01 GDL Yunitatres 1879 1 Ktiyuni I PDF
01 GDL Yunitatres 1879 1 Ktiyuni I PDF
TRESNANDARI
NIM.P.13062
TRESNANDARI
NIM.P.13062
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Mobilisasi Dini Terhadap Peningkatan
Pemulihan Fungsional Pada Asuhan Keperawatan Ny.K Dengan Stroke Non
Hemoragik di bangsal anggrek 2 Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi
Surakarta ”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII
Keperawatan yag telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
5. Ns.Wahyu Rima Agustin M.Kep selaku dosen penguji satu yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
6. Ns. Annisa Cindy Nurul Afni M.Kep selaku dosen penguji dua yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi
iv
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
7. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
8. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Yunita Tresnandari
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ......................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori ................................................................ 6
1. Stroke ...................................................................... 6
2. Mobilisasi Dini ....................................................... 35
3. Aktifitas Fungsional ................................................ 38
4. Barthel index ........................................................... 41
B. Kerangka Teori .............................................................. 46
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek aplikasi riset ...................................................... 47
B. Tempat dan waktu ......................................................... 47
C. Media atau alat yang digunakan .................................... 47
D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset ................ 47
E. Alat ukur evaluasi tindakan aplikasi riset ...................... 49
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas klien ................................................................ 51
B. Pengkajian...................................................................... 51
vi
C. Perumusan masalah keperawatan .................................. 59
D. Perencanaan ................................................................... 60
E. Implementasi .................................................................. 63
F. Evaluasi .......................................................................... 73
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ..................................................................... 80
B. Perumusan masalah keperawatan .................................. 86
C. Perencanaan ................................................................... 89
D. Implementasi ................................................................. 92
E. Evaluasi .......................................................................... 105
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................... 108
B. Saran ............................................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
otak, timbul mendadak, dan biasanya laki-laki lebih sering terkena dari pada
perempuan mengenai usia 45-80 tahun. Stroke biasanya tidak ada gejala dini,
dan muncul begitu mendadak. (Rasyid & Soertidewi ,2007 dalam Artati et al,
darah otak dan bukan oleh sebab yang lain. (Misbach, 2007 dalam
setelah penyakit jantung dan kanker. Setiap tahun, hampir 700.000 orang
kematian. Selain itu, 11% orang amerika berusia 55-64 mengalami infark
serebral silent, prevelensinya meningkat sampai 40% pada usia 80 tahun dan
43% pada usia 85 tahun (Goldsmidt & Louis, 2010). Berdasarkan data di
Rumah sakit Dr. Moewardi surakarta pada tahun 2014 penderita stroke
diwilayah tersebut 451 orang, dan mengalami peningkatan pada tahun 2015
menjadi 794 orang. (Rekam medik Rumah sakit Dr. Moewardi surakarta).
1
2
maju telah makin baik. (Junaidi, 2003). Stroke di indonesia insidensi dan
karena aliran darah ke otak berkurang, sehingga oksigen yang sampai keotak
juga berkurang atau tidak ada tergantung berat ringanya aliran darah yang
dilakukan secepatnya walaupun kondisi pasien masih ditempat tidur. Hal ini
pascastroke, baik untuk pasien dalam kondisi koma maupun sadar. Hal yang
Jika pasien sadar,pasien dapat dibantu berdiri, agar perbaikan fungsi dapat
diharapkan (Mahendra & Evi. 2002) . Manfaat dari mobilisasi dini adalah
B. Tujuan penulisan.
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
non hemoragik.
hemoragik.
4
non hemoragik.
hemoragik.
C. Manfaat penulisan
2. Insititusi Pendidikan
mobilisasi dini.
3. Bagi Pembaca
4. Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Stroke
a. Pengertian
atau lebih, stroke terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak
perdaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja,
bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentuk kecacatan yang lain
47
7
a) Stroke Hemoragik
sekunder.
berulang.
a) Stroke iskemik
b) Stroke hemoragik
tinggi.
1) Trombosis serebri
thrombosis otak :
a) Aterosklerosis
terjadi thrombosis.
2) Emboli
3) Hemoragik
mungkin herniasi :
sepsis
masuk vena.
4) Hipoksia umum
5) Hipoksia lokal
(Muttaqin, 2008)
saja
e. Patofisiologi
maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi
foramen magnum.
15
intrakranial.(Muttaqin, 2008).
