Anda di halaman 1dari 15

Stabilisasi Gigi dengan Masalah Periodontal Menggunakan Resin

Komposit yang Diperkuat Glass Fiber: Laporan Kasus

OLEH

Dinisya Camila (173308020011)


Felix (173308020017)
Vivi Maghfira (173308020034)

Dosen Pembimbing: drg. Cindy Denhara Wijaya

DEPARTEMEN PERIODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2019
Judul Paper : “Stabilisasi Gigi dengan Masalah Periodontal
Menggunakan Resin Komposit yang
Diperkuat Glass Fiber: Laporan Kasus”
Nama Mahasiswa : Dinisya Camila (173308020011)
Felix (173308020017)
Vivi Maghfira (173308020034)

Fakultas : Kedokteran Gigi

Dosen Pembimbing

(drg. Cindy Denhara Wijaya)

Tanggal Presentasi : Februari 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan paper ini.
Pembuatan paper yang berjudul “Stabilisasi Gigi dengan Masalah Periodontal
Menggunakan Resin Komposit yang Diperkuat Glass Fiber: Laporan Kasus”
yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam penyelesaian tugas di
Departemen Periodonsia.
Dalam pembuatan paper ini, kami menyadari tanpa bimbingan dari pembimbing
yaitu drg. Cindy Denhara Wijaya paper ini tidak dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pembimbing yang telah membantu dalam proses pembuatan paper ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan paper ini tidak luput dari
kekurangan dengan mengingat keterbatasan kami dalam pengetahuan dan
kemampuan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan paper ini.
Semoga paper ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Akhir kata,
kami ucapkan terima kasih.

Medan, 12 February 2019

Dinisya Camila, Felix,


Vivi Maghfira

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
ABSTRAK.............................................................................................. 1
1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
2. LAPORAN KASUS........................................................................... 2
3. PEMBAHASAN ................................................................................ 8
4. KESIMPULAN .................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 10

iii
Stabilisasi Gigi dengan Masalah Periodontal Menggunakan Resin Komposit
yang Diperkuat Glass Fiber: Laporan Kasus

Pereira C, Passos V, Pereira S

Abstrak

Pendahuluan: Mobiliti gigi karena kehilangan tulang periodontal dapat


menyebabkan ketidaknyamanan pada fungsi pengunyahan, terutama pada gerakan
protrusif di daerah gigi anterior mandibula. Dengan demikian, splinting adalah
alternatif perawatan yang layak untuk mempertahankan fungsi pengunyahan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan kasus klinis dengan follow-up
jangka waktu sedang, aplikasi klinis dari splinting dengan resin komposit yang
diperkuat oleh fiber glass. Laporan kasus: Pasien wanita, 73 tahun, mengeluh
tentang ketidaknyamanannya saat pengunyahan yang berhubungan dengan gigi
insisivus sentral kanan rahang bawah. Evaluasi klinis dan radiografi menunjukkan
mobiliti gigi derajat 2, kehilangan tulang dan pelebaran ruang ligamen periodontal.
Perawatan yang diusulkan adalah splinting dengan resin komposit yang diperkuat
oleh fiber glass dari gigi kaninus mandibula kanan ke gigi kaninus mandibula kiri.
Hasil: Dari hasil follow-up selama empat tahun menunjukkan hasil klinis dan
radiografi yang baik sehubungan dengan kesehatan periodontal dan pemeliharaan
aspek fungsional. Kesimpulan: Splinting dengan resin komposit yang diperkuat
oleh fiber glass adalah teknik yang baik dan stabil dari waktu ke waktu dalam
perawatan mobiliti gigi.
Kata Kunci: Traumatik oklusi gigi, Mobiliti gigi, Polietilen

Pendahuluan

Kehilangan tulang yang disebabkan oleh perkembangan dari penyakit


periodontitis dapat berdampak pada mobiliti gigi, sehingga dapat menyebabkan
ketidaknyamanan selama pengunyahan, sulit dalam pemeliharaan kebersihan mulut
(karena pasien takut menyikat gigi), memicu proses inflamasi yang infeksius pada
jaringan periodontal dan berakhir pada kehilangan gigi. Mobiliti gigi ini disebabkan

