Anda di halaman 1dari 55

Ahwalul Musliminal Yaum (Realita Umat Islam Hari Ini)

Diakui atau tidak, fakta menunjukkan bahwa kaum muslimin saat ini sedang dilanda berbagai
kelemahan. Hal inilah kemudian yang menyebabkan umat Islam hari ini belum mampu
tampil sebagai masyarakat ideal seperti yang dicita-citakan, yaitu menjadi khairu ummah,
sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta‘ala,
َّ َ ُ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َّ ْ َ ْ ُ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ
ِ ‫وف وجن َهىن ع ًِ اْلىى ِس وجا ِمىىن ِب‬
‫اَّلل‬ ِ ‫اض جإمسون ِباْلعس‬
ِ ‫هىخم دحر ؤم ٍت ؤد ِسحذ ِللى‬
―Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.‖ (QS. Ali Imran: 110)
Kelemahan muslimin (dha‘ful muslimin) pada saat ini meliputi beberapa aspek:
Pertama, aspek aqidah (aqidatan).
Tidak sedikit dari umat Islam saat ini yang masih awam terhadap prinsip-prinsip aqidah
Islam; hal ini menyebabkan keterikatan mereka terhadap Islam demikian longgar. Kecintaan,
kesetiaan, pembelaan, kebanggaan, dan komitmen terhadap Islam belum terbangun dengan
kokoh di dalam diri mereka; Begitupula kebencian, pemutusan hubungan, perlawanan,
pengingkaran, dan penyelisihan mereka terhadap nilai-nilai yang bertentangan dengan
kebenaran belum terpatri kuat dalam jiwa mereka. Padahal Rasulullah shalallahu ‗alaihi wa
sallam bersabda,
ُ ُْ َ ُّ َ َ ُ ْ َ ْ ْ ‫َ ْ َ ُ ُ َي‬
ُ ‫ َو ْال‬،‫ َو ْاْلُ َع َاد ُاة في هللا‬،‫الا ُة في هللا‬
‫هللا‬
ِ ِ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ؼ‬ ‫ؼ‬ ‫الب‬‫و‬ ، ‫هللا‬
ِ ِ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ب‬ ‫ح‬ ِ ِ ِ ِ ‫اْلى‬:‫ؤوزم عس ِلْاًم ِان‬
―Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan permusuhan karena Allah,
mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.‖ (HR. Ath-Thabrani dalam Mu‘jamul
Kabir [no.11537], lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah [IV/306, no. 1728])
Kelemahan aspek aqidah juga terlihat dari masih maraknya fenomena kemusyrikan seperti:
praktek ramal, dukun, dan sihir. Selain itu, muncul pula pendangkalan aqidah melalui
penyebaran faham atheisme, pluralisme, liberalisme, dan aliran-aliran sesat.
Oleh karena itu para da‘i hendaknya dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh upaya
pengokohan pemahaman serta pengamalan umat terhadap aqidah yang benar, khususnya
adalah pengokohan pemahaman dan pengamalan rukun iman serta rukun Islam.
Kedua, aspek tarbiyah/pendidikan (tarbiyatan)
Kegiatan pembinaan dan pendidikan Islam saat ini seringkali kurang diprioritaskan oleh
umat. Sementara itu secara umum pelaksanaan pendidikan Islam secara formal maupun
informal masih jauh dari ideal, sehingga umat Islam belum bisa memahami ajaran agamanya
secara utuh dan menyeluruh. Tidak sedikit diantara mereka yang mengenal dan mengamalkan
serta berinteraksi dengan ajaran Islam hanya dalam aspek-aspek dan momentum yang
terbatas. Contoh: saat kelahiran bayi, saat khitanan, saat syukuran, saat pernikahan, dan saat
kematian.
Lemahnya aspek tarbiyah menyebabkan sebagian umat Islam hari ini lebih fokus dan
terkonsentrasi pada urusan-urusan pemenuhan kebutuhan materi. Hal-hal yang bersifat

1
spiritual kadangkala terlupakan dan bahkan diabaikan. Inilah mungkin yang menyebabkan
umat Islam ditimpa penyakit al-wahn (kelemahan), sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah
shallallahu ‗alaihi wa sallam,
َ ‫هللا؟ َك‬
‫ َ"ب ْل‬:ٌ‫ا‬ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َّ ْ َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ
ِ ٌ‫ًى ِشً ؤن جداعى علُىم ألامم هما جداعى ألاولت ِبلى كطع ِت َها" او ِمً ِكل ٍت ِبىا ًىم ِئ ٍر ًا َزطى‬
ّ َ ْ ُ َ ُ َْْ ََ ْ ُ َْْ ُ ُ َََ ََْ ْ َ
َ ‫اَّلل ؟ َك‬ َ ُ َ َ ُ ْ ُ َّ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َّ
:ٌ‫ا‬ ِ ٌ‫ وما الىهً ًا َزطى‬:‫ وكد هصٌ ِبىم الىهً" ِكُ َل‬،‫ ول ِىىىم ػث ٌاء هؼث ِاء الظُ ِل‬،‫ِاهىم ًىم ِئ ٍره ِثح ُرون‬
َْ ُ َ ْ ُ ُّ ُ
‫الده َُا َوه َس ِاه َُت اْل ْى ِث‬ ‫"حب‬
―Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut
melahap isi mangkok.‖ Para sahabat bertanya: ―Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya
Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi
seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn.‖ Mereka bertanya lagi: ―Apakah
penyakit wahn itu ya Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Terlalu cinta dunia dan takut kepada
mati‖ (HR. Abu Daud).
Ketiga, aspek konsep pemikiran/cara pandang/ideologi (tsaqafiyyatan).
Banyak diantara umat Islam yang saat ini cenderung tidak ber-tsaqafah Islamiyah; yakni
berpandangan hidup, berpola pikir dan berideologi yang sesuai dengan aqidah Islam.
Supremasi pemikiran Islam di tengah-tengah umat belum terwujud secara ideal. Umat Islam
belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya.
Bahkan, yang terjadi adalah munculnya sikap mengekor (taqlid) dan ikut-ikutan (imma‘ah)
terhadap tsaqafah umat/bangsa lain yang tidak selalu sesuai dengan tasaqafah Islamiyah.
Tentang sikap taqlid, Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
َ ‫اَّلل َه َفاز‬
‫ض‬
َّ ٌَ ُ َ َ َ َ
‫ى‬ ‫ط‬‫ز‬ ‫ا‬ً ‫ُل‬‫ل‬ ‫ف‬ . ‫اع‬ ‫ز‬َ ‫اعا ب ِر‬ً ‫ ش ْب ًرا بش ْبر َوذ َز‬، ‫اع ُت َح َّتى َج ْإ ُد َر ُؤ َّمتى ب َإ ْدر ْال ُل ُسون َك ْب َل َها‬
َ ‫الظ‬ ُ ‫َال َج ُل‬
َّ ‫ىم‬
ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ َّ ُ َّ َ َ َ َ َ
ًَ ‫اض ِبال ؤول ِئ‬ ‫ فلاٌ وم ًِ الى‬. ‫وم‬ ِ ‫والس‬
ُّ َ

―Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta.‖ Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -
shallallahu ‗alaihi wa sallam-, ―Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?‖
Beliau menjawab, ―Selain mereka, lantas siapa lagi?― (HR. Bukhari no. 7319)
Dari Abu Sa‘id Al Khudri radhiyallahu ‗anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‗alaihi wa sallam bersabda,
ْ ُ ُ ُ ُ ْ َ َّ َ ّ َ ْ ُ َُ َ َ َّ َ َ َ َّ ُ َّ َ َ
ً ‫ًً م ًْ َك ْبل ُى ْم ش ْب ًرا بش ْبر َوذ َز‬
‫ كل َىا ًَا‬, ‫ىه ْم‬ ‫اعا ِب ِر َز ٍاع َح َّتى ل ْى َددلىا ِفى جح ِس غ ٍب الجبعخم‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ‫لخد ِبعً طجن ال ِر‬
َ َ َ َ َ َّ َ َ ُ َ ْ َّ َ ُ َ
ًْ ‫ ف َم‬: ٌ‫ا‬‫اَّلل آليهىد والىطازي ك‬ ِ ٌ‫زطى‬
―Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal
dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang
dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.‖ Kami (para
sahabat) berkata, ―Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan
Nashrani?‖ Beliau menjawab, ―Lantas siapa lagi?‖ (HR. Muslim no. 2669)

2
Imam Nawawi –rahimahullah– ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, ―Yang
dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dzira‘ (hasta) serta lubang dhab (lubang hewan tanah
yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip
sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashrani. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam
kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang
diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan
telah terjadi saat-saat ini.‖ (Syarh Muslim, 16: 219)1
Sedangkan tentang sikap imma‘ah Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

‫اض‬ َّ ًَ ‫اض َؤ ْح َظ َّىا َوب ْن َق َل ُمىا َق َل ْم َىا َو َلى ًْ َو ّؾ ُىىا َؤ ْه ُف َظ ُى ْم ب ْن َؤ ْح َظ‬


ُ ‫الى‬ ُ َّ ًَ ‫َال َج ُي ُىهىا ب َّم َع ًت َج ُل ُىلى َن ب ْن َؤ ْح َظ‬
‫الى‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ
.‫ َك َاٌ ؤ ُبى ِع َِس ى َه َرا َح ِد ًٌث َح َظ ًٌ َػ ِس ٌٍب َال َو ْع ِس ُف ُه ِب َّال ِم ًْ َه َرا ْال َى ْح ِه‬.» ‫ؤن ج ْح ِظىىا َوِبن ؤ َط ُاءوا فال جك ِل ُمىا‬
َ

―Janganlah kamu menjadi orang yang tidak punyai sikap. Bila orang melakukan kebaikan
maka aku pun melakukannya. Namun bila orang melakukan keburukan maka aku pun ikut
melakukannya juga. Akan tetapi tempatkanlah diri kalian! Jika orang melakukan kebaikan
maka aku melakukannya. Namun jika orang melakukan keburukan maka aku tinggalkan
sikap buruk mereka.‖ (HR. Tirmidzi)
Tentang imma‘ah Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‗anhu berkata,
ً ُ َ َ ُ
‫ال ًَيىه ًَّ ؤ َح ُده ْم ِب َّم َعت‬
―Janganlah seorang diantara kalian menjadi imma‘ah.‖
Lalu ada yang bertanya:
ُ
‫َو َما ِلْا َّم َعت ؟‬
―Apa itu Imma‘ah?‖
Ibnu Mas‘ud menjawab:
ُ
‫ًَ ْج ِسي َم َع و ِ ّل ِز ٍٍح‬
―Mengikuti semua angin yang bertiup.‖2
Seharusnya, sebagai umat yang memiliki way of life (manhajul hayah) yang sempurna,
mereka harus komitmen dengan segala sesuatu yang bersumber dari ajaran Islam. Mencakup
aspek keyakinan (al-i‘tiqadi), moral (al-akhlaki), sikap (as-suluki), perasaan (as-syu‘uri),
pendidikan (at-tarbawi), kemasyarakatan (al-ijtima‘i), politik (as-siyasi), ekonomi (al-
iqtishadi), militer (al-‗askari), dan hukum (al-jina‘i).
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam sejak awal telah mencontohkan tentang pentingnya
menjaga kemurnian tsaqafah para pengikutnya. Telah diriwayatkan secara shahih bahwa
beliau sangat marah ketika melihat Umar bin Khatthab memegang lembaran yang di
dalamnya terdapat beberapa potongan ayat Taurat, beliau berkata,

1
Dikutip dari: https://rumaysho.com/3076-mengikuti-gaya-orang-kafir-tasyabbuh.html
2
Ghoribul Hadist: Jilid 4, hal: 49 (dikutip dari: jendelasunnah.com)

3
ّ َّ َ َ ُ َ َ ْ َ ً َّ َ َ َ ْ َ َ ََ َّ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ّ َ َ
‫ىس ى ؤ ِخي َح ًُّا َما َو ِط َع ُه بال ِاج َب ِاعي‬ ‫آث ِبها بُػاء ه ِلُت ؟ لى وان م‬
ِ ِ‫م‬ ‫ل‬ ‫ؤ‬ ‫؟‬ ‫اب‬
ِ ‫ ؤ ِفي ش ًٍ ؤهذ ًا ابً الخ‬.
‫ؿ‬
―Apakah engkau masih ragu wahai Ibnul Khatthab? Bukankah aku telah membawa agama
yang putih bersih? Sekiranya saudaraku Musa (‗alaihis salam) hidup sekarang ini maka
tidak ada keluasan baginya kecuali mengikuti (syariat)ku.‖ (HR. Ahmad, Ad-Darimi dan
lainnya).
Keempat, aspek dakwah (da‘watan)
Setali tiga uang dengan aspek tarbiyah, aspek dakwah pun mengalami kelemahan; hari ini
kegiatan dakwah nyaris hanya sekedar menjadi entertainment yang tunduk kepada selera
pasar. Kegiatan dakwah seringkali dilakukan serampangan tanpa konsep, tahapan, dan
prioritas yang jelas.
Sementara itu, kebudayaan manusia terus berkembang secara dinamis dipengaruhi oleh
berbagai nilai, norma, dan aturan-aturan serta hukum yang tumbuh di tengah-tengah mereka.
Arus pemikiran dan gaya hidup mengalir deras tak terbendung; jahiliyyah modern tampil
dengan berbagai kemasan yang menggiurkan dan semakin canggih. Sementara itu kita
melihat fenomena para da‘i masih lemah dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan kekinian.
Mari kita mengambil hikmah dan manfaat dari apa yang disampaikan Amin Rais. Ia
menawarkan 5 ‗pekerjaan rumah‘ yang perlu diselesaikan oleh umat berkenaan dengan
dakwah di era informasi saat ini agar dakwah tetap relevan, efektif, dan produktif:3
1. Perlu ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru dakwah dengan
pembagian kerja yang rapi. Ilmu tabligh belaka tidak cukup untuk mendukung proses
dakwah, melainkan diperlukan pula berbagai penguasaan dalam ilmu-ilmu teknologi
informasi yang paling mutakhir.
2. Setiap organisasi Islam yang berminat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun
laboratorium dakwah. Dari hasil ―Labda‖ ini akan dapat diketahui masalah-masalah
riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.
3. Proses dakwah tidak boleh lagi terbatas pada dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas
dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti politik),
bil-iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya. Yang jelas, actions,speak louder than
word.
4. Media massa cetak dan terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang juga.
Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki oleh
umat Islam. Bila udara Indonesia di masa depan dipenuhi oleh pesan-
pesan agama lain dan sepi dari pesan-pesan Islami, maka sudah tentu keadaan seperti
ini tidak menguntungkan bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.
5. Merebut remaja Indonesia adalah tugas dakwah Islam jangka panjang. Anak-anak dan
para remaja kita adalah aset yang tak ternilai. Mereka wajib kita selamatkan dari
pengikisan aqidah yang terjadi akibat ‗invasi‘ nilai-nilai non islami ke dalam jantung
berbagai komunitas Islam di Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita memiliki

3
Dr. H. M. Amien Rais,MA. dalam bukunya Moralitas Politik Muhammadiyah

4
benteng tangguh (al-hususn al-hamidiyyah) dalam era globalisasi dan informasi
sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.
Kelima, aspek organisasi (tandziman)
Tandzim (organisasi) yang dimaksud adalah organisasi dalam arti kesatuan individu dalam
komunitas untuk tujuan tertentu; maupun organisasi dalam arti kelompok kerja sama antara
orang-orang atau komunitas yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam aspek tandzim dengan pengertian seperti di atas, umat Islam pun mengalami
kelemahan. Beragamnya tandzim (organisasi) seharusnya melahirkan sikap fastabiqul khairat
dan atau sinergi yang memunculkan berbagai macam kemaslahatan, namun yang terjadi saat
ini justru adalah munculnya fenomena tafarruq (perpecahan) yang menyebabkan semakin
lemahnya perjuangan.
Padahal fenomena seperti itu seharusnya dapat dihindari oleh umat Islam sejauh-jauhnya,
karena Allah Ta‘ala berfirman,
ُ َ َ ً َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ
‫ُعا َوال جف َّسكىا‬‫اَّلل ح ِم‬
ِ ‫واعخ ِطمىا ِبحب ِل‬
―Dan berpegang-teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai.‖ (QS. Ali-Imran: 103).
ٌ ‫ض‬
‫ىص‬ ٌ َُ ‫ض ًّفا َو َإ َّن ُه ْم ُب ْي‬
ُ ‫ان َم ْس‬ َ ‫ًً ًُ َلاج ُلى َن في َطبُله‬
َ ‫اَّلل ًُح ُّب َّالر‬
َ َّ ‫ب َّن‬
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
―Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.‖ (QS. As-Shaf: 4)
َ ‫الطابس‬
ًٍ َّ ‫اَّلل َم َع‬ ُ ‫اَّلل َو َز ُط َىل ُه َوَال َج َىا َش ُعىا َف َخ ْف َش ُلىا َو َج ْر َه َب ز‬
ْ ‫ٍح ُى ْم َو‬
َ َّ ‫اضب ُروا ب َّن‬ ُ ‫َو َؤؾ‬
َ َّ ‫ُعىا‬
ِِ ِ ِ ِ ِ
―Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.‖ (QS. Al-Anfal: 46)
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
َ ‫ػا َو َش َّب ًَ َب ْح َن َؤ‬
‫ض ِاب ِع ِه‬
ً ْ َ ُ ُ ْ َ ُّ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ
‫ اْلا ِمً للما ِم ًِ والبيُ ِان ٌشد بعػه بع‬.
―Seorang mu'min terhadap mu'min yang lain, ibarat sebuah bangunan yang sebagiannya
mengokohkan bagian yang lain‖ (dan beliau saw. menjalinkan antara jari-jarinya.)‖
(Muttafaq 'alaih).
Keenam, aspek akhlak (akhlakan)
Secara umum akhlak/moralitas sebagian kaum muslimin pada saat ini berada dalam
kelemahan, dalam arti masih jauh dari nilai-nilai ideal yang diajarkan oleh ajaran Islam.
Tidak sedikit diantara umat Islam saat ini yang terjangkit budaya permissivisme (paham serba
boleh), hedonisme (paham memburu kelezatan materi), gemar bersenang-senang, melepaskan
insting tanpa kendali, berlebih-lebihan dalam memuaskan kesenangan perut, meninggalkan
nilai-nilai kesopanan, kesantunan, dan rasa malu dari kalangan pria maupun wanita.

5
*****
Ad-da’watul Harakiyyatus Syamilah
Umat Islam dan para da‘i yang telah menyadari realita ini, hendaknya bahu membahu
melakukan upaya perbaikan (al-ishlah) dengan melakukan pergerakan dakwah yang
menyeluruh (ad-da‘watul harakiyyatus syamilah) yang memiliki karakter sebagai berikut.
Pertama, rabbani (ar-rabbaniyyah).
Dakwah rabbani yang dimaksud adalah dakwah yang digulirkan harus benar-benar bertujuan
dan berorientasi ketuhanan; bukan untuk mendapatkan keuntungan materi, popularitas, pujian
manusia, atau jabatan.
Allah Ta‘ala berfirman,
َ ْ ْ َّ َ َ ُ َُ َ َ ُ
‫ك ْل ال ؤ ْطإلى ْم َعل ُْ ِه ؤ ْح ًسا ِب ْن ُه َى ِبال ِذه َسي ِلل َع ِاْل َحن‬
―Katakanlah: ‗Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Qur‘an)." Al-
Qur‘an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.‘‖ (QS. Al-An‘am: 90)
ُ َ َ َ َ َ َ َّ َ َّ َ َ َ ُ َُ َ َ َ
‫ًَا ك ْى ِم ال ؤ ْطإلى ْم َعل ُْ ِه ؤ ْح ًسا ِب ْن ؤ ْح ِس َي ِبال َعلى ال ِري فؿ َسِوي ؤفال ح ْع ِللى َن‬
―Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain
hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"
(QS. Hud: 51)
Karakter da‘i rabbani (para da‘i yang berorientasi ketuhanan) disebutkan dalam firman Allah
Ta‘ala berikut ini,
ُ َ ‫ُو ُىهىا َزَّباه ُّ َحن ب َما ُه ْى ُخ ْم ُح َع ّل ُمى َن ْالى َخ‬
‫اب َو ِب َما ه ْى ُخ ْم َج ْد ُز ُطى َن‬ ِ ِ ِ ِِ
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab
dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.‖ (QS. Ali Imran, 3: 79)
Diantara makna Rabbani adalah faqih (orang yang memiliki pemahaman) dan ulama
(berpengetahuan) sebagaimana disebutkan di dalam Tafsir At-Thabari.
Kedua, konsepsional (al-manhajiyyah).
Artinya, dakwah yang diserukan harus benar-benar berpedoman dan berpanduan kepada
kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam. Allah Ta‘ala berfirman,
ْ ُْ ََ َّ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َّ ‫ُك ْل َهره َطبُلي َؤ ْد ُعى ب َلى‬
‫اَّلل َو َما ؤها ِم ًَ اْلش ِس ِه َحن‬
ِ ‫اَّلل على ب ِط َحر ٍة ؤها وم ًِ اجبع ِجي وطبحان‬
ِ ِ ِ ِ ِِ
―Katakanlah: ‗Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik‘‖ (QS. Yusuf: 108)
ْ َ َْ ْ ْ َ
‫ْاد ُع ِبلى َط ِب ُِل َزِّب ًَ ِبال ِحى َم ِت َواْل ْى ِعك ِت ال َح َظ َى ِت‬

6
―Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.‖ (QS.
An-Nahl: 125)
Ustadz Irwan Prayitno menjelaskan tentang karakter dakwah yang manhajiyyah sebagai
berikut: ―Kemudian dari panduan ini (Al-Qur‘an dan sunnah, red.) kita mempertimbangkan
keadaan lokal seperti situasi, kondisi, keadaan, peristiwa dan sikap yang muncul sehingga
muncul fiqhud dakwah yang dapat dijalankan di tempat tertentu. Minhaj yang jelas akan
membawa kepada jalan yang jelas dan juga akan membawa kita kepada tujuan yang benar
sehingga Allah meridhainya.‖4
Ketiga, bertahap (al-marhaliyyah).
Kebertahapan dalam dakwah adalah karakter yang sangat penting untuk dijaga. Hal ini
diantaranya tergambar dari apa yang disampaikan oleh Aisyah radhiyallahu ‗anha berikut ini.
َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َّ َ َّ َ َّ َ ْ ُ ْ َ َّ َ ُ ْ ْ ٌ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َّ
ٌَ ‫اض ِبلى ِلْا ْطال ِم َه َص‬‫ِبهما هصٌ ؤوٌ ما هصٌ ِمىه طىزة ِمً اْلفط ِل ِفيها ِذهس الجى ِت والى ِاز حتى ِبذا زاب الى‬
َ َ ُ ََ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ََ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ
‫ال َحال ٌُ َوال َح َس ُام َول ْى ه َص ٌَ ؤ َّو ٌَ ش ْي ٍء ال حش َسُبىا الخ ْم َس للالىا ال ه َد ُع الخ ْم َس ؤ َب ًدا َول ْى ه َص ٌَ ال ج ْصهىا للالىا ال ه َد ُع‬
ُ َ َّ َ ْ ُ ُ ْ َ ُ َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ ٌ َ َ َ ّ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ ُ َ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ً َ َ َ ّ
‫اعت‬ ‫الصها ؤبدا للد هصٌ ِبمىت على محم ٍد ضلى اَّلل علُ ِه وطلم وِب ِوي لجا ِزٍت ؤلعب بل الظاعت مى ِعدهم والظ‬ ِ
ُ‫ىز ُة ْال َب َل َسة َوا ّلي َظاء ب َّال َو َؤ َها ع ْى َده‬ ْ َ َ َ َ َ ْ
َ ‫ؤدهى َوؤ َم ُّس َو َما هصلذ ُط‬ َ
ِ ِِ ِ ِ
―Sesungguhnya yang pertama-tama kali turun darinya (Al-Qur‘an) adalah surat Al-
Mufashshal yang di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka. Dan ketika manusia
telah condong ke Islam, maka turunlah kemudian ayat-ayat tentang halal dan haram.
Sekiranya yang pertama kali turun adalah ayat, 'Janganlah kalian minum khamer.' Niscaya
mereka akan mengatakan, 'Sekali-kali kami tidak akan bisa meninggalkan khamer selama-
lamanya.' Dan sekiranya juga yang pertamakali turun adalah ayat, "Janganlah kalian
berzina..' niscaya mereka akan berkomentar, 'Kami tidak akan meniggalkan zina selama-
lamanya.' Ayat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Makkah
yang pada saat itu aku masih anak-anak adalah: 'Bal As Saa'atu Mau'iduhum Was Saa'atu
Adhaa Wa Amarr.(QS. Al-Qamar: 46).' Dan tidaklah surat Al Baqarah dan An Nisa` kecuali
aku berada di sisi beliau." (HR. Bukhari).
Tentang marhaliyyah (kebertahapan) ini ada prinsip dan pemahaman dasar yang harus
dipahami, yaitu bahwa aspek aqidah dan ibadah harus diaplikasikan sekaligus. Sedangkan
syariat, penyampaiannya kepada manusia dan aplikasinya pada realitas kehidupan itu
bertahap. Sebagaimana ‗tali Islam‘ itu bisa terurai ikatan demi ikatan5—maksudnya bertahap,
maka begitu juga upaya kembali kepadanya juga harus bertahap.
Menggiring manusia untuk bergabung lagi di bawah panji Islam, yang mengatur semua aspek
kehidupan manusia itu menuntut langkah bertahap dalam penerapannya. Tidak dikatakan

