Anda di halaman 1dari 123

Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata kuliah Kerja Praktek Merupakan Proses Belajar Mahasiswa di Universitas


yang memberikan pengajaran secara praktikum secara langsung di lapangan secara
nyata di dalam keadaan yang sesungguhnya di dunia kerja, tentunya dengan bidang
atau jurusan yang diambil oleh mahasiswa. Didalam proses perkuliahan sebuah mata
kuliah tentunya diberikan teori – teori yang mendukung atau berhubungan dengan
profesi yang akan mereka jalani setelah lulus nantinya. Proses perkuliahan sebuah
mata kuliah tentunya memberikan teori - teori yang mendukung atau berhubungan
dengan profesi yang akan mereka jalani setelah lulus nantinya. Proses perkuliahan
yang biasanya dilaksanakan di dalam ruang kelas ini tentunya dapat memberikan
pemahaman akan disiplin ilmu yang mereka ambil. Akan tetapi proses perkuliahan di
dalam kelas tersebut hanya dapat memberikan pemahaman sebatas teori. Tentunya
teori saja tidak cukup untuk mahasiswa mengerti dan tentang permasalahan -
permasalahan yang ada di dunia kerja nantinya. Dengan mereka diberikan
kesempatan atau pengalaman untuk melakukan Kerja Praktek (KP) mahasiswa
diharapkan dapat mempunyai bekal untuk nantinya digunakan untuk menghadapi
dunia kerja sesungguhnya dan juga mahasiswa di harapkan untuk dapat
mengimplementasikan ilmu – ilmu yang di dapat di kampus untuk di terapkan di
dunia kerja yang sesungguhnya, baik itu di kantor konsultan, maupun di lapangan.
Pada saat melakukan proses kerja praktek di kantor konsultan, mahasiswa tidak hanya
dapat mempelajari mengenai proses mendesain atau merancang akan tetapi dapat
memahami proses awal masuknya sebuah proyek ke kantor konsultan, serta
memahami ini kontrak yang disetujui oleh kedua belah pihak, baik kantor konsultan
dan owner atau klien.

Berdasarkan kurikulum yang berlaku pada Jurusan Arsitektur Universitas


Udayana, terdapat dua jenis kerja praktek, yaitu kerja praktek perencanaan dan juga

Kerja Praktek Perencanaan |1


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

kerja praktek pelaksanaan. Kedua jenis kerja praktek ini mengajarkan tentang cara
mengatur jalannya suatu proyek baik dari tahap mendapatkan proyek hingga tahap
pelaksanaan suatu proyek yang telah dirancang. Kerja Praktek Perencanaan lebih
menekankan pada kegiatan merancang sebuah proyek sampai membuat gampar
rancangan yang sudah di finishing yang dilaksanakan di sebuah kantor konsultan.
Kerja Praktek pelaksanaan lebih menekankan mahasiswa pada pengawasan
pelaksaanaan pembangunan sebuah bangunan oyek dari meneliti tapak Kerja Praktek
Perencanaan Pendahuluan.

PT. Reka Massa Architects merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa konsultan perencana dan konstruksi. Dari beberapa proyek perencanaan
arsitektur yang ada, dipilih “Perencanaan Villa Nusa Ceningan” sebagai bahan
studi perencanaan arsitektur yang nantinya akan dipelajari proses-proses perancangan
dari konsep hingga gambar kerja. Dengan menjadi bagian dalam proses perencanaan
arsitektur, penulis diharapkan dapat lebih memperluas pengetahuan arsitektur secara
nyata yang didasari oleh perkembangan, situasi dan kondisi di lapangan sehingga
nantinya penulis dapat lebih mengembangkan desain arsitektur lebih baik lagi dalam
perancangan arsitektur di masa depan.

1.2 Tujuan, Sasaran dan Manfaat


Berdasarkan latar belakang diatas dapat penulis paparkan tujuan, sasaran,
dan manfaat dari kerja praktek ini yaitu sebagai berikut.
1.2.1 Tujuan
Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek Perencanaan ini sebagai berikut.
a. Mengenal dan memahami proses oprasional pengelolaan konsultan
perencana dalam tugas dan kewajiban sesuai dengan bidangnya.
b. Mengenal dan memahami management Perusahaan dalam mengelola
sebuah proyek perencanaan.
c. Menerapkan serta melakukan studi banding antara ilmu dan teori yang
diperoleh pada masa perkuliahan dengan proses perencanaan proyek nyata
di lapangan dengan permasalahan yang ada.

Kerja Praktek Perencanaan |2


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

d. Mempelajari permasalahan dan kendala yang terjadi didalam sebuah


proyek, dan mengevaluasi serta mencari pemecahan permasalahan yang
ada.
1.2.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan Kerja Praktek Perencanaan ini
adalah sebagai berikut.
a. Sasaran Jangka Pendek
Sasaran jangka pendek dalam pelaksanaan kerja praktek perencanaan ini
adalah dapat menyusun sebuah laporan kerja praktek sesuai dengan
pengalaman yang telah didapatkan selama melakukan kerja praktek pada
sebuah biro konsultan perencana.
b. Sasaran Jangka Panjang
Sasaran jangka panjang yang diharapkan dalam pelaksanaan kerja praktek
perencanaan ini adalah mengetahui proses kegiatan perencanaan di dalam
sebuah biro konsultan perencana dalam menangani sebuah proyek, meliputi
proses awal perjanjian antara pihak konsultan dengan owner, proses
pengerjaan proyek yang terkait persyaratan teknis dan nonteknis,
management perusahaan dalam mengerjakan proyek, serta dapat
mempelajari cara penanggulangan sebuah permasalahan yang terjadi pada
saat berjalannya proyek.
1.2.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan kerja praktek perencanaan ini yaitu
sebagai berikut.
a. Manfaat bagi Mahasiswa
Untuk mahasiswa dapat menjadi wadah dalam menerapkan ilmu yang sudah
di dapat selama masa perkuliahan, serta membandingkan antara perencanaan
yang didapatkan selama masa perkuliahan dengan proses perencanaan pada
kenyataan di lapangan dan menambah pengetahuan dalam hal perencanaan
sebuah proyek yang dilakukan oleh sebuah konsultan perencanaan, diawali

Kerja Praktek Perencanaan |3


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

dengan proses perjanjian antara owner dengan konsultan perencanaan,


hingga proses perjanjian sebuah proyek.
b. Manfaat bagi Instansi
Untuk Instansi atau perusahaan yaitu memberikan evaluasi terhadap
kurikulum yang diterapkan pada institusi serta mengembangkan jaringan
kerjasama yang lebih luas antara lembaga dengan dunia kerja. Terkait
dengan penyediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.
c. Manfaat bagi Ilmu Arsitektur
Untuk Ilmu Arsitektur yaitu dapat menambah dan mengembangkan ilmu dan
teori arsitektur yang didapat, serta menerapkan ilmu yang diperoleh di dalam
proses perkuliahan salah satunya dalam mengerjakan tugas.

1.3 Batasan dan Lingkup Pembahasan


Berdasarkan data diatas dapat penulis papar batasan dan lingkup pembahasan
kerja praktek ini, yaitu sebagai berikut.
1.3.1 Batasan Waktu
Dalam Kerja Praktek Perencanaan ini pembahasan dalam laporan hanya akan
dibatasi pada proses perencanaan “Villa Nusa Ceningan” yang jangka waktunya
mengacu pada ketentuan dan pedoman pelaksanaan proses perencanaan kerja praktek
yang berlangsung selama tiga bulan, terhitung dari tanggal 25 Juli 2018 sampai 25
Oktober 2018.
1.3.2 Batasan Kegiatan
a. Keterlibatan dalam kerja
Mengetahui management pengelolaan pekerjaan yang ditetapkan oleh
konsultan perencanaan kepada masing – masing karyawan sehingga
terdapat pekerjaan yang jelas yang ditanggung oleh masing – masing
karyawan
b. Keterlibatan dalam organisasi di dalam perusahaan
Keterlibatan di dalam organisasi perusahaan adalah mencakup
pengenalan dan pemahaman terhadap struktur organisasi CV. Triasa,

Kerja Praktek Perencanaan |4


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

hubungan kerja intern dan ekstern serta ruang lingkup yang ditangani
sesuai dengan profesinya
c. Keterlibatan dalam Proyek
Keterlibatan mahasiswa untuk membantu konsultan dalam
menyelesaikan proyek “Villa Nusa Ceningan”
1.3.3 Lingkup Pembahasan Materi
Ruang lingkup dari kegiatan kerja praktek perencanaan ini terbatas pada hasil
pengamatan selama di lapangan yang meliputi aspek teknis (perencanaan) dan non
teknis (sistem manajemen) dalam proyek perencanaan villa. Perencanaan meliputi
teknis perencanaan proyek, yaitu mulai dari konsep dasar perencanaan hingga hasil
desain rancangan. Proses ini meliputi perencanaan desain bangunan hingga detail dari
bangunan yang nantinya akan memudahkan perwujudan rancangan di lapangan.
Batasan untuk ruang lingkup pembahasan pada pembuatan laporan kerja praktek ini,
yaitu Tinjauan umum konsultan perencana, manajemen konsultan, dan mengenai
Proyek Villa Nusa Ceningan oleh PT. REKA MASSA ARCHITECTS.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan kegiatan kerja praktek
perencanaan ini, yaitu sebagai berikut.
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data ini, digunakan beberapa teknik yang termasuk
dalam metode pengumpulan data. Berikut ini adalah metode yang digunakan, yaitu :
a. Studi Literatur
Studi literatur didapat dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan
dengan proses perencanaan serta dari buku-buku yang dianggap relevan
untuk melakukan analisis terhadap permasalahan yang timbul.
b. Teknik Observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung serta kejadian-kejadian yang terdapat

Kerja Praktek Perencanaan |5


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

dalam proses perencanaan khususnya mengenai kegiatan teknis pada


perencanaan proyek tersebut.
c. Teknik Wawancara dan Diskusi
Metode wawancara dan diskusi merupakan metode pengumpulan data
dengan melakukan tanya jawab guna mengumpulkan informasi-informasi
yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan ini baik masalah teknis
maupun masalah non teknis.
1.4.2 Teknik Pembahasan
Pada tahap evaluasi permasalahan ini digunakan beberapa metode yang termasuk
dalam metode evaluasi atau pembahasan. Berikut ini metode yang digunakan pada
tahap ini, yaitu :
a. Teknik Deskriptif
Dilakukan dengan penulisan atau penyampaian data, yang meliputi data-
data teknis, non teknis, data sekunder yang berkaitan dengan perencanaan
Villa Nusa Ceningan dan pembahasan berupa uraian penulisan secara
sistematis.
b. Teknis Analisis
Menguraikan potensi serta kekurangan yang ada dalam proses perencanaan
Villa Nusa Ceningan tersebut untuk selanjutnya dipecahkan dan
dirumuskan menjadi suatu usulan didalam mengatasi kekurangan serta
pengembangan potensi yang ada.
c. Teknik Komperatif
Membandingkan antara data-data yang berkaitan dengan perencanaan
Villa Nusa Ceningan, yang diperoleh selama kegiatan studio dengan suatu
acuan atau standar yang ada pada literatur atau teori-teori sebagai tolak
ukur untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

d. Tahap Penyimpulan
Pada tahap ini merupakan tahap yang terakhir dalam lapangan ini. Metode
yang digunakan adalah metode deduksi, yaitu pengambilan keputusan

Kerja Praktek Perencanaan |6


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang bersifat umum yang


meliputi masalah-masalah administrasi, kelengkapan sarana dan prasarana,
ke hal-hal yang sifatnya khusus dan erat kaitannya dengan hasil
perencanaan.