16
f. Pathways
Aterosklerosis, Aneurisme,
Hiperkoagulasi, arteritis katup jantung rusak, malformasi,
Miokard,infark fibrilasi, ateriovenus
endokarditis
Trombosis serebral Perdarahan
Penyumbatan pembuluh darah intraserbri
Pembuluh darah oklusi otak oleh bekuan darah, lemak
dan udara Pembesaran darah
Iskemia jaringan otak ke dalam parenkim otak
Emboli serebral
Edema dan kongesti Penekanan jaringan
Jaringan sekitar otak
Stroke
Infark otak, edema,
Defisit neurologis dan herniasi otak
Penurunan
Hemipelgia
perfusi
jaringan Dan hemiparases Depresi saraf kardiovaskuler Disertia, difasia / afasia
serebral Dan pernapasan
Hambatan
mobilitas Kerusak
fisik an
komunik
asi
verbal
Koma Kegagalan kardiovaskuler
Kerusakan
Defisit perawatan Peningkatan jaringan setempat
integritas kulit
diri
(Muttaqin, 2008)
17
1) Hipertensi
2) Penyakit kardiovaskuler
3) Diabetes mellitus
4) Merokok
5) Alkoholik
6) Peningkatan kolesterol
7) Obesitas
8) Aterosklerosis
9) Kontrasepsi
h. Komplikasi stroke
a) Infeksi pernafasan
c) Konstipasi
d) Tromboflebitis
19
b) Dislokasi sendi
a) Epilepsi
b) Sakit kepala
c) Kraniotomi
4) Hidrosefalus
i. Pemeriksaan diagnostik
1) Angiografi serebral
2) Elektro encefalography
3) Sinar X tengkorak
4) Ultrasonography doopler
5) CT-scan
infark.
6) MRI
perdarahan intrakranial.
8) Pemeriksaan laboratorium
proses inflamasi.
j. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan umum
darah
2) Pentalaksanaan medis
a) Trombolitik (streptokinase)
dipiramidol)
c) Antikoagulan (heparin)
d) Hemorrhagea (pentoxyfilin)
k. Asuhan keperawatan
1) Pengkajian
a) Pengkajian fisik
(1) Biodata
menurun.
sampai koma.
b) Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
(Muttaqin, 2008)
25
(1) Mandi
(4) Berpakaian
(5) Berhias
2) Diagnosa keperawatan
serebri.
edema otak.
baring lama
3) Perencanaan
stroke adalah :
serebri.
Intervensi :
serebri.
perkembangan penyakit.
perkembangan.
otak.
mmHg.
30
Intervensi :
pengunjung
menngkatkan TIK
dengan kemampuanya.
Intervensi :
peningkatan kerusakan
melakukan aktifitas
pernapasan.
kemampuan
32
dini
Intervensi :
(2) Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu
bila perlu
klien.
33
memungkinkan
meningkatkan aktvitas
mencegah konstipasi.
pencahar.
defekasi.
baring lama
luka.
Intervensi :
aliran darah
kerusakan.
4) Evaluasi
2. Mobilisasi dini
a. Pengertian
lengan supinasi, jari lebih tinggi dari siku dan siku lebih tinggi
bertahap 45o, 60o dan selanjutnya bersandar 90o pada hari ke tiga
bila kondisi pasien stabil dan tidak terjadi komplikasi. Pada hari
b. Jenis mobilisasi
a) Mobilisasi pastif
atau keseluruhan.
b) Mobilisasi aktif
mobilisasi adalah :
a) Gaya hidup
b) Ketidakmampuan
tirah baring)
c) Usia
d) Tingkat energi
seseorang masing-masing.
3. Aktifitas fungsional
a. Pengertian
2013).
stroke selama fase akut, pada fase akut tersebut mobilisasi dini
4. Barthel index
a. Pengertian
1) Makan/minum
dll).
menggosok gigi )
43
keseimbangan
5) Mandi
diperlukan.
44
8) Berpakaian
secara mandiri
melepas pakaian.
9) Mengontrol defekasi
10 ) Mengontrol berkemih
B. Kerngka teori
-Trombosis serebri
-Emboli
-Hemoragik
-Hipoksia umum
Stroke
Peningkatan
pemulihan
fungsional
Subyek aplikasi riset adalah pasien dengan stroke infak atau stroke non
hemoragik
index
dini
a. Fase orientasi
47
48
9) Kontrak waktu
b. Fase kerja
1) Cuci tangan
ke posisi duduk)
c. Fase terminasi
1) Evaluasi hasil
3) Berpamitan
49
1. Barthel index
1 Makan/ minum 5 10
3 Kebersihan diri 0 5
5 Mandi 0 5
8 Berpakian/ bersepatu 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
Jumlah
BAB IV LAPORAN
KASUS
Pada BAB ini penulis akan menjelaskan laporan pada asuhan keperawatan
Ny. K dengan diagnosa medis stroke non hemoragik di bangsal anggrek 2 Rumah
rumah sakit pada tanggal 6 Januari 2016 Jam 09.00. Pengkajian yang dilakukan
A. Identitas pasien
Dasar (SD), pekerjaan pasien petani. Penanggung jawab pasien Tn. D, berusia
dengan klien suami dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), pekerjaan
B. Pengkajian
mengatakan kaki dan tangan kanan tidak bisa digerakan. Riwayat penyakit
sekarang pasien datang di IGD jam 09.00 dengan keluhan kelemahan anggota
gerak kanan. Pasien mengalami kelemahan anggota gerak kanan sejak 2 hari
yang lalu saat sedang dikebun. Pasien mengatakan pusing, nyeri kepala,
bicara pelo. Di Igd pasien mendapatkan program terapi Nacl 0,9 % 20 tpm,
injeksi vit B12 10 mg/12 jam drip, paracetamol 2x100 mg, injeksi amlodipine
x/menit, suhu 36oc RR 22 x/menit teratur, GDS 126, nilai GCS pasien E3 V4
sakit pasien dapat beraktivitas dengan baik dan tidak ada gangguan
pergerakan.
dilakukan.
