Anda di halaman 1dari 42

DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ....................... 6
A. Kajian Pustaka ...................................................................................................... 6
1. Teori sinyal (Signalling theory) ........................................................................ 6
2. Harga Saham ..................................................................................................... 9
4. Earning Per Share (EPS) ................................................................................ 11
5. Devidend Per Share (DPS) .............................................................................. 12
6. ............................................................................................................................... 14
B. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 14
C. Hipotesis ........................................................................................................... 20
BAB III............................................................................................................................. 22
OBJEK DAN METODE PENELITIAN ....................................................................... 22
A. Objek Penelitian .............................................................................................. 22
B. Metode Penelitian............................................................................................ 22
1. Desain Penelitian ................................................................................................. 22
2. Operasional Variabel .......................................................................................... 23
3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 27
4. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 29
C. Metode Analisis Data ...................................................................................... 30
1. Pengujian Data Linearitas.................................................................................. 30

i
2. Pengujian Normalitas ......................................................................................... 32
3. Pengujian Multikolinearitas............................................................................... 32
4. Pengujian Autokorelasi ...................................................................................... 33
5. Pengujian Heteroskedastisitas ........................................................................... 33
6. Pengujian Hipotesis ............................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 38

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 19


DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 15

Tabel 3. 1 Operasional Variabel............................................................................ 25


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Beragam cara alternatif kegiatan untuk menjalankan investasi di

Indonesia mempunyai banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai

kelebihan dana dalam menyalurkan dananya. Salah satu tempat investasi yang

dapat digunakan oleh investor untuk melakukan investasinya selain di bank

atau investasi yang berupa seperti emas ataupun tanah yaitu investasi di pasar

modal. Bagi investor, pasar modal merupakan tempat untuk menyalurkan

dananya dalam bentuk berupa saham. Investasi saham mempunyai daya pikat

bagi investor karena dengan investasi berupa saham investor mempunyai

tujuan untuk memperoleh keuntungan berupa capital gain ataupun dividen

saham yang tinggi. Pasar modal dapat digunakan oleh investor untuk

memperoleh tingkat penghasilan yang tinggi dan juga memiliki risiko yang

tinggi terhadap investasi tersebut. Sedangkan bagi perusahaan yang go public,

pasar modal adalah tempat untuk memperoleh tambahan dana untuk kegiatan

operasional perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan dapat bertahan

dan agar dapat mampu bersaing dengan perusahaan lain.

Investor mempunyai berbagai pertimbangan untuk memutuskan sebuah

investasi saham di pasar modal. Fluktuasi harga saham yang tidak menentu dan

mengandung risiko menyebabkan ketidakpastian investor dalam menentukan

keputusan investasinya. Faktor lain yang turut mempengaruhi harga saham

adalah faktor makro ekonomi suatu negara seperti pertumbuhan ekonomi,

1
2

inflasi, faktor stabilitas politik dan faktor keamanan (Priatinah dan Kusuma ,

2012). Suatu negara yang tidak bisa menjamin keamanan bagi investor untuk

menanamkan modalnya di suatu negara maka dapat menurunkan tingkat

kepercayaan investor dalam berinvestasi sehingga dapat mempengaruhi kinerja

pasar modal terutama akan berpengaruh pada harga saham.

Tinggi rendahnya minat seorang investor dalam melakukan investasi

saham di pengaruhi oleh kualitas dari nilai saham di pasar modal. Kinerja

perusahaan memiliki pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan harga suatu

saham. Laba operasional menjadi tolak ukur kinerja perusahaan. Kemampuan

menghasilkan laba oleh perusahaan menggambarkan kinerja perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajibannya (Widyatmini dan Damanik, 2007 dalam

Putu dan I Ketut, 2015).

Sejak awal tahun 2018 hingga kemarin atau year-to-date (ytd), indeks

properti di Bursa Efek Indonesia sudah menyusut 8,37%. Koreksi ini lebih

buruk dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyusut

6,43%. Berdasarkan informasi yang dikutip dari www.kontan.co.id, pada bulan

Mei 2018, sebagian besar saham properti yang memilki kapitalisasi besar

memang masih rendah. Data penurunan harga saham tersebut bisa dilihat dari

tabel berikut:
3

Nama Clossing price


NO Penurunan (%)
Perusahaan 2017 2018

1 SMRA

2 CTRA

3 MKPI

4 BSDE

Sumber : kontan.co.id

Berdasarkan informasi tersebut dikatakan bahwa beberapa saham

properti cenderung akan turun diakibatkan beberapa faktor, seperti adanya

sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), pertumbuhan

ekonomi yang rendah di level 5,1% maka akan menjadi sulit bagi saham

properti untuk pulih.

