SPE Hillary Netty Habsari F0116049 Stockholm School
SPE Hillary Netty Habsari F0116049 Stockholm School
Disusun Oleh:
Hillary Netty Habsari
F0116049
Pembimbing:
Yogi Pasca Pratama, S.E., M.E
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................3
BAB II DESKRIPSI..............................................................................................................................4
A. Stockholm School.......................................................................................................................4
B. Ekonom dalam Stockholm School..............................................................................................7
1. Tokoh pada saat pergantian abad ke-19:................................................................................7
2. Tokoh dalam StockholmSchool :..........................................................................................10
3. Tokoh lainnya :....................................................................................................................13
BAB III ISSUE DAN PROBLEM.......................................................................................................16
A. Teori Para Ekonom..................................................................................................................16
1. Teori Produktivitas Marginal...............................................................................................16
2. Teori Daya Beli Paritas........................................................................................................17
3. Teori Inflasi..........................................................................................................................19
B. Akhir dari Stockholm school....................................................................................................21
1. Kurangnya Analisis Ekuilibrium..........................................................................................21
2. Analisis Casuistik................................................................................................................22
3. Kurangnya Instrumen Analitik.............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Ilmu ekonomi adalah suatu disiplin ilmu yang menerangkan tentang proses
pengambilan keputusan dalam mengalokasikan kelangkaan sumber daya dalam
pemenuhan kegiatan produksi dan aktivitas konsumsi dalam rangka menciptakan
suatu kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Dalam konteks scenario ekonomi
masa kini disatu sisi ditandai oleh adanya kompetisi, efisiensi,pragmatism, dan
transparansi,di pihak lain model saling ketergantungan (cooperation) antar
manusia atau lembaga semakin kompleks dan bervariasi.dalam kondisi ini, ada
persoalan besar dan sangat mendasar yaitu paradigma ilmu ekonomi yang
adaternyata tidakmampu memecahkan problem ekonomi yang dihadapi manusia.”
(M. Nur Rianto dan Euis, 2010)
1
sebagaisuatu pemikiran ekonomi yang muncul pada abad 18. Khususnya, pada
tahun 1871, telah diluncurkan apa yang disebut dengan "Revolusi Marjinalis".
Independen satu dengan lain, yaitu tiga ekonom berbeda - William Stanley Jevons
(Inggris), Carl Menger (Austria) dan Léon Walras (Perancis) - muncul dengan
teori yang sepenuhnya baru yang benar-benar membuang ajaran Ricardian sentral
dari ekonomi Klasik. Teori baru ini adalah teori "penawaran-dan-permintaan"
yang sangat kita kenal dan digunakan dalam pembelajaran selama ini. Mahzab
ekonomi neoklasik ini mengubah pandangan tentang dasar penetapan teori nilai,
dimana pada pemikiran sebelumnya menggunakan biaya produksi sebagai dasar,
sedangkan mahzab ekonomi neoklasik menggunakan kepuasan marginal sebagai
dasar penetapan.
2
Sekolah Neoklasik terus berlanjut sampai hari ini dan dapat dianggap
sebagai teori ekonomi "mainstream" atau "ortodoks" atau "konvensional". Banyak
dari apa yang kita lihat dalam pembelajaran yang selama ini sudah diajarkan
bahwa ini adalah ekonomi Neoklasik.Berdasarkan wilayahnya institusionalnya
dengan dasar pemikiran neoklasik terbagi menjadi dua yaitu anglo-american dan
kontinental. Lingkup continental memiliki sembilan bagian dimana satu
diantaranya adalah Swedia.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menyelesaikan tugas akhir dari mata kuliah sejarah pemikiran ekonomi
3
BAB II
DESKRIPSI
Bab ini berisi deskripsi mengenai Stockholm school dan tokoh-tokoh ekonomi yang
memiliki kaitan erat dengan Stockholm school.
A. Stockholm School
4
1. Menolak teori nilai biaya, mengusulkan teori nilai utilitas (yaitu harga akhir
menentukan biaya produksi)
Para ekonom di dalam Stockholm School sangat aktif secara politik, dan
beberapa ide mereka diimplementasikan di Swedia. Di Eropa pasca Perang Dunia II,
teori-teori mereka dianggap berharga sebagai jalan tengah antara ekonomi kapitalis
dan ekonomi sosialis, karena tujuan kesetaraan sosial sangat dihargai, tetapi banyak
dari setiap individu tidak ingin kehilagan motivasinya untuk berhasil di dalam
usahanya melalui kewirausahaan.
