PENDAHULUAN
1
2
1. 2010 65
2. 2011 70
3. 2012 75
4. 2013 80
5. 2014 85
1.6 Sasaran
Sasaran dalam program penimbangan balita di posyandu adalah seluruh
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Plaju Pelembang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Ciri-ciri pertumbuhan:
a. Merupakan perubahan yang dapat diukur secara kuantitatif
b. Mengikuti perjalanan waktu
c. Setiap balita memiliki jalur pertumbuhan normal (growth
trajectory).(Soetjiningsih,2014)
5. Pemantauan pertumbuhan Balita
Tujuan dari Pemantauan Pertumbuhan Balita antara lain:
a. Mencegah memburuknya keadaan gizi
b. Meningkatkan keadaan gizi
c. Mempertahankan keadaan gizi baik
(Soetjiningsih,2014)
Jenis Data
1. Jumlah balita (S) yang ada di suatu
2. Jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K)
3. Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan
4. Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan
5. Jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM)
(Soetjiningsih,2014)
Sumber Data
Data diperoleh dari hasil pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di
posyandu yang ada di kecamatan/wilayah kerja Puskesmas
9
Periode Waktu
1. Setiap bulan dikumpulkan melalui posyandu
2. Setiap hari, untuk kasus BGM yang datang ke petugas kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
Pengolahan
Dalam pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya
seorang anak setelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg,
ketika data berat tersebut dipindahkan ke KMS ternyata tidak naik mengikuti
pita warna, pada contoh ini anak tidak dikelompokkan sebagai balita yang
mengalami kenaikan BB (lihat buku pemantau pertumbuhan).
Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau
dalam bentuk proporsi N/D, D/S, K/S dan BMG/D untuk masing-masing
posyandu.
Biasanya setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pos
penimbangan petugas kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela)
melakukan analisis SKDN. Analisinya terdiri dari:
1. Tingkat partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada
di wilayah kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x
100%), hasilnya minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80%
maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal ini
akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan
ataupun kader Posyandu akan memungkinkan balita ini tidak diketahui
pertumbuhan berat badannya atau pola pertumbuhan baerat badannya.
2. Tingkat Liputan Program
Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh
balita yang ada diwilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus
(K/S x 100%). Hasil yang didapat harus 100%. Alasannya balita–balita
yang telah mempunyai KMS telah mempunyai alat instrument untuk
memantau berat badannya dan data pelayanan kesehatan lainnya. Apabila
10
tidak digunakan atau tidak dapat KMS maka pada dasarnya program
POSYANDU tersebut mempunyai liputan yang sangat rendah atau bisa
juga dikatakan balita tersebut. Khusus untuk Tingkat Kehilangan
Kesempatan ini menggunakan rumus ((S-K)/S x 100%), yaitu jumlah
balita yang ada diwilayah Posyandu dikurangi Jumlah balita yang
mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita yang ada
diwilayah Posyandu tersebut. Semakin tinggi Presentasi Kehilangan
kesempatan, maka semakin rendah kemauan orang tua balita untuk dapat
memanfaatkan KMS. Padahal KMS sangat baik untuk memantau
pertumbuhan berat badan balita atau juga pola pertumbuhan berat badan
balita
3. Indikator lainnya
Adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya
dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya
semua balita yang ditimbang harus mengalami peningkatan berat badan
4. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indicator Drop-Out, yaitu balita
yang sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat
badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di Posyandu untuk
selalu mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya yaitu jumlah balita
yang telah mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balita yang
ditimbang, dan hasilnya dibagi dengan balita yang mempunyai KMS ((K-
D)/K x 100%)
5. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara
jumlah balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM)
dibagi dengan banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada bulan
penimbangan(D). Rumusnya adalah (BGM/D 100%)
Penyajian
1. Penyajian dalam bentuk table dan grafik
2. Di tingkat desa dapat ditampilkan table SKDN dan table proporsi D/S,
N/D, K/S dan BMG/D menurut Posyandu
11
2.2 Posyandu
2.2.1 Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.(Kemenkes RI,2011)
Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya
mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi
perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak,
peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan
sosial. (Kemenkes RI,2011)
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas
dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama
masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan
lembaga terkait lainnya. Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya
fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat.( Kemenkes RI,2011)
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian
informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus
menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses
membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau
sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku
yang diperkenalkan (aspek tindakan atau practice).(Kemenkes RI,2011)
Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang
mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan
diare.( Kemenkes RI,2011)
12
2.2.2 Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan
dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.
