Anda di halaman 1dari 37

SOP INFEKSI PADA UMBILIKUS

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 1 dari 3 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Infeksi pada umbilikus adalah Adanya tanda-tanda infeksi disekitar


umblikus seperti bengkak, kemerahan dan kekakuan. Pada keadaan
tertentu ada lesi berbentuk impetigo bullosa, infeksi ini bisa disebabkan
karena pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak steril.
2. Tujuan 1. Infeksi pada tali pusat atau jaringan kulit di sekitar perlu dikenali secara
dini dalam rangka mencegah sepsis
2. Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan a. Klorheksidin atau iodium povidon 2,5%.
b. Kain kasa.
c. Larutan antiseptik (klorheksidin atau iodium povidon 2,5%).
d. Salep antibiotik

6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP


untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
Menyiapk Pengukura
pemeriksaan tekanan darah
an alat n TD & BB
dan berat badan
3. Dokter melakukan anamnesa
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pada
anamnesa
pasien,antara lain :
a. Ada tanda tanda
infeksi di sekitar tali
pusat seperti tanda
kemerahan, panas, infeksi
Pemeriksa
bengkak, nyeri dan an fisik
mengeluarkan pus
Tanda tt
yang berbau busuk.
sistemik
b. Infeksi tali pusat lokal
atau terbatas: bila
kemerahan dan Diagnosa

bengkak terbatas pada


daerah kurang dari
1cm di sekitar pangkal
tali pusat.
c. Infeksi tali pusat berat
atau meluas: bila Inform
kemerahan atau concent
bengkak pada tali
pusat meluas melebihi
area 1 cm atau kulit di
sekitar tali pusat bayi lokal
mengeras dan penatala
memerah serta bayi ksanaan
mengalami sistemik
pembengkakan perut.
d. Tanda sistemik:
demam, takikardia,
hipotensi, letargi, Pencatat
somnolen, ikterus an medik
5. Dokter menegakkan diagnosis
berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
 Tali pusat normal dengan
akumulasi cairan berbau
busuk tidak ada tanda
tanda infeksi (pengobatan
cukup dibersihkan dengan
alkohol).
 Granuloma-delayed
epithelialization/
Granuloma keterlambatan
proses epitelisasi karena
kauterisasi
6. Petugas meminta inform
concent (surat persetujuan
tindakan medis)
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan :
 Perawatan lokal :
a. Pembersihan tali pusat
dengan menggunakan
larutan antiseptik
(Klorheksidin atau
iodium povidon 2,5%)
dengan kain kasa yang
bersih delapan kali sehari
sampai tidak ada nanah
lagi pada tali pusat.
b. Setelah dibersihkan, tali
pusat dioleskan dengan
salep antibiotik 3-4 kali
sehari.
 Perawatan sistemik:
Bila tanpa gejala sistemik,
pasien diberikan antibiotik
seperti kloksasilin oral
selama lima hari Bila anak
tampak sakit, harus dicek
dahulu ada tidaknya tanda-
tanda sepsis. Anak dapat
diberikan antibiotik
kombinasi dengan
aminoglikosida. Bila tidak
ada perbaikan,
pertimbangkan kemungkinan
Meticillin Resistance
Staphylococcus aureus
(MRSA)
8. Petugas melakukan
pencatatan medis
(pendokumentasian)

7. a. Bila intake tidak mencukupi dan anak mulai tampak


Hal-hal yang perlu tanda dehidrasi.
diperhatikan b. Terdapat tanda komplikasi sepsis

8. Unit Terkait Poli umum, Poli KIA, RB dan Pelayanan 24 jam


9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait 1. Rekam medis

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP KANDIDIASIS MULUT

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 4 dari 2 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Kandidiasis mulut adalah Infeksi Candida albicans yang menyerang kulit,
mukosa maupun organ dalam, sedangkan pada bayi dapat terinfeksi
melalui vagina saat dilahirkan, atau karena dot yang tidak steril, biasanya
terdapat tanda dan gejala rasa gatal dan perih di mukosa mulut, rasa
metal, dan daya kecap penderita yang berkurang
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI N0. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan Gentian violet 1% (dibuat segar/baru) atau larutan nistatin
100.000 – 200.000 IU/ml
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
Menyiapkan
pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan alat
3. Dokter melakukan anamnesa
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pada Pemeriksaan TB & BB
pasien,antara lain :
a. Bercak merah, dengan
maserasi di daerah
sekitar mulut, di
lipatan (intertriginosa) anamnesa
disertai bercak merah
yang terpisah di
sekitarnya (satelit).
b. Guam atau oral thrush Pemeriksaan fisik
yang diselaputi
pseudomembran pada
mukosa mulut
5. Dokter menyarankan bercak Guam /
pasien untuk melakukan merah oral thrush
pemeriksaan penunjang,
yaitu dengan
menggunakan sel ragi dapat
dilihat di bawah mikroskop
dalam pelarut KOH 10% atau
pewarnaan Gram
Diagnosa
6. Dokter menegakkan
diagnosis berdasarkan
anamnesa,pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan
penunjang.
penatalaksana
7. Dokter melakukan an
penatalaksanaan :
a. Memperbaiki status
gizi dan menjaga
kebersihan oral
b. Kontrol penyakit
predisposisinya Pencatatan Medik
c. Gentian violet 1%
(dibuat segar/baru)
atau larutan nistatin
100.000 – 200.000
IU/ml yang dioleskan
2 – 3 kali sehari
selama 3 hari
8. Petugas melakukan
pencatatan medik