Dasar penamaan dari istilah, " Stockholm School," diluncurkan dalam sebuah
artikel pada tahun 1937 oleh Bertil Ohlin dalam Jurnal Ekonomi yang dikenal oleh
banyak orang. Artikel itu dibuat sebagai tanggapan terhadap publikasi dari Teori
Umum Pekerjaan, Bunga, dan Uang oleh John Maynard Keynes pada tahun 1936, dan
tujuannya adalah untuk menarik perhatian internasional terhadap penemuan-
penemuan Swedia di lapangan, banyak di antaranya mendahului karya Keynes.
Namun dikarenakan minimnya terdapatnyam orang yang dapat berbahasa Swedia
untuk mengerti hasil penemuan tersebut, maka sangat disayangkan sekali pekerjaan
mereka tetap tidak diketahui hingga saat sudah diterjemahkan nanti. Namun, jelas
bahwa mereka sampai pada kesimpulan yang sama pada ekonomi makro dan teori
permintaan. Alasannya adalah, seperti Keynes, para ekonom ini terinspirasi oleh
karya-karya Knut Wicksell, seorang ekonom Swedia, yang menulis pada pergantian
abad ke-20:
5
“Kenaikan harga secara umum hanya dapat dibayangkan atas dasar anggapan
bahwa permintaan umum untuk beberapa alasan menjadi, atau diharapkan menjadi,
lebih besar dari pasokan. Ini mungkin tampak paradoksal, karena kita telah
membiasakan diri, dengan J.B. Katakanlah, untuk menganggap barang-barang itu
sendiri sebagai timbal-balik dan membatasi permintaan satu sama lain. Dan memang
pada akhirnya mereka melakukannya; di sini, bagaimanapun, kami prihatin dengan
tepat apa yang terjadi, di tempat pertama, dengan link tengah. Setiap teori tentang
uang yang layak dari nama harus dapat menunjukkan bagaimana dan mengapa
permintaan moneter atau uang untuk barang melebihi atau jatuh dari pasokan barang
dalam kondisi tertentu.” (Wicksell 1906)
The "Political Economy Club," dibuat satu tahun sebelum akhir Perang Dunia
I, adalah pertemuan kecil para ekonom terlatih yang tertarik pada karya ilmiah di
bidang ekonomi. Termasuk Knut Wicksell, Eli Heckscher, Gustav Bagge, Bertil
Ohlin, David Davidson, dan setengah lusin "pendaftar" (profesor asosiasi),
keanggotaan berjumlah sekitar 20 ekonom. Bertil Ohlin mengingat kembali
pertemuan mereka:
“Pertemuan-pertemuan klub ini tentu saja merupakan seminar yang paling
menggairahkan yang bisa dibayangkan. Salah satu anggota membuka diskusi dan
kemudian mengikuti pertukaran opini bebas. Subjek utamanya teoritis. Knut
Wicksell, yang berusia 67 tahun ketika saya menjadi anggota, mungkin adalah peserta
yang paling merangsang semua anggota.” (Ohlin,1977)
6
Sekali lagi, Bertil Ohlin adalah contoh yang khas. Dia mulai sebagai seorang
sarjana, kemudian berjalan bolak-balik untuk sementara waktu melintasi batas antara
dunia akademis dan politik, yang akhirnya menjadi politikus purnawaktu. Demikian
pula, pada tahun 1933 Gunnar Myrdal ditunjuk sebagai penerus Gustav Cassel ke
Ketua Lars Hierta Ekonomi Politik dan Keuangan Publik di Universitas Stockholm
dan, di samping kegiatan pengajarannya, aktif dalam politik Swedia, yang terpilih
untuk Senat pada tahun 1934 sebagai anggota Partai Demokrat Sosial.