(Kemenkes RI,2011)
2.2.3 Sasaran
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:
a. Bayi
b. Anak balita
c. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
d. Pasangan Usia Subur (PUS)
(Kemenkes RI,2011)
2.2.4 Fungsi
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi
dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar
sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI,
AKB dan AKABA.
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
(Kemenkes RI,2011)
13
2.2.5 Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan
masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
terpadu dan pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya
kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada
masyarakat.
4. Bagi sektor lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang
terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB dan AKABA
sesuai kondisi setempat.
14
2.2.6 Lokasi
Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya
yang sesuai. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan
untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan lainnya yang
sesuai.(Kemenkes RI,2011)
2.2.7 Prinsip Dasar Posyandu
Prinsip dasar Posyandu terdiri atas:
1. Posyandu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan
antara pelayanan profesional dan non profesional oleh masyarakat.
2. Adanya kerjasama, lintas program yang baik (KIA, KB, gizi,
imunisasi, penanggulangan diare) maupun lintas sektoral (Depkes
RI, Depdagri/ Bangdes, BKKBN)
3. Kelembagaan masyarakat
4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi, balita, anak balita,
ibu)
(Kemenkes RI,2011)
B. Kegiatan Pengembangan/Tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan
utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular,
dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu
Terintegrasi.(Kemenkes RI,2011)
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5
kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti
cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang
mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan
dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas
Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD).(Kemenkes RI,2011)
Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu
yang telah diselenggarakan antara lain:
1. Bina Keluarga Balita (BKB).
2. Kelas Ibu Hamil dan Balita.
3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian
Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas
18
B. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada
pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat
penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga,
halaman rumah, balai desa atau kelurahan, balai RW/RT/dusun,
salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau
20
C. Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan
digerakkan oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari
Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan
Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini
sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu,
yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah. Kegiatan yang
dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggungjawab
pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.
2. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain
kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari
buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali
dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka
Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga
Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran
wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh
petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan.
Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari
satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan
hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB
dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya
kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan
melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
Posyandu.
e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu
Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan rujukan ke
Puskesmas apabila dibutuhkan.
3. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
a. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Posyandu kecamatan:
1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut
kegiatan Posyandu.
23
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara
rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan
Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat
pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.(Kemenkes RI,2011)
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader
dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh intervensi yang dapat
dilakukan antara lain:
a. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu
dengan metode simulasi.
b. Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan
untuk merumuskan masalah dan menetapkan cara
penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan cakupan
Posyandu.
(Kemenkes RI,2011)
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan
dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
29
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program
tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat
yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang
dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana
sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan
intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan
masalah dan kemampuan masing-masing.(Kemenkes RI,2011)
dikumpulkan yaitu data umum yang terdiri dari peta wilayah kerja serta
fasilitas kesehatan, data sumber daya, data peran serta masyarakat, data
penduduk dan sasaran program, data sekolah dan data kesehatan lingkungan
serta ada pula data khusus yang terdiri dari status kesehatan, kejadian luar
biasa, cakupan program pelayanan kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di tiap
desa/kelurahan dan hasil survey (bila ada).
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan RUK ini terdiri dari 2(dua) langkah, yaitu Analisa Masalah dan
Rencana Usulan Kegiatan
1) Analisa Masalah
Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok tim
penyusun PTP dan konsil kesehatan kecamatan/Badan Penyantun
Puskesmas melalui tahap :
a. Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan
sumber daya.
c. Merumuskan Masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya,
berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi dan bilamana
masalah itu terjadi (what, who, when, where, how)
MANUSIA METODE
MANUSIA
Masalah
yang ada, rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan sumber daya yang
dibutuhkan ke dalam format RUK puskesmas.
BAB III
PROFIL PUSKESMAS
3.1 Gambaran Umum
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu. Puskesmas Multiwahana didirikan tahun 1996 dan
diresmikan serta dibuka pertama kali tanggal 21 April 1996 diatas tanah seluas
762,5 m2 dengan luas bangunan 311,87 m2. Puskesmas multiwahana memiliki
1 puskesmas pembantu dan 1 poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan).
1. 2 3
2. Sukamaju Poskeskel
1. 2 3 4
1. Sialang 69 13
37
2. Sukamaju 66 11
3.2 Demografi
1. Kondisi Demografis
Puskesmas Multiwahana terletak di wilayah kerja Kecamatan Sako Kota
Palembang, beralamat di Komplek RSS B Jalan Mitra Raya Blok H No.
