Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN


Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi, Desa Sukamahi

Kecamatan Cikarang Pusat Telp. 89970356 Fax. 89970356

KERANGKA ACUAN KERJA


(Term of Reference)

PEKERJAAN :
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN
DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS

TAHUN 2016
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DISEPANJANG JARINGAN PIPA
GAS

I. Latar Belakang
Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak digunakan oleh
masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri, komersial maupun
rumah tangga. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal ini karena
banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas alam dibanding dengan sumber energi
lain. Energi yang dihasilkan gas alam lebih efisien dan harganya lebih murah. Tidak seperti
halnya dengan minyak bumi dan batu bara, penggunaannya jauh lebih bersih dan sangat ramah
lingkungan sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam
juga mempunyai beberapa keunggulan lain, seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif
dan tidak beracun.
PT. Perusahaan Gas Negara (PGN, Persero) cabang Jakarta telah menyediakan supply gas
yang melayani Jakarta, Bekasi, tangerang dan sekitarnya sebesar 120 MMSCFD (Millions of
Standard Cubic Feet per Day, atau setara dengan sekitar 28.000 meter kubik per hari).
Penyediaan energi gas tersebut diperkirakan akan mampu menggantikan energi BBM yang
terserap di Bekasi sebesar 40%. Di wilayah KabupatenBekasi terdapat stasiun penerima Tegal
Gede sebesar 60 MMSCFD yang berhubungan dengan pipa induk menuju Kabupaten Karawang
dan Purwakarta.
Dengan ketentuan yang tertuang dalam UU 26/2007 Pasal 4 ayat 5, Kawasan Sumur Gas di
Kecamatan Babelan dapat dinyatakan sebagai kawasan strategis pendayagunaan sumber daya
alam yang didalamnya mempunyai pengaruh besar terhadap pengembangan tata ruang di
wilayah sekitarnya dan merupakan kawasan peruntukan pertambangan dengan menjamin
kepastian hukum dalam pelaksanaan kegiatan sektor ESDM, khususnya kegiatan pertambangan.
Didalam arahan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011 – 2013 untuk rencana system
jaringan energy meliputi pipa minyak dan gas bumi, listrik dan gardu induk, jaringan transmisi
dan tenaga listrik. Pengembangan system jaringan pipa minyak dan gas bumi diarahkan di
sepanjang sempadan sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL), saluran sekunder, ladang minyak
Tambun dan saluran induk Tarum Barat dan Pondok Barat dan lainnya.
Untuk pengembangan gas kota (city gas) di Kabupaten Bekasi diarahkan dikawasan
permukiman perkotaan meliputi Kec. Cibitung, Karangbahagia, Tambun Utara, Sukatani,
Sukawangi, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Tambun Selatan dan Serang Baru. Diharapkan
dengan adanya hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk melakukan
percepatan kegiatan dalam rangka melaksanakan pembangunan jaringan gas kota.
Dalam rangka Penataan Jalur Pipa Gas agar sesuai arahan didalam RTRW Kabupaten
Bekasi tahun 2011 -2031 maka dilakukan kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di
Sepanjang Jaringsn Pipa Gas.
II. Maksud dan Tujuan Pekerjaan
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk melakukanPenyusunan Rencana Penataan Kawasan di
Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Wilayah Kabupaten Bekasi.Tujuan dari studi ini adalah
melakukan penataan di sepanjang jaringan pipa gas sebagai masukan dalam rekomendasi
pengendalian penggunaan lahan.

III. Target/Sasaran Pekerjaan


Target/Sasaran yang ingin dicapai adalah tersusunnya penataan di Sepanjang Jaringan Pipa
Gas di Wilayah Kabupaten Bekasi, agar dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan
pengendalian pemanfaatan ruang sesuai RTRW Kabupaten Bekasi 2011 – 2031 yang telah
ditentukan, antara lain meliputi :
• Penataan Kawasan Peruntukan Pertambangan Sumur Gas termasuk peraturan zonasinya.
• Penataan Jaringan induk perpipaan gas sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan
tata ruang yang lebih rinci (Rencana Detail Tata Ruang Kota)
• Interkoneksi jaringan induk perpipaan gas yang direncanakan dengan jaringan perpipaan
gas proyek ESDM.

IV. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa


Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di
Sepanjang Jaringan Pipa Gas, sebagai pengguna jasa yaitu Dinas Tata Ruang dan
Permukiman Kabupaten Bekasi.