1.5 Sistematika Penulisan


Penyusunan laporan kerja praktek perencanaan ini terdiri dari beberapa bab
dengan sistematika penulisan yaitu sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membuat hal-hal mengenai latar belakang, tujuan, sasaran dan
manfaat, batasan waktu dan lingkup pembahasan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan kerja praktek.

2. BAB II TINJAUAN TEORI


Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan dalam
penyusunan laporan maupun dalam pelaksanaan di lapangan sebagai pembanding
serta memuat tentang pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah proyek.

3. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PROYEK


Pada bab ini diadakan tinjauan terhadap proyek Perencanaan Villa Nusa
Ceningan, yang meliputi latar belakang proyek, tujuan proyek, gambaran umum
proyek, pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek.

4. BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan kegiatan di lapangan baik yang bersifat teknis
maupun non teknis selama proyek berlangsung serta membahas mengenai hasil
pengamatan proses perencanaan Cheiva Villa, serta permasalahan yang muncul.
Permasalahan tersebut kemudian dipelajari dan diselesaikan oleh pihak pengelola
proyek.

Kerja Praktek Perencanaan |7


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

5. BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan berisi tentang kesimpulan yang menampilkan pokok-pokok
hasil pembahasan mengenai jalannya perencanaan proyek Villa Nusa Ceningan ini.
Setelah didapatkannya kesimpulan, maka akan ditampilkan saran-saran yang didapat
dari kesimpulan tersebut.

Kerja Praktek Perencanaan |8


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, akan dibahas mengenai tinjauan pustaka mengenai konsultan
perencana arsitektur, teori mengenai villa, dan teori perencanaan villa yang digunakan
sebagai acuan sekaligus pertimbangan dalam mnyusun laporan kerja praktek
perencanaan.

2.1 Konsultan Perencanaan

Konsultan perencanaan arsitektur merupakan perseorangan atau sebuah


perusahaan yang merencanakan perencanaan di bidang arsitektur, yang mencakup
teori – teori, filosofi, kebutuhan, fungsi, disain serta estetika. Di luar itu konsultan
perencanaan arsitektur merupakan ruang lingkup profesi, persyaratan dan
klasifikasi, bentuk badan usaha, dan tanggung jawab, serta dijadikan landasan untuk
mendapatkan proyek dan peluang bisnis lainnya.

2.1.1 Pengertian Konsultan Perencanaan Arsitektur


Di bawah ini merupakan penjelasan tentang definisi dan terminologi dari
konsultan perencana arsitektur, yaitu sebagai berikut.
A. Konsultan Perencanaan
Konsultan Perencanaan merupakan ahli yang sudah menguasai keahlian di
bidangnya, yang bisa juga di sebut sebagai tenaga profesional yang menyediakan jasa
bagi para konsumennya baik berupa petunjuk, bisnis, pertimbangan maupun nasehat.
Dan untuk bidang arsitektur sendiri konsultan perencanaan merupakan ialah seorang
/ sebuah perusahaan yang expert di bidang arsitektur. Tugas dari konsultan
perencanaan melakukan perencanaan (Planning) di lingkungan jika sudah tercipta
suatu planning baru bisa dilanjutkan dengan perancangan (Design) pada bangunan
yang di inginkan beserta kelengkapan – kelengkapan fungsi yang konsumen
butuhkan. berfungsi membantu pengelola projek untuk melaksanakan pengadaan
dokumen perancangan, dokumen lelang, dokumen pelaksanaan konstruksi dan
memberikan penjelasan pada waktu pelelangan serta memberikan penjelasan

Kerja Praktek Perencanaan |9


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

terhadap persoalan-persoalan perancangan yang timbul selama tahap konstruksi serta


bertanggung jawab secara konstruksi kepada pemimpin projek atau pemimpin bagian
projek. (Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 295/KPTS/CK/1997)
Jadi, arsitek atau konsultan perencana arsitektur pada prinsipnya adalah pihak
yang diberi tugas oleh owner atau pemberi tugas untuk merencanakan dan membuat
sebuah produk arsitektur. Produk tersebut dapat berupa bangunan, rancangan tapak,
bahkan pada skala yang lebih besar dapat berupa rancangan kawasan atau kota.
Sedangkan pada skala mikro seorang arsitek pun dapat memberikan usulan-usalan
desain interior suatu ruang maupun bangunan. Hal ini sering dilakukan agar terjadi
kesinambungan antara eksterior dan interior suatu bangunan sebagai satu kesatuan
konsep.

B. Perencana
Dalam kaitannya mengenai pengertian perencana, yang dianggap atau
bertindak sebagai perencana adalah sebagai berikut.

1. Instansi-instansi Departemen PUTL, terutama di daerah-daerah yang belum ada


perencana yang ahli dan berpengalaman atau untuk pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat sederhana atau yang sangat mendesak penyelesaiannya. (Soetami, 1971
: 22)
2. Seseorang atau badan hukum yang memililki profesi sebagai perencana dan
melakukan tugas perencanaan. (Soetami, 1971 : 22)
3. Badan, perorangan, atau gabungan perorangan nasional yang mempunyai
keahlian, kemampuan dan pengalaman bidang perencanaan teknik bangunan.
(Soetami, 1971 : 22)
4. Badan Usaha/perorangan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan Jasa
Konsultasi. (Kepres no. 95 tahun 2007)
5. Pihak yang ditugaskan oleh pemberi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan desain dan
rencana anggaran biaya serta memberikan advice yang dikaitkan dengan

Kerja Praktek Perencanaan | 10


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

perencanaan dalam pelaksanaan proyek. (Biro Bina Sarana Perusahaan Sek. Dep.
PU, 1993)

C. Perencanaan Arsitektur
Perencana Arsitektur sebagai individu disebut arsitek, pengertian arsitek adalah
sebagai berikut :
1. Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mendefinisikan “arsitek” sebagai berikut : arsitek
adalah sebutan ahli yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan tinggi
arsitektur dan atau yang setara, mempunyai kompetensi yang diakui dan sesuai
dengan ketetapan organisasi serta melakukan praktek profesi arsitek. Definisi ini
perlu ditinjau dalam kaitan dengan pengertian- pengertian lain.
2. Orang sebagai ahli di bidang arsitektur yang memiliki tanggung jawab untuk
meneliti dan mempelajari permasalahan masyarakat yang timbul dan dapat
mengusulkan cara-cara pemecahannya. (Amirudin, 1980 : 22)
3. Seorang ahli yang memiliki pengetahuan (a systematic body of knowledge),
keahlian, keterampilan dan penguasaan teori berdasarkan pendidikan, pelatihan
dan pengalaman yang dijalaninya. (IAI, 2004 : 2)
4. Kata arsitek berasal dari kata Yunani "Arcitectoon". Archei berarti orang pertama
yang mulai, tektoon berarti pekerjaan tangan atau pembangunan fisik. Jadi,
architectoon adalah juru bangunan. (Sneyder, 1980 : 22)
5. Perorangan atau badan usaha yang dengan mempergunakan keahliannya dan
berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan
pengawasan pembangunan, memberikan nasehat atau jasa-jasa lain yang
berhubungan dengan perencanaan, perancangan dan pengawasan di bidang
teknik pembangunan. (Anggaran Dasar IAI, 1999).

Kerja Praktek Perencanaan | 11


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2.1.2 Ruang Lingkup Profesi


Ruang lingkup layanan jasa konsultasi yang diberikan oleh konsultan perencana
mencakup layanan survey, layanan studi makro, layanan studi rinci, layanan
perancangan dan perencanaan, layanan pengawasan, layanan produksi dan industri,
layanan konsultasi operasi dan pemeliharaan serta rehabilitasi, layanan jasa
informasi, layanan jasa manajemen, penelitian dan pelatihan serta layanan jasa
penasehat. (Departemen Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
2000 : 55) dan mengenai Pembagian Subklasifikasi Bidang Usaha Perencanaan dan
pengawasan Konstruksi, tertera ruang lingkup profesi yang dapat diberikan oleh
Perencanaan Arsitektur, Perencanaan Rekayasa, Perencanaan Penataan Ruang,
Pengawasan Arsitektur, Pengawasan Rekayasa, Pengawasan Penataan Ruang,
Konsultasi Spesialis, Konsultasi Lainnya. Berdasarkan peraturan tersebut, lingkup
profesi konsultan perencana arsitektur terbagi menjadi 2 yaitu konsultan perencana
dan konsultan pengawasan yang berdasarkan peraturan mentri Nomor
08/PRT/M/2011
Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 95 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketujuh Atas Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan jasa konstruksi peran,
wewenang serta tanggung jawab konsultan adalah sebagai berikut:
A. Peranan
Sebagai perencana, berperan dalam mewujudkan maksud dan hendak dari
pemperi tugas ke dalam bahasa arsitektur, yang didasarkan atas data – data yang di
kumpulkan baik data fisik maupun data non fisik, study program kebutuhan ruang,
studi analisis site dan analisis konsepsual dari perencanaan proyek tersebut hendak
dari pemperi tugas ke dalam bahasa arsitektur, yang didasarkan atas data – data yang
di kumpulkan baik data fisik maupun data non fisik, study program kebutuhan ruang,
studi analisis site dan analisis konsepsual dari perencanaan proyek tersebut.
Sebagai pengawas, membantu berperan dalam pemberian tugas dilapangan guna
untuk mengawasi pelaksanaan pada pembagunan fisik dari proyek dalam

Kerja Praktek Perencanaan | 12


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

mewujudkan hasil disain yang di buat oleh perencana sampai menjadi wujud fisik
bangunan sesuai dengan gambar yang di harapkan.

B. Wewenang
1. Sebagai perencana, memiliki wewenang untuk mengajukan ide-ide dan
memutuskan penyelesaian terhadap segala permasalahan desain yang dihadapi
selama tidak bertentangan dengan ide pemberi tugas, termasuk di dalamnya
mengenai estetika, struktur dan konstruksi serta sistem utilitasnya.
2. Sebagai pengawas, memiliki wewenang untuk mengadakan perubahanperubahan
dalam pelaksanaan di lapangan, memberikan pekerjaan tambahan serta
memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan pelaksana pembangunan
(kontraktor) dengan memperhatikan ketentuan-ketentuarn yang berlaku dan kode
etik yang ada.

C. Hak
1. Sebagai Konsultan Perencana
a. Memperoleh imbalan jasa untuk perencanaan.
b. Meminta penjelasan data-data yang ada hubungannya dengan kebutuhan
perencanaan.
c. Mengembalikan tugas yang diberikan kepadanya apabila terjadi kesalahan
yang diperbuat pihak pemberi tugas dengan memperoleh ganti rugi yang
wajar.
2. Sebagai Konsultan Pengawas
a. Memperoleh imbalan jasa pengawasan
b. Berhak mengubak gambar bestek, sejauh tidak merugikan pihak pemberi
tugas maupun kualitas pekerjaan.
c. Berhak mengajukan keberatan apabila terjadi hal – hal di luar kemampuan.

Kerja Praktek Perencanaan | 13


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

D. Kewajiban
1. Sebagai Konsultan Perencana
a. Membuat waktu penyelesaian pekerjaan.
b. Menyelesaikan pekerjaan perencanaan yang di berikan oleh owner / pemberi
tugas
c. Menaati kode etik dalam melaksanakan tugas profesionalisme sebagai arsitek
d. Mengadakan konsultasi secara periodik dengan pihak pemberi tugas
e. Memberikan penjelasan secara teknik kepada kontraktor yang akan
melakukan pembangunan pada proyek
f. Melakukan perbaikan – perbaikan / perubahan terharap gambar – gambar
apabila diperlukan
g. Menanggung kerugian yang di derita oleh pihak owner / si pemberi tugas apa
bila terjadi kesalahan terharap hasil dari pengerjaannya yang di perbuat oleh
tim perencana.
2. Sebagai Konsultan Pengawas
a. Melakukan pengawasan berkala pada waktu pelaksanaan pembangunan.
b. Memberikan laporan pelaksanaan kepada pihak owner / pemberi tugas.
c. Berkewajiban terhadap negara, seperti melunasi pajak, memenuhi persyaratan
– persyaratan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.