4
Kepribadian Da’i, Irwan Prayitno, hal. 158.
5
Hal ini merujuk pada hadits berikut ini,
ُ َ َّ َّ ُ ُ َ ُ ْ ُ ْ ً ْ َ َّ ُ ُ َّ َ َ َ َ َّ ُ َّ َ َّ َ َ ٌ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ َّ ُ َ ٌ َ ْ ُ ٌ َ ْ ُ َ ْ ‫َ ُ ْ َ َ َّ ُ َ ي‬
‫الطالة‬ ً‫ و ِآدسه‬، ‫ فيلما اهخ ِلػذ عسوة حشبث الىاض ِبال ِتي ج ِليها فإولهً هلػا الحىم‬، ‫لخىلػً عس ِلْاطال ِم عسوة عسوة‬

“Ikatan Islam akan terurai satu demi satu, setiap kali lepas satu ikatan, manusia beralih kepada simpul yang lain. Simpul yang pertama kali
lepas adalah hukum dan yang terakhir adalah sholat.” (HR Ahmad dinyatakan shahih oleh Syeikh Al-Albani )

7
bahwa prinsip bertahap itu telah terhenti setelah terhentinya wahyu dan disempurnakannya
agama. Karena yang menjadi masalah bukan pentahapan dalam penetapan hukum syariat,
melainkan dalam penerapannya. Tanpa pentahapan, berbagai maslahat tidak dapat
diwujudkan, terjadi kesulitan, dan semua manusia akan berpaling dari syariat.6
Keempat, memperhatikan prioritas (al-aulawiyyah).
Dakwah yang benar pasti memperhatikan aulawiyyah (prioritas), yakni memperhatikan hal
penting mana yang harus didahulukan dan mana yang harus diakhirkan; memprioritaskan
perkara pokok di atas perkara cabang, perkara fardhu di atas perkara sunnah atau nawafil,
perkara fardhu ‗ain di atas fardhu kifayah, perkara hak masyarakat di atas hak individu,
perkara loyalitas kepada kepentingan umat di atas loyalitas kepada kepentingan keluarga atau
kelompok, dan lain-lain.7
Kelima, kekinian (al-waqi‘iyyah).
Dakwah Islam hendaknya mampu menampilkan fleksibelitas di hadapan dinamika kehidupan
yang terus berkembang; sehingga dapat mensikapi realita atau kekiniaan dengan tepat. Tentu
saja hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip dan rambu-rambu yang
telah digariskan di dalam manhaj asasi, yaitu Al-Qur‘an dan sunnah. Tsabat (pasti, tetap,
stabil, kokoh, mantap, mapan, permanen, tidak berubah) dalam hal sasaran dan tujuan,
sementara murunah (lentur, luwes, dan fleksibel) dalam hal sarana (wasilah) dan cara/teknik
(uslub); tsabat dalam hal kaidah-kaidah fundamental (pokok), sementara murunah dalam
furu‘ dan masalah-masalah juz‘iyyat (bagian-bagian/cabang); tsabat dalam hal nilai-nilai din
dan akhlak, sementara murunah dalam hal-hal keduniaan dan ilmu.8
Menegakkan dakwah yang waqi‘iyyah sebenarnya adalah bagian dari implementasi ajaran
Islam yang memiliki karakter waqi‘iyyah, yakni sejalan dengan realita, situasi, dan kondisi
manusia. Dengan karakternya ini ajaran Islam tidak pernah memerangi fitrah manusia; tidak
pernah mengabaikan kondisi dan kemampuan manusia yang berbeda sehingga ada berbagai
rukhshah (keringanan) di dalam agama; tidak pernah melarang apa yang benar-benar
dibutuhkan manusia, dan Islam tidak pernah menutup mata dari berbagai kondisi darurat
yang dialami manusia.
Dengan memperhatikan karakter ini, maka nilai-nilai Islam menjadi kontekstual dan mampu
menjawab berbagai problematika masyarakat.
Keenam, seimbang (al-mutawazinah).
Dakwah Islam yang harus ditegakkan adalah dakwah yang memperhatikan seluruh aspek
kehidupan manusia secara seimbang; lahir dan batin, jasmani dan rohani, serta material dan
spiritual. Karena Islam bukanlah agama yang memisahkan antara urusan batin, rohani, atau
spiritual, dengan urusan lahir, jasmani, dan material. Islam tidak menerima sikap ghuluw
(berlebih-lebihan) dalam memperhatikan satu aspek, dan membuang aspek yang lainnya.
Sikap tawazzun tergambar dari hadits Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam berikut ini,

6
Lihat: Visi Peradaban Komprehensif Al-Ikhwan Al-Muslimun, Maktaba Syameela, hal. 24.
7
Pembahasan lengkap mengenai prioritas ini silahkan merujuk ke buku Fiqih Aulawiyat Syaikh Yusuf Al-Qaradawi.
8
Khashaisul Islam, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, terjemah Rofi’ Munawwar, hal. 242

8
َّ ‫الىب ّى – ملسو هيلع هللا ىلص – ٌَ ْظ َإ ُلى َن َع ًْ ع َب َادة‬
‫الى ِب ِ ّى – ملسو هيلع هللا ىلص‬ َّ ‫ع ْب ًَ َمالً – هنع هللا ىضر – ًَ ُلى ٌُ َح َاء َز َال َز ُت َز ْهـ ب َلى ُب ُُىث َؤ ْش َواج‬ َ ‫و‬
ََ
‫ؤ‬
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ
ََ َْ ََ َ ُ َ َّ ًَ ‫ىها َف َل ُالىا َو َؤ ًْ ًَ َه ْح ًُ م‬ َ ‫– َف َل َّما ُؤ ْدب ُروا َو َإ َّن ُه ْم َج َل ُّال‬
. ‫الى ِب ِ ّى – ملسو هيلع هللا ىلص – ك ْد ػ ِف َس ل ُه َما جل َّد َم ِم ًْ ذه ِب ِه َو َما جإ َّد َس‬ ِ ِ
َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ َ ً َ َّ ّ َ ‫اٌ َؤ َح ُده ْم ؤ َّما ؤها فةوى ؤ‬
ُ ّ َ َ َ َ ُ َ ‫َك‬
ٌُ ‫اٌ آد ُس ؤها ؤعت ِز‬ َ ‫ وك‬. ‫ىم الده َس وال ؤف ِؿ ُس‬ ُ ‫ض‬ ُ ‫اٌ آد ُس ؤها ؤ‬ َ ‫ وك‬. ‫ضلى الل ُْ َل ؤ َبدا‬
ِ ِِ
ُ َ ْ َ ّ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ َّ ُ ُ ْ َ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ َ ً َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ َ ّ
‫اَّلل ِب ِوى ألدشاه ْم‬ ِ ‫اَّلل – ملسو هيلع هللا ىلص – فلاٌ « ؤهخم ال ِرًً كلخم هرا وهرا ؤما و‬ ِ ٌ‫ فجاء َزطى‬. ‫ال ِيظاء فال ؤجصوج ؤبدا‬
‫ع ِم ِ ّجى » زواه‬ َ ِْ ‫ َف َم ًْ َز ِػ َب َع ًْ ُط َّىتى َف َل‬، ‫ض ّلى َو َؤ ْز ُك ُد َو َؤ َج َص َّو ُج ال ِّي َظ َاء‬ َ ‫ َو ُؤ‬، ‫ىم َو ُؤ ْفؿ ُس‬
ِ
ُ ‫ض‬ ُ ‫ َلى ّجى َؤ‬، ‫ََّّلل َو َؤ ْج َل ُاه ْم َل ُه‬
ِ ِ ِِ ِ ِ
‫البذازي‬
Anas bin Malik r.a. berkata: ―Ada tiga orang yang mendatangi rumah-rumah istri Nabi
shallallahu ‗alaihi wa sallam menanyakan ibadah Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam. Maka
tatkala diberitahu, mereka merasa seakan-akan (ibadah mereka) tidak berarti (sangat
sedikit). Mereka berkata: ‗Di mana posisi kami dari Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam,
padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang.‘
Salah satu mereka berkata: ‗Saya akan qiyamul lail selama-lamanya.‘ Yang lain berkata:
‗Aku akan puasa selamanya.‘ Dan yang lain berkata: ‗Aku akan menghindari wanita, aku
tidak akan pernah menikah.‘ Lalu datanglah Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam seraya
bersabda: ‗Kaliankah yang bicara ini dan itu, demi Allah, sungguh aku yang paling takut
dan yang paling takwa kepada Allah. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat, aku
tidur, dan aku juga menikah. Barang siapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak
termasuk golonganku.‘‖ (HR. Al-Bukhari).
Renungkan pula hadits ‗Abdullah bin ‗Amr bin al ‗Ash radhiyallahu anhuma berikut ini,
َ ْ ُ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َّ ‫َع ًْ َع ْبد‬
ًَ ‫ ؤل ْم ؤد َب ْر ؤ َّه‬،‫اَّلل‬ِ ‫ «ًا عبد‬: ‫اَّلل ضلى هللا علُ ِه وطلم‬ ِ ٌ‫ كاٌ ِلي زطى‬، ‫اص اهنع هللا يضر‬ ِ ‫اَّلل ب ًِ عم ِسو ب ًِ الع‬ ِ ِ
َ َ ُ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َّ َ ُ َ َ َ َ ُ ْ ُ َ ْ َّ ُ ُ َ َ َ َّ ُ ُ َ
‫ ف ِة َّن‬،‫ َوك ْم َوه ْم‬،‫ض ْم َوؤف ِؿ ْس‬ ‫ «فال جفعل‬:ٌ‫اَّلل كا‬ ِ ٌ‫ بلى ًا زطى‬:‫ فللذ‬، »‫ وجلىم اللُ َل؟‬،‫جطىم الن َهاز‬
َ َ َ َ
‫ َوِب َّن‬،‫ َوِب َّن ِل َص ْو ِز َن َعل ُْ ًَ َح ًّلا‬،‫ َوِب َّن ِل َص ْو ِح ًَ َعل ُْ ًَ َح ًّلا‬،‫ َوِب َّن ِل َع ُْ ِى ًَ َعل ُْ ًَ َح ًّلا‬،‫ِل َج َظ ِد َن َعل ُْ ًَ َح ًّلا‬
ّ ُ َّ ُ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ّ ُ َ َ َّ َ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َّ ُ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ
، »‫الد ْه ِس و ِل ِه‬ ‫ ف ِةن ذ ِلً ِضُام‬،‫ ف ِةن لً ِبي ِل حظى ٍت عشس ؤمث ِالها‬،‫ِبحظ ِبً ؤن جطىم ول شه ٍس زالزت ؤً ٍام‬
َ َ َّ ْ َ َ َ ُ َ َّ ّ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ً َّ ُ ُ َ ّ َّ َ ُ َ َ ُ ْ ُ َّ َ َ َ ّ ُ َ ُ ْ َّ َ َ
‫ َوال‬،‫الظال ُم‬ ‫اَّلل داود علُ ِه‬ ِ ‫ «فطم ِضُام ه ِب ِي‬:ٌ‫اَّلل ِب ِوي ؤ ِحد كىة كا‬ ِ ٌ‫ ًا زطى‬:‫ فش ِدد علي كلذ‬،‫فشددث‬
ٌُ ‫اَّلل ًَ ُلى‬ َّ ُ ْ َ َ َ َ
ِ ‫ فيان عبد‬، »‫ « ِهطف الده ِس‬:ٌ‫ا‬
ْ َّ َ ْ َّ ‫اَّلل َد ُاو َد َع َل ُْ ِه‬
َ ‫الظ َال ُم؟ َك‬ َّ َ ُ َ َ َ َ َ ُ ْ ُ
ِ ‫ وما وان ِضُام ه ِب ّ ِي‬:‫ كلذ‬، »‫ج ِصد علُ ِه‬
ََْ ْ َ
َّ َ ُ َّ َ ّ َّ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ
‫هللا َعل ُْ ِه َو َطل َم‬ ‫ ًا لُخ ِجي ك ِبلذ زدطت الى ِب ِي ضلى‬:‫بعد ما ه ِبر‬
Dari ‗Abdullah bin ‗Amr bin al ‗Ash Radhiyallahu anhuma, ia berkata, ―Rasûlullâh
Shallallahu ‗alaihi wa sallam bertanya kepadaku, ―Wahai ‗Abdullah, apakah benar
berita bahwa engkau berpuasa di waktu siang lalu shalat malam sepanjang malam?‖ Saya
menjawab, ―Benar, wahai Rasûlullâh‖. Beliau shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
―Janganlah engkau lakukan itu, tetapi berpuasa dan berbukalah! Shalat malam dan tidurlah!
karena badanmu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, matamu punya hak atasmu,
isterimu punya hak atasmu, dan tamumu pun punya hak yang harus engkau tunaikan.
Cukuplah bila engkau berpuasa selama tiga hari setiap bulan, karena setiap kebaikan akan

9
dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu berarti engkau telah melaksanakan
puasa sepanjang tahun‖. Kemudian saya meminta tambahan, lalu Beliau menambahkannya.
Saya mengatakan, ―Wahai Rasûlullâh, saya merasa diriku memiliki kemampuan‖. Maka
Beliau shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda, ―Berpuasalah dengan puasanya Nabi Allâh
Dawud alaihissallam dan jangan engkau tambah lebih dari itu‖. Saya bertanya,
―Bagaimanakah cara puasanya Nabi Dawud Alaihissallam?‖ Beliau Shallallahu ‗alaihi wa
sallam menjawab, ―Beliau berpuasa setengah dari puasa dahr (puasa sepanjang
tahun). Maka setelah ‗Abdullah bin ‗Amr bin al ‗Ash sampai di usia tua ia berkata,
―Seandainya dahulu aku menerima keringanan yang telah diberikan oleh Nabi Shallallahu
‗alaihi wa sallam ‖ (HR. Bukhari)
Jelaslah, bahwa ajaran Islam mengajarkan keseimbangan dalam memelihara eksistensi
kemanusiaan yang terdiri dari unsur al-jasad (jasad), al-aql (akal), dan ar-ruh (roh). Ajaran
Islam mengarahkan manusia agar memperhatikan ketiga unsur ini secara seimbang: al-jasad
membutuhkan al-ghidaul jasadiy (gizi bagi jasad), al-aql membutuhkan al-ghidaul aqli (gizi
bagi akal), dan ar-ruh membutuhkan al-ghidaur ruhiy (gizi rohani).
Islam tidak menghendaki umatnya bersikap mengagung-agungkan sebuah aspek ajaran atau
amal kebajikan seraya meremehkan aspek ajaran atau amal kebajikan yang lainnya. Maka,
Islam menghargai amalan jihad fi sabilillah; menghargai amalan shaum, shalat, dan
shadaqah; sebagaimana Islam juga menghargai amalan mencari nafkah; menghargai amalan
menegakkan ishlah (perdamaian); menghargai amalan amar ma‘ruf nahi munkar; serta
menghargai amalan ‗kecil‘ seperti menyingkirkan gangguan di jalan. Renungkanlah hadits-
hadits berikut ini:
Islam memperhatikan urusan mencari ma‘isyah (penghidupan),
َ َ َ
،‫هللا ص ِم ًْ َحل ِد ِه َو وشا ِؾ ِه‬ ْ ُ ُ َ ْ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ‫َع ًْ َه ْعب ْبً ُع ْج َس َة زع َك‬
ِ ٌِ ‫ م َّس على الى ِب ّ ِي ص َزح ٌل ف َسؤي اصحاب َزطى‬:ٌ‫ا‬ ِ ِ
َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َْ َ ْ ُ َ َ ُْ ََ
ُ ْ ُ َ ‫ َف َل‬،‫هرا فى َطب ُْل هللا‬
‫ان د َس َج ٌَ ْظ َعى َعلى َول ِد ِه ِضؼا ًزا‬ ‫ ِان و‬:‫هللا ص‬ ِ ٌ‫اٌ َزطى‬ ِ ِ ِ ِ ‫هللا لى وان‬ ِ ٌ‫ ًا زطى‬:‫فلالىا‬
َ َ َ ْ َ
‫ان د َس َج‬ ْ َ َ َ ْ ْ َ َْ ْ َ َْ ََ ََ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ
ِ ‫ ف ُهى ِفى ط ِبُ ِل‬،ًِ ً‫ و ِان وان د َسج ٌظعى على ابىٍ ًِ شُذح ِن ه ِبح َر‬،‫هللا‬
‫ و ِان و‬،‫هللا‬ ِ ‫ف ُهى ِفى ط ِبُ ِل‬
َ َّ َ ً َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُّ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ
‫ان د َس َج ٌَ ْظ َعى ِزٍَ ًاء َو ُمفاد َسة ف ُه َى ِفى َط ِب ُْ ِل الش ُْؿ ِان‬ ِ ‫ٌظعى على هف ِظ ِه ٌ ِعف َها ف ُهى ِفى ط ِبُ ِل‬.
‫ و ِان و‬،‫هللا‬
Dari Ka‘ab bin ‗Ujrah RA, ia berkata, ―Ada seorang laki-laki lewat di hadapan Nabi
shallallahu ‗alaihi wa sallam, maka para shahabat Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam
melihat betapa kuat dan sigapnya orang tersebut. Lalu para shahabat bertanya, ‗Ya
Rasulullah, alangkah baiknya seandainya orang ini ikut (berjuang) fi sabilillah‘. Lalu
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam menjawab, ‗Jika ia keluar untuk bekerja
mencarikan kebutuhan anaknya yang masih kecil, maka ia fi sabilillah. Jika ia keluar bekerja
untuk mencarikan kebutuhan kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia maka ia fi
sabilillah. Jika ia keluar untuk bekerja mencari kebutuhannya sendiri agar terjaga
kehormatannya (dari meminta-minta), maka ia fi sabilillah. Tetapi jika ia keluar untuk
bekerja karena riya‘ (pamer) dan kesombongan maka ia di jalan syaithan‖. (HR. Thabrani,
Shahihul Jami‘ No. 1428, dishahihkan oleh Al-Albani).
Islam memperhatikan urusan politik (penegakan hukum) dan urusan shalat,

10
ْ ْ ً ْ َ َّ ُ ُ َّ َ َ َ َ َّ ُ َّ َ َّ َ َ ٌ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ َّ ُ َ ٌ َ ْ ُ ٌ َ ْ ُ َ ْ َ ‫َل ُخ ْى َل‬
، ‫ػا ال ُحى ُم‬ ‫ فيلما اهخ ِلػذ عسوة حشبث الىاض ِبال ِتي ج ِليها فإولهً هل‬، ‫ػ ًَّ ُع َسي ِلْاطال ِم عسوة عسوة‬
ُ َ َّ َّ ُ ُ َ
‫الطالة‬ ً‫و ِآدسه‬
―Ikatan islam akan terurai satu demi satu, setiap kali lepas satu ikatan, manusia beralih
kepada simpul yang lain. Simpul yang pertama kali lepas adalah hukum dan yang terakhir
adalah sholat.‖ (HR Ahmad dinyatakan shahih oleh Syeikh Al-Albani )
Islam memperhatikan urusan kemasyarakatan,
ْ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ َّ َ َ َّ َ َ ّ
‫اث ال َب ْح ِن‬ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ََ
ِ ‫ؤال ؤد ِب ُرهم ِبإفػل ِمً د َزح ِت‬
ِ ٌ‫الطُ ِام والطال ِة والطدك ِت كالىا بلى ًا زطى‬
ِ ‫اَّلل كاٌ ِبضالُ ذ‬
ُ َ ْ ْ َ ُ َ ََ
‫اث ال َب ْح ِن ال َح ِاللت‬
ِ ‫وفظاد ذ‬
―Maukah kalian saya beritahu suatu hal yang lebih utama daripada derajat puasa, shalat
dan sedekah? Para sahabat menjawab: Tentu ya Rasulallah. Lalu Nabi bersabda: Hal
tersebut adalah mendamaikan perselisihan, karena karakter perselisihan itu membinasakan‖
(H.R. Ahmad, Tirmizi, dan Abu Daud, Shahih).
Islam memperhatikan urusan amar ma‘ruf nahi munkar,
ُ ْ َ َ ََ َْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َْ َ ُ َ
‫غ َعف‬ ‫ ف ِةن لم ٌظخ ِؿع ف ِبلل ِب ِه وذ ِلً ؤ‬، ‫ ف ِة ْن ل ْم ٌَ ْظ َخ ِؿ ْع ف ِب ِل َظا ِه ِه‬، ‫َم ًْ َزؤي ِم ْىى ْم ُم ْىى ًسا فل ُُؼ ِّح ْر ُه ِب َُ ِد ِه‬
ْ
‫ِلْا ًَم ِان‬
‖Barang siapa melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya, jika dia tidak mampu,
ubahlah dengan lisannya, dan jika dia tidak mampu, ubahlah dengan hatinya. Namun yang
demikian itu selemah-lemahnya iman.‖ (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi)
Islam memperhatikan urusan kemaslahatan sekecil apa pun,
ُ ْ ْ ُ َ َ َّ َ َ َ َ َ ‫ َل َل ْد َ َزؤ ًْ ُذ َز ُح ًال ًَ َخ َل َّل ُب فى ْا‬.
‫لج َّى ِت ِفى ش َج َس ٍة كؿ َع َها ِم ًْ ق ْه ِس الؿ ِسٍْ ِم واه ْذ جا ِذي اْل ْظ ِل ِم ْح َن‬ ِ
―Aku telah melihat seorang laki-laki bersenang-senang di surga disebabkan dia memotong
sebuah pohon di jalan yang mengganggu kaum muslimin.‖ (H.R. Muslim)
Ringkasnya, Islam menghendaki agar umatnya tawazzun seimbang dan proporsional dalam
menjalankan agamanya. Oleh karena itu dakwah yang dilakukan di tengah-tengah umat
hendaknya bersifat mutawazzinah (seimbang/proporsional) dalam memperhatikan seluruh
aspek kehidupan manusia.
Dengan pergerakan dakwah yang menyeluruh (ad-da‘watul harakiyyatus syamilah) seperti
itulah kita berharap Allah Ta‘ala akan menolong kita dalam memperharui keberagamaan
umat Islam yang kita cintai ini.
La haula wa la quwwata illa billahil ‗aliyyil adzim...