7.
a. Dilakukan skrining pada keluarga dan perbaikan
lingkungan keluarga untuk menjaga tetap bersih dan
Hal-hal yang perlu
diperhatikan kering.
b. Pasien kontrol kembali apabila dalam 3 hari tidak ada
perbaikan dengan obat anti jamur

8. Unit Terkait Poli umum,pelayanan 24jam


9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP KERACUNAN MAKANAN

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 6 dari 3 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan yang


disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan
zat patogen dan atau bahan kimia, misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfringens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan a. Cairan rehidrasi (NaCl 0,9%, RL, oralit )
b. Infus set
c. Antibiotik bila diperlukan
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
Pengukur
pemeriksaan tekanan darah Persiapan alat
an TB,BB
dan berat badan
3. Dokter melakukan anamnesa
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pada
pasien, Pemeriksaan Fisik anamnesa
Patognomonis, yaitu
pemeriksaan fisik harus
difokuskan untuk menilai
keparahan dehidrasi.
a. Diare, dehidrasi, Px Pemeriksaa
dengan tanda–tanda patognomosis n fisik
tekanan darah turun,
nadi cepat, mulut
kering, penurunan
keringat, dan
penurunan output Px
urin. penunjang

b. Nyeri tekan perut,


bising usus meningkat
atau melemah
5. Dokter menyarankan
pasien untuk melakukan
pemeriksaan penunjang : Diagnosa
a. Lakukan pemeriksaan
mikroskopis dari feses
untuk telur cacing dan
parasit.
b. Pewarnaan Gram,
KOH dan metilenbiru penatalaks
Loeffler untuk anaan
membantu
membedakan penyakit
invasifdari
penyakitnon-invasif
6. Dokter menegakkan
diagnosis berdasarkan Pencatatan
anamnesa,pemeriksaan Medik
fisik dan pemeriksaan
penunjang.
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan :
a. Karena sebagian besar
kasus gastroenteritis
akut adalah self-
limiting, pengobatan
khusus tidak
diperlukan. Dari
beberapa studi
didapatkan bahwa
hanya 10% kasus
membutuhkan terapi
antibiotik. Tujuan
utamanya adalah
rehidrasi yang cukup
dan suplemen
elektrolit. Hal ini dapat
dicapai dengan
pemberian cairan
rehidrasi oral (oralit)
atau larutan intravena
(misalnya, larutan
natrium klorida
isotonik, larutan
Ringer Laktat).
Rehidrasi oral dicapai
dengan pemberian
cairan yang
mengandung natrium
dan glukosa. Obat
absorben (misalnya,
kaopectate, aluminium
hidroksida) membantu
memadatkan feses
diberikan bila diare
tidak segera berhenti.
Diphenoxylate dengan
atropin (Lomotil)
tersedia dalam tablet
(2,5 mg diphenoxylate)
dan cair (2,5 mg
diphenoxylate / 5 mL).
Dosis awal untuk
orang dewasa adalah 2
tablet 4 kali sehari (20
mg / d). Digunakan
hanya bila diare masif.
b. Jika gejalanya
menetap setelah 3-4
hari, etiologi spesifik
harus ditentukan
dengan melakukan
kultur tinja. Untuk itu
harus segera dirujuk.
c. Modifikasi gaya hidup
dan edukasi untuk
menjaga kebersihan
diri
8. Petugas melakukan
pencatatan medik

7.
a. Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari ditangani
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dengan adekuat.
b. Pasien mengalami perburukan

8. Unit Terkait Poli umum,poli PTM, Laboratorium,pelayanan 24jam


9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam Medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP ALERGI MAKANAN