7
Wicksell mampu mendapatkan gelar pertamanya hanya dalam waktu dua
tahun , lalu ia melanjutkan studinya dengan program pascasarjana hingga tahun
1885 dan dia menerima gelar doktor dalam matematika. Pada tahun-tahun
berikutnya setelah Wicksell mendapatkan beasiswa untuk bisa belajar di Benua
Eropa, minatnya mulai bergeser ke arah ilimu-ilmu sosial , khususnya pada
ekonomi. Ketika tahun 1896, Wicksell menerbitkan Studi dalam teori Keuangan
Publik dan melakukan penerapan terhadap gagasan-gagasan marjinalisme yang
ada di dalam perpajakan progresif, barang-barang publik dan aspek-aspek lain dari
kebijakan publik, studinya ini telah berhasil untuk menarik perhatian banyak
orang.
Karl Gustav Cassel lahir dari keluarga kaya yang berasal dari wilayah
Stockholm, bidang teknik adalah studi pertama yang dipilih Gustav Cassel untuk
ia pelajari, tetapi studinya di bidang tenik hanya berlangsung singkat karena ia
memustuskan untuk segera beralih ke studi matematika murni. Cassel mengajukan
disertasi yang terkonsentrasi pada fungsi automorfik untuk mendapatkan gelar
doktornya dari Universitas Uppsala pada tahun 1894. Setelah itu, Cassel
melanjutkan perjalanan hidupnya untuk mengajar matematika di Stockholm, tetapi
hal itu tidak berlangsung lama, dan iapun segera mengalihkan perhatiannya dari
matematika ke ekonomi, berharap untuk bisa membawa pengetahuannya tentang
matematika ke tantangan yang sudah menunggunya. Cassel muncul dengan
karyanya Walras dan Sekolah Lausanne, dan yang sebenarnya sudah lahir sejak
tahun 1899, yang diterbitkan pada sebuah artikel di jurnal Jerman yang
menguraikan formalisasi teori keseimbangan umum (Sistem Walras-Cassel).
Bahwa ia akan membawa ke hasil dua dekade kemudian.
Gustav Cassel memiliki perbedaan yang tidak disukai oleh para
ekoonom yang lain karena kepribadian Cassel yang kasar dan penolakannya untuk
dapat mengakui usaha ekonom-ekonom sebelumnya yang ia jadikan dasar untuk
membuat teorinya . Sekolah Stockholm, tempat di mana dia telah mengajar
selama bertahun-tahun, melakukan berbagai upaya untuk memisahkan Cassel
dengan Knut Wicksell karena adanya persaingan yang pahit di antara. Di lain sisi,
meskipun telah Walrasius memuji pekerjaan keseimbangan umum dari Cassel,
8
namun para ekonom lain memandang remeh perlawanan Cassel terhadap teori
utilitas.
"Seorang penulis yang kurang dermawan daripada Cassel akan sulit
ditemukan. Marx setidaknya memberi penghormatan kepada Quesnay dan
Ricardo. Cassel tidak menghargai siapa pun. Walras telah menulis sistem pertama
persamaan simultan dari keseimbangan umum. Pareto telah membersihkannya
dari ukuran apa pun. Sensasi. Cassel mengikuti keduanya tetapi tidak
menyebutkan keduanya ... Kita tidak boleh memperlakukan Cassel sebagaimana
dia memperlakukan orang lain. Kita harus menghormati dia sebagai perintis. " (H.
Brems, 1981)
Eli Filip Heckscher merupakan seorang ekonom dari Swedia dan murid
dari seorang David Davidson. Di Stockholm,Heckscher juga merupakan dosen di
bawah bimbingan dari Gustav Cassel. Namun Heckscher meninggalkan para
pembimbingnya tersebut untuk memulai karirnya sendiri. Pada tahun 1909,
9
Heckscher menjadi profesor ekonomi pertama di Stockholm School of Economics
(Stockholms Handelshögskolan) yang baru dibangun tersebut. Lalu, pada tahun
1929 ,Heckscher telah menyerahkan posisinya di ekonomi ke Bertil Ohlin.
Kontribusi Heckscher yang paling terkenal untuk dunia perekonomian
adalah artikelnya yang dibuat pada tahun 1919 yang meluncurkan model
perdagangan internasional "Hecksher-Ohlin-Samuelson" ke dunia, merupakan
pencetusan model yang cemerlang dan telah terbukti dapat dilakukan atau
diterapkan. Kontribusi besar lainnya termasuk buku-bukunya yang luar biasa
(tetapi sering diperdebatkan) tentang sejarah ekonomi seperti The Continental
System (1918) dan Mercantilism (1931).
