Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGUKURAN LISTRIK
DOSEN PENGAMPU: Ir.Mustamam,M.T.

DISUSUN OLEH:

PUTRA HENDRAWAN SILALAHI (5183530016)


SUHARIADI (5183530008)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T/A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Pengukuran Daya”.

Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Kami menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami menerima saran
dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengukuran merupakan hal yang penting dalam dunia pengetahuan. Umunya untuk
melakukan pengukuran dibutuhkan instrumen. Sebuah instrumen dapat berupa sebuah alat yang
kontruksi sederhana dan relatif tidak rumit seperti halnya sebuah alat ukur dasar. Pengukuran
daya listrik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau metode, yaitu dengan bisa dengan
metode voltmeter , amperemeter dc maupun dengan metode 3 voltmeter – 3 amperemeter Ac.

Untuk lebih memahami bagaimana cara pengukuran daya listrik maka dilakukanlah
percobaan pengukuran daya listrik. Dari latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan
masalah.” Bagaimana hubungan antara tegangan – arus terhadap daya listrik, dan Bagaimana
hubungan antara hambatan dengan daya listrik”

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan daya listrik dengan metode
voltmeter-ampermeter DC dan menemtukan daya listrik dengan metode 3 voltmeter – 3
amperemeter Ac
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian, rumus dan satuan Daya

Daya merupakan Laju Energi yang dihantarkan selama melakukan usaha dalam periode
waktu tertentu. Satuan SI (Satuan Internasional) untuk Daya yaitu Joule / Sekon (J/s) = Watt
(W). Satuan Watt dipakai untuk penghormatan kepada seorang ilmuan penemu mesin uap yang
bernama James Watt. Satuan daya lainnya yang sering dipakai yaitu Daya Kuda atau Horse
Power (hp), 1 hp = 746 Watt. Daya adalah Besaran Skalar, karena Daya hanya mempunyai nilai,
tidak memiliki arah.

Rumus dan Satuan Daya

Dalam Fisika, Daya disimbolkan dengan Persamaan Berikut :

P=W/t

Dari Persamaan diatas maka kita juga bisa mengubah rumus daya menjadi :
P = (F.s) / t
P=F.v

Hasil tersebut didapatkan karena Rumus Usaha (W) = Gaya (F) dikali Jarak (s) dibagi Waktu (t)
Dan Rumus Kecepata (v) = jarak (s) dibagi waktu (t)

Keterangan
P = Daya ( satuannya J/s atau Watt )
W = Usaha ( Satuannya Joule [ J ] )
t = Waktu ( satuannya sekon [ s ] )
F = Gaya (Satuannya Newton [ N ] )
s = Jarak (satuannya Meter [ m ] )
v = Kecepatan (satuannya Meter / Sekon [ m/s ] )
B. Prinsip kerja alat ukur daya (Wattmeter)

a. Pengertian Wattmeter
Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau tingkat pasokan energi
listrik) dalam satuan watt dari setiap beban yang diansumsi pada suatu sirkuit rangkaian.
Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban-beban yang sedang beroperasi
dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti: beban DC, beban AC satu
phase serta beban AC tiga phase

b. Prinsip Kerja Wattmeter


Pada Wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga besarnya
medan magnit yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya arus yang mengalir melalui
kumparan arus tersebut.
Walaupun medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan tegangan praktis sama (tidak
berubah), maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus makin besar (sesuai dengan
besarnya alat / peralatan listrik), maka medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan arus juga
makin besar, sehingga gaya tolak yang menyebabkan kumparan tegangan / jarum berputar
kekanan juga makin nkuat, yang menyebabkan penyimpangan jarum kekanan makin lebar.
Pada rangkaian arus bolak-balik, simapangan jarum penunjuk sebanding dengan rata-rata arus
dan tegangan sesaat i dan v Wattmeter DC dan AC tersebut dapat mengalami kerusakan oleh
adanya arus yang berlebihan. Pada Amperemeter dan Voltmeter, arus yang berlebihan ini akan
menimbulkan panas dimana ini merupakan kondisi yang berbahaya (jarum penunjuk jadi tidak
dapat bergerak lagi karena melebihi bata skala). Akan tetapi pada Wattmeter, arus dan tegangan
akan menjadi panas tetapi tidak menyebabkan penunjuukan jarum melebihi batas skala.

c. Prinsip Pengukuran (Cara Pengukuran dan Prosedur Pengoperasian)


Dalam sebuah rangkaian listrik, daya didefinisikan sebagai laju energy yang dihantarkan atau
kerja yang dialkukan per-satuan waktu. Dalam pengukuran daya ada 2 metode, yaitu :

1) Metode Pengukuran Daya Secara Tidak Langsung


Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak langsung, ditinjau dari
letak kedua alat ukur, yaitu Amperemeter dan Voltmeter:
- Voltmeter dipasang sebelum Amperemeter
- Voltmeter dipasang setelah Amperemeter

2) Metode Pengukuran Daya Secara Langsung


Pengkuran daya listrik secara langsung adalah dengan menggunakan Wattmeter. Wattmeter
adalah instrument pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam satuan Watt dimana
merupakan kombinasi Voltmeter dan Amperemeter.
d. Jenis-jenis Wattmeter

1. Wattmeter Elektrodinamik / Analog

Wattmeter elektrodinamik atau elektrodinamometer, instrumen ini cukup familiar dalam


desain dan konstruksi elektrodinamometer tipe ampermeter dan voltmeter analog. Kedua koilnya
dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam pengukuran power. Koil yang tetap atau field
coil dihubungkan secaraseri dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan
tegangan dan membawa arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan non-
induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi arus menuju nilai
yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan tegangan maka disebut
pressure coil atau voltage coil dari wattmeter