11
Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)
Mukaddimah
Min Asbabi Ta‘akhuril Muslimin (Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam)
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
َ ‫هللا؟ َك‬ َ ‫ط َعت َها" َا َوم ًْ ك َّلت ب َىا ًَ ْى َمئر ًَا َز ُط ْى‬ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َُ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ
‫ َ"ب ْل‬:ٌ‫ا‬ ِ ٌ ٍِ ِ ٍ ِ ِ ِ
ْ ‫ك‬ ‫ًى ِشً ؤن جداعى علُىم ألامم هما جداعى ألاولت ِبلى‬
ّ َ ْ ُ َ ُ َْْ ََ ْ ُ َْْ ُ ُ َََ ََْ ْ َ
َ ‫اَّلل ؟ َك‬ َ ُ َ َ ُ ْ ُ َّ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َّ
:ٌ‫ا‬ ِ ٌ‫ وما الىهً ًا َزطى‬:‫ وكد هصٌ ِبىم الىهً" ِكُ َل‬،‫ ول ِىىىم ػث ٌاء هؼث ِاء الظُ ِل‬،‫ِاهىم ًىم ِئ ٍره ِثح ُرون‬
َْ ُ َ ْ ُ ُّ ُ
‫الده َُا َوه َس ِاه َُت اْل ْى ِث‬ ‫"حب‬
―Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut
melahap isi mangkok.‖ Para sahabat bertanya: ―Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya
Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi
seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn.‖ Mereka bertanya lagi: ―Apakah
penyakit wahn itu ya Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Terlalu cinta dunia dan takut kepada
mati‖ (HR. Abu Daud).
Hadits di atas mengungkapkan tentang suatu periode yang akan dilewati oleh umat Islam
dimana kondisi mereka saat itu berada dalam kelemahan hingga diumpamakan seperti
makanan yang diperebutkan dari segala arah, padahal mereka saat itu merupakan umat
mayoritas.
Hadits ini seolah-olah sedang berbicara tentang realita umat Islam hari ini. Perhatikanlah,
bukankah kaum muslimin saat ini sedang berada dalam kemunduran di seluruh aspek
kehidupan?
Ustadz Abu Ridho menegaskan bahwa krisis yang tengah melanda umat Islam saat ini tidak
terkonsentrasi pada aspek-aspek tertentu dalam kehidupan umat, melainkan menyentuh
keseluruhannya. Hampir dalam semua segi kaum muslimin mengalami kemunduran. Lihatlah
betapa secara politik mereka terjajah dan tidak memiliki lembaga ―Daulah Islamiyah‖ yang
mampu mengayomi warganya. Secara ekonomi mereka marginal, dalam masalah pendidikan
dan ilmu pengetahuan mereka tertinggal, dalam aspek budaya mereka mengekor pada
kehidupan barat, dan demikian seterusnya pada bidang-bidang kehidupan yang lain. Bahkan
dari segi kefahamannya terhadap ajaran Islam sendiri, mayoritas mereka masih jauh dari
memadai. Tentang kemunduran umat Islam ini Amir Syaqib Arsalan mendeskripsikan secara
gamblang dalam bukunya, Limadza Ta‘akharal Muslimun wa Taqaddama Ghairuhum. 9
*****
Ada dua faktor utama yang menyebabkan kemunduran umat Islam: al-asbabud dakhiliyyah
(faktor-faktor internal) dan al-asbabul kharijiyyah (faktor-faktor eksternal).
Al-asbabud Dakhiliyyah (faktor-faktor internal)
Pertama, al-bu‘du ‗an kitabillahi wa sunnati rasulihi (menjauhi kitabullah dan sunnah rasul-
Nya).
9
Lihat: Kata Pengantar Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna, Era Intermedia, cetakan ketujuh, tahun 2001.

12
Kitab Allah, Al-Qur‘an, adalah kitab petunjuk yang menjadi sumber kejayaan dan kemuliaan
umat Islam. Allah Ta‘ala berfirman,
ُ َ ََ ُ ْ ُ َ ْ َ َ
‫ل َل ْد ؤ ْه َصل َىا ِبل ُْى ْم ِه َخ ًابا ِف ُِه ِذه ُسه ْم ؤفال ح ْع ِللى َن‬
―Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat
sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?‖ (Al-Anbiya, 21:
10)
Kemuliaan yang dimaksud, mencakup kemuliaan di dunia dan di akhirat, sebagaimana yang
diberikan kepada orang-orang yang beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
baik dari kalangan sahabat maupun generasi setelahnya. Mereka mempelajari Al Qur‘an dan
mengamalkannya, sehingga Allah Ta‘ala memberikan kejayaan kepada mereka sebagaimana
dapat kita baca dalam sejarah kaum muslimin pada masa lalu.
Maka, jika kaum muslimin meninggalkan Al Qur‘an—tidak membaca, tidak memahami, dan
tidak mengamalkannya— itu artinya mereka telah menanggalkan kemuliaan dirinya, serta
rela jatuh ke dalam kehinaan dan kerendahan.
ْ َ ْ ََ َّ ‫َو َلى َّاج َب َع ْال َح ُّم َؤ ْه َى َاء ُه ْم َل َف َظ َد ِث‬
‫غ َى َم ًْ ِف ِيه ًَّ َب ْل ؤج ِْ َى ُاه ْم ِب ِره ِس ِه ْم ف ُه ْم َع ًْ ِذه ِس ِه ْم‬ ُ ‫الظ َم َاو‬
ُ ‫اث َوألا ْز‬
ِ
َ‫ُ ْ ُ ن‬
‫مع ِسغى‬
―Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini,
dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka
kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.‖ (Al-Mukminun, 23: 71)
Begitu pula jika mereka meninggalkan As-Sunnah, tentu mereka akan kehilangan arah.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
َ
‫هللا َو ُط َّىت َز ُط ْىِل ِه‬ َ ‫ ه َخ‬: ‫َج َس ْه ُذ ف ُْ ُى ْم َؤ ْم َسًٍْ َل ًْ َجػ ُّل ْىا َما َج َم َّظ ْى ُخ ْم به َما‬
‫اب‬
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
―Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang
kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya‖. (Hadits Shahih Lighairihi, HR
Malik; al Hakim, al Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm).
Kedua, inhizamun dakhiliyun: ‗adamu at-tsiqati bil Islam (inferior: tidak tsiqah [percaya]
terhadap ajaran Islam).
Hal ini adalah konsekwensi logis dari dijauhinya Al-Qur‘an dan As-Sunnah. Manakala umat
renggang dari dua pedoman utama ini; tidak berinteraksi dan tidak memahaminya dengan
benar, maka keyakinan mereka terhadap ajaran Islam akan semakin menurun. Tidak tsiqah
kepadanya, lalu minder dalam mengamalkanya, dan akhirnya mereka tidak segan pula
meninggalkannya.
Sifat inferior ini tertanam dalam diri sebagian muslim karena terlanjur memahami Islam yang
di-asosiasi-kan dengan segala bentuk kemunduran, keterbelakangan dan ketinggalan zaman.
Kebanggaan diri mereka sebagai seorang muslim semakin meredup. Padahal Allah Ta‘ala
berfirman,

13
ْ ُ َ َْ ُ ُ ََْ َُ ْ َ َ ُ َ َ
‫ألاعل ْىن ِب ْن ه ْى ُخ ْم ُما ِم ِى َحن‬ ‫وال ت ِهىىا وال جحصهىا وؤهخم‬
―Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.‖ (Ali-Imran, 3: 139).
Akibat tidak tsiqah [percaya] terhadap ajaran Islam, maka Islam pun menjadi asing
sebagaimana di awal kedatangannya. Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
ُْ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ً َ َُ ْ َََ
‫ىد ه َما َب َدؤ ػ ِس ًٍبا فؿ َىبى ِللؼ َسَب ِاء‬ ‫بدؤ ِلْاطالم ػ ِسٍبا وطُع‬
―Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh
beruntungnlah orang yang asing‖ (HR. Muslim no. 145).
Al Qadhi ‗Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Imam
Nawawi,
َ ْ َّ ‫ ُز َّم َط َُ ْل َح ُل ُه‬، ‫ ُز َّم ا ْه َد َش َس َو َق َه َس‬، ‫الىاض َوك َّلت‬
‫ َح َّتى ال ًَ ْبلى ِبال‬، ٌ‫الى ْلظ َو ِلْادال‬ ِ َ ‫َؤ َّن لْا ْطالم َب َد َؤ في‬
َّ ًْ ‫آحاد م‬
ِ ِ ِ ِ
َ َ َ َ َ ً ْ َ َّ َ َ
‫ِفي آحاد و ِكلت ؤًػا هما بدؤ‬
―Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu Islam menyebar dan
menampakkan kebesarannya. Kemudian keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di
tengah keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari sedikitnya manusia pula
sebagaimana awalnya. ‖ (Syarh Shahih Muslim, 2: 143)10
Ketiga, at-taqlid (mengekor secara membabi buta).
Sifat inferior dan kebodohan terhadap pedoman hidup yang hakiki, membuat sebagian umat
Islam bangga dengan peradaban barat atau apa pun yang datang dari barat. Mereka ber-taqlid
kepada barat secara membabi buta karena tidak memiliki prinsip dan pendirian yang mereka
anut dan mereka banggakan.
Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam pernah berbicara mengenai sikap mental seperti ini
sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa beliau bersabda,
َ ‫اَّلل َه َفاز‬
‫ض‬
َّ ٌَ ُ َ َ َ َ
‫ى‬ ‫ط‬‫ز‬ ‫ا‬ً ‫ُل‬‫ل‬ ‫ف‬ . ‫اع‬‫ز‬ ً ‫ ش ْب ًرا بش ْبر َوذ َز‬، ‫اع ُت َح َّتى َج ْإ ُد َر ُؤ َّمتى ب َإ ْدر ْال ُل ُسون َك ْب َل َها‬
َ ‫اعا ب ِر‬ َ ‫الظ‬ ُ ‫َال َج ُل‬
َّ ‫ىم‬
ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ َّ ُ َّ َ َ َ َ َ
ًَ ‫اض ِبال ؤول ِئ‬ ‫ فلاٌ وم ًِ الى‬. ‫وم‬ ِ ‫والس‬
ُّ َ

―Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta.‖ Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -
shallallahu ‗alaihi wa sallam-, ―Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?‖
Beliau menjawab, ―Selain mereka, lantas siapa lagi?― (HR. Bukhari no. 7319)
Dari Abu Sa‘id Al Khudri radhiyallahu ‗anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‗alaihi wa sallam bersabda,

10
Dikutip dari: https://rumaysho.com/10465-berbahagialah-orang-yang-terasing.html

14
ْ ُ ُ ُ ُ ْ َ َّ َ ّ َ ْ ُ َُ َ َ َّ َ َ َ َّ ُ َّ َ َ
ً ‫ًً م ًْ َك ْبل ُى ْم ش ْب ًرا بش ْبر َوذ َز‬
‫ كل َىا ًَا‬, ‫ىه ْم‬ ‫اعا ِب ِر َز ٍاع َح َّتى ل ْى َددلىا ِفى جح ِس غ ٍب الجبعخم‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ‫لخد ِبعً طجن ال ِر‬
َ َ َ َ َ َّ َ َ ُ َ ْ َّ َ ُ َ
ًْ ‫ ف َم‬: ٌ‫ا‬‫اَّلل آليهىد والىطازي ك‬ ِ ٌ‫زطى‬
―Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal
dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang
dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.‖ Kami (para
sahabat) berkata, ―Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan
Nashrani?‖ Beliau menjawab, ―Lantas siapa lagi?‖ (HR. Muslim no. 2669)
Imam Nawawi –rahimahullah– ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, ―Yang
dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dzira‘ (hasta) serta lubang dhab (lubang hewan tanah
yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip
sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashrani. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam
kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang
diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan
telah terjadi saat-saat ini.‖ (Syarh Muslim, 16: 219)11
Dengan kata lain, umat Islam telah bersikap imma‘ah (ikut-ikutan). Mereka lebih senang
menjadi bangsa pengekor dan tidak berusaha menjadi pelopor. Padahal sikap imma‘ah ini
seharusnya ditinggalkan jauh-jauh. Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‗anhu berkata,
ً ُ َ َ ُ
‫ال ًَيىه ًَّ ؤ َح ُده ْم ِب َّم َعت‬
―Janganlah seorang diantara kalian menjadi imma‘ah.‖
Lalu ada yang bertanya:
ُ
‫َو َما ِلْا َّم َعت ؟‬
―Apa itu Imma‘ah?‖
Ibnu Mas‘ud menjawab:
ُ
‫ًَ ْج ِسي َم َع و ِ ّل ِز ٍٍح‬
―Mengikuti semua angin yang bertiup.‖12
Seharusnya umat Islam tetap berpegang teguh dan berupaya mengamalkan seluruh ajaran
agamanya di berbagai bidang kehidupan, bukan lantas mengekor bangsa-bangsa lain yang
menyebabkan mereka menjadi terbelakang. Mereka sesungguhnya mampu mandiri secara
ideologi, politik, sosial, ekonomi , budaya, dan militer; sehingga menjadi bangsa yang
berwibawa dalam percaturan dunia. Ajaran Islam yang mereka anut adalah ajaran yang
syamil mutakamil (menyeluruh dan sempurna), yang layak dijadikan sebagai minhajul hayah
(pedoman hidup).13 Allah Ta‘ala berfirman,

11
Dikutip dari: https://rumaysho.com/3076-mengikuti-gaya-orang-kafir-tasyabbuh.html
12
Ghoribul Hadist: Jilid 4, hal: 49 (dikutip dari: jendelasunnah.com)
13
Pembahasan tentang kesempurnaan ajaran Islam, silahkan pembaca merujuk ke madah: Syumuliyatul Islam,
khashaisul Islam, Shifatul Islam, Minhajul Hayah, dan Thabiatul Islam.

15
‫الم ِد ًًىا‬
َ ‫لْاط‬ ُ ‫ْال َُ ْى َم َؤ ْه َم ْل ُذ َل ُى ْم د ًَى ُى ْم َو َؤ ْج َم ْم ُخ َع َل ُْ ُى ْم و ْع َمتي َو َزغ‬
ْ ‫ِذ َل ُى ُم‬
ِ ِ ِ ِ
―Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.‖ (Al-Maidah, 5: 3)
Keempat, at-tafriqah (perpecahan).
Dalam kondisi umat Islam jauh dari pedoman hidup, terserang sifat inferior, dan bertaqlid
kepada barat, maka tumbuhlah dalam tubuh umat ini kelompok-kelompok yang merespon
realita umat sesuai dengan persepsi dan pemahamannya masing-masing. Namun situasinya
menjadi tidak sehat ketika kelompok-kelompok itu mengidap virus cacat pemahaman dan
cacat akhlak. Mereka ta‘ashub (fanatik) pada pendapat, serta gemar debat dan diskusi seraya
menghina dan merendahkan orang-orang yang berada di luar kelompoknya.
Akhirnya sebagian dari mereka terjebak dan berlarut-larut dalam pertarungan konsep atau
hal-hal normatif. Mereka berpecah belah, kemudian abai terhadap substansi masalah, yaitu
kerja nyata melakukan transformasi (perubahan) di tengah-tengah umat. Kondisi ini membuat
negeri-negeri muslim mengalami kemunduran yang berkepanjangan.
Hendaknya umat Islam mau merenungi seruan Allah Ta‘ala berikut ini,
ُ َ َ ً َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ
‫ُعا َوال جف َّسكىا‬‫اَّلل ح ِم‬
ِ ‫واعخ ِطمىا ِبحب ِل‬
―Dan berpegang-teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai.‖ (Ali-Imran, 3 : 103).
Kelima, at-takhalluf 'an mawakibil 'ashri (ketertinggalan dalam berbagai urusan kekinian).
Perpecahan yang berlarut-larut membuat kekuatan umat semakin lemah. Ta‘ashub (fanatisme
kelompok) yang tertanam di dalam jiwa-jiwa mereka menjadi penghalang terwujudnya
sinergi dalam perjuangan. Kelompok-kelompok itu ‗sama-sama kerja‘ dan tidak ‗bekerja
sama‘. Setiap kelompok asyik bekerja sendiri di bidang garapannya masing-masing—dan
kadang-kadang di antara mereka ada yang saling mengkritik, saling melemahkan dan saling
menghina amal-amal yang dilakukan orang di luar kelompoknya. Hal ini menyebabkan umat
Islam semakin lemah dalam persaingan di berbagai bidang kehidupan—ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan—dan cenderung tertinggal oleh bangsa-bangsa lain.
Hendaknya mereka mau merenungi firman Allah Ta‘ala berikut ini,
َ ‫الطابس‬
ًٍ َّ ‫اَّلل َم َع‬ ُ ‫اَّلل َو َز ُط َىل ُه َوَال َج َىا َش ُعىا َف َخ ْف َش ُلىا َو َج ْر َه َب ز‬
ْ ‫ٍح ُى ْم َو‬
َ َّ ‫اضب ُروا ب َّن‬ ُ ‫َو َؤؾ‬
َ َّ ‫ُعىا‬
ِِ ِ ِ ِ ِ
―Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.‖ (Al-Anfal, 8: 46)
*****
Guna melengkapi penjelasan tentang faktor-faktor internal, mari kita renungkan apa yang
diungkapkan oleh Hasan Al-Banna dalam risalah Bainal Amsi Wal Yaumi tentang faktor-
faktor terpenting yang menyebabkan degradasi umat Islam:

16
1. Perpecahan politik, fanatisme, perebutan kepemimpinan dan jabatan.
2. Pertentangan agama serta madzhab, berpaling dari agama yang seharusnya menjadi
aqidah dan amal menjadi kata-kata dan istilah-istilah yang kaku dan mati,
mengabaikan kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam, statis
dan fanatik pada pendapat, serta gemar debat dan diskusi.
3. Tenggelam dalam berbagai kemewahan dan kenikmatan, suka hiburan dan syahwat.
4. Peralihan kekuasaan dan kepemimpinan kepada non Arab yang belum merasakan
nikmat Islam yang benar dan hati mereka belum diterangi dengan cahaya Al-Qur‘an
karena mereka kesulitan memahami maknanya.
5. Mengabaikan ilmu-ilmu terapan dan pengetahuan alam, serta menghabiskan waktu
dan menyia-nyiakan potensi pada filsafat teoritis yang mandul dan ilmu-ilmu khayal
yang sakit.
6. Ketertipuan para pemimpin dengan kekuasaan dan kekuatan mereka, serta lalai
mengkaji perkembangan sosial umat-umat lain, sehingga umat lain unggul dalam
persiapan, lalu menyerang mereka pada saat lengah.
7. Terpedaya oleh desas-desus musuh yang manis bibir, terkagum pada kerja-kerja dan
tampilan hidup mereka, serta tertarik untuk taklid pada mereka.
Al-Asbabul Kharijiyyah (Faktor-faktor Ekternal)
Kemunduran umat Islam juga disebabkan faktor eksternal, yaitu dampak berkepanjangan al-
ghazwatu as-shalibiyyah (perang salib) yang mengganggu stabilitas as-siyasi (politik), al-
iqtishadi (ekonomi), dan ad-diniy (agama) di dunia Islam.
Perang salib menyebabkan kemunduran kekuasaan Islam di bagian barat terutama di wilayah
Spanyol. Kota-kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam direbut oleh
orang-orang nasrani sehingga kota-kota Cordova, Sevilia, Granada dan lain-lain jatuh ke
tangan mereka.
Perang yang terjadi antara tahun 1095-1487 M ini menghabiskan aset harta kekayaan umat
Islam. Kemiskinan terjadi karena seluruh kekayaan negara dialokasikan untuk perang.
Belum lagi banyaknya korban dari kalangan putra-putra terbaik, serta ribuan penguasa akibat
pembantaian yang terjadi karena perang.
Perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemunduran, karena umat Islam menghabiskan
seluruh waktunya untuk memikirkan perang. Para ulama tidak punya waktu untuk
mengadakan penemuan-penemuan dan karya-karya baru kecuali yang berhubungan dengan
dunia perang. Di masa-masa ini pula umat Islam kehilangan sebagian warisan
kebudayaannya.
Sedangkan bagi bangsa Eropa, perang salib ini menjadi jalan terjadinya alih berbagai disiplin
ilmu yang saat itu berkembang pesat di dunia Islam. Hal ini kemudian berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas peradaban bangsa Eropa beberapa abad berikutnya. Mereka belajar dari
kaum muslimin berbagai teknologi dan ilmu pengetahuan serta perindustrian yang
mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran di Eropa.

17
Peradaban Islam telah diboyong dari Timur ke Barat. Dengan demikian, Perang Salib itu
telah mengembalikan Eropa pada kejayaan, bukan hanya pada bidang material, tetapi pada
bidang pemikiran yang menyebabkan lahirnya masa Renaisans.
Dalam risalah Bainal Amsi Wal Yaumi, Hasan Al-Banna mengulas tentang awal kebangkitan
Eropa, bahwa ketika berada di bawah panji Bani Utsmaniyah, Negara Islam merasa tenang
dan dininabobokan kekuasaanya, sehingga lalai terhadap pergerakan yang ada di
sekelilingnya. Sementara Eropa terus memperkuat diri, berhimpun, berfikir, belajar,
mengelilingi berbagai negara, dan menemukan wilayah. Penemuan Amerika adalah salah satu
usaha Spanyol. Penemuan jalan ke India adalah salah satu usaha Portugis.
Berbagai seruan reformasi bermunculan di Eropa, hingga munculah beberapa tokoh reformis.
Eropa juga mempelajari ilmu alam dan pengetahuan yang produktif. Pembaharuan ini
berujung pada pembentukan nasionalisme dan negara kuat yang siap mencabik-cabik Negara
Islam yang telah dibagi-bagi oleh Eropa.
Kekuasaan Eropa semakin meluas ke ujung penjuru jauh, hingga mencapai sebagian besar
negara Islam, seperti India dan beberapa negeri Islam di sekitarnya. Setiap negara Eropa
mengambil peluang yang tersedia, lalu menyerang negara yang santai dan lalai, hingga dapat
mengambil sebagian perbatasannya atau meretakkan salah satu sisi eksistensinya.
Serangan ini berlangsung dalam waktu lama, hingga banyak wilayah Islam yang terlepas dari
Negara Utsmaniyah dan masuk dalam kekuasaan Eropa, seperti Afrika Barat (Maroko,
Aljazair, dan lain-lain) dan Eropa Utara. Juga banyak negara non muslim yang
memerdekakan diri dari kekuasaan Utsmaniyah, seperti Yunani dan negara-negara di wilayah
Balkan.
Rangkaian penutup dalam pergulatan ini adalah perang dunia pertama tahun 1914-1918 yang
berakhir dengan kekalahan Turki beserta sekutunya. Dengan ini sempurnalah kesempatan
bagi bagsa Eropa yang terkuat (Inggris dan Perancis) yang didukung Itali, maka ia
mencengkeram warisan besar umat Islam dan bangsa muslim. Mereka membentangkan
hegemoninya pada warisan tersebut dengan menggunakan berbagai istilah; pendudukan,
penjajahan, pengawasan dan perwakilan. Mereka membagi negara-negara Islam seperti
berikut: Afrika Utara (Mauritania, Al-Jazair, dan Tunisia) dan Syiria adalah jajahan Perancis.
Tripoli (Libya) dan Birqah merupakan jajahan Italia. India, Mesir, Sudan, Iraq, dan Palestina
di bawah kekuasaan Inggris.
Sementara Hijaz menjadi pemerintahan yang lemah yang menunggu bantuan serta terikat
berbagai perjanjian palsu. Yaman terkucil dan rakyat miskin terancam perang di setiap
tempat, setiap saat. Negara-negara Arab sisanya hanyalah wilayah kecil, dimana para
pemimpinnya berada pada perlindungan konsul-konsul Inggris. Iran dan Afghanistan
memiliki pemerintahan yang tidak stabil. Turkistan dan sekitarnyamenjadi jajahan Rusia.
Selain itu, ada beberapa minoritas muslim yang tersebar di banyak negara. Mereka tidak
mengetahui negara mana yang menjadi sandaran perlindungan, atau pemerintah bersenjata
mana yang dapat menjaga identitas keislaman mereka, seperti kaum muslimin di Ethiopia,
China, negara-negara di semenanjung Balkan, serta negara-negara di Afrika Tengah, Selatan,
Timur dan Barat.

