P-ISSN : 2549-7413
E-ISSN : 2620-3847
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh asupan glikosida flavonoid
terong belanda (Solanum betaceum Cav.) terhadap aktivitas Superoksida Dismutase (SOD)
darah tikus Wistar yang diberi aktivitas fisik maksimal. Sampel penelitian adalah 24 ekor tikus
yang dibagi kedalam 4 kelompok perlakuan yaitu: kontrol negatif, kontrol positif, pemberian
ekstrak etanol, dan pemberian fraksi n-butanol. Aktivitas SOD diukur menggunakan kit
Biovision. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan
perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap aktivitas SOD. Pemberian glikosida flavonoid
fraksi n-butanol meningkatkan aktivitas SOD tikus Wistar yang diberikan aktivitas fisik
maksimal sebanyak 22,79% lebih tinggi dibandingkan pemberian asupan ekstrak etanol terong
belanda.
Keyword : Solanum betaceum Cav., Superoksida Dismutase, Aktivitas fisik, stres oksidatif
ABSTRACT
This study was conducted to determine the effect of flavonoid glycoside of Tamarillo
(Solanum betaceum Cav.) on the activity of Wistar rat’s blood Superoxide Dismutase (SOD)
enzyme provided maximum physical activity. Twenty four rats divided into 4 groups; negative
control, positive control, ethanol extract, and n-butanol fraction. Superoxide Dismutase Enzyme
activity was measured using Biovision kit. Results showed that the treatments gave significant
difference (p<0.05) to SOD. Flavonoid glycoside from n -butanol fraction increased SOD
activity of Wistar rat 22,79% higher than ethanol extract.
Keyword : Solanum betaceum Cav., Superoxide Dismutase, Physical activity, oxidative stress
Analisis Aktivitas SOD Darah Tikus ANOVA. Uji komparasi lanjutan dengan post
Penentuan aktivitas SOD darah tikus hoc test; dengan anggapan varians adalah
dengan metode kolorimetri menggunakan homogen maka uji post hoc yang dipilih
Superoxide Dismutase Kit (Biovision, K335- adalah LSD.
100). Metode ini digunakan untuk mengukur
aktivitas penangkapan radikal anion HASIL DAN PEMBAHASAN
superoksida oleh enzim SOD dalam darah. Ekstraksi dan Partisi Glikosida Flavonoid
Darah tikus disentrifugasi dengan kecepatan Ekstraksi 5 kg terong belanda dengan
1000 rpm selama 10 menit pada suhu 4o C. etanol 70% menghasilkan 1,2 kg ekstrak
Lapisan plasma yang terbentuk dipindahkan etanol. Ekstrak glikosida flavonoid yang
ke dalam tabung baru dan disimpan pada diperoleh sebanyak 15,90 gram. Hasil partisi
suhu -80o C sampai siap untuk dianalisis. 20 gram ekstrak glikosida flavonoid
menghasilkan 0,51 gram ekstrak pekat n-
Tabel 1. Jumlah Penambahan Larutan heksan, 0,42 gram ekstrak pekat kloroform
Sampel, Blanko 1, 2 dan 3. dan 1,19 gram ekstrak pekat n-butanol.
Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Aktivitas kondisi stres oksidatif dengan persentase
SOD dengan LSD sebesar 224,88%.
Glikosida flavonoid berperan dalam
Kelompok Perlakuan n Rerata aktivitas peningkatan aktivitas enzim SOD dengan
enzim SOD(%) mekanisme kerja secara langsung dan tidak
±SD langsung. Secara langsung, adanya gugus
Kontrol negatif (Po) 6 78,72 ± 0,97b,c,d hidroksil memungkinkan flavonoid untuk
Kontrol positif (P1) 6 18,09 ± 1,34a,c,d menangkap radikal bebas dengan cara
Pemberian ekstrak 6 53,58 ± 3.21a,b,d menyumbangkan atom hidrogen kepada
etanol (P2) radikal bebas serta mengkhelat logam yang
Pemberian fraksi n- 6 58,01 ± 1,75a,b,c berperan dalam pembentukan ROS. Secara
butanol (P3) tidak langsung, flavonoid mampu
meningkatkan ekspresi gen antioksidan
Keterangan : n = jumlah hewan uji, SD = endogen melalui beberapa mekanisme seperti
Standar Deviasi melalui aktivasi nuclear factor erythroid 2
a= Terdapat perbedaan yang signifikan related factor 2 (Nrf2) sehingga terjadi
dengan kelompok kontrol negatif (Po) peningkatan dalam sintesis enzim SOD
dengan nilai p<0,05. (Sumardika dan Jawi, 2012).
b= Terdapat perbedaan yang signifikan Flavonoid juga mampu menghambat
dengan kelompok kontrol positif (P1) enzim yang berperan dalam pembentukan
dengan nilai p<0,05. ROS seperti mikrosomal monoksidase
c= Terdapat perbedaan yang signifikan glutathione S-transferase, mitokondria
dengan kelompok pemberian ekstrak succinoksidase, NADH oksidase dan lain-lain
etanol (P2) dengan nilai p<0,05. (Kumar dan Pandey, 2013) sehingga jumlah
d= Terdapat perbedaan yang signifikan ROS berkurang dan aktivitas enzim SOD
dengan kelompok pemberian fraksi n- meningkat.
butanol (P3) dengan nilai p<0,05.
SIMPULAN
Aktivitas SOD tertinggi ditunjukkan Berdasarkan penelitian yang telah
oleh negatif (Po) dengan nilai 78,72% dan dilakukan dapat disimpulkan bahwa
yang terendah ditunjukkan oleh kontrol positif pemberian asupan glikosida flavonoid terong
(P1) dengan nilai 18,09%. Data tersebut belanda (Solanum betaceum Cav.) dari fraksi
menunjukkan bahwa aktivitas fisik berlebih n-butanol terong belanda mampu
dapat menyebabkan penurunan aktivitas meningkatkan aktivitas SOD tikus Wistar
enzim SOD akibat kondisi stres oksidatif. yang diberikan aktivitas fisik maksimal
Penggunaan oksigen meningkat sampai 10 sebesar 22,79% lebih tinggi dibandingkan
kali lebih banyak ketika melakukan aktivitas pemberian asupan ekstrak etanol terong
fisik berat dibandingkan saat istirahat belanda.
sehingga meningkatkan produksi ROS
(Kumar dan Pandey, 2013). UCAPAN TERIMA KASIH
Kelompok pemberian ekstrak etanol Pada kesempatan ini penulis
(P2) menunjukkan perbedaan yang signifikan menyampaikan terima kepada ibu Dra.
(p<0,05) dengan kelompok kontrol positif I.A.R.Astiti Asih, M.Si, ibu Dr. Dra. Ni
(P1). Pemberian ekstrak etanol mampu Wayan Bogoriani, M.Si dan yang lainnya
meningkatkan aktivitas enzim SOD pada yang telah memberikan dukungan dan
kondisi stres oksidatif dengan persentase masukan dalam jalannya penelitian dan
sebesar 197,06%. Kelompok pemberian fraksi penulisan jurnal ini
n-butanol (P3) menunjukkan perbedaan yang
signifikan dengan kelompok kontrol positif REFERENSI
(P1). Pemberian fraksi n-butanol (P3) mampu Chevion S, Moran D.S., Heled Y. (2003).
meningkatkan aktivitas enzim SOD pada Plasma antioxidant status and cell
injury after severe physical
exercise. Proceedings of the National