4956 RT, 86 Kecamatan Sako, berjarak kurang lebih 500 meter dari jalan
besar dan dapat ditempuh dengan mobil ataupun sepeda motor. Lokasi ini
menyebabkan Puskesmas Multiwahana ini kurang cukup strategis,
walaupun letaknya di belakang Terminal Sako dan hampir berdekatan
dengan Pasar Satelit Sako. Puskesmas Multiwahana merupakan
Puskesmas dengan wilayah kerjanya mencakup 2 (dua) Kelurahan di
Kecamatan Sako yaitu Kelurahan Sialang dan Sukamaju dengan luas
wilayah kurang lebih 1.061 Km2. Karena lokasi Puskesmas Multiwahana
tidak terletak diwilayah yang strategis sehingga perlu usaha keras dari
pihak puskesmas untuk merangkul kunjungan pasien. Walaupun lokasi
Puskesmas ini juga cukup berdekatan dengan pusat keramaian seperti
pasar tetapi di sekitar pasar ada Puskesmas Sematang Borang sehingga
membuat kunjungan pasien tidak begitu ramai, karena biasanya pasien
lebih menyukai pelayanan kesehatan yang dekat dengan pusat keramaian
da nada jalur angkutan umumnya.
38
1. Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Multiwahana meliputi 2 kelurahan yaitu
Kelurahan Sialang dan Kelurahan Sukamaju dengan jumlah penduduk
40.654 jiwa yang terdiri dari 20.172 orang laki-laki dan 20.482 orang
perempuan.
2. Penduduk
Pada tahun 2016, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Multiwahana adalah 40.654 jiwa, yang terbesar di dua kelurahan yang
terdiri dari 20.172 orang penduduk berjenis kelamin perempuan dan
20.484 orang penduduk berjenis kelamin laki-laki. Kelompok penduduk
menurut kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok penduduk umur
produktif (15-44 tahun), yaitu berjumlah 10.962 jiwa laki-laki dan 10.317
jiwa perempuan. Kelompok umur terbanyak kedua adalah penduduk
kelompok umur 45-64 tahun (anak dan remaja), yang berjumlah 4.060
jiwa laki-laki dan 4.407 jiwa perempuan. Kedua kelompok penduduk ini
merupakan potensi di wilayah kerja Puskesmas Multiwahana yang harus
diberdayakan demi mendukung berbagai upaya kesehatan yang dilakukan
oleh Puskesmas Multiwahana. Namun, selain kedua kelompok tersebut
ada kelompok usia lainnya yang juga harus menjadi perhatian dan
dikembangkan potensinya bagi Puskesmas Multiwahana. Kelompok
tersebut termasuk kedalam kelompok usia non produktif. Kelompok inipun
merupakan kelompok yang cukup besar yaitu kelompok anak dan lansi.
Kelompok ini harus juga menjadi perhatian bagi Puskesmas Multiwahana,
karena kelompok anak, remaja, dan lansia ini mempunyai permasalahan
kesehatan tersendiri.
3. Kepatadan Penduduk
Wilayah kerja Puskesmas Multiwahana kerjanya mencakup 2 (dua)
Kelurahan di Kecamatan Sako yaitu Kelurahan Sialang dan Sukamaju
dengan luas wilayah kurang lebih 1.061 km2 dengan jumlah penduduk
41
40.654 jiwa, yang tersebar di dua kelurahan yang terdiri dari 20.172 orang
penduduk berjenis kelamin perempuan dan 20.482 orang penduduk
berjenis kelamin laki-laki.
6. Pendidikan
Di wilayah kerja Puskesmas Multiwahana, terdapat 36 sarana pendidikan
yang terdiri dari 16 TK/PAUD, 7 SD, 4 SMP dan 1 SMA, serta 4 SLB
yang menerima siswa berkebutuhan khusus dengan strata setingkat SD<
SMP, dan SMA. Tidak ada sarana perguruan tinggi di wilayah kerja
Puskesmas Multiwahana. Pendidikan sebagai suatu refleksi tingkat
kemajuan suatu Negara dan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar
bagi penduduk disamping kebutuhan lainnya. Dengan adanya kebijakan
prioritas pembangunan sector pendidikan yang mengakibatkan banyaknya
berkembang institusi pendidikan. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan jumlah lulusan. Akan tetapi, tidak semua kelulusan dapat
diterima bekerja sehingga pada akhirnya meningkatkan jumlah lulusan.