18
Dengan kondisi seperti inilah Eropa memenangkan pertarungan politik dan melampiaskan
semua ambisinya untuk menghancurkan imperium muslim, melenyapkan daulah Islamiyah
dan memarginalkannya secara politis dari percaturan negara-negara besar yang eksis.14
Keterpurukan umat dan kebangkitan Barat inilah yang menyebabkan tertanamnya kekalahan
mental dan munculnya sikap inferior di kalangan sebagian umat.
Ta’rif Ghazwul Fikri (Pengertian Ghazwul Fikri)
Perang salib dalam arti peperangan fisik mungkin sudah berakhir. Namun, satu hal yang
harus disadari oleh kaum muslimin, peperangan yang bersifat non fisik sejatinya masih terus
berlangsung hingga saat ini. Peperangan inilah yang kemudian disebut dengan istilah al-
ghazwul fikri.
Secara Bahasa, ghazwul fikri terdiri dari dua suku kata yaitu ghazwah dan fikr. Ghazwah
berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan fikr berarti pemikiran. Jadi, secara bahasa
ghazwul fikri diartikan sebagai invansi pemikiran.15
Sebagian orang menyebut ghazwul fikr dengan istilah perang ideologi, perang budaya, perang
urat syaraf, dan perang peradaban. Intinya, ia adalah peperangan dengan format yang
berbeda, yaitu penyerangan yang senjatanya berupa pemikiran, tulisan, ide-ide, teori,
argumentasi, propaganda, dialog dan perdebatan.
Konon, orang yang pertama kali menyadari pentingnya metode baru dalam menaklukkan
Islam adalah Raja Louis IX. Setelah ditawan oleh pasukan muslim di Al-Manshuriyah Mesir
pada perang salib ke VII16, di dalam memoarnya ia menulis: ―Setelah melalui perjalanan
panjang, segalanya menjadi jelas bagi kita. Kehancuran kaum muslimin dengan jalan
konvensional (perang fisik) adalah mustahil. Karena mereka memiliki metode yang jelas dan
tegas diatas konsep jihad fii sabilillah. Dengan metode ini, mereka tidak pernah mengalami
kekalahan militer.‖ Ia melanjutkan: ―Barat harus menempuh jalan lain (bukan militer). Yaitu
jalan ideologi dengan mencabut akar ajaran itu dan mengosongkannya dari kekuatan,
kenekatan dan keberanian. Caranya tidak lain adalah dengan menghancurkan konsep-konsep
dasar Islam dengan berbagai penafsiran dan keragu-raguan.‖17
Dalam artikel berjudul: ―Serial Perang Salib Modern #3: Perang Salib, Benarkah?‖
disebutkan bahwa Raja Louis IX berkata: ‖Tidak mungkin meraih kemenangan atas umat
Islam melalui peperangan. Kita hanya akan bisa mengalahkan mereka, dengan cara sebagai
berikut: (a) menimbulkan perpecahan di kalangan pemimpin umat Islam. Jika sudah terjadi,
perluaslah ruangnya sehingga perselisihan ini menjadi faktor yang melemahkan umat Islam.
(b) Tidak memberi peluang berkuasanya seorang penguasa yang shalih di negeri-negeri Islam
dan Arab. (c) merusak pemerintahan di negara-negara Islam dengan suap, kerusakan dan

14
Diringkas dari Risalah Bainal Amsi Wal Yaumi, hal. 21-28.
15
Dikutip dari tulisan Bahron Ansori: http://www.mirajnews.com/id/ghazwul-fikri-dan-kelompok-penebar-
permusuhan/74746
16
Dalam perang di Al-Manshurah, sekitar 30.000 tentara Perancis gugur, tidak sedikit pula yang ditawan.
Sementara Raja Louis berhasil ditangkap dan dipenjara di rumah Ibnu Luqman. Setelah membayar uang
tebusan 10 juta Frank, Louis beserta sisa-sisa keluarga dan pasukannya dibebaskan (Lihat: Buku Pintar Sejarah
Islam, Qasim A. Ibrahim & Muhammad A. Saleh, Penerbit: Serambi)
17
Ibid. Penyusun sampai saat ini belum menemukan buku rujukan asli yang menyebutkan tentang hal ini.

19
wanita sehingga fondasi bangunan terpisah dengan puncak bangunan. (d) mencegah
munculnya tentara yang meyakini hak atas tanah airnya, rela berkorban demi membela
prinsip tanah airnya. (e) mencegah terbentuknya persatuan bangsa Arab di kawasan Arab. (f)
Membuat sebuah negara Barat di tengah kawasan Arab, mulai dari Ghaza di sebelah selatan,
sampai Antokia di sebelah utara, kemudian ke arah timur, terus memanjang sampai ke
Barat.18
Sebelum menyimpulkan pengertian ghazwul fikri, perlu kita ketahui empat kata kunci dan
target dari ghazwul fikri ini.
1. Ifsadul akhlak (merusak akhlak), yaitu memporak-porandakan etika dan moral kaum
muslimin sehingga tidak lagi berakhlak sesuai etika dan moral ajaran Islam. Kaum
muslimin diserbu dengan budaya permissivisme (paham serba boleh), hedonisme
(paham memburu kelezatan materi), gemar bersenang-senang, melepaskan insting
tanpa kendali, berlebih-lebihan dalam memuaskan kesenangan perut, mencabut nilai-
nilai kesopanan, kesantunan, dan rasa malu dari kalangan pria maupun wanita.
2. Tahthimul fikrah (menghancurkan pemikiran), yaitu mengacaukan pemahaman kaum
muslimin dengan memunculkan berbagai macam isme-isme yang asing dan
bertentangan dengan ajaran Islam, seperti: atheisme, materialisme, komunisme,
liberalisme, dan lain-lain.
3. Idzabatus syakhshiyyah (melarutkan kepribadiaan), yaitu menggoyahkan sikap hidup
kaum muslimin sehingga enggan beramar ma‘ruf nahi munkar dan bahkan bersikap
mujamalah (basa-basi), toleran atau ikut-ikutan kepada orang-orang yang
menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam. Misalnya dengan dalih HAM, tidak sedikit
kaum muslimin ikut-ikutan mentolerir, bahkan melegalkan hal-hal yang bertentangan
dengan nilai-nilai agama. Contoh: lesbian, gay, biseksual, dan transgander (LGBT).
4. Ar-Riddah (murtad), yaitu melepaskan kewajiban agama, mengingkarinya, bahkan
keluar dari agama.
Target dari ghazwul fikri ini adalah berubahnya pribadi-pribadi muslim sehingga menjadi
orang-orang yang memberikan al-wala-u lil kafirin (loyalitas, kesetiaan, dan kecintaan
kepada orang-orang yang ingkar kepada Allah Ta‘ala).
Menurut Ali Abdul Halim Mahmud19, ghazwul fikri merupakan suatu upaya untuk
menjadikan:
1. Bangsa yang lemah atau sedang berkembang, tunduk kepada negara penyerbu.
2. Semua negara, negara Islam khususnya, agar selalu menjadi pengekor setia negara-
negara maju, sehingga terjadi ketergantungan di segala bidang.
3. Semua bangsa, bangsa Islam khususnya, mengadopsi ideologi dan pemikiran kafir
secara membabi buta dan serampangan, berpaling dari manhaj Islam, Al Quran dan
Sunnah.
4. Bangsa-bangsa mengambil sistem pendidikan dan pengajaran negara-negara
penyerbu.
18
Lihat: https://www.arrahmah.com/read/2012/06/12/20462-serial-perang-salib-modern-3-perang-salib-
benarkah.html
19
Dr.Ali Abdul Halim Mahmud, Al - Ghazwul -Fikri wat –Tiyaratul-Muadiyah Lil- Islam

20
5. Umat Islam terputus hubungannya dengan sejarah masa lalu, sirah nabinya
dan salafus saleh.
6. Bangsa-bangsa atau negara-negara yang diserbu menggunakan bahasa penyerbu.
7. Ghazwul fikri adalah upaya melembagakan moral, tradisi, dan adat-istiadat
bangsa penyerbu di negara yang diserbunya.
Sejak awal, Islam telah memperingatkan kaum muslimin agar waspada terhadap orang-orang
kafir dan munafik yang selalu berupaya menyesatkan mereka,
َّ
‫اَّلل‬ ‫ُل‬‫ب‬ َ ‫ون َه َما َه َف ُسوا َف َخ ُي ُىهى َن َط َى ًاء َف َال َج َّخذ ُروا م ْن ُه ْم َؤ ْول َُ َاء َح َّتى ُي َهاح ُسوا في‬
‫ط‬ َ ‫َو ُّدوا َل ْى َج ْى ُف ُس‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
―Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu
kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka
penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.‖ (QS. An-Nisa, 4: 89)
*****
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan pengertian ghazwul fikri adalah serangan pemikiran,
ide, budaya, dan propaganda yang dilancarkan suatu bangsa/peradaban kepada
bangsa/peradaban lain sehingga mengalami kelemahan mental dan dapat dikuasai untuk
kepentingan mereka.
Marahilul Ghazwul Fikri (Tahapan Ghazwul Fikri)
Ghazwul fikri yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam dilakukan secara bertahap melalui
tiga fase:
Pertama, fase al-inhilal, yaitu fase degradasi kekuatan kaum muslimin. Mereka melakukan
aktivitas al-istisyraq (orientalisme), at-tanshir (kristenisasi), dan taqthi‘u aushali daulatil
khilafah (memutuskan hubungan umat Islam dengan daulah khilafah).
Al-istisyraq (orientalisme)
Yang dimaksud dengan orientalisme adalah sebuah studi yang dilakukan oleh orang-orang
Barat terhadap negara dan bangsa Timur (khususnya Islam-pent.) mengenai budaya, bahasa,
sejarah, agama, kondisi sosial, ekonomi, politik, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
bangsa tersebut.20
Barat membangun institut dan kelompok studi untuk kaum orientalis yang memberikan
perhatian khusus dalam bidang penerbitan manuskrip-manuskrip Islam. Selain itu, mereka
juga menerbitkan karya tulis berupa buku-buku yang berhubungan dengan dunia Islam dan
keislaman. Mereka memasukkan kritik-kritik terhadap Islam yang bersifat subyektif, jauh
dari obyektifitas.
Pada saat dunia Islam melemah pada akhir abad 19 dan awal abad 20, para orientalis
menggunakan kesempatan tersebut untuk mentransfer manuskrip-manuskrip Islam dan
naskah-naskah dari dunia Arab khususnya dan dunia Islam pada umumnya ke negara-negara
Eropa, dengan cara membeli dari tangan orang Islam yang bodoh ataupun mencurinya dari

20
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Ajnihatul
Makrits Tsalatsah, hal. 83 karya Abdurrahman Al-Maidani.

21
perpustakaan-perpustakaan umum. Sampai abad 19 saja, mereka telah mentransfer sekitar
250.000 jilid manuskrip.21
Pada tahun 1873 M, untuk pertama kalinya kaum orientalisme mengadakan Konferensi
Internasional I di Paris.
Kaum Orientalisme sekurang-kurangnya memiliki empat motivasi:22
1. Motivasi imperialisme, yaitu menjadikan orientalisme sebagai langkah awal dari
sebuah rencana invasi militer atau penguasaan negara lain.
2. Motivasi agama, yaitu menebarkan agama dengan cara melemahkan keyakinan orang
lain terhadap agamanya. Mereka menebarkan keraguan terhadap kebenaran risalah
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam. Mereka menuduh, ―Kitab Al-Qur‘an adalah
karangan Muhammad,‖ atau ―Islam bukanlah agama langit.‖
3. Motivasi ilmiah, yaitu ada diantara mereka yang mempelajari Islam dengan motivasi
ilmiah semata. Bahkan diantara mereka ada yang masuk Islam setelah menemukan
kebenaran dalam studi yang mereka lakukan, misalnya, seorang orientalis Prancis
bernama Deney. Setelah masuk Islam namanya diganti menjadi Nashiruddin Deney.23
4. Motivasi ekonomi, yaitu melakukan studi dengan tujuan untuk menguasai pasar
dunia Islam, menguasai lembaga ekonomi, mengeksploitasi sumber daya alam,
menjadikan negara-negara kaum muslimin sebagai konsumen produk-produk negara
Eropa.
At-tanshir (kristenisasi)
Yang dimaksud dengan kristenisasi adalah semua bentuk usaha orang-orang kristen dalam
mengajarkan agama Kristen dan menyebarkannya ke berbagai negara. 24 Namun,
kenyataannya kristenisasi ini hanyalah menjadi tujuan sekunder. Tujuan utama mereka adalah
imperialisme.
Pencetus gerakan kristenisasi pasca kekalahan pasukan Kristen dalam perang salib adalah
Ramon Llull. Kegiatan ini bertambah besar pada abad ke - 18 dan abad ke -19, dan mencapai
klimaksnya pada abad ke-20 yaitu setelah berdirinya berbagai organisasi misionaris di negeri-
negeri kaum muslimin. Misi zending Kristen ini gencar disebarluaskan pada masa
imperialisme Barat terhadap dunia Islam.
Kaum misionaris selalu mengadakan konferensi internasional untuk membahas segala macam
kendala yang mereka hadapi selama menjalankan misi kristenisasi. Di antara konferensi yang
telah mereka adakan antara lain :
 Konferensi di Cairo ( Mesir ) pada tahun 1906
 Konferensi di Edinburgh ( Skotlandia ) pada tahun 1910

21
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Ajnihatul
Makrits Tsalatsah, hal. 90, karya Abdurrahman Al-Maidani.
22
Lihat: Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami, terjemahan Abu Fahmi, hal. 10
23
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-
Musytasyriqun Ma Lahum wa Ma ‘Alaihim, hal. 19, karya Musthafa As-Siba’i.
24
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Ghazwul Fikri
wa Tiyaratul Mu’adiyah lil Islam, hal. 137, karya Dr. Ali Abdul Halim Mahmud.

22
 Konferensi di Lucknow pada tahun 1911
 Konferensi di Beirut pada tahun 1911
 Konferensi di Yurusalem pada tahun 1924, 1925 dan 1928
 Konferensi di Tunis ( Tunisia ) pada tahun 1931
Konferensi tersebut dilaksanakan untuk mempelajari kondisi, karakteristik, dan jumlah kaum
muslimin diseluruh dunia. Selain itu, untuk mengetahui kondisi dunia Islam dari segi politik,
ekonomi, sosial, maupun budayanya. Konferensi yang mereka adakan selalu dihadiri oleh
pakar-pakar di bidang politik, sosial, budaya dan tokoh- tokoh yang berkompeten dalam
mendukung kegiatan kristenisasi dan imperialisme.25
Taqthi‘u Aushali Daulatil Khilafah (memutuskan hubungan umat Islam dengan Daulah
Khilafah)
Salah satu kekuatan umat Islam yang tidak dapat dianggap enteng adalah kekuatan wihdah
(persatuan) dan ukhuwah (persaudaraan), yaitu kesadaran umat Islam bahwa mereka—
dimana pun berada—hakikatnya adalah satu kesatuan yang diikat oleh tali persaudaraan
berdasarkan kesamaan aqidah. Simbol persatuan umat Islam tersebut adalah lembaga Daulah
Khilafah.
Maka, guna melemahkan kekuatan umat Islam, Barat kemudian mengarahkan makarnya ke
arah Daulah Khilafah Utsmaniyah yang saat itu masih tegak berdiri. Barat berupaya
memutuskan hubungan umat Islam dengan Daulah Khilafah ini, dengan cara menebarkan ide
nasionalisme di wilayah negeri-negeri muslim. Di Beirut muncul Butrus al-Bustani, Mikhail
Mishaqa dan Nasif al-Yaziji mendirikan The Syrian Association for The Sciences and Arts
pada tahun 1847 atas inisiatif The American Mission. Pada tahun 1850 didirikan Eastern
Association, lalu terbentuk pula The Syrian Scientific Association pada tahun 1852 dan The
Secret Association pada tahun 1875.
The Secret Association memposisikan diri sebagai partai politik pertama yang fokus pada
nasionalisme Arab. Parpol ini membangkitkan permusuhan kepada Daulah Utsmaniyyah dan
menyebutnya sebagai Negara Turki. Mereka memperjuangkan pemisahan agama dari negara,
menegakkan nasionalisme Arab sebagai dasar persatuan dan mengubah loyalitas pada aqidah
Islam menjadi setia pada nasionalisme Arab. Sesuai namanya, parpol ini menerbitkan
selebaran-selebaran yang berisi hasutan bahwa Turki telah merampas Khilafah dari bangsa
Arab.
Di Istanbul, muncul Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement) dibentuk oleh Ahmad
Ridha Beik yang memiliki gagasan untuk mengimpor budaya Barat ke Turki. Gerakan ini
sungguh terpengaruh Revolusi Prancis dengan semboyannya: liberte, egalite, dan fraternite.
Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern memudahkan proses adopsi liberalisme,
nasionalisme dan demokrasi. Tokoh-tokoh mereka seperti Ziya Gokalp tampil sebagai sosok
Turki Muda pembawa semangat nasionalisme yang dominan dan fanatik. Nasionalisme yang
disebut Gokalp sebagai Turkisme Kultural tidak menuntut keberadaan faktor religius. Ia
merekomendasikan Syaikhul Islam sebagai representasi penerapan hukum Islam agar

25
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Islam fi
Wajhi Taghrib Mukhaththatuth Tabsyir wal Istisyraq, hal. 66, 67, karya Anwar Al-Jundi.

23
dihapuskan. Pemikiran Gokalp menegaskan pemisahan agama dengan politik. Gerakan
Turki Muda membentuk Committee for Union and Progress/CUP (Komite Persatuan dan
Kemajuan) sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan secara terbuka. CUP menjadi aktor
penting dalam Daulah Utsmaniyah sepanjang tahun 1908-1918, termasuk memasok tiga
presiden pertama Republik Turki sekular.
Singkat kata, CUP berhasil melancarkan kudeta dan merampas kekuasaan yang diabadikan
sejarah sebagai Revolusi Turki Muda (Young Turk Revolution) pada tahun 1908. Pada musim
gugur tahun yang sama, CUP mengadakan konferensi di Salanik, Turki, sebagai sarana unjuk
kekuatan. Pada saat itu Ahmad Beik menyombongkan kekuatan gerakannya dan memastikan
dukungan Eropa kepada mereka. Selanjutnya saat Turki meresmikan pembentukan parlemen,
komite ini memperoleh kekuasaan lewat Partai Turki Muda.
Kekuasaan itu mereka manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengendalikan angkatan
bersenjata. Komite sadar betul bila berhasil mengendalikan angkatan bersenjata, mereka
akan mampu mengendalikan seluruh kekuasaan. 26
Gagasan nasionalisme kemudian menyebar ke seluruh wilayah Daulah Utsmaniyyah hingga
bangsa Albania, Sirkasia, Kurdi, Romawi dan Armenia sibuk mendirikan komite demi
memerdekakan diri dari kesatuan Khilafah.
Pada tanggal 18 Juni 1913 dengan bantuan Prancis, pemuda-pemuda Arab mengadakan
konferensi di Paris. Konferensi itu menjadi deklarasi pertama kaum nasionalis Arab yang
bersekutu dengan Inggris dan Prancis guna melawan Daulah Utsmaniyah.
Pada 16 Mei 1916, terjadilah persetujuan rahasia ―Sykes-Picot‖ antara Perancis dan Inggris
yang menyepakati pembagian wilayah-wilayah kekuasaan Ustmani yang berhasil mereka
rebut. Maka munculah negara-negara kecil bernama: Libanon, Suriah, Irak, Palestina,
Yordania, Hijaz dan Yaman. Persetujuan ini dirahasiakan karena bertentangan dengan janji-
janji yang diberikan kepada Amir Makkah, Syarif Husein Bin Ali. Kepadanya pemerintah
Inggris menjanjikan kemerdekaan bagi negara-negara Arab dan berdirinya Khilafah
Islamiyah Arabiyah yang dipimpin tokoh Mekkah atau Madinah, jika mendukung Inggris
melawan Kekhalifahan Utsmaniyah. Wilayah kekuasaan yang dijanjikan meliputi Hijaz
(Makkah, Madinah, Thaif), Jazirah Arab, Irak, dan Syam.
Pada 10 Juni 1916 Syarif Husein memproklamasikan pemberontakan Arab terhadap
kekuasaan Khalifah Turki Utsmani. Ia mengepung kota Madinah dan merebutnya dari
kekuasaan Daulah Utsmaniyah. Lalu putranya, Faishal bin Syarif Husain memimpin
peperangan pasukan Arab melawan pasukan Turki Utsmani di perbatasan wilayah Palestina.
Pasukan berkuda Arab dipimpin oleh Pangeran Faishal bin Syarif Husain dan agen intelijen
Inggris, Lawrence of Arabia, menyerbu pasukan Turki Utsmani di wilayah Jabal Druz,
Baklabak, dan Ma‘an. Sementara itu, Musthafa Kamal Pasha, Panglima Pasukan Divisi VII
Turki Utsmani, telah menjalin kesepakatan rahasia dengan Inggris. Musthafa Kamal Pasha
menarik mundur pasukannya tanpa menembakkan sebutir peluru pun terhadap pasukan

26
Dikutip dari: Khilafah Runtuh Karena Nasionalisme, Pratma Julia Sunjandari (Lajanah Siyasiyah MHTI).

24
musuh. Atas pengkhianatannya itu, Inggris menjanjikan Musthafa Kamal Pasha sebagai calon
penguasa Turki Utsmani.
Pengkhianatan Musthafa Kamal Pasha membuat pasukan Turki Utsmani yang kelaparan dan
kehabisan amunisi di kota Gaza dan Ma‘an kewalahan menghadapi serbuan pasukan Arab.
Pasukan Turki Utsmani terpaksa ditarik mundur, sehingga kota Gaza dan Ma‘an jatuh ke
tangan pasukan Arab.
Kemenangan pasukan Arab itu merupakan sebuah kesuksesan besar bagi pasukan Inggris dan
Sekutu. Sebab, Palestina jatuh ke tangan pasukan Inggris dan Sekutu tanpa tewasnya seorang
pun tentara mereka dalam perang melawan pasukan Turki Utsmani. Dengan mudah dan tanpa
perjuangan apapun, Jendral Allenby membawa pasukan Inggris memasuki kota Al-Quds pada
tanggal 11 Desember 1917 M (1336 H). Dengan congkak, ia mengeluarkan pernyataannya
yang tercatat dalam sejarah ―Sekarang telah berakhir perang Salib!‖.
Syarif Husain dan bangsa Arab baru mengetahui hal itu setelah isi Perjanjian Sykes-Picot
dibocorkan dan dipublikasikan oleh pejuang revolusi komunis Bolshevick, Oktober 1917.
Menteri Penjajahan Inggris, Churchil, pada tahun 1921 M menggelar Konferensi Kairo.
Melalui konferensi tersebut, Inggris mendirikan sejumlah negara dan menentukan raja-
rajanya:
1. Khilafah Islamiyah atau Khilafah Arab berkedudukan di Makkah, dengan khalifahnya
Syarif Husain.
2. Kerajaan Mesir, dengan rajanya Fuad.
3. Kerajaan Irak, dengan rajanya Faishal bin Syarif Husain.
Namun setelah itu, Inggris secara diam-diam juga menjalin kesepakatan dengan penguasa
Riyadh dan pemimpin politik gerakan dakwah tauhid Nejed, Pangeran Abdul Aziz bin
Abdurrahman Al-Saud. Dengan dukungan Inggris, pasukan Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-
Saud mengalahkan pasukan Syarif Husain pada perang tahun 1925. Syarif Husain akhirnya
lengser dan menyerahkan tahta kerajaannya kepada putranya, Syarif Ali bin Syarif Husain.
Namun, kekalahan perang telah mengakibatkan kota Makkah jatuh ke tangan Abdul Aziz bin
Abdurrahman Al-Saud. Hal itu berarti Khilafah Arabiyah Makkah tumbang. Syarif Ali dan
keluarganya diberi jaminan untuk bergabung dengan saudaranya, Syarif Faishal bin Syarif
Husain di Irak. Sementara Syarif Husain sendiri dibuang ke Cyprus sebagai tahanan politik
dan meninggal di pembuangan pada tahun 1931. Makkah, Madinah, Jeddah, dan Riyadh
disatukan oleh Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Saud, lalu ia mendirikan Kerajaan Alu
Sa‘ud.27
Kedua, fase al-ihtilal, yaitu fase pendudukan, perampasan, atau penjajahan terhadap umat
Islam. Barat terus melanjutkan aktivitas al-istisyraq (orientalisme) dan at-tanshir
(kristenisasi), juga berupaya melakukan fashlud dini ‗anid daulah (memisahkan urusan
agama dari kenegaraan), nasyrul qaumiyyah (menyebarkan faham nasionalisme/kebangsaan),
dan isqatul khilafah (meruntuhkan khilafah).