Berdasarkan latar belakang fenomena di Indonesia sekarang ini,

peneliti tertarik mengkaji untuk mengetahui Pengaruh Return On Asset (ROA),

Earning Per Share (EPS), Dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga

Saham Perusahaan Properti. Penelitian ini menggunakan harga saham

perusahaan properti yang terdaftar di BEI pada saat penutupan harga pasar

(Closing Price) per 31 Desember tahun 2013 hingga tahun 2017 yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017 untuk dijadikan sebuah

penelitian ilmiah ke dalam sebuah judul skripsi “PENGARUH RETURN ON

ASSET (ROA), EARNING PER SHARE (EPS), DAN DIVIDEN PER

SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN


4

PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PERIODE 2013-2017”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan dan batasan masalah yang sudah dibahas

diatas, maka permasalahan penelitian tentang Harga Saham ini dapat

dirumuskan sebagi berukut:

1. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham?

2. Bagaimana pengaruh Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham?

3. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham?

4. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA), Dividen Per Share (DPS)

dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki

tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga

Saham.

2. Untuk mengetahui pengaruh Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga

Saham.

3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga

Saham.
5

4. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), Dividen Per Share

(DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Akademis

Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian

dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Akuntansi, dan

berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan

kajian dalam pengembangan teori mengenai factor-faktor yang

mempengaruhi harga saham serta menjadi dasar untuk penelitian

selanjutnya yang lebih baik lagi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memperkaya khazanah keilmuan ekonomi.

2. Secara Praktis

Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa

seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat

memperluas wawasan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham yang diperoleh selama mengikuti kegiatan

perkuliahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dengan hasil penelitian, penulis berharap manfaat hasil

penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk meningkatkan kinerja

perusahaan dan dapat menjadi masukan bagi investor dalam melakukan

aktivitas investasi untuk menentukan penanaman modal yang tepat.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Teori sinyal (Signalling theory)

Teori pensignalan (signalling theory) adalah teori yang

menjelaskan pentingnya pengukuran kinerja. Menurut pendapat Wolk et

al. (2000) yang kutip oleh Carlo (2014) bahwa signaling theory

menjelaskan alasan dari suatu perusahaan memberikan informasi

mengenai keuangan kepada investor yang disebabkan adanya asimetri

informasi, dimana perusahan lebih tahu banyak mengenai kondisi

perusahaan dibandingkan investor. Begitupun pendapat yang

dikemukakan oleh Sari dan Zuhrohtun (2006) bahwa teori signal

(signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak

eksternal. Dorongan tersebut timbul karena adanya informasi asimetris

antara perusahaan (manajemen) dengan pihak luar, dimana manajemen

mengetahui informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan

lebih cepat dibandingkan pihak luar seperti investor dan kreditor.

a. Kualitas Informasi dalam Teori Sinyal

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku

bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan,

catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun

6
7

keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu

perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Menurut Connelly

(2011) yang di kutip oleh Carlo (2014) Informasi laporan keuangan

yang handal dan terpercaya menjadi suatu cara untuk mereduksi

adanya asimetri informasi. Informasi yang lengkap, relevan, akurat

dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal

sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Bila hasil

analisis laporan keuangan menunjukkan kinerja perusahaan yang

baik, maka investor akan tertarik untuk membeli saham perusahan

yang bersangkutan dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan

di pasar modal (Meythi, En, & Rusli, 2011).

b. Efek Sinyal

Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar

sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu

menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai

sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news) (Hermanto,

2018). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi

investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

Menurut Menurut Sharpe (1997: 211) dan Ivana (2005:16).

yang di kutip oleh Hermanto (2018) pengumuman informasi

akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek

yang baik di masa mendatang (good news). Sehingga investor tertarik

untuk melakukan perdagangan saham. Dengan demikian pasar akan


8

bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume

perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi

informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial

politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat

dalam efisiensi pasar.

Penggunaan teori signalling, informasi berupa rasio

profitabilitas menyediakan evaluasi menyeluruh atas kinerja

perusahaan dan manajemennya (Meythi, En, & Rusli, 2011).

Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan baik,

sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai

perusahaan akan meningkat. Pengumuman peningkatan EPS dan atau

DPS merupakan sinyal yang positif bagi investor karena menunjukkan

kondisi likuiditas perusahaan yang baik dan perusahaan mampu

memenuhi kebutuhan investor berupa dividen (Yanti & Suryanawa,

2013). Namun, apabila perusahaan mengumumkan tingkat DPS dan

atau EPS yang menurun, maka informasi ini diterima sebagai sinyal

negatif yang menunjukkan penurunan kinerja perusahaan.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sinyal

positif maupun negatif yang diterima oleh investor akan mepengaruhi

tingkat penawaran dan permintaan saham. Sinyal positif yang diterima

oleh investor menyebabkan permintaan atas saham tersebut menjadi

tinggi sehingga harga saham meningkat, namun jika investor

menerima sinyal negatif atas suatu informasi yang diumumkan oleh


9

emiten maka permintaan saham akan menurun sehingga harga saham

juga menurun.