E. Tanggung Jawab
1. Kecuali dalam hal – hal yang di sebut dalam ayat – ayat di bawah ini, arsitek
bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan oleh kesalahan – kesalahan
yang di perbuat oleh arsitek atau orang – orang yang bekerja padanya pada waktu
pelaksanaan tugas, apa bila kesalahan itu di perbuat pada keadaan yang
seharusnya dapat dihindarkan dengan keahlian dan kewaspadaan serta cara
pelaksanaan tugas yang lazim. Tanggung jawab untuk kesalahan – kesalahan
dalam keadaan luar biasa.
2. Arsitek tidak tanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh orang-
orang yang bekerja padanya bila arsitek dapat membuktikan bahwa kesalahan-

Kerja Praktek Perencanaan | 14


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

kesalahan itu tidak dapat dihindarkan atau tidak dapat diketahui sebelumnya
meskipun ada pengawasan kewaspadaan yang lazim oleh arsitek.
3. Pada dasamya arsitek tidak bertanggung jawab atas hasil pekerjaan perancangan
ataupun pengawasan yang dilakukan oleh ahli-ahli khusus lainnya.

2.1.3 Persyaratan dan Klasifikasi Konsultan Perencana


Berikut penjelasan mengenai persyaratan dan klasifikasi konsultan perencana
yaitu sebagai berikut.
A. Persyaratan Konsultan Perencanaan
Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 71 tahun 2012 tentang Perubahan kedua
atas pepres no 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa adalah sebagai
berikut :

1. Memenuhi ketentuan pelaturan perundang-undangan untuk menjalankan


kegaiatan usaha.
2. Memiliki keahlian, pengalaman, teknis dan manajerial untuk menyediakan
barang/jasa.
3. Memperoleh paling kurang 1 pekerjaan sebagai penyedia barang/jasa dalam
kurun waktu 4 tahun terakhir, baik dilingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman subkontrak.
4. Ketentuan sebagaimana pada huruf c, dikecualikan bagi penyedia barang/jasa
yang baru berdiri kurang dari 3 tahun.
5. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pengadaan barang/jasa.
6. Dalam hal penyediaan barang/jasa akan melakukan kemitraan, penyedia
barang/jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/ kemitraan yang
memuat persentase kemitraan dan perusahan yang mewakili kemitraan tersebut.
7. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha mikro,
usaha kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang
sesuai untuk usaha non-kecil.

Kerja Praktek Perencanaan | 15


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

8. Khusus untuk pelelangan dan pemilihan langsung pengadaan pekerjaan


konstruksi memiliki dukungan keuangan dari bank.
9. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan atau direksi yang bertindak untuk atas nama perusahan tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan
yang ditandatangani penyediaan barang/jasa.
10. Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir serta memiliki laporan
bulanan pph pasal 21, pph pasal 23 (bila ada transaksi), pph pasal 25 atau pasal
29 dan ppn (bagi pengusaha kena pajak) paling kurang 3 bulan terakhir dalam
tahun berjalan.
11. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak.
12. Tidak termasuk dalam daftar hitam.
13. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman.
14. Menandatangani Fakta integritas.

B. Persyaratan Konsultan Perencana


Di bawah ini merupakan klasifikasi konsultan perencana yang meliputi tugas –
tugas sebagai berikut :
1. Konsultan Perencana
Peraturan Presiden RI No. 71 tahun 2012 tentang Klasifikasi/Sub Klasifikasi
Bidang Usaha Jasa Perencana, meliputi:
Perencanaan arsitektur dengan sub klasifikasi:
 Jasa nasehat dan Pra desain arsitektur.
 Jasa desain dan interior arsitektur.
 Jasa penilaian perawatan dan kelayakan bangunan gedung.
Perencanaan rekayasa dengan sub klasifikasi:
 Jasa nasehat dan konsultansi rekayasa teknik.
 Jasa desain rekayasa untuk konstruksi pondasi serta struktur bangunan.

Kerja Praktek Perencanaan | 16


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

 Jasa desain rekayasa untuk pekerjaan teknik sipil air.


 Jasa desain rekayasa untuk pekerjaan teknik sipil transportasi.
 Jasa desain rekayasa untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal dalam
bangunan.
Perencanaan penataan ruang dengan sub klasifikasi:
 Jasa perencanaan dan perancangan perkotaan.
 Jasa perencanaan wilayah.
 Jasa perencanaan dan perancangan lingkungan bangunan dan lansekap.
 Jasa pengembangan pemanfaatan ruang.

2. Usaha Jasa Perencana


Persyaratan penetapan kualifikasi/sub kualifikasi usaha jasa perencana
meliputi, yaitu sebagai berikut :
Orang/perorangan (P)
 Kekayaan Bersih : Tidak dipersyaratkan.
 Pengalaman : Tidak dipersyaratkan.
Usaha Kecil (K1)
 Kekayaan Bersih : Paling sedikit Rp 50 juta.
 Pengalaman : Tidak dipersyaratkan.
Usaha Kecil (K2)
 Kekayaan Bersih : Paling sedikit Rp 100 juta.
 Pengalaman : Memiliki pengalaman pekerjaan konsultan kualifikasi K1
selama 4 tahun terakhir dengan total nilai komulatif pekerjaan Rp 50 juta
untuk setiap sub klasifikasi yang dimiliki.
Usaha Menengah (M1)
 Kekayaan Bersih : Paling sedikit Rp 150 juta.
 Pengalaman : Memiliki pengalaman pekerjaan konsultan kualifikasi K2
selama 10 tahun terakhir dengan total nilai komulatif pekerjaan Rp 750 juta
untuk setiap sub klasifikasi yang dimiliki.

Kerja Praktek Perencanaan | 17


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Usaha Menengah (M2)


 Kekayaan Bersih : paling sedikit Rp 300 juta.
 Pengalaman : memiliki pengalaman pekerjaan konsultan kualifikasi M2
selama 10 tahun terakhir dengan total nilai komulatif pekerjaan Rp 1,5
milyar untuk setiap sub klasifikasi yang dimiliki.
Usaha Besar (B)
 Kekayaan Bersih : paling sedikit Rp 500 juta.
 Pengalaman : memiliki pengalaman pekerjaan konsultan kualifikasi M2
selama 10 tahun terakhir dengan total nilai komulatif pekerjaan Rp 2,5
milyar untuk setiap sub klasifikasi yang dimiliki.

3. Bentuk Badan Usaha


Bentuk-bentuk Badan Usaha Perencana yang ada di Indonesia meliputi yaitu
sebagai berikut :

 Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan suatu bentuk badan usaha dimana
pemilikinya adalah perorangan yang melakukan pekerjaan untuk memperoleh
laba. Modal perusahaan berasal dari perseorangan, yaitu dari pemilik itu
sendiri. Dalam hal ini semua harta kekayaan milik pribadi menjadi
tanggungan dan jaminan dari semua hutang perusahaan perseorangan ini.
 Persekutuan Firma (Fa)
Persekutuan Firma merupakan persekutuan untuk menjalankan perusahaan
dengan memakai nama bersama. Untuk mendirikan firma, beberapa sekutu
bersama-sama harus membuat suatu akte resmi yang didaftarkan pada
Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan menggunakannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia (BNRI) ataupun dengan akte di bawah tangan.
 Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer merupakan persekutuan atas dasar kepercayaan
seseorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada

Kerja Praktek Perencanaan | 18


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

seseorang yang menjalankan perusahaan. Bentuk usaha ini memiliki dua jenis
sekutu, yaitu sekutu komplementer untuk mereka yang menjalankan dan
memimpin perusahaan dan sekutu komanditer untuk mereka yang
mempercayakan modalnya kepada sekutu komplementer. Pembagian laba
antara sekutu sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam akte pendirian.
Umumnya bagian laba dari sekutu komplementer lebih kecil dibandingkan
dengan bagian laba dari sekutu komanditer.
 Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas merupakan persekutuan dalam menjalankan perusahaan
yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas beberapa saham atau lebih.
Dalam Perseroan Terbatas, setiap sekutu bertanggung jawab secara terbatas
yaitu menyetor penuh jumlah yang disebutkan dalam setiap saham. kreditor
pada perusahaan ini tidak dapat menagih langsung pada pemegang saham,
melainkan hanya menagih pada Perseroan Terbatas sebagai badan hukum.

2.1.4 Hubungan Kerja Konsultan Perencana Mendapatkan Pekerjaan


Dalam hubungan kerja konsultan perencana mendapatkan pekerjaan di bagi
menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
A. Hubungan Kerja Ke Dalam
Hubungan kerja ke dalam merupakan hubungan kerja yang terdapat dalam
organisasi konsultan perencana yang meliputi sistem kerja. Dalam sistem organisasi
ini terdapat beberapa jenis struktur organisasi yang umum diterapkan, antara lain :
(Pedoman Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas, 2004 : 2).
1. System Departement Organization
Dalam System Departement Organization, kedudukan yang ada dalam sebuah
organisasi meliputi :
 Direktur Utama

Kerja Praktek Perencanaan | 19


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Bertanggungjawab penuh terhadap kebijaksanaan organisasi baik keluar


maupun ke dalam. Mengadakan pembicaraan awal dengan pihak memberi
tugas, menentukan batas – batas.
 Bagian Pengembangan Perusahaan
Berinisiatif mendamping dan membantu direktur utama dalam upaya
pengembangan perusahaan, terutama mengenai penyusunan rencana –
rencana dan program kerja perusahaan.
 Bagian Administrasi
Menjalankan dan menyelenggarakan urusan administrasi perusahaan.
 Bagian Perencanaan
Menyusun gambar perencanaan sampai siap untuk dipakai pelaksanaan yang
meliputi bidang perencanaan, juru gambar, juru maket serta juru arsir.
 Bagian Dokumentasi Konstruksi
Membantu direktur utama dalam menangani urusan administrasi konstruksi,
dalam hal sebagai administrator konstruktur yaitu berkaitan dengan
pengawasan terhadap masalah – masalah administrasi konstruksi serta bahan
termasuk harga material dan jenis – jenis material baru dipasaran konstruksi.
Sebagai shop drawing checkers, bertugas sebagai pengawas dan penyimpan
gambar – gambar perencana.

Kerja Praktek Perencanaan | 20


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Direktur Utama

Bagian Dokumen Administrasi Bagian Perencanaan


Pengembangan Konstruksi Konstruksi Pengembangan
Perusahaan Perusahaan 1. Juru Gambar
1. Juru Gambar 1. Juru Gambar
2. RAB
2. RAB 2. RAB
3. Pengawas
3. Pengawas 3. Pengawas

Gambar 2.1 Diagram System Departement Organization


Sumber : Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas, 2004.

2. System Non Departement Organization


Dalam system non department organization, kedudukan yang ada dalam sebuah
organisasi meliputi :
 Bagian Pengembangan Perusahaan
Memiliki batasan tugas untuk membantu direktur utama dalam upaya
mengembangkan perusahaan.
 Bagian Administrasi Perusahaan
Bertanggungjawab terhadap kelancaran proyek yang ditangani terutama
dalam hal administrasi. Membuat dan menyusun desain proyek yang ditangani
dan menetapkan desain konstruksi setelah disatukan dengan rencana dan
anggaran yang tesedia, serta melakukan kegiatan administrasi proyek yang
sedang ditangani.
 Pengelola Proyek
Bertanggung jawab penuh kepada direktur utama. Kerja masing – masing
yang meliputi perencana (arsitek), juru gambar, pengawas, pembuat RAB,
Konstruksi dan administrasi serta karyasawan terhadap kelancaran proyek –
proyek yang ditangani.

