DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LAMBUNGA KECAMATAN KELUBAGOLIT
C.Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
2. Tujuan khusus:
1.Menyediakan pelayanan antenatal terpadu,komprehensif, dan
berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI
2. Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan
berkualitas.
3.Mendeteksi secara dini kelainan / penyakit / gangguan yang diderita
ibu hamil.
4.Melakukan intervensi terhadap kelainan / penyakit / gangguan pada
ibu hamil sedini mungkin.
5.Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan system rujukan yang ada.
Prosedur pelaksanaan
a. Jelaskan pada ibu maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
b. Susunlah alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja
c. Cuci tangan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin (berbaring pada tempat tidur yang rata)
e. Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan melakukan
inspeksi terhadap keadaan umum, status nutrisi, warna kulit, tekstur kulit dan
pigmentasi.
f. Lakukan pemeriksaan pada kepala dan wajah, dengan melakukan inspeksi dan palpasi
pada kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimetrisan, warna rambut, adakah
pembengkakan, kelembapan, lesi, edema dan bau.
g. Lakukan inspeksi pada wajah apakah ada cloasma, pembengkakan palpebra
h. Lakukan pemeriksaan pada mata : melihat pergerakan bola mata, posisi dan
kesejajaran mata, kelainan pada bola mata, sklera dan conjungtiva (apakah tampak
ikterus pada sklera dan apakah tampak anemi pada konjungtiva), inspeksi adakah
sekret pada sklera dan konjungtiva.
i. Lakukan inspeksi pada hidung dari arah depan dengan memeriksa septum hidung
berada ditegah atau tidak, adakah benda asing, sekret hidung, perdarahan, polip.
j. Lakukan pemeriksaan pada mulut dan kerongkongan, dengan melakukan inspeksi
untuk melihat :
1) Rongga mulut : diperiksa adakah stomatitis, kemampuan menggigit, mengunyah dan
menelan.
2) Bibir : warna, simetris, lesi, kelembapan, pengelupasan dan bengkak
3) Gusi : warna dan edema
4) Gigi geligi : karang gigi, caries, sisa gigi
5) Lidah : kotor, warna, kesimetrisan, kelembapan, luka, bercak dan pembengkakan
6) Kerongkongan : peradangan, tonsil, lendir/sekret.
k. Lakukan inspeksi pada telinga dengan melihat canalis bersih atau tidak, radang,
cairan yang keluar, adakah benda asing.
l. Lakukan pemeriksaan pada leher :
1) Lakukan inspeksi untuk melihat kesimetrisan, pergerakan, adakah massa, kekakuan
leher
2) Lakukan pemeriksaan pada kelenjar tyroid yaitu dengan melakukan inspeksi untuk
melihat besarnya kelenjar tyroid dan juga bentuknya, lakukan palpasi dengan cara satu
tangan dari samping atau dua tangan dari arah belakang. Lalu jari-jari meraba
permukaan kelenjar dan pasien diminta untuk menelan, bila yang teraba saat diminta
ikut tertelan hal itu menandakan benar adanya bahwa yang teraba adalah kelenjar
tiroid yang membesar.
3) Lakukan palpasi pada vena jugularis untuk melihat tekanannya juga untuk melihat
apakah vena jugularis tersebut mengembang secara nyata
4) Lakukan inspeksi dan palpasi pada leher adakah pembesaran kelenjar limfe. Bila ada
tentukan ukuran, bentuk, mobilitas dan konsistensi.
Gambar
Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian
bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di
fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar
dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh.
Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.
3. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi
uterus.
Petunjuk pemeriksaan :
Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya
bagian – bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat
bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau lutut.
Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada
pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula
berada pada posisi dengan punggung teraba disalah satu sisi.
4. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian
bawah. Petunjuk cara memeriksa:
dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen
pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada
disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.
Gambar
Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian
terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada
diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat
digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba adanya
kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi.
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk
menekan kearah pintu atas panggul
gambar
Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin
terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut
masuk melalui pintu atas panggul.
b.
1) Lakukan inspeksi untuk mengamati bentuk abdomen membusung atau datar,
umbilikus menonjol/tidak, adakah bayangan bendungan vena dikulit abdomen, apakah
ada benjolan/massa, strie, warna, ketebalan lemak.
2) Lakukan auskultasi dengan cara meletakkan stetoskop pada daerah epigastrium dan
4 kuadran abdomen, lalu dengarkan periltastik usus (normal 5-35)
3) Lakukan palpasi, sebelumnya menanyakan kepada pasien adakah bagian perut yang
sakit, bila ada maka bagian tersebut dipalpasi terakhir. Melakukan palpasi abdomen
dimulai dari palpasi umum di seluruh dinding abdomen untuk mencari tanda nyeri
umum (peritonitis, pankreatitis). Lalu cari dengan perabaan ada/tidak massa, benjolan
(tumor). Melakukan pemeriksaan turgor kulit, lalu melakukan palpasi berikut ini :
a) Lakukan palpasi hepar dengan menggunakan jari tangan kanan dimulai dari kuadran
kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti irama nafas dan gembungan perut serta
berusaha merasakan sentuhan tepi hepar pada tepi jari telunjuk. Bila normal maka
hepar tidak teraba.
b) Lakukan palpasi lien dengan cara bimanual dimana jari-jari tangan kiri mengangkat
dengan cara mengait dinding perut kiri atas dari arah belakang, sedangkan tangan
kanan berupaya merapa lien (bila normal maka tidak akan teraba).
c) Lakukan perkusi abdomen dengan cara mengetuk, jari tengah tangan kiri
ditempelkan di dinding abdomen, massa padat atau cair akan menimbulkan suara
pekak.
d) Lakukan perkusi ginjal didinding abdomen belakang pada sudut costo vertebral
dengan dialasi telapak tangan kiri, maka kita lakukan perkusi dengan sisi ulnar kepalan
tangan kanan.
