PENDAHULUAN
1
ditemukan pada bagian permukaan dan umum dijumpai berupa fumarol. Daerah
dengan manifestasi terbatas serta tidak dijumpainya mata air panas klorida di
permukaan adalah salah satu kendala untuk mengetahui kondisi suhu reservoir
dan hidrologi air panas pada sistem panas bumi yang merupakan suatu acuan
daerah panas bumi tersebut berpotensi untuk dikembangkan (Nicholson, 1993;
Corbett dan Leach, 1997).
Berdasarkan uraian di atas kondisi geologi seperti vulkanisme dan struktur
geologi yang berhubungan dengan sistem panas bumi di KGAW merupakan fokus
utama penelitian untuk mengetahui evolusi magmatisme, zona permeabel, sumber
panas, distribusi manifestasi, dan potensi panas bumi yang ada.
Gambar 1.1. Peta distribusi gunung api di Pulau Jawa yang sebagian besar keberadaannya
berasosiasi dengan sistem panas bumi, modifikasi dari Setijadji (2010)
2
I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini yaitu melakukan observasi kondisi geologi,
melakukan pengamatan terhadap manifestasi panas bumi, dan integrasi data
geologi terhadap keberadaan sistem panas bumi di daerah penelitian.
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Mengetahui kondisi geologi, meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur
geologi, dan vulkanisme.
2. Mengetahui jenis manifestasi permukaan serta menganalisis dan
menginterpretasi sistem panas bumi di KGAW.
3. Menganalisis dan menjelaskan peranan vulkanisme dan struktur geologi
terhadap keberadaan manifestasi panas bumi berdasarkan analisis citra model
elevasi digital dan data geologi permukaan.
3
Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
Dalam peta Geologi Indonesia daerah penelitian termasuk ke dalam peta geologi
lembar Malang, terbitan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1992.
Lokasi penelitian berjarak ± 60 km di sebelah selatan Kota Surabaya, ibukota
provinsi Jawa Timur yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat
maupun roda dua sedangkan secara geografis berada pada posisi 7○37’45’’–
7°49’59’’S dan 112°30’22’’–112°39’39’’ BT (9154133–9146666 dan 667244–
672755 UTM).
4
I.8. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan penelitian ini di antaranya:
1. Hibah penelitian Departmen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada.
2. Analisis Petrografi dan XRD bekerjasama dengan Laboratorium Pusat
Geologi Departmen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia.
3. Analisis Geokimia XRF bekerjasama dengan Laboratorium Economic Mineral
Kyushu University, Jepang.
5
disusun oleh lava, breksi vulkanik, dan piroklastik. Produk batuan tersebut
dihasilkan oleh vulkanik Anjasmoro, Arjuno-Welirang Tua, Arjuno, Bakal,
Kembar-II, Kembar-I, Welirang, dan Penanggungan. Hasil penentuan umur (K-
Ar) menunjukkan batuan produk lava basalt Gunung Welirang terbentuk pada
umur 200 ka. Sistem panas bumi dicirikan dengan munculnya manifestasi berupa
air panas dengan temperatur sekitar 50○C, pH netral, solfatara dan fumarol dengan
temperatur hingga 137○C, serta alterasi batuan di Kawah Plupuh berupa alterasi
argilik lanjut dan di Gunung Pundak dengan tipe alterasi argilik. Komposisi gas
pada fumarol Gunung Welirang berbau menyengat, suara desis kuat dengan
komposisi gas CO2, H2S, SO2, O2, Ar, dan N2 (%mol). H2S dan SO2 mengindikasi
lingkungan vulkanik. Fluida panas pada sistem panas bumi Arjuno-Welirang
bertipe bikarbonat yang berada pada zona immature water dan komposisi fluida
panas cenderung mengarah pada unsur Cl-B yang mengindikasikan adanya
interaksi fluida panas terhadap batuan sedimen sebelum mencapai permukaan.
Temperatur reservoir diambil melalui perhitungan geotermometer gas CO2 sebesar
260°C yang termasuk entalpi tinggi. Dalam laporan hasil survei ini juga dijelaskan
bahwa erupsi terakhir di KGAW terjadi pada tahun 1950 yang merupakan erupsi
hidrotermal di puncak Gunung Welirang.
Hermawan dkk. (2010) menjelaskan dalam hasil penelitian daerah panas
bumi Gunung Lawu, provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang berada pada
geologi vulkanink Kuarter komposisi batuan andesit-basaltik. Penelitian ini
menggunakan metode yang sama terhadap daerah panas bumi Arjuno Welirang
yaitu menggunakan metode survei geologi dan geokimia. Sistem panas bumi di
ditandai dengan adanya fumarol pada temperatur 93 ○C-93.1○C, mata air panas
kawah Candradimuka dengan temperatur 94○C, mata air panas lainnya tersebar di
bagian barat kaki Gunung Lawu memiliki temperatur <40○C, batuan alterasi
hidrotermal dengan tipe argilik dan filik. Perkiraan temperatur reservoir dari
geotermometer gas yaitu 250○C yang termasuk ke dalam entalpi tinggi.