Kerja Praktek Perencanaan | 21


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

 Anggota Team Proyek


Bertanggung jawab penuh kepada pimpinan proyek terhadap bidang – bidang
kerjanya masing – masing, yang meliputi perencana (arsitek), juru gambar,
pengawas, pembuat RAB, konstruksi, dan administrasi serta karyawan.

Direktur Utama

Bagian Pengambangan Bagian Administrasi


Pengelola Proyek
Perusahaan Perusahaan

A Pemimpin Tim B

Tim Proyek

Gambar 2.2 Diagram System Non Departement Organization


Sumber : Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas, 2004.

3. System Modified Team Organization


System Modified Team Organization merupakan wujud modifikasi dan
penggabungan dari system department organization dan system non department
organization. Keunggulan dari sistem ini adalah mampu menangani bagian/jenis
proyek yang berbeda dengan mengoperasikan berbagai macam keahlian konsultan
perencana. Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah adanya over lapping
wewenang antara Principal in charge dengan Kepala bagian perencana.

Kerja Praktek Perencanaan | 22


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Direktur Utama

Bagian Pengambangan Bagian Administrasi


Perusahaan Perusahaan

Kepala Bagian
Kepala Bagian Dokumen
Kepala Bagian Kepala Bagian
Dokumen Konstruksi
Pimpinan Tim Perencana
Konstruksi
a. Perencana a. Admin
1 Team A a. RAB
b. Juru Gambar Konstruksi
2 Team B b. Juru Gambar
c. Juru Maket
c. Pengawas b. Shop
Drawing
Check

Gambar 2.3 Diagram System Modified Team Organization


Sumber : Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas, 2004.

4. System Modular Organization


Pada system modular organization, konsultan perencana terbagi atas beberapa
modular yang ditangani oleh seseorang atau lebih yang ahli dalam bidangnya, namun
masih tetap dalam satu perintah administrarif.

DPP Kabag. Modul I Team Proyek


DU
DPP Kabag. Modul I
Bagian Desain,
Konstruksi, dan
Admin. Konstruksi

Gambar 2.4 Diagram System Modular Organization


Sumber : Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas, 2004.

Kerja Praktek Perencanaan | 23


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

B. Hubungan Kerja ke Luar


Hubungan kerja ke luar adalah hubungan kerja antara konsultan perencana
dengan pihak – pihak lain yang berkaitan dalam pelaksanaan suatu proyek. Hubungan
kerja ini dipengaruhi oleh stastus pemberi tugas dan tingkat kompleksitas suatu
proyek. Hubungan kerja ke luar (ekstern) dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Hubungan Kerja pada Proyek Pemerintah
Hubungan yang terjadi pada proyek pemerintah adalah sebagai berikut.
 Pihak pemberi tugas adalah salah satu instalasi pemerintah (Pusat maupun
daerah) dan biasanya sekaligus sebagai pemilik bangunan yang direncanakan
serta menyelesaikan administrasi proyek bersama pihak perencana.
 Hubungan perencana dengan berbagai instansi pemerintah adalah dalam hal
kelengkapan dan pengesahan dokumen administrasi dan teknis perusahaan.
 Dalam hal memperoleh pekerjaan dan penyelesaiannya pihak perencana
berhubungan dengan pihak pemberi tugas.
2. Hubungan Kerja pada Proyek Swasta
Hubungan yang terjadi pada proyek swasta adalah sebagai berikut.
 Hubungan dengan pihak pemberi tugas adalah dalam hal memperoleh
pekerjaan dan penyelesaiannya serta administrasi proyek.
 Hubungan dengan instansi pemerintahan adalah dalam hal perijinan. Dalam
hal honorarium, perencana selain berhubungan dengan pemberi tugas juga
berhubungan dengan instansi keungan seperti bank dan sebagainya.

2.1.5 Proses Konsultan Perencana Mendapatkan Pekerjaan


Sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2010, dalam memperoleh suatu
pekerjaan perencanaan, konsultan perencana mendapatkan melalui berbagai cara
antara lain :

A. Seleksi Umum
Pelelangan / seleksi umum merupakan metode pemilihan konsultan perencana
yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara terbuka dengan

Kerja Praktek Perencanaan | 24


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

pengumuman secara luas sekurang – kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau
satu surat kabar provinsi sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat
serta memenuhi kualifikasi dan dapat mengikutinya.
B. Seleksi Sederhana
Pelelangan / seleksi sederhana merupakan metode pemilihan konsultan
perencana yang dilakukan secara terbatas karena (jumlah konsultan perencana yang
diyakini mampu terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks) dengan pengumuman
secara luas sekurang – kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau surat kabar
provinsi dengan mencamtumkan konsultan perencana yang telah diyakini mampu,
guna memberi kesempatan kepada konsultan perencana untuk memenuhi kualifikasi.
C. Pelelangan
Pelelangan / seleksi sederhana merupakan metode pemilihan penyedia barang /
jasa yang dilakukan secara terbatas karena (Jumlah penyedia barang/jasa yang
diyakini mampu terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks) dengan pengumuman
secara luas sekarang kurangnua di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar
provinsi dengan mencamtumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu,
guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi
kualifikasi.
D. Penunjukan Langsung
Merupakan metode pemilihan konsultan perencana dengan cara menunjukkan
barang langsung satu konsultan perencana yang didasarkan pada kepercayaan dari
pihak pemberi tugas kepada konsultan perencana yang dilatarbelakangi atas
penilaiannya karya-karya konsultan perencana yang telah terwujud maupun melalui
saran dari departemen pekerjaan umum atau pemerintah daerah yang selalu
memonitor hasil pekerjaan suatu konsultan perencana.

E. Konsorsium
Proyek yang dilakukan dengan melibatkan beberapa konsultan, Umumnya untuk
proyek skala besar dan kompleks

Kerja Praktek Perencanaan | 25


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

F. Kontes / Sayembara
Merupakan metode pemilihan penyedia jasa yang memperlombakan gagasan
orisinal, kreativitas, dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan harga satuan. Cara sayembara ditempuh dalam upaya mencapai karya
perencanaan yang seoptimal mungkin terutama untuk bangunan khusus atau yang
bersifat monumental dan memiliki aspek planologi kota yang penting. Sayembara
dapat bersifat terbatas. Untuk hal tersebut, pimpinan proyek membentuk suatu panitia
atau tim juri untuk membuat pedoman sayembara. Tim Juri ini nantinya berperan
sebagai panitia dan menentukan pemenang atas persetujuan pimpinan proyek dengan
catatan semua persyaratan telah terpenuhi.

2.1.6 Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Cipta Karya No.295/KPTS/CK/1997,
tentang petunjuk pelaksanaan pembangunan bangunan gedung negara yang
penyelenggaranya diberikan bantuan teknis menyatakan bahwa dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan suatu proyek, maka konsultan perencana harus berpedoman
dalam beberapa hal antara lain :
A. Pedoman yang bersifat umum.
1. Pedoman yang diberikan oleh pihak pemberi tugas kepada perencana berupa
surat perintah kerja (SPK) dan kontrak kerja.
2. Permintaan dari bowheer berupa keinginan dan anggaran yang tersedia.
B. Peraturan – peraturan yang berlaku.
1. Peraturan Daerah (PERDA)
2. Norma – norma setempat
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000.
4. Peraturan dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia.
5. Peraturan dari Dinas Pekerjaan Umum
6. Peraturan dari Dewan Nasionalisasi oleh yayasan normalisasi Indonesia
7. Peraturan Beton Bertulang NI-2
8. Peraturan Pemeriksaan Bahan Bangunan NI-3

Kerja Praktek Perencanaan | 26


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

9. Peraturan untuk pemeriksaan listrik Nt-5


10. Standar arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan perencanaan proyek yang
bersangkutan
11. Ketentuan – ketentuan lain yang mengikat, seperti standar harga bahan
bangunan dan peraturan – peraturan konstruksi yang berlaku.

C. Pedoman yang bersifat khusus.


1. Tern Of Reference (TOR)
2. Perjanjian Kontrak Kerja
3. Laporan Studi Kelayakan
4. Data eksisting site dan lokasi lingkungan

2.1.7 Manajemen, Waktu, Biaya, dan Mutu Konsultan Perencana


Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai Manajemen, Waktu, Biaya, dan
Mutu Konsultan Perencana, yaitu sebagai berikut.
A. Manajemen Waktu Konsultan Perencana
Waktu adalah hal yang sangat penting dalam setiap pekerjaan. Hal tersebut juga
berlaku pada manajemen waktu proses perencanaan sebuah proyek, konsultan
perencana harus mempersiapkan secara matang. Apabila manajemen waktu tersebut
tidak dipersiapkan secara matang, pemborosan terhadap waktu dan biaya yang harus
dikeluarkan pada suatu proyek. Manajemen waktu dalam sebuah proyek perencanaan
dapat dilakukan dengan penyusunan time schedule atau yang biasa disebut time
schedule project (TSP). TSP ini dibuat oleh konsultan perencana untuk memperudah
perumusan masalah dalam proses perencanaan proyek, menentukan metode atau cara
yang tepat agar proses berjalan lancar dan terorganisir sehingga menghasilkan hasil
yang optimum. Penyusunan TSP ini sangat penting karena dari TSP ini perencana
dapat mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus
menyelesaikannya. Manajemen waktu dalam proses perencanaan suatu proyek tidak
hanya dilakukan pada penyusunan TS, namun diperlukan kedisiplinan dan
penerapannya. Setiap konsultan perencana, mempunyai deadline waktu masing –

Kerja Praktek Perencanaan | 27


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

masing dalam setiap tahap perencanaan mulai dari tahap konsep, skematik desain,
design development sampai pada tahap working drawing sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

B. Manajemen Biaya Konsultan Perencana


Manajemen biaya dalam sebuah proyek perencanaan dapat dilakukan melalui
penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) konsultan RAB ini dibuat oleh
konsultan perencana untuk menentukan fee design yang harus dibayarkan oleh pihak
owner. Dalam rencana anggaran biaya untuk konsultan dibagi menjadi 2, yaitu
sebagai berikut :

1. Biaya Operasional
Yang termasuk ke dalam biaya personal adalah tenaga ahli sesuai bidang yang
dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku dan wajar serta didukung dengan
studi perbandingan, penelitian yang komperehensif serta dokumen – dokumen
yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Biaya Non Operasional
Yang termasuk kedalam biaya non personal adalah peralatan – peralatan yang
diperlukan selama proses perencanaan desain yang juga disesuaikan dengan harga
pasar saat ini.

C. Manajemen Mutu Konsultan Perencana


Pada umumnya, setiap konsultan perencana akan senantiasa menjaga dari setiap
pekerjaannya agar tetap eksis di bidangnya. Untuk menjaga mutu pekerjaan setiap
konsultan perencana, dapat dilakukan melalui penyusunan Tern Of Referece (TOR).
Penyusunan TOR atau yang biasa disebut dengan KAK (Kerangka Acuan Kerja)
dilakukan oleh pihak konsultan perencana dimana TOR/KAK ini sah dimata Hukum
karena terdapat persetujua antara kedua belah pihak dan terdapat pembubuhan tanda
tangan di atas materai. TOR ini yang nantinya akan menjadi acuan pekerjaan bagi

Kerja Praktek Perencanaan | 28


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

konsultan perencana untuk memenuhi persyaratan untuk melaksanakan tugas


konsultan kepada owner dalam bidang perencanaan.
Tujuan disusunya TOR atau KAK ini adalah untuk mendapatkan suatu hasil
perencanaan dan perancangan sebuah proyek dengan hasil yang optimal dari segi
aspek fungsi, arsitektural, dan teknis kepada owner yang diberikan oleh konsultan
perencana. Selain penyusunan TOR tersebut, konsultan perencana dapat menjaga
mutu profesinya tersebut melalui interaksi berupa pengadaan rapat/presentasi secara
intern dengan staff konsultan dan secara ekstern dengan pihak owner.