27
Lihat: http://www.kiblat.net/2015/11/14/beginilah-cara-penjajah-salibis-barat-menelikung-revolusi-umat-
bag-1/

25
Dari pembahasan sebelumnya kita telah mendapat gambaran sekilas tentang aktivitas
orientalisme, kristenisasi, serta bagaimana tertanamnya ide sekularisme dan nasionalisme di
dunia Islam yang menyebabkan semakin lemahnya kedudukan Daulah Khilafah Utsmaniyah.
Kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan Turki Utsmani di negeri Syam dan Irak
pada masa revolusi Arab akhirnya memaksa Daulah Utsmaniyah untuk menyerah kepada
pasukan Inggris dan Sekutu. Inggris kemudian menyerahkan kepemimpinan Turki kepada
Musthafa Kamal sesudah berlangsungnya perundingan ―Luzon‖ antara pihak Inggris yang
diwakili oleh Lord Cirzon, Menteri Luar Negeri Inggris dengan pihak Turki yang diwakili
oleh Ismat Inonu, pembantu Musthafa Kamal.
Perundingan Luzon berjalan selama tiga bulan, dari November 1922 hingga Februari 1923.
Ada empat syarat yang diajukan pihak Inggris kepada wakil Turki dalam perundingan ini:
1. Harus bersedia menghapuskan Khilafah.
2. Usaha apapun yang bermaksud menegakkan kembali Khilafah harus ditumpas.
3. Harus bersedia mengambil undang-undang Eropa untuk menggantikan undang-
undang Islam.
4. Harus bersedia memerangi syi‘ar-syi‘ar Islam.
Majelis Agung Nasional Turki mendeklarasikan Republik Turki pada tanggal 29 Oktober
1923 dan Musthafa Kamal berhasil menjadi presiden yang pertama. Dialah yang
menghapuskan kekhalifahan Turki Utsmaniyah pada 3 Maret 1924.
Ketiga, fase ma ba‘dal ihtilal, yaitu fase setelah pendudukan, perampasan, atau penjajahan
terhadap umat Islam. Bisa dikatakan pula fase setelah runtuhnya Khilafah Utsmaniyah.
Terjadi at-taghyir (perubahan) yang demikian besar di dunia Islam, yaitu perubahan siyasiy
(politik), ijtima‘iy (sosial kemasyarakatan), dan khuluqiy (moralitas). Sebagai contoh di
Turki, Musthafa Kamal dengan lancangnya melakukan penghapusan berbagai syi‘ar Islam,
seperti: penggunaan bahasa Arab lisan maupun tulisan, pakaian muslim di pasar-pasar,
ibadah umrah dan haji, shalat berjama`ah, dan merubah Masjid Aya Shofia menjadi gedung
Museum. Kamal juga memaksa penduduk Turki memakai topi ala Eropa dan melarang
mereka memakai tarbusyi (songkok) dan surban Turki, serta melarang pemakaian hithah dan
ighal (jenis ikat kepala) yang menjadi ciri bangsa Arab.28
Gempuran al-istisyraq (orientalisme), at-tanshir (kristenisasi), al-ladiniyyah (sekulerisme),
al-qaumiyyah (nasionalisme/kebangsaan), dan at-taghrib semakin deras. Dunia Islam begitu
terpuruk.
Virus-virus pemikiran ini masuk ke berbagai bidang kehidupan kaum muslimin, diantarannya
melalui:
At-Ta‘lim (pendidikan)

28
Lihat: Hidmul Khilafah wa Bina-uha [Terjemahan:Runtuhnya Khilafah & Upaya menegakkannya, Pustaka Al-
Alaq: Solo.

26
Bidang pendidikan adalah bidang yang paling diincar oleh musuh-musuh Islam, karena bila
mereka dapat menguasainya, berarti mereka telah berhasil menguasai masa depan dan
peradaban umat Islam.
Maka, setiap kali kaum imperialis memasuki suatu negara, mereka biasanya terlebih dahulu
menyerang strategi pendidikan di negara tersebut. Demikian juga kaum misionaris kristen,
mereka mendirikan sekolah-sekolah dan universitas-universitas misionaris untuk
mewujudkan tujuan mereka, yaitu memasukkan doktrin pemikiran mereka, seperti yang
terjadi di Universitas Amerika, di Beirut dan Cairo.
Dalam Konferensi Kristenisasi tahun 1924 M, dirumuskan pesan-pesan misionaris, yang
antara lain berbunyi, ―Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan, kita harus memfokuskan misi
kita terhadap anak-anak keluarga muslim, sebab mereka ibarat benih yang dapat kita petik
buahnya dalam kurun waktu yang tidak lama. Garapan ini harus kita prioritaskan dan kita
dahulukan, daripada garapan lainnya, sebab penanaman ruh Islam dalam pribadi mereka,
telah dimulai sejak usia dini. Oleh karena itu kewajiban kita adalah membina dan
mengirimkan anak-anak Islam ke sekolah-sekolah misionaris, sebelum sempurna
perkembangan otak pemikiran dan moral mereka dalam norma-norma Islam.‖29
―Tujuan utama kaum misionaris adalah, menguasai generasi baru dan mempersiapkan mereka
menjadi pelindung serta pendukung gerakan kristenisasi, tatkala anak-anak itu sudah besar
dan menjadi ahli politik, ilmuwan, sastrawan, intelektual, maupun tokoh masarakat, di negara
mereka pada masa mendatang. Mereka di harapkan akan menjadi pembela serta secara
nalurriah, lalu memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada orang-orang yang
telah mendidik dan mengajari mereka.‖30
Abdul Qadir Al-Husaini, seorang mahasiswa Universitas Amerika pada saat yudisium
wisudanya, dengan ijazah tergenggam ditangannya, ia berdiri lalu berkata, ‖Sungguh,
universitas ini tampil dihadapan masarakat, seolah-olah sebuah universitas keilmuan, padahal
sebenarnya, merupakan pusat dan sumber dari upaya perongrongan aqidah Islam, karena
selalu menjatuhkan dan menghujat Islam. Oleh karena itu, tidak pantas bagi orang-orang
Islam, memasukan anak-anaknya ke universitas ini.‖ Kemusian Abdul Qadir Al-Husaini,
mengungkap sejumlah literature yang dijadikan buku pegangan, yang isinya menghina dan
menghujat Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam.31
Demikianlah, dengan menguasai sistem pendidikan dan pengajaran. Mereka berupaya keras
mengganti kurikulum, metode, dan sistem pendidikan di dunia Islam dengan kurikulum,
metode, dan sistem pendidikan yang bersumber dari budaya, serta pemikiran Barat, dengan
tujuan, untuk mengangkat kebudayaan Barat, dan menghancurkan kebudayaan Islam.
Menurut Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, invasi pemikiran di bidang pendidikan yang paling
berbahaya adalah mereka mendorong putra-putri Islam untuk belajar Islam di negara-negara

29
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Islam fi
Wajhit Targhib karya Anwar Al-Jundi, hal. 171.
30
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Islam fi
Wajhit Targhib karya Anwar Al-Jundi, hal. 172.
31
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Islam fi
Wajhit Targhib karya Anwar Al-Jundi, hal. 176.

27
Barat. Maka, ketika mereka kembali ke pangkuan masyarakat muslim, kebanyakan mereka
mengagung-agungkan dan memuji-muji kebudayaan Barat, sambil mencemooh habis-habisan
kebudayaan Islam. Di mata mereka, kebudayaan Islam sudah kuno, usang, dan tidak cocok
lagi dengan zaman modern.
Al-I‘lam (media)
Media informasi modern yang canggih, serta dukungan dana yang besar, merupakan senjata
yang paling ampuh untuk mempengaruhi kaum muslimin secara langsung dan cepat.
Oleh karena itu, masuh-musuh Islam sangat berhasrat memanfaatkan media informasi
tersebut untuk menghancurkan norma dan budaya kaum muslimin, sehingga menimbulkan
kekacauan, kericuhan, dan penyimpangan di tengah kehidupan masarakat muslim.
Sebagian besar kantor berita, stasiun televisi, stasiun radio, harian, majalah, perusahaan
perfilman dan periklanan, penerbitan, serta percetakan, tunduk di bawah kekuasaan Barat dan
Zionisme internasional.32
Semua media informasi dipergunakan untuk menyiarkan acara dan program yang dapat
menyulut permusuhan etnis diantara ummat Islam. Selain itu, juga untuk menayangkan
berbagai macam film yang berisi adegan seksual dan tindak kriminal. Maka, para remaja
Islam yang sedang mengalami masa puber, bahkan orang tua sekali pun menjadi rusak
pemikirannya, lalu terdorong untuk melakukan hal yang serupa dengan apa yang baru saja
mereka saksikan.33
Al-Qanun (undang-undang)
Kaum imperialis Barat semakin dalam menancapkan kuku-kukunya terhadap dunia Islam
dengan memaksa umat untuk tunduk kepada undang-undang buatan mereka. Walhasil umat
Islam beserta putra-putrinya semakin jauh dari nilai-nilai dan norma yang dapat
membentuknya menjadi pribadi muslim yang sejati.
Sebagaimana dimaklumi, diantara faktor pembentuk karakteristik individu dan budaya suatu
masyarakat, selain pendidikan (keluarga, lingkungan, dan sekolah) adalah undang-undang,
peraturan, nilai-nilai, dan norma yang berlaku.
*****
Demikianlah tahapan-tahapan invasi pemikiran yang melanda dunia Islam. Semuanya itu
menyebabkan umat ini semakin terpuruk dan kehilangan izzah-nya.
Marilah kita renungkan kembali hadits berikut ini:
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

32
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari As-Saitharah
As-Shuhyuniyyah ‘ala wasailil I’lam Al-‘Alamiyah, karya Ziyad Abu Ghanimah.
33
Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Ghazwun fish-
Shamim, hal. 165, karya Abdurrahman Al-Maidani.

28
َ ‫هللا؟ َك‬ َ ‫ط َعت َها" َا َوم ًْ ك َّلت ب َىا ًَ ْى َمئر ًَا َز ُط ْى‬ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َُ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ
‫ َ"ب ْل‬:ٌ‫ا‬ ِ ٌ ٍِ ِ ٍ ِ ِ ِ
ْ ‫ك‬ ‫ًى ِشً ؤن جداعى علُىم ألامم هما جداعى ألاولت ِبلى‬
ّ َ ْ ُ َ ُ َْْ ََ ْ ُ َْْ ُ ُ َََ ََْ ْ َ
َ ‫اَّلل ؟ َك‬ َ ُ َ َ ُ ْ ُ َّ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َّ
:ٌ‫ا‬ ِ ٌ‫ وما الىهً ًا َزطى‬:‫ وكد هصٌ ِبىم الىهً" ِكُ َل‬،‫ ول ِىىىم ػث ٌاء هؼث ِاء الظُ ِل‬،‫ِاهىم ًىم ِئ ٍره ِثح ُرون‬
َْ ُ َ ْ ُ ُّ ُ
‫الده َُا َوه َس ِاه َُت اْل ْى ِث‬ ‫"حب‬
―Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut
melahap isi mangkok.‖ Para sahabat bertanya: ―Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya
Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi
seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn.‖ Mereka bertanya lagi: ―Apakah
penyakit wahn itu ya Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Terlalu cinta dunia dan takut kepada
mati‖ (HR. Abu Daud).
Wasa-ilul Ghazwil Fikri (Sarana Invasi Pemikiran)
A‘daul Islam (musuh-musuh Islam) dari kalangan alladiniyyah (atheis), al-yahud (yahudi),
al-musyrikun (orang-orang musyrik), an-nashara (nasrani), dan al-munafiqun (orang-orang
munafik) adalah kaum al-mustakbirun (sombong), karena selalu menolak kebenaran Islam
dan meremehkan para penganutnya.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
َّ ‫ـ‬ُ ْ َ َ ّ َ ْ َُ َ ُْ ْ
‫اض‬
ِ ‫الى‬ ‫ال ِىبر بؿس الح ِم وػم‬
―Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.― (HR. Muslim).
Mereka selalu berupaya merendahkan Islam dan menjauhkan manusia dari ajarannya dengan
berbagai macam sarana, diantaranya adalah:
Pertama, al-i‘lam (media massa), al-mathbu‘at (penerbitan), dan at-tarfihiyyat (hiburan).
Media massa adalah senjata ampuh dalam ghazwul fikri. Karena ia memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi manusia; membentuk karakter, pemikiran, dan sikap mereka. Opini yang
disebar media massa ibarat sihir; ia bisa tiba-tiba menjadi opini publik padahal belum teruji
kebenarannya.
Diantara musuh Islam yang menyadari keampuhan media massa ini diantaranya adalah
kalangan zionis. Mereka disebut-sebut menguasai 96 % media massa di dunia.
Reporter www.merdeka.com, Faisal Assegaf , dalam tulisannya yang diposting pada Rabu, 6
Maret 2013, menyebutkan bahwa penguasaan konglomerat Yahudi terhadap media dunia
bukan isapan jempol. Ada enam perusahaan milik taipan Yahudi menguasai sekitar 96 persen
media sejagat. Keenam perusahaan ini adalah AOL Time Warner, The Walt Disney Co.,
Bertelsmann AG, Viacom, News Corporation, dan pendatang baru Vivendi Universal.34
Situs www.radioislam.org menggambarkan cengkeraman Zionis Yahudi terhadap Media
Massa di dunia ini adalah sebagai berikut: ―Jews have disproportionate influence on the
medias in the West; the press, TV/Satellite channels, radio stations, publishing houses, and

34
Lihat: https://www.merdeka.com/khas/enam-perusahaan-yahudi-kuasai-media-dunia-yahudi-kuasai-jagat-
2.html

29
also in the film industry where for instance the Jewish dominance over Hollywood is used to
promote their Apartheid state of Israel and Jewish values, and where the political enemies of
Zionism are portrayed as sub-human….Hollywood is mainly – according to Jewish sources –
in Jewish hands, and is misused as an instrument of propaganda. The Hollywood films shape
the minds of Westerners but also, due to their Global reach, the rest of the world as well.‖
―Yahudi memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap media di Barat; saluran pers, TV /
satelit, stasiun radio, penerbitan, dan juga dalam industri film dimana sebagai contohnya
dominasi Yahudi atas Hollywood itu digunakan untuk mempromosikan Israel serta nilai-nilai
Yahudi mereka, sedangkan musuh-musuh politik Zionisme digambarkan sebagai ―bukan
manusia‖ …. Terutama adalah Hollywood – menurut sumber-sumber Yahudi – Hollywood
itu berada di tangan Yahudi, serta disalahgunakan oleh mereka sebagai alat propaganda.
Film-film produksi Hollywood itu (digunakan untuk) membentuk cara / pola berpikirnya
orang-orang Barat, dan oleh karena jangkauan film-film itu mendunia maka pada akhirnya
adalah membentuk cara / pola berpikir (orang-orang di berbagai belahan) dunia juga.‖
―Media bias in the U.S. is the manifestation and endresult of Israel‘s power in the Western
world. It is not always so much in blatant lies, but rather, it is in telling half-truths, taking
events out of their historical context, and giving gentler names to actions by Israel vice vile
ones to actions by Palestinians and Arabs.‖
―Pemutarbalikan fakta Media Massa di Amerika Serikat itu adalah manifestasi dan hasil
akhir dari kekuasaan Israel atas dunia Barat. Kebohongan itu tidak selalu diungkapkan secara
terang-terangan, melainkan, dengan cara menyampaikan separuh kebenaran. Yaitu dengan
menyajikan suatu kejadian itu diluar konteks sejarah yang sebenarnya, lalu menggunakan
―kata-kata yang bermakna melembutkan‖ terhadap tindakan-tindakan Israel (atas Palestina
dan Arab), dan sebaliknya menggunakan ―kata-kata yang melambangkan kekejian‖ (terhadap
tindakan-tindakan orang Palestina dan Arab atas Israel).‖
Selain media massa, kalangan zionis juga menguasai industri hiburan—diantaranya adalah
industri perfilman. Seorang jurnalis Yahudi, Elad Nehorai berkata:
―Let‘s be honest with ourselves, here, fellow Jews. We do control the media. We‘ve got so
many dudes up in the executive offices in all the big movie production companies it‘s almost
obscene… Did you know that all eight major film studios are run by Jews?‖ ( ―Jews DO
control the media‖, The Times of Israel, July 1, 2012).
―Mari kita bersikap jujur pada diri kita sendiri dalam hal ini, hai orang-orang Yahudi. Kita
lah yang mengontrol media massa. Kita punya begitu banyak orang-orang dikalangan kantor
Eksekutif di semua perusahaan produksi film yang besar-besar, yang hampir-hampir tidak
masuk akal …. Tahukah Anda bahwa delapan studio perfilman utama, semuanya itu
dijalankan oleh orang-orang Yahudi?‖ (―Yahudi BENAR-BENAR mengontrol Media
Massa‖, The Times of Israel, 1 Juli 2012).
The New Yorker menulis tentang Haim Saban seorang Yahudi yang berkuasa di Hollywood: “His
greatest concern, he says, is to protect Israel, by strengthening the United States-Israel
relationship. At a conference last fall in Israel, Saban described his formula. His ―three ways

30
to be influential in American politics,‖ he said, were: make donations to political parties,
establish think tanks, and control media outlets.” (―The Influencer‖, May 10, 2010).
―Sebagaimana dikatakan (oleh Haim Saban), perhatiannya yang terbesar adalah untuk
melindungi Israel, dengan menguatkan hubungan antara Amerika Serikat dengan Israel.
Dalam konferensi musim gugur lalu di Israel, Saban mendeskripsikan formulanya, sebagai
berikut: ―Tiga cara untuk berpengaruh di dunia politik Amerika, adalah dengan memberikan
donasi (pendanaan) pada partai-partai politiknya, menyokong para penggagas ide (think
tank), dan mengontrol media massa.‖ (―The Influencer‖, 10 Mei 2010).35
Di dalam negeri pun, kita dapat melihat dan merasakan penggunaan media massa dan
penerbitan oleh sebagian kalangan untuk menggiring opini negatif terhadap Islam dan umat
Islam. Oleh karena itu, masalah penguasaan media massa ini seharusnya menjadi perhatian
umat Islam, khususnya para aktivis dakwah.36
Kedua, at-ta‘lim (pendidikan).
Sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya, bidang pendidikan adalah
bidang yang paling diincar oleh musuh-musuh Islam, karena bila mereka dapat
menguasainya, berarti mereka telah berhasil menguasai masa depan dan peradaban umat
Islam. Maka, setiap kali kaum imperialis memasuki suatu negara, mereka biasanya terlebih
dahulu menyerang strategi pendidikan di negara tersebut.
Mereka berupaya keras mengganti kurikulum, metode, dan sistem pendidikan di dunia Islam
dengan kurikulum, metode, dan sistem pendidikan yang bersumber dari budaya, serta
pemikiran Barat, dengan tujuan, untuk mengangkat kebudayaan Barat, dan menghancurkan
kebudayaan Islam.
Menurut Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, invasi pemikiran di bidang pendidikan yang paling
berbahaya adalah mereka mendorong putra-putri Islam untuk belajar Islam di negara-negara
Barat. Maka, ketika mereka kembali ke pangkuan masyarakat muslim, kebanyakan mereka
mengagung-agungkan dan memuji-muji kebudayaan Barat, sambil mencemooh habis-habisan
kebudayaan Islam. Di mata mereka, kebudayaan Islam sudah kuno, usang, dan tidak cocok
lagi dengan zaman modern.
Ketiga, al-andiyat (klub-klub), ar-riyadhat (olah raga), al-muassasat (LSM-LSM)
Klub-klub atau komunitas-komunitas, kegiatan-kegiatan olah raga, dan LSM-LSM dengan
beragam coraknya didirikan sebagai sarana menjauhkan umat Islam dari nilai-nilai
agamanya. Mereka menghidupkan acara-acara seni, budaya, kajian pemikiran, diskusi, dan
lain sebagainya untuk menyebarkan syubhat.
*****
Dengan berbagai sarana tersebut mereka berupaya melumpuhkan ruhiyah, ma‘nawiyah, dan
fikriyah umat Islam sehingga mereka menjadi al-mustadh‘afun (orang-orang yang lemah);
bahkan tergiring menjadi al-murtadun (orang-orang murtad). Na‘udzubillahi min dzalik.

35
Lihat: http://www.radioislam.org/islam/english/index_media.htm
36
Lihat lampiran.

31
Lampiran:
Perang Salib; Bagaimana Permulaan & Akhirnya
Sampai abad ke-11 M, di bawah pemerintahan kaum Muslimin, Palestina merupakan
kawasan yang tertib dan damai. Orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Islam hidup
bersama. Kondisi ini tercipta sejak masa Khalifah Umar bin Khattab (638 M) yang berhasil
merebut daerah ini dari kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). Namun kedamaian itu
seolah lenyap ditelan bumi begitu Tentara Salib datang melakukan invasi.
Ceritanya bermula ketika orang-orang kekhalifahan Turki Utsmani merebut Anatolia (Asia
Kecil, sekarang termasuk wilayah Turki) dari kekuasaan Alexius I. Petinggi kaum Kristen itu
segera minta tolong kepada Paus Urbanus II, guna merebut kembali wilayah itu dari
cengkeraman kaum yang mereka sebut ―orang kafir‖.
Paus Urbanus II segera memutuskan untuk mengadakan ekspedisi besar-besaran yang
ambisius (27 November 1095). Tekad itu makin membara setelah Paus menerima laporan
bahwa Khalifah Abdul Hakim-yang menguasai Palestina saat itu-menaikkan pajak ziarah ke
Palestina bagi orang-orang Kristen Eropa. ―Ini perampokan! Oleh karena itu, tanah suci
Palestina harus direbut kembali,‖ kata Paus.
Perang melawan kaum Muslimin diumumkan secara resmi pada tahun 1096 oleh Takhta Suci
Roma. Paus juga mengirim surat ke semua raja di seluruh Eropa untuk ikut serta. Mereka
dijanjikan kejayaan, kesejahteraan, emas, dan tanah di Palestina, serta surga bagi para ksatria
yang mau berperang.
Paus juga meminta anggota Konsili Clermont di Prancis Selatan-terdiri atas para uskup,
kepala biara, bangsawan, ksatria, dan rakyat sipil-untuk memberikan bantuan. Paus
menyerukan agar bangsa Eropa yang bertikai segera bersatu padu untuk mengambil alih
tanah suci Palestina. Hadirin menjawab dengan antusias, ―Deus Vult!‖ (Tuhan
menghendakinya!)
Dari pertemuan terbuka itu ditetapkan juga bahwa mereka akan pergi perang dengan
memakai salib di pundak dan baju. Dari sinilah bermula sebutan Perang Salib
(Crusade). Paus sendiri menyatakan ekspedisi ini sebagai ―Perang Demi Salib‖ untuk
merebut tanah suci.
Mobilisasi massa Paus menghasilkan sekitar 100.000 serdadu siap tempur. Anak-anak muda,
bangsawan, petani, kaya dan miskin memenuhi panggilan Paus. Peter The Hermit dan Walter
memimpin kaum miskin dan petani. Namun mereka dihancurkan oleh Pasukan Turki suku
Seljuk di medan pertempuran Anatolia ketika perjalanan menuju Baitul Maqdis (Yerusalem).
Tentara Salib yang utama berasal dari Prancis, Jerman, dan Normandia (Prancis
Selatan). Mereka dikomandani oleh Godfrey dan Raymond (dari Prancis), Bohemond dan
Tancred (keduanya orang Normandia), dan Robert Baldwin dari Flanders (Belgia). Pasukan
ini berhasil menaklukkan kaum Muslimin di medan perang Antakiyah (Syria) pada tanggal 3
Juni 1098.
Sepanjang perjalanan menuju Palestina, Tentara Salib membantai orang-orang Islam. Tentara
Jerman juga membunuhi orang-orang Yahudi. Rombongan besar ini akhirnya sampai di

32
Baitul Maqdis pada tahun 1099. Mereka langsung melancarkan pengepungan, dan tak lupa
melakukan pembantaian. Sekitar lima minggu kemudian, tepatnya 15 Juli 1099, mereka
berhasil merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum Muslimin. Kota ini akhirnya dijadikan
ibukota Kerajaan Katolik yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah.
Sejarawan Inggris, Karen Armstrong, menggambarkan, pada tanggal 2 Oktober 1187,
Shalahuddin Al Ayyubi dan tentaranya memasuki Baitul Maqdis sebagai penakluk yang
berpegang teguh pada ajaran Islam yang mulia. Tidak ada dendam untuk membalas
pembantaian tahun 1099, seperti yang dianjurkan Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 127:
―Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaran itu melainkan dengan pertolongan
Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu
bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.‖
Permusuhan dihentikan dan Shalahuddin menghentikan pembunuhan. Ini sesuai dengan
firman dalam Al-Qur`an: ―Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama
itu hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan
lagi, kecuali terhadap orang-orang yang zhalim.‖ (Al-Baqarah: 193)
Tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh dan tidak ada perampasan.Jumlah tebusan pun
disengaja sangat rendah. Shalahuddin bahkan menangis tersedu-sedu karena keadaan
mengenaskan keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Ia membebaskan banyak
tawanan, meskipun menyebabkan keputusasaan bendaharawan negaranya yang telah lama
menderita. Saudara lelakinya, Al-Malik Al-Adil bin Ayyub, juga sedih melihat penderitaan
para tawanan sehingga dia meminta Salahuddin untuk membawa seribu orang di antara
mereka dan membebaskannya saat itu juga.
Beberapa pemimpin Muslim sempat tersinggung karena orang-orang Kristen kaya melarikan
diri dengan membawa harta benda, yang sebenarnya bisa digunakan untuk menebus semua
tawanan. [Uskup] Heraclius membayar tebusan dirinya sebesar sepuluh dinar seperti halnya
tawanan lain, dan bahkan diberi pengawal pribadi untuk mempertahankan keselamatan harta
bendanya selama perjalanan ke Tyre (Libanon).
Shalahuddin meminta agar semua orang Nasrani Latin (Katolik) meninggalkan Baitul
Maqdis. Sementara kalangan Nasrani Ortodoks–bukan bagian dari Tentara Salib-tetap
dibiarkan tinggal dan beribadah di kawasan itu.
Kaum Salib segera mendatangkan bala bantuan dari Eropa. Datanglah pasukan besar di
bawah komando Phillip Augustus dan Richard ―Si Hati Singa‖.
Pada tahun 1194, Richard yang digambarkan sebagai seorang pahlawan dalam sejarah
Inggris, memerintahkan untuk menghukum mati 3000 orang Islam, yang kebanyakan di
antaranya wanita-wanita dan anak-anak. Tragedi ini berlangsung di Kastil Acre. Meskipun
orang-orang Islam menyaksikan kekejaman ini, mereka tidak pernah memilih cara yang
sama.
Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin secara sembunyi-
sembunyi berusaha mendatanginya. Ia mengendap-endap ke tenda Richard. Begitu tiba,
bukannya membunuh, malah dengan ilmu kedokteran yang hebat Shalahudin mengobati
Richard hingga akhirnya sembuh.