Gustav Johan Åkerman merupakan ekonom yang berasal dari Swedia dan
memiliki adik yang juga seorang ekonom bernama Johan Henryk Åkerman.
Gustav merupakan seorang mahasiswa yang dibimbing oleh Knut Wicksell di
Lund. Pada saat pengusulan disertasinya tahun 1923-1924, Gustav Åkerman
mengusulkan untuk mengintegrasikan modal tetap dan tahan lama ke dalam
model modal yang dicipcatan oleh Wicksell – dimana Gustav mengklaim bahwa
ia akan menghilangkan "Efek Wicksell" yang dianggap rumit itu. Hasilkarya
yang telah dihasilkan oleh Gustav mendorong Wicksell untuk
mempertimbangkan kembali teorinya tentang modal, mencoba reformulasi dalam
"Note on Dr. Åkerman" (1923) yang terkenal.
10
mendapatkan gelarnya di University of Lund pada tahun 1919.Lindahl tinggal
sebagai instruktur di Lund hingga 1924, ketika dia pindah ke Uppsala. Dia
akhirnya memperoleh kedudukan yang penuh di Sekolah Bisnis Gothenburg pada
tahun 1932, tetapi Lindahl malah meninggalkan posisi tersebut untuk mengambil
posisi Wicksell yang lama di Lund pada tahun 1939 (menggantikan Somarin).
Kemudian tiga tahun setelah menempati posisi yang menggantikan Wcksell
tersebut, Lindahl pindah lagi untuk mengambil posisi di Universitas Uppsala pada
tahun 1942 (menggantikan Brock), di mana dia akan berkarir sampai saat
pensiunnya pada tahun 1958.
11
di Universitas Stockholm (kursi ketiga yang baru dibuat, bersama Gunnar Myrdal
dan Gösta Bagge). Lundberg menduduki posisi tersebut sampai padasaat tahun
1965, ketika ia pindah ke Stockholm School of Economics.
12
Uppsala, dan pada tahun 1955 ditunjuk sebagai direktur pusat siklus bisnis
nasional Swedia, Konjuktur institutet di Stockholm.
Bent Hansen telah membawa aspek Stockholm school ke era modern.
Teori inflasi yang dicetuskan pada tahun 1951 mendahului pendekatan
"disequilibrium" dari sintesis Walrasian-Keynesian.
3. Tokoh lainnya :
a. Gösta A. Bagge, 1882-1951.
13
sangat baru pada siklus musiman. Åkerman juga yang pertama kali
mengidentifikasi "siklus bisnis politik" (1947), atau lebih dikenal sebagai Anglo-
Saxon.
Pada tahun 1932 Johan Henryk Åkerman menjadi pengajar di Universitas
Lund. Satu dekade kemudian, pada tahun 1943, Åkerman berhasil mendapatkan
posisi sebagai profesor seperti Wicksell di Lund (dikosongkan ketika Erik Lindahl
pindah ke Uppsala). Åkerman dan pendekatannya kadang-kadang dicirikan
sebagai "Sekolah Lund" (berbeda dari "Sekolah Stockholm"). Sedangkan
kakaknya, yaitu Gustav Åkerman, memegang kursi di Gothenburg.
14
Herman Ole Andreas Wold merupakan ekonom yang paling terkenal
untuk teori mengenai "dekomposisi Wold" , yaitu memisahkan seri waktu
stasioner menjadi komponen deterministik dan komponen acak. Dia
memperkenalkan teorema ini dalam thesis 1938-nya di Universitas Stockholm
(Ragnar Frisch, salah satu penguji, membantahnya dengan penuh semangat dalam
pembelaan tesis). Wold tetap tinggal di Universitas Stockholm sampai 1942,
ketika ia diangkat sebagai profesor statistik di Uppsala, di mana ia akan
melanjutkan karirnya disana hingga tahun 1970, lalu setelah itu mengakhiri
kariernya di Gothenburg.
Karya Hermann Wold tentang metodologi ekonometrik, khususnya
masalah kausalitas dan identifikasi (misalnya 1954, 1956, 1963, 1982), juga
merupakan salah satu kontribusi penting. Salah satu keping Wold yang paling
terkenal tetap menjadi seri artikel 1943-1944 tentang "Analisis Permintaan
Murni", yaitu mensintesis dan mengintegrasikan berbagai kumpulan teori
permintaan berbasis preferensi ke dalam teori Neoklasik komprehensif yang kita
kenal sekarang ini.