2.1.8 Proses Perencanaan Bangunan


Dalam melaksanakan suatu pekerjaan perencanaan, terbagi dalam dua aspek,
yaitu :
A. Aspek operasional
Aspek operasional meliputi beberapa hal, antara lain:
1. Persiapan Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data, penyelidikan, penelitian dan
penilaian terhadap data yang diperoleh, yang mencakup :
 Peta lokasi, peta lingkungan dan batas luas tanah yang akan dibangun.
 Peta topografi dan keadaan tanah.
 Keadaan iklim setempat yang meliputi data angin, sinar matahari, curah
hujan, kelembaban serta flora dan fauna yang ada pada site.
 Penganalisaan struktur dan organisasi ruang, lingkungan dan nilai-nilai
ruang pada lokasi.
 Penganalisaan planologi kota dan tata ruang, fungsi, kegiatan, perlengkapan
dan standar ruang.
 Penganalisaan awal terhadap pendekatan jumlah biaya, pentahapan dan
persyaratannya.
2. Konsep Perencanaan.
Merupakan penggalian nilai-nilai dan kemungkinan-kemungkinan secara
kreatif dari setiap analisa pada tahap persiapan perencanaan, yang mencakup :

Kerja Praktek Perencanaan | 29


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

 Melakukan penyusunan konsep (dasar) perencanaan melalui studi


perbandingan atas beberapa kemungkinan-kemungkinan.

 Melakukan penelitian mengenai beberapa perkembangan kemungkinan-


kemungkinan.
3. Sketsa lde
Setelah mendapatkan konsep perencanaan, selanjutnya diungkapkan ke dalam
sketsa-sketsa ide.
4. Pra-rencana
Merupakan ungkapan yang kreatif dari konsep perencanaan dan sketsa ide yang
telah dilakukan ke dalam gambar teknis, di dalamnya sudah terpenuhi
kemungkinan-kemungkinan setiap unsur rencana yang ada, meliputi :
 Rencana tapak (site plan).
 Rencana denah, tampak dan potongan.
 Studi maket (bila diperlukan).
 Perincian dan penjelasan kualitatif dari luas, ukuran perbandingan luas ruang
efektif dalam penggunaannya.
5. Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan yang dimaksud meliputi gambar rencana, uraian dan
persyaratan secara tertulis serta perhitungan yang terperinci. Tahap ini merupakan
kelanjutan dari gambar pra-rencana sehingga menjadi suatu rencana akhir yang siap
untuk dilaksanakan, yang mencakup :
 Gambar-gambar rencana tapak, denah, tampak dan potongan secara detail
dengan petunjuk (daftar petunjuk) mengenai penggunaan material pada
setiap ruangan.
 Rencana konstruksi, yang berupa gambar-gambar konstruksi dan detail,
daftar petunjuk penggunaan dan komposisi bahan serta perhitungannya.
 Rencana mekanikal dan elektrikal, yang meliputi titik lampu, jumlah dan
jenis lampu, stop kontak dan saklar, serta jaringan tenaga listrik lainnya
dalam bentuk gambar serta daftar petunjuk penggunaan perlengkapan,

Kerja Praktek Perencanaan | 30


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

peralatan dan perhitungan.


 Rencana sanitasi dan plumbing, yang meliputi gambar-gambar fasilitas
sanitasi, pemipaan, pengolahan air kotor termasuk septictank dan peresapan.
 Rencana interior, yang meliputi gambar-gambar penyelesaian unsur-unsur
ruangan dan perletakan perlengkapan (furniture).
 Rencana pertamanan (landscape), yang meliputi gambar-gambar
penyelesaian halaman, tata letak dan jenis tanaman serta elemen-elemen
landscape lainnya.
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), di dalamnya meliputi ketentuan
umum, administrasi dan ketentuan teknis.
 Rencana Anggaran Biaya (RAB), rencana anggaran biaya mencakup bagian
(jenis) pekerjaan, volume pekerjaan, harga satuan dan biaya pelaksanaan.
 Dokumen Pelelangan, dokumen pelelangan disiapkan oleh perencana
sebagai dasar untuk melakukan pelelangan yang diberikan kepada rekanan
yang akan diundang dalam penawaran (pelelangan) serta kepada departemen
pekerjaan umum yang bertindak selaku penanggung jawab dalam hal teknis.
Dokumen pelelangan tersebut mencakup gambar rencana, uraian dan syarat-
syarat pekerjaan serta anggaran biaya, yang dilengkapi dengan formulir
rencana surat penawaran pekerjaan, rencana penyerahan (bukti setoran)
jaminan pelelangan, rencana surat perjanjian pekerjaan pemborongan serta
dokumen-dokumen lain yang dianggap perlu.
 Pra-kualifikasi, anwijzing dan pelelangan, atas permintaan pihak pemberi
tugas, perencana ikut mengadakan prakualifikasi pemborong, memberikan
penjelasan (anwijzing) dan pelelangan.

B. Aspek Perencanaan
Terdapat enam langkah utama dalam aspek perencanaan, meliputi :
1. Pembuatan Konsep
Merupakan pandangan (gambaran) umum terhadap apa saja yang terlibat di
dalam proyek perencanaan tersebut.

Kerja Praktek Perencanaan | 31


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2. Pembuatan Program
Pada tahap ini, segala persoalan diresapi dalam batas-batas kepentingannya
dalam operasional serta kemanusiaan.
3. Pembuatan Analisa
Mencakup pembuatan analisis site dan analisis ruang. Hal ini merupakan
kelanjutan dari penyerapan terhadap persoalan dalam batas dimensi teknik
dengan menggunakan kriteria pelaksanaan lingkungan teknis.
4. Tahap Seleksi
Merupakan studi pemilihan dengan memperhatikan hubungan antara struktur,
bahan, sistem mekanis, tanah, bangunan dan rencana kasar (lay out). Sedangkan
untuk kriteria pelaksanaan teknis dan lingkungan ditambahkan dengan kriteria
ekonomi.
5. Tahap Integrasi
Merupakan tahapan terakhir dari proyek perencanaan, yang menyatukan
komponen fisik ke dalam sebuah penyelesaian yang direncanakan untuk
memenuhi semua kebutuhan dan kriteria pelelangan, rencana surat perjanjian
pekerjaan pemborongan serta dokumen-dokumen lain yang dianggap perlu.
6. Prakualifikasi
Anwijzing dan pelelangan atas permintaan pihak pemberi tugas, perencana ikut
mengadakan prakualifikasi pemborong, memberikan penjelasan (anwijzing) dan
pelelangan.

2.2 Pembiayaan dan Pelaksanaan Pekerjaan


Berikut ini akan dijelaskan tentang peraturan yang berlaku untuk pembiayaan
pelaksanaan, komponen biaya bangunan, unsur-unsur yang terlibat dan sistem
pembayaran suatu proyek.

2.2.1 Peraturan Yang Berlaku


Beberapa peraturan yang berlaku berkenaan dengan pembiayaan dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan adalah sebagai berikut :

Kerja Praktek Perencanaan | 32


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

A. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 tentang


Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
B. Peraturan yang berdasarkan Pedoman Hubungan Kerja antara Arsitek dan
Pemberi Tugas (1991) yang dikeluarkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000, tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah .
D. Surat Edaran Bersama Deputi Ketua Bidang Pembiayaan dan Pengendalian
Pelaksanaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Direktur
Jenderal Anggaran Departemen Keuangan Nomor : 604/D.VI/02/1998 dan
Nomor : SE-35/A/21/0298 Tahun 1998 tentang Biaya Langsung Personil dan
Biaya Langsung Non Personil untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan Harga Perhitungan Sendiri (HPS).

2.2.2 Komponen Biaya


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, menyatakan
bahwa Komponen Biaya Bangunan meliputi :

A. Biaya Konstruksi Fisik


Besarnya biaya yang dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan konstruksi
fisik bangunan gedung negara yang dilaksanakan oleh penyedia jasa pelaksanaan
secara kontraktual dari hasil pelelangan, penunjukan langsung, atau pemilihan
langsung. Biaya konstruksi fisik terdiri dari biaya pekerjaan standar dan non standar.
Biaya konstruksi fisik selanjutnya diatur sebagai berikut :
1. Biaya pelaksanaan konstruksi dibebankan pada biaya untuk komponen
konstruksi fisik kegiatan yang bersangkutan.
2. Biaya konstruksi fisik maksimum untuk pekerjaan standar, dihitung dari hasil
perkalian total luas bangunan gedung negara dengan standar harga satuan per-m²
tertinggi yang berlaku.

Kerja Praktek Perencanaan | 33


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

3. Untuk biaya konstruksi fisik pekerjaan-pekerjaan yang belum ada pedoman


harga satuannya (non standar), dihitung dengan rincian kebutuhan nyata dan
dikonsultasikan dengan Instansi Teknis setempat.
4. Biaya konstruksi fisik ditetapkan dari hasil pelelangan pekerjaan yang
bersangkutan, maksimum sebesar biaya konstruksi fisik yang tercantum dalam
dokumen pembiayaan bangunan gedung negara yang bersangkutan, yang akan
dicantumkan dalam kontrak, yang di dalamnya termasuk biaya untuk :
 Pelaksanaan pekerjaan di lapangan (material, tenaga, dan alat).
 Jasa dan overhead.
 Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang IMB-nya telah mulai diproses oleh
pengelola kegiatan dengan bantuan konsultan perencana konstruksi dan/atau
konsultan manajemen konstruksi.
 Pajak dan iuran daerah lainnya.
 Biaya asuransi selama pelaksanaan konstruksi.
 Pembayaran biaya konstruksi fisik dapat dilakukan secara bulanan atau
tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan fisik
di lapangan.

B. Biaya Manajemen Konstruksi


Besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung negara, yang dilakukan oleh
penyedia jasa manajemen konstruksi secara kontraktual dari hasil seleksi atau
penunjukan langsung. Biaya manajemen konstruksi diatur sebagai berikut :
1. Biaya manajemen konstruksi dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
manajemen konstruksi yang bersangkutan.
2. Besarnya nilai biaya manajemen konstruksi maksimum dihitung berdasarkan
prosentase biaya manajemen konstruksi terhadap biaya konstruksi fisik.
3. Besarnya biaya manajemen konstruksi dihitung secara orang-bulan dan biaya
langsung yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate.

Kerja Praktek Perencanaan | 34


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

4. Biaya manajemen konstruksi ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan


langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang akan dicantumkan dalam kontrak,
termasuk biaya untuk :
 Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
 Materi dan penggandaan laporan.
 Pembelian dan atau sewa peralatan.
 Sewa kendaraan.
 Biaya rapat-rapat.
 Perjalanan (lokal maupun luar kota).
 Jasa dan overhead manajemen konstruksi.
 Asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance).
 Pajak dan iuran daerah lainnya.
Pembayaran biaya manajemen konstruksi didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi di lapangan, yaitu
(maksimum):
 Tahap persiapan atau pengadaan konsultan perencana (5%).
 Tahap review rencana teknis sampai dengan serah terima dokumen
perencanaan (10%).
 Tahap pelelangan pemborong (5%).
 Tahap konstruksi fisik yang dibayarkan berdasarkan prestasi pekerjaan
konstruksi fisik di lapangan sampai dengan serah terima kedua pekerjaan
(80%).
C. Biaya Perencanaan Teknis Konstruksi
Besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
perencanaan bangunan gedung negara, yang dilakukan oleh penyedia jasa
perencanaan secara kontraktual dari hasil seleksi atau penunjukan langsung.
Biaya perencanaan teknis konstruksi diatur sebagai berikut :
1. Biaya perencanaan dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
perencanaan yang bersangkutan.