2. Harga Saham

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan

perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan

memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang

cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan

citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi

manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

Menurut Yuliani dan Supriadi (2014) harga saham adalah harga

yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku

pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang

bersangkutan di pasar modal. Berubahnya kekuatan permintaan dan

penawaran disebabkan oleh suatu saham mengalami kelebihan

permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila

kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Tingginya

harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli

harga saham tersebut. Hukum permintaan dan penawaran kembali berlaku

dan sebagai konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut akan

menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru (Sondakh,

Tommy, & Mangantar, 2015) . Sedangkan menurut Polii dkk. (2014)

faktor penyebab harga saham adalah persepsi yang berbeda dari masing-

masing investor sesuai dengan informasi yang didapat.


10

3. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur Kinerja

perusahaan, Khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan (Darmadji

& Fakhruddin, 2011, hal. 158). Return On Asset (ROA) Mengukur

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas aset yang dimiliki

perusahaan.

Laba bersih sebelum pajak


ROA = × 100%
Total Aktiva

Setiap perusahaan berusaha agar nilai dari ROA mereka tinggi.

Semakin besar nilai dari ROA itu berarti bahwa semakin baik perusahaan

menggunakan assetnya untuk mendapat laba, dengan meningkatnya nilai

ROA profitabilitas dari perusahaan semakin meningkat (Gunadi &

Kesuma, 2015). Hal ini membuat investor menjadi tertarik untuk membeli

saham perusahaan serta berdampak pada harga saham yang semakin

meningkat dan diikuti dengan tingkat pengembalian return saham yang

tinggi.

Menurut Kasmir (2012: 197) yang dikutip oleh Watung dkk (2016)

Return On Asset (ROA) yang sering disebut juga return on investment

adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang

tersedia di dalam perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan rasio

pengembalian atau imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi apakah

manajemen telah mendapat imbalan yang memadai dari asset yang

dikuasainya. Dalam perhitungan rasio ini, hasil biasanya didefinisakan


11

sebagai sebagai laba bersih. Rasio ini merupakan ukuran yang bermanfaat

jika seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah

memakai dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif sumber dana

tersebut. Return On Asset (ROA) kerap kali dipakai oleh manajemen

puncak untuk mengevaluasi unit-unit bisnis di dalam suatu perusahaan

multidivisional.

4. Earning Per Share (EPS)

Laba perSaham – LPS (earning per share – EPS) merupakan rasio

yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan

profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Makin

tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena

makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan

kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang

saham. (Darmadji & Fakhruddin, 2011, hal. 154)

EPS dihitung dengan rumus berikut:

Laba Bersih
EPS =
Jumlah Saham Beredar
Jika pada perusahaan tersebut terdapat saham preferen, maka

rumusnya sedikit berbeda, yaitu

Laba Bersih − Dividen Saham Preferen


EPS =
Jumlah Saham Biasa Beredar

EPS adalah pembagian dari jumlah laba setelah pajak dengan

jumlah saham yang beredar. EPS merupakan rasio keuangan yang dipakai
12

para investor yang berfungsi menganalisis kemampuan dari perusahaan

untuk mendapatkan laba dari saham yang dipilih (Janitra & Kesuma,

2015). EPS meningkat menandakan bahwa perusahaan berhasil

meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini mendorong investor

untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan. Peningkatan jumlah

permintaan terhadap saham perusahaan mendorong harga saham naik,

sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham juga ikut menurun

(Yuliani & Supriadi, 2014).

Yuliani dan Supriadi (2014) menyatakan bahwa Seorang investor

yang akan menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan tertentu

hendaknya melakukan analisis kinerja dari perusahaan yang bersangkutan.

Kinerja keuangan perusahaan perlu untuk dianalisis terlebih dahulu agar

investor tidak salah dalam memilih saham dan terjebak dengan saham

yang kondisi keuangannya buruk. Informasi yang merupakan sinyal

penting untuk menilai prospek perusahaan yaitu laba dan dividen.

5. Devidend Per Share (DPS)

Menurut Darmaji (2011: 127) yang di kutip oleh Yanti dan

Suryanawa (2013) menyatakan bahwa dividen adalah pembagian sisa laba

bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham atas

persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Besarnya jumlah

dividen yang diperoleh oleh investor untuk per lembar saham yang

dimiliki dapat dilihat dalam rasio Dividend Per Share (DPS). Adapun

rumusnya sebagai berikut:


13

Deviden Tunai
EPS =
Jumlah Saham Beredar

Perusahaan dengan dividen yang lebih besar dan lebih stabil dari

perusahaan sejenis tentunya akan lebih diminati oleh para investor,

sehingga permintaan saham perusahaan akan meningkat, dengan

sendirinya akan menaikan harga saham. DPS yang tinggi diyakini akan

dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Yuliani & Supriadi, 2014).