2. Lakukan pemeriksaan ekstremitas dengan cara :
1) Lakukan inspeksi pada ekstremitas adakah edema, bila ada maka lakukan
pemeriksaan dengan penekanan pada daerah yang dianggap ada edema, bila ada
cekungan maka hal tersebut menandakan adanya edema.
2) Lakukan inspeksi adakah varises
3) Melakukan perkusi
a) Reflek bisep
Pegang lengan pasien yang disemifleksikan sambil menempatkan ibu jari diatas tendon
otot biseps ibu jari kemudian diketok, hal ini dapat mengakibatkan gerakan fleksi
lengan bawah, apabila ada kontraksi menandakan bahwa refleksi otot baik.
b) Reflek trisep
Pegang lengan bawah pasien dalam posisi semi fleksi. Setelah itu diketok pada tendon
insersim trisep. Yang berada sedikit diatas olekranon. Apabila lengan bawah
mengadakan gerakan ekstensi dan ada kontraksi menendakan bahwa reflek otot baik.
c) Ekstremitas bawah
Tungkai difleksikan dan digantung, misalnya pada tempat tidur. Kemudian diketuk pada
tendon musculus kuadriceps femoris, dibawah atau diatas patella, biasanya dibawah
patella, apabila ada kontraksi berarti reflek otot baik.
3. Periksa punggung pasien, inspeksi adakah kelainan pada spina, bagaimana bentuk
bujursangkar michelis
4. Lakukan pemeriksaan genetalia dan kelenjar limfe inguinal dimana:
1) Melakukan palpasi pada kelenjar limfe, apakah teraba membesar atau nyeri
2) Melakukan inspeksi pada vulva secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan
pada kelenjar bartolini, pengeluaran pervaginam (sekret), amati warna, bau, nyeri.
5. Lakukan pemeriksaan pada anus bersamaan dengan pemeriksaan genetalia dengan
melakukan inspeksi untuk mengetahui adakah hemoroid, fistula dan kebersihan.
6. Rapikan pasien
7. Bereskan alat
8. Lepas sarung tangan
9. Cuci tangan
10. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
11. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil pemeriksaan
a. Jelaskan pada ibu maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
b. Susunlah alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja
c. Cuci tangan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin (berbaring pada tempat tidur yang rata)
e. Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan melakukan
inspeksi terhadap keadaan umum, status nutrisi, warna kulit, tekstur kulit dan
pigmentasi.
f. Lakukan pemeriksaan pada kepala dan wajah, dengan melakukan inspeksi dan palpasi
pada kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimetrisan, warna rambut, adakah
pembengkakan, kelembapan, lesi, edema dan bau.
g. Lakukan inspeksi pada wajah apakah ada cloasma, pembengkakan palpebra
h. Lakukan pemeriksaan pada mata : melihat pergerakan bola mata, posisi dan
kesejajaran mata, kelainan pada bola mata, sklera dan conjungtiva (apakah tampak
ikterus pada sklera dan apakah tampak anemi pada konjungtiva), inspeksi adakah
sekret pada sklera dan konjungtiva.
i. Lakukan inspeksi pada hidung dari arah depan dengan memeriksa septum hidung
berada ditegah atau tidak, adakah benda asing, sekret hidung, perdarahan, polip.
j. Lakukan pemeriksaan pada mulut dan kerongkongan, dengan melakukan inspeksi
untuk melihat :
1) Rongga mulut : diperiksa adakah stomatitis, kemampuan menggigit, mengunyah dan
menelan.
2) Bibir : warna, simetris, lesi, kelembapan, pengelupasan dan bengkak
3) Gusi : warna dan edema
4) Gigi geligi : karang gigi, caries, sisa gigi
5) Lidah : kotor, warna, kesimetrisan, kelembapan, luka, bercak dan pembengkakan
6) Kerongkongan : peradangan, tonsil, lendir/sekret.
k. Lakukan inspeksi pada telinga dengan melihat canalis bersih atau tidak, radang,
cairan yang keluar, adakah benda asing.
l. Lakukan pemeriksaan pada leher :
1) Lakukan inspeksi untuk melihat kesimetrisan, pergerakan, adakah massa, kekakuan
leher
2) Lakukan pemeriksaan pada kelenjar tyroid yaitu dengan melakukan inspeksi untuk
melihat besarnya kelenjar tyroid dan juga bentuknya, lakukan palpasi dengan cara satu
tangan dari samping atau dua tangan dari arah belakang. Lalu jari-jari meraba
permukaan kelenjar dan pasien diminta untuk menelan, bila yang teraba saat diminta
ikut tertelan hal itu menandakan benar adanya bahwa yang teraba adalah kelenjar
tiroid yang membesar.
3) Lakukan palpasi pada vena jugularis untuk melihat tekanannya juga untuk melihat
apakah vena jugularis tersebut mengembang secara nyata
4) Lakukan inspeksi dan palpasi pada leher adakah pembesaran kelenjar limfe. Bila ada
tentukan ukuran, bentuk, mobilitas dan konsistensi.
F . S a s a r a n
Semua ibu hamil di 12 desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas Lambunga
H.Evaluasi pelaksa