Akan tetapi, tidak semua lulusan dapat diteima bekerja sehingga pada
akhirnya meningkatkan pengangguran yang intelek. Hal diatas dapat
memicu terjadinya kenakalan, criminal intelek, stress, dan sebagainya.
b. Kesehatan Lingkungan
i. Memberikan konsultasi atau penyuluhan penyakit akibat
faktor lingkungan
ii. Memberikan konsultasi atau penyuluhan tentang
pengolahan makanan tanpa pemberian zat makanan
iii. Memberikan konsultasi atau penyuluhan tentang
kesehatan lingkungan
iv. Memberikan konsultasi atau penyuluhan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
c. Kesehatan Keluarga
i. Pelayanan kesehatan dan anak (KIA)
Ibu hamil, nifas dan menyusui
Keluarga berencana
Posyandu balita
ii. Pelayanan Kesehatan Remaja
Penyuluhan/konsultasi mengenai kesehatan remaja
iii. Penyuluhan Kesehatan Usia Lanjut
Penyuluhan atau konsultasi mengenai kesehatan
usia lanjut
Posyandu Usila
d. Gizi
i. Penyuluhan atau konsultasi gizi masyarakat
ii. Konsultasi bayi/balita sakit
iii. Pelayanan program gizi
iv. Pelayanan program PMT untuk balita BGM
45
1. Aster √
2. Sedap
Malam
3. Anggrek
4. Teratai √
putih
5. kenanga √
Sialang
6. Kasturi √
7.Melati √
8.Gemilang √
9. Buah √
Delima
10. Bunga √
Tanjung
11. Mawar √
1. Buah √
Delima
2.Lestari √
Sukamaju 3.Permata √
Bunda
4. Kenten √
Indah
49
5. Mekarsari √
6. Harapan Ibu √
7. Kasih Ibu √
8.Kasih √
Sayang
9.Kencana √
Damai
10. Prima √
Indah
11.Melati √
12.Flamboyan √
13.Puri √
Sukatani
14.Rosella √
15.Al Istiqlal √
16.Harapan √
Bunda
Tabel 3.5 Jumlah Anak Balita yang di Wilayah Multiwahana Tahun 2017
No. Kelurahan Jumlah
Lak– laki Perempuan Jumlah
1. Sialang 378 397 775
2. Sukamaju 404 391 795
Jumlah 1570
50
Tabel 3.6 Hasil Laporan bulan Penimbangan Tingkat Puskesmas Multiwahana Tahun
2017
Jumlah balita BGM
yang di timbang L P L+P
L P J % J % J %
669 717 5 0,7 6 0,8 11 0,8
BAB IV
PEMBAHASAN
(%)
I Promosi Kesehatan
II Kesehatan Lingkungan
Keluarga Berencana
b. Dana
Sumber pembiayaan di posyandu berasal dari masyarakat yaitu iuran dari
pengunjung posyandu, sumbangan / donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat, sumber dana sosial, hasil usaha yaitu pengurus dan kader
posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya dapat disumbangkan untuk
biaya pengelolaan posyandu.Pada pelaksanaannya dana di posyandu Delima
diperoleh dari sumbangan anggota posyandu itu sendiri (dana sehat).
c. Sarana
Tempat penyelenggaraan kegiatan posyandu berada pada lokasi yang
mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di
salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan. Balai
RT/RW.dusun, salah satu kios pasar, salah satu ruangan perkantoran atau
tempat khusus yang dibangun masyarakat secara swadaya.
Pada pelaksanaanya posyandu Delima masih kurang persiapan sarana dan
prasarana dimulai dari tempat penyelenggaraan posyandu Delima yang
dilakukan di salah satu rumah warga dikarenakan belum adanya tempat yang
dilokasikan khusus untuk kegiatan posyandu. Minimnya persiapan alat seperti
kursi dan meja pelayanan yang belum mencukupi kebutuhan posyandu dan
belum ada alat untuk mengukur panjang atau tinggi badan balita. Selain itu
media permainan balita untuk meningkatkan antusias ibu dan balita untuk ke
posyandu juga belum tersedia.
55
d. Metode
Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Kegiatan utama terdiri dari kesehatan ibu dan anak
(KIA), bayi dan anak balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan
penanggulangan diare, sedangkan untuk kegiatan pengembangan pelayanan
yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup penimbangan berat badan
dan tinggi badan, pengukuran lingkar lengan atas, pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi tetanus toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri tidak
dilakukan oleh petugas posyandu.
Pada posyandu Delima melaksanakan kegiatan utama kesehatan ibu dan
anak (KIA), KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare,
petugas kesehatan yang hadir berjumlah dua orang yaitu bidan.
Berdasarkan data dari buku register posyandu, data kunjungan posyandu
pada bulan Agustus balita yang ditimbang di posyandu Delima lebih banyak,
hal ini disebabkan adanya pemberian vitamin A pada balita.
