KAK
KAK
PEKERJAAN :
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN
DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
TAHUN 2016
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DISEPANJANG JARINGAN PIPA
GAS
I. Latar Belakang
Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak digunakan oleh
masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri, komersial maupun
rumah tangga. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal ini karena
banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas alam dibanding dengan sumber energi
lain. Energi yang dihasilkan gas alam lebih efisien dan harganya lebih murah. Tidak seperti
halnya dengan minyak bumi dan batu bara, penggunaannya jauh lebih bersih dan sangat ramah
lingkungan sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam
juga mempunyai beberapa keunggulan lain, seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif
dan tidak beracun.
PT. Perusahaan Gas Negara (PGN, Persero) cabang Jakarta telah menyediakan supply gas
yang melayani Jakarta, Bekasi, tangerang dan sekitarnya sebesar 120 MMSCFD (Millions of
Standard Cubic Feet per Day, atau setara dengan sekitar 28.000 meter kubik per hari).
Penyediaan energi gas tersebut diperkirakan akan mampu menggantikan energi BBM yang
terserap di Bekasi sebesar 40%. Di wilayah KabupatenBekasi terdapat stasiun penerima Tegal
Gede sebesar 60 MMSCFD yang berhubungan dengan pipa induk menuju Kabupaten Karawang
dan Purwakarta.
Dengan ketentuan yang tertuang dalam UU 26/2007 Pasal 4 ayat 5, Kawasan Sumur Gas di
Kecamatan Babelan dapat dinyatakan sebagai kawasan strategis pendayagunaan sumber daya
alam yang didalamnya mempunyai pengaruh besar terhadap pengembangan tata ruang di
wilayah sekitarnya dan merupakan kawasan peruntukan pertambangan dengan menjamin
kepastian hukum dalam pelaksanaan kegiatan sektor ESDM, khususnya kegiatan pertambangan.
Didalam arahan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011 – 2013 untuk rencana system
jaringan energy meliputi pipa minyak dan gas bumi, listrik dan gardu induk, jaringan transmisi
dan tenaga listrik. Pengembangan system jaringan pipa minyak dan gas bumi diarahkan di
sepanjang sempadan sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL), saluran sekunder, ladang minyak
Tambun dan saluran induk Tarum Barat dan Pondok Barat dan lainnya.
Untuk pengembangan gas kota (city gas) di Kabupaten Bekasi diarahkan dikawasan
permukiman perkotaan meliputi Kec. Cibitung, Karangbahagia, Tambun Utara, Sukatani,
Sukawangi, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Tambun Selatan dan Serang Baru. Diharapkan
dengan adanya hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk melakukan
percepatan kegiatan dalam rangka melaksanakan pembangunan jaringan gas kota.
Dalam rangka Penataan Jalur Pipa Gas agar sesuai arahan didalam RTRW Kabupaten
Bekasi tahun 2011 -2031 maka dilakukan kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di
Sepanjang Jaringsn Pipa Gas.
II. Maksud dan Tujuan Pekerjaan
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk melakukanPenyusunan Rencana Penataan Kawasan di
Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Wilayah Kabupaten Bekasi.Tujuan dari studi ini adalah
melakukan penataan di sepanjang jaringan pipa gas sebagai masukan dalam rekomendasi
pengendalian penggunaan lahan.
V. SumberPendanaandanPerkiraanBiaya
Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa
Gasini dibiayai melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran 2016,sebesar Rp. 472.348.000,- (Empat Ratus Tujuh
Puluh Dua Juta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Rupiah)pada Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Bekasi.
1. Ketua tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1) jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota/T. Planologi lulusan Universitas Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki pengalaman pada
kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis, Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.pengalaman minimal 7 tahun sebagai ketua team memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
- Bertanggung jawab sebagai team leader atas semua pekerjaan yang telah
diberikan sesuai dengan keahliannya,
- Memimpin dalam melakukan konsolidasi bersama tim,
- Melaksanakan, melakukan dan merumuskan arahan pelaksanaan pekerjaan,
- Melakukan identifikasi terhadap data yang didapat,
- Melakukan analisis dari data-data yang telah ada,
- Membantu membuat solusi dan alternatif pemecahan permasalahan,
- Membuat rekomendasi dalam pemecahan permasalahan.