Ny.K
47 th
: Laki-laki
: Perempuan
Ny.K
47 tahun : Pasien
ada ventilasi, udara segar, jalan ke rumah menanjak dan jauh dari tempat
pembungan sampah.
eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, pola kognitif-
perseptual, pola persepsi konsep diri, pola hubungan peran, pola seksual
dengan cara mewajibkan anggota keluarganya untuk selalu sarapan pagi, saat
jenis, nasi sayur lauk air putih dan teh dengan posri 1 porsi habis, tidak ada
keluhan. Selama sakit frekuensinya 3 x sehari dengan jenis bubur lauk sayur
air putih dan dengan porsi setengah porsi kecil tidak ada keluhan.
kali per hari konsistensi lunak berwarna kuning kecoklatan berbau khas, tidak
ada keluhan dalam BAB, selama sakit frekuensi BAB 1 kali per hari
konsistensi cair berwarna kuning berbau khas, tidak ada keluhan dalam Bab.
Kemudian pengkajian BAK sebelum sakit frekuensi ± 8 kali per hari dengan
jumlah urin 640 cc / hari warna kuning, jernih, bau khas amoniak tidak ada
keluhan dalam BAK, selama sakit yaitu frekuensi BAK 5-7 kali per hari
dengan jumlah urin 500 cc per hari warna kuning, jernih, bau khas amoniak
perawatan diri makan/ minum dibantu orang lain, toileting dibantu orang lain
,berpakaian dibantu orang lain, mobiltas ditempat tidur dibantu orang lain,
berpindah dibantu orang lain, ambulasi atau ROM dibantu orang lain.
Pengkajian pola istirahat tidur yaitu didapatkan sebelum sakit jumlah jam
tidur siang 1 jam, jumlah jam tidur malam ±8 jam tidak ada penggunaan obat
dan tidak ada gangguan tidur. Selama sakit jumlah jam tidur siang ± 4 jam,
jumlah tidur malam ± 9 jam, tidak ada penggunaan obat, tidak ada keluhan
sakit pasien dapat berbicara dengan lancar, menjawab pertanyaan dari pihak
mengidentifikasi bau minyak putih, dapat melihat tanpa bantuan alat. Selama
Pengkajian pola persepsi konsep diri didapatkan data sebelum sakit yaitu
harga diri, keluarga pasien mengatakan bahwa saya sudah melakukan yang
terbaik dan saya merasa bahagia berada dilingkungan orang-orang yang saya
dan peran pasien terhadap keluarga dan masyarakat baik. Pengkajian selama
ditandai dengan seringnya dijenguk dirumah sakit dan dengan pasien lain
juga baik.
mengatakan klien adalah seorang ibu, mempunyai 4 orang anak, selama sakit
orang anak satu orang suami dan selama sakit pasien belum menstruasi.
pasien mengatakan bahwa ketika ada masalah didalam keluarga, pasien selalu
klien ketika ada masalah didalam keluarga, pasien selalu bercerita kepada
musyawarah.
waktu.
57
M6, tanda-tanda vital terdiri dari tekanan darah 230/130 mmHg, nadi 84
x/menit irama tidak teratur kuat, respirasi 22 x/menit irama teratur, suhu 36oc.
sebagian sudah mulai beruban, pemeriksaan mata palpebra tidak ada oedema,
kanan/kiri 3/3 reflek terhadap cahaya positif, tidak ada penggunaan alat bantu
penglihatan. Pemeriksaan hidung tidak ada deviasi septum, bersih, tidak ada
secret. Keadaan mulut bersih tidak ada stomatitis, simetris kanan dan kiri,
tidak ada pembesaran tonsil, dapat berbicara tetapi pelo, gigi bersih, tidak ada
karies gigi, pasien tidak memakai gigi palsu, telinga tidak ada serumen,
leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku kuduk, tidak ada
pembesaran limfe.
kanan dan kiri sama, bentuk dada simetris. Palpasi vokal vermitus kanan dan
kiri sama perkusi suara sonor, auskultasi tidak ada suara tambahan bunyi
nafas vesikuler. Pemeriksaan fisik jantung yaitu inspeksi ictus cordis tidak
tampak, palpasi ictus cordis paling teraba di ICS 5 kiri teraba kuat, perkusi
berbunyi pekak, ICS 2 batas kiri jantung, ICS 5 batas bawah jantung, dan ICS
4 kiri (sejajar tangan dan lengan), auskultasi bunyi jantung I-II murni , tidak
58
datar, tidak ada jejas, tidak ada oedema, auskultasi bising usus 15 kali per
menit, perkusi bunyi tympani, palpasi tidak ada nyeri pada semua kuadran,
ekstremitas atas kekuatan otot kanan/ kiri 2/5, ROM kanan pasif ROM kiri
aktif, capillary refile 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang, perbaan
akral hangat, ekstremitas bawah kekuatan otot kanan atau kiri 2/5, ROM
hemoglobin 16,4 g/dl, hematocrit 45%, leukosit 13,1 ribu/ ul, trombosit 266
ribu/ ul, eritrosit 5,06 juta/ul, MCV 88,8 /um, MCHC 32,4 pg, RDW 11,6%,
MPV 7.9 fl, RDW 16 %, eosinofil 0,70%, basofil 0,10%, netrofil 78,80%,
januari 2016 GDS 129 mg/dl, GDS 2 jam PP 135 mg/ dl, asam urat 6,4 mg/dl,
mg/dl, gliserida 161 mg/dl, natrium darah 134 mmo/L, kalium darah 2,8
tetes/ menit, injeksi vit B12 20 mg/12 jam, injeksi ranitidine 50 mg/ 12 jam,
mendapatkan terapi yang sama ada tambahan yaitu injeksi perdipine 10 mg/
Analisa data pada tanggal 07 Januari 2016 pada pukul 09.00 didapatkan
anterior ventrikel lateralis kiri. Dari data fokus tersebut didapatkan masalah
hipertensi.
