas armada.
sisi pendapatan, tetapi rasio keuangan keluarga Semakin besar investasi diharapkan akan
nelayan antara armada kurang dari 5 GT dengan memberikan pendapatan dan keuntungan yang
5-10 GT hampir tidak berbeda bahkan berada semakin besar. Akan tetapi hal ini tidak selalu
dibawah 1. Kondisi tersebut menunjukkan adanya berbanding lurus dengan nilai R/C ratio yang
sedikit gap, dimana pengeluaran ternyata sedikit menunjukkan skala kelayakan investasi usaha. Dari
lebih besar dari pendapatan yang diterima. Hasil ini ketiga kelas kapal, terlihat bahwa nilai R/C Ratio
mengkonfirmasi perilaku masyarakat nelayan yang terbesar pada 11-30 GT. Namun demikian nilai R/C
konsumtif dimana pertambahan pendapatan selalu yang terkecil justru terletak pada kapal berukuran
diiringi dengan pengeluaran yang semakin besar. antara 5-10 GT. Hal ini menunjukkan minimnya
Oleh karena itu tidak jarang ditemui masyarakat tidak manfaat pertambahan modal dari kelas kurang
memiliki tabungan meskipun tingkat pendapatan dari 5 GT ke kelas 5-10 GT. Pertambahan biaya
meningkat. Kondisi nilai yang positif hanya diterima operasional lebih besar dari pada pertambahan
pada nelayan dengan armada 11-30 GT. penerimaan usaha. Terlebih terjadi fenomena
munculnya ikan-ikan pelagis kecil pada sekitar
Pengeluaran nelayan diketahui masih jauh wilayah pesisir dimana kelompok yang paling
di atas ambang batas garis kemiskinan yang banyak menikmati adalah kapal kelas kurang dari
ditetapkan oleh BPS. Berdasarkan data pada 5 GT seperti yang terjadi di beberapa wilayah
semester 1, rata-rata garis kemiskinan pada 8 lokasi pengamatan seperti Sibolga, Bitung, dan Maluku
sampel menunjukkan angka Rp. 378.478/bulan Tengah.
atau Rp. 4.541.735/ tahun untuk wilayah perkotaan
4,00
3,50 3,33
3,00 2,67
2,50 2,33
Nilai Indeks
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
< 5 GT 510 GT 1130 GT
Ukuran Armada
245
J. Sosek KP Vol. 12 No. 2 Desember 2017: 235-253
246
Indeks Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Indonesia ................................................................ (A. Ramadhan et al,)
Variabel ketiga adalah partisipasi politik. besar yaitu rasa percaya antar anggota masyarakat
Pada bagian ini peneliti ingin melihat keaktifan dan rasa percaya terhadap organisasi yang ada
nelayan dalam partai politik, dalam kepengurusan di dalam komunitas. Rasa percaya terhadap
partai politik hingga keteribatan yang dapat masayarakat akan melihat pada dua unsur yaitu
memberikan kemudahan dalam menjalankan pilihan tempat meminjam uang untuk kebutuhan
usaha penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan selain usaha antara lain pendidikan atau sakit
indeks partisipasi politik yang rendah yaitu untuk atau kebutuhan sosial lainnya. Nelayan memilih
kelas armada < 5 GT sebesar 1,06 , armada 5-10 untuk tidak meminjam uang kepada pemilik kapal,
GT sebesar 1,01 dan untuk armada 10-30 GT pemilik modal operasional maupun bakul untuk
sebesar 1,07. kebutuhan diluar usaha penangkapan. Nelayan di
lokasi penelitian sebagian besar juga tidak pernah
Rendahnya nilai indeks partisipasi politik mendapatkan bantuan diluar usaha penangkapan
nelayan di lokasi penelitian tidak mengindikasikan seperti untuk pendidikan, sakit maupun kebutuhan
kehidupan nelayan yang apolitis. Nelayan tetap ikut sosial lainnya. Hasilnya nilai indeks rasa percaya
serta dalam kehidupan politik seperti dalam pesta antar masyarakat nelayan di lokasi menunjukkan
politik yaitu Pemilu dan Pilkada (Tabel 13). nilai indeks yang rendah, yaitu kurang dari 2.