Keputusan membagikan atau tidak membagikan dividen disebut

dengan kebijakan dividen. Kebijakan deviden adalah kebijakan yang

dikaitkan dengan penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan

akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai deviden atau

akan ditahan dalam bentuk laba ditahan (Sukirni, 2012). Terdapat 3

(tiga) konsep tentang kebijakan dividen menurut Weston dan Brigham

(1989) yang dikutip oleh Yanti dan Suryanawa (2013) yaitu :

a. Irrelevance theory

Teori ini dikembanngkan oleh Miller dan Modigliani (1961)

yang berpendapat bahwa harga saham tidak mampu dipengaruhi oleh

kebijakan dividen sehingga kebijakan dividen tidak relevan.

b. Bird-in-the-hand theory

Bird-in-the-hand theory dikemukakan oleh Gordon (dalam

Weston dan Brigham, 1989) bahwa pendapatan dividen (a bird in the

hand) mempunyai nilai yang lebih tinggi bagi investor daripada


14

pendapatan modal (a bird in the bush) karena dividen lebih pasti dari

pendapatan modal.

c. Tax preference theory

Teori ini berpendapat bahwa investor tidak terarik pada dividen

karena pengenaan pajak atas dividen lebih tinggi dibandingkan dengan

pengenaan pajak atas capital gain.

B. Kerangka Pemikiran

Penelitian mengenai Return On Asset (ROA), Earning Per Share

(EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Harga Saham yang telah banyak

dilakukani oleh peneliti sebelumnya. Dalam melakuan penelitian ini,

peneliti memerlukan teori yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu

sebagai acuan penulis sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam penelitian terdahulu. Dari penelitian terdahulu, penulis

tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul peneilian

penulis. Namun penulis mengangkat beberapa variabel penelitian untuk

memperkaya kajian dalam penelitian penulis. Berikut ini adalah tabel yang

menunjukan hasil-hasil dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan

agresivitas pajak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.


15

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

METODE HASIL
NO PENELIITI JUDUL PERMASALAHAN
PENELITIAN PENELITIAN
1 Sondakh, “Current Investor yang masih Deskriptif, Menunjukan
Tommy, dan Ratio, Debt To sulit untuk mentukan Kuantitatif bahwa current
Mangantar Equity Ratio, investasinya ratio
(2015) Return On berpengaruh
Asset, Return signifikan
On Equity terhadap harga
Pengaruhnya saham. Hal ini
Terhadap menunjukan
Harga Saham kenaikan
Pada Indeks current ratio
Lq 45 Di Bei berpengaruh
Periode 2010- signifikan
2014” terhadap
meningkatnya
harga saham
perusahaan.
2 Gunadi dan Pengaruh Kesulitan investor Deskriptif, Menunjukan
Kesuma ROA, DER, dalam melakukan kuantitatif Hasil yang
(2015) EPS Terhadap berbagai cara agar membuktikan
Return Saham bisa mendapatkan variabel ROA
Perusahaan return yang sesuai dan EPS secara
Food and diinginkan signifikan
Beverage BEI berpengaruh
positif
terhadap
Return Saham
sedangkan
DER tidak
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
Return Saham
3 Janitra dan Pengaruh EPS, Kesulitan dalam Deskriptif, Menunjukan
Kesuma ROI, dan EVA pengambilan kuntitatif bahwa variabel
(2015) Terhadap keputusan yang EPS dan ROI
Return Saham dilakukan oleh pihak secara
Perusahaan investor signifikan
Otomotif Di berpengaruh
BEI positif
terhadap
16

Return Saham
sedangkan
EVA tidak
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
Return Saham
4 Yanti dan Pengaruh Perlunya infomasi Deskriptif, Menunjukan
Suryanawa Earning Per kondisi perusahaan Kuantitatif bahwa EPS
(2013) Share Investor sebelum memiliki
Terhadap berinvestasi pengaruh yang
Harga Saham signifikan
Dengan terhadap harga
Dividend Per saham.
Share Sebagai Demikian juga
Variabel variabel DPS
Moderasi memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap harga
saham. Namun
hasil analisis
menunjukkan
DPS tidak
dapat
memoderasi
hubungan
antara EPS
terhadap harga
saham
5 Hermanto “Analisis Kurangnya Deskriptif, Hasil
(2018) Pembagian pahamnya investor Kuantitatif penelitian
Deviden Pada mengenai analisis menunjukan
Perusahaan rasio keuangan yang bahwa secara
Yang Tercatat menjadikan dasar simultan ROE,
Di Bei” keputusan untuk PER, dan
membeli sebuah WCTT
portofolio yang mempengaruhi
secara konstan DPR. Secara
membagi dividen. parsial PER
mempengaruhi
ROE secara
positif,
sedangkan
WCTT dan
17

ROE tidak
berpengaruh
terhadap DPR

Dari tabel 2.1 yang ada di atas dapat dilihat penjelasan sebagai berikut:

