Bila butir-butir
agregat mempunyai ukuran yang sama ( seragam ) volume pori akan besar. Sebaliknya bila
ukuran butiran bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil
mengisi pori di antara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit.
Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai prosentase dari berat butiran yang tertinggal atau lolos
di dalam suatu susunan ayakan. Susunan ayakan ialah ayakan dengan lubang 3 “, 2 ½ “, 2 “, 1 ½
“,1 “,3/4 “, ½ “, 3/8 “, no.4 (4,80 mm), 8 (2,40 mm), 16 (1,20 mm), 30 (0,60 mm), 50 (0,30 mm)
100 (0,15mm), pan.
Menurut peraturan di Inggris ( British Standart ) yang juga dipakai di Indonesia saat ini ( dalam
SKSNI-T15-1991) kekasaran pasir dapat dibagi menjadi 3 kelompok menurut gradasinya, yaitu
kerikil dengan butiran maks 10 mm, butiran 20 mm , butiran 30 mmdan butiran 40 mm.
Gradasi kerikil masuk pada kurva 1 dan 2 akan diperoleh adukan beton yang kasar
diperlukan factor air semen yang rendah , bila gradasi kerikil masuk kurva 3 dan 4 akan
diperoleh adukan beton yang halus diperlukan factor air semen yang tinggi, jadi sebaiknya
gradasi yang baik adalah masuk dalam kurva 2 dan 3.
Tabel 3.1. Prosen butiran yang lolos ayakan , ukuran maks kerikil 40 mm.
19 50 59 67 75
9,6 36 44 52 60
4,8 24 32 40 47
2,4 18 25 31 38
1,2 12 17 24 30
0,6 7 12 17 23
0,3 3 7 11 15
0,15 0 0 2 5
Tabel 3.2. Prosen butiran yang lolos ayakan , ukuran maks kerikil 30 mm.
19 74 86 93
9,6 47 70 82
4,8 28 52 70
2,4 18 40 57
1,2 10 30 46
0,6 6 21 32
0,3 4 11 19
0,15 0 1 4
4,8 30 35 42 48
2,4 23 28 35 42
1,2 16 21 28 34
0,6 9 14 21 27
0,3 2 3 5 12
0,15 0 0 0 2
4,8 30 45 60 75
2,4 20 33 46 60
1,2 16 26 37 46
0,6 12 19 28 34
0,3 4 8 14 20
0,15 0 1 3 6
Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar dan agregat halus
menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan. Adapun tujuan dari analisa
saringan yaitu :
1. Untuk mendapatkan beton yang mudah dikerjakan ( diaduk, dialirkan, dan didapatkan)
yang mempunyai tingkat workability yang tinggi.
2. Untuk mendapatkan harga beton yang ekonomis, kekuatan tinggi.
3. Untuk mendapatkan baton yang betul – betul padat.
4. Untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat.
5. Untuk mendapatkan komposisi campuran ( gabungkan ) analisa agregat kasar dan agregat
halus dalam bentuk ideal.
Ukuran merupakan pengelompokan besar butir agregat yang dianalisa. Berdasarkan besar
saringan tersebut yang dipakai untuk campuran adalah :
Saringan 37
Saringan 19,5
Saringan 9,5
Saringan 4,75
Saringan 2,36
Saringan 1,18
Saringan 0,6
Saringan 0,3
Saringan 0,15
Saringan 0,075
Pan
Saringan 4,75
Saringan 2,36
Saringan 1,18
Saringan 0,6
Saringan 0,3
Saringan 0,15
Pan
Gradasi agregat sangat penting peranannya dalam suatu konstruksi yang berkualitas karena
gradasi ini berpengaruh terhadap sifat beton.
Adapun sifat beton itu adalah :
Bila beton segar sukar untuk didapatkan, maka akan terjadi gradasi sehingga menghasilkan beton
kropos dan tidak kedap terhadap air, banyak rongga yang menyebabkan kekuatan dan ketahanan
beton berkurang.
Ukuran maksimal agregat ada 3, yaitu 40, 30, dan 10 mm. Tujuan mendapatkan ukuran
maksimal agregat adalah untuk mengetahui batas gradasi.
Hasil pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara lain:
Agregat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi syarat sebagai berikut :
Butir-butirnya tajam,kuat dan bersudut. Ukuran kekuatan agregat dapat dilakukan dengan
pengujian ketahanan aus dengan mesin uji Los Angeles atau dengan bejana Rudeloff.
Persayaratan menurut standart bidang pekerjaan umum dapat dibaca dibawah ini.
19-30 mm 9,5 – 19 mm
Kelas I 30 32 50
Sd 10 MPa
Kelas II 22 24 40
10-20MPa
Kelas III 14 16 27
> 20 Mpa