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 9 dari 3 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Alergi makanan adalah suatu respons normal terhadap


makanan yang dicetuskan oleh suatu reaksi yang spesifik
didalam suatu sistem imun dan diekspresikan dalam
berbagai gejala yang muncul dalam hitungan menit setelah
makanan masuk; namun gejala dapat muncul hingga
beberapa jam kemudian
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan 1. Medikamentosa : Antihistamin dan Kortikosteroid
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah Persiap Pengukura
dan berat badan an alat n TB & BB
3. Dokter melakukan anamnesa
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pada
pasien,antara lain Pemeriksaan
fisik pada kulit dan mukosa Pemeriksaan anamnesa
fisik
serta paru
5. Dokter menegakkan
diagnosis berdasarkan
anamnesa dan
pemeriksaan fisik Riw
penatalaksa reaksi
6. Dokter melakukan
naan alergi
penatalaksanaan :
 Riwayat reaksi alergi
berat atau anafilaksis: Rujuk
a. Hindari makanan an Px
penyebab
b. Jangan lakukan uji Pencatatan
kulit atau uji Medik
provokasi makanan
c. Gunakan
pemeriksaan in vitro
(tes
radioalergosorbent-
RAST)
 Rujukan pemeriksaan :
a. Uji kulit langsung
dengan teknik Prick
dengan ekstrak
makanan dan cairan
kontrol merupakan
metode sederhana
dan sensitif
mendeteksi antibodi
sel mast spesifik
yang berikatan
dengan IgE.Hasil
positif (diameter
lebih dari 3 mm dari
kontrol
mengindikasikan
adanya antibodi yang
tersensitisasi, yang
juga
mengindikasikan
adanya alergi
makanan yang dapat
dikonfirmasi dengan
food challenge).
Uji kulit positif:
1. Hindari makanan
yang terlibat
secara temporer
2. Lakukan uji
terbuka
a) Jika uji terbuka
positif: hindari
makan yang
terlibat dan
lakukan uji
plasebo
tersamar ganda
b) Jika uji terbuka
negatif: tidak
ada retriksi
makanan, amati
dan ulangi test
bila gejala
muncul kembali
Uji kulit
negatif:Hindari
makanan yang
terlibat temporer
diikuti uji terbuka.
b. Uji provokasi
makanan:
menunjukkan
apakah gejala yang
ada hubungan
dengan makanan
tertentu.
Kontraindikasi untuk
pasien dengan
riwayat anafilaksis
yang berkaitan
dengan makanan.
c. Eliminasi makanan:
eliminasi sistemik
makanan yang
berbeda dengan
pencatatan
membantu
mengidentifikasi
makananan apa yang
menyebabkan alergi
8. petugas melakukan
pencatatan medik

7. a. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien


b. Menghindari makanan yang bersifat alergen sengaja
mapun tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi)
Hal-hal yang perlu c. Perhatikan label makanan
diperhatikan d. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek
protektif terhadap alergi makanan
e. Pasien dirujuk apabila pemeriksaan uji kulit, uji provokasi
dan eliminasi makanan terjadi reaksi anafilaksis
8. Unit Terkait Poli PTM, poli Umum,pelayanan 24jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam Medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP INTOLERANSI MAKANAN

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 12 dari 2 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Intoleransi makanan adalah gejala-gejala yang terjadi akbibat reaksi tubuh
terhadap makanan tertentu. Intoleransi bukan merupakan alergi makanan.
Hal ini terjadi akibat kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna
makanan tertentu. Intoleransi terhadap laktosa gula susu, atau yang
umum digunakan, terhadap agen penyedap monosodium glutamat (MSG),
atau terhadap antihistamin ditemukan di keju lama, anggur, bir, dan
daging olahan. Gejala intoleransi makanan kadang-kadang mirip dengan
gejala yang ditemukan pada alergi makanan
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan a. Laboratorium Rutin
b. Suplemen vitamin dan mineral
c. Suplemen enzim pencernaan
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah Persiapan alat
dan berat badan
3. Dokter melakukan anamnesa
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pada
Pengukura anamnesa
abdomen (pemeriksaan fisik
n TB & BB
dapat ditemukan nyeri tekan
abdomen, bising usus
meningkat dan mungkin
terdapat tanda-tanda dehidrasi)
5. Dokter menyarankan kepada
pasien untuk melakukan Px
Pemeriksa
pemeriksaan penunjang yaitu penunjang
an fisik
Laboratorium: fungsi prankeas,
asam empedu, toleransi laktosa
dan xylose, absorbsi pankreas,
absorbsi B12.
6. Dokter menegakkan
diagnosis berdasarkan
anamnesa,pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan diagnosa
penunjang
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan :
a. Pembatasan nutrisi
tertentu
b. Suplemen vitamin dan
mineral Penatalaksanaan
c. Suplemen enzim
pencernaan
Konseling dan Edukasi
a) Keluarga ikut
membantu dalam hal
pembatasan nutrisi
tertentu pada pasien. Pencatata
b) Keluarga juga n medik
mengamati keadaaan
pasien selama
pengobatan
8. Petugas melakukan
pencatatan medik