V. SumberPendanaandanPerkiraanBiaya
Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa
Gasini dibiayai melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran 2016,sebesar Rp. 472.348.000,- (Empat Ratus Tujuh
Puluh Dua Juta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Rupiah)pada Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Bekasi.

VI. Ruang Lingkup Pengadaan/Lokasi dan Data dan Fasilitas Penunjang


- Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa (Konsultan Perencana) dalam
melaksanakan pekerjaan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan
Pipa Gas di Wilayah Kabupaten
Bekasimeliputidantidakterbataspadauraiansebagaiberikut:
a. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data terkait meliputi kondisi lapangan gas
Kabupaten Bekasi saat ini, yakni keberadaan sumur gas dan jaringan perpipaan yang
ada, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan Rencana
Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Kabupaten Bekasi.
b. Mengidentifikasi konsideran produk hukum baik dalam bentuk Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah yang melandasi kegiatan peraturan
zonasi (Zoning Regulation) Kawasan Perkotaan dan melakukan deliniasi kawasan
peruntukan pertambangan
c. Melakukan perencanaan jaringan gas kota, untuk digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota, termasuk interkoneksi
baik jaringan maupun sumber daya (pasokan), dalam upaya meningkatkan keandalan
pengoperasiannya
d. Melakukan analisis kelembagaan dengan merumuskan permasalahan yang mungkin
timbul dalam pengembangan sistem utilitas kota, khususnya jaringan gas kota,
dikaitkan dengan kondisi fisik, kondisi lingkungan serta kondisi kelembagaan yang
ada di KabupatenBekasi
e. Melakukan koordinasi/konsultasi/pembahasan/diskusi dengan pihak terkait untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.

- Ruang Lingkup Wilayah


Pelaksanaan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di
Wilayah Kabupaten Bekasi sangat terkait dengan sistem dan jaringan yang telah ada.
Sehingga untuk melaksanakan kegiatan tersebut, khususnya dalam hal pengumpulan dan
pengolahan data terkait, tidak terbatas di Kabupaten Bekasi saja.

VII. Produk yang dihasilkan


Keluaran yang dihasilkan (produk) dari pekerjaan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan
di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Wilayah Kabupaten Bekasi ini adalah seperangkat
dokumen perencanaan dan analisis meliputi :
a. Proyeksi kebutuhan utilitas gas kota sesuai golongan/kelompok pengguna (rumah
tangga, komersial dan industri) terkait dengan rencana pengembangan kota (RTRW
Kabupaten Bekasi 2011 – 2031)
b. Rencana pengembangan jaringan induk perpipaan gas Kabupaten Bekasi dikaitkan
dengan hirarki jalan sesuai rencana, minimal dalam skala 1:25 000, dengan
kemungkinan pemanfaatan potensi sumber gas dan interkoneksi dengan jaringan
perpipaan gas proyek ESDM
c. Analisis ekonomi kemungkinan pemanfaatan potensi sumur gas yang ada, analisis
ekonomi perencanaan jaringan induk perpipaan gas Kabupaten Bekasi, sesuai dengan
Indikasi program pembangunan jaringan gas kota sampai dengan tahun 2031
d. Analisis kelembagaan dengan merumuskan permasalahan yang mungkin timbul dalam
pengembangan sistem utilitas kota, khususnya jaringan gas kota, dikaitkan dengan
kondisi fisik, kondisi lingkungan serta kondisi kelembagaan yang ada di Kabupaten
Bekasi
e. Analisis teknis jaringan induk perpipaan gas sesuai fungsinya sebagai penyediaan
infrastruktur utilitas Kabupaten Bekasi.

VIII. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Keseluruhan pekerjaan seperti yang telah diuraikan sebelumnya harus dapat diselesaikan
oleh pihak pelaksana dalam waktu 150 (seratus lima puluh) hari kalender terhitung sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).

IX. Tenaga Ahli yang Dibutuhkan


Komposisi tenaga ahli yang diperlukan dalam Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang
Jaringan Pipa Gas, terdiri dari :

1. Ketua tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1) jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota/T. Planologi lulusan Universitas Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki pengalaman pada
kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis, Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.pengalaman minimal 7 tahun sebagai ketua team memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
- Bertanggung jawab sebagai team leader atas semua pekerjaan yang telah
diberikan sesuai dengan keahliannya,
- Memimpin dalam melakukan konsolidasi bersama tim,
- Melaksanakan, melakukan dan merumuskan arahan pelaksanaan pekerjaan,
- Melakukan identifikasi terhadap data yang didapat,
- Melakukan analisis dari data-data yang telah ada,
- Membantu membuat solusi dan alternatif pemecahan permasalahan,
- Membuat rekomendasi dalam pemecahan permasalahan.