Kerja Praktek Perencanaan | 35


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2. Besarnya nilai biaya perencanaan maksimum dihitung berdasarkan prosentase


biaya perencanaan teknis konstruksi terhadap nilai biaya konstruksi fisik
bangunan.
3. Besarnya biaya perencanaan teknis dihitung secara orang atau bulan dan biaya
langsung yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate.
4. Biaya perencanaan teknis ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan langsung
pekerjaan yang bersangkutan, yang akan dicantumkan dalam kontrak, termasuk
biaya untuk :
 Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
 Materi dan penggandaan laporan.
 Pembelian dan atau sewa peralatan.
 Sewa kendaraan.
 Biaya rapat-rapat.
 Perjalanan (lokal maupun luar kota).
 Jasa dan overhead manajemen konstruksi.
 Asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance).
 Pajak dan iuran daerah lainnya.
5. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar pencapaiannya atau sukar
dijangkau transportasi (remote area), kebutuhan biaya untuk transportasi atau
dalam rangka survey, penjelasan pekerjaan/aanwijzing, pengawasan berkala,
opname lapangan, koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta biaya ke lokasi
tersebut, dapat diajukan sebagai biaya non standar, diluar prosentase biaya
perencanaan, dalam penyusunan kebutuhan anggaran tersebut agar berkonsultasi
dengan instansi teknis setempat.
6. Pembayaran biaya perencanaan didasarkan pada prestasi perencanaan setiap
tahapnya, yaitu (maksimum) :
 Tahap konsep rancangan (10%).
 Tahap pra-rancangan (20%).
 Tahap pengembangan (25%).

Kerja Praktek Perencanaan | 36


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

 Tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS serta RAB (25%).
 Tahap pelelangan (5%).
 Tahap pengawasan berkala (15%).

D. Biaya Pengawasa Konstruksi

Besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai


pengawasan pembangunan bangunan gedung negara, yang dilakukan oleh
penyedia jasa pengawasan secara kontraktual dari hasil seleksi atau penunjukan
langsung. Biaya pengawasan diatur sebagai berikut :
1. Biaya pengawasan dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
pengawasan yang bersangkutan.
2. Besarnya nilai biaya pengawasan maksimum dihitung berdasarkan prosentase
biaya pengawasan konstruksi terhadap nilai biaya konstruksi fisik bangunan.
3. Besarnya biaya pengawasan dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung
yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate.
4. Biaya pengawasan ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan langsung
pekerjaan yang bersangkutan, yang akan dicantumkan dalam kontrak, termasuk
biaya untuk :
 Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
 Materi dan penggandaan laporan.
 Pembelian dan atau sewa peralatan.
 Sewa kendaraan.
 Biaya rapat-rapat.
 Perjalanan (lokal maupun luar kota).
 Jasa dan overhead manajemen konstruksi.
 Asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance).
 Pajak dan iuran daerah lainnya.
5. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar pencapaiannya atau sukar
dijangkau transportasi (remote area), kebutuhan biaya untuk transportasi atau

Kerja Praktek Perencanaan | 37


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

dalam rangka survey, penjelasan pekerjaan/aanwijzing, pengawasan berkala,


opname lapangan, koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta biaya ke lokasi
tersebut, dapat diajukan sebagai biaya non standar, diluar presentase biaya
perencanaan, dalam penyusunan kebutuhan anggaran tersebut agar berkonsultasi
dengan instansi teknis setempat.
6. Pembayaran biaya pengawasan dapat dibayarkan secara bulanan atau tahapan
tertentu yang didasarkan pada pencapaian prestasi/kemajuan pekerjaan
konstruksi fisik di lapangan, atau penyelesaian tugas dan kewajiban pengawasan.

E. Komponen Biaya Untuk Kegiatan Pengelolaan Proyek


Besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
pengelolaan pembangunan bangunan gedung negara. Biaya pengelolaan kegiatan
diatur sebagai berikut :
1. Biaya pengelolaan kegiatan dibebankan pada biaya untuk komponen pengelolaan
kegiatan yang bersangkutan.
2. Besarnya nilai biaya pengelolaan kegiatan maksimum dihitung berdasarkan
prosentase biaya pengelolaan kegiatan terhadap nilai biaya konstruksi fisik
bangunan.
3. Perincian penggunaan biaya pengelolaan kegiatan adalah sebagai berikut :
 Biaya operasional unsur Pengguna Anggaran.
 Biaya operasional unsur Pengguna Anggaran, adalah sebesar 65% dari biaya
pengelolaan kegiatan yang bersangkutan, untuk keperluan honorarium staff
dan panitia lelang, perjalanan dinas, rapat-rapat, proses pelelangan, bahan
dan alat yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan sesuai dengan
pentahapannya, serta persiapan dan pengiriman kelengkapan administrasi
atau dokumen pendaftaran bangunan gedung negara.
 Biaya operasional unsur Pengelola Teknis.
4. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar pencapaiannya atau sukar
dijangkau transportasi (remote area), kebutuhan biaya untuk
transportasi/perjalanan dinas dalam rangka survei, penjelasan pekerjaan/

Kerja Praktek Perencanaan | 38


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

aanwijzing, pengawasan berkala, opname lapangan, koordinasi, monitoring dan


evaluasi, serta biaya pengelolaan kegiatan ke lokasi tersebut, dapat diajukan
sebagai biaya non standar, diluar presentase biaya pengelolaan kegiatan, dalam
penyusunan kebutuhan anggaran tersebut agar berkonsultasi dengan instansi
teknis setempat.

2.2.3 Unsur – Unsur yang Terlibat


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, menyatakan
bahwa dalam menyelenggarakan pembangunan gedung negara, terdapat
beberapa unsur yang terlibat didalamnya, antara lain :

A. Pengelola Proyek
Yang termasuk dalam pengelola proyek adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek
2. Pengelola Keuangan Proyek
3. Pengelola Administrasi
4. Pengelola Teknis Proyek, yang terdiri dari :
 Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum untuk Tingkat Nasional dan
wilayah DKI Jakarta.
 Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab
dalam pembinaan bangunan gedung untuk wilayah provinsi, di luar DKI
Jakarta.

B. Pemberi Jasa Konstruksi


Pemberi jasa konstruksi pembangunan bangunan gedung negara terdiri atas:
1. Konsultan Manajemen Konstruksi, yang terdiri dari :
 Penanggung Jawab Proyek.
 Penanggung Jawab Lapangan.

Kerja Praktek Perencanaan | 39


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

 Tenaga Ahli Penyusun dan Pengendali Program.


 Tenaga Ahli Arsitektur/Struktur/Mekanikal dan Elektrikal.
 Pengawas Lapangan.
2. Konsultan Perencana, yang terdiri dari :
 Penanggung Jawab Proyek.
 Tenaga Ahli Arsitektur.
 Tenaga Ahli Struktur.
 Tenaga Ahli Utilitas (Mekanikal dan Elektrikal).
3. Konsultan Pengawas, yang terdiri dari :
 Penanggung Jawab Proyek.
 Penanggung Jawab Lapangan.
 Pengawas Pekerjaan Arsitektur.
 Pengawas Pekerjaan Struktur.
 Pengawas Pekerjaan Utilitas (Mekanikal dan Elektrikal).
4. Pemborong, yang terdiri dari :
 Penanggung Jawab Proyek.
 Penanggung Jawab Lapangan.
 Pengawas Pekerjaan Arsitektur/Struktur/Mekanikal dan Elektrikal.
 Tenaga Ahli Estimasi Biaya.
 Tenaga Ahli K3.
 Pelaksana Lapangan.
Proses pembiayaan terhadap unsur-unsur yang terlibat dalam
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara (Pengelola Proyek dan
Pemberi Jasa Konstruksi), dibebankan kepada komponen biaya bangunan yang
bersangkutan.

2.2.4 Sistem Pembayaran


Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah

Kerja Praktek Perencanaan | 40


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

(Pasal 31 tentang Pembayaran Uang Muka dan Prestasi Kerja), menyatakan


bahwa sistem pembayaran pekerjaan dilaksanakan sebagai berikut.
1. Pembayaran uang muka kepada penyedia barang/jasa dilaksanakan sesuai
besaran yang ditetapkan dalam kontrak menurut ketentuan yang berlaku.
2. Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi pekerjaan yang penilaiannya
dilakukan dengan Sistem Sertifikat Bulanan.
3. Sistem Termin, dengan memperhitungkan angsuran uang muka dan
kewajiban pajak.
4. Pembayaran dilakukan dalam mata uang rupiah atau mata uang lain sesuai
nilai atau harga yang dicantumkan dalam perjanjian kontrak.

2.3 Villa
Berikut ini akan membahas tentang pemahaman villa, meliputi pengertian villa,
karakteristik villa, jenis – jenis villa dan faktor – faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam memilih villa.

2.3.1 Pengertian Villa


Beberapa pengertian villa adalah sebagai berikut : (Akmal, 2011)
1. Villa awal mulanya adalah rumah peristirahatan mewah di pedesaan pada masa
kekaisaran Romawi. Dalam perkembangannya villa berubah dan dapat memiliki
berbagai fungsi seperti menjadi kompleks pertanian atau bahkan gereja. Dalam
arsitektur modern, villa dapat ditujukan sebagai bangunan tempat tinggal dalam
berbagai macam bentuk dan ukuran.
2. Villa merupakan suatu akomodasi semi resmi yang merupakan tempat tinggal
sekaligus liburan yang menyediakan produk jasa berupa sarana seperti kamar,
pelayanan makan dan minum, serta rekreasi yang biasanya terletak di luar daerah
yang berhawa sejuk seperti di pinggiran kota, pegunungan, pantai, dan
sebagainya.
3. Karena harganya yang relatif mahal, biasanya hanya orang pengusaha dan
ekskutif mapan yang membeli villa tersebut untuk rekreasi keluarga bersama

Kerja Praktek Perencanaan | 41


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

saudara-saudara serta banyak dijadikan sebagai rumah kedua disaat ingin


beristirahat. Villa juga banyak yang disewakan bagi yang ingin beristirahat tetapi
tak memiliki villa pribadi. Villa yang banyak diminati adalah yang mempunyai
sistem keamanan dengan penjagaan gerbang atau sistem cluster sehingga privasi
dan keamanan pemilik villa terjamin serta dapat menikmati pemandangan dan
hawa yang sejuk dengan nyaman.
4. Villa merupakan suatu sarana akomodasi (penginapan) yang terdiri dari unit-unit
bangunan terpisah seperti halnya rumah tinggal namun bersifat sementara. Villa
mengandung unsur-unsur wisata atau kegiatan perjalanan, dilakukan dengan
keinginan yang bersifat sementara dan bertujuan untuk menikmati suatu objek
wisata.
2.3.2 Karakteristik Villa
Terdapat 3 (Tiga) karakteristik villa yang membedakannya dengan
bangunan rumah tinggal pada umumnya, yaitu : (Endy. 2008 : 62)

A. Segmen Pasar
Villa merupakan salah satu akomodasi wisata yang biasanya terletak
tidak jauh dari daerah wisata. Sasaran pengunjung villa adalah wisatawan
yang bertujuan untuk berlibur, bersenang – senang, mengisi waktu luang dan
melupakan rutinitas bekerja sehari – hari yang membosankan. Selain itu
sasaran dari villa adalah investor luar yang ingin berinvestasi, baik itu
dengan tujuan untuk disewakan atau dipergunakan sendiri.

B. Lokasi
Pada umumnya villa berlokasi di tempat – tempat yang mempunyai potensi
yang baik, misalnya tempat wisata yang menonjolkan pemandangan alam yang
indah. Selain memperhatikan potensi wisata. Villa juga biasanya dibangun di
tempat yang jauh dari keramaian kota dan memiliki potensi topografi atau
bertransis.