15
"realitas", kata Haavelmo, mirip dengan hubungan antara data yang diamati dan
"kenyataan" itu. Dikarenakan oleh hal tersebut, jika kita dapat mendekati teori
yang berkaitan dengan data yang diamati dalam beberapa cara statistik yang
ditentukan secara tepat, maka kita akan secara efektif mengatakan bahwa kita
telah "mereproduksi" satu lagi "gambar alami" dari "realitas" hipotetis dan
kemudian bisa dikatakan hubungan teoritis kita sudah dalam arti yang "benar".
BAB III
ISSUE DAN PROBLEM
Bab ini memaparkan issue dan problem mengenai teori yang dicetuskan oleh para
ekonom serta akhir dari Stockhol school.
16
Bunga, dalam bentuknya yang murni, adalah "produktivitas marjinal
menunggu." Waktu adalah esensinya. Lebih tepatnya, Wicksell mendefinisikan
bunga (dan kemudian ia menyatakan teorinya yang menarik) sebagai berikut: Ini
adalah perbedaan antara (1) produktivitas marjinal tenaga kerja yang disimpan dan
lahan, dan (2) produktivitas marjinal saat ini: tenaga kerja yang digunakan dan
tanah. Perbedaan ini bukan sekadar fungsi waktu atau menunggu, karena ia
mengatakan bahwa tenaga kerja dan lahan saat ini relatif melimpah, sementara
tenaga kerja yang disimpan dan lahan "tidak memadai dalam derajat yang sama
untuk banyak tujuan di mana mereka memiliki keuntungan."
Wicksell berpikir bahwa bunga dapat hilang jika "perbedaan" di atas
menghilang, tetapi bahwa ini tidak mungkin: sebelum bunga bisa jatuh ke nol,
masalah investasi untuk jangka waktu yang lebih lama daripada tahun berikutnya
akan muncul. Dengan kata lain, tingkat penurunan akan dihadiri oleh periode
investasi yang lebih panjang dan peningkatan nilai modal, sehingga cenderung
meniadakan penurunan penyebaran antara barang saat ini dan masa depan. Tetapi
pemikiran umum ini Di berbagai titik, ia menyatakan bahwa meningkatnya suku
bunga menstimulasi tabungan, dan bahwa suku bunga rendah mencegah tabungan.
17
Misalkan bundel barang / layanan tertentu di AS biaya AS $ 10 dan bundel yang sama
dalam biaya India, Rs. 450 / - kemudian nilai tukar antara Rupee India dan Dolar AS
adalah $ 1 = Rs. 45. Karena ini adalah nilai tukar di mana paritas antara daya beli dua
negara dipertahankan. Perubahan daya beli mata uang apa pun akan tercermin dalam
nilai tukar juga. Oleh sebab itu di bawah teori ini, nilai eksternal mata uang
bergantung pada daya beli domestik mata uang tersebut relatif terhadap mata uang
lainnya.
Gustav Cassel telah mempresentasikan teori PPP dalam dua versi, yaitu versi
mutlak dan versi relatif sebagai berikut:
a. Versi Mutlak dari Teori PPP
Menurut versi absolut dari teori paritas daya beli (PPP), nilai tukar antara
dua mata uang harus mencerminkan hubungan antara daya beli internasional dari
berbagai mata uang. Dengan kata sederhana, nilai tukar akan ditentukan, pada titik
di mana daya beli internal dari masing-masing mata uang disamakan. Mari kita
ambil contoh untuk mengilustrasikan poinnya. Misalkan keranjang barang tertentu
biaya Rs. 1000 / - di India dan $ 100 di AS. Itu artinya kurs akan menjadi Rs. 10 =
$ 1.
Nilai tukar ditentukan dengan persamaan berikut:
Dalam persamaan ini, 'P' adalah harga yang terkait dengan masing-
masing bundel barang dengan bobot yang sama yang ditetapkan di kedua negara.
Dengan demikian, persamaan di atas menjelaskan bahwa nilai tukar ekuilibrium
ditentukan oleh rasio daya beli internal mata uang asing dan mata uang domestik
di negara mereka sendiri. Dengan demikian, untuk menyimpulkan versi absolut
dari teori ini mempertahankan versi absolut dari teori ini mempertahankan bahwa
18
daya beli absolut dari mata uang masing-masing tidak memainkan peran penting
dalam menentukan nilai tukar ekuilibrium.