2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang
Sarjana PWK/Teknik Planologi Strata Satu (S1) jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota/T. Planologi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan
Tinggi Swasta yang telah di akreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah akreditasi dan memiliki pengalaman pada
kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis, Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang minimal 5 tahun sebagai Ahli
Planologi tugasnya sebagai berikut :

- Mengkoordinir data-data perkotaan yang didapat,


- Melaksanakan analisis dan identifikasi,
- Mengoreksi/Pengadaan hasil yang disetujui,
- Membuat laporan kepada team leader,
- Menyusun laporan.

3. Ahli Geodesi, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang Sarjana Teknik Geodesi
Strata Satu (S1) jurusan Teknik Geodesi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah di akreditasi atau yang telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah akreditasi dengan
pendidikan minimal S1 Teknik Geodesi, dan memiliki pengalaman pada kegiatan
Penyusunan RTR Kawasan Strategis, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),
Zoning Regulation, dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau
sejenisnyadi bidang penataan ruang minimal 5 tahun sebagai Ahli Geodesi
tugasnya sebagai berikut :
- Mengelola pekerjaan persiapan geodesi,
- Mengelola perencanaan pekerjaan survey awal,
- Mengevaluasi dan menetapkan sumber daya dan teknologi yang sesuai dengan
tingkat kesulitan,
- Mengelola rencana kerja pekerjaan geodesi,
- Mengelola pelaksanaan pekerjaan geodesi,
- Pengawasan pelaksanaan pekerjaan geodesi,
- Menyusun laporan hasil pekerjaan geodesi,
- Menyusun rencana komunikasi dengan pihak lain.

4. Ahli Lingkungan, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang Sarjana Teknik


Lingkungan Strata Satu (S1) jurusan Teknik Lingkungan lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah di
akreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah akreditasi dengan pendidikan S1 Teknik Lingkungan, dan memiliki
pengalaman pada kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis, Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang minimal 5 tahun
sebagai Ahli Lingkungan tugasnya sebagai berikut :

- Mengkoordinir data-data lingkungan yang didapat,


- Melaksanakan analisis dan identifikasi
- Mengoreksi/Pengadaan hasil yang disetujui,
- Membuat laporan kepada Team Leader,
- Menyusun laporan.

5. Ahli Pertambangan, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang Sarjana Teknik


Pertambangan Strata Satu (S1) jurusan Teknik Pertambangan lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah di
akreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah akreditasi dengan pendidikan S1 Teknik Pertambangan, dan memiliki
pengalaman pada kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis, Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang minimal 5 tahun
sebagai Ahli Pertambangan tugasnya sebagai berikut :
- Mengkoordinir data-data pertambangan yang didapat,
- Melaksanakan analisi dan identifikasi
- Mengoreksi/Pengadaan hasil yang disetujui,
- Membuat laporan kepada Team Leader,
- Menyusun Laporan.

6. Ahli Geologi, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang Sarjana Teknik Geologi Strata
Satu (S1) jurusan Teknik Geologi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah di akreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah akreditasi dengan pendidikan S1 Teknik
Geologi, dan memiliki pengalaman pada kegiatan Penyusunan RTR Kawasan
Strategis, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang
minimal 5 tahun sebagai berikut :
- Mengkoordinir data-data geologi yang didapat,
- Menyusun analisa dan identifikasi,
- Membuat laporan kepada Team Leader,
- Menyusun laporan.

7. AhliSipil, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata Satu
(S1) jurusan Teknik Sipil lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah di akreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah akreditasi dengan pendidikan S1 Teknik
Sipil, dan memiliki pengalaman pada kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis,
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang
minimal 5 tahun dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

- Mengkoordinir data-data wilayah yang didapat,


- Melaksanakan analisis dan identifikasi,
- Mengoreksi/Pengadaan hasil yang disetujui,
- Membuat laporan kepada team leader,
- Menyusun laporan.

Tenaga Teknis, terdiridari :

1. 3 Orang Operator CAD


Drafter pendidikan minimal D3 Teknik Komputer dengan pengalaman sejenis
minimal 3 tahun dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Menggambar hasil desain tenaga ahli,
- Mempersiapkan gambar sesuai kebutuhan,
- Membantu penyusunan laporan.