2. Wattmeter induksi

P = V .I.cos f

Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi hanya dapat dipakai
dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis dinamometer dapat dipakai baik
dengan suplai listrik bolak balik atau searah.Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu
wattmeter induks imempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai
peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi. Kelemahannya
adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab
suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy. Pengukuran daya arus searah dapat
dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan
yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam
kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan. Daya listrik dalam
pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya,
yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC dirumuskan sebagai Dimana P = daya
(Watt), V = tegangan (Volt), I = arus (Ampere) Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk
satu phase dan daya untuk tiga phase. Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut P = VI

3. Wattmeter digital
Wattmeter elektronik digital modern / energi meter menghasilkan sampel tegangan dan arus
ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arus adalah true
power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor.
Rangkaian komputer menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS,
VA, power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana menampilkan
informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi
tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau
lokasi pusat.
C. Jenis Pengukuran Daya

1. Teori daya dengan menggunakan 3 voltmeter satu fasa


Daya satu phasa dapat diukur dengan menggunakan cara tiga alat pengukur volt ,Gambar
di bawah ini memperlihatkan cara tiga alat pengukur volt

Bila dalam metode tiga alat pengukur volt, masing-masing alat pengukur volt menunjukkan
V1,V2,V3.
2. Pengukuran metode3 amperemeter
3. Pengukuran Daya 3 Phasa

 Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Satu Wattmeter


Pengukuran daya tiga fasa dengan satu wattmeter hanya dapat diterapkan
bila beban tiga fasa dalam keadaan seimbang (simetris). Beban tiga fasa dikatakan
seimbang bila arus yang mengalir pada setiap fasanya sama, dengan demikian
daya yang dipikul oleh setiap fasanya sama. Sehingga daya totalnya adalah tiga
kali daya masing-masing fasa. Misalkan wattmeter pada gambar 7.8 menunjukkan
nilai 1500 watt (1,5 kW) maka daya tiga fasanya adalah 3 x 1,5 kW = 4,5 kW

 Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Dua Wattmeter

Pengukuran daya tiga fasa dengan dua wattmeter hanya diterapkan bila beban
tiga fasa dalam keadaan tak seimbang (asimetris). Tetapi karena alasan ekonomis
maka pengukuran daya tiga fasa tak simetris dapat dilakukan dengan mengunakan
dua wattmeter. Pada cara dua wattmeter ini saluran netral tidak digunakan.
Selanjutnya nilai daya aktif tiga fasanya didapat dengan menjumlahkan
penunjukkan kedua wattmeter tersebut.

Kelebihan lain cara pengukuran daya tiga fasa dengan dua wattmeter adalah,
dengan penunjukkan kedua wattmeter tersebut dapat digunakan juga untuk
menentukan daya semu dan daya reaktif serta sudut geseran fasanya sekaligus,
yaitu sebagai berikut:
Misalkan wattmeter pertama pada gambar 7.10 menunjukkan nilai 2,5 kW, wattmeter kedua
menunjukkan nilai 2 kW, maka daya aktif tiga fasa P = 2,8 kW + 1,7 kW = 4,5 kW.

daya reaktif tiga fasa

Daya semu tiga fasa


 Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Tiga Wattmeter

Pengukuran daya tiga fasa dengan tiga wattmeter hanya diterapkan bila beban tiga fasa
dalam keadaan tak seimbang (asimetris). Beban tiga fasa dikatakan tak seimbang bila arus yang
mengalir pada setiap fasanya tidak sama, dengan demikian daya yang dipikul oleh setiap fasanya
juga tidak sama. Sehingga daya totalnya adalah penjumlahan daya masing-masing fasa.

Misalkan wattmeter pertama pada gambar 7.9menunjukkan nilai 1500 watt (1,5 kW), wattmeter
kedua menunukkan nilai 2 kW dan wattmeter ketiga menunjukkan nilai 1,2 kW, maka daya tiga
fasanya adalah 3,7 kW.
BAB III

KESIMPULAN

Pengukuran daya adalah suatu metode untuk mengetahui besarnya daya / energi listrik yang digunakan
pada rangkaian rangkaian listrik suatu alat elektronik, pengukuran daya dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Pengukuran Daya pada rangkaian DC ( Direct Current)

2. Pengukuran Daya pada rangkaian AC ( Alternating Current)

Metode yang dapat digunakan untuk pengukuran daya bermacam-macam diantaranya: 1. Pengukuran
Daya Rangkaian AC Dengan Amperemeter 2. Pengukuran Daya Rangkaian DC Metode Voltmeter-
Amperemeter 3. Pengukuran Daya Dengan Wattmeter Perbedaan metode di atas yaitu posisi
pemasangan voltmeter & amperemeter. Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jika
sebuah rangkaian yang diukur dengan berbagai metode atau cara pengukuran untuk mencari nilai daya
rata-rata maka hasil yang didapatkan akan sama dari metode tersebut begitupun sebaliknya. Dari
keadaan ini dapat terjadi perbedaan nilai daya antara rangkaian paralel dan rangkaian ser
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://electrozone94.blogspot.com/2013 /08/metode-pengukuran-listrik_6952.html

http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/pengukuran-daya-rangkaian-
ac/#chitika_close_button

http://elektronika-dasar.web.id/tutorial/pengukuran-daya-rangkaian-dc/#chitika_close_button

http://erens25.blogspot.com/2013/02/pengukuran-daya-tak-langsung-dengan.html

http://fisikahappy.wordpress.com/2011/ 12/10/pengukuran-daya-listrik/

Anda mungkin juga menyukai