Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : P27833117046
Kelas : D3-B / smt.2
A. Morfologi Tungau
Tungau merupakan binatang yang berukuran sangat kecil, yakni 250-300 mikron berbentuk oval,
punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau memiliki ciri umum memiliki tubuh
tersegmentasi dengan segmen disusun dalam dua tagmata: sebuah prosoma (cephalothorax) dan
opisthosoma (perut). Tungau dewasa memiliki empat pasang kaki, seperti arachnida lain, tetapi beberapa
memiliki kaki lebih sedikit. Beberapa tungau parasit hanya memiliki satu atau tiga pasang kaki dalam
tahap dewasa. Tungau dewasa dengan hanya tiga pasang kaki dapat disebut 'larviform'.
Tungau bernapas melalui tracheae, stigmata (lubang kecil pada kulit), usus dan kulit. Kebanyakan
tungau tidak memiliki mata. Mata pusat arachnida selalu hilang, atau mereka menyatu menjadi satu
mata.Panjang tungau dewasa hanya 0,3-0,4 milimeter. Tungau memiliki tubuh semitransparan
memanjang yang terdiri dari dua segmen menyatu. Tungau memiliki delapan kakipendek, kaki yang
tersegmentasi melekat pada segmen tubuh pertama. Tubuh ditutupi dengan sisik untuk penahan dirinya
dalam folikel rambut, dan tungau memiliki pin (seperti mulut). Tungau dapat meninggalkan folikel
rambut dan perlahan-lahan berjalan-jalan pada kulit, dengan kecepatan 8-16 mm per jam.
B. Klasifikasi Tungau
Kingdom : Animalia Famili : Demodicidae, Psorergatidae, Tydeidae, dll
Phylum : Arthropoda Genus : Demodex, Psorergates, Tydeus, dll
Kelas : Arachanida Spesies: Demodexbrevis,Psorergatesovis,
Ordo : Acarinida Tydeusmolestus,dll
C. Habitat Tungau
Banyak diantara anggotanya yang hidup bebas di daratan, namun ada anggotanya yang menjadi
parasit pada hewan lain (mamalia maupun serangga). Tungau menyukai tempat – tempat yang lembab
dan tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Populasi tungau pada umumnya melimpah pada saat musim kemarau, sedangkan pada musim
penghujan serangan / populasi akan menurun. Hal ini disebabkan pada musim penghujan, semua stadia
(telur, larva, nimfa, maupun imago) yang menempel pada bagian tanaman terbawa oleh hujan.
D. Siklus Hidup Mites
Daur hidup tungau ada 4 fase, yaitu : telur→ larva→nimfa →tungau dewasa. Siklus hidup tungau
mulai dari telur sampai dewasa memerlukan waktu selama 8-12 hari. (Hamzah, 2007)
1) Fase Telur → Pada tungau betina yang dewasa biasanya bertelur setiap hari dan rata-rata
menghasilkan telur 5 butir.
2) Fase Larva → Setelah 3-4 hari telur menetas menjadi larva. Larva tungau hidup dan makan selama 4
hari kemudian beristirahat selama 24 jam. Selama masa istirahat tersebut terjadi pergantian kulit
3) Fase nimfa → Pada tahap ini bentuk tungau sudah seperti bentuk dewasanya dengan 4 pasang kaki.
Bentuk nimfa ini terdiri dari dua fase yaitu protonimfa dan deutonimfa. Masing-masing fase nimfa
makan selama 3-5 hari, istirahat , kemudian molting menuju tahap berikutnya.
4) Fase Dewasa → Tungau dewasa berukuran ± 0,4 mm, berwarna putih-krem atau kecoklatan dan
dapat dilihat oleh mata telanjang atau kaca pembesar. Tungau dewasa dapat hidup dan mencapai
umur 2 bulan. Seekor tungau betina akan bertelur sebanyak 40- 50 butir semasa siklus hidupnya yang
berlangsung kurang lebih 30 hari.