2. 3 Orang Surveyor
Surveyor pendidikan min D3 semua jurusan dengan pengalaman sejenis minimal 3
tahun dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Melakukan pengecekan terhadap kawasan lokasi studi,
- Melaksanakan survey lapangan,
- Membantu tenaga ahli dalam pengumpulan data dan hasil survey,
- Membantu penyusunan laporan.

Tenaga Pendukung, terdiridari :

1. 1 Orang Office Manager,


Office Manager, pendidikan minimal D3 semua jurusan dengan pengalaman sejenis
minimal 3 tahun dengan tugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
- Mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan dilakukan,
- Membantu semua tenaga ahli dalam mempersiapkan surat menyurat untuk tugas
di lapangan,
- Membuat dokumen-dokumen administrasi kelengkapan pekerjaan,
- Menginventarisir surat masuk dan keluar,
- Membuat data-data keluar masuk keuangan,
- Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
2. 1 Orang Sekretaris
Sekretaris pendidikan minimal D3 Sekretaris dengan pengalaman minimal 3 tahun
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Membantu semua tenaga ahli dalam mempersiapkan surat menyurat untuk tugas
dilapangan,
- Membuat dokumen-dokumen administrasi kelengkapan pekerjaan,
- Menginventarisir surat masuk dan keluar,
- Membuat data-data keluar masuk keuangan,
- Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.

3. 2 Orang Operator Komputer,


Operator komputer pendidikan minimal D3 semua jurusan tetapi memiliki keahlian
dalam mengoperasikan komputer dengan pengalaman minimal 3 tahun dengan tugas
dan tanggung jawab sebagi berikut :
- Membantu semua tenaga ahli dalam mempersiapkan surat menyurat untuk tugas
dilapangan,
- Membuat dokumen-dokumen administrasi kelengkapan pekerjaan,
- Menginventarisir surat masuk dan keluar,
- Membuat data-data keluar masuk keuangan,
- Bertanggung jawab terhadap pekerjaan

4. 1 Orang Sopir,
Sopir pendidikan minimal SLTA atau sederajat dengan pengalaman minimal 3 tahun
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
- Membantu mengantar semua tenaga ahli dalam pelaksanaan tugas,
- Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.

5. 1 Orang Office boy,


Penjaga Kantor/Office Boy pendidikan minimal SLTP atau sederajat dengan
pengalaman minimal 3 tahun dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Membantu menjaga dan memelihara kantor,
- Bertanggung jawab terhadap pekerjaan

X. Pendekatan dan Metodologi


Dalam proses pelaksanaan pekerjaan, terdapat berbagai kegiatan yang memerlukan penanganan
berbeda, sesuai dengan karakteristik kegiatan dan sasaran antara (milestone) yang diharapkan
dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Pendekatan umum yang akan digunakan dalam penanganan
pekerjaan ini dikelompokkan kedalam karakteristik kebutuhan penanganan kegiatan, yaitu:
 Pendekatan terhadap kegiatan pengumpulan data & informasi
 Pendekatan terhadap kegiatan identifikasi dan kajian materi & permasalahan
 Pendekatan terhadap kegiatan perumusan konsep dan penyusunan rencana penataan dan
pengembangan kawasan yang dilengkapi dengan zoning regulation

10.1 Pendekatan Eksploratif dalam Pengumpulan Data


Pendekatan eksploratif bercirikan pencarian yang berlangsung secara menerus. Pendekatan ini
akan digunakan baik dalam proses pengumpulan data & informasi maupun dalam proses analisa
dan evaluasi guna perumusan konsep penanganan.

10.1.1 Eksplorasi dalam Proses Pengumpulan Data & Informasi


Dalam proses pengumpulan data & informasi, pendekatan eksploratif digunakan mulai
dari kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data awal, hingga eksplorasi data & informasi
di lokasi studi yang dilakukan. Sifat pendekatan eksploratif yang menerus akan
memungkinkan terjadinya pembaharuan data dan informasi berdasarkan hasil temuan
terakhir. Pendekatan eksploratif juga memungkinkan proses pengumpulan data yang
memanfaatkan sumber informasi secara luas, tidak terbatas pada ahli yang sudah
berpengalaman dalam bidangnya ataupun stakeholder yang terkait dan terkena imbas secara
langsung dari kegiatan terkait, namun juga dari berbagai literatur baik dalam bentuk buku
maupun tulisan singkat yang memuat teori atau model penanganan kawasan pusat kota,
penanganan lahan pusat kota, dan studi kasus penerapan kebijakan pengembangan kawasan
pusat kota yang telah dilakukan.
Dalam pendekatan eksploratif ini sangat memungkinkan diperoleh informasi-informasi
tambahan yang tidak diduga sebelumnya atau yang tidak pernah dikemukakan dalam teori-
teori yang ada. Informasi yang didapat dengan pendekatan ini bisa bersifat situasional dan
berdasarkan pengalaman sumber.