Pada penelitian yang Dewi Kartika Sari dan Dwi Martani lakukan

dengan judul “Karakteristik Perusahaan, corporate Governance dan

Tindaka Pajak Agresif”, Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 sampai dengan

tahun 2008. Kemudian peneliti merujuk pada penelitian dari Chen et,al

(2010) tentang pengaruh dari kepemilikan keluarga. Yang kemuadian

menjadi acuan penulis untuk mengembangkan variabel kepemilikan

keluarga sebagai variabel independen (X1) dalam penelitian penulis. Hasil

dari penelitian menunjukan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh

terhadap tindakan pajak agresif perusahaan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuralifmida Ayu Annisa dan

Lulus Kuniasih (2012) dengan judul “Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Tax Avoidance” pada 200 perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2008. Annisa dan Kurniasih (2012)

mengidentifikasikan adanya praktek manajemen laba pada perencanaan

pajak melalui tindakan agresivitas pajak. Annisa dan Kurniasih (2012)

melakukan pengukuran stuktur corporate governance dengan kepemilikan

institusional, dewan komisaris, kualitas audit dan komite audit sebagai

variabel independen dan book tax gap sebagai pengukuran dari pajak

agresif. Kemudian penulis bermaksud memodifikasi pengukuran pajak


18

agresif dengan pengukuran Effective Tax Rates (ETR) sebagai dasar

pengukur tingkat agresivitas pajaknya, dan variabel komisaris independen

sebagai variabel independen (X2) oleh penulis dalam penelitian ini . Hasil

penelitian dari Annisa dan Kurniasih (2012) menunjukan bahwa dewan

komisaris independen (INDPit) terhadap book tax gap (BTGit) secara

statistik terbukti tidak terdapat pengaruh signifikan komposisi dewan

komisaris independen terhadap tax avoidance perusahaan yang terdaftar di

BEI tahun 2008.

Pada penelitian yang telah Pratana P. Midiastuty, Eddy Suranta dan

Putri Maretha Ramadhan (2017) lakukan dengan judul “Pengaruh

Kepemilikan Terkonsentrasi dan Corporate Governance Terhadap

Agresivitas Pajak” Sampel penelitian ini menggunakan 107 perusahaan non

keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014-2015,

mengidentifikasi adanya pengaruh kepemilkan terkonsentrasi dan corporate

governance salah satunya komite audit terhadap tindakan pajak agresif.

Kemudian Midiastuty, dkk (2017) merujuk pada teori Sari dan Martani

(2010) yang kemudian menjadi acuan dalam penelitian penulis untuk

mengambil variabel komite audit sebagai variabel yang mempengaruhi dan

menjadi variabel independen (X3). Hasil dari penelitian Midiastuty, dkk

(2017) menunjukan bahwa dewan direksi dan ukuran tidak berpengaruh

terhadap agresivitas perpajakan. Konsentrasi kepemilikan berpengaruh

terhadap agresivitas perpajakan dengan ETR sebagai proxie. Ukuran komite


19

audit berpengaruh terhadap agresivitas perpajakan dengan CETR sebagai

proxie.

Penulis menggunakaan variabel agresivitas pajak sebagai variabel

dependen (Y) yang diukur dengan dengan pengukuran Effective Tax Rates

(ETR) sebagai dasar pengukur tingkat agresivitas pajak. Dalam penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya memberikan perbandingan dan hubungan

antar variabel yang memberikan acuan bagi penelitian yang sedang penulis

lakukan kemudian teori yang sudah dipaparkan oleh para ahli diatas

sebelumnya maka penulis menyimpulkan dalam bentuk kerangka pemikiran

sebagai berikut :

Agency Theory :
Kepemilkan Kleuarga:
 Budi Santoso (2015:5-  Chen et,al (2010)
6)  Diyanti dkk (2015)
 Hidayanti (2013 )  Sari (2017) merujuk
merujuk pada Jensen
pada Anderson,
dan Meckling (1976)
Mansi, dan Reeb,
(2003)
LANDASAN TEORI

Agresivitas Pajak : Komisaris Independen:


 UU No 36 Tahun  Undang-undang No
R 2008 Tentang Pajak 40 Tahun 2007
e Penghasilan. Tentang Perseroan
Peneliti Sebelumnya:  Frank et al. (2009) Terbatas
 (Astuti & Aryani,  Peraturan Otoritas
 Dewi Kartika Sari dan
2016) Jasa Keuangan
Dwi Martani (2010).
T  Pratana P. Midiastuty, Nomor
h Eddy Suranta dan 33/POJK.04/2014
 Rianti (2015)
e Putri Maretha Fenomena Teoritis  Diantari dan Ulupui
o Ramadhan (2017)
20

Komite Audit:
 Keputusan BEI
No:Kep-305/BEJ/07-
2004
 Annisa dan Kurniasih
(2015)

C. Hipotesis

Pada penelitian ini penulis mengajukan beberapa hipotesis.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

H2 : Komisaris independen berpengaruh terhadap agresivitas pajak.


21

H3 : Komite audit berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

H4 : kepemilikan keluarga, komisaris independen, dan komite audit

berpengaruh terhadap agresivitas pajak.


BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang terdiri

dari agresivitas pajak sebagai variabel terikat (dependent variable),

kepemilikan keluarga, komisaris independen dan komite audit sebagai

variabel bebas (independent variabel) dan variabel kontrol yaitu variabel

Return on Asset (ROA), Leverage (LEV), dan ukuran perusahaan (SIZE)..

B. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

(Sugiyono, 2013: 3) menyatakan bahwa metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu. Kemudian untuk menjawab rumusan masalah dan

hipotesis, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme. Digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013: 11). Maka dalam penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dan deskriptif untuk melihat pengaruh

antara kepemilikan keluarga, komisaris independen dan komite audit

terhadap agresivitas pajak.

22
23

2. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai jenis tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah:

a. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah agresivitas

pajak (Y) yang merupakan tindakan menurunkan pendapatan kena

pajak perusahaan melalui perencanaan pajak, baik memakai cara

yang legal (tax avoidance) maupun illegal (tax evasion). Dalam

penelitian ini, agresivitas pajak diukur dengan proksi pengukuran

yaitu Effective Tax Rates (ETR). Nilai ETR dihitung dari beban

pajak penghasilan dibagi laba perusahaan sebelum pajak dari

laporan laba rugi perusahaan tahun berjalan.

b. Variabel Independen

Kepemilikan keluarga (X1) sebagai variabel independen/bebas

merupakan status kepemilikan bisnis keluarga jika orang-orang

yang terlibat dalam bisnis sebagian besar masih terikat dalam garis

keluarga (Hidayanti, 2013).

Komisaris independen (X2) sebagai variabel independen/bebas

merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan


24

direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham

pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lain.

Komite audit (X3) sebagai variabel independen/bebas

merupakan komite tambahan yang bertujuan melakukan kontrol dan

pengawasan terhadap penyusunan laporan keuangan perusahaan

untuk menghindari kecurangan pihak manajemen.

c. Variabel Kontrol

Dalam penelitian ini, untuk mengontrol kemungkinan adanya

pengaruh dari profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan, maka

variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

Return on Asset (ROA), Leverage (LEV), dan ukuran perusahaan

(SIZE).

1. Profitabilitas, Irham Fahmi (2015) Rasio Profitabilitas sebagai

pengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang

ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun

investasi. Pengukuran kinerja dengan Return on Asset (ROA)

menunjukan kemampuan menghasilkan laba dari aktiva yang

dimiliki. ROA diukur dengan membagi operating income

dengan total assets.

2. Leverage, merupakan tingkat hutang yang digunakan oleh

perusahaan. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan


25

dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan

perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity) (Sofyan,

2013:306). Leverage dalam penelitian ini diukur dengan

membagi long-term debt dengan total asset.

3. Ukuran perusahaan, merupakan ukuran atau besarnya asset yang

dimiliki perusahaan, ditunjukkan oleh logaritma natural (Ln)

dari total asset. Aset dinilai memiliki tingkat kestabilan yang

cukup berkesinambungan (Maria dan Kurniasih, 2013) (dalam

Darmawan dan Sukartha, 2014). Penggunaan natural log (Ln)

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi

data yang berlebihan tanpa mengubah proporsi dari nilai asal

yang sebenarnya (Waluyo dkk, 2015) (dalam Sari dkk, 2017).

Sesuai dari variabel yang sudah ditetapkan sebelumnya maka

penulis membuat tabel operasional variabel sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Operasional Variabel

Dimensi/
Variabel Independen konsep Indikator Skala* Sumber
Variabel
Kepemilikan keluarga Kepemilikan kepemilikann Ordinal Dokumentasi
(X1) keluarga ya tercatat
 Chen et,al (2010) (kepemilikan
 Diyanti dkk (2015) > 5% wajib
 Sari (2017) merujuk dicatat)
pada Anderson,
26

Mansi, dan Reeb, Kepemilikan kepemilikann Ordinal Dokumentasi


(2003) non keluarga ya tercatat
(kepemilikan
< 5%)

Komisaris Independen Jumlah Persentase Rasio Dokumentasi


(X2) anggota jumlah
 Undang-undang No dewan anggota
40 Tahun 2007 komisaris komisaris
Tentang Perseroan yang tidak independen
Terbatas terafiliasi dari seluruh
 Peraturan Otoritas terhadap anggota
Jasa Keuangan keseluruhan dewan
Nomor jumlah komisaris
33/POJK.04/2014 dewan
 Rianti (2015) komisaris
 Diantari dan Ulupui

(2016)

Komite Audit (X3) Jumlah jumlah total Rasio Dokumentasi


: anggota anggota
 Keputusan BEI komite komite audit
No:Kep- tambahan yang ada
305/BEJ/07-2004 yang dalam suatu
 Annisa dan bertujuan perusahaan
Kurniasih (2015) melakukan
kontrol dan
pengawasan
terhadap
penyusunan
laporan
keuangan
perusahaan