33
Richard terkesan dengan kebesaran hati Shalahuddin. Ia pun menawarkan damai dan berjanji
akan menarik mundur pasukan Kristen pulang ke Eropa.Mereka pun menandatangani
perjanjian damai (1197). Dalam perjanjian itu, Shalahuddin membebaskan orang Kristen
untuk mengunjungi Palestina, asal mereka datang dengan damai dan tidak membawa
senjata. Selama delapan abad berikutnya, Palestina berada di bawah kendali kaum Muslimin.
Perang Salib IV berlangsung tahun 1204. Bukan antara Islam dan Kristen, melainkan antara
Takhta Suci Katolik Roma dengan Takhta Kristen Ortodoks Romawi Timur di
Konstantinopel (sekarang Istambul, Turki).
Pada Perang Salib V berlangsung tahun 1218-1221. Orang-orang Kristen yang sudah bersatu
berusaha menaklukkan Mesir yang merupakan pintu masuk ke Palestina. Tapi upaya ini gagal
total.
Kaisar Jerman, Frederick II (1194-1250), mengobarkan Perang Salib VI, tapi tanpa
pertempuran yang berarti. Ia lebih memilih berdialog dengan Sultan Mesir, Malik Al-Kamil,
yang juga keponakan Shalahuddin. Dicapailah Kesepakatan Jaffa. Isinya, Baitul Maqdis tetap
dikuasai oleh Muslim, tapi Betlehem (kota kelahiran Nabi Isa ‗alaihis-salaam) dan Nazareth
(kota tempat Nabi Isa dibesarkan) dikuasai orang Eropa-Kristen.
Dua Perang Salib terakhir (VII dan VIII) dikobarkan oleh Raja Prancis, Louis IX (1215-
1270). Tahun 1248 Louis menyerbu Mesir tapi gagal dan ia menjadi tawanan. Prancis perlu
menebus dengan emas yang sangat banyak untuk membebaskannya.
Tahun 1270 Louis mencoba membalas kekalahan itu dengan menyerang Tunisia. Namun
pasukannya berhasil dikalahkan Sultan Dinasti Mamaluk, Bibars. Louis meninggal di medan
perang.
Sampai di sini periode Perang Salib berakhir. Namun, beberapa sejarawan Katholik
menganggap bahwa penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad II Al-Fatih dari
Turki (1453) juga sebagai Perang Salib. Penaklukan Islam oleh Ratu Spanyol, Isabella
(1492), juga dianggap Perang Salib. (globalkhilafah/www.globalmuslim.web.id)

34
Hizbusy Syaithan: Menjadikan Syaithan Sebagai Musuh
Allah Ta‘ala telah menciptakan berbagai makhluk dari asal kejadian yang berbeda-beda. Dia
menciptakan manusia berasal dari tanah,
َ ‫ض ْل‬
‫ط ٍاٌ ِم ًْ َح َم ٍة َم ْظ ُىى ٍن‬ َ َ ْ ْ َ ََْ ْ َََ
َ ًْ ‫ان م‬
ِ ‫وللد دللىا ِلْاوظ‬
―Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.‖ (QS. Al-Hijr, 15: 26)
Menciptakan jin berasal dari api,

‫ىم‬ ُ ‫الظ‬
‫م‬ َّ ‫َو ْال َج‬
َّ ‫ان َد َل ْل َى ُاه م ًْ َك ْب ُل م ًْ َهاز‬
ِ ِ ِ ِ
―Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.‖ (QS. Al-
Hijr, 15: 27)
Menciptakan malaikat berasal dari cahaya; sebagaimana dijelaskan oleh
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam,
َُ َ ُ َ ُّ ‫ُدل َلذ ْاْلَ َالئ َى ُت م ًْ ُهىز َو ُدل َم ْال َج‬
‫ان ِم ًْ َم ِاز ٍج ِم ًْ ه ٍاز َود ِل َم َآد ُم ِم َّما ُو ِضف لى ْم‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
―Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari nyala api, sedang Adam (manusia) diciptakan
dari tanah sebagaimana diceritakan kepadamu (oleh firman Allah).‖ (HR. Muslim)
*****
Selain berbeda-beda asal kejadian, makhluk-makhluk ini pun diciptakan berbeda-beda
jenisnya; ada makhluk kasar yang kasat mata yaitu manusia, dan ada pula makhluk halus
yang tidak kasat mata yaitu jin dan malaikat. Mereka berbeda-beda pula sifatnya; manusia
dijadikan sebagai makhluk mukhayyarun (memiliki potensi memilih), sehingga bisa
tergolong menjadi muslim (tunduk/berserah diri) atau menjadi kafir (ingkar dan menentang).
َ ُ َ ُ َّ َ ٌ ْ ُ ْ ُ ْ َ ٌ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ َّ
‫اَّلل ِب َما ح ْع َملىن َب ِط ٌحر‬‫ُه َى ال ِري دللىم ف ِمىىم و ِافس و ِمىىم ما ِمً ۚ و‬
―Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada
yang mukmin. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. At-Taghabun, 64:2)
Begitupula jin,
َ ُ ََٰ َ َ َّ ‫َو َؤ َّها م َّىا‬
‫الط ِال ُحىن َو ِم َّىا ُدون ذ ِل ًَ ۖ ه َّىا ؾ َس ِائ َم ِك َد ًدا‬ ِ
―…dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada
(pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.‖ (QS.
Jin, 72: 11)
َ َ ََٰ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َّ َ ‫َ َ َّ َّ ْ ُ ْ ُ َن‬
‫اطؿىن ۖ ف َم ًْ ؤ ْطل َم فإول ِئ ًَ ج َح َّس ْوا َزش ًدا‬
ِ ‫وؤها ِمىا اْلظ ِلمى و ِمىا الل‬
―…dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-
orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan yang lurus.‖ (QS. Jin, 72: 14)

35
Sedangkan malaikat dijadikan sepenuhnya taat kepada Allah Ta‘ala. Hal ini diisyaratkan oleh
firman-Nya,
ٌ َ ٌ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ُ ُ َ ً َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
ُ ‫ف ش َد ٌاد َال ٌَ ْع‬
‫طى َن‬ ِ ‫اض وال ِحجا َزة عل ْي َها مال ِئىت ِػال‬ ‫ًا ؤيها ال ِرًً آمىىا كىا ؤهفظىم وؤه ِلُىم هازا وكىدها الى‬
َ ‫اَّلل َما َؤ َم َس ُه ْم َو ٍَ ْف َع ُلى َن َما ًُ ْا َم ُس‬
‫ون‬ َ َّ

―Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.‖ (QS. At-Tahrim, 66:6).
Hizbus Syaithan (Golongan/Kelompok Setan)
Kita begitu familier dengan kata ‗Syaithan‘ atau ‗Setan‘, juga ‗Iblis‘. Siapakah mereka?
Makhluk apakah mereka itu?
Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata: ―Syaithan—jamaknya syayathin—adalah setiap
yang keterlaluan, baik dari golongan manusia, jin atau binatang. Adapun yang lazim
dimaksudkan dalam agama ialah yang keterlaluan dari alam jin.‖37
Syaikh Ahmad Muthafa Al-Maraghi rahimahullah menjelaskan makna kata syaithan sebagai
berikut: ―As-Syaithan berarti segala sesuatu yang bersikap kepala batu dan membangkang—
baik manusia atau jin—sebagaimana telah difirmankan Allah,
َ َ ُ َْ َ ْ
‫ؼ ُشد ُسف الل ْى ٌِ ػ ُسو ًزا ۚ َول ْى ش َاء‬ ‫ع‬ ُ ‫َو َه ََٰرل ًَ َح َع ْل َىا ل ُي ّل َهب ّي َع ُد ًّوا َش َُاؾ َحن ْلْا ْوع َو ْالج ًّ ًُىحي َب ْع‬
ْ ‫ػ ُه ْم ب َل َٰى َب‬
ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ
َ ‫ىه ۖ فر ْ ُه ْم َو َما ًَ ْفت ُر‬ ُ َ َ
‫ون‬ ‫َزُّبً َما ف َعل ُ ز‬
‗dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari
jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang
lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa
yang mereka ada-adakan.‘ (QS. Al-An‘am, 6: 112).‖38
Apa yang diungkapkan oleh Syaikh Sayyid Sabiq dan Syaikh Ahmad Muthafa Al-Maraghi di
atas, senada dengan apa yang disampaikan Ibnu Katsir, rahimahumullah: ―Syaithan adalah
setiap makhluk yang menentang dan menlanggar tuntunan para Nabi.‖39
Adapun Iblis adalah nenek moyang seluruh syaithan. Lebih lanjut Syaikh Sayyid
Sabiq rahimahullah menjelaskan, ―Iblis yakni nenek moyang seluruh syaithan itu akan tetap
hidup sampai hari kiamat. Ia sendiri dahulu memang pernah meminta kepada Allah Ta‘ala
agar tidak dimatikan sampai hari kiamat dan permintaannya itu dikabulkan oleh Allah
Ta‘ala, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur‘anul Karim:

37
Aqidah Islam, hal. 219
38
Tafsir Al-Maraghi, Jilid I, hal. 88 – 89
39
Ibnu Katsir, I/14-15

36
ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َّ َ َ َ
ِ ‫كاٌ ف ِةهً ِمً اْلىك ِسًٍ ِبل َٰى ًى ِم الىك ِذ اْلعل‬
‫ىم‬
‗Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang
telah ditentukan waktunya (hari kiamat)‘. (QS. Shad, 38: 80 – 81)
Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur‘anul Karim,
ً َّ َ ْ ٌّ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ْ َ ُ َ َّ ّ ُ َ ُ َ ُ َّ َ َ َ
‫ع ِللك ِ ِاْل َحن َب َدال‬‫ؤفخخ ِذروهه وذ ِزٍخه ؤوِلُاء ِمً دو ِوي وهم لىم عدو ۚ ِبئ‬
‗…Patutkah kamu mengambil dia (Iblis) dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain
daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti
(dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.‘ (QS. Al-Kahfi, 18: 50).‖40
Jadi, hizb (golongan / kelompok) as-syaithan (setan) atau hizbus syaithan adalah
golongan/kelompok setan yang dipimpin oleh Iblis.
Deklarasi Perang dan Permusuhan
Dia—Iblis la‘natullah ‗alaih—sesungguhnya telah mengumumkan perang dan permusuhan
terhadap manusia—anak cucu Adam,
َ َْ َ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ َّ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ
ًْ ‫ُم ز َّم َل ِج َُ َّن ُه ْم ِم ًْ َب ْح ِن ؤ ًْ ِد ِيه ْم َو ِم ًْ دل ِف ِه ْم َو َع ًْ ؤ ًْ َم ِان ِه ْم َو َع‬‫كاٌ ف ِبما ؤػىٍخ ِجي ألكعدن لهم ِضساؾً اْلظخ ِل‬
َ
َ ‫َش َمائله ْم ۖ َوَال َجج ُد ؤ ْه َث َر ُه ْم َشاهس‬
ًٍ ِ ِ ِ ِ ِِ
―Iblis menjawab: ‗Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.
dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).‖ (QS. Al-A‘raf, 7:
16-17)
Maka, sudah sepantasnya kita selalu bersikap waspada dan bersiap siaga menghadapi tipu
daya golongan/kelompok syaithan ini, serta menjadikannya sebagai musuh sejati dalam
kehidupan. Allah Ta‘ala berfirman,
ْ ‫ان َل ُى ْم َع ُد ٌّو َف َّاجذ ُر ُوه َع ُد ًّوا ۚ ب َّه َما ًَ ْد ُعى ح ْصَب ُه ل َُ ُي ُىهىا م ًْ َؤ‬
َّ ‫ص َحاب‬
‫الظ ِع ِحر‬ َ ‫الش ُْ َؿ‬
َّ َّ
‫ِبن‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
―Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala.‖ (QS. Fathir, 35: 6)
Ingatlah, serangan yang dilancarkan oleh hizbus syaithan ini bisa datang kapan saja dari
berbagai penjuru. Perhatikanlah sekali lagi kalimat: ―…saya akan mendatangi mereka dari
muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka….‖ (QS. Al-A‘raf, 7: 16-
17).
‗Serangan‘ dari arah depan maknanya menurut Ibnu Abbas adalah menanamkan keraguan
tentang akhirat; atau menurut Qatadah maknanya adalah menyampaikan informasi bahwa
tidak mungkin akan ada kebangkitan, surga dan neraka.
40
Aqidah Islam, hal. 219

37
‗Serangan‘ dari arah belakang maknanya menurut Ibnu Abbas adalah merangsang kepada
cinta dunia; atau menurut Qatadah maknanya adalah memperhias dunia dan mendorong
manusia (agar cenderung, red.) ke sana.
‗Serangan‘ dari arah sebelah kanan maknanya menurut Ibnu Abbas adalah meragukan
perintah agama; atau menurut Qatadah maknanya adalah memperlambat untuk melakukan
kebaikan.
‗Serangan‘ dari arah sebelah kiri maknanya menurut Ibnu Abbas dan Qatadah adalah
merangsang berbuat dosa atau maksiat.41
Ciri-ciri Hizbus Syaithan (‘Alaamatu Hizbisy-Syaithaan)
Diantara bentuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap hizbus syaithan—
golongan/kelompok syaithan ini—adalah mengetahui ciri-ciri mereka:
Ciri-ciri mereka ada dua: Pertama, istahwadza ‗alaihimusy-syaithaan; mereka dikuasai dan
dirasuki oleh syaithan. Mereka telah merasa asyik dan rela tunduk terperdaya kepada
syaithan; secara fikriyan (pemikiran, pemahaman), maknawiyan (mental), nazhariyyan (teori,
konsep), ‗amaliyyan (aktivitas), dan minhajan (system, metode, cara, pedoman).
Kondisi ciri yang pertama kemudian memunculkan ciri yang Kedua, yaitu ansaahum
dzikrallah; mereka lupa dan tidak ingat kepada Allah Ta‘ala; tidak memahami kemuliaan dan
kedudukan-Nya yang agung. Tidak tahu, tidak mau tahu, serta
melupakan shibghatallah (celupan—agama Allah Ta‘ala).
َّ َ ْ َّ َ َ َ ْ َّ ُ ْ َ ََٰ ُ َّ َ ْ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َّ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ
َ ‫الش ُْ َؿان ُه ُم ْال َخاط ُس‬
‫ون‬ ِ ِ ‫اَّلل ۚ ؤول ِئً ِحصب الشُؿ ِان ۚ ؤال ِبن ِحصب‬
ِ ‫اطخحىذ علي ِهم الشُؿان فإوظاهم ِذهس‬
―Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka
itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan
yang merugi.‖ (QS. Al-Mujaadilah, 58: 19)
Pengikut hizbusy syaithan memusuhi dan menjauhkan diri dari agama Allah Ta‘ala, lalu
menjadikan selain Allah Ta‘ala sebagai panutan,
َ ُ ْ َ َ ْ َ َ َُ ‫الش‬ ُ َ
‫اَّلل َو ٍَ ْح َظ ُبى َن ؤ َّن ُه ْم ُم ْه َخ ُدو َن‬
َّ
ِ ‫اؾحن ؤوِلُاء ِمً دو ِن‬
ِ
َّ
‫ِب َّن ُه ُم َّاجذروا‬
―Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan
mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.‖ (QS. Al-A‘raf, 7: 30)
Perlawanan terhadap mereka harus kita lakukan dengan cara mengokohkan diri dalam agama
Allah Ta‘ala,
َ ً َّ َ ُ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ
‫اَّلل ِض ْب َؼت ۖ َو َه ْح ًُ ل ُه َع ِاب ُدو َن‬
ِ ً‫اَّلل ۖ ومً ؤحظً ِم‬
ِ ‫ِضبؼت‬
―Shibghah Allah, dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya
kepada-Nya-lah Kami menyembah.‖ (QS. Al-Baqarah, 2: 138)

41
Lihat: Ibnu Katsier III/381-382

38
Shibghah Allah maknanya adalah celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang tidak
disertai dengan kemusyrikan. Diriwayatkan pula dari Adh-Dhahhak dari Ibnu ‗Abbas,
bahwa shibghatallah yaitu: ―Agama Allah‖. Hal senada diriwayatkan dari Mujahid, Abul
‗Aliyah, ‗Ikrimah, Ibrahim, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, ‗Abdullah bin Katsir, ‗Athiyah al-
‗Aufi, Rabi‘ bin Anas, as-Suddi, dan lain-lain.
Strategi Perang Hizbus Syaithan
Hizbus Syaithan memiliki strategi/langkah-langkah mematikan agar memenangkan
pertempuran melawan manusia. Celakanya, strategi/langkah-langkah syaithan ini kebanyakan
bersifat halus dan tidak disadari oleh manusia. Apa sajakah itu?
Pertama, waswasah (bisikan).
Syaithan memang biasa menyelinap lalu membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia
secara samar dan rahasia, baik itu dari kalangan jin maupun manusia. Oleh karena itu
Allah Ta‘ala mengingatkan manusia agar selalu waspada terhadap godaan syaitan, karena dia
selalu menyertai gerak-gerik manusia.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
َ َ َ َّ َّ َ َّ َ َّ َ َ َ َّ ٌَ ُ َ َ َ َّ َ ُ َ ّ ْ َ ُ ُ َ َ ّ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ ْ ُ ْ َ
‫اَّلل ؤ َعاه ِجي‬ ‫اَّلل كاٌ وِبًاي ِبال ؤن‬
ِ ‫ما ِمىىم ِمً ؤح ٍد ِبال وكد و ِول ِب ِه ك ِسٍىه ِمً ال ِج ًِ كالىا وِبًان ًا زطى‬
َ َّ ْ ََ َ ََ َ
‫َعل ُْ ِه فإ ْطل َم فال ًَإ ُم ُسِوي ِبال ِبذ ْح ٍر‬
―Tidak seorang pun di antara kalian kecuali bersamanya ada qarinnya dari Jin‖. Para
sahabat bertanya: ‖Engkau juga, ya Rasulullah?‖ Jawab Rasulullah, ―Termasuk saya, tetapi
Allah telah menolong saya di atasnya, maka saya selamat. Sehingga ia tidak menyuruhku
kecuali kepada yang baik‖. (HR Muslim).
Saat menjelaskan Al-Qur‘an surah An-Naas, Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan
bahwa ―al-waswas‖ atau ―al-waswasah‖, maksudnya: apa yang terlintas dalam hati berupa
fikiran, sangkaan, khayalan, yang tidak ada kebenarannya. Sedangkan ―Al-khannaas‖ ialah
yang memperdayakan, mengganggu, yang pergi dan datang ketika seseorang berdzikir
kepada Allah Azza wa Jalla, dia adalah syetan.
Al-Mu‘tamir Ibnu Sulaiman telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa pernah diceritakan
kepadanya, sesungguhnya syaitan yang banyak menggoda itu selalu meniup hati anak Adam
manakala ia sedang bersedih hati dan juga manakala sedang senang hati. Tetapi apabila
manusia sedang ingat kepada Allah, maka syaitan bersembunyi ketakutan.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, al-
waswas, bahwa makna yang dimaksud ialah syaitan yang membisikkan godaannya; namun
apabila yang digodanya taat kepada Allah, maka syaitan bersembunyi. Ini sesuai dengan
firman Allah Ta‘ala,

39
َ َ ُ َُ ‫ًٍ َوب َّن ُه ْم َل‬
َّ ً‫ط ُّد َون ُه ْم َع‬ ٌ َ ُ َ َ ُ َ ً َ ْ َ ُ َ ْ ّ َ ُ َ ْ َّ ْ َ ُ ْ َ َ َ
‫الظ ِب ُِل َو ٍَ ْح َظ ُبىن ؤ َّن ُهم‬ ِ ِ ‫ومً ٌعش عً ِذه ِس السحم ًِ هل ُِؼ له شُؿاها فهى له ك ِس‬
َ َّ ْ ُ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ُ َ ْ ُّ
‫ًٍ َولً ًَىف َعى ُم ال َُ ْى َم ِبذ قل ْم ُخ ْم‬ ‫مهخدون حتى ِبذا حأءها كاٌ ًالُذ بُ ِجي وبِىً بعد اْلش ِسكح ِن ف ِبئع الل ِس‬
ُ َ َ َ ْ ْ ُ َّ َ
‫اب ُم ْشت ِروى َن‬ ِ ‫ؤهىم ِفى الع‬
‫ر‬
―Barang siapa yang berpaling dari mengingat Allah (Petunjuk Allah) Yang Maha Pemurah
(yaitu Al Qur‘an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah
yang menjadi teman yang selalu menyertainya.‖ ( Qs. Az Zukhruf : 36)
Di era digital saat ini media waswasah dari hizbus syaithan semakin variatif dan modern;
buku, koran, majalah, film, website, media sosial, dan lain-lain; semuanya dapat
membisikkan pikiran dan dorongan jahat kepada jiwa. Waspadalah terhadap segala bentuk
bisikan. Renungkanlah kisah bapak dan ibu kita, Adam dan Hawa, serta akibat yang terjadi
kepada mereka disebabkan menuruti waswasah dari Iblis.42
Kedua, membuat lupa (insaa-un).
Sebelumnya telah dikemukakan bahwa ciri pengikut hizbusy syaithan adalah melupakan
Allah Ta‘ala,
َّ َ ْ َّ َ َ َ ْ َّ ُ ْ َ ََٰ ُ َّ َ ْ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َّ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ
َ ‫الش ُْ َؿان ُه ُم ْال َخاط ُس‬
‫ون‬ ِ ِ ‫اَّلل ۚ ؤول ِئً ِحصب الشُؿ ِان ۚ ؤال ِبن ِحصب‬
ِ ‫اطخحىذ علي ِهم الشُؿان فإوظاهم ِذهس‬
―Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka
itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan
yang merugi.‖ (QS. Al-Mujaadilah, 58: 19)
Syaithan berupaya menguasai anak-anak Adam dengan cara memalingkannya dari akhirat
dan melupakan peringatan-peringatan serta ancaman-ancaman yang datang kepada mereka.
Mereka tenggelam dalam buaian hidup di dunia; memperturutkan hawa nafsu, bersenang-
senang dan bergembira dengan tidak memperdulikan mana yang halal dan mana haram, mana
yang hak dan mana yang batil.
Allah Ta‘ala berfirman,
ُ ‫ع َع ْن َها َو َوس َي َما َك َّد َم ْذ ًَ َد ُاه ۚ ب َّها َح َع ْل َىا َع َل َٰى ُك ُلىبه ْم َؤه َّى ًت َؤ ْن ًَ ْف َل ُه‬
‫ىه‬ َ ‫اث َزّبه َف َإ ْع َس‬ َ ‫َو َم ًْ َؤ ْق َل ُم م َّم ًْ ُذ ّه َس ب‬
ً‫أ‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ً ََ ْ َ َ ْ َ
‫َو ِفي آذ ِان ِه ْم َوك ًسا ۖ َوِب ْن ج ْد ُع ُه ْم ِبلى ال ُه َد َٰي فل ًْ َي ْه َخ ُدوا ِبذا ؤ َب ًدا‬
―Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat
Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh
kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka,
(sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (kami letakkan pula) sumbatan di telinga
mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan
mendapat petunjuk selama-lamanya.‖ (QS. Al-Kahfi, 18: 57)
Manakala keingkaran mereka terus bertambah dan semakin lupa kepada Allah Ta‘ala, maka
dibiarkan oleh-Nya mereka semakin jauh dari petunjuk; Allah Ta‘ala mendatangkan

