Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATEK

REPARASI DAN PERAWATAN LISTRIK


“Setrika Otomatis”

OLEH:

ATIKAH ZULFIANTI PUTRI


16063039

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A. Tujuan Percobaan
- Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik komponen-komponen dari setrika otomatis
- Dapat mengatasi permasalahan atau kerusakan dari setrika otomatis
- Dapat merawat dan melakukan perbaikan setrika otomatis dengan baik

B. Teori Singkat
a. Komponen – komponen setrika otomatis:
1. Elemen panas

Sebagai sumber panas setrika otomatis digunakan elemen pemanas berupa kawat
nikelin berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk sedemikian
rupa sesuai bentuk alas seterika, sehingga panasnya dapat tersebar merata. Elemen
pemanas ini terisolasi terhadap badan seterika.Pada seterika listrik model yang lain,
kawat nikelin digulung menyerupai bentuk spiral dan dimasukkan dalam
selongsong/pipa sebagai pelindung.Agar arus listrik tidak mengalir kebadan seterika,
antara spiral nikelin dengan pipa disekat/diisolasi dengan bahan oksida magnesium.
Pada seterika model yang lama, spiral nikelin diberi selongsong dari bahan
keramik/batu tahan api sebagai pelindung dan sekaligus sebagai isolator.

2. Plat Dasar / Alas (SOLE Plate)

Alas seterika adalah bagian seterika yang akan bersentuhan langsung dengan kain
yang disetrika. Alas seterika dibuat dari bahan anti karat seperti alumunium,
stainless steel atau minimal dengan lapisan bahan anti karat dan anti lengket
(Teflon) agar tidak mudah kotor dan mengotori kain yang disetrika.

3. Besi Pemberat

Pemberat biasanya terbuat dari besi dan sesuai dengan namanya, fungsinya sebagai
pemberat seterika agar memudahkan dalam pemakaiannya.Pada seterika yang lama,
dilengkapi dengan besi pemberat, karena daya rata-rata seterika listrik 350 watt,
sedang objek/bahan yang diseterika kebanyakan dari jenis katun, yang pelicinannya
memerlukan tekanan yang cukup kuat.

4. Tutup dan Pemegang Setrika

Tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang dialiri arus
listrik terhadap sentuhan pemakaiannya, dan juga berfungsi agar panas tidak
menyebar langsung ke udara bebas. Sedangkan pemegang seterika biasanya dari
bahan yang tidak mengalirkan panas dan juga tidak mengalirkan arus listrik. Untuk itu
bagian ini biasanya terbuat dari kayu, ebonit atau karat.
5. Steker dan Kabel Penghubung

Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan sumber


tegangan dari kotak-kontak dinding, melalui kabel penghubung.
Beberapa model setrika otomatis menggunakan terminal yang merupakan tempat
persambungan antara ujung kawat elemen yang disambung pada tusuk kontak (stiker)
dengan kabel penghubung luar yang disambung pada kontra steker, sehingga pada
saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan terpisah dari
seterikanya.

6. Termostat Bimetal

Setrika otomatis dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen tambahan


berupa termostat yang tersusun dari bahan bi metal yaitu lempengan dua logam yang
berbeda koefisien muai panjangnya, disatukan menjadi satu lempengan. Apabila
lempengan logam ini terkena panas, maka salah satu jenisnya akan memuai lebih
dahulu, sehingga lempengan tadi membengkok, yang arah bengkoknya ini kemudian
dimanfaatkan untuk melepas/menghubungkan kontak, jadi bila panas berlebihan
kontak memutus sehingga elemen pemanas tidak lagi dialiri arus listrik, tapi bila
panasnya mulai rendah lagi kontak akan menghubung kembali dan arus listrik
kembali mengali melalui elemen pemanas. Dengan demikian kondisi panas seterika
dapat dipertahankan pada panas tertentu sesuai dengan yang diinginkan melalui
pengaturan tombol pengatur panas.

b. Prinsip Kerja Setrika Otomatis

Saat kabel penghubung dihubungkan ke sumber listrik maka arus listrik akan
mengalir dan memanaskan elemen pemanas. Kemudian panas dari elemen pemanas akan
disalurkan ke dasar setrika. Dengan panas yang ada serta besi pemberat maka setrika mampu
untuk melicinkan pakaian dengan menyalurkan energi panas dari elemen pemanas ke pakaian
yang akan disetrika sehingga pakaian menjadi rapi dan licin karena serat-serat pakaian
diluruskan dengan penggunakan panas dari setrikaan.

