Anda di halaman 1dari 10

Penulisan kata & Penulisan Unsur Serapan

DI SUSUN
Oleh : Kelompok 1
Kelas : Informatika C
Ketua : Mulyantika
ANGGOTA
 Surya Ayu Ningsi
 Annisa Azzahra
 Mutmainnah
 Raudatul Adawia
 Silahuddin
 Rahmat Ridwan
 Martinus Pataloan

Universitas Sulawesi Barat


Tahun Ajaran 2018/2019
BAB I

A. Penulisan Kata

Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “penulisan” dan “kata”.

Penulisan adalah proses, cara, perbuatan ,menulis, sedangkan kata


adalah unsur bahasa yang diucapkan/dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa(KBBI).
Dapat disimpulkan dari perkata tersebut, bahwa penulisan kata
adalah proses/cara menulis yang mempertimbangkan unsur bahasa yang
diucapkan/dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang
dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan.

B. Pedoman Umum Penulisan Kata


Menurut buku pedoman mata kuliah pengembangan kepribadian Bahasa
Indonesia, penulisan kata dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kata Dasar

Merupakan kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu


kesatuan
Misalnya : Ibu percaya bahwa engkau tahu

Buku itu sangat tebal

Kantor pajak penuh sesak

2. Kata Turunan

Unsur-unsur imbuhan pada kata turunan,yaitu awalan (prefiks),


akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks), sisipan (infiks), ditulis
serangkai dengan kata dasarnya. Kalau yang mendapat imbuhan
merupakan gabungan kata, berupa awalan atau akhiran maka ditulis
serangkai dengan kata yang berhubungan langsung saja.Gabungan kata
yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran penulisannya dirangkaikan
tanpa tanda hubung.

Contoh : Sebar tanggung jawab


Disebar bertanggung jawab
Sebarkan tanggung jawabnya.
Disebarkan pertanggungjawaban

3 . Penulisan Kata Ulang


Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung
bukan dengann angka dua (2).

Contoh:

Sayur-mayur bersahut-sahut

Sayur-sayuran sahut-menyahut

Ada juga bentuk pengulangan yang berasal dari bentukdasar kata


gabung atau lazim disebut kata majemuk.Pada pengulangan bentuk
seperti ini, yang diulang hanya bagian yang pertama sedangkan bagian
yang kedua tidak diulang.

Contoh :

Bentuk Dasar Bentuk Pengulangan


Mata pelajaran mata-mata pelajaran
Rumah sakit rumah-rumah sakit
4. Gabungan Kata

Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah


bagian-bagiannya.Kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri
dan hanya muncul dalam bentuk kombinasi,penulisannya harus
dirangkaikan.

Contoh :

Kata Gabung Bentuk Kombinasi


Duta besar Pancasila
Daya beli tunanetra
Rumah bersalin antarkota
Bentuk kata dasar seperti,daya beli, rumah bersalin, ditulis terpisah
bagian-bagiannya,sedangkan panca-, tuna-, dan antar-, yang tidak dapat
berdiri sendiri sebagai kata lepas ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.Sejalan dengan penjelasan di atas, mahakuasa, mahamulia,
ditulis serangkai karena maha-Mengetahui

Sebagai unsur terikat diikuti oleh bentuk dasar (kecuali bentuk


Maha Esa). Kalau yang mengikutinya bukan bentuk dasar, melainkan
bentuk turunan maka penulisannya dipisahkan.

Contoh :

Mahatahu Mahakasih
Maha Mengetahui Maha Pengasih
Maha Mendengar Maha Melihat

Gabungan kata yang sudah dianggap padu, ditulis serangkai


,seperti;manakala,matahari,sekaligus,daripada,hulubalang,dan,bumiputera
Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian dapat ditulis
dengan menggunakan tanda hubung di antara bentuk yang menjadi
unsurnya.Pemberian tanda hubung pada kata tersebut diletakkan
dibelakang unsur yang menjadi inti kata gabung tersebut.