Dimensi/
Variabel Kontrol konsep Indikator Skala* Sumber
Variabel
Return on Assets Return on Diukur Rasio Dokumentasi
(ROA) : Assets untuk dengan
perusahaan i, membagi
 Irham Fahmi (2015) tahun t operating
 Sari dan Martani income
(2010) dengan total
asset
27

Leverage: Tingkat Diukur Rasio Dokumentasi


hutang yang dengan
 Sari dan Martani digunakan membagi
(2010) oleh long-term
perusahaan i, debt dengan
tahun t total asset

SIZE: Ukuran nilai natural Rasio Dokumentasi


perusahaan logaritma
 Sari dkk, (2017) yang total asset
merujuk pada besarnya di perusahaan
Waluyo dkk, (2015) hitung dari
besarnya
logaritma
total aset
yang dimiliki
perusahaan
Dimensi/
Variabel Dependen konsep Indikator Skala* Sumber
Variabel
Agresivitas Pajak (Y) : tindakan Efektif Tax Rasio Dokumentasi
menurunkan Rate (ETR)
 UU No 36 Tahun pendapatan
2008 Tentang Pajak kena pajak
Penghasilan. perusahaan
 Frank et al. (2009) melalui
 (Astuti & Aryani, perencanaan
2016) pajak, baik
memakai
cara yang
legal (tax
avoidance)
maupun
illegal (tax
evasion)

3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu


28

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, (Sugiyono, 2013: 119). Populasi yang digunakan

pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh

populasi tersebut, (Sugiyono, 2013: 120). Maka penulis menetapkan

teknik pengambilan sampel dengan teknik nonprobability sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan metode penentuan sampel

ini dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang memiliki

kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel

yang telah ditentukan. Kriteria tersebut adalah:

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2012 sampai dengan 2016

2. Perusahaan Manufaktur yang mempublikasikan laporan

tahunan secara konsisten dengan data keuangan yang lengkap

dari tahun 2012 sampai dengan 2016

3. Perusahaan Manufaktur yang menggunakan mata uang Rupiah

(Rp), agar kriteria pengukuran nilai mata uangnya sama, atau


29

jika dicantumkan dalam mata uang lain maka terdapat

penjelasan nilai mata rupiah terhadap mata uang tersebut.

Berdasarkan saran Roscoe dalam Sugiyono (2011:133) tentang

ukuran sampel untuk penelitian yang dibagi dalam kategori, dalam

hal ini perusahaan manufaktur, maka dapat disimpulkan untuk

pengambilan sampel penelitian ini adalah minimal 30 sampel.

4. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat mengunakan sumber primer dan sumber

sekunder . Sumber primer adalah sumber data yang langsung didapatkan

dari sumber utama, sedangkan sumber sekunder adalah data yang

didapatkan dari sumber kedua (Sugiyono, 2011: 187). Metode

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

pengumpulan data dokumenter. Dokumen adalah catatan peristiwa masa

lalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011:326).

Pengumpulan data dimulai dengan tahapan pendahuluan. Yaitu

dengan melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku

dan bacaan lain yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahap ini juga

dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan. Tahap selanjutnya yaitu

penelitian pokok yang digunakan untuk pengumpulan keseluruhan data


30

yang diperlukan untuk menjawab persoalan penelitian dan memperkaya

literature untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

sekunder. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber

kedua. Data diperoleh dari laporan keuangan dan annual report

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2012-2016. Laporan tahunan tersebut diperoleh dari

website BEI dengan alamat website www.idx.co.id .

C. Metode Analisis Data

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis data kuantitatif yang diolah dengan program Statistical

Package For Social Science 24 (SPSS). Metode analisis yang dilakukan

pada penelitian ini meliputi uji linearitas, uji normalitas dan kemudian

dilakukan pengujian hipotesis.

1. Pengujian Data Linearitas

Uji linearitas berfungsi untuk mengetahui hubungan antar variabel,

yaitu ada atau tidaknya signifikansi keterikatan variabel satu dengan

variabel lain, serta sifatnya linear atau tidak . Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Model

persamaan regresi linier berganda yang dibangun dalam penelitian ini

adalah:

Y = a + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4+ 𝛽5 𝑋5+ 𝛽6 𝑋6+ e


31

Keterangan:

Y : Agresivitas Pajak yang diukur dengan ETR.

X2 : Kepemilikan Keluarga diukur dengan menggunakan variabel

dummy yaitu nilai 1 jika proporsi kepemilikan keluarga > 5%,

dan bernilai 0 jika sebaliknya.

X2 : Komisaris Independen diukur dengan proporsi komisaris

indpenden dalam perusahaan terhadap total dewan komisaris.

X3 : Komite Audit yang diukur dengan jumlah komite audit dalam

Perusahaan

X4 : Return on Asset perusahaan i tahun t

X5 : Leverage diukur dengan membagi long term debt dengan total

assets perusahaan i tahun t

X6 : Size yang diukur dengan logaritma natural (Log n) dari total aset

β : Koefisien Regresi.

a : Konstanta

e : Kesalahan regresi (regression error)

Analisis linier berganda dalam penelitian ini dilakukan untuk pengujian

hipotesis pertama sampai keempat. Model variabel dependen yang

digunakan adalah effective tax rate (ETR) .