7. Hal-hal yang perlu Perlu dilakukan konsultasi ke spesialis penyakit bila keluhan tidak
diperhatikan menghilang walaupun tanpa terpapar
8. Unit Terkait Poli PTM, Poli Umum, Laboratorium, pelayanan 24jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam Medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP DEMAM TIFOID

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 14 dari 3 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Demam tifoid banyak ditemukan di masyarakat perkotaan maupun di


pedesaan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan
sanitasi lingkungan yang kurang baik
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan darah rutin dan serologi
Widal
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan Menyiapkan
3. Dokter melakukan anamnesa
alat
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik antara lain :
a. Suhu tinggi.
b. Bau mulut karena
demam lama. Mengukur anamne
c. Bibir kering dan TB & BB sa
kadang pecah-pecah.
d. Lidah kotor dan ditutup
selaput putih (coated
tongue), jarang
ditemukan pada anak.
e. Ujung dan tepi lidah Px Pemeriksaan
kemerahan dan tremor. penunjang fisik
f. Nyeri tekan regio
epigastrik (nyeri ulu
hati).
g. Hepatosplenomegali.
h. Bradikardia relatif Diagnosa
(peningkatan suhu
tubuh yang tidak
diikuti oleh
peningkatan frekuensi
nadi)
5. Dokter menyarankan untuk
melakukan pemeriksaan
penunjang ( darah lengkap Penatalaksana
dan widal ) an medis
6. Dokter menegakkan diagnosis
berdasarkan
anamnesa,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan fisik
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan :
Pencatatan
a. Terapi suportif dapat
dilakukan dengan: medik
1. Istirahat tirah baring
dan mengatur
tahapan mobilisasi.
2. Diet tinggi kalori dan
tinggi protein.
3. Konsumsi obat-
obatan secara rutin
dan tuntas.
4. Kontrol dan monitor
tanda vital (tekanan
darah, nadi, suhu,
kesadaran),
kemudian dicatat
dengan baik di
rekam medik pasien
b. Terapi simptomatik
untuk menurunkan
demam (antipiretik)
dan mengurangi
keluhan
gastrointestinal.
c. Terapi definitif dengan
pemberian antibiotik.
Antibiotik lini pertama
untuk demam tifoid
adalah kloramfenikol,
ampisilin atau
amoksisilin (aman
untuk penderita yang
sedang hamil), atau
trimetroprim-
sulfametoxazole
(kotrimoksazol).
d. Bila pemberian salah
satu antibiotik lini
pertama dinilai tidak
efektif, dapat diganti
dengan antibiotik lain
atau dipilih antibiotik
lini kedua yaitu
Ceftriaxone,
Cefotaxime (diberikan
untuk dewasa dan
anak), Kuinolon (tidak
dianjurkan untuk
anak <18 tahun
karena dinilai
mengganggu
pertumbuhan tulang)
8. Dokter melakukan
konseling dan edukasi
9. Petugas melakukan
pencatatan medik

7. a. Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum


tampak perbaikan.
Hal-hal yang perlu
b. Demam tifoid dengan tanda-tanda kedaruratan.
diperhatikan
c. Demam tifoid dengan tanda-tanda komplikasi dan fasilitas
tidak mencukupi
8. Unit Terkait Poli Umum, poli PTM, poli geriatri,Laboratorium, pelayanan 24jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam Medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP DISENTRI BASILER DAN DISENTRI
AMUBA

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 17 dari 2 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali


menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut
yang lain.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri disentri basiler
yang disebabkan oleh shigellosis dan amoeba (disentri
amoeba)
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan a. Pemeriksaan tinja
b. Infus set
c. Cairan infus/oralit
d. Antibiotik
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah Menyiapkan Penguku
dan berat badan alat ran TB &
3. Dokter melakukan anamnesa BB
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik
5. Dokter menyarankan kepada
pasien untuk melakukan
pemeriksaan penjunjang yaitu anamnesa
pemeriksaan tinja
6. Dokter menetapkan diagnosis
berdasarkan
anamnesis,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
7. Dokter melakukan Px Pemeriksaa
penunjang n fisik
penatalaksanaan medis :
a. Mencegah terjadinya
dehidrasi
b. Tirah baring
c. Dehidrasi ringan
sampai sedang dapat
dikoreksi dengan cairan
rehidrasi oral
d. Bila rehidrasi oral tidak Penatalaksan
mencukupi dapat aan medis
diberikan cairan
melalui infus
e. Diet, diberikan
makanan lunak sampai
frekuensi BAB kurang
dari 5kali/hari, Konseling dan edukasi
kemudian diberikan
makanan ringan biasa
bila ada kemajuan
f. Farmakologi
(pemberian obat )
8. Dokter melakukan Pencatatan
konseling dan edukasi medik
9. Petugas melakukan
pencatatan medik
7. Hal-hal yang perlu Pada pasien dengan kasus berat perlu dirawat intensif dan konsultasi ke
diperhatikan pelayanan sekunder (spesialis penyakit dalam)
8. Unit Terkait Poli Umum, Poli PTM, Poli geriatri, Laboratorium dan pelayanan 24 jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP HEMOROID GRADE 1-2