1
oleh perubahan titik tumpu rotasi gigi ke posisi yang lebih apikal dan dapat
diperburuk oleh kekuatan dari traumatik oklusi, terutama pada gigi dengan jaringan
periodonsium yang berkurang.
Dalam kasus ini, splinting gigi dengan ke gigi berdekatan yang stabil adalah
alternatif perawatan yang layak. Splinting dapat dilakukan dengan kawat ortodontik
yang digabung dengan resin komposit, bracket ortodontik dan kawat ortodontik
pasif, atau resin komposit saja. Hingga saat ini, bahan-bahan tersebut tidak
menunjukkan stabilitas yang memadai dan tidak dapat mendukung satu unit antara
gigi / splinting, yang membuat splinting sulit untuk mendistribusikan kekuatan
pengunyahan dan kontrol plak.
Alternatif perawatan yang paling baik dan mendukung pada splinting adalah
penggunaan pita fiber polietilen yang disatukan pada permukaan gigi. Serat-serat
ini bersifat fungsional, estetik, dan dapat meningkatkan stabilitas gigi dengan
keadaan mobiliti akibat kehilangan tulang.
Beberapa literatur melaporkan ada beberapa kasus dengan perawatan
splinting oleh resin komposit yang diperkuat dengan fiber glass, tetapi dengan
periode perawatan jangka waktu yang pendek. Laporan kasus ini bertujuan untuk
menggambarkan penerapan resin komposit yang diperkuat dengan fiber glass untuk
menstabilkan gigi dengan kerusakan periodontal dan di follow-up secara berkala
dengan jangka waktu yang sedang.

Laporan kasus

Pasien McKusick-Kaufman (MKK), perempuan, berusia 73 tahun, dirujuk


ke Klinik Kedokteran Gigi yang mengeluhkan mobiliti gigi insisivus lateral rahang
bawah kanan dan tidak nyaman saat mengunyah. Pada pemeriksaan intraoral,
ditemukan adanya resesi gingiva dan hilangnya papilla interdental, tetapi tanpa
adanya poket periodontal (gambar 1). Kontak gigi terjadi pada permukaan insisal
gigi #31 dan #32; gigi #41 dan #42 menunjukkan keausan pada permukaan insisal
(gambar 1).

2
Gambar 1 – Tampilan Klinis Frontal pada Gigi Anterior Mandibula

Gigi diperiksa melalui tes sensitivitas pulpa dan menunjukkan hasil positif.
Tes mobiliti gigi menunjukkan mobiliti derajat 2 pada gigi #41, akibat kehilangan
tulang karena periodontitis kronis yang sebelumnya sudah dirawat dan berkaitan
dengan adanya traumatik oklusi (gambar 2 dan 2a). Radiografi periapikal awal
menemukan adanya peningkatan lebar ruang ligamen periodontal, kehilangan
tulang horizontal yang melibatkan setengah dari permukaan akar, dan resorpsi
tulang pada linggir alveolar (gambar 3)

Gambar 2 – Tampilan Klinis dari Insisal pada Gigi Anterior Mandibula

3
Gambar 2a – Tampilan Klinis Insisal pada Gigi Anterior Mandibula,
menunjukkan mobiliti gigi

Gambar 3 – Radiografi Periapikal Awal

Perawatan yang direncanakan adalah mensplinting gigi #43 sampai #33 dengan
resin komposit yang diperkuat oleh pita fiber glass. Setelah isolasi menggunakan
rubber dam, gigi #41 ditempatkan pada posisinya dan disejajarkan dengan gigi
anterior lainnya (gambar 4 dan 4a).

4
Gambar 4 – Tampilan Frontal Setelah Isolasi Rubber Dam

Gambar 4a – Tampilan Frontal Setelah Isolasi Rubber Dam dan


Penyesuaian Gigi

Setelah profilaksis gigi dengan pumice dan brush Robson (Microdont)


menggunakan lowspeed, permukaan enamel diaplikasikan dengan asam phosporic
37% (FGM) selama 30 detik dan dibilas selama 30 detik, dikeringkan, dan diikuti
oleh pengaplikasian bahan adhesive agent (Scotchbond). -3M ESPE).
Fiber glass (Interlig, Ângelus) dipotong dan diadaptasi ke permukaan
lingual, sesuai dengan petunjuk pabrik (gambar 5). Kemudian, semua pita fiber
ditutupi oleh resin komposit (Filtek Z250 XT, 3M ESPE). Bahan yang sama ini
digunakan untuk mendapatkan titik kontak proksimal antara gigi #41 dan #42 dan
merekonstruksi sebagian permukaan insisal (gambar 6). Pasien diinstruksikan
untuk menjaga kebersihan mulut dengan menggunakan sikat gigi khusus interdental,
dan diganti setiap tiga bulan. Setelah satu minggu, prosedur finishing dan

5
pemolesan dilakukan dengan sandpaper disc (Sof-lex, 3M) dan felt disc dengan
pasta polishing (Poli Composta, Asfer).