Kerja Praktek Perencanaan | 42


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

C. Fasilitas
Secara umum fasilitas yang disediakan pada villa dibagi menjadi 2 (dua)
kategori, yaitu :
1. Fasilitas Umum
Yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti : Bed Room, Bath Room, Kitchen,
Living Room, Maid Room, Laundry, Garage, Wardrobe, Swimming Pool,
dan Strorage.
2. Fasilitas Tambahan
Fasilitas tambahan pada sebuah villa disediakan dengan memanfaatkan
potensi alam yang terdapat di sekitar villa. Misalnya villa yang terletak di
tepi pantai dapat memberikan fasilitas untuk kegiatan olahraga air, selancar,
menyelam dan lain sebagainya.
2.3.3 Jenis – jenis Villa
Villa ditinjau dari segi pendanaannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya sebagai berikut : (Akmal, 2011)
A. Modal sendiri, yaitu modal yang didapat diluar dari kredit investasi, modal ini
dapat berupa kekayaan sendiri atau didapat dengan mengadakan patungan atau
dengan menjual saham, obligasi serta surat berharga lainnya.
B. Modal pinjaman (kredit investasi), yaitu modal yang didapat dari meminjam
kepada pihak lain dan harus dikembalikan dalam jangka waktu yang sudah
ditentukan.
Villa ditinjau dari segi huniannya dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : (Akmal,
2011)
C. Villa yang disewakan, yaitu hunian atau rumah tinggal yang dibangun untuk
disewakan kepada orang-orang yang berminat.
D. Villa yang dijual, yaitu hunian yang sengaja dibangun setelah selesai
pengerjaannya villa tersebut akan dijual kepada orang lain.

Kerja Praktek Perencanaan | 43


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2.3.4 Persyaratan Villa


Syarat-syarat pendirian sebuah villa yang memiliki fasilitas dan pelayanan yang
baik adalah : (Akmal, 2011)
A. Lokasi dan Lingkungan
1. Mudah dicapai dengan kendaraan, hingga masuk kedalam area villa.
2. Harus jauh dari pencemaran udara, pandangan maupun suara.
3. Terletak pada pinggiran atau jauh dari kota.
4.
B. Taman
Villa harus memiliki taman, baik diluar maupun didalam. Biasanya bentuk dan
jenis villa disesuaikan dengan alam dan iklim setempat.
C. Parkir
Perbandingan parkir adalah satu mobil untuk empat kamar.
D. Olahraga dan Rekreasi
1. Menyediakan sarana kolam renang untuk orang dewasa dan anak-anak.
2. Menyediakan satu lagi sarana olahraga selain kolam renang.
E. Bangunan
1. Memenuhi persyaratan perijinan yang berlaku.
2. Keadaan gedung terawatt dan bersih.
3. Sirkulasi manusia dan barang yang baik.
4. Peralatan teknis bangunan, antara lain :
 Utilitas.
 Komunikasi.
 Pemadam kebakaran.
F. Jenis kamar dan persyaratannya
1. Jenis Kamar :
 Single room, kamar dengan satu tempat tidur untuk satu orang tamu.
 Twin room, kamar dengan dua tempat tidur untuk dua orang tamu.
 Double room, kamar dengan satu tempat tidur untuk dua orang tamu.

Kerja Praktek Perencanaan | 44


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

 Triple room, kamar dengan satu atau dua tempat tidur untuk dua orang tamu,
ditambah satu tempat tidur tambahan bagi satu orang tamu lagi.
 Junior suite room, satu kamar besar dengan satu kamar tidur dan satu orang
tamu.
 Suite room, satu kamar besar dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, ruang
makan dan dapur.
 President suite room, satu kamar besar dengan tiga kamar tidur, satu ruang
tamu, ruang makan dan dapur.
2. Persyaratan Kamar :
 Single room : 18 m2.
 Double room : 24m2.
 Tinggi kamar : min 2,65 m.
G. Koridor (lebar minimal 1,6m)
H. Pelengkap dengan :
 Dapur
 Gudang
 Laundry
 Ruang karyawan
 Ruang penerimaan barang.

2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Konsumen memilih Villa


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen memilih villa, antara lain :
(Akmal, 2011)
1. Sosial
2. Hidangan dan Pendidikan
3. Produk
4. Pelayanan
5. Promosi
6. Lingkungan.

Kerja Praktek Perencanaan | 45


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2.4 Program Dasar Perancangan Villa


Berikut ini adalah penjelasan mengenai program dasar perancangan villa yang
dibagi 3 aspek berdasarkan perencanaan, yaitu sebagai berikut.

2.4.1 Aspek Kinerja


Di bawah ini merupakan aspek kinerja dari konsultan perencana, yaitu sebagai
berikut.

A. Sistem Penghawaan

Berikut sistem penghawaan yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.
1. Penggunaan sumber penghawaan alami menggunakan ventilasi dan bukaan pada
bangunan.
2. Orientasi bangunan menghindari panas berlebihan matahari (Timur – Barat), Jika
tidak dapat dihindari maka menggunakan fasade ataupun vegetasi untuk
menguranginya.
3. Pada ruang yang menuntut kualitas udara yang lebih baik menggunakan Air
Conditioner, AC dapat berupa AC Split dan AC Central.

B. Sistem Pencahayaan

Berikut sistem pencahayaan yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.
1. Menggunakan sistem pencahayaan alami pada siang hari yaitu terang langit
bukan sinar matahari secara langsung. Dan menghindari efek radiasi dari sinar
matahari dalam pencahayaan.
2. Pemanfaatan cahaya pada keinginan atau ruangan tertentu untuk menghasilkan
suasana yang berbeda.
3. Pemanfaatan pencahayaan buatan untuk malam hari ataupun siang hari untuk
ruang yang membutuhkan pencahayaan buatan.

Kerja Praktek Perencanaan | 46


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

C. Jaringan Listrik
Berikut jaringan listrik yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.
1. Listrik dari PLN yang disalurkan ke gardu utama yang akan disalurkan ke villa
menggunakan SDP.
2. Menggunakan tenaga cadangan untuk keadaan tertentu berupa genset
3. Pemanfaatan energi alternativ seperti pembangkit listrik tenaga angin, atau
sebagainya.

D. Jaringan Air Bersih


Sumber air bersih menggunakan saluran dari pengelolaan setempat (PAM atau
mata air), pengelolaan sendiri air bersih (sumur dan daur ulang). Menggunakan sistem
distribusi pompa ke fasilitas yang membutuhkan air bersih dan menggunakan sistem
tampung reservoir dan memanfaatkan sistem gravitasi Bumi pada lahan yang
bertransis.
E. Jaringan Drainase (Pembuangan Air Kotor/Limbah)
Berikut jaringan drainase yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.
1. Rainwater (Limbah Air Hujan) dan greywater (Limbah Rumah Tangga)
dialirkan ke saluran drainase setempat.
2. Diolah kembali menjadi air bersih yang memungkinkan saja.

F. Jaringan Penangkal Petir


Menggunakan sistem faraday, dengan prinsip kerja baja galvanus yang dipasang
pada puncak atap dengan jaraj yang terukur dan dihubungkan dengan kawat menuju
tanah.

Kerja Praktek Perencanaan | 47


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

G. Jaringan Penanggulangan Kebakaran


Berikut jaringan penanggulan kebakaran yang ada pada aspek kinerja
perencanaan villa, yaitu sebagai berikut.
1. Pendektesian menggunakan smoke detector dan heat detector.
2. Pengawasan menggunakan CCTV
3. Perlawanan menggunakan fire extinguisher, sprinkler, hydrant box and pillar,
dan Siamese. Penyelamatan menggunakan signage, warning sistem, dan exhaust
fan.

H. Jaringan Transportasi dalam Bangunan


Berikut jaringan transportasi dalam bangunan yang ada pada aspek kinerja
perencanaan villa, yaitu sebagai berikut.
1. Menggunakan tangga untuk transportasi vertical
2. Menggunakan stepping stone untuk transportasi horizontal ruang luar seperti
taman.

I. Jaringan Komunikasi
Sistem telekomunikasi pada villa menggunakan jaringan telpon dan faksimili
melalui jaringan Telkom untuk keperluan pengelolaan villa (keluar) dan PABX atau
alat komunikasi khusus untuk kemudahan komunikasi antar ruang di villa.

J. Jaringan Sampah
Menggunakan cara yang konvensional yaitu karyawan kebersihan (cleaning
servis) yang mengambil sampah dari tempat sampah di seluruh villa kemudian
dimasukkan ke penampungan sampah sementara.

K. Jaringan Keamanan
Berikut jaringan keamanan yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.

Kerja Praktek Perencanaan | 48


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

1. Menggunakan sistem CCTV di ruang – ruang yang membutuhkan dengan


dikontrol melalui ruang control keamanan
2. Tamu menginap dan pekerja diberikan card acces control (seperti kartu kunci
kamar sistem Radio Frequency Identification).

2.4.2 Aspek Teknis


Di bawah ini merupakan aspek teknis dari konsultan perencana, yaitu sebagai
berikut.
1. Sistem modul horizontal ditentukan dengan memperhitungkan modul ruang
efektif, dan modul vertical ditentukan oleh perhitungan efektif utilitas bangunan
dan sistem ventilasi.
2. Sistem struktur disini menggunkan standar struktur 1 – 2 lantai dan struktur tanah
kebun atau sawah.
3. Bahan bangunan disini menggunakan bahan yang sesuai dengan konsep
bangunan, struktur dan konstruksi, modul, kekuatan dan kemudahan perawatan.
Bahan bangunan disini lebih dominan ke bahan alam.

2.4.3 Aspek Arsitektural


Konsep desain berupa arsitektur organik. Karakter yang ingin ditunjukkan adalah
dinamis, unik, dan berharmonisasi dengan alam. Ciri – ciri arsitektur organik yang
akan diperlihatkan pada bangunan ini adalah :
1. Konsep lansekap yang berharmonisasi dengan bangunan dan bentuk tapak
(alam).
2. Konsep bangunan yang eye catching dan unik selaras dengan tata lansekap
dengan menggunakan unsur living music konsep dasar arsitektur organic.
3. Harmonisasi terhadap alam dengan lebih banyak menggunakan material alam.
4. Youthful and unexpected sebagai karakter desain yang akan penuh aksen dan
keunikan.

Kerja Praktek Perencanaan | 49


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

BAB III
TINJAUAN PROYEK

Pada bab ini akan menyajikan mengenai profil perusahaan PT. Reka Massa
Architects selaku konsultan perencana dari proyek Ceningan Villa, Klungkung-Bali,
dan juga akan membahas tentang lokasi proyek Ceningan Villa serta lingkup
pekerjaan perencanaan yang dilakukan oleh PT. Reka Massa Architects pada proyek
tersebut.

3.1 Konsultan Perencana PT. Reka Massa Architects

3.1.1 Sejarah Singkat PT. Reka Massa Architects

Gambar 3.1 Logo PT. Reka Massa Architects

Sumber: PT. Reka Massa Architects

PT. Reka Massa Architects adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada
bidang konsultan perencana yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Konsultan
swasta ini didirikan oleh Bapak I Made Sukarmayasa dan Bapak I Wayan Sarjana
pada tanggal 16 Mei 1994. Kegiatan utama usaha adalah konsultan arsitek yang
bergerak pada penjualan jasa baik itu pembuatan masterplan, controlling, maupun
dalam hal pendampingan. Lingkup perencanaan yang ditangani mencakup tahap

Kerja Praktek Perencanaan | 50


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

desain konseptual/skematik, tahap pengembangan desain, hingga tahap


dokumentasi gambar kerja.