3. Teori Inflasi
"Selama tidak ada kelebihan permintaan dari pasar komoditas komposit, atau
pasar faktor komposit maka tidak akan menunjukkan menunjukkan kelebihan pasokan
moneter." (Bent Hansen,1952)
Tersirat dalam kutipan ini merupakan salah satu fitur yang paling berguna
dari sistem Dr. Hansen dan salah satu dari batasan terpentingnya. Ciri yang kuat
19
adalah perbedaan yang merupakan pusat dari argumen dan penggunaan yang sangat
baik dibuat, dari suatu keilahian pasar dalam ekonomi ke pasar faktor dan pasar
barang. Keterbatasannya adalah bahwa secara praktis seluruh analisis berkaitan
dengan kasus-kasus di mana tekanan terhadap inflasi dihasilkan dari kelebihan
permintaan atas pasokan yang tersedia. Inflasi biaya muncul hanya untuk
pertimbangan saja.
Kesulitan yang cukup besar yang terlibat dalam konsep permintaan dan
pasokan di bawah kondisi inflasi, terutama ketika pembelian yang direncanakan dan
produksi yang direncanakan tidak dapat dilakukan, dihindari oleh seperangkat definisi
yang membantu tetapi tentang mana diskusi lebih lanjut tentu akan diinginkan. Di sisi
permintaan, tiga kelas dibedakan; "pembelian terencana," yang dianggap paling
mungkin untuk dilakukan, "pembelian optimal," yang akan dilakukan dengan
perhitungan "rasional", dan "upaya aktif untuk membeli," yang dapat melebihi
pembelian optimal.
Yang mendasar bagi teori Dr. Hansen adalah pandangan bahwa perbedaan
antara investasi ex ante dan tabungan ex ante bukanlah indikator yang cocok tentang
ada atau tidak adanya tekanan inflasi di pasar faktor dan barang. Kelebihan investasi
yang direncanakan atas tabungan yang direncanakan sama dengan permintaan
kelebihan uang untuk faktor ditambah permintaan kelebihan moneter untuk
komoditas; yaitu, untuk perbedaan antara pembelian yang direncanakan faktor dan
penjualan yang direncanakan faktor (komoditas). Sekarang ketika investasi ex ante
tidak sama dengan tabungan ex ante, identitas ex post muncul di bawah inflasi yang
ditekan melalui perubahan tak terduga dalam pendapatan kapitalis, dan melalui
kegagalan untuk merealisasikan rencana pembelian. Di sini terdapat perbedaan
penting dengan Lindahl dan penulis lain dalam tradisi Swedia, yang rencana
pembeliannya selalu dianggap terealisasi. Namun demikian, tidak ada perubahan yang
tidak terduga dalam pendapatan pekerja, karena diasumsikan bahwa rencana
penjualan faktor selalu terealisasi, karena faktor sepenuhnya digunakan.
Diharapkan penjualan sama dengan kuantitas yang tersedia. Tetapi di pasar
komoditas di bawah kondisi inflasi ada perbedaan antara kuantitas komoditas yang
tersedia dan penjualan komoditas yang diharapkan. Dengan perbedaan antara
pembelian yang direncanakan dan kuantitas yang tersedia bahwa kesenjangan inflasi
di pasar komoditas didefinisikan, dan oleh perbedaan antara pembelian yang
direncanakan dan penjualan yang diharapkan bahwa kesenjangan komoditas ex ante
20
didefinisikan. Berselang, kemudian, kasus sederhana saham nol dan inflasi yang
ditekan di bawah persaingan sempurna, kesenjangan inflasi di pasar komoditas sama
dengan kesenjangan komoditas ex ante ditambah perbedaan antara kuantitas
komoditas yang sebenarnya tersedia dan penjualan komoditas yang pengusaha
diharapkan untuk membuat tetapi tidak bisa, karena rencana pembelian faktor mereka
tidak dapat direalisasikan secara penuh sehingga rencana output mereka gagal.