beraktivitas dengan baik, dan tidak ada gangguan pergerakan dan saat ini
anggota tubuh sebelah kanan sulit digerakan. Data obyektif pasien tampak
tidur, pasien tidak mampu bergerak secara mandiri kekuatan otot kanan 2 dan
60
kiri 5. Dari data fokus tersebut di dapatkan masalah hambatan mobilitas fisik
Dari data pengkajian tanggal 07 Januari 2016 pukul 09.10 WIB didapatkan
data subyektif tidak terkaji. Data obyektif didapatkan pasien tampak berbicara
33,57 yang menyempitkan cornu anterior ventrikel lateralis kiri. Dari data
D. Perencanaan
dengan hipertensi dengan tujuan dan kriteria hasil, setelah dilakukan tindakan
otak pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil tanda-tanda vital dalam batas
normal tekanan darah 120/80 mmHg, RR 16-24 x/menit suhu 36-37,00c (vital
kerusakan otak lebih lanjut, ciptakan lingkungan yang nyaman (0844) dengan
obat analgesik dan anti hipertensi dengan rasional agar pasien tidak pusing,
hambatan mobilitas fisik dapat teratasi dengan kriteria hasil aktivitas pasien
dapat terpenuhi, pasien meningkat dalam aktivitas fisik, kekuatan otot tubuh
mobilisasi dini pada pasien atau keluarga dengan rasional agar pasien dan
yang jelek akibat daerah yang tertekan, konsultasikan dengan terapi fisik
kolaborasikan dengan ahli terapi latihan fisik mobilisasi dini dengan rasional
62
ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak
sakit dengan rasional gerakan aktif memberikan massa, tonus, dan kekuatan
otot.
pusat dengan tujuan dan kriteria hasil, setelah dilakukan tindakan selama
3x24 jam proses komunikasi dapat berfungsi secara optimal dengan kriteria
hasil klien mampu merespon setiap komunikasi secara verbal, pasien sudah
tidak kesulitan dalam menyusun kalimat, pasien tidak berbicara pelo. Dengan
dengan pasien dengan lambat dan perlahan dengan rasional agar pasien dapat
berkomunikasi yang efektif. Lakukan metode yang baik dan lengkap beri
komunikasi yang efektif dengan rasional agar pasien dapat berbicara secara
efektif.
63
E. Implementasi keperawatan
Pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 10.10 WIB dilakukan tindakan untuk
M6 pupil isokor konjungtiva tidak anemis. Pada pukul 10.15 WIB memonitor
dengan dokter pemberian obat analgesik dan anti hipertensi (parasetamol dan
meminum obat yang diberikan oleh perawat. Pada puku 10.45 WIB
respon obyetif pasien tampak berbaring ditempat tidur tekanan darah 200/100
Pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 10.00 WIB dilakukan tindakan untuk
makan/minum :5, berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya :
mobilisasi dini pada pasien dan keluarga, respon subyektif keluarga pasien
atau diganjal bantal 300, lengan dan kaki sebelah kanan diganjal bantal,
pasien tampak dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang sakit dan tidak
posisi dan memberikan bantuan jika diperlukan respon subyektif tidak terkaji,
respon obyektif klien tampak dibantu dalam mengubah posisi, posisi pasien
miring kanan.
klien tampak dibantu dalam merubah posisi, posisi pasien miring kiri.
kebersihan diri : 0, keluar masuk kamar mandi :-, mandi :0, berjalan (jalan
datar) :-, naik turun tangga :-, berpakaian : 5, mengontrol defekasi :5,
Pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 11.10 WIB dilakukan untuk diagnosa
ke tiga melakukan metode percakapan yang baik dan lengkap dan memberi
yaitu mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat (obat injeksi vit B12
diberikan obat, respon obyektif obat ranitidine masuk 50 mg/12 jam dan obat
sudah agak berkurang, respon obyektif pasien dalam keadaan somnolen GCS
vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR (setelah diberikan tindakan
Pada tanggal 08 Januari 2016 pukul 08.15 WIB dilakukan tindakan untuk
tidak terkaji, respon obyektif pasien tampak dibantu keluarga saat berpindah,
pasien ditinggikan 450 , lengan dan kaki sebelah kanan diganjal bantal, pasien
tampak dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang sakit dan tidak sakit
tidak terkaji, respon obyektif posisi pasien miring kiri. Pada pukul 13.15
ketergantungan berat.
tidak jelas.
