2.2.Bahan
Kain contoh uji anyaman polos
3. Cara Kerja
a. Menentukan arah lusi dan pakan pada kain uji. Salah satu cara menentukannya dengan
melihat kain uji ke arah cahaya jika terlihat yang lurus-lurus adalah arah lusi. Lalu beri
tanda arah lusi.
b. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan (dalam inchi) pada tiga bagian yang berbeda dan di
catat tiap bagiannya, serta hitung rata-ratanya.
c. Potong kain uji dengan ukuran 11 x 11 cm, lalu tiras sisinya hingga ukuran 10 x 10 cm.
Timbang dan catat hasil beratnya.
d. Mengambil benang lusi dari dua sisi yang berbeda pada kain contoh uji tersebut
sebanyak lima helai (atas-bawah) dan lima helai (kanan-kiri), sehingga total benang yang
diperolehnya sebanyak 10 helai. Lalu timbang benangnya. Demikian juga untuk benang
pakannya.
e. Mengukur panjang benang lusi setiap helainya dengan cara diluruskan benangnya lalu
ukur ddan catat hasil dari setiap benang tersebut. Demikian pula untuk benang pakan.
Hasil yang diperoleh di rata-ratakan ( lusi dan pakan). Nilai ini untuk menghitung
mengkeret lusi dan pakan.
f. Menghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing data yang didapatkan. Melakukan
perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh selisih berat.
4. Data Pengamatan
Berat kain = 0,82 gram
Berat 10 helai benang lusi = 0,0148 gram
Berat 10 helai benang pakan = 0,0154 gram
Mengkeret Benang
Lusi
Pak−Paw
M = Pak x100%
10,21 cm−10 cm
= 10,21
x100%
= 2,056 %
Pakan
Pak−Paw
M = Pak x100%
10,2 cm−10 cm
= x100%
10,2
= 1,96 %
1000
Nomor Benang Tex =
Nm
1000
a. Lusi = 66,23
Tex = 15,09
Panjang (m)
Nm =
Berat (gram)
1,021 m
= 0,0148 gr Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 66,23
= 68,98 m/g
= 39,07
9000
Td = Nm
9000
Berat Kain
= B1 = Berat contoh x 100
68,98
Td = 130,62 = 0,82 gr x 100
= 82 gram
1000
Tex = Nm
1000 hl 100
= 68,98 Tetal ( )x 100x100x
cm 100−𝑀𝐿
B2 (lusi) =
Nm Lusi x 100
86,6 100
Tex = 14,49 2,54
x 100x100x
100−2,056
= 68,98 x 100
34,09 x 100x100x 1,020
Ne1 = 0,59 x Nm =
6898
= 0,59 x 68,98 = 50,40 gram
hl 100
= 40,98 Tetal ( )x 100x100x
cm 100−𝑀𝐿
B3(pakan) = Nm Lusi x 100
57,6 100
x 100x100x
2,54 100−1,96
b. Pakan = 66,23 x 100
22,67 x 100x100x 1,0199
= 6623
Panjang (m)
Nm = = 34,91 gram
Berat (gram)
1,02 m B4 = B2 + B3
=
0,0154 gr = 50,40 + 34,91
= 66,23 m/g = 85,31 gram
9000 𝐵𝐵−𝐵𝐾
Td = Nm Selisih = x 100%
9000 𝐵𝐵
= =
85,31− 82
x 100%
66,23
85,31
Td = 135,89 = 3,87 %
5. Diskusi
Persentase selisih berat yang diperoleh dari perhitungan adalah 3,87 %. Hasil ini saya
anggap kurang efisien karena target selisih yang saya inginkan tidak lebih dari 1 %.
Dikarenakan tidak teliti dalam melakukan praktikum seperti dalam mengukur, menghitung,
dan menimbang. Selisih berat ini dapat berubah menjadi lebih kecil apabila pengamatan
dapat dilakukan lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum.
Factor yang menyebabkan kesalahan yang terjadi dalam praktikum, seperti :
Kurang teliti dalam menghitung benang lusi dan pakan dalam ukuran 1 inchi.
Tidak teliti dalam menimbang dan menggunting kain uji, dan
Kurang teliti dalam melakukan pengukuran mulur untuk setiap benang lusi dan
pakan.
6. Kesimpulan
Jadi hasil dari praktikum dekomposisi anyaman polos ini menghasilkan selisish berat
3,87%. Persentase yang yang besar dan tidak sesuai target saya membuktikan bahwa
dalam melakukan praktikum tidak teliti. Selisih berat ini dapat berubah menjadi lebih
kecil apabila dalam pengamatan dapat dilakukan lebih teliti lagi. Seperti dalam
menghitung tetal lusi dan tetal pakan menggunakan kaca pembesar lebih teliti agar jelas
berapa jumlah tetalnya. Dalam menimbang kain dan benangnya selalu di cek apakah
timbangan sudah benar atau apakah ukuran kain yang akan ditimbang sudah tepat.
Mengukur mulur pada benang lusi dan pakan juga, jangan asal sembarangan mengukur.
Intinya dalam melakukan praktikum ini harus lebih teliti lagi agar kesalahan yang terjadi
kecil atau tidak ada kesalahan sama sekali.
7. Daftar Pustaka
Widodo, dkk., Disain Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung, 2005.
8. Lampiran
LAPORAN DESAIN TEKSTIL
DEKOMPOSISI ANYAMAN POLOS