42
Baca dan tadabburilah QS. Al-A‘raf, 7: 19 – 22 dan QS. Thahaa, 20:117 – 121

40
kebaikan, menambah rezeki, menyehatkan jasmani mereka, menjaga keamanan diri mereka
dan membukakan pintu-pintu kesenangan, sehingga mereka semakin lupa dan bertambah
sombong serta takabur, tidak bersyukur kepada Allah Ta‘ala, bahkan nikmat itu mereka
jadikan sebagai alat untuk menambah kekuasaan dan kekasaran mereka.
Petunjuk agama yang datang kepada mereka hanyalah menjadi bahan mainan dan senda
gurau. Mereka benar-benar telah ingkar kepada petunjuk Allah Ta‘ala.
ُ َ َ َٰ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُّ ُ َ َ ْ ُ ُ ْ َّ َ َ ً َ َ ً ْ َ ْ ُ َ ُ َ َ َّ
‫الده َُا ۚ فال َُ ْى َم هي َظ ُاه ْم ه َما و ُظىا ِلل َاء ًَ ْى ِم ِه ْم َهرا َو َما واهىا‬ ‫ًً َّاجذروا ِدًنهم لهىا ول ِعبا وػستهم الحُاة‬ ‫ال ِر‬
‫ِب َأًا ِج َىا ًَ ْج َح ُدو َن‬
―(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau,
dan kehidupan dunia telah menipu mereka.‖ Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan
mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan
(sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.‖ (QS. Al-A‘raf, 7: 51)
Selain itu, mereka pun menjadikan hamba-hamba Allah Ta‘ala yang beriman sebagai buah
ejekan dan bahan tertawaan. Hal ini semakin membuat mereka jauh dan lupa kepada
Allah Ta‘ala,
ُ ْ َ ْ ُ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ َ َٰ َّ َ ًّ ْ ْ ُ ُ ُ ْ َ َّ َ
‫ض َحيى َن‬‫فاجذرجمىهم ِسخ ِسٍا حتى ؤوظىهم ِذه ِسي وهىخم ِمنهم ج‬
―…lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka,
menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan
mereka.‖ (QS. 23: 110)
Berikutnya, saat mereka telah bergembira dan bersenang hati dengan nikmat yang telah
diberikan Allah Ta‘ala dan beranggapan bahwa yang mereka peroleh itu benar-benar
merupakan hak mereka, maka Allah Ta‘ala menimpakan azab kepada mereka dengan tiba-
tiba, sehingga mereka berduka cita dan putus asa dari rahmat-Nya.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
ْ َ ُ َ َّ َ
ٌ ‫اطخ ْد َز‬ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُّ ْ َ ْ َ ْ ْ ُ َ َّ َ ْ َ َ
‫اج‬ ِ ‫اض ُِه ما ً ِح ُّب ف ِةهما هى‬
ِ ‫ِبذا َزؤًذ اَّلل ٌع ِؿي العبد ِمً الدهُا على مع‬
―Apabila kamu melihat Allah memberikan kepada seseorang hamba kenikmatan dunia yang
disukainya atas perbuatan maksiatnya, maka itu adalah suatu permulaan azab yang
diberikan secara berangsur-angsur (istidraj).‖, Kemudian Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa
sallam membaca ayat:
َ َ ً ْ َْ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ َْ ْ ََْ َ ْ َ َ ُّ َ ََ
‫اب و ِ ّل ش ْي ٍء َح َّت َٰى ِبذا ف ِس ُحىا ِب َما ؤوجىا ؤدره ُاه ْم َبؼ َخت ف ِةذا ُه ْم‬‫فل َّما و ُظىا َما ذ ِه ُسوا ِب ِه فخحىا علي ِهم ؤبى‬
‫ُم ْب ِل ُظى َن‬
―Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan

41
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.‖ (QS. Al-An‘am, 6: 44).
(HR. Ahmad).
Di akhirat, mereka yang lupa kepada Allah Ta‘ala akan dilupakan dan disiksa dengan siksaan
yang keras,
ُْ ْ ََٰ َ ََ ُ َ َ ََٰ َ َ َ
‫اٌ هر ِل ًَ ؤج ْخ ًَ َآًاج َىا في ِظ َُت َها ۖ َوهر ِل ًَ ال َُ ْى َم جي َس َٰى‬‫ك‬
―Allah berfirman: ‗Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan‘‖. (QS. Thaha, 20: 126)

ًٍ َّ ‫ُل ْال َُ ْى َم َه ْي َظ ُاه ْم َه َما َوظ ُِخ ْم ل َل َاء ًَ ْىم ُى ْم ََٰه َرا َو َم ْإ َو ُاه ُم‬
َ ‫الى ُاز َو َما َل ُى ْم م ًْ َهاضس‬ َ ‫َو ِك‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
―Dan dikatakan (kepada mereka): ‗Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu
telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini, dan tempat kembalimu ialah neraka dan
kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong‘‖. (QS. Al-Jatsiyah, 45: 34)
ُ َ ُ ْ ْ َ َ َ ُ ُ َ ْ ُ َ َ َّ َ ََٰ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ ُ ُ َ
‫اب ال ُخل ِد ِب َما ه ْى ُخ ْم ح ْع َملى َن‬ ‫فروكىا ِبما و ِظِخم ِللاء ًى ِمىم هرا ِبها و ِظِىاهم ۖ وذوكىا عر‬
―Maka rasakanlah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan
harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang
kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.‖ (QS. AS-Sajdah, 32: 14)
Ketiga, memanjangkan angan-angan kosong (tamanniyyun).
Allah Ta‘ala berfirman,
ُ َ َّ ُ َ ً ُ ْ َ ً َ َ َ ْ َّ َ َّ َ َ َ َ َ
‫وغا َوأل ِغل َّن ُه ْم َوأل َم ِّى َُ َّن ُه ْم‬‫وكاٌ ألج ِذرن ِمً ِعب ِادن ه ِطِبا مفس‬
―…dan syaitan itu mengatakan: ‗Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba
Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan aku benar-benar akan
menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka…‘‖ (QS.
An-Nisa: 118 – 119)
Syaithan telah bersumpah kepada dirinya sendiri untuk menggoda dan mengganggu sejumlah
manusia. Ia akan berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan khayalan-khayalan dan
angan-angan kosong, sehingga mereka memandang baik perbuatan-perbuatan yang dilarang
oleh Allah Ta‘ala, serta menanamkan di dalam hati dan pikirannya bahwa kesenangan hidup
di dunia adalah kesenangan yang pasti tercapai sedang kesenangan dan kebahagiaan di
akhirat adalah kesenangan yang diragukan adanya.
Syaithan mendukung manusia untuk berjudi seraya menanamkan angan-angan bahwa kelak
mereka akan menjadi kaya tanpa harus kerja keras. Syaithan juga mendorong manusia untuk
mendatangi dukun atau kuburan keramat seraya menanamkan angan-angan bahwa itu adalah
jalan pintas terbaik yang cepat mendatangkan hasil.
Berhati-hatilah terhadap lagu-lagu, film, sinetron, cerpen, novel, atau puisi yang berisi angan-
angan yang menyesatkan; menanamkan pikiran-pikiran tentang gambaran tuhan, kehidupan
manusia, alam ghaib, dan alam semesta hanya berdasarkan asumsi atau perkiraan yang
dibuat-buat tanpa pijakan dari kitabullah dan sunnah rasul-Nya.

42
Jangan sampai kita terkena penyakit kaum Bani Israil yang disebutkan oleh
Allah Ta‘ala dalam Al-Qur‘an,
ُ َّ َ َّ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ُّ ّ ُ ْ ُ ْ َ
‫اب ِبال ؤ َما ِو َّي َوِب ْن ُه ْم ِبال ًَك ُّىى َن‬ ‫و ِمنهم ؤ ِمُىن ال ٌعلمىن ال ِىخ‬
―Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali
dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.‖ (QS. Al-Baqarah, 2: 78)
Makna amaniyya dalam ayat ini adalah kebohongan (tentang agama/keyakinan, red.) yakni
yang mereka dengar dari para pemimpin mereka lalu mereka terima dan percayai.43
Keempat, memperindah dosa (tazyiin)
Hizbus Syaithan menghias, memperindah, dan menampilkan kemaksiatan, kebatilan, dosa,
serta kejahatan sebagai perkara lumrah, sah, legal, berbudaya, maju, dan modern.
َ ْ ُ َ ْ َ ْ ْ ُ َ َّ َ ّ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ّ َ َ َ
‫ع َوألػ ِى ٍَ َّن ُه ْم ؤ ْح َم ِع َحن‬
ِ ‫كاٌ ز ِب ِبما ؤػىٍخ ِجي ألشٍِجن لهم ِفي ألاز‬
―Iblis berkata: ‗Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti
aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti
aku akan menyesatkan mereka semuanya,‖ (QS. Al-Hijr, 15: 39)
Mereka yang terpedaya akan merugi di akhirat kelak,
ُ ‫الد ْه َُا َو ُه ْم ًَ ْح َظ ُبى َن َؤ َّن ُه ْم ًُ ْحظ ُىى َن‬
‫ض ْى ًعا‬ ُّ ‫غ َّل َط ْع ُي ُه ْم في ْال َح َُاة‬ َ ‫ًٍ َؤ ْع َم ًاال َّالر‬
َ ًً َْ ْ ُ َُُّ ْ َ ْ ُ
َ ‫األ ْد َظس‬‫كل هل هى ِبئىم ِب‬
ِ ِ ِ ِ ِ
―Katakanlah: ‗Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.‖ (QS. Al-
Kahfi, 18: 103-104)
Contoh: kita menyaksikan orang-orang yang begitu bangga membolehkan aborsi,
homoseksual, dan lesbianisme, menganggap ‗kumpul kebo‘ sebagai hal lumrah dan modern,
membuka hijab dan mempertontonkan aurat dianggap sebagai kemajuan, dan lain sebagainya.
Kelima, janji-janji palsu (wa‘dun)
Iblis dan syaithan selalu melakukan kampanye dan propaganda dengan janji-janji indah tapi
palsu.
ُ َّ ُ َ ْ َّ ُ ُ ُ َ َ َ ْ ّ َ ُ َ ْ ُ ُ َ
‫ان ِبال ػ ُسو ًزا‬‫ٌ ِعدهم وٍم ِى ِيهم ۖ وما ٌ ِعدهم الشُؿ‬
―Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari
tipuan belaka.‖ (QS. An-Nisa, 4: 120)

43
Lihat: Tafsir Jalalain.

43
Orang-orang yang mengikuti hizbus syaithan, ketika di akhirat nanti akan menagih janji
kepada syaithan, akan tetapi ia memungkirinya.
ُ َ َ ‫اَّلل َو َع َد ُه ْم َو ْع َد ْال َح ّم َو َو َع ْد ُج ُى ْم َف َإ ْد َل ْف ُخ ُى ْم ۖ َو َما َو‬ َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ ْ َّ َ َ َ
َ َّ ‫ألا ْم ُس ب َّن‬
ًْ ‫ان ِل َي َعل ُْى ْم ِم‬ ِ ِ ‫وكاٌ الشُؿان ْلا ك ِض ي‬
َ
ْ ‫طسد ُى ْم َو َما ؤ ْه ُخ ْم ب ُم‬ َ
ْ ‫ىمىا ؤ ْه ُف َظ ُى ْم ۖ َما ؤ َها ب ُم‬ َ ُ ‫ىمىوي َو ُل‬ ْ ‫ُط ْل َؿان ب َّال َؤ ْن َد َع ْى ُج ُى ْم َف‬
ُ ‫اط َخ َج ْب ُخ ْم لي ۖ َف َال َج ُل‬
ۖ ‫ط ِس ِخ َّي‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ٍ
َ َ َ َّ َ ْ ْ َ
ٌ ‫ب ِوي ه َف ْس ُث ب َما ؤش َسه ُخ ُمى ِن ِم ًْ ك ْب ُل ۗ ب َّن الك ِاْل َحن ل ُه ْم َعر‬
ٌ ‫اب ؤ ِل‬ َ ّ
‫ُم‬ ِ ِ ِ ِ
―Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: ‗Sesungguhnya Allah
telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu
tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan
(sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu
mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu
dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan
perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu‖. Sesungguhnya orang-
orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.‖ (QS. Ibrahim, 14: 22)
Kelak di akhirat tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin hizbus syaithan berlepas diri dari para
pengikutnya; padahal dalam rangka mendapatkan dukungan saat di dunia, mereka sampai
menyatakan siap menanggung dosa siapa saja yang siap jadi pengikutnya.
َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ‫اٌ َّالر‬
َ ‫ًً َه َف ُسوا ل َّلر‬ ََ
ۖ ‫ًً َآم ُىىا َّاج ِب ُعىا َط ِبُل َىا َول َى ْح ِم ْل دؿ َاًاه ْم َو َما ُه ْم ِب َح ِام ِل َحن ِم ًْ دؿ َاً ُاه ْم ِم ًْ ش ْي ٍء‬ ِ ِ ِ َ ‫وك‬
ََ
‫ِب َّن ُه ْم لي ِاذ ُبى َن‬
―Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: ‗Ikutilah jalan kami,
dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu‘, padahal mereka (sendiri) sedikitpun tidak
(sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang
pendusta.‖ (QS. Al-Ankabut, 29: 12)
Keenam, tipu daya (kaidun).
Tipu daya yang dilancarkan oleh golongan syaithan banyak sekali. Dalam al-Qur‘an
Allah Ta‘ala menyebutkan jenis-jenis tipu daya yang mereka lakukan, diantaranya adalah:
1. Mereka merancang berbagai bentuk makar permusuhan dan peperangan kepada
mu‘minin (lihat: QS. An-Nisa, 4:76), namun Allah Ta‘ala akan melemahkan tipu daya
mereka itu (lihat: QS. Al-Anfal, 8: 18)
2. Mereka melakukan pembunuhan kepada orang-orang beriman guna melemahkan
kebenaran, meskipun hal itu sebenarnya tidak akan pernah bisa mencapai tujuan busuk
mereka (lihat: contoh kasus penindasan Fir‘aun, QS. Al-Mu‘min, 40:25)
3. Mereka memfitnah para da‘i dan orang-orang beriman dengan tuduhan yang
menghinakan disertai siasat yang licik (lihat: contoh kasus tuduhan kepada Nabi Yusuf,
QS. Yusuf, 12:52)
Mereka terus menerus melakukan tipu daya, akan tetapi sedahsyat apa pun tipu daya mereka,
hakikatnya tidak akan pernah bisa mengatasi tipu daya Allah Ta‘ala,

44
َ ُ َ َ ً ْ َ َ ُ َ ْ ُ َّ
‫ُد ه ُْ ًدا‬‫ِبنهم ً ِىُدون هُدا وؤ ِه‬
―Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-
benarnya. Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.‖ (QS. At-Thariq,
86: 15 – 16)
Ketujuh, menghalangi jalan Allah (shaddun)
Iblis, syaithan, dan para pengikutnya selalu berusaha menghalang-halangi manusia dari jalan
Allah Ta‘ala. Mereka mencoba memalingkannya dari petunjuk yang benar dengan beragam
cara; diantaranya adalah dengan mengadakan acara hura-hura agar manusia tidak bisa
mendengar dengan baik ayat-ayat Al-Qur‘an,
َ ُ َّ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ
‫ًً ه َف ُسوا ال ح ْظ َم ُعىا ِل ََٰهرا ال ُل ْس ِآن َوال َؼ ْىا ِف ُِه ل َعلى ْم ح ْؼ ِل ُبى َن‬ ‫وكاٌ ال ِر‬
―Dan orang-orang yang kafir berkata: ‗Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-
sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat
mengalahkan mereka‘‖. (QS. Fushilat, 41:26).
Mereka tidak segan mengeluarkan dana berapapun untuk menghalangi jalan Allah Ta‘ala,
َ َْ ُ ً َ ُ َُ ُ َ َّ
ۗ ‫اَّلل ۚ ف َظ ُِ ْى ِف ُل َىن َها ز َّم جيىن َعل ْي ِه ْم َح ْظ َسة ز َّم ٌُؼل ُبىن‬ ‫ُل‬ ‫ب‬ َ ًْ ‫ط ُّدوا َع‬
‫ط‬ ُ َُ ‫ًً َه َف ُسوا ًُ ْىف ُلى َن َؤ ْم َى َال ُه ْم ل‬
َ ‫ب َّن َّالر‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ
َ ‫ًً ه َف ُسوا بل َٰى َح َه َّى َم ًُ ْح َش ُس‬
َ ‫َوالر‬ َّ
‫ون‬ ِ ِ
―Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi
(orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan
bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang
kafir itu dikumpulkan,‖ (QS. Al-Anfal, 8:36).
Cara lain yang mereka gunakan untuk menghalangi jalan Allah Ta‘ala adalah dengan
melakukan semantic game (permainan bahasa); orang-orang yang komitmen terhadap Islam
mereka sebut sebagai fundamentalis, radikal, ekstrim kanan, dan stereotype (julukan jelek)
lainnya. Hal ini telah terjadi di sepanjang sejarah kehidupan, manakala as-shira‘u bainal haq
wal bathil—pertempuran antara al-haq dan al-bathil—berlangsung. Nabi Nuh ‗alaihis
salam disebut oleh para pemuka kaumnya sebagai orang sesat/menyimpang (QS. Al-A‘raf, 7:
60), Nabi Huud ‗alaihis salam dihina kaumnya, ia dicela sebagai orang safih bahkan
pendusta (QS. Al-A‘raf, 7: 66), Nabi Luth ‗alaihis salam dihina dengan uangkapan ‗sok suci‘
(QS. Al-A‘raf, 7: 82), dan lain-lain.
Kedelapan, menimbulkan permusuhan (‗adaawatun)
Syaithan selalu berusaha merusak urusan agama dan dunia umat manusia. Diantara cara yang
dilakukannya adalah menimbulkan permusuhan di antara mereka. Inilah yang tidak akan
pernah berhenti dilakukan meskipun tujuan utamanya tidak tercapai.

45
‫َش‬‫س‬ ْ ‫الخ‬
‫ح‬ َ ُ‫ع َؤ ْن ٌَ ْع ُب َد ُه ْاْل‬
َّ ‫ط ُّلى َن َو َلى ًْ في‬ َ ‫الش ُْ َؿ‬
َ ‫ان َك ْد ًَ ِئ‬ َّ َّ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ ُّ َّ َ َ َ َ َ ْ َ
‫عً ح ِاب ٍس كاٌ كاٌ الى ِبي ضلى اَّلل علُ ِه وطلم ِبن‬
ِ ِ ِ ِ
‫َب ُْ َن ُه ْم‬
Dari Jabir ia berkata; Nabi shallallahu ‗alaihi wasallam bersabda: ―Sesungguhnya syaithan
telah putus asa untuk disembah oleh para penyembah. Namun ia terus menggalakan
permusuhan di antara mereka.‖ (HR. Tirmidzi)
Sarana yang digunakan oleh syaithan untuk menggalakan permusuhan adalah:
1. Menumbuhkan berbagai perselisihan.
Oleh karena itu, guna menjaga diri dari perselisihan, Allah Ta‘ala menganjurkan agar
manusia menjaga lisannya dari perkataan yang buruk.
ْ ْ َ َ َ َ ْ َّ َّ ْ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َّ َّ ُ َ ْ َ َ َّ ُ ُ
‫ان ِل ِْلو َظ ِان َع ُد ًّوا ُم ِب ًِىا‬‫َوك ْل ِل ِع َب ِادي ًَ ُلىلىا ال ِتي ِهي ؤحظً ۚ ِبن الشُؿان ًجزغ بُنهم ۚ ِبن الشُؿان و‬
―Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: ‗Hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan
di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia.‘‖ (QS. Al-Isra, 17: 53)
Berkenaan dengan ayat ini, Ibnu Katsir rahimahullah berkata: ―Allah Ta‘ala
memerintahkan kepada Rasul-Nya shallallahu ‗alaihi wa sallam agar menyeru hamba-
hamba Allah Ta‘ala yang beriman supaya berkata dalam pembicaraan dan
perbincangan mereka dengan ucapan yang paling baik dan perkataan yang paling
bagus.
Jika mereka tidak melakukan hal ini syaithan akan menghasut di antara mereka, lalu
mengantarkan ucapan (yang kurang baik) menjadi perbuatan, dan terjadilah kerusakan,
permusuhan dan pertikaian. Sesungguhnya syaithan itu musuh bagi Adam dan
keturunannya sejak dia menolak untuk sujud kepada Adam. Maka permusuhannya
sangatlah nampak dan jelas.
Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam) melarang seseorang
mengarahkan besi kepada saudaranya muslim, sesungguhnya syaithan berkesempatan
memberi hasutan pada tangannya, artinya bisa jadi akan melukai saudaranya muslim
dengannya.‖44
Renungkanlah hadits Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam berikut ini,
َ ُ ُْ َ ُ ُْ َ ُ َّ َ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ
، ‫ َواْل ْح ِدر ش ٌّس‬، ‫ َواْل ْح ِدر ش ٌّس‬، ‫ ف َخف َّسق َب ُْ َن ُه َما ِبال ِب َح َد ٍر ًُ ْح ِدز ُه ؤ َح ُد ُه َما‬، ‫هللا‬
ِ ‫وما جىاد َزحال ِن ِفي‬
َ ُ ُْ
‫َواْل ْح ِدر ش ٌّس‬
―Tidaklah ada dua orang yang saling mencintai karena Allah lalu berpisah (berselisih)
di antara keduanya kecuali dikarenakan suatu ucapan yang diada-adakan salah satu

44
Lihat: Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Isra, 17: 53

46
diantara keduanya. Pengada-ada itu jelek, pengada-ada itu jelek, pengada-ada itu
jelek.‖ (HR Ahmad, dikatakan Ibnu Muflih, sanadnya jayyid)
2. Kemaksiatan-kemaksiatan
Bentuk kemaksiatan yang secara tegas disebutkan sebagai sarana syaithan untuk
menimbulkan permusuhan adalah meminum khamar dan berjudi,
َّ ْ ْ َ ْ ُ َّ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َّ ُ ُ َ َّ
ًِ ‫اَّلل َو َع‬
ِ ‫ِبهما ً ِسٍد الشُؿان ؤن ًى ِكع بِىىم العداوة والبؼػاء ِفي الخ ْم ِس واْلِ ِظ ِس وٍطدهم عً ِذه ِس‬
َ َ َ َّ
‫الطال ِة ۖ ف َه ْل ؤ ْه ُخ ْم ُم ْى َت ُهى َن‬
―Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian
di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).‖ (QS. Al-Maidah, 5: 91)
Khamar itu merusak akal. Sedangkan akal itulah yang berfungsi mengendalikan
kehendak, kecerdasan, serta kemampuan membedakan antara baik dan buruk. Begitu
pula judi, ia mengandung unsur negatif yaitu menghabiskan harta dan menanamkan rasa
iri dan dengki. Kedua- duanya mengandung perusakan mental. Dari dua hal inilah
biasanya keonaran dan perkelahian terjadi.
Target Hizbus Syaithan
Kedelapan strategi dan langkah hizbusy syaithan itu dilakukan dalam rangka:
Pertama, penyesatan (tadhlil).
Mereka menghendaki kebenaran menjadi tersamarkan (ghumuudul-haq), atau bercampur
baur dengan kebatilan (labsul-haq bil-bathil), sehingga bergelimpanganlah korban-korban
penyesatan (dhohiyyatut-tadhlil).
ً َ َ َ َ ُ َّ
‫اَّلل فل ًْ ج ِج َد ل ُه َط ِبُال‬ ْ ًُ ًْ ‫ُم َر ْب َرب َحن َب ْح َن ََٰذل ًَ َال ب َل َٰى ََٰه ُاَالء َوَال ب َل َٰى ََٰه ُاَالء ۚ َو َم‬
‫ػ ِل ِل‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
―Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk
kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-
orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk)
baginya.‖ (QS. An-Nisa, 4: 143)
Kedua, intimidasi/menakut-nakuti manusia (takhwif).
Dengan strategi dan langkah-langkah mereka, akan bermunculanlah orang-orang yang
kehilangan keberaniannya (‗adamus syaja‘ah); mereka menyembunyikan kebenaran
(kitmanul haq) karena takut terhadap resiko perjuangan. Maka bergelimpanganlah korban-
korban intimidasi (dhohiyyatut-takhwif). Padahal Allah Ta‘ala menghendaki hamba-hamba-
Nya mampu berdiri tegar di hadapan kebatilan.