Contoh :
Buku sejarah baru buku-sejarah baru

Buku sejarah-baru

5. Kata Ganti -ku, kau-, -mu, dan –nya

Kata ganti -ku, kau-, -mu dan –nya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya. Sedangkan kata aku, kamu, engkau dan dia, ditulis
terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Contoh:

Semua yang kulakukan ini hanya untukmu


Semoga kenangan manis itu akan kaukukenang seumur hidupmu
Mereka memuji baju buatanku
Motormu baru, yh?
RumahnyaTterletak dikaki Gunung Salak.
6. Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya.Awalan di,, yang penulisannya dirangkaikan selalu
berhubungan dengan kata kerja dan mempunyai pasangan yang bisa
dipertukarkan dengan awalan me-. Misalnya, awalan dibeli dapat
dipertukarkan dengan awalan membeli. Adapun kata depan di, ke selalu
berhubungan dengan arah dan tempat dan cara penulisannya dipisahkan
dengan kata yang mengikutinya.

7. Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya .

Mis : sangkancil sangat marah kepada monyet

Surat itu dikirim oleh si pengirimnya

8. Partikel -lah, -kah, pun dan per

Partikel -lah, -kah, ditulis serangkai dengan kata yang


mengikutinya. Adapun partikel pun, ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya.Kecuali pada kata adapun, meskipun, walaupun, dan
sejenisnyayang sudah dianggap padu benar. Partikel pun ditulis terpisah
karena bentuknya hampir sama dengan bentuk kata lepas. Bentuk pun
seperti itu mempunyai makna juga sehingga penulisannya dipisahkan.

Contoh :

Persoalan itu pun dikemukakannya

(persoalan itu juga dikemukakan)

Partikel per ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya karena


bentuknya sama dengan kata yang berarti; mulai, demi, dan setiap.

Contoh :

Gaji buruh dinaikkan per 1 Januari 2012 ( mulai )

Mobil-mobil yang melalui jembatan itu harus masuk

Satu per satu ( demi )

Harga kain itu Rp 2.000.00 per meter ( setiap )


9. Singkatan dan Akronim

Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih.

a. Singkatan nama orang-orang, gelar, jabatan, atau pangkat diikuti


tanda titik. Mis : A.S. Kramawijaya

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah ,ketatanegaraan ,badan


,organisasi serta nama dokumen resmi terdiri atas huruf awal kata
ditulis dengan huruf kapital. Mis : DPR

c. Singkatan umum terdiri ata tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik.Mis : dll.

d. Lambang kimia , singkatan satuan ukuran , takaran,timbangan,dan


mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya : Cu, TNT, Rp

10. Pemakaian Angka Bilangan

Kalau menggunakan angka Romawi, penulisannya tidak


menggunakan awalan ke-. Kalau menggunakan angka biasa atau angka
Arab maka menggunakan awalan ke-.Di samping kedua cara di atas,
masih ada cara lain yang dapat digunakan yaitu semua bilangan tingkat
itu ditulis dengan huruf (kata).

Contoh :

Salah Benar
Perang Dunia ke II Perang Dunia II
Perang Dunia kedua Perang Dunia ke-2
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan dengan satu atau
dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan
dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian atau pemaparan. Jadi,
kalau dalam kalimat itu terdapat suatu bilangan yang dapat dinyatakan
dengan satu atau dua angka dan tidak berurutan, bilangan tersebut harus
ditulis dengan kata, bukan dengan angka.
Contoh :
Amir belajar sampai tiga kali sehari ( benar )
Amir belajar sampai 3 kali sehari ( salah )
BAB II
PENULISAN UNSUR SERAPAN

A .Penulisan Unsur Serapan

Kata serapan adalah kata yang diambil dari bahasa lain dalam
rangka memperkaya kosakata bahasa yang dituju. Dalam bahasa
Indonesia, kata serapan ada yang disesuaikan dengan kaidah bahasa
indonesia.