Gambar 5 – Tampilan Frontal Setelah Pengaplikasian Fiber Glass

Gambar 6 – Tampilan Frontal Setelah Mengembalikan Titik Kontak

Setelah empat tahun, diamati kesehatan jaringan periodontal dan splinting


yang lengkap dan fungsional, serta tetap menjaga kenyamanan pengunyahan
(gambar 7). Secara radiografi, tidak terdapat adanya kerusakan jaringan periodontal
yang lebih lanjut melainkan terdapat pengurangan lebar ligamen periodontal dan
deposisi tulang pada daerah apikal, lateral dan linggir alveolar (gambar 8).

6
Gambar 7 – Tampilan Depan dari Gigi Anterior Mandibula setelah 4 tahun
periode follow-up

Gambar 8 – Radiografi Periapikal Setelah Empat Tahun di Follow-Up

7
Diskusi

Derajat kegoyangan gigi berhubungan dengan jumlah tulang yang tersisa


serta panjang dan bentuk dari akar. Gigi berakar tunggal memiliki mobilitas lebih
tinggi daripada gigi dengan akar yang banyak, terutama ketika kehilangan tulang
alveolar mencapai setengah akar.
Gigi yang mobiliti tidak lebih rentan terhadap kehilangan tulang yang lebih
besar dari waktu ke waktu, tetapi keadaan gigi seperti ini dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada saat pengunyahan, seperti yang dilaporkan dalam kasus
klinis ini. Dengan demikian, splinting akan mengembalikan oklusi secara
fungsional dan kenyamanan saat pengunyahan, meningkatkan estetika, dan
meningkatkan kesejahteraan psikologis pasien.
Mobiliti gigi itu sendiri bukan merupakan indikasi splinting, tetapi
penyelarasan oklusal digabung dengan splinting agar dapat menghindari kehilangan
tulang yang lebih lanjut pada gigi, karena prosedur ini menyesuaikan tumpuan
rotasi gigi dengan mobilitas pada sisa tulang yang mencegah berlebihnya kekuatan
beban pengunyahan.
Meskipun efektivitas bahan untuk splinting ini tampaknya tidak berbeda,
pita fiber glass memiliki beberapa kelebihan dibandingkan kawat stainless steel dan
resin komposit biasa. Tes kekuatan ikatan pada spesimen yang terbuat dari
komposit resin diperkuat oleh fiber glass menunjukkan adanya peningkatan
kekuatan ikatan dan modulus elastisitas dibandingkan dengan spesimen yang dibuat
dari resin komposit saja.
Fiber glass menunjukkan tingkat keberhasilan jangka panjang karena aspek
estetis dari resin komposit yang digabung dengan kekuatan dari pita fiber tipis
dimana mengandung plasma dengan penambahan bahan kimia dan zat, serta
memiliki modulus elastisitas tinggi dan ketahanan yang efektif terhadap oklusi dan
tekanan pengunyahan. Karakteristik ini dibuktikan pada laporan kasus ini.
Perlu dicatat bahwa splinting membuat pemeliharaan kebersihan mulut
menjadi sulit dan dibutuhkan perhatian khusus untuk memastikan keberhasilan
jangka panjang pada gigi yang di splint. Dalam laporan kasus ini, kami menghindari
penutupan diastema antara gigi insisivus agar memungkinkan pemeliharaan

8
kebersihan mulut lebih mudah dilakukan dengan menyikat gigi secara interdental,
karena itu adalah area non-estetika.
Pembersihan biofilm pada interproksimal diperlukan untuk menghindari
penyakit periodontal. Menyikat gigi secara konvensional dapat mengurangi biofilm
supragingiva hingga 40%, tetapi hal ini kurang efektif di daerah interproksimal.
Penyikatan gigi interdental sama efektifnya dengan penggunaan dental floss dalam
menghilangkan biofilm supragingiva pada pasien yang membutuhkan tindak lanjut
periodontal.
Selain itu, menyikat gigi pada interdental lebih praktis daripada melakukan
dental flossing dalam kasus-kasus splinting gigi. Tinjauan sistematis menunjukkan
bahwa hubungan menyikat gigi secara interdental dan menyikat gigi secara
konvensional lebih efektif dalam menghilangkan biofilm serta mengurangi
inflamasi gingiva daripada menyikat gigi secara konvensional saja atau yang hanya
terkait dengan flossing.
Splinting gigi anterior mandibula adalah prosedur konservatif yang cepat,
murah, dengan keberhasilan pada jangka pendek. Meskipun demikian, literatur
tidak memiliki laporan kasus dengan periode tindak lanjut yang lebih lama. Dalam
konteks ini, laporan kasus saat ini menunjukkan keberhasilan jangka menengah.

Kesimpulan

Splinting resin komposit yang diperkuat oleh fiber glass merupakan teknik
yang dapat diandalkan dengan hasil klinis dan fungsional yang memuaskan ketika
pasien menjaga oral hygenenya, dengan mempertimbangkan pengembalian fungsi,
kesehatan periodonsium, dengan periode follow-up 4 tahun, tingkat kepuasan
pasien, dan keberhasilan klinis yang diperoleh.

