Anda di halaman 1dari 12

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA


NOMOR 511 TAHUN 2002
TENTANG
KETENTUAN PEMBERIAN HAK CUTI DAN PERATURAN DISIPLIN
BAGI PEGAWAI TIDAK TETAP DAN GURU TIDAK TETAP
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

BUPATI BANJARNEGARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin terpeliharanya


tertib administrasi dan kelancaran pelaksanaan
tugas, dipandang perlu diatur pemberian hak cuti
dan peraturan disiplin bagi Pegawai Tidak Tetap
dan Guru Tidak Tetap di lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara;
b. bahwa untuk maksud tersebut diatas, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Bupati .

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah ( Berita
Negara RI Tahun 1950 Nomor 42 );
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara
RI Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 3041 ) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian ( Lembaran Negara RI Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3890 );
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang
Ketenagakerjaan ( Lembaran Negara RI Tahun
1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3072);
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara RI
Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 3839 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950
tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-
undang Nomor 13 Tahun 1950 ( Berita Negara RI
Tahun 1950 Nomor 59 );
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976
tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran
Negara RI Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3093 );
7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

2
( Lembaran Negara RI Tahun 1980 Nomor 50,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3176 );
8. Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 850/7801
Tahun 2001 tentang Pendelegasian Wewenang
Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil;
9. Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 79 Tahun
2002 tentang Pegawai Tidak Tetap ( Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2002
Nomor 12 Seri E ).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA TEN-


TANG PEMBERIAN HAK CUTI DAN PER-
ATURAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI TIDAK
TETAP DAN GURU TIDAK TETAP DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
BANJARNEGARA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
a. Negara adalah Negara Republik Indonesia;
b. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia;
c. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara;
d. Daerah adalah Daerah Kabupaten Banjarnegara;
e. Bupati adalah Bupati Banjarnegara;

3
f. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang
diizinkan dalam jangka waktu tertentu;
g. Peraturan Disiplin Pegawai Tidak Tetap dan Guru
Tidak Tetap adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan
sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh
Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap;
h. Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat
untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan
dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Daerah;
i. Guru Tidak Tetap adalah guru yang diangkat untuk
jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas proses belajar dan
mengajar.
BAB II
K E D UD U KAN
Pasal 2
Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap berkedudukan bukan sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
BAB III
CUTI PEGAWAI TIDAK TETAP DAN GURU TIDAK TETAP
Pasal 3
Cuti Pegawai Tidak Tetap terdiri dari :
a. Cuti tahunan;
b. Cuti sakit;
c. Cuti bersalin;
d. Cuti alasan penting.
Pasal 4
Cuti Guru Tidak Tetap terdiri dari :

4
a. Libur Catur Wulan/Semesteran;
b. Cuti sakit;
c. Cuti bersalin;
d. Cuti alasan penting.

Bagian Pertama
Cuti Tahunan
Pasal 5
(1) Pegawai Tidak Tetap yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun secara terus menerus diberikan hak cuti tahunan selama 12 (dua
belas) hari kerja.
(2) Guru Tidak Tetap tidak berhak atas cuti tahunan, tetapi berhak atas
libur catur wulan/semesteran.
(3) Cuti tahunan tersebut dapat dipecah hingga jangka waktu sekurang-
kurangnya 3 (tiga) hari kerja.
(4) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Tidak Tetap, yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada kepala
unit kerja/instansinya.
(5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh kepala unit kerja/
instansinya dengan tembusan Bupati Up. Instansi yang membidangi
kepegawaian.
(6) Cuti tahunan yang tidak diambil pada tahun yang bersangkutan dengan
sendirinya hak cutinya gugur.

Bagian Kedua
Cuti Sakit
Pasal 6
(1) Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap yang sakit berhak atas cuti
sakit.

5
(2) Pegawai Tidak tetap dan Guru Tidak Tetap yang sakit selama 1 (satu)
hari atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan
memberitahukan kepada atasannya.
(3) Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap yang sakit lebih dari 2
(dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit,
dengan ketentuan mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Bupati Up. Instansi yang menangani kepegawaian.
(4) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal
ini, antara lain menyertakan alasan diberikan cuti, lamanya cuti dan
keterangan lain yang dipandang perlu.
(5) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini diberikan
untuk waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(6) Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap yang tidak sembuh dari
penyakitnya dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat
(5) Pasal ini harus diuji kesehatannya oleh tim dokter yang ditunjuk
oleh Bupati.
(7) Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (6) Pasal ini Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap
yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya maka dapat
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Tidak Tetap dan Guru
Tidak Tetap.
Pasal 7
(1) Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap Wanita yang mengalami
gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 (satu)
bulan .
(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pasal ini yang bersangkutan mengajukan permohonan cuti secara
tertulis kepada Bupati melalui Kepala Unit kerja/Instansinya.

6
Pasal 8
Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap yang mengalami kecelakaan
dalam dan atau karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga perlu
mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari sakitnya.
Pasal 9
Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
sampai dengan Pasal 8 Keputusan ini, yang bersangkutan berhak
menerima penghasilan penuh .

Bagian Ketiga
Cuti Bersalin
Pasal 10
(1) Untuk persalinan pertama dan kedua Pegawai Tidak Tetap dan Guru
Tidak Tetap berhak atas cuti bersalin.
(2) Cuti bersalin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini selama 2
(dua) bulan dan diatur sesuai petunjuk dokter yang merawat.
(3) Untuk mendapatkan cuti bersalin, yang bersangkutan mengajukan
permohonan syarat tertulis kepada Bupati melalui Kepala Unit Kerja/
Instansinya.