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat hal-hal yang


berhubungan dengan kaidah penyerapan yang disertai dengan sejumlah
contoh:

a. Penyerapan Secara Alamiah

Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia yang


lazim dieja dan di lafalkan dalam bahasa Indonesia tidak mengalami
perubahan.Penyerapan seperti ini dikategorikan sebagai penyerapan
secara alamiah.

Contoh:

Abjad mode badan potret

Ilham sehat perlu arloji

Sirsak hikayat meja listrik

Abad radio kitab imitasi

Kabar orator minggu supir

b. Penyerapan Seperti Bentuk Asal

Unsur asing yang belum sepenuhnya diserap ke dalam bahasa


Indonaesia dapat dipakai dalam bahasa Indonesia dengan jalan masih
mempertahankan lafal bahasa asalnya (asing).Jadi,pengucapan kata
tersebut masih seperti bentuk asalnya.Penyerapan seperti ini tidak terlalu
banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Cum laude outside
De facto hockey
Curriculum vitae status quo

c. Penyerapan dengan Terjemahan

Penyerapan unsur-unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia


dapat dilakukan melalui penerjemahan kata-kata asing
tersebut.Penerjemahan ini dilakukan dengan cara memilih kata-kata
asing tertentu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia.Penyerapan ini dapat berupa satu kata asing dipadankan
dengan satu kata atau lebih dalam bahasa Indonesia.

Contoh:

Kata Asing Terjemahan Indonesianya

Volcano gunung api

Feed back umpan balik

Medical pengobatan

Point butir

In put masukan

Out put keluaran

Take off lepas landas

d. Penyerapan dengan Perubahan

Dalam penyerapan ini,perlu di usahakan agar ejaan dan lafal asing


yang diserap hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Contoh:

Bentuk Asal Bentuk Serapan

Octaaf oktaf

Accomodation akomodasi
Structure struktur

Circulation sirkulasi

Quitansi kuitansi

c. Penyerapan Akhiran Asing

Akhiran asing itu ada yang diserap sebagai bagian kata yang
utuh,seperti kata standarisasi disamping kata standar,kata implementasi
disamping kata implemen,kata objektif disamping kata objek.Akhiran
asing itu antara lain –is,-isme,-al,-wan,-wati,-tas.

f. Penulisan Tanda Baca

1. Tanda titik ( . )
2. Tanda koma ( , )
3. Tanda Titik koma( ; )
4. Tanda Titik Dua ( : )
5. Tanda Hubung ( - )
6. Tanda pisah ( _ )
7. Tanda elipis (…. )
8. Tanda Tanya ( ?)
9. Tanda Seru ( ! )
10. Tanda kurung( ( ) )
11. Tanda Kurung Siku( [ ])
12. Tanda Petik Ganda ( “….”)
13. Tanda Petik Tunggal ( ‘…..’ )
14. Tanda garis miring( / )
15. Tanda penyikat ( ‘ )

Dari tanda tersebut masing-masing memiliki fungsi.


Kesimpulan

Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang

penggunaan kata serapan dan tanda baca, baik disengaja maupun tidak

disengaja. Maka dengan dibuatnya makalah ini dan melalui poses diskusi ini,

kita berharap dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan setiap

melakukan penulisan kata serta penulisan dalam unsur serapan tersebut

Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing

ataupun kata daerah salah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah

berupa penyerapan kata kedalam bahasa Indonesia yang bersal dari bahasa-

bahasa asing Pemberi pengaruh .

Untuk itu degan pemahaman ini kita lebih bisa melakukan penulisan kata

yang baik dan benar serta menerapkan sebagimana penulisan unsur serapan

,tanda baca. Terutama memberikan masukan bagi kalangan pelajar pada

khususnya juga masyarakat umum dalam hal aturan penulisan kata dan unsur

serapan yang benar sesuai EYD.

Anda mungkin juga menyukai