9
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal AA, Chitko SS. The use of silane-coated industrial glass fibers in splinting
periodontally mobile teeth. Indian J Dent Res. 2011. Jul-Aug;22(4):594-6
Alves RV, Neves RV, Lopes MWF, Gusmão ES. Mobilidade dentária: incidência,
influência na terapia e relação com outras condições clínicas. Estudo retrospectivo.
R PerioNews. 2009 Mar;3(3):199-203.
Anagnostou M, Papazoglou E, Mountouris G, Gaintantzopoulou M. Light protection of
fiber- reinforced strip using aluminum foil for the direct splinting technique. Oper Dent.
2006 May-Jun; 31(3):394-7.
Bernal G, Carvajal JC, Muñoz-Viveros CA. A review of the clinical management of mobile
teeth. J Contemp Dent Pract. 2002 Nov;3(4):10-22.
Delfino CS, Nagle MM, Soares A, Domaneschi C. Sistemas de fibras em Odontologia.
RGO. 2002 Nov-Dec; 51(5):395-400.
Donos N, Laurell L, Mardas N. Hierarchical decisions on teeth vs. Implants in the
periodontitis-susceptible patient: the modern dilema. Periodontol 2000. 2012 Jun;
59(1):89-110.
Friskopp J, Blomlof L. Intermediate fiberglass splints. J Prosthet Dent. 1984 Mar;
51(3):334- 7.
Gluch JI. As an adjunct to tooth brushing, interdental brushes (IDBs) are more effective in
removing plaque as compared with brushing alone or the combination use of tooth
brushing and dental floss. J Evid Based Dent Pract. 2012 Jun; 12(2):81-3.
Heinz B. Fabrication and strategic significance of a special resin composite splint in
advanced periodontitis. Quintessence Int. 1996 Jan;27(1):41-51.
Jordan RA, Hong HM, Lucaciu A, Zimmer S. Efficacy of straight versus angled
interdental brushes on interproximal tooth cleaning: a randomized controlled trial.
Int J Dent Hyg. 2014 May;12(2):152-7.
Khetarpal A, Talwar S, Verma M. Single visit rehabilitation with anterior fiber reinforced
resin composite bridges: a review. Indian J Appl Res. 2013 Feb;3(2):287-9.
Kumbuloglu O, Aksoy G, User A. Rehabilitation of advanced periodontal problems by
using a combination of a glass fiber-reinforced composite resin bridge and splint. J Adhes
Dent. 2008 Feb; 10(1):67-70.
Meiers JC, Duncan JP, Freilich MA, Goldberg AJ. Preimpregnated, fiber-reinforced
prostheses. PartII. Direct applications: splints and fixed partial dentures.
Quintessence Int. 1998 Dec;29(12):761-8.
Newman MG, Takei H, Klokkevold PR, Carranza FA. Periodontia Clínica. 11. ed. São
Paulo: Elsevier; 2012. p. 812-4.

10
Puri MS, Grover HS, Gupta A, Puri N, Luthra S. Splinting – A healing touch for an ailing
periodontium. J Oral Health Comm Dent. 2012 Sep;6(3):145-8.
Rasines G. The use of interdental brushes along with toothbrushing removes most plaque.
Evid Based Dent. 2009 Jun;10(3): 74.
Sekhar LC, Koganti VP, Shankar BR, Gopinath A.A comparative study of temporary
splints: bonded polyethylene fiber reinforcement ribbon and stainless steel wire +
composite resin splint in the treatment of chronic periodontitis. J Contemp Dent Pract.
2011 Sep;12(5):343-9.
Slot DE, Dorfer CE, van der Weijden GA. The efficacy of interdental brushes on plaque
and parameters of periodontal inflammation: a systematic review. Int J Dent Hyg. 2008
Nov;6(4): 253-64.
Slot DE, Wiggelinkhuizen L, Rosema NA, van der Weijden GA. The efficacy of manual
toothbrushes following a brushing exercise: a systematic review. Int J Dent Hyg.
2012 Aug;10(3):187-97.
Strassler HE, Tomona N, Spitznagel JK. Stabilizing periodontally compromised teeth with
fiber-reinforced composite resin. Dent Today. 2003 Sep;22(9):102-4.
Vallitu PK. Some aspects of the tensile strength of undirectional glass fibre-polymethyl
methacrylate composite used in dentures. J Oral Rehabil. 1998;25(2):100-5.
Zarow M, Paisley CS, Krupinski J, Brunton PA. Fiber-reinforced composite fixed dental
prostheses: two clinical reports. Quintessence Int. 2010;41(5):471-7.

11

Anda mungkin juga menyukai