c. Kemungkinan Kerusakan dan Cara Perbaikan Setrika Otomatis

No Gejala Titik Pemeriksaan Kerusakan Perbaikan


Kerusakan
1. Kadang- a. Steker dan a. Terminal a. Kencangkan
kadang kabel sambung baut terminal/
bekerja dan penghubung longgar solder
tidak bekerja b. Kabel b. Sambung
penghubung kembali/ ganti
putus didalam
b. Termostat a. Terminal a. Kencangkan
bimetal sambung baut terminal/
longgar solder
b. Kedudukan b. Kencangkan
bilah kontak baut bilah
longgar kontak
c. Elemen a. Terminal a. Kencangkan
pemanas sambung baut terminal/
longgar solder
2. Tidak bekerja a. Steker dan a. Terminal a. Pasang
kabel sambung kembali/ solder
penghubung lepas/ putus b. Sambung
b. Kabel kembali/ ganti
penghubung
putus
b. Termostat a. Terminal a. Pasang
bimetal sampung kembali/ solder
lepas/putus b. Pasang kembali
b. Kedudukan baur bilah
bilah kontak kontak
lepas
c. Elemen a. Terminal a. Pasang kembali
pemanas sambung baut terminal/
lepas/ putus solder
b. Kawat elemen b. Ganti dengan
pemanas tipe yang sesuai
putus/ rusak
d. Cakra pilih a. Kedudukan a. Stel kembali
tuas tidak tepat kedudukan tuas
atau ada yang atau ganti
patah/ lecet dengan yang
sesuai

Keterangan dari tabel diatas:

Mengatasi permasalahan seputar setrika listrik

a) Lampu Indikator Setrika Listrik Tidak Nyala

Lampu indikator setrika tidak menyala ada 2 indikasi yaitu kabel power putus
atau lepas dan lampu indicator setrika lepas atau putus. Untuk memperbaiki
permasalahan ini :