Pada tanggal 09 Januari 2016 pukul 08.00 WIB dilkukan tindakan untuk
dokter pemberian obat (injeksi obat ranitidine, injeksi obat vit B12, obat oral
masuk lewat selang infus obat ranitidine 50mg/12 jam, injeksi obat vit B12
status GCS. Respon subyektif pasien mengatakan sudah tidak pusing, respon
vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR (setelah dilakukan tindakan
vital, respon obyektif tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 64x/menit suhu
37,10c RR 22 x/menit.
Pada tanggal 09 Januari 2016 pukul 08.35 WIB dilakukan tindakan untuk
tidak terkaji, respon obyektif paien tampak dilakukan ROM pada daerah
ekstremitas yang salit maupun tidak sakit, kekuatan otot kanan 3 kiri 3, pasien
tampak dibantu saat duduk punggung diganjal bantal, punggung ditekuk 900.
subyektif tidak terkaji, respon obyektif posisi kepala ditinggikan 600, pasien
memotong makanan walaupun tangan sebelah kiri, berpindah dari kursi roda
Pada tanggal 09 Januari 2016 pukul 11.10 WIB dilakukan tindakan untuk
diagnosa ketiga berbicara dengan pasien dengan lambat dan perlahan. Respon
ditinggikan 300, lengan dan kaki sebelah kanan diganjal bantal, pasien tampak
70
dilakukan ROM kekuatan otot kanan 3 kiri 5, pasien tampak dibantu dalam
5, jumlah 25.
ditinggikan 450, pasien tampak dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang
71
sakit dan tidak sakit kekuatan otot kanan 3 kiri 5, pasien tampak dibantu
respon obyektif aktivitas masih dibantu nilai barthel index masih 30 artinya
ketergantungan berat.
obyektif kepala pasien ditinggikan 600, pasien tampak dilakukan ROM pada
daerah ekstremitas yang sakit dan tidak sakit kekuatan otot kanan 3 kiri 5,
respon obyektif aktivitas masih dibantu nilai barthel index masih 30 artinya
ketergantungan berat.
mobilisasi dini, respon obyektif kepala pasien ditinggikan 600, pasien tampak
dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang sakit dan tidak sakit kekuatan
otot kanan 3 kiri 5, pasien tampak dibantu duduk punggung tidak diganjal
bantal.
hasil dari diagnosa pertama pada pukul 13.45 WIB adalah subyektif : pasien
monitor tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR, monitor
obat.
pasien tidak bisa digerakan. Obyektif : kepala pasien ditinggikan atau diganjal
bantal 300, lengan dan kaki seblah kanan diganjal bantal, pasien tampak
dilakukan ROM pada ekstremitas yang sakit dan tidak sakit, kekuatan otot
pada pasien dan keluarga, ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
Evaluasi hasil dari diagnosa ketiga pada tanggal 07 Januari 2016 pukul
speech defisit : 4976. Berbicara dengan pasien dengan lambat dan perlahan,
75
yang efektif.
13.45 WIB adalah subyektif pasien mengatakan masih pusing tetapi sudah
monitor tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR, monitor
obat.
Evaluasi hasil dari diagnosa ke dua pada tanggal 08 Januari 2016 pukul
pasien ditinggikan atau diganjal bantal 450, lengan dan kaki seblah kanan
diganjal bantal, pasien tampak dilakukan ROM pada ekstremitas yang sakit
dan tidak sakit, kekuatan otot kanan 2 kiri 5, klien tampak dibantu dalam
mobilisasi dini pada pasien dan keluarga, ajarkan pasien bagaimana merubah
Evaluasi hasil dari diagnosa ke tiga pada tanggal 08 Januari 2016 pukul
x/menit. Obat tampak masuk lewat selang infus obat ranitidine 50 mg/12 jam,
injeksi obat vit B12 20 mg/ 12 jam, obat paracetamol tampak diminum.
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR, monitor tanda-
2016 pukul 13.50 WIB. Subyektif : tidak terkaji, obyektif : paien tampak
dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang salit maupun tidak sakit,
kekuatan otot kanan 3 kiri 3, pasien tampak dibantu saat duduk punggung
walaupun tangan sebelah kiri, berpindah dari kursi roda ke tempat tidur/
dan ajarkan mobilisasi dini pada pasien dan keluarga, ajarkan pasien
metode yang baik dan lengkap beri kesempatan klien untuk klarifikasi.
2016 pukul 13.30 WIB. Subyektif : tidak terkaji, obyektif : kepala pasien
ditinggika 300, pasien tampak dilakukan ROM, kekuatan otot kanan 3 kiri 5,
pasien tampak dibantu dalam mengbah posisi miring kanan, aktivitas masih
dibantu nilai barthel index 25. Analisa : Masalah hambatan mobilitas fisik
berikan dan ajarkan mobilisasi dini pada pasien dan keluarga, ajarkan pasien
2016 pukul 13.30 WIB. Subyektif : tidak terkaji, obyektif : kepala pasien
ditinggika 450, lengan dan kaki sebelah kanan diganjal bantal, pasien tampak
dilakukan ROM, kekuatan otot kanan 3 kiri 5, pasien tampak dibantu duduk
dengan punggung pasien diganjal bantal 900, aktivitas masih dibantu nilai
dan ajarkan mobilisasi dini pada pasien dan keluarga, ajarkan pasien
diganjal bantal, pasien tampak dilakukan ROM, kekuatan otot kanan 3 kiri 5,
aktivitas masih dibantu nilai barthel index 30. Analisa : Masalah hambatan
barthel index, berikan dan ajarkan mobilisasi dini pada pasien dan keluarga,
diperlukan.