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 19 dari 3 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Hemoroid adalah pelebaran vena-vena didalam pleksus hemoroidalis.


Hemoroid terdapat 2 klasifikasi yaitu :
1. Hemoroid internal, yang berasal dari bagian proksimal
dentate line dan dilapisi mukosa
2. Hemoroid eksternal, berasal dari bagian dentate line dan
dilapisi oleh epitel mukosa yang telah termodifikasi serta
banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan 1. Pencahayaan yang cukup
2. Sarung tangan
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Anoskopi
b. Untuk menilai hemoroid interna yang tidak menonjol
keluar.
c. Proktosigmoidoskopi.
d. Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan
oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat
tinggi
e. Pemeriksaan darah rutin, bertujuan untuk mengetahui
adanya anemia dan infeksi
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan Menyiapkan
3. Dokter melakukan anamnesa alat
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik, seperti
periksa tanda-tanda
anemia, pemeriksaan Mengukur TB & BB
status lokalis (inspeksi
dan palpasi)
5. Dokter menyarankan kepada
pasien untuk melakukan
pemeriksaan penjunjang antara
lain :
a. Anoskopi
b. Untuk menilai anamnesa
hemoroid interna yang
tidak menonjol keluar.
c. Proktosigmoidoskopi.
d. Untuk memastikan Px
bahwa keluhan bukan Pemeriksaan penunj
fisik
disebabkan oleh proses ang

radang atau proses


keganasan di tingkat
tinggi
e. Pemeriksaan darah
rutin, bertujuan untuk
mengetahui adanya Diagnosis
anemia dan infeksi
6. Dokter menetapkan diagnosis
berdasarkan
anamnesis,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan medis : Penatalaksa
 Penatalaksanaan naan medis
Hemoroid Internal:
a. Hemoroid grade 1
Dilakukan terapi
konservatif medis
dan menghindari Konseling dan edukasi
obat-obat anti-
inflamasi non-
steroid, serta
makanan pedas atau
berlemak.
b. Hemoroid grade 2
Pencatatan
dan 3
Pada awalnya diobati medis
dengan prosedur
pembedahan.
c. Hemoroid grade 3
dan 4 dengan gejala
sangat jelas
Penatalaksaan
terbaik adalah
tindakan
pembedahan
hemorrhoidectomy.
d. Hemoroid grade 4
Hemoroid grade 4
atau dengan jaringan
inkarserata
membutuhkan
konsultasi dan
penatalaksanaan
bedah yang cepat.
 Penatalaksanaan
grade 2-3-4 harus
dirujuk ke dokter
spesialis bedah.
 Penatalaksanaan
hemorrhoid eksternal
Hemoroid eksternal
umumnya merespon
baik dengan
melakukkan eksisi.
Tindakan ini hanya
dapat dilakukan oleh
dokter spesialis
bedah.
Hal lain yang dapat
dilakukan adalah
mengurangi rasa nyeri
dan konstipasi pada
pasien hemoroid
8. Dokter melakukan
konseling dan edukasi
kepada pasien
9. Petugas melakukan
pencatatan medik

7. Hal-hal yang perlu Jika dalam pemeriksaan diperkirakan sudah memasuki grade 2-3-4 maka
diperhatikan pasien harus ditujuk ke Rumah Sakit
8. Unit Terkait Poli Uum , Poli PTM, Poli Geriatri, pelayanan 24 jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP HEPATITIS A