Perbedaan antara komoditas yang tersedia dan penjualan yang diharapkan ini terdiri
dari kesenjangan faktor ditambah penurunan tak terduga dalam pendapatan yang
diderita oleh pengusaha karena mereka tidak dapat menghasilkan keuntungan dengan
menjual produk dari tenaga kerja yang tidak ada, seperti yang mereka rencanakan
untuk lakukan.
21
sebenarnya bisa dilihat sebagai kasus khusus dari model dinamis. Dalam
mengomentari diskusi dalam History of Political Economy pada tahun 1978 tentang
sebuah karya oleh Bertil Ohlin dari 1933, Bent Hansen (1981)
Bent Hansen menyimpulkan bahwa Swedia tidak dapat menganalisa efek
interdependensi antara berbagai bagian ekonomi. Mereka bisa menganalisis bagian-
bagian dari sistem, tetapi bukan interdependensi dari sistem keseimbangan umum.
Memang benar bahwa Hansen merujuk ke Sekolah Stockholm awal 1930-an, tetapi
komentarnya mungkin memberikan jawaban terhadap pertanyaan berikut: Mengetahui
bahwa Sekolah Stockholm dan Keynes tertarik pada pertanyaan yang berbeda dan
juga telah menggunakan metode analisis yang berbeda, mengapa dua jenis teori tidak
pernah dilihat sebagai pelengkap satu sama lain? Faktanya, Lundberg menganggap
kontribusinya sendiri sebagai bagian dari Keynes.
Bahkan jika para ekonom Swedia tidak tertarik pada analisis statis, mereka
dapat mencoba menyoroti korespondensi antara teori pengangguran statis dan analisis
urutan mereka sendiri. Ini jarang dilakukan (perhatikan, bagaimanapun, bahwa
Lundberg berasal pengganda statis dengan mengambil batas matematika dari
pengganda dinamis) dan sulit bagi masyarakat internasional untuk melihat
korespondensi antara teori Keynes dan Sekolah Stockholm. Sekolah Stockholm
tertarik mengikuti perkembangan produksi agregat, pekerjaan, dll. Sebagai suatu
proses dari waktu ke waktu. Para ekonom Swedia melihat jalan itu sendiri sebagai
tujuan, bukan titik akhir ekuilibrium yang membatasi. Ini salah secara "ideologis".
Masyarakat internasional memiliki preferensi untuk determinisme, bukan untuk
relativisme dinamis yang ditawarkan oleh Sekolah Stockholm.
2. Analisis Casuistik
Lundberg membuat pernyataan niat yang sangat penting. Disertasi
seharusnya tidak dianggap sebagai kontribusi pada deskripsi proses siklus bisnis yang
sebenarnya, tetapi sebaiknya memberikan instrumen untuk deskripsi seperti itu:
Tentu saja, kebanyakan teori siklus bisnis serta penalaran mengenai
kebijakan ekonomi mengandung campuran fakta, data dan elemen baru yang tidak
saling terkait, menyiratkan metode pendekatan yang, dengan cara, membawa kita
lebih dekat ke realisasi langsung pengamatan. Sangat mungkin bahwa kita
mendapatkan gambar yang lebih benar dan dalam setiap kasus kesan yang lebih jelas
dari berbagai macam peristiwa di dunia ekonomi dari teori 'sastra' jenis ini ... daripada
22
dari penerapan pola reaksi mekanis yang terlalu disederhanakan kepada kami. sistem
sederhana. Banyak yang berpendapat bahwa masalah itu, meskipun signifikan, tidak
membayar untuk bekerja terlalu teliti.
Mereka mengklaim bahwa begitu banyak hubungan, begitu banyak faktor
yang terlibat yang tidak dapat diperhitungkan oleh sistem, belum lagi fakta bahwa
kejadian baru dan tak terduga yang sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi
terus terjadi. Bahkan jika kita mengakui validitas pernyataan ini dan yang sejenisnya,
mungkin masih dapat diperdebatkan bahwa mendorong analisis teoritis murni sedikit
lebih jauh di sepanjang garis-garis yang berhubungan dengan sifat-sifat fundamental
sistem ekonomi kita dapat menambahkan sesuatu pada pengetahuan kita. Dan ini
dapat dilakukan tanpa dengan cara apa pun membuang lebih banyak presentasi
empiris dari siklus bisnis.
23
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Rianto, dan Euis Amalia.2010. Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta:Predana Media
24
25