10.1.2 Eksplorasi dalam Proses Analisa dan Evaluasi


Eksplorasi dalam proses analisa dan evaluasi dilakukan guna mengelaborasi pokok
permasalahan serta konsep-konsep penanganan dan pengembangan kawasan pusat kota yang
ada berikut dukungan regulasi dan kebijakan. Eksplorasi perlu mengaitkan konsep-konsep
teoritis dengan kondisi dan karakteristik permasalahan melalui pendalaman pemahaman
terhadap lokasi pekerjaan..
Proses eksplorasi ini akan mengkerucut pada suatu bentuk pendekatan yang konfirmatif
dalam menilai keseusaian suatu pola penanganan lahan industri serta kebutuhan rumusan
kebijakan yang dapat mengintervensi permasalahan agar pola penanganan terpilih dapat
diimplementasikan dan mencapai hasil yang optimal.
10.2 Pendekatan Studi Dokumenter dalam Identifikasi & Kajian Materi Pekerjaan
Pekerjaan ini memiliki kecenderungan sifat studi yang memerlukan dukungan kegiatan
kajian, baik terhadap literatur berupa tulisan, jurnal, dan hasil studi terkait, hingga berbagai
jenis regulasi dan kebijakan yang terkait dengan upaya penataan kawasan perkotaan. Untuk
itu, diperlukan model pendekatan studi dokumenter yang akan menginventarisasi dan
mengeksplorasi berbagai dokumen terkait dengan materi pekerjaan. Studi dokumenter
memiliki ciri pendekatan yang mengandalkan dokumen/data-data sekunder seperti:
 peraturan perundangan-undangan dan dokumen kebijakan yang terkait
 laporan perencanaan penataan kawasan perkotaan pada wilayah lain (best practice)
 Teori maupun konsep-konsep penataan kawasan perkotaan, termasuk dalam aspek
pendukungnya seperti kelembagaan, pengelolaan kawasan, serta aspek pembiayaan.

10.2.1 Pendekatan Preskriptif dalam Perumusan Konsep Pengembangan Kawasan


Pendekatan preskriptif (prescriptive approach) merupakan jenis pendekatan yang bersifat
kualitatif dan dapat memberikan deskripsi analitis untuk menghasilkan rekomendasi yang
bermanfaat dalam mendukung suatu strategi penanganan ataupun kebijakan. Pendekatan ini
bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai suatu rencana alternatif kebijakan untuk kemudian
mengeluarkan rekomendasi yang tepat berkaitan dengan kemungkinan implementasi
kebijakan dan program-programnya di masa yang akan datang. Dengan penggunaan
pendekatan preskriptif ini, diharapkan studi tidak hanya terfokus pada analisa kondisi
eksisting, namun juga dapat memperhatikan potensi implikasi pemanfaatan suatu konsepsi
penanganan atau kebijakan.

10.2.2 Pendekatan Perencanaan


10.2.2.1 Pendekatan Perencanaan Incremental-Strategis dan Strategis – Proaktif dalam
Penataan dan Pengembangan Kawasan

a. Pendekatan Incremental-Strategis
Rencana Penataan dan Pengembangan Kawasan merupakan bagian dari penataan ruang
kota, yang merupakan penjabaran dari tujuan pembangunan kota dalam aspek keruangan.
Rencana rinci penataan kawasan tersebut memuat serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mencapai maksud dan tujuan pembangunan ruang kota, yaitu membentuk wujud struktural
dan pola pemanfaatan ruang kota yang efektif dan efesien. Suatu produk Rencana Penataan
dan Pengembangan kawasan yang ‘baik’ harus operasional, oleh karenanya maksud dan
tujuan perencanaan yang ditetapkan harus realistis, demikian pula dengan langkah-langkah
kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Adapun yang
dimaksud dengan pendekatan perencanaan yang realistis adalah:
 Mengenali secara nyata masalah-masalah pembangunan kawasan dan Kota.
 Mengenali secara nyata potensi yang dimiliki kawasan dan kota.
 Mengenali secara nyata kendala yang dihadapi kota dalam proses pembangunan.
 Memahami tujuan pembangunan secara jelas dan nyata.
 Mengenali aktor-aktor yang berperan dalam penataan dan pengembangankawasan.
 Mengenali ‘aturan main’ yang berlaku dalam proses penataan dan Pengembangan kota.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan
Pipa Gas adalah Pendekatan Incremental yang lebih bersifat strategis, dimana sebagian besar
kondisi-kondisi awal (pra-kondisi) dari suatu persoalan pembangunan tidak diperhatikan atau
diluar kontrol. Adapun karakteristik pendekatan ini antara lain:
 Berorientasi pada persoalan-persoalan nyata.
 Bersifat jangka pendek dan menengah
 Terkonsentrasi pada beberapa hal, tetapi bersifat strategis
 Mempertimbangkan eksternalitas
 Langkah-langkah penyelesaian tidak bersifat final
Metoda SWOT merupakan contoh penjabaran dari pendekatan yang bersifat incremental-
strategis.