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 22 dari 2 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Hepatitis A adalah sebuah kondisi penyakit infeksi akut di liver yang
disebabkan oleh hepatitis A virus (HAV), sebuah virus RNA yang disebarkan
melalui rute fecal oral. Periode inkubasi rata-rata 28 hari (15 – 50 hari).
Lebih dari 75% orang dewasasimtomatik, sedangkanpadaanak < 6 tahun
70% asimtomatik. Kurangdari 1% penderita Hepatitis A dewasa
berkembang menjadi Hepatitis A fulminant.
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan a. Laboratorium darah dan urin rutin untuk pemeriksaan
fungsi hati
b. Obat Antipiretik, Antiemetik, H2 Bloker atau Proton Pump
Inhibitor
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan
3. Dokter melakukan anamnesa Menyiapk Menguk
(menanyakan keluhan pasien) an alat ur TB &
4. Dokter melakukan BB
pemeriksaan fisik
5. Dokter menyarankan kepada
pasien untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium (
pemeriksaan darah dan urin).
6. Dokter menetapkan diagnosa Pemeriksa
berdasarkan anamnesa, anamnesa
an fisik
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan medis :
a. Asupan kalori dan
cairan yang adekuat
b. Tirah baring
c. Tata laksana Px
Diagnosa
Farmakologi sesuai penunjang

dengan gejala yang


dirasakan oleh pasien:
 Antipiretik bila demam;
ibuprofen
2x400mg/hari.
Apabila ada keluhan Penatalaksanaan
gastrointestinal, medis
seperti:
a) Mual : Antiemetik
seperti
Metoklopropamid
3x10 mg/hari atau Konseling dan edukasi
Domperidon
3x10mg/hari.
b) Perut perih dan
kembung : H2 Bloker
(Simetidin 3x200
mg/hari atau
Ranitidin 2x Pencatatan
150mg/hari) atau medik
Proton Pump Inhibitor
(Omeprazol 1 x 20
mg/hari
8. Dokter melakukan
konseling dan edukasi
kepada pasien
9. Petugas melakukan
pencatatan medik

7. Kriteria Rujukan
a. Penderita Hepatitis A dengan keluhan ikterik yang
Hal-hal yang perlu
menetap tanpa disertai keluhan yang lain.
diperhatikan
b. Penderita Hepatitis A dengan penurunan kesadaran
dengan kemungkinan ke arah ensefalopati hepatik
8. Poli Umum, Poli PTM, Poli geriatri,Poli KIA, RB, Laboratorium dan
Unit Terkait
pelayanan 24 jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP PAROTITIS

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 24 dari 3 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Parotitis adalah peradanganyang terjadi pada kelenjar saliva


atau yang lebih dikenal dengan kelenjar parotis.Kematian
akibat penyakit parotitis sangat jarang
ditemukan.Parotitispaling seringmerupakan bentuk
komplikasidari penyakit yang mendasarinya.
Parotitis SindromSjögrenmemiliki rasiolaki-perempuan 1:9.
Parotitis dapat berulang saat masa kecillebih sering
terjadipada laki-laki dibandingkan pada perempuan.
Parotitisviral(gondongan) paling sering terjadipada anak-anak
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan Obat antibiotik
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan menyiapk
3. Dokter melakukan anamnesa an alat
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pada
kelenjarparotis dapat ditemukan
tanda-tanda berupa:
a. Demam Mengukur TB & BB
b. Pembengkakan kelenjar
parotis
c. Eritema pada kulit.
d. Nyeri tekan di kelenjar
parotis.
e. Terdapat air liur anamnesa
purulen
5. Dokter menyarankan pada
pasien untuk melakukan
pemeriksaan penunjang yaitu
Pemeriksaan laboratorium :
untuk menganalisa cairan Pemeriksaan fisik
saliva, dengan dilakukan
pemeriksaan anti-SS-A, anti-
SS-B, dan faktor rhematoid
yang dapat mengetahui adanya
penyakit autoimun Px
6. Dokter menegakkan diagnosa Diagnosa
penunjang
berdasarkan
anamnesa,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan :
a. Memberikan informasi Penatalaks
selengkapnya kepada Konseli
anaan
pasien / orang tua ng dan
pasien, dan keluarga eduksii medis
mengenai penyakit
parotitis. Menjaga
kebersihan gigi dan
mulut sangat efektif
untuk mencegah
parotitis yang Pencatatan medik
disebakan oleh bakteri
dan virus.
b. Farmakologis:
a) Tatalaksana
simptomatis sesuai
gejala yang
dirasakan.
b) Antibiotik: Antibiotik
spektrum luas dapat
diberikan pada kasus
parotitis bakteri akut
yang disebabkanoleh
bakteri.
c) Bila kondisi tidak
membaik, segera
rujuk ke layanan
sekunder
8. Dokter melakukan
konseling dan edukasi
kepada pasien
9. Petugas melakukan
pencatatan medik
7. Kriteria Rujukan
Hal-hal yang perlu Bila kasus tidak membaik dengan pengobatan adekuat di
diperhatikan layanan primer, segera rujuk ke layanan sekunder dengan
dokter spesialis anak atau dokter spesialis penyakit dalam
8. Unit Terkait Poli Umum, Poli PTM, Poli geriatri,Laboratorium dan pelayanan 24jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam medis