Bagian Keempat
Cuti Alasan Penting
Pasal 11
(1) Yang dimaksud dengan cuti alasan penting adalah cuti karena :
a. Ibu/bapak, Isteri/Suami, Anak, Adik/Kakak Kandung, Mertua, atau
menantu sakit keras atau meninggal dunia;
b. Melangsungkan perkawinan pertama.

7
(2) Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap berhak atas cuti alasan
penting paling lama 12 ( dua belas hari) kerja.
(3) Untuk mendapatkan cuti alasan penting yang bersangkutan
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Unit kerja/
Instansi yang bersangkutan.
(4) Cuti karena alasan penting diberikan oleh kepala unit kerja/Instansi
yang bersangkutan dan tetap menerima penghasilan penuh sebagai
Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap.

BAB IV
PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI TIDAK TETAP
DAN GURU TIDAK TETAP
Bagian Pertama
Kewajiban dan Larangan
Pasal 12
Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap wajib :
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara
dan Pemerintah;
b. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah
dan Pegawai Tidak tetap;
c. Menyimpan rahasia Negara, dan atau rahasia jabatan dengan
sebaik-baiknya;
d. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah
baik menyangkut tugas kedinasan maupun yang berlaku secara umum;
e. Mentaati ketentuan sesuai yang dituangkan dalam perjanjian
kontrak kerja;
f. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya, penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab serta bekerja dengan jujur,
cermat dan tertib;

8
g. Mentaati ketentuan jam kerja;
h. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat
menurut bidang tugasnya masing-masing;
i. Mentaati perintah dari atasan yang berwenang.
Pasal 13
Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap dilarang :
a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat
Negara, Pemerintah, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap atau
Guru Tidak Tetap;
b. Menyalahgunakan wewenang, barang-barang, uang dan surat-surat
milik Negara;
c. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
d. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui
karena kedudukan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau
pihak lain;
e. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian yang sifatnya dapat
mempengaruhi atau berkaitan dengan tugas kedinasannya.

Bagian Kedua
Pelanggaran Disiplin
Pasal 14
Pegawai Tidak Tetap atau Guru Tidak Tetap yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan 13 Keputusan ini, adalah
pelanggaran disiplin.
Pasal 15
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
pidana, Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap yang melakukan
pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat yang
berwenang menghukum.

9
Bagian Ketiga
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
Pasal 16
(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :
a. Hukuman disiplin ringan;
b. Hukuman disiplin sedang;
c. Hukuman disiplin berat.
(2) Jenis hukuman disiplin ringan berupa :
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
(3) Jenis hukuman disiplin sedang berupa pernyataan tidak puas secara
tertulis.
(4) Jenis hukuman disiplin berat berupa :
a. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Tidak Tetap atau
Guru Tidak Tetap;
b. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Tidak Tetap
atau Guru Tidak Tetap;
Pasal 17
Pejabat yang berwenang untuk menjatuhkan tingkat hukuman disiplin
adalah :
a. Hukuman disiplin ringan dan sedang adalah Kepala Unit Kerja atau
Instansi yang bersangkutan.
b. Hukuman disiplin berat adalah Bupati selaku pejabat pembina
kepegawaian Daerah.
Pasal 18
Penjatuhan hukuman disiplin bagi Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak
Tetap yang diusulkan kepada Bupati harus disertai :

10
a. Laporan Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh Bawasda dan atau
Atasan Langsung dari Unit Kerja atau Instansinya;
b. Daftar hadir yang bersangkutan ( untuk pelanggaran tidak masuk
kerja );
c. Data pendukung lainnya.
Pasal 19
Tata cara pemeriksaan, penjatuhan dan penyampaian keputusan hukuman
disiplin :
a. Kepala Unit Kerja atau Instansi wajib memeriksa lebih dahulu
Pegawai Tidak Tetap atau Guru Tidak Tetap yang patut diduga
melakukan pelanggaran disiplin, dengan memanggil secara resmi
maksimal 2 (dua) kali, apabila tidak hadir tidak menghalangi
penjatuhan hukuman disiplin.
b. Pemeriksaan dilakukan :
1) Secara lisan apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang,
yang bersangkutan dapat dijatuhi hukuman ringan;
2) Secara tertulis apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang,
yang bersangkutan dapat dijatuhi hukuman disiplin ringan, sedang
dan berat;
c. Pemeriksaan Pegawai Tidak Tetap dan Guru Tidak Tetap yang patut
diduga melakukan pelanggaran disiplin dilakukan secara tertutup.
Pasal 20
Berlakunya keputusan hukuman disiplin ringan, sedang dan berat, sejak
tanggal disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Pegawai Tidak
tetap dan Guru Tidak Tetap yang dijatuhi hukuman disiplin.
Pasal 21
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

11
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara.

Ditetapkan di Banjarnegara
Pada tanggal 14 Agustus 2002
BUPATI BANJARNEGARA,
Cap ttd,
D J A S R I

Diundangkan di Banjarnegara
Pada tanggal 15 Agustus 2002
SEKRETARIS DAERAH
Cap ttd,
SUTEDJO SLAMET UTOMO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA


TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E
Diumumkan di Banjarnegara
Pada tanggal 15 Agustus 2002
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI

WAWANG A. WAKHYUDI, S.H., M.Si


Pembina
NIP. 010 216 500

12

Anda mungkin juga menyukai