1. Lepaskan kabel power atau kabel penghubung dari stop kontak. Pastikan
kabel tidak putus dan masih bisa digunakan,
2. Lepas penutup bagian belakang, biasanya terdapat baut, lepaskan baut
dengan obeng, lalu putar kearah kiri,
3. Buka penutup tersebut, perhatikan kabel penghubun dan lampu
indikatornya. Jika kabel penghubung atau lampu indikator lepas, segera
pasang kembali,
4. Jika kabel penghubung dan lampu terpasang sempurna, periksa
bagian=bagia berikut :
- Periksa resistor atau tahanan yang meledak di lampu indikator jika
ada
- Periksa nilai resistor dengan multimeter, biasanya resistor lemah atau
rusak dapat mengakibatkan indikator lampu lampu setrika mati.
- Jika resistor normal, periksa lampu indikator. Biasanya lampu
indikator mati ditandai dengan warna hitam atau bohlam dalam lampu
putus. Ganti lampu indikator dengan yang baru.
5. Periksa lampu, jika terlihat hitam dan fillament outus, ganti dengan lampu
indikator dengan yang baru.
b) Pengatur Panas Setrika Listrik Tidak Jalan
1. Lepaskan kabel power dari stop kontak
2. Lepas penutup bagian belakang, tangkai oemegang dan juga penutup
tangkai
3. Periksa platina otomatis untuk mengetahui kondisi putar on/off masih
dalam keadaan baik atau tidak
4. Bersikan kontak platina dengan amplas kemudian coba atur setelan platina
menggunakan obeng minus
5. Jika setrika menggunakan thermostat maka periksalah thermostat tersebut
apakah tersambung atau tidak dengan menggunakan multimeter. Jika iya
maka cepat ganti yang baru, untuk memasanganya kembali , jangan
dilakukan dengan menyolder agar tidak meleleh. Cukup dililitkan saja.
c) Setrika Menyala Tetapi Tidak Menghasilkan Panas
Untuk mengatasi masalah ini , ikuti langkah- langkah berikut :
1. Lepas kabel dari stop kontak
2. Lepas penutup bagian belakang, tangkai oemegang dan juga penutup
tangkai
3. Lepaskan semua bodi/ casing setrika
4. Periksa platina otomatis untuk mengetahui kondisi putar on/off masih
dalam keadaan baik atau tidak
5. Jika setrika menggunakan thermostat maka periksalah thermostat tersebut
apakah tersambung atau tidak dengan menggunakan multimeter. Jika iya
maka cepat ganti yang baru, untuk memasanganya kembali , jangan
dilakukan dengan menyolder agar tidak meleleh. Cukup dililitkan saja.
6. Hal terakhir adalah elemen pemanasnya , periksa dengan multitester, jika
putus maka ganti yang baru
d) Badan Setrika Bertegangan Listrik
Untuk mengatasi masalah ini, ikuti langkah- langkah berikut :
1. Lepas kabel dari stop kontak
2. Lepas penutup bagian belakang, tangkai oemegang dan juga penutup
tangkai
3. Periksa kabel penghubung, jika kabel ada yang rusak atau serabutnya
lepas, segera ganti yang baru
4. Lepaskan semua bodi/ casing setrika
5. Jika setrika menggunakan thermostat maka periksalah thermostat tersebut
apakah tersambung atau tidak dengan menggunakan multimeter.
Thermostat yang rusak dapat menebabkan kebocoran arus
6. Periksa elemen pemanasnya dengan multitester, jika putus maka ganti
yang baru
7. Periksa satu persatu komponen lain yang berhubungan dengan aliran
listrik dengan menggunakan multitester atau tespen
8. Setelah ditemukan penyebabnya , pasang kembali casing setrika dengan
benar
9. Periksa kembali badan setrika apakah masih beraliran listrik atau tidak
e) Setrika Mati Total
Untuk memperbaiki kondisi ini, ikuti langkah berikut ini:
1. Periksa kabel power dengan multitester atau avometer, jiak ada salah satu
yang putus , segera ganti yang baru
2. Jika kabel dalam kondisi baik,langkah selanjutnya adalah buka casing
setrika dan kemudian Periksa elemen pemanasnya dengan multitester
3. Jika elemennya rusak maka langkah selanjutnya adalah mengganti elemen
tersebut dengan yang baru sesuaikan dengan elemen sebelumnya
4. Setelah elemen terpasang dengan benar, pasang kebali bodi setrika dengan
benar

C. Skema Rangkaian
D. Hasil Pengukuran

Waktu (detik) Suhu (°C) Arus (Ampere) Keterangan


0 28 - Suhu awal
10 30 1,7
20 34 1,7
30 39 1,7
60 55 1,7
... 67 - Suhu akhir

Dengan nilai tahanan kawat pemanas = 165 Ohm

Nilai tegangan input = 220 Volt

Nilai arus = 1,7 Ampere

Nilai daya = 374 Watt

E. Analisa

Dari hasil praktek reparasi dan perawatan listrik yaitu “ setrika otomatis” kelompok
saya mengamati kondisi dalam setrika otomatis. Setrika otomatis dibongkar dengan
membuka body setrika otomatis. Setelah itu nilai tahanan di ukur pada setrika otomatis yaitu
165 Ohm. Setelah tahanan diukur dan kondisi setrika otomatis telah di cek, lalu kita dapat
mengukur arus setrika dengan menggunakan ampermeter, terlebih dahulu sambungkan kabel
penghubung ke sumber listrik. Nilai arus yang di dapatkan 1,7 Ampere. Selanjutnya kita
dapat mengukur suhu pada setrika otomatis dengan menggunakan termometer. Untuk
mengukur daya yang digunakan kita dapat menggunakan rumus ;

P = V×I

P = 220 × 1,7 = 374 Watt


F. Kesimpulan

Setelah melakukan pratikum ini dapat disimpulkan bahwa:

1 Umumnya kerusakan yang dialami setrika otomatis secara keseluruhannya dapat


diperbaiki dengan melihat fungsi dan kegunaan masing-masing komponen.
2 Semakin lama waktu yang diperlukan pada setrika otomatis, maka semakin lama pula
suhu yang dihasilkan. Namun hal ini tidak berlaku secara kontiniu mengingat bahwa
bimetal dapat memutuskan arus apabila sudah mencapai koefisien muai yang sudah
ditentukan settingan dalam setrika otomatis.

Anda mungkin juga menyukai