3. Cakupan pengawasan 4 5 3 60
SPAL
4. Cakupan tempat- 3 4 3 36
tempat umum yang
memenuhi syarat
sanitasi
5. Cakupan pengawasan 3 3 3 27
jamban
6. Cakupan pengelolaan 3 3 3 27
makanan
7. Tingkat partisipasi 5 5 5 125
balita datang
menimbang ke
posyandu satu bulan
sekali (D/S)
8. Cakupan balita gizi 4 5 4 80
buruk mendapat
perawatan
Manusia
Kurangnya 4 4 4 4 4 1024(I)
Kesadaran ibu
balita membawa
anaknya ke
posyandu kurang
Kurang 4 4 4 4 3 768(II)
dilakukannya
kegiatan
sosialisasi kepada
ibu balita secara
berkala oleh
petugas kesehatan
59
kader, maupun
tokoh masyarakat
setempat
Metode
Sarana
Dana
Lingkungan
Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan yang
akan menjadi prioritas masalah.Dari akar penyebab masalah diatas, yang menjadi
prioritas masalah adalah Alternatif Penyelesaian Masalah
Pada sesi ini ditentukan pula prioritas dari berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila
anggaran untuk program terbatas. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan
prioritas kegiatan adalah sebagai berikut :
Konsistensi
Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja
kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana kerja yang
ada, maka makin tinggi skornya.
Evidence Based
Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi yang
telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi dibandingkan dengan
kegiatan yang belum ada bukti.
Penerimaan
Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat
setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.
61
Mampu Laksana
Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas, sumber
daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa didapat,
termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan, makin tinggi nilainya.
Melakukan Meningkatkan Batita dan Peningkatan BOK Mic, Petugas Peningkatan BOK
Penyuluhan pengetahua n balita kunjungbalita laptop, puskesm frekuensi
tentang Masyarakat di posyandu. brosur/ as balita yang
pentingnya
sehingga leaflet datang ke
kesehatan bayi
dan balita mengerti dan posyandu
dengan cara memahami untuk
membagikan informasi penimbangan
pamflet dan tentang
brosur. pentingnya
kesehatan anak
Membagikan Meningkatkan Balita dan Peningkatan BOK Mainan Petugas Peningkatan BOK
mainan alat kemauan batita kunjungan anak dan frekuensi
untuk tumbuh masyarakat balita di kader balita yang
kembang anak posyandu datang ke
(puzzle,balok,t posyandu
eether) untuk
penimbangan
64
.
65
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita di posyandu
Delima wilayah Kerja Puskesmas Multiwahana Palembang yaitu 2,85%.
b. Penyebab masalah dari rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam
penimbangan balita di posyandu Delima yang pertama adalah manusia
yaitu kurangnya kesadaran ibu balita membawa anaknya ke posyandu
untuk ditimbang, hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi kader ke
masyarakat dan kurangnya dukungan tokoh masyarakat. Penyelesaian
masalah yang terpilih untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penimbangan balita yaitu dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat
sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
posyandu terutama menyebarluaskan hari buka posyandu.
c. Penyebab masalah dari rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam
penimbangan balita di posyandu Dahlia yang kedua adalah metode yaitu
tidak ada kegiatan tambahan di Posyandu hal ini disebabkan oleh karena
kader posyandu masih baru. Penyelesaian masalah yang terpilih untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu
Setiap posyandu diadakan kegiatan seperti lomba balita sehat, pemberian
makanan pendamping ASI.
d. Mengajak masyarakat terutama ibu dan balita untuk datang ke posyandu,
dengan cara dari petugas kader dan petugas puskesmas memberikan
penyebaran bahwa hari buka posyandu bisa dengan cara menggunakan
TOA seperti pengumuman, dengan menggunakan Mic, atau bisa menelepon
ibu balita satu persatu dan meminta ibu yang lainnya menyampaikan ke
teman yang memiliki balita untuk datang ke posyandu.
e. Perlu membuat hubungan yang baik, perlu ada kepercayaan dari ibu balita
terhadap kader sebelum melakukan motivasi. Kepercayaan ibu bias
ditumbuhkan lewat komunikasi dan interaksi yang baik pada kehidupan
66
5.2 Saran
a. Untuk tercapainya target keberhasilan posyandu yang dinilai dari
cakupan D/S di posyandu Delima, petugas kesehatan harus memberikan
pelatihan kembali kepada kader-kader Posyandu sehingga dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
b. Dengan tercapainya target cakupan D/S diharapkan petugas kesehatan
dan masyarakat di lingkungan posyandu dapat mengetahui pola
pertumbuhan berat badan bayi dan balita di wilayah kerja posyandu
Delima.
67
DAFTAR PUSTAKA