2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang
Sarjana PWK/Teknik Planologi Strata Satu (S1) jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota/T. Planologi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan
Tinggi Swasta yang telah di akreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah akreditasi dan memiliki pengalaman pada
kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis, Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang minimal 5 tahun sebagai Ahli
Planologi tugasnya sebagai berikut :
3. Ahli Geodesi, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang Sarjana Teknik Geodesi
Strata Satu (S1) jurusan Teknik Geodesi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah di akreditasi atau yang telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah akreditasi dengan
pendidikan minimal S1 Teknik Geodesi, dan memiliki pengalaman pada kegiatan
Penyusunan RTR Kawasan Strategis, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),
Zoning Regulation, dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau
sejenisnyadi bidang penataan ruang minimal 5 tahun sebagai Ahli Geodesi
tugasnya sebagai berikut :
- Mengelola pekerjaan persiapan geodesi,
- Mengelola perencanaan pekerjaan survey awal,
- Mengevaluasi dan menetapkan sumber daya dan teknologi yang sesuai dengan
tingkat kesulitan,
- Mengelola rencana kerja pekerjaan geodesi,
- Mengelola pelaksanaan pekerjaan geodesi,
- Pengawasan pelaksanaan pekerjaan geodesi,
- Menyusun laporan hasil pekerjaan geodesi,
- Menyusun rencana komunikasi dengan pihak lain.
6. Ahli Geologi, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang Sarjana Teknik Geologi Strata
Satu (S1) jurusan Teknik Geologi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah di akreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah akreditasi dengan pendidikan S1 Teknik
Geologi, dan memiliki pengalaman pada kegiatan Penyusunan RTR Kawasan
Strategis, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang
minimal 5 tahun sebagai berikut :
- Mengkoordinir data-data geologi yang didapat,
- Menyusun analisa dan identifikasi,
- Membuat laporan kepada Team Leader,
- Menyusun laporan.
7. AhliSipil, Sebagai tenaga ahli diisyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata Satu
(S1) jurusan Teknik Sipil lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah di akreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah akreditasi dengan pendidikan S1 Teknik
Sipil, dan memiliki pengalaman pada kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis,
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang
minimal 5 tahun dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
2. 3 Orang Surveyor
Surveyor pendidikan min D3 semua jurusan dengan pengalaman sejenis minimal 3
tahun dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Melakukan pengecekan terhadap kawasan lokasi studi,
- Melaksanakan survey lapangan,
- Membantu tenaga ahli dalam pengumpulan data dan hasil survey,
- Membantu penyusunan laporan.
4. 1 Orang Sopir,
Sopir pendidikan minimal SLTA atau sederajat dengan pengalaman minimal 3 tahun
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
- Membantu mengantar semua tenaga ahli dalam pelaksanaan tugas,
- Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
a. Pendekatan Incremental-Strategis
Rencana Penataan dan Pengembangan Kawasan merupakan bagian dari penataan ruang
kota, yang merupakan penjabaran dari tujuan pembangunan kota dalam aspek keruangan.
Rencana rinci penataan kawasan tersebut memuat serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mencapai maksud dan tujuan pembangunan ruang kota, yaitu membentuk wujud struktural
dan pola pemanfaatan ruang kota yang efektif dan efesien. Suatu produk Rencana Penataan
dan Pengembangan kawasan yang ‘baik’ harus operasional, oleh karenanya maksud dan
tujuan perencanaan yang ditetapkan harus realistis, demikian pula dengan langkah-langkah
kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Adapun yang
dimaksud dengan pendekatan perencanaan yang realistis adalah:
Mengenali secara nyata masalah-masalah pembangunan kawasan dan Kota.
Mengenali secara nyata potensi yang dimiliki kawasan dan kota.
Mengenali secara nyata kendala yang dihadapi kota dalam proses pembangunan.
Memahami tujuan pembangunan secara jelas dan nyata.
Mengenali aktor-aktor yang berperan dalam penataan dan pengembangankawasan.
Mengenali ‘aturan main’ yang berlaku dalam proses penataan dan Pengembangan kota.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan
Pipa Gas adalah Pendekatan Incremental yang lebih bersifat strategis, dimana sebagian besar
kondisi-kondisi awal (pra-kondisi) dari suatu persoalan pembangunan tidak diperhatikan atau
diluar kontrol. Adapun karakteristik pendekatan ini antara lain:
Berorientasi pada persoalan-persoalan nyata.
Bersifat jangka pendek dan menengah
Terkonsentrasi pada beberapa hal, tetapi bersifat strategis
Mempertimbangkan eksternalitas
Langkah-langkah penyelesaian tidak bersifat final
Metoda SWOT merupakan contoh penjabaran dari pendekatan yang bersifat incremental-
strategis.
b. Pendekatan Strategis-Proaktif
Pendekatan strategis-proaktif merupakan bentuk kebalikan dari pendekatan incremental-
strategis. Adapun yang dimaksud rencana strategis – proaktif adalah :
Rencana yang kurang menekankan pada penentuan maksud dan tujuan pembangunan,
tetapi cenderung menekankan pada proses pengenalan dan penyelesaian masalah, yang
kemudian dijabarkan pada program-program pembangunan dan alokasi pembiayaan
pembangunan.
Rencana yang melihat lingkup permasalahan secara internal maupun eksternal, dengan
menyadari bahwa pengaruh faktor-faktor eksternal sangat kuat dalam membentuk pola
tata ruang kawasan yang terjadi.