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP ASKARIASIS

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 27 dari 2 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Askariasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh


infestasi parasit Ascaris lumbricoides.
Biasanya tandanya nafsu makan menurun, perut
membuncit, lemah, pucat, berat badan menurun, mual,
muntah. Gejala yang timbul pada penderita dapat
disebabkan oleh cacing dewasa dan larva.
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan Laboratorium mikroskopik sederhana untuk pemeriksaan spesimen tinja
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan Menyiapkan alat
3. Dokter melakukan anamnesa
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik seperti
tanda vital dan pemeriksaan Mengukur
generalis tubuh: TD & BB
konjungtiva anemis,
terdapat tanda-tanda
malnutrisi, nyeri
abdomen jika terjadi
obstruksi anamnesa
5. Dokter menyarankan kepada
pasien untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium
(pemeriksaan tinja) Pemeriks Px
6. Dokter menegakkan diagnosa aan fisik penunjang
berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan :
a. Memberi pengetahuan
kepada masyarakat Penatal
akan pentingnya aksanaa Diagnosa
kebersihan diri dan n medis
lingkungan, antara
lain:
1) Kebiasaan mencuci
tangan dengan
sabun. Konseling dan
2) Menutup makanan. edukasi
3) Masing-masing
keluarga memiliki
jamban keluarga.
4) Tidak menggunakan
Pencatatan
tinja sebagai pupuk.
5) Kondisi rumah dan medis
lingkungan dijaga
agar tetap bersih dan
tidak lembab
b. Farmakologis
1) Pirantel pamoat 10
mg /kg BB, dosis
tunggal, atau
2) Mebendazol, 500 mg,
dosis tunggal, atau
3) Albendazol, 400 mg,
dosis tunggal. Tidak
boleh diberikan pada
ibu hamil
8. Dokter melakukan
konseling dan edukasi
kepada pasien dan
keluarga pasien
9. Petugas melakukan
pencatatab medis

7. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
2.

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP PENYAKIT CACING TAMBANG

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 29 dari 2 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Penyakit cacing tambang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
infestasi parasit Necator americanus dan Ancylostoma duodenale, cacing
ini menyebabkan nekatoriasis dan ankilostomiasis. Pada infestasi ringan
cacing tambang umumnya belum menimbulkan gejala. Namun bila
infestasi tersebut sudah berlanjut sehingga menimbulkan banyak
kehilangan darah, maka akan menimbulkan gejala seperti pucat dan lemas
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan a. Laboratorium mikroskopis sederhana untuk pemeriksaan
specimen tinja.
b. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan Menyiap Mengukur
3. Dokter melakukan anamnesa kan alat TB & BB
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik seperti
konjungtiva pucat dan
perubahan pada kulit
(telapak kaki) bila banyak Pemeriks Anamnesa
larva yang menembus aan fisik
kulit, disebut sebagai
ground itch
5. Dokter menyaranakan pada
pasien untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium Px Diagno
(pemeriksaan tinja) penunjang
6. Dokter menegakkan diagnosa sa
berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan antara lain :
a. Memberi pengetahuan
kepada masyarakat Penatalaksa
akan pentingnya naan medis
kebersihan diri dan
lingkungan, antara
lain:
1) Masing-masing
keluarga memiliki Konseling dan edukasi
jamban keluarga.
2) Tidak menggunakan
tinja sebagai pupuk
3) Menggunakan alas
kaki, terutama saat Pencatatan medis
berkontak dengan
tanah.
b. Farmakologis
1) Pemberian pirantel
pamoat selama 3
hari, atau
2) Mebendazole 500 mg
dosis tunggal atau
100 mg, 2x sehari,
selama 3 hari, atau
3) Albendazole 400 mg,
dosis tunggal, tidak
diberikan pada
wanita hamil.
4) Sulfasferosus
8. Dokter melakukan konseling
dan edukasi terhadap pasien
dan keluarga pasien
9. Petugas melakukan
pencatatan medis
7. Hal-hal yang perlu
-
diperhatikan
8. Poli Umum, Poli PTM, Poli Geriatri, Laboratorium, KIA, Pelayanan 24
Unit Terkait
jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP SKISTOSOMIASIS