79
diganjal bantal, pasien tampak dilakukan ROM, kekuatan otot kanan 3 kiri 5,
aktivitas masih dibantu nilai barthel index 40. Analisa : Masalah hambatan
menggunakkan barthel index, berikan dan ajarkan mobilisasi dini pada pasien
dan keluarga, ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan
jika diperlukan.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis akan membahas tentang “Pemberian mobilisasi dini
dengan stroke non hemoragik di Ruang anggrek 2 Rumah sakit Dr. moewardi
Surakarta.
A. Pengkajian
Menurut Setiadi (2012) pengkajian adalah tahap awal dari yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
Keluhan utama pada Ny.K pasien mengatakan kaki dan tangan kanan tidak
bisa digerakan. Pasien oleh dokter di diagnosa medis stroke non hemoragik.
hemiparase yaitu lumpuh sebelah badan yang kanan atau kiri saja. (Junaidi,
2003). Stroke non hemoragik adalah iskemia atau emboli dan trombosis
serebri, terjadi saat lama beristirahat, bangun tidur, atau pagi hari. Tidak
81
anggota gerak kanan, pusing atau nyeri kepala, dan bicara pelo. Hal ini
atas melintas. Gangguan control volunter pada salah satu sisi tubuh dapat
Disfungsi motor yang paling umum adalah hemiplegia (kelemahan pada salah
adalah kelemahan anggta gerak kanan. Kekuatan otot atas kanan 2, kekuatan
otot kiri 5, ROM kanan pasif ROM kiri aktif, capillary refile 2 detik, tidak ada
otot kanan 2, kekuatan otot kiri 5.ROM kanan pasif ROM kiri aktif. Adapun
penilaiannya yaitu derajat 0 : tidak ada kontraksi otot, 1: kontraksi otot dapat
dipalpasi tetapi tanpa gerakan persendian, 2: otot tidak mampu melawan gaya
(Weinstock, 2010).
82
2002).
Hasil dari pengkajian pola kesehatan fungsional yaitu pada pola aktivitas
somnolen GCS E3V4M6. Salah satu gejala yang dialami pasien adalah
karena trombus dan embolus, maka otak mulai kekurangan oksigen. Jika otak
kekurangan oksigen selama satu menit dapat mengarah pada gejala yang tidak
perintah verbal.
dengan skala koma Glosgow yaitu Eye : 1 (tidak membuka mata terhadap
83
yang tidak tepat secara acak), 4 : (disorentasi dan bingung), 5 : (orentasi baik
hipertensi. Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmH. Penyakit hipertensi
pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit jantung koroner
tehnik inspeksi : Ekspansi paru kanan dan kiri sama, bentuk dada simetris.
Tehnik palpasi vocal vremitus kanan dan kiri sama. Tehnik perkusi suara
sonor. Tehnik auskultasi tidak ada suara tambahan, bunyi nafas vesikuler.
bantu napas dan peningkatan frekuensi pernafasan, ekspansi dada kanan dan
kiri sama. Teknik palpasi : tektil fremitus seimbang kanan dan kiri. Teknik
perkusi : sonor. Teknik auskultasi : bunyi nafas tambahan seperti ronki pada
2016 hemoglobin 16,4 g/dl, hematocrit 45%, leukosit 13,1 ribu/ ul, trombosit
266 ribu/ ul, eritrosit 5,06 juta/ul, MCV 88,8 /um, MCHC 32,4 pg, RDW
11,6%, MPV 7.9 fl, RDW 16 %, eosinofil 0,70%, basofil 0,10%, netrofil
januari 2016 GDS 129 mg/dl, GDS 2 jam PP 135 mg/ dl, asam urat 6,4 mg/dl,
mg/dl, gliserida 161 mg/dl, natrium darah 134 mmo/L, kalium darah 2,8
pasien stroke adalah pemeriksaan darah rutin, pemriksaan kimia darah : pada
stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg di
darah lengkap untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri. (Muttaqin,
2008).
maksilaris kanan, deviasi septum nasal ke kanan grade 1. Dalam teori pasien
spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau
asidosis yang berhubungan dengan dehidrasi dan kehilangan ion tubuh. Obat
parenteral injeksi vit B 12 dosis 20 mg/12 jam golongan vitamin dan mineral
berfungsi untuk obat untuk saluran cerna dan ulkus, patologi hipereksresi
untuk meringankan sakit pada kepala dan sakit gigi dan meredakan demam,
Pada tanggal 08 januari 2015 mendapat terapi yang sama tetapi ada tiga
tambahan obat yaitu obat parenteral injeksi perdipine dosis 10 mg/12 jam
86
golongan calsium chanel bloker berfungsi untuk obat pasien diduga hemotasis
akut stroke srebral, injeksi metamizole dosis 2gr/24 jam golongan analgesik
ringan pada sakit kepala, sakit gigi dan sakit pada otot, obat oral KSR 2x50
B. Perumusan Masalah
diatasi dahulu, adapun teknik membuat skala prioritas dalam kasus Ny. K
aman nyaman, cinta dan kasih sayang, harga diri, aktualisasi diri) karena
persepsi yang sama bahwa untuk beralih ke tingkat kebutuhan manusia yang
kebutuhan yang lebih tinggi yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan lain
suhu 360c RR 22 x/menit. Hasil ct-scan ICH dilobus parientalis kiri dengan
kiri.