32

2. Pengujian Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2016). Uji normalitas data menggunakan One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test, . Jika probabilitas signifikan > 0,05 maka data berdistribusi

normal.

3. Pengujian Multikolinearitas

Menurut (Ghazali, 2016) uji multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel-

variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini

tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai

korelasi antar sesama variabel bebas adalah nol.

Untuk mengukur multikolinearitas dapat dilakukan dengan

melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua

ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤

0,1 dan VIF ≥ 10, mengartikan bahwa data tersebut terjadi

multikolinearitas. Jika nilai tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, dapat

diartikan tidak terdapat multikolinearitas dalam data penelitian

tersebut (Ghozali, 2016).


33

4. Pengujian Autokorelasi

Menurut (Ghazali, 2016) uji autokorelasi bertujuan apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi.Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 )

HA : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )

Pendeteksi asumsi autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan

dengan uji Durbin-Watson. Dengan kriteria pengujian :

1) Jika dw < dl, maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi

positif.

2) Jika dw > 4-dl, maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi

negatif.

3) Jika du < dw < 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

korelasi baik positif maupun negatif.

4) Jika dl < dw < du atau 4-du > dw > dl, maka tidak ada kesimpulan

yang dapat diambil.

5. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu


34

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghazali,

2016). Penelitian ini menggunakan uji Geljser. Metode uji Glejser

meregresikan nilai absolute residual dengan variabel bebas (Ghozali,

2016).

Kriteria yang digunakan menurut Ghozali (2016), yaitu:

1) Apabila nilai p-value < 0,05, maka model tersebut terdapat

heteroskedastisitas.

2) Namun jika p-value > 0,05 maka tidak terdapat

heteroskedastisitas.

6. Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap masing-masing hipotesis dilakukan dengan cara

uji signifikasi (pengaruh nyata) variabel independen (X) baik secara

simultan ataupun parsial dan dilakukan dengan uji statistik t (t-test) dan

uji f (f-test) pada level 5% (α = 0.05).

a. Uji Parsial (uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel penjelas/independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen.


35

1) Pengujian Hipotesis

a) 𝐻0 : 𝛽1 = 0 ; artinya suatu variabel independen bukan

merupakan vpenjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen.

b) 𝐻1 : 𝛽1 ≠ 0 ; artinya variabel tersebut merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Kriteria uji t

a) Jika nlai probabilitas Sig lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas 0,05 ( Sig ≥ 0,05) atau jika nilai t hitung ≤ dari t

tabel maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, artinya tidak

signifikan.

b) Jika nlai probabilitas Sig lebih kecil dari nilai probabilitas

0,05 (Sig < 0,05 ) atau t hitung > dari t table maka 𝐻0 ditolak

dan 𝐻1 diterima, artinya signifikan.

b. Uji simultan (uji f)

Uji simultan meliputi pengujian signifikasi persamaan regresi

secara keseluruhan serta koefisien regresi parsial spesifik. Dalam hal

ini digunakan uji f sebagai berikut:

𝑅 2 /𝐾
F statistik = (1−𝑅 2 )/(𝑛−𝑘−1

Keterangan:

F : Ukuran signifikan dari koefisien regresi berganda secara

keseluruhan.

K : Jumlah variabel bebas.


36

N : Jumlah sampel.

𝑅2 : Koefisien determinasi.

1) Pengujian Hipotesis

a) 𝐻0 : 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3 𝑋4, 𝑋5, 𝑋6 = 0 ; Tidak ada pengaruh signifikan

dari kepemilikan keluarga, komisaris independen, komite

audit, ROA, leverage dan size terhadap agresivitas pajak.

b) 𝐻𝑎 ∶ 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3 𝑋4, 𝑋5, 𝑋6 ≠ 0 ; Ada pengaruh signifikan dari

kepemilikan keluarga, komisaris independen, komite audit,

ROA, leverage dan size terhadap agresivitas pajak.

2) Kriteria uji F

a) Jika F hitung > F tabel, maka 𝐻0 ditolak atau 𝐻𝑎 diterima,

artinya ada pengaruh variabel X terhadap Y.

b) Jika F hitung ≤ F tabel, maka 𝐻0 diterima atau 𝐻𝑎 ditolak,

artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

c. Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Koefisien determinasi pada regresi linear sering diartikan

sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam

menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai Adjusted R2 yang kurang

dari 1 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai Adjusted R2 yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan


37

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variabel dependen.
DAFTAR PUSTAKA

Janitra, P. V., & Kesuma, I. K. (2015). Pengaruh EPS, ROI, dan EVA Terhadap Return
Saham Perusahaan Otomotif Di BEI. E- Jurnal Manajmen Unud Vol. 4, 1831-
1844.

38

Anda mungkin juga menyukai