b. Pendekatan Strategis-Proaktif
Pendekatan strategis-proaktif merupakan bentuk kebalikan dari pendekatan incremental-
strategis. Adapun yang dimaksud rencana strategis – proaktif adalah :
 Rencana yang kurang menekankan pada penentuan maksud dan tujuan pembangunan,
tetapi cenderung menekankan pada proses pengenalan dan penyelesaian masalah, yang
kemudian dijabarkan pada program-program pembangunan dan alokasi pembiayaan
pembangunan.
 Rencana yang melihat lingkup permasalahan secara internal maupun eksternal, dengan
menyadari bahwa pengaruh faktor-faktor eksternal sangat kuat dalam membentuk pola
tata ruang kawasan yang terjadi.
 Rencana yang menyadari bahwa perkiraan-perkiraan kondisi di masa yang akan datang
tidak bisa lagi hanya didasarkan pada perhitungan-perhitungan proyeksi tertentu, akan
tetapi sangat dimaklumi bahwa terdapat kemungkinan-kemungkinan munculnya
kecenderungan-kecenderungan baru, faktor-faktor ketidakpastian, serta ‘kejutan-kejutan’
lain yang terjadi diluar perkiraan semula.
 Rencana yang lebih bersifat jangka pendek dan menengah, dengan memberikan satu
acuan arah-arah pembangunan kawasan.
 Rencana yang berorientasi pada pelaksanaan (action)

c. Pencampuran Kedua Pendekatan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Kedua jenis pendekatan ini dapat digunakan dalam pekerjaan ini. Perbedaan penggunaannya
hanya terdapat pada kesesuaian sifat pendekatan dengan karakteristik kegiatan yang sedang
dilakukan. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
 Dalam perumusan konsepsi dan penyusunan rencana struktur, maka pendekatan
incremental-strategis perlu dikedepankan untuk dapat menghasilkan suatu konsepsi
pengembangan yang sifatnya cenderung ‘utopis’, namun hal ini memang disesuaikan
dengan kebutuhan perumusan visi-misi dan tujuan pengembangan kawasan yang
memiliki kecenderungan untuk mencapai suatu kondisi yang paling ideal, setidaknya
sebagai sebuah target jangka panjang yang perlu diwujudkan
 Dalam penyusunan rencana pembangunan, program pentahapan, dan aspek pendukung
lainnya, perlu dikedepankan pendekatan strategis-proaktif untuk dapat menghasilkan
suatu produk dokumen rencana yang realistis dan dapat diimplementasikan sesuai
tahapan pelaksanaannya.

10.2.2.2Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan


Penyusunan rencana tata ruang tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai pemanfaat
ruang (pelaksana rencana tata ruang) dan sebagai pihak yang terkena dampak positif maupun
negatif dari perencanaan ruang itu sendiri. Oleh karena itu dalam penyusunan rencana ini
digunakan pendekatan partisipasi pelaku pembangunan (stakeholder approach) untuk
mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan rencana tata ruang melalui forum
diskusi pelaku pembangunan. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara
aktif pelaku pembangunan yang ada dalam setiap tahapan perencanaan.
Di dalam penyusunan rencana ini masyarakat tidak hanya dilihat sebagai pelaku
pembangunan (stakeholder) tetapi juga sebagai pemilik dari pembangunan (shareholder).
Keterlibatan masyarakat sebagai shareholder dimaksudkan untuk mengurangi
ketergantungan wilayah terhadap investor dari luar wilayah, tetapi yang diharapkan adalah
kerjasama antara investor dengan masyarakat sebagai pemilik lahan di wilayah tersebut.
Dengan posisi sebagai shareholder diharapkan masyarakat akan benar-benar memiliki
pembangunan diwilayahnya, dapat bersaing dengan penduduk pendatang, dan dengan
demikian masyarakat lokal tidak tergusur dari wilayahnya.
10.2.2.3. Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu
Pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu serta didasarkan pada potensi dan
permasalahan yang ada, baik dalam kawasan perencanaan maupun dalam konstelasi regional.
Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan permasalahan bukan hanya
didasarkan pada kepentingan wilayah/kawasan dalam arti sempit, tetapi ditinjau dan dikaji
pula kepentingan yang lebih luas, baik antar wilayah dengan daerah hinterlandnya yang
terdekat maupun dengan yang lebih jauh lagi. Secara terpadu mengartikan bahwa dalam
menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan sektor per sektor saja tetapi didasarkan
kepada kerangka perencanaan terpadu antar tiap-tiap sektor, di mana dalam perwujudannya
dapat berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antar sektor.