reflek cahaya negatif, perubahan tanda vital : nadi dan tekanan darah dapat
2013)
dengan baik dan tidak ada gangguan dalam pergerakan, dan saat ini anggota
tubuh satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Ditandai dengan
kanan.
subyektif tidak terkaji. Data obyektif pasien tampak berbicara pelo, pasien
tampak kesulitan menyusun kalimat, pasien tampak sulit berbicara. Hasil Ct-
scan didapatkan ICH dilobus parientalis kiri dengan estimasi volume 33,57
tidak ada kontak mata, pelo dan sulit bicara. (Heather HT, 2012).
C. Intervensi Keperawatan
panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien, dan atau tindakan
untuk membantu pasien dalam mencapai tujuan dan kriteria hasil, ada tipe
jaringan otak berhubungan dengan hipertensi dengan tujuan dan kriteria hasil,
perfusi jaringan otak pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil tanda-tanda
vital dalam batas normal tekanan darah 120/80 mmHg, RR 16-24 x/menit
suhu 36-37,00c vital sign monitoring (0802), pasien tidak mengeluh pusing
tekanan darah, nadi, suhu dan RR dengan rasional pada keadaan normal
dokter pemberian obat analgesik dan anti hipertensi dengan rasional agar
penurunan kekuatan otot meliputi tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan
dengan kriteria hasil aktivitas pasien dapat terpenuhi, pasien meningkat dalam
aktivitas fisik, kekuatan otot tubuh pasien sebelah kanan meningkat dari 2
balik posisi (020802). Dengan intervensi Excercise therapy (0221) yaitu kaji
dengan rasional agar pasien dan keluarga mengerti tehnik mobilisasi dan
iskemia jaringan akibat sirkulasi dara yang jelek akibat daerah yang tertekan,
aktif pada ekstremitas yang tidak sakit dengan rasional gerakan aktif
kriteria hasil klien mampu merespon setiap komunikasi verbal, pasien sudah
tidak kesulitan menyusun kalimat, pasien tidak berbicara pelo. Dan intervensi
tindakan berbicara dengan pasien dengan lambat dan perlahan dengan rasonal
92
klien dapat berkomunikasi yang efektif. Lakukan metode yang baik dan
komunikasi yang efektif. Dengan rasional agar pasien dapat berbicara secara
D. Implementasi Keperawatan
perawat kepada pasien sesuai dengan rencana yang telah dbuat dan kriteria
Pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 10.10 WIB dilakukan tindakan untuk
M6 pupil isokor konjungtiva tidak anemis. Pada pukul 10.15 WIB memonitor
atau unilateral dilatasi merupakan tanda dan gejala peningkatan TIK yang
dengan dokter pemberian obat analgesik dan anti hipertensi (parasetamol dan
meminum obat yang diberikan oleh perawat. Pada puku 10.45 WIB
liter per menit. Dalam ISO (2013) menyatakan obat amlodipine berfungsi
sebagai pengobatan untuk hipertensi, angina pectoris stabil atau kronik. Obat
paracetamol berfungsi untuk meringankan rasa sakit pada kepala, sakit gigi
respon obyetif pasien tampak berbaring ditempat tidur tekanan darah 200/100
mengalami gejala dan tanda, dengan hal tersebut mengapa sangat penting
tinggi akan merusak pembuluh – pembuluh darah karena tekanan yang tinggi
pada pembuluh darah, dan akan menaikan resiko serangan stroke (Darmawan,
2012).
94
respon obyektif makan/minum :5, berpindah dari kursi roda ke tempat tidur
dan lengan kembali atau mendekati normal, dan memberi kekuatan pada klien
mobilisasi dini pada pasien dan keluarga, respon subyektif keluarga pasien
atau diganjal bantal 300, lengan dan kaki sebelah kanan diganjal bantal,
pasien tampak dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang sakit dan tidak
sakit, kekuatan otot kanan 2 kiri 5. Cuningham (2005) dalam rusca (2012)
dini penting dilakukan secara rutin dan kontinyu. Latihan mobilisasi dini
dapat dilakukan 1 kali sehari yang dimulai sejak awal perawatan, saat pasien
istirahat ditempat tidur dalam waktu 48-72 jam pertama. (Misbach, 2011).
posisi dan memberikan bantuan jika diperlukan respon subyektif tidak terkaji,
respon obyektif klien tampak dibantu dalam mengubah posisi, posisi pasien
terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah
klien tampak dibantu dalam merubah posisi, posisi pasien miring kiri.