Variabel selanjutnya adalah trust atau rasa Ketida armada menunjukkan nilai indek yang sama
percaya. Variabel ini dibagi ke dalam dua bagian yaitu sebesar 1,1 sehingga masuk dalam kategori
rendah (Tabel 14).
247
J. Sosek KP Vol. 12 No. 2 Desember 2017: 235-253
248
Indeks Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Indonesia ................................................................ (A. Ramadhan et al,)
249
J. Sosek KP Vol. 12 No. 2 Desember 2017: 235-253
Unsur kepercayaan selanjutnya adalah pemerintah daerah dan pusat lebih tinggi daripada
kepercayaan terhadap iklim politik negara yang nilai indeks rasa percaya terhadap legislatif. Salah
mencakup kepercayaan terhadap pemerintah satu lokasi dimana nelayan selaku responden kami
Daerah, Pemerintah Pusat, dan juga lembaga menyatakan sangat percaya terhadap pemerintah
legislatif (DPR dan DPRD). Pada bagian ini, peneliti pusat dan daerah adalah Kota Sibolga. Nelayan di
ingin menghitung indeks kepercayaan nelayan Kota Sibolga merasa kebijakan pemerintah pusat
terhadap kondisi politik negara. Sebagian besar saat ini sangat berpihak kepada mereka, nelayan
nelayan berpendapat kondisi politik daerah secara kecil, dengan dikeluarkannya peraturan pelarangan
khusus dan kondisi negara secara umum sangat penggunaan alat tangkap cantrang.
mempengaruhi iklim usaha perangkapan ikan. Hal
ini berdampak dukungan penuh nelayan terhadap Nilai indeks rasa percaya politik nelayan di
pemerintah baik daerah mapupun pusat dengan lokasi penelitian berada pada kategori sedang yaitu
cara ikut aktif dalam pemilihan umum dan pilkada dengan nilai >2 – 3. Armada kelas < 5 GT memiliki
memilih pemimpin yang dianggap mewakili aspirasi nilai indeks 2,71 sementara kelas armada 5-10 GT
mereka sebagai nelayan. Dari Tabel 16, kita bisa memiliki nilai indeks 2,66 dan terakhir kelas armada
melihat indek rasa percaya nelayan kepada ketiga 11-30 GT memiliki nilai indeks 2,68.
250
Indeks Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Indonesia ................................................................ (A. Ramadhan et al,)
Variabel yang ketiga dalam modal sosial Hasil penelitian menunukkan aturan yang
pada penelitian ini adalah Nilai dan Norma. ada terkait keharusan bekerjasama dan membantu
Variabel ini dibagi kedalam dua unsur yaitu aturan orang lain berada pada kategori sedang yang
yang mewajibkan setiap anggota masyarakat ditunjukkan dengan nilai > 2-3 untuk ketigga jenis
untuk ikut dalam kegiatan bergotong royong armada (Tabel 17).
dan aturan lokal yang mewajibkan anggota
masyarakat membantu orang lain yang sedang Tabel rekapitulasi nilai indeks modal
kesusahan. Pada bagian ini penelitian ingin sosial dari segi variabel, yaitu partisipasi, trust
melihat apakah ada atauran yang mengikat atau rasa percaya dan nilai. Tabel 18 memperlihatkan
setiap anggota masyarakat, dalam hal ini bahwa indeks partisipasi nelayan di lokasi
nelayan, untuk membantu anggota masyarakat penelitian termasuk dalam kategori rendah yaittu
lainnya. Ini merupakan bagian penting jika > 1-2. Indeks Trust atau rasa percaya nelayan
membicarakan shared values and rules dalam berada pada kategori sedang yaitu > 2-3.
modal sosial. Sementara indeks nilai nelayan di lokasi penelitian
berada pada kategori sedang yaitu > 2 -3.