10.2.2.4. Pendekatan Analisis Ambang Batas


Adalah pendekatan untuk menentukan kebijaksanaan rencana tata ruang yang didasarkan
ambang batas daya dukung lingkungan. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan
kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penekanan terhadap
pertimbangkan aspek lingkungan dilakukan karena lingkungan merupakan aspek yang sangat
berkepentingan dalam upaya pembangunan berkelanjutan.

10.2.2.5 Pendekatan Kesesuaian Ekologi dan Sumber Daya Alam


Pada pendekatan ini akan diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Daerah Banjir; Perencanaan dan pengolahan daerah-daerah yang rendah pemanfaatan
saluran-saluran alam secara optimal diharapkan mampu mencegah kemungkinan bahaya
banjir. Saluran drainase direncanakan mengikuti arah kemiringan kontur pada titik
terendah dalam kawasan menuju saluran drainase induk.
 Unit Visual dan Kapasitas Visual; Daerah yang berpotensi memiliki arah view yang
bagus antara lain adalah daerah hijau hutan, dan daerah sepanjang aliran sungai.
Pemanfaatan daerah-daerah yang berpotensi ini diperuntukkan untuk perdagangan,
pariwisata, permukiman menengah ke atas.
 Area dengan Visitas Tinggi; Kawasan yang memiliki visibilitas tinggi adalah kawasan
yang memungkinkan untuk terlihat dari berbagai sudut (sebagai landmark kawasan)
dapat difungsikan untuk zona magnet pusat kota.
 Topografi; Dalam suatu perencanaan perlu diperhatikan bagaimana kondisi topografi
eksisting kawasan tersebut, juga guna lahan dan karakter wilayahnya.
 Potensi Angin; Potensi angin dalam perencanaan meliputi arah dan kekuatan angin untuk
mendapatkan udara yang sejuk dan mengurangi kelembaban.
 Binatang/Habitat; Mengidentifikasikan adanya habitat liar yang membahayakan
pengembangan kawasan.
Selain hal-hal tersebut di atas juga perlu diperhatikan kesesuaian/kelayakan kawasan itu
sendiri. Untuk itu yang perlu dipertimbangkan adalah :
 Keserasaian Penggunaan Energi
Upaya identifikasi kesesuaian fungsi kawasan/wilayah dengan potensi alam yang dapat
menghasilkan energi yang baik berupa angin, aliran air dan sebagainya.
 Kesesuaian untuk Preservasi
Identifikasi yang disesuaikan dengan konsep dasar perencanaan kawasan dan kondisi
kawasan yang memiliki potensi untuk di preservasi baik yang buatan maupun alam.
Buatan dapat berupa kawasan bersejarah, monumen, atau peninggalan kuno. Kawasan
preservasi alam dapat dipreservasi karena perlu dilindungi seperti daerah aliran sungai,
hutan, atau daerah yang dianggap berbahaya seperti daerah mudah longsor, patahan
geologis, daerah gunung berapi dan sebagainya.
 Kesesuaian untuk Rekreasi
Pemanfaatan lahan kawasan yang sesuai untuk dikembangkan sebagai area rekreasi yang
mendukung pelayanan fasilitas umum untuk penghuni sekitar maupun sebagai daya tarik
wilayah seperti daerah sepanjang sungai, hutan, taman kota dan lain-lain.
 Kesesuaian untuk Hunian
Perencanaan kawasan sebagai daerah hunian, dengan mempertimbangkan beberapa aspek
perencanaan antara lain dari segi aksesibilitas, kondisi topografi, kestrategisan lokasi,
kondisi kontur tanah, kebisingan dan potensi alam dan buatan