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 31 dari 2 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Schistosoma adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang


disebabkan oleh cacing trematoda dari genus schistosoma
(blood fluke). Terdapat tiga spesies cacing trematoda utama
yang menjadi penyebab skistosomiasis yaitu Schistosoma
japonicum, schistosoma haematobium dan schistosoma
mansoni. Pada fase akut, pasien biasanya datang dengan
keluhan demam, nyeri kepala, nyeri tungkai, urtikaria,
bronchitis, nyeri abdominal.Biasanya terdapat riwayat
terpapar dengan air misalnya danau atau sungai 4-8 minggu
sebelumnya, yang kemudian berkembang menjadi ruam
kemerahan (pruritic rash). Pada fase kronis buang air kecil
darah (hematuria),nyeri abdomen dan diare berdarah dan
pembesaran perut.
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan tinja dan sedimen urine
(pada S.haematobium)
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan Menyiapkan alat
3. Dokter melakukan anamnesa
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien
5. Dokter menyarankan pasien Mengukur TB
untuk melakukan & BB
pemeriksaan laboratorium
(pemeriksaan tinja dan urine)
6. Dokter menegakkan diagnosa
berdasarkan
anamnesa,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
7. Dokter melakukan
penatalaksanaan medis anamnesa
antara lain :
a. Pengobatan diberikan
dengan dua tujuan
yakni untuk
Pemeriksa Px
menyembuhkan pasien
atau meminimalkan an fisik penunjang
morbiditas dan
mengurangi
penyebaran penyakit
b. Prazikuantel adalah
obat pilihan yang Penatala
diagno
diberikan karena dapat ksanaan sa
membunuh semua medis
spesies Schistosoma.
Walaupun pemberian
single terapi sudah
bersifat kuratif, namun
pengulangan setelah 2
sampai 4 minggu dapat Konseling dan edukasi
meningkatkan
efektifitas pengobatan
8. Dokter melakukan
konseling dan edukasi
kepada pasien dan Pencatatan medis
keluarga pasien
9. Petugas melakukan
pencatatan medis
7. Kriteria Rujukan
Hal-hal yang perlu
Pasien yang didiagnosis dengan skistosomiasis (kronis)
diperhatikan
disertai komplikasi
8. Unit Terkait Poli Umum, poli PTM, KIA, poli geriatri,Laboratorium, pelayanan 24 jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP STRONGILOIDIASIS

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 33 dari 2 NIP.196607241993012001

1. Pengertian Strongyloidiasis adalah penyakit kecacingan yang disebabkan oleh


Strongyloides stercoralis, cacing yang biasanya hidup di kawasan tropic
dan subtropik. Sekitar 300 juta orang diperkirakan terkena penyakit ini di
seluruh dunia. Infeksi cacing ini bisa menjadi sangat berat dan berbahaya
pada mereka yang immunokompromais
2. Tujuan Sebagai pedoman baku dalam pelayanan penyakit infeksi pada
umbilikus kepada pasien/keluarga pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir No....tahun 2016
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 tahun 2005
5. Alat dan bahan Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah dan feses
6. Langkah- langkah 1. Petugas menyiapkan alat-alat Alur SOP
untuk memeriksa pasien
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
Menyiapk Mengukur
dan berat badan
an alat
3. Dokter melakukan anamnesa TD & BB
(menanyakan keluhan pasien)
4. Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien
5. Dokter menyarankan kepada
pasien untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium ( Pemeriksaan anamne
pemeriksaan darah dan feces) fisik sa
6. Dokter menegakkan diagnosa
berdasarkan
anamnesa,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
7. Dokter melakukan Px
diagno
penatalaksanaan medis penunjang
sa
antara lain :
a. Menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, antara
lain:
1) Menggunakan Penatalaksa
jamban keluarga. naan medis
2) Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah melakukan
aktifitas.
3) Menggunakan alas
kaki.
Pencatatan Konseling
4) Hindari penggunaan
pupuk dengan tinja medis dan
b. Pemberian terapi obat edukasi
8. Dokter melakukan konseling
dan edukasi terhadap pasien
dan keluarga pasien
9. Petugas melakukan
pencatatan medis
7. Kriteria Rujukan : -
Hal-hal yang perlu
Pasien strongyloidiasis dengan keadaan imunokompromais
diperhatikan
seperti penderita AIDS
8. Unit Terkait Poli Umum, Laboratorium, pelayanan 24 jam
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
1. Rekam medik

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
SOP

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 35 dari X NIP.196607241993012001

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah- langkah Alur SOP
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
3.

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
NAMA SOP

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 36 dari X NIP.196607241993012001

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah- langkah Alur SOP
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
4.

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan
NAMA SOP

No. Dokumen :

No. Revisi : 00 Ditetapkan oleh :


Kepala Puskesmas
PUSKESMAS SOP Kecamatan Gambir
Tanggal terbit :
KECAMATAN
GAMBIR drg. I.G.A RUSMALA D, MPH
Halaman : 37 dari X NIP.196607241993012001

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah- langkah Alur SOP
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait
9. CATATAN MUTU
Dokumen terkait
5.

10. Riwayat Perubahan Dokumen

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai