Segala puji bagi Allah swt. Yang telah menciptakan kami dengan akal dan
budi, kehidupan yang patut kami syukuri, keluarga yang mencintai kami, dan
teman – teman yang menginspirasi. Karena berkat rahmat – Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Teknologi Terapan dan Tepat Guna Dalam
Pelayanan Kebidanan. Shalawat beriring salam kami sampaikan juga kepada Nabi
Besar Muhammad saw. Sebagai suri tauladan atas umatnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………… i
Bab I Pendahuluan………….…………………………………………..
Penutup …………………………………………………….. 13
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 13
B. Saran …………………………………………………..……….. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat
mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu
terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam
beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari
peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan
untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori serta
keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi.Wilayah
keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para
pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan
kodratnya sebagai perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau spesialais
tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai
ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.
B. Rumusan Masalah
Apa saja teknologi terapan dan tepat guna dalam pelayanan kehamilan
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa saja tehnologi terapan dan tepat guna dalam pelayanan kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Vaksin
Imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan merupakan tindakan preventif
untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu terhadap infeksi parasit, bakteri, dan virus.
Pemberian vaksin dari virus yang hidup tidk dianjurkan. Karena, selama hamil daya tahan
tubuh ibu sedikit menurun sehingga pemberian vaksin hidup dikhawatirkan malah
menyebabkan infeksi dan membahayakan janin. Imunisasi boleh diberikan jika vaksinnya
mengandung virus mati atau tidak aktif.
Pemberian vaksinasi untuk ibu hamil adalah atas dasar pertimbangan bila penyakit infeksi
yang ingin dicegah itu mempunyai kemungkinan besar bisa menginfeksi ibu hamil dan efek
jelek dari penyakit tersebut adalah sedemikian buruknya, misal menimbulkan cacat bawaan
janin yang melebihi “kemungkinan efek jelek” yang mungkin disebabkan oleh vaksin itu
sendiri.
Vaksin yang diberikan kepada calon ibu yang akan hamil bertujuan sebagi berikut:
1. Vaksinasi pada awal atau sebelum kehamilan berlangsung, tujuannya adalah untuk
mencegah agar supaya selama kehamilan berlangsung, maka ibu akan terhindar dari
beberapa penyakit yang bila diderita oleh ibu yang sedang hamil, akan menyebabkan cacat
fisik bawaan bagi janin yang nanti dilahirkan, misalnya cacat fisik dan kelainan bayi yang
disebut “congenital rubella syndrome“, yang terjadi pada ibu sedang hamil dan
mendapatkan infeksi virus rubella, yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksinasi MMR
pada ibu yang merencanakan akan hamil. Juga jangan dilupakan vaksin tetanus untuk calon
ibu untuk mencegah infeksi kuman tetanus melalui tali pusat bayi atau “tetanus
neonatorum” yang sangat tinggi angka kematiannya pada bayi.
2. Pada saat kehamilan berkangsung, diberikan vaksin untuk mencegah si ibu hamil terhindar
dari penyakit infeksi pernafasan seperti penyakit influenza yang banyak terdapat sekeliling
kita. Dengan pemberian vaksin influenza ini, maka kita dapat mencegah keguguran janin
atau aborsi, atau janin lahir prematur, atau bayi lahir dengan berat badan lahir yang rendah
dan lain-lain hal buruk pada ibu dan janinnya, akibat pengaruh buruk dari penyakit
influenza yang diderita si ibu selama kehamilan.
3. Setelah bersalin dan kehamilan telah selesai, maka si ibu masih perlu diberikan atau
mengulang vaksin untuk mencegah batuk rejan atau pertusis atau “batuk seratus hari“. Dari
penelitian yang dilakukan para ahli kedokteran, terbukti bahwa ibu merupakan sumber
infeksi utama penyakit batuk rejan untuk bayi mereka, setelah itu baru orang tua dan
saudara yang ada disekeliling bayi tersebut,yang akan menjadi sumber yang potensial untuk
menularkan penyakit batuk rejan kepada bayi yang baru lahir ini.
- Vaksin Rubella atau campak Jerman: infeksi campak Jerman bisa menyebabkan janin
dalam kandungan menderita cacat fisik yang serious dan berlangsung seumur hidup sang
bayi, atau bahkan meninggal sewaktu masih dalam kandungan atau segera setelah
dilahirkan. Periksalah diri apakah Anda telah mengandung zat antibody terhadap penyakit
ini sebelum menjadi hamil.
Umumnya kita semua pernah mendapatkan vaksinasi MMR semasa kecil, namun
karena telah begitu lama vaksinasi itu pernah kita terima, sehingga ada kemungkinan zat
antibody kita sudah hampir tidak ada lagi dalam tubuh kita, akibatnya tubuh kita sudah
tidak kebal lagi terhadap infeksi virus ini, dan invasi virus ini menyebabkan infeksi sewaktu
kita sedang hamil dan menimbulkan cacat fisik bawaan bagi janin yang sedang
dikandungan, bahkan kematian janin sebelum atau sewaktu dilahirkan. Ini yang dikenal
sebagi Congenital Rubella Syndrome
Seandainya Anda harus mendapatkan vaksinasi ulangan vaksin MMR, maka
vaksinasi MMR ini harus dilakukan sebelum Anda menjadi hamil, atau tepatnya minimal
satu bulan atau bahkan lebih setelah vaksinasi MMR dilakukan Anda TIDAK BOLEH
MENJADI HAMIL.
- Vaksin Hepatitis B: Hepatitis B adalah suatu penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh
virus, penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan hati berat seperti hati yang mengeras
atau sirosis hati dan bahkan kanker hati dan menyebabkan kematian pada akhirnya.
Sebelum menjadi hamil, seharusnya calon ibu memeriksakan diri untuk memastikan
bahwa dirinya tidak sedang terinfeksi dengan virus Hepatitis B. Karena untuk bayi yang
lahir ini akan terinfeksi juga dari ibu yang positif terinfeksi virus Hepatitis B, maka begitu
bayi dilahirkan, kita harus segera memberikannya vaksin Hepatitis B ditambah dengan zat
immunoglobulin anti Hepatitis B, untuk melawan infeksi virus Heppatitis B dari ibunya.
Vaksin Pertusis (batuk rejan atau batuk seratus hari) : batuk rejan atau pertusis adalah salah
satu jenis penyakit yang mudah bisa dicegah dengan vaksinasi. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri yang sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain melalui kontak fisik, atau
sewaktu batuk dan bersin . Penyakit ini bisa menjadi sedemikian beratnya bagi bayi, bayi
akan batuk-batuk hebat, hingga terjadi sesak nafas dan pada bayi yang masih sangat muda,
penykait ini bisa menyebabkan kematian. Gangguan pernafasan ini menjadi salah satu
penyebab utama bayi harus dirawat secara intensif dirumah sakit.
- Bayi mendapatkan infeksi bakteri ini dari angggota keluarga yang tinggal bersamanya,
misalnya dari kakak-kakanya atau dari orang tuanya atau kakek nenek yang tinggal
serumah dengan mereka, yang orang-orang tersebut bahkan tidak sadar bahwa mereka
menjadi sumber penularan penyakit batuk rejan ini bagi bayi mereka. Wanita hamil yang
belum pernah mendapatkan vaksin Tdap baik sebelum hamil, atau sedang hamil atau
setelah melahirkan harus diberikan vaksin Tdap ini untuk mencegah penularan batuk rejan
bagi bayi mereka. Demikian juga anggota keluarga dekat atau yang merawaat bayi harus
diberikan vaksinasi Tdap ini sebelumnya. Ini yang dikenal sebagai “cocoon strategy“,
yaitu memvaksinasi naggota keluarga agar menjadi kebal sehingga bisa mencegah
transmisi penyakit infeksi batuk rejan untuk bayi yang baru dilahirkan.
- Vaksin Influenza: Vaksin ini aman dan sangat penting untuk wanita hamil sepanjang
waktu musim penyakit influenza, karena wanita hamil bila menderita penyakit influenza
akan mendapatkan komplikasi yang serius baik bagi dirinya sendiri juga bagi janin yang
sedang dalam kandungan. Misalnya ada kemungkinan terjadi kelahiran prematur, bayi
lahir dengan berat badan rendah, dan komplikasi serius lainnya. Vaksinasi influenza untuk
wanita hamil bisa diberikan kapan saja sepanjang waktu kehamilan berlangsung.
Sedangkan vaksinasi influenza bagi bayi adalah setelah bayi berusia 6 bulan atau lebih,
demi menjaga bayi jangan sampai terkena penyakit infleunza, maka sangat dianjurkan
vaksinasi influenza bagi anggota keluarga atau yang merawat bayi tersebut. Vaksinasi
influenza sebaiknya diulang setiap tahun untuk melindungi diri kita terhadap infeksi virus
influenza.
Vaksin Tetanus : Penyakit tetanus adalah sangat berbahaya bagi bayi yang baru dilahirkan
(tetanus neonatorum)dan juga bagi wanita hamil, dengan angka kematian yang tinggi.
Untuk mencegah hal ini, maka setiap wanita yang menikah dan akan menjadi hamil, sangat
dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi vaksin Tetanus ini, untuk memproteksi dirinya
sendiri disaat melahirkan juga melindungi bayinya yang baru dilahirkan. Jenis vaksinnya
bisa dalam bentuk vaksin Tdap atau bentuk TT (tetanus toksoid).
Sebagai panutan umum, bahwa setiap vaksin yang mengandung antigen hidup yang
dilemahkan (life attenuated vaccines) adalah KONTRA INDIKASI bagi wanita hamil,
karena resiko (meskipun secara teoritis dan kebenarannya belum terbukti) kemungkinan
transmisi virus atau bakteri yang berasal dari vaksin ke janin dan terjadi gangguan
perkembangan janin.
Berikut ini adalah jenis vaksin hidup yang dilemahkan (life attenuated vaccines)
yang tidak boleh diberikan kepada wanita hamil, kecuali dalam keadaan luar biasa atau
keadaan darurat medis :
• Vaksin influenza hidup (bentuk vaksin influenza semprot hidung), bentuk vaksin
influenza ini belum beredar di Indonesia
• Oral Polio Vaccine (OPV), vaksin polio tetes kedalam mulut
• Vaksin yang mengandung antigent virus campak
• Vaksin yang mengandung antigent virus gondongan
• Vakisn yang mengandung antigent virus campak Jerman
• Vaksin MMR yang mengandung antigent virus campak, campak Jerman dan
gondongan
• Vaksin cacar air Variola
• Vaksin typhus oral yang mengandung bakteri hidup yang dilemahkan (Ty21a)
• Vaksin Varicella dengan antigent virus hidup yang dilemahkan
• Vaksin Demam Kuning atau Yellow fever
2. Obat
Perempuan hamil tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat meski ada beberapa obat yang
aman untuk dikonsumsi. Biasanya obat aman itu direkomendasikan oleh dokter. Obat untuk
perempuan hamil dikategorikan sesuai dengan prosedur keselamatan dan sesuai dengan trimester
kehamilan. Ada kategori yang aman dan berbahaya. Inilah kategori obat ibu hamil:
• Obat hamil kategori A merupakan obat paling aman dikonsumsi selama kehamilan,
bahkan aman untuk trimester pertama. Contoh: Vitamin B6, Asam Folat, dan obat
Tiroid
• Obat hamil kategori B merupakan obat yang sering dikonsumsi perempuan hamil
tanpa menyebabkan kerusakan atau efek samping. contoh: Antipiretik seperti
B. ALAT
- Fetal Doppler
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut
jantung bayi, yang menggunakan prinsip pantulan gelombang
elektromagnetik, alat ini adalah sangat berguna untuk mengetahui
kondisi kesehatan janin, sangat disarankan untuk dimiliki dirumah
sebagai deteksi harian, selain aman juga mudah dalam penggunaannya
serta harga yang sangat terjangakau untuk dimiliki