XI. Spesifikasi Teknis


Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang terintegrasi pada Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan :

- Memiliki SIUP
Memiliki SIUP dengan jenis usaha Jasa Konsultasi yang masih berlaku,
- Memiliki SBU
Memiliki SBU dengan Sub Klasifikasi Jasa Perencanaan danPerancangan Perkotaan
(PR101) dan atau Jasa Perencanaan danPerancangan Wilayah (PR102) dan atau
(PR104) Jasa Pengembangan Pemanfaatan Ruang(PR104),
- Mempunyai pengalaman pada kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis,
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang.
XII. Sistem Pelaporan
Selama melaksanakan pekerjaan, konsultan secara berkala wajib memberikan laporan
sebagai bahan untuk pemantauan kemajuan pekerjaan. Adapun laporan-laporan yang harus
dibuat konsultan terdiri dari :

1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan berisi rencana peiaksanaan kegiatan, baik metode maupun rencana waktu
pelaksanaan. Secara rinci pada laporan ini akan berisi mengenai; metoda pelaksanaan, rencana
kegiatan konsultan, rencana dan jadwal kegiatan. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima)
eksemplar dan disampaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan. Buku Laporan Pendahuluan ini dibuat dalam Ukuran A4 semuanya berwarna
khusus untuk pemetaan dibuat dalam ukuran A3.

2. Laporan Antara
Laporan antara pada intinya akan berisi sejauh mana kegiatan sudah dilaksanakan oleh pelaksana
sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah dibuat pada laporan pendahuluan. Secara rinci pada
laporan ini akan berisi:
 Kemajuanpelaksanaankegiatan
 Kemajuanpekerjaanpengamatan, pengolahandananalisis data
 Kendala yang ditemukan, rencanasolusisertaperkiraanpenyelesaianpekerjaan.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan disampaikan selambat-lambatnya pada bulan
ketiga setelah pekerjaan berjalan. BukuLaporan Antara ini dibuat dalam Ukuran A4 semuanya
berwarna khusus untuk pemetaan dibuat dalam ukuran A3.

3. Laporan Akhir
Laporan akhir berisi rangkuman laporan keseluruhan pelaksanaan kegiatan, beserta hasil-hasil
pekerjaannya. Pada intinya Laporan akhir ini berisi materi penyempurnaan Laporan Antara yang
dilengkapi dengan hasil-hasil pekerjaan. Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan pada bagian
ini diharapkan juga dapat disampaikan rekomendasi kegiatan selanjutnya untuk
penyempurnaannya,Laporan Akhir ini diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
berakhirnya masa kontrak.
HasilPekerjaan :
1. Laporan Pendahuluan dibuat dalam format kertas HVS ukuran A4 80 gr, dijilid dicetak
berwarna sebanyak 5 (lima) eksemplar.
2. Laporan Antara dibuat dalam format kertas ukuran A4 80 gr, dijilid, dicetak berwarna
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
3. Laporan Akhir dibuat dalam format kertas HVS ukuran A3 80 gr, dijilid, dicetak
berwarna sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4. Executive Summary, dibuat dalam bentuk format buku saku kertas HVS ukuran
A580grsebanyak 10 (sepuluh) exemplar.
5. Album peta yang merupakan kelengkapan yang tidak terpisahkan dari buku laporan akhir
yang memuat peta tematik dan peta rencana ukuran A1 sebanyak 1 exemplar dan backup
softcopy album peta skala 1 : 5.000 dan skala 1:1.000 serta peta penting lainya dalam
format GIS.
6. Hardisk Eksternal dengan kapasitas 1 terra sebanyak 1 (satu) buah yang memuat back up
data baik laporan, peta foto.
7. Softcopy Laporan dalam CD sebanyak 5 (lima) keping.
8. Softcopy Peta Foto dalam CD dalam bentuk GIS sebanyak 5 (lima) keping.

XIII. Penutup
Untuk mewujudkan hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam mekanisme pelaksanaan
pihak penyedia jasa diharuskan:
a. Mentaati semua ketentuan
b. Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi
c. Objektif dalam menilai dan mengevaluasi setiap keadaan
d. Melakukan pembahasan pada setiap tahapan kegiatan.

Bekasi,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BIDANG TATA RUANG
DINAS TATA RUANG DAN
PERMUKIMAN

ABDUL RAHMAN SH, MM


NIP. 19650415 199503 1 002

Anda mungkin juga menyukai