251
Nilai/ Value
nilai dan norma/ Values and
2.38 2.82 2.76
Norms
J. Sosek KP Vol. 12 No.: Data
Sumber 2 Desember
Primer 2017: 235-253
Diolah, 2016
Source : Primary Data Processed, 2017
4,00
3,58
3,50
3,00
2,64
2,46
2,50
Nilai Indeks
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
< 5 GT 510 GT 1130 GT
Ukuran Armada
4,00
3,50
3,14
Nilai Indeks/ Index Value
3,00
2,53
2,40
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
< 5 GT 510 GT 1130 GT
Ukuran Armada/ Size of Fleet
Kesimpulan
Indeks Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Indonesia ................................................................ (A. Ramadhan et al,)
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN DFID. 1999. Sustainable Livelihoods Guidance Sheets.
Departement for International Development. http://
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa www.eldis.org/vfile/upload/1/document/0901/
nilai indeks yang terbesar terletak pada kelas armada section2.pdf diakses tanggal 15 Juli 2017.
11-30 GT. Data ini menunjukkan bahwa nelayan FAO. 2011. The State of Food Insecurity in the World
pada kelas tersebut memiliki kondisi sosial ekonomi How does international price volatility affect
yang lebih baik. Namun demikian, semakin besar domestic economies and food security?. Food
and Agriculture Organization Of The United
ukuran armada tidak selalu menunjukkan hubungan
Nations. Rome. http://www.fao.org/docrep/014/
yang positif karena nilai indeks yang terkecil justru i2330e/i2330e.pdf diakses tanggal 20 Juli 2017.
terjadi pada kelas armada 5-10 GT. Hal ini lebih
disebabkan oleh keragaan modal finansial pada Firth, R. 2002. Malay Fishermen: Their Peasant
Economy (4th edition). Routledge. Oxon.
kelas kurang dari 5 GT yang lebih baik pada kelas
ISBN-0415-17574-7
5-10 GT. Penambahan biaya operasional yang
dibutuhkan tidak seimbang dengan penerimaan Hyder, A. P. Puvanachandra, & R. Morrow. (2012).
Measuring the health of populations: explaining
yang diperoleh. Meskipun penerimaan masih lebih
composite indicators. Journal of Public Health
besar dari biaya operasional akan tetapi nilai R/C Research, 1(3), e35. https://doi.org/https://doi.
ratio menjadi semakin kecil. org/10.4081/jphr.2012.e35
Putnam, R. D. 1993 Making Democracy Work Civic
UCAPAN TERIMA KASIH Traditions in Modern Italy.
Bourdieu, P. 1986. The Forms of Capital. In Handbook World Bank Group. 2015. Global Monitoring Report
of Theory and Research for the Sociology 2014/2015: Ending Poverty and Sharing Prosperity.
of Education. J. Richardson, ed. New York: Washington, DC: World Bank. doi:10.1596/978-
Greenwood press. 1-4648-0336-9. License: Creative Commons
Attribution CC BY 3.0 IGO.
Beuningen, J and H. Schmeets. 2013. European
Framework for Measuring Progress (E-Frame): Peraturan dan Perundangan
Proceedings of the Expert Meeting on Social Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 No. 1438.
Capital Social capital in 2009: An index for the Permenkes RI NO 75 Tahun 2013 tentang Angka
Netherlands. Procedia - Social and Behavioral Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa
Sciences 72 ( 2013 ) 73 – 90. Indonesia. Menteri Kesehatan RI, Jakarta.
Coleman, J. S. (1988). Social capital in the creation of
human capital. American Journal of Sociology.
94, 95-120.
Dae-Bong, K. 2009. Human Capital and Its Measurement.
The 3rd OECD World Forum on “Statistics,
Knowledge and Policy” Charting Progress, Building
Visions, Improving Life. Busan, Korea. http://
www.oecd.org/site/progresskorea/44111355.pdf
di akses tanggal 1 Oktober 2017.
253