1
- Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini
adalah sangat sederhana pada disainnya karena hanya ditempelkan
pada tembok bagian atas dan ketika akan digunakan hanya perlu untuk
menariknya sampai ke bagian kepala teratas, sehingga dapat diketahui
tinggi badan orang tersebut
2
C. PROCEDUR : SCREENING DAN DETEKSI DINI
1) Kemungkinan hamil
2) Menetukan usia kehamilan
3) Melakukan deteksi adanya faktor resiko dan komplikasi pada kehamilan
4) Perencanaan penyuluhan dan pengobatan yang diperlukan
5) Melakukan rujukan dan kolaborasi bila kehamilan mengalami komplikasi dan
faktor resiko yang memungkinakan komplikasi terjadi
Faktor resiko yang berhubungan dengan kehamilan, yaitu :
1) Perdarahan pervaginam
2) Hipertensi (kenaiakan sistole 30 mmHg & diastole 15 mmHg)
3) Kenaikan atau penurunan BB > 13 kg atau < 9 kg selama kehamilan atau
kenaikan < ½ kg/minggu pada triwulan akhir kehamilan
4) Oedema (terutama pada wajah dan kelopak mata)
5) Pusing dan pandangan berkunang-kunang
6) Kehamilan ganda (kembar)
3
7) IUFD
8) Usia kehamilan < 37 minggu atau > 42 minggu
9) Ibu hamil dengan penyakit menahun
10) Primigravida dengan penurunan kepala belum masuk PAP pada akhir
kehamilan
11) Proteinuria (++)
12) Muntah berlebihan
13) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu banyak penyulit Faktor
resiko lain yang berada di luar kehamilan, meliputi ;
1) Usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
2) Pendidikan ibu rendah
3) Paritas > 5
4) Mempunyai riwayat penyakit menahun / infeksi
5) Jarak antara 2 kehamilan < 2 tahun
6) Riwayat kematian janin/bayi/anak > 1
7) Persalinan preterm
b. Kontak Dini Kehamilan Trimester I
Deteksi dini terhadap tanda bahaya kehamilan dilakukan minimal 4 kali
selama kehamilan, dengan penilaian sebagai berikut :
1) Pada trimester pertama 1x dengan kriteria tanda bahaya yaitu :adanya anemia,
penyakit keturunan, infeksi dan degeneratif, perdarahan (abortus, KET, mola
hidatidosa), HEG, kelainan genetik janin (jika memiliki riwayat atau resiko)
2) Pada trimester kedua 1x dengan kriteria tanda bahaya yaitu : perdarahan, pre
eklampsia dan eklampsia, gangguan pertumbuhan janin.
3) Pada trimester ketiga 2 x dengan kriteria tanda bahaya yaitu : adanya
kehamilan ganda, perdarahan prvaginam (plasenta previa, solusio plasenta)
c. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.
Pelayanan ANC yang diberikan petugas kesehatan kepada setiap ibu hamil
berbedabeda tergantung dari kebutuhan dan kondisi dari setiap individunya.
Misalnya persetujuan ANC yang diberikan terhadap ibu hamil dengan hipertensi
tentunya akan berbeda dengan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil dengan
varises.
4
Pada ibu hamil dengan hipertensi sebaiknya dilakukan pemantauan tekanan darah,
urin, dan kondisi janin setiap minggunya.
Sedangkan pada ibu hamil dengan varises pelayanan ANC yang diberikan
antara lain :
1) Anjuran ibu untuk jangan berdiri atau duduk terlalu lama dan jangan memakai
ikat pinggang terlalu kencang.
2) Anjurkan kepada ibu supaya jalan-jalan dan senam hamil untuk
memperlancar peredaran darah.
3) Anjurkan ibu untuk memakai kaos kaki atau pembalut tungkai elastis.
4) Dapat diberikan obat-obatan : Venosan, Glyvenol, Venoruton, dan Varemoid.
Skrining untuk deteksi dini meliputi :
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari anamnesa ini
banyak keterangan yang diperoleh guna membantu menegakkan diagnosa dan
prognosa kehamilan, antara lain :
5
b) Pemeriksaan Umum
Tinggi badan
Pada wanita hamil yang pertama kali memeriksakan perlu diukur tinggi badannya.