47
ْ ُ ُ َ ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ ّ َ ُ ُ َ ْ َّ ُ ُ ََٰ َ َّ
‫ىه ْم َودافى ِن ِب ْن ه ْى ُخ ْم ُما ِم ِى َحن‬ ‫ِبهما ذ ِلىم الشُؿان ًذ ِىف ؤوِلُاءه فال جذاف‬
―Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan
kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-
Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.‖ (QS. Ali Imran, 3: 175).
Dengan kata lain, adanya tadhlil (penyesatan) dan takhwif (intimidasi) akan memunculkan
pribadi yang tidak lurus (syakhshiyyah ghoiri rasyiidah), yaitu pribadi yang suka berkhianat
dan tidak bertanggung jawab (al-khiyaanah), seperti Bani Israil yang enggan berjihad
sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur‘an (lihat: QS. Al-Maidah, 5:24); pribadi beku yang
tidak mau melakukan perubahan (al-jumuud), dan pribadi pengecut (al-jubnu), yang takut
terhadap resiko perjuangan.
*****
Dari uraian di atas tergambarlah betapa pentingnya manusia mewaspadai syaithan. Oleh
karena tanamkanlah kesadaran dalam diri bahwa syaithan itu adalah musuh yang nyata.
Wallahul musta‘an

48
Ahammiyyatut Tarbiyah
Al-Ummatul Jahiliyyah
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam diutus oleh Allah Ta‘ala ke tengah-tengah umat
jahiliyyah; yaitu masyarakat yang dilingkupi oleh kebodohan terhadap hakikat kebenaran (al-
jahlu). Mereka tidak mengenal Allah Ta‘ala, tidak mengetahui ibadah dan tidak memahami
pedoman hidup yang benar.
Kebodohan tersebut tergambar dari kepercayaan mereka yang telah menyimpang jauh dari
ajaran tauhid yang dibawa oleh nenek moyang mereka Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Pertama, mereka menyembah malaikat, karena menganggapnya sebagai anak-anak
perempuan Allah. Keyakinan seperti ini dibantah oleh Allah Ta‘ala melalui firman-Nya,
ْ
‫) ِجل ًَ ِب ًذا ِك ْظ َم ٌت ِغ َحزي‬٠٩( ‫ألاه َثى‬ ْ ُ َ َ ُ َ َّ ُ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ ْ َ َ ََ
‫) ؤلىم الرهس وله‬٠٢( ‫) َو َم َىاة الث ِالثت ألاد َسي‬٩١( ‫الالث َوال ُع َّصي‬ ‫ؤف َسؤ ًْ ُخ ُم‬
َّ َ ْ ُ َّ ٌَ ‫ىها َؤ ْه ُخ ْم َو َآب ُائ ُه ْم َما َؤ ْه َص‬
‫اَّلل ِب َها ِم ًْ ُطلؿ ٍان ِب ْن ًَ َّد ِب ُعى َن ِبال الك ًَّ َو َما َت ْه َىي‬ َ ‫) ب ْن ه َي بال َؤ ْط َم ٌاء َط َّم ُْ ُخ ُم‬٠٠(
ِ ِ ِ
ْ ََ ُ ُْ
)٠٢( ‫ع َولل ْد َح َاء ُه ْم ِم ًْ َ ِزّب ِه ُم ال ُه َدي‬ ‫ألاهف‬
―Wahai kaum kafir Quraisy, apa pendapat kalian tentang patung Latta, Uzza, dan Manat,
patung lain yang ketiga? Wahai kaum kafir Quraisy, apakah anak laki-laki untuk kalian,
sedangkan anak perempuan untuk Allah? Jika benar begitu, maka hal itu adalah pembagian
yang tidak adil. Nama patung-patung itu hanyalah mengikuti dugaan dan selera kalian
semata. Sungguh Al-Qur‘an sebagai kitab petunjuk dari Tuhan seluruh manusia telah datang
kepada mereka.‖ (Q.S. An-Najm: 19-23)45
َ َ ََ ْ َ َ
‫ؤ ْم َدل ْل َىا اْلال ِئىت ِب َه ًازا َو ُه ْم َش ِاه ُدو َن‬
―Apakah Allah menciptakan malaikat sebagai anak perempuan-Nya?Apakah kaum musyrik
Quraisy menyaksikan penciptaan malaikat itu?‖ (Q.S. As-Shafat: 150)46
Kedua, mereka menyembah jin. Mereka memandang bahwa jin-jin itu mempunyai hubungan
dengan para malaikat. Mereka memuliakan beberapa tempat yang mereka anggap sebagai
tempat jin, diantaranya adalah sebuah tempat bernama Darahim. Mereka selalu mengadakan
kurban di tempat itu agar terhindar dari bencana yang didatangkan olehnya. Keyakinan
seperti ini pun dibantah oleh Allah Ta‘ala melalui firman-Nya,
َ َ ْ َ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ َّ ْ َ ُ َّ ‫َو َح َع ُلىا‬
‫اث ِب َؼ ْح ِر ِعل ٍم ُط ْب َح َاه ُه َوح َعالى َع َّما ًَ ِط ُفى َن‬
ٍ ‫َّلل ش َسو َاء ال ِجً ودلل ُه ْم ود َسكىا له َب ِىحن و َبى‬
ِ ِ
―Orang-orang musyrik menjadikan jin sebagai sekutu-sekutu Allah. Padahal Allah lah yang
menciptakan jin-jin itu. Orang-orang musyrik telah berdusta tanpa ilmu sedikit pun, karena
mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan. Allah
Mahasuci, dan Allah Mahajauh dari segala sifat-sifat kotor yang dikatakan oleh orang-
orang musyrik.‖ (Q.S. Al-An‘am: 100)47

45
Terjemah Tafsiriyah, Al-Ustadz Muhammad Thalib, hal. 673 – 674.
46
Ibid, hal. 569
47
Ibid, hal. 164.

49
Ketiga, mereka menyembah bintang-bintang. Yang dimaksud bintang-bintang adalah
matahari, bulan, dan bintang-bintang yang gemerlapan cahayanya, yang bertaburan dan
beribu-ribu banyaknya itu. Mereka menyembah bintang-bintang karena menganggap bintang-
bintang itu diberi kekuasaan oleh Allah untuk mengatur alam yang luas ini. Diantaranya
mereka menyembah Syi‘ra (planet yang paling besar).
Namun Allah menegaskan bahwa Dialah Pencipta Syi‘ra. Oleh karena itu hanya Dialah yang
patut disembah,
ّ ُّ َ َ ُ ُ َّ َ َ
‫الش ْع َسي‬
ِ ‫وؤهه هى زب‬
―Sungguh Allah adalah Tuhan yang menguasai planet yang paling besar.‖ (Q.S. An-Najm:
49)48
Allah Ta‘ala juga memberi penerangan kepada manusia bahwa Dialah Pencipta matahari dan
bulan,
ُ َََ َّ َّ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َّ
‫َّلل ال ِري دلل ُه ًَّ ِب ْن ه ْى ُخ ْم‬ ُ ‫ع َو ْال َل َم ُس ال َح ْس ُج‬ َّ َ ُ َ َّ َ ُ ْ َّ
ُ ‫الش ْم‬‫َو ِم ًْ َآًا ِج ِه اللُل والنهاز و‬
ِ ِ ‫ع وال ِلللم ِس واسجدوا‬
ِ ‫م‬ ‫لش‬ ‫ل‬ِ ‫وا‬‫د‬
َ
‫ِب ًَّ ُاه ح ْع ُب ُدو َن‬
―Diantara bukti kekuasaan Allah adalah adanya malam dan siang serta matahari dan bulan.
Wahai manusia, janganlah kalian bersujud kepada matahari dan bulan. Akan tetapi
bersujudlah kalian kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakan matahari dan bulan, jika
kalian benar-benar taat kepada-Nya.‖ (Q.S. Fushilat: 37)49
***
Selain berada dalam kebodohan (al-jahlu), masyarakat jahiliyyah juga berada dalam kondisi
ad-dzillah (kehinaan) karena banyak melakukan perbuatan maksiat. Diantaranya adalah:
Pertama, kebiasaan meminum khamar dan berjudi. Kebiasaan buruk ini kemudian
diharamkan oleh Islam,
ُ َّ َ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َّ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َّ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
ٌ ‫ألا ْ َشال ُم ز ْح‬
‫ىه ل َعلى ْم‬ ‫ع ِم ًْ َع َم ِل الشُؿ ِان فاحخ ِيب‬ ِ ‫ًا ؤيها ال ِرًً آمىىا ِبهما الخمس واْلِ ِظس وألاهطاب و‬
‫ُج ْف ِل ُحى َن‬
―Wahai kaum mukmin; minuman keras, judi, penyembelihan hewan untuk berhala, dan
pengundian nasib adalah hal yang kotor bagian dari bujukan setan. Karena itu jauhilah
perbuatan-perbuatan kotor itu supaya kalian mendapatkan keselamatan di dunia dan
akhirat.‖ (Q.S. Al-Maidah: 90)50
Kedua, mereka juga terbiasa berbuat zina, dengan cara terselubung—dengan menyebutnya
sebagai pernikahan—atau dengan cara pelacuran seperti halnya dilakukan manusia pada masa
kini. Kebiasaan maksiat ini tergambar dari apa yang diungkapkan Aisyah radhiyallahu ‗anha,

48
Ibid, hal. 676
49
Ibid, hal. 608
50
Ibid, hal. 142

50
َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َّ َ َّ َ َّ َ ْ ُ ْ َ َّ َ ُ ْ ْ ٌ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َّ
ٌَ ‫اض ِبلى ِلْا ْطال ِم َه َص‬ ‫ِبهما هصٌ ؤوٌ ما هصٌ ِمىه طىزة ِمً اْلفط ِل ِفيها ِذهس الجى ِت والى ِاز حتى ِبذا زاب الى‬
َ َ ُ ََ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ََ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ
‫ال َحال ٌُ َوال َح َس ُام َول ْى ه َص ٌَ ؤ َّو ٌَ ش ْي ٍء ال حش َسُبىا الخ ْم َس للالىا ال ه َد ُع الخ ْم َس ؤ َب ًدا َول ْى ه َص ٌَ ال ج ْصهىا للالىا ال ه َد ُع‬
ُ َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ ٌ َ َ َ ّ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ ُ َ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ً َ َ َ ّ
‫اعت َم ْى ِع ُد ُه ْم‬ ‫ (بل الظ‬: ‫الصها ؤبدا للد هصٌ ِبمىت على محم ٍد ضلى اَّلل علُ ِه وطلم وِب ِوي لجا ِزٍت ؤلعب‬ ِ
َ َ َّ ّ ْ ُ َ َ َ
َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َّ ‫َو‬ َ ُ
‫الي َظ ِاء ِبال َوؤها ِع ْى َد ُه‬
ِ ‫الظاعت ؤدهى وؤمس) وما هصلذ طىزة البل َس ِة و‬
―Sesungguhnya yang pertama-tama kali turun darinya (al-qur‘an) adalah surat Al
Mufashshal (surat-surat pendek) yang di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka.
Dan ketika manusia telah condong kepada agama Islam, maka turunlah kemudian ayat-ayat
tentang halal dan haram. Seandainya saja yang pertama kali turun adalah ayat; ‗Janganlah
kalian minum arak‘. Niscaya mereka akan mengatakan; ‗Kami tidak akan meninggalkan
meminum arak selama-lamanya.‘
Dan sekiranya juga yang pertama kali turun adalah ayat, ‗Janganlah kalian berzina..‘
Niscaya mereka akan berkomentar, ‗Kami tidak akan meniggalkan zina selama-lamanya.‘
Ayat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‗alaihi wasallam di Makkah yang pada
saat itu aku masih anak-anak adalah:
َ َ َ ُ َ َّ َ ْ ُ ُ ْ َ ُ َ َّ ْ َ
‫اعت ؤ ْدهى َوؤ َم ُّس‬ ‫بل الظاعت مى ِعدهم والظ‬
―Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih
dahsyat dan lebih pahit.‖ (QS. Al-Qamar: 46).‘
Dan tidaklah surat Al Baqarah dan An Nisa` diturunkan kecuali aku telah berada di sisi
beliau (di Madinah).‖ (Shahih Bukhari, No.4993 ).
Tidaklah heran perzinahan saat itu begitu merajalela, karena wanita-wanita mereka memang
banyak yang bertingkah laku ‗memasarkan diri‘. Pada saat dia lewat di depan lelaki ajnabi
(lelaki yang bukan mahramnya) jalannya genit, berlemah gemulai, seakan-akan dia
memamerkan dirinya dan ingin memikat orang lain. Tingkah laku seperti itu dibenci oleh
Allah Ta‘ala, karenanya Dia berfirman,
َ ُْ ْ َ َ َ ُ َ َ
‫َوك ْسن ِفي ُب ُُى ِجى ًَّ َوال ج َب َّر ْح ًَ ج َب ُّر َج ال َج ِاه ِل َُّ ِت ألاولى‬
―Wahai istri-istri Nabi, tinggalah kalian di rumah-rumah kalian. Janganlah kalian keluar
rumah dengan berdandan ala perempuan-perempuan jahiliyah sebelum Islam datang...‖
(Q.S. Al-Ahzab: 33)51
Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa‘diy Rahimahullah menafsirkan ayat ini, ―Janganlah
kalian para wanita sering keluar (rumah) berhias dan memakai wewangian seperti keadaan
ahlul jahiliyah terdahulu yang mereka tidak mempunyai ilmu dan agama.‖52
Ketiga, mereka terbiasa pula melakukan pencurian dan perampokan, antara satu suku kepada
suku yang lain. Suku yang kuat memerangi suku yang lemah untuk merampas hartanya. Yang

51
Ibid, hal. 526
52
Taisir Karimir rohmah hal. 632, cetakan pertama, Dar Ibnu Hazm

51
demikian ini terjadi karena tidak ada hukum maupun peraturan yang menjadi acuan. Mereka
bukan hanya mencuri dan merampok harta benda, tetapi orang yang dirampoknya itu juga
ditawan dan dijadikannya hamba sahaya atau budak belian.
Keempat, mereka gemar bertengkar dan berperang. Perkara-perkara kecil bisa menjadi
peperangan besar, bahkan bisa terjadi sampai bertahun-tahun lamanya. Di antara perperangan
mereka yang paling terkenal adalah:
1. Perang Dahis dan Perang Ghabara‘ yang berlangsung 40 tahun antara Suku ‗Abs
melawan Suku Dzibyan dan Fizarah akibat perselisihan di arena pacuan kuda;
2. Perang Basus, sampai-sampai dikatakan, ―Perang yang paling membuat sial adalah
Perang Basus yang berlangsung sepanjang tahun‖. Perang ini terjadi antara Suku
Bakr dan Taghlub, perang ini terjadi karena dilukainya seekor unta yang bernama
Basus;
3. Perang Bu‘ats yang terjadi antara Suku Aus dan Khazraj di Yatsrib (Al-Madinah An-
Nabawiyyah);
4. Perang Fijar yang berlangsung antara Qays ‗Ilan melawan Kinanah dan Quraisy.
Disebut ―Perang Fijar‖ karena terjadi saat bulan-bulan haram. Fijar (‫ ) فِجار‬adalah
bentukan wazan ‫ فَعَّال‬dari kata fujur (‫ ;)فجور‬Mereka telah sangat mendurhakai Allah
(sangat fujur) karena berani berperang pada bulan-bulan yang diharamkan untuk
berperang.
Kelima, mereka tidak memiliki adat kesopanan. Misalnya mengerjakan thawaf dengan
telanjang—baik laki-laki maupun perempuan—tanpa rasa malu. Mereka pun tidak malu
mandi telanjang di tempat terbuka. Berbicara rafats, hal-hal rahasia mengenai hubungan
seksual suami-istri tidak segan-segan diceritakan kepada orang lain di depan umum.
Itulah diantara adat kebiasaan jahiliyyah pada masa Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam
diutus.
***
Masyarakat jahiliyyah Arab juga berada dalam kondisi lemah (dha‘if) dan berpecah belah
(furqah). Mereka bukanlah bangsa yang terpandang dan diperhitungkan. Kerajaan-kerajaan
yang ada di jazirah Arab pada waktu itu adalah kerajaan-kerajaan yang akhirnya tunduk di
bawah kekuatan Persia atau Romawi. Kerajaan-kerajaan yang besar di jazirah Arab ada tiga:
Yaman, Munazirah, dan Ghassaniyah.
Kerajaan Yaman pernah dikuasai Habasyah, dan berikutnya dikuasai Persia. Namun pada
masa khalifah Abu bakar, Yaman berhasil dikuasai pemerintahan Islam. Kerajaan
Munazirah—Ibu Kotanya di Hirah, dekat kota Kufah Irak—dari awal sampai akhir berada di
bawah kekuasaan Persia. Pada masa khalifah Abu Bakar pula kerajaan ini dapat dikuasai
pemerintahan Islam. Kerajaan Ghassaniyah di Syam dari awal hingga akhir dikuasai oleh
Romawi. Kemudian tunduk pada pemerintahan Islam pada masa Umar bin Khattab.
Pemerintahan kecil yang berjalan tanpa gangguan pada masa itu adalah pemerintahan di
Hijaz yang pada akhirnya dijalankan oleh Quraisy.

52
Singkatnya, masyarakat jahiliyah pada masa itu dalam kondisi dholalun mubin, kesesatan
yang nyata. Mereka berada dalam kondisi bodoh (jahl), rendah (dzillah), lemah (dhaif) dan
berpecah belah (furqah).
Al-Inqadz (penyelamatan) dengan Tarbiyah
Karena kasih sayangnya, Allah Ta‘ala kemudian mengutus di tengah-tengah masyarakat
jahiliyah itu seorang Rasul, dialah Muhammad shallallahu ‗alaihi wa sallam.
ُ َُ َ ُ ّ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ُ ُ َّ َُ ْ ُ َّ َُ َ َ ْ ُ ََْ َُْ ْ ُ ْ ً ُ َ ْ ُ َْ َ َْ َ َ
‫اب َوال ِحى َمت َو َُ َع ِل ُمى ْم َما ل ْم جيىهىا‬‫هما ؤزطلىا ِفُىم زطىال ِمىىم ًخلى علُىم آًا ِجىا وٍص ِهُىم وَع ِلمىم ال ِىخ‬
َ َ
‫ح ْعل ُمى َن‬
―Wahai bangsa Arab, Kami juga telah mengutus Muhammad ke tengah-tengah kalian
sebagai seorang rasul yang berasal dari bangsa kalian sendiri. Muhammad membacakan
ayat-ayat Kami kepada kalian, membersihkan diri kalian dari syirik, mengajarkan Al-Qur‘an
dan As-Sunnah kepada kalian. Muhammad juga mengajarkan kepada kalian kisah umat-
umat terdahulu, yang tidak kalian ketahui sebelumnya.‖ (Q.S. Al-Baqarah: 151).53
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam mentarbiyah masyarakat jahiliyyah ini dengan cara
tilawah (membacakan firman Allah Ta‘ala), tazkiyah—menyucikan (tathir), menumbuhkan
(numuw), dan menghiasi (takhalluq) jiwa dengan sifat-sifat mulia—dan ta‘limul minhaj
(mengajarkan pedoman hidup) dengan tuntunan Al-Qur‘an dan Sunnah.
Ini adalah an-ni‘matul kubra (kenikmatan yang besar). Karena dengan diutusnya Rasul dan
tarbiyah yang dilakukannya umat jahiliyyah kemudian berubah drastis menjadi umat yang
mengenal ilmu (al-ilm). Mereka memiliki pengetahuan (ma‘rifah) tentang iman dan agama
yang benar,
ً ‫ان َو َلى ًْ َح َع ْل َى ُاه ُه‬
ًْ ‫ىزا َن ْه ِدي ِب ِه َم‬ ُ ‫وحا م ًْ َؤ ْمسَها َما ُه ْى َذ َج ْدزي َما ْالى َخ‬
ُ ‫اب َوَال ْلْا ًَم‬ ً ‫َو َه َرل ًَ َؤ ْو َح ُْ َىا ب َل ُْ ًَ ُز‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ
َ َ ََّ َ ْ َ َ
‫اؽ ُم ْظخ ِل ٍُم‬ ٍ ‫وش ُاء ِمً ِع َب ِادها وِبهً لت ْه ِدي ِبلى ِض َس‬
―Wahai Muhammad, begitulah telah Kami turunkan Al-Qur‘an kepadamu sesuai perintah
Kami. Engkau sebelumnya tidak mengetahui apa itu kitab dan apa itu iman. Kemudian Kami
jadikan Al-Qur‘an sebagai cahaya Kami yang Kami gunakan untuk memberi petunjuk
kepada siapa yang Kami kehendaki diantara para hamba Kami. Sungguh engkau benar-
benar seorang rasul yang menunjukkan jalan kepada Islam.‖ (Q.S. Asy-Syura: 52)54
Mereka menjadi umat yang bersih dari kemusyrikan, dan bahkan menjadi umat yang
mengusung panji-panjinya serta menancapkannya ke seluruh penjuru bumi.
Mereka menjadi umat yang memiliki kehormatan/wibawa (al-izzah). Berkat tarbiyah dari
Rasulullah shalallahu ‗laihi wa sallam, mereka menjadi umat yang berakhlak mulia dan jauh
dari perbuatan rendah.
َ َْ َ َُ ْ
‫ِب َّه َما ُب ِعث ُذ ألج ِّم َم َميا ِز َم ألادالق‬

53
Terjemah Tafsiriyah, Al-Ustadz Muhammad Thalib, hal. 28.
54
Ibid, hal. 619.

53
―Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak yang baik.‖ (HR. Malik
dalam Al Muwaththa‘)
Mereka menjauhi perbuatan meminum khamer, judi, zina, pencurian, perampokan,
perpecahan, dan berbagai perbuatan rendah lainnya.
Dengan iman, mereka menjadi umat yang memiliki kekuatan (al-quwwah) dan persatuan (al-
wihdah). Mereka menebarkan cahaya iman ini sehingga umat manusia beroleh hidayah Islam.
Mereka kemudian mampu menjadi penguasa di muka bumi ini dan menundukkan para
penyembah thaghut. Sebagaimana yang diucapkan Rib‘i bin Amir kepada Rustum, komandan
perang Persia,
َ َ ْ ُّ ْ ‫بن هللا ْاب َخ َع َث َىا ل ُى ْذس َخ َم ًْ َش َاء م ًْ ع َب َادة الع َباد ب َلى ع َب َادة هللا َوم‬
‫الدهُا ِا َلى َط َع ِت َها َو ِم ًْ ُح ْى ِز ألا ْد ًَ ِان‬ ‫ُم‬
ِ ‫غ‬ِ ً ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
‫ِب َلى َع ْد ٌِ ِلْا ْطال ِم‬
―Sesungguhnya Allah telah membangkitkan kami untuk mengeluarkan siapa pun yang mau,
dari penghambaan kepada manusia menuju penghambaan kepada Allah semata; dari
sempitnya dunia menuju luasnya dunia, dan dari keculasan agama-agama menuju keadilan
Islam‖.
Mereka melakukan berbagai futuhat sehingga Makkah, Khaibar, Bahrain, seluruh Jazirah
Arab, dan Yaman dapat dikuasai. Sementara itu jizyah dari Majusi Hajar dan beberapa daerah
Syam terus mengalir. Pada masa Abu Bakr, Khalid bin Walid berhasil menembus Persia; Abu
Ubaidah menguasai Syam; Amr bin Ash membuka Mesir. Secara beruntun beberapa daerah
Syam, Basrah, dan Damaskus dapat dibebaskan. Pada masa Umar bin Khattab seluruh Syam
bebas, Mesir dikuasai dan sebagian Persia berhasil direbut; kekuasaan Romawi dari hari ke
hari semakin berkurang. Bahkan pada masa Utsman bin Affan kekuasaan Islam sudah
menembus wilayah Cina.
Dengan tarbiyah, mereka menjadi umat terbaik (khairu ummah). Sebagaimana difirmankan
Allah Ta‘ala,
―Wahai kaum mukmin, kalian benar-benar umat terbaik, yang ditampilkan ke tengah
manusia lainya, supaya kalian menyuruh manusia berbuat baik, mencegah perbuatan
munkar, dan beriman kepada Allah.‖ (Q.S. Ali Imran: 110)55
Kesimpulan
Jika kita kini mendapati sebagian dari umat ini dalam keadaan bodoh (jahlu), rendah
(dzillah), lemah (dhaif) dan berpecah belah (furqah). Maka ketahuilah, jalan
penyelamatannya adalah tarbiyah Islamiyah!
Renungkanlah kalimat yang disampaikan Imam Malik: ―Umat ini tidak akan jaya kecuali
dengan cara pertama kali ia dijayakan genarasi awalnya.‖
Wallahu A‘lam…

55
Ibid, hal. 76.

54
Maraji’:
Al-Qur‘an, Tarjamah Tafsiriyah, Al-Ustadz Muhammad Thalib
Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Jilid 1, K.H. Moenawar Chalil
Tazkiyatu Nafs, Sa‘id Hawwa
Berita Kemenangan Islam, Yusuf Qaradhawi

55

Anda mungkin juga menyukai