kebersihan diri : 0, keluar masuk kamar mandi :-, mandi :0, berjalan (jalan
96
datar) :-, naik turun tangga :-, berpakaian : 5, mengontrol defekasi :5,
Pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 11.10 WIB dilakukan untuk diagnosa
ke tiga melakukan metode percakapan yang baik dan lengkap dan memberi
yaitu mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat (obat injeksi vit B12
diberikan obat, respon obyektif obat ranitidine masuk 50 mg/12 jam dan obat
injeksi vit B12 masuk 20 mg/12 jam. Obat vit B12 berfungsi untuk membantu
sudah agak berkurang, respon obyektif pasien dalam keadaan somnolen GCS
vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR (setelah diberikan tindakan
Pada tanggal 08 Januari 2016 pukul 08.15 WIB dilakukan tindakan untuk
tidak terkaji, respon obyektif pasien tampak dibantu keluarga saat berpindah,
pasien ditinggikan 450 , lengan dan kaki sebelah kanan diganjal bantal, pasien
tampak dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang sakit dan tidak sakit
tidak terkaji, respon obyektif posisi pasien miring kiri. Pada pukul 13.15
ketergantungan berat.
tidak jelas.
Pada tanggal 09 Januari 2016 pukul 08.00 WIB dilkukan tindakan untuk
dokter pemberian obat (injeksi obat ranitidine, injeksi obat vit B12, obat oral
masuk lewat selang infus obat ranitidine 50mg/12 ja, injeksi obat vit B12 so
status GCS. Respon subyektif pasien mengatakan sudah tidak pusing, respon
vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR (setelah dilakukan tindakan
vital, respon obyektif tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 64x/menit suhu
37,10c RR 22 x/menit.
Pada tanggal 09 Januari 2016 pukul 08.35 WIB dilakukan tindakan untuk
subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien tampak dibantu keluarga saat
tidak terkaji, respon obyektif paien tampak dilakukan ROM pada daerah
ekstremitas yang salit maupun tidak sakit, kekuatan otot kanan 3 kiri 3, pasien
tampak dibantu saat duduk punggung diganjal bantal, punggung ditekuk 900.
100
subyektif tidak terkaji, respon obyektif posisi kepala ditinggikan 600, pasien
memotong makanan walaupun tangan sebelah kiri, berpindah dari kursi roda
Pada tanggal 09 Januari 2016 pukul 11.10 WIB dilakukan tindakan untuk
diagnosa ketiga berbicra dengan pasien dengan lambat dan perlahan. Respon
ditinggikan 300, lengan dan kaki sebelah kanan diganjal bantal, pasien tampak
dilakukan ROM kekuatan otot kanan 3 kiri 5, pasien tampak dibantu dalam
5, jumlah 25.
ditinggikan 450, pasien tampak dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang
sakit dan tidak sakit kekuatan otot kanan 3 kiri 5, pasien tampak dibantu
respon obyektif aktivitas masih dibantu nilai barthel index masih 30 artinya
ketergantungan berat.
obyektif kepala pasien ditinggikan 600, pasien tampak dilakukan ROM pada
daerah ekstremitas yang sakit dan tidak sakit kekuatan otot kanan 3 kiri 5,
respon obyektif aktivitas masih dibantu nilai barthel index masih 30 artinya
ketergantungan berat.
mobilisasi dini, respon obyektif kepala pasien ditinggikan 600, pasien tampak
dilakukan ROM pada daerah ekstremitas yang sakit dan tidak sakit kekuatan
otot kanan 3 kiri 5, pasien tampak dibantu duduk punggung tidak diganjal
bantal.
pembuluh darah yang menuju ke otak. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh
dua hal yakni, trombus dan emboli (Mulyatsih dan Ahmad, 2008 dalam artati
menghilang atau lalu memberat atau menetap. Gejala ini muncul akibat
(Irdawati, 2008).
E. Evaluasi
vital dalam batas normal, pasien tidak mengeluh pusing, pasien dalam kondisi
mau diperiksa tanda-tanda vital, pasien mengatakan sudah tidak pusing. Data
ROM pada daerah ekstremitas yang sakit dan tidak sakit kekuatan otot kanan
3 kiri 5, nilai barthel index 40, pasien tampak dibantu duduk punggung tidak
index, berikan dan ajarkan mobilisasi dini pada pasien dan keluarga, ajarkan
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
tanda vital terdiri dari tekanan darah 230/130 mmHg, nadi 84 x/menit
irama tidak teratur kuat, respirasi rate 22 x/menit irama teratur, suhu
36oc.
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR, monitor tanda-
hipertensi.
4. Implementasi Keperawatan
mengklarifikasi.
111
5. Evaluasi
yaitu :
infus obat ranitidine 50 mg/12 jam, injeksi obat vit B12 20 mg/ 12 jam,
monitor tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan RR,
metode yang baik dan lengkap beri kesempatan klien untuk klarifikasi
pertama, dan setelah 6 bulan. (Junaidi ,2011 dalam Yuni, artati et al,
2013). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh yuni artati, dkk
B. Saran
menjalin hubungan dan kerja sama yang baik antar tim kesehatan
pasien Stroke.
5. Bagi penulis