Seorang wanita hamil yang terlalu pendek, yang tinggi badannya kurang dari 145
cm tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar persalinan berlangsung
kurang lancar. Perbandingan tinggi dan berat badan memberi gambaran mengenai
keadaan gizi dan balita.
Berat badan
Pada tiap pemeriksaan wanita hamil baik yang pertama kali atau ulangan, berat
badan perlu ditimbang. Kenaikan berat badan yang mendadak dapat merupakan
tanda bahaya komplikasi kehamilan yaitu preeklampsi. Dalam trimester I berat
badan wanita hamil biasanya belum naik bahkan biasanya menurunkarena
kekurangan nafsu makan. Dalam trimester terakhit terutama karena pertumbuhan
janin dan uri berat badan naik sehingga pada akhir kehamilan berat badan wanita
hamil bertambah kurang lebih 11 kg dibanding sebelum hamil. Pada trimester
terakhir berat badan kurang lebih 0.5 kg seminggu, bila penambahan berat badan
tiap minggu lebih dari 0.5 kg harus diperhatikan kemungkinan preeklampsi.
Tanda-tanda vital
Dalam keadaan normal tekanan darah daloam kehamilan trimester terakhir sistolik
tidak melebihi 140 mmHg, dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Bila terdapat
tekanan darah melebihi diatas maka kemungkinan adanya preeklampsi.
Pemeriksaan payudara
Pada wanita hamil payudara terlihat besar dan tegang serta sedikit nyeri. Hal ini
karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara. Pemeriksan payudara dengan cara palpasi meliputi bentuk dan ukuran
payudara, putting susu menonjol atau tidak, adanya retraksi, masa dan pembesaran
pembuluh limfe.
Pemeriksaan abdominal
6
Pemeriksaan abdominal dilakukan dengan palpasi. Dari pemeriksaan ini diperoleh
mengenai ukuran dan bentuk uterus.
Pemeriksan genetalia
c) Pemeriksaan laboratorium
Test laboratorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksan ini ditujukan untuk
memeriksa golongan darah, Hb, protein urine, dan glukosa urine. Pemeriksaan
urine pada awal kehamilan bertujuan untuk mengetahui adanya kehamilan. Selain
itu pemeriksaan urin juga bertujuan untuk mengetahui adanya protein urine dan
glukosa urine. Protein dalam urine merupakan hasil kontaminasi dair vagina atau
dari infeksi saluran kencing atau penyakit ginjal. Pada saat hamil jika
dihubungkan dengan hipertensi dan oedem, hal ini akan menjadi tanda serius dari
preeklampsi. Untuk glukosa urin berhubungan dengan diabetes.
7
dengan melakukan perkusi pada dinding perut. Jika tidak ada tanda-tanda
kehidupan seperti yang telah disebutkkan maka kemungkinan terjadi miss
abortion. Jika dijumpai lebih dari 1 embrioyang menunjukkan tanda-tanda
kehidupan maka kemungkinan kehamilan multipel.
D. SISTEM
- Pelayanan Deteksi Kehamilan Dengan Program Mobile Obstretical
Monitoring Melalui MOM, dapat mengindentifikasi kehamilan para ibu
sesegera mungkin supaya mereka bisa mendapatkan perawatan yang
dibutuhkan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang telah dikembangkan
secara tradisional dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan
lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat setempat.
Sebelum menggunakan TTG, terlebih dahulu kita lakukan penerapan dari
TTG tersebut kepada masyarakat. Dengan adanya penerapan ini di harapkan
masyarakatnya berubah dan mengerti tentang manfaat TTG dan mampu
menggunakan TTG tersebut dengan sebaik mungkin. Sehingga penggunaa
dari TTG tersebut bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dapat memenuhi
kebutuhan individu atau masyarakat karena kebutuhan masyarakat semakin
hari semakin meningkat.
B. Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan
memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
9
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/2018/TTG%20dalam%20pelayanan%20kebidanan.pdf
https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=336831517&escape=false&metadata=%7B%22context%
22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2
C%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%2
2platform%22%3A%22web%22%7D
http://artianipraja.blogspot.com/2015/06/teknologi-tepat-guna-pada-
kehamilan.html
10