Rencana yang menyadari bahwa perkiraan-perkiraan kondisi di masa yang akan datang
tidak bisa lagi hanya didasarkan pada perhitungan-perhitungan proyeksi tertentu, akan
tetapi sangat dimaklumi bahwa terdapat kemungkinan-kemungkinan munculnya
kecenderungan-kecenderungan baru, faktor-faktor ketidakpastian, serta ‘kejutan-kejutan’
lain yang terjadi diluar perkiraan semula.
Rencana yang lebih bersifat jangka pendek dan menengah, dengan memberikan satu
acuan arah-arah pembangunan kawasan.
Rencana yang berorientasi pada pelaksanaan (action)
- Memiliki SIUP
Memiliki SIUP dengan jenis usaha Jasa Konsultasi yang masih berlaku,
- Memiliki SBU
Memiliki SBU dengan Sub Klasifikasi Jasa Perencanaan danPerancangan Perkotaan
(PR101) dan atau Jasa Perencanaan danPerancangan Wilayah (PR102) dan atau
(PR104) Jasa Pengembangan Pemanfaatan Ruang(PR104),
- Mempunyai pengalaman pada kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis,
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Zoning Regulation, dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau sejenisnyadi bidang penataan ruang.
XII. Sistem Pelaporan
Selama melaksanakan pekerjaan, konsultan secara berkala wajib memberikan laporan
sebagai bahan untuk pemantauan kemajuan pekerjaan. Adapun laporan-laporan yang harus
dibuat konsultan terdiri dari :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan berisi rencana peiaksanaan kegiatan, baik metode maupun rencana waktu
pelaksanaan. Secara rinci pada laporan ini akan berisi mengenai; metoda pelaksanaan, rencana
kegiatan konsultan, rencana dan jadwal kegiatan. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima)
eksemplar dan disampaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan. Buku Laporan Pendahuluan ini dibuat dalam Ukuran A4 semuanya berwarna
khusus untuk pemetaan dibuat dalam ukuran A3.
2. Laporan Antara
Laporan antara pada intinya akan berisi sejauh mana kegiatan sudah dilaksanakan oleh pelaksana
sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah dibuat pada laporan pendahuluan. Secara rinci pada
laporan ini akan berisi:
Kemajuanpelaksanaankegiatan
Kemajuanpekerjaanpengamatan, pengolahandananalisis data
Kendala yang ditemukan, rencanasolusisertaperkiraanpenyelesaianpekerjaan.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan disampaikan selambat-lambatnya pada bulan
ketiga setelah pekerjaan berjalan. BukuLaporan Antara ini dibuat dalam Ukuran A4 semuanya
berwarna khusus untuk pemetaan dibuat dalam ukuran A3.
3. Laporan Akhir
Laporan akhir berisi rangkuman laporan keseluruhan pelaksanaan kegiatan, beserta hasil-hasil
pekerjaannya. Pada intinya Laporan akhir ini berisi materi penyempurnaan Laporan Antara yang
dilengkapi dengan hasil-hasil pekerjaan. Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan pada bagian
ini diharapkan juga dapat disampaikan rekomendasi kegiatan selanjutnya untuk
penyempurnaannya,Laporan Akhir ini diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
berakhirnya masa kontrak.
HasilPekerjaan :
1. Laporan Pendahuluan dibuat dalam format kertas HVS ukuran A4 80 gr, dijilid dicetak
berwarna sebanyak 5 (lima) eksemplar.
2. Laporan Antara dibuat dalam format kertas ukuran A4 80 gr, dijilid, dicetak berwarna
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
3. Laporan Akhir dibuat dalam format kertas HVS ukuran A3 80 gr, dijilid, dicetak
berwarna sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4. Executive Summary, dibuat dalam bentuk format buku saku kertas HVS ukuran
A580grsebanyak 10 (sepuluh) exemplar.
5. Album peta yang merupakan kelengkapan yang tidak terpisahkan dari buku laporan akhir
yang memuat peta tematik dan peta rencana ukuran A1 sebanyak 1 exemplar dan backup
softcopy album peta skala 1 : 5.000 dan skala 1:1.000 serta peta penting lainya dalam
format GIS.
6. Hardisk Eksternal dengan kapasitas 1 terra sebanyak 1 (satu) buah yang memuat back up
data baik laporan, peta foto.
7. Softcopy Laporan dalam CD sebanyak 5 (lima) keping.
8. Softcopy Peta Foto dalam CD dalam bentuk GIS sebanyak 5 (lima) keping.
XIII. Penutup
Untuk mewujudkan hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam mekanisme pelaksanaan
pihak penyedia jasa diharuskan:
a. Mentaati semua ketentuan
b. Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi
c. Objektif dalam menilai dan mengevaluasi setiap keadaan
d. Melakukan pembahasan pada setiap tahapan kegiatan.
Bekasi,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BIDANG TATA RUANG
DINAS TATA RUANG DAN
PERMUKIMAN