PT. Reka Massa pada awalnya hanya berjalan dengan 2 karyawan saja yaitu
para pendiri perusahaan ini, dimulai dengan menerima beberapa proyek-proyek
kecil, dan terus berkembang hingga perusahaan ini mendapat kepercayaan untuk
menangani proyek-proyek besar seperti Pecatu Indah Resort. PT. Reka Massa
mencapai masa puncaknya pada tahun 1997, dimana perusahaan ini tumbuh besar
dengan mempunyai lebih dari 20 karyawan. Pada tahun 1998 saat terjadi peristiwa
krisis moneter di Indonesia yang menghancurkan perekonomian di berbagai sektor,
hal ini juga dirasakan dampaknya oleh PT. Reka Massa hingga membuat
perusahaan ini hampir gulung tikar. Namun pada tahun 2000 perusahaan ini mulai
bangkit kembali hingga dapat bertahan sampai saat ini.

Dalam perkembangannya, PT. Reka Massa melirik perekonomian Bali yang


pesat, pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan kondisi pariwisata Bali yang
sangat berkembang membuat laju pembangunan pemukiman penduduk, hotel,
villa, rumah sakit dan berbagai fasilitas publik lainnya sangat cepat. Sejak dahulu
prospek bisnis properti memanglah sangat menjanjikan dan akan selalu tumbuh,
karena setiap orang akan membutuhkan rumah untuk berteduh, hotel untuk para
wisatawan menginap, mall untuk orang-orang berbelanja dan rumah sakit sebagai
tempat orang-orang untuk berobat ketika sakit, bisa dibayangkan apabila
perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk yang cepat tidak diimbangi
dengan pembangunan fasilitas publik dan hunian yang memadai.

Melihat hal ini, para investor mulai menanamkan modal dan saham mereka
di Bali mulai dari pemodal kecil berupa villa-villa maupun resort sampai pemodal
besar seperti pembangunan perumahan ataupun hotel. Saat ingin membangun villa,
perumahan ataupun hotel seorang investor membutuhkan seseorang yang memiliki
keahlian untuk mendesain bangunan yang mereka ingingkan, disitulah peran
sebuah perusahaan konsultan arsitek sangat dibutuhkan. Salah satu dari perusahaan
konsultan arsitek yang ada di Bali adalah PT. Reka Massa , perusahaan yang telah

Kerja Praktek Perencanaan | 51


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

lama berdiri ini sekarang belokasi di Jalan Veteran No. 25H Denpasar, PT. Reka
Massa memiliki gaya desain yang cukup unik walaupun secara garis besar desain-
desain bangunan yang mereka ciptakan adalah simple, unik dan natural tapi mereka
tetap memberikan sentuhan unsur-unsur etnik Bali disetiap desain bangunan yang
mereka rencanakan, hal inilah yang membuat PT. Reka Massa dapat bertahan
hingga sekarang, meskipun demikian Bapak Sukarmayasa selaku direktur
sekaligus pemilik PT. Reka Massa masih merasa perusahaannya kurang dikenal
oleh masyarakat, karena meskipun terus mendapat kontrak mendesain bangunan,
itu hanya dikarenakan hubungan lama yang sudah terjalin.

3.1.2 Identitas Konsultan Perencana PT. Reka Massa Architects

PT. Reka Massa adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
Konsultan Arsitek yang berlokasi di daerah Denpasar, Bali. Berdasarkan hasil
observasi dan dokumentasi yang didapat dari PT. Reka Massa, berikut akan
dipaparkan mengenai idenitas secara umum dari perusahaan konsultan perencana
tersebut:

a. Nama Perusahaan :PT. REKA MASSA


b. Alamat : Jalan Veteran No. 25 H Denpasar, Bali
c. Tahun Berdiri : 1994
d. Nomor Telepon : 0361 227044
e. Website : www.rekamassa-architect.com
f. Nama Pendiri : I Made Sukarmayasa dan I Wayan Sarjana
g. Nama Pengelola : I Made Sukarmayasa
h. Jenis Jasa : Konsultan Arsitek
i. Jasa yang dilayani :Brief Formulation, Design Documentation, Consultant
Co-ordination, Graphic and Model Making, Construction Management.
j. Jumlah Karyawan : 8 Orang

k. Waktu Operasional : Senin-Jumat ( 09.00-17.00), Sabtu (09.00-12.00)

Kerja Praktek Perencanaan | 52


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Gambar 3.2 Peta Lokasi PT. Reka Massa Architects


Sumber: Maps.google.com

3.1.3 Status Kelembagaan

Berdasarkan akte pendirian perusahaan tahun 1994, PT. Reka Massa


memiliki badan hukum dan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang berlokasi di
Jalan Veteran No. 25 H, Denpasar – Bali. Perseroan Terbatas merupakan
persekutuan dalam menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha yang
terbagi atas beberapa saham atau lebih. Dalam Perseroan Terbatas, setiap sekutu
bertanggung jawab secara terbatas yaitu menyetor penuh jumlah yang disebutkan
dalam setiap saham.

3.1.4 Ruang Lingkup Profesi

Pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh perseroan ialah berupa konsultan


perencanaan dan pengawasan bangunan termasuk pula jembatan, jalan-jalan,
pengairan, pekerjaan-pekerjaan penggalian/penimbunan tanah, pemasangan
instalasi listrik, instalasi air, minum dan lain-lain yaitu pekerjaan yang lazim
dilakukan oleh suatu perusahaan bangunan.

PT. Reka Massa merupakan biro jasa dan konsultan yang bergerak dalam
bidang perencanaan. Dari sekian banyak proyek yang ditangani oleh PT. Reka
Massa, yang sebagian besar berupa perencanaan Private House, Villa, Landscape
dan Resorts, namun tidak menutup kemungkinan di dalam pengerjaan suatu
proyek, ada proyek lain yang mampu ditangani oleh PT. Reka Massa.

Kerja Praktek Perencanaan | 53


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Berdasarkan surat perintah kerja yang dibuat antara perusahaan dan client
sebagai pengguna jasa, PT. Reka Massa merupakan konsultan perencana yang
khusus menangani pekerjaan perencanaan/perancangan. Adapun lingkup profesi
PT. Reka Massa sangat jelas yaitu melayani client yang ingin dibantu dalam
perencanaan/perancangan bangunan arsitektur, beserta struktur dan utilitas.

3.1.5 Kualifikasi Konsultan Perencana PT. Reka Massa Architects

Mengacu pada peraturan Presiden RI No. 95 Tahun 2007 dan Peraturan


Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 12 Tahun 2008 tentang registrasi
Usaha Jasa Perencana Konstruksi dan Jasa Pengawas Konstruksi Bab II bagian
keempat tentang kualifikasi Jasa Perencana Konstruksi dan Jasa Pengawas
Konstruksi paragraf 1 pasal 10 menyatakan bahwa:

a. Penggolongan kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas


konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat atau kedalaman kompetensi dan
potensi kemampuan usaha, serta kemampuan melakukan perencanaan dan
pengawasan pekerjaan berdasarkan kriteria risiko dan kriteria penggunaan
teknologi dan/atau kriteria besaran biaya.

b. Penggolongan Kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas


konstruksi sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), jenjang kompetensinya
dalam gred, dapat diklasifikasikan dalam golongan sebagai berikut:

1. Kualifikasi usaha besar, berupa : Grade 4 ( > 1 miliar)

2. Kualifikasi Usaha menengah, berupa : Grade 3 (>200 juta – 1 miliar)

3. Kualifikasi Usaha Kecil, berupa : Grade 2 dan Grade 1 (usaha perseorangan)


(0-200 juta)

Berdasarkan atas klasifikasi penggolongan usaha jasa perencana konstruksi dan


menyesuaikan dengan hasil wawancara dengan pihak direktur, PT. Reka Massa
merupakan konsultan perencana yang bergerak pada bidang pekerjaan umum

Kerja Praktek Perencanaan | 54


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

dan diterima sebagai rekanan dengan nilai nominal pekerjaan golongan


menengah dengan kisaran 200 juta – 1 miliar.

Menyesuaikan dengan KEPPRES No. 16 tahun 1994 mengenai prakualifikasi


calon rekanan dinyatakan bahwa, kualifikasi tingkat I (Usaha Menengah)
mengharuskan sebuah perusahaan memiliki luasan ruang studio adalah sebesar
150 m2. Pada PT. Reka Massa sendiri terdapat ruang studio dengan luasan
kurang dari 150 m2 dikarenakan menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
yang tidak lagi menggunakan peralatan gambar manual yang menuntut luasan
yang besar, namun menggunakan media komputer sebagai media penggambaran
sehingga menghemat ruang yang digunakan.

Perihal waktu pelaksanaan kerja, dalam pengerjaan sebuah proyek konsultan


perencana PT. Reka Massa juga menggunakan sistem lembur apabila terjadi
penumpukan deadline proyek sehingga melebihi jam kerja yang di lakukan
seperti biasanya yakni pukul 09.00-17.00, namun dalam penerapannya juga
dilakukan pembatasan waktu lembur sehingga pegawai yang melakukan lembur
dapat bekerja dengan baik keesokan harinya.

Adapun kualaifikasi fasilitas yang tersedia, baik peralatan maupun


perlengakapan yang terdapat pada PT. Reka Massa yang menunjang kegiatan
pekerjaan, adalah sebagai berikut:

Kerja Praktek Perencanaan | 55


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Gambar 3.3 Denah PT. Reka Massa Architects


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

Tabel 3.1 Daftar Luasan Ruang pada PT. Reka Massa Architects

No. Nama Ruang Luas

1 Teras 4 m2

2 Ruang tamu 10.8 m2

3 Ruang admin 12.6 m2

4 Pantry 4.7 m2

5 Toilet 5 m2

6 Ruang Direktur 10 m2

7 Ruang rapat 7.2 m2

Sumber: Dokumen PT. Reka Massa


Kerja Praktek Perencanaan | 56
Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Adapun fasilitas berupa perlengkapan dan peralatan dalam menunjang kegiatan pada
Konsultan Perencana PT. Reka Massa Architects yakni:

Tabel 3.2 Daftar Perlengkapan dan Alat PT. Reka Massa Architects

No. Nama Alat Jumlah

1 Computer desain 5 unit

2 Printer A4 2 unit

3 Printer A3 1 unit

4 AC tiap ruangan 1 unit

5 Router Wifi 1 unit

6 Dispenser 1 buah

7 Telepon 6 buah

8 Scanner 1 buah

9 Meja Kerja 12 buah

10 Meja Rapat 1 buah

11 Kursi 20 buah

12 Lemari Arsip 5 buah

13 Rak kayu 1 buah

14 Soffa 3 buah

Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

Sementara itu, staff yang bekerja di kantor konsultan PT. Reka Massa Architects
sampai saat ini, adalah sebagai berikut:

Kerja Praktek Perencanaan | 57


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Tabel 3.3 Daftar Nama Staff PT. Reka Massa Architects

No. Nama Jabatan

1 Made Sukarmayasa Direktur & Principal Architect

2 Ida Bagus Joni Mantara Arsitek

3 I Made Adi Palguna Arsitek

4 Ni Luh Putu Novie Adriani Sukarma Desain Interior

5 I Nyoman Manubawa Senior Arsitek

6 I Putu Eka Pratama Putra Admin & Desain Grafis

7 Ida Ayu Gede Widi Okantari Desain Interior

8 I Wayan Arimbawa Driver

Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

3.1.6 Hubungan Kerja Konsultan Perencana PT. Reka Massa Architects

Manajemen dan pengorganisasian sebuah perusahaan merupakan sistem yang


sangat penting dalam pelaksanaan aktivitas baik di dalam kantor maupun di dalam
penanganan sebuah proyek, tentunya agar tercipta hasil yang optimal serta mampu
meningkatkan eksestensi perusahaan perlu terjadinya hubungan-hubungan kerja
baik ke dalam (intern) kantor maupun ke luar (ekstern) kantor konsultan. Berikut
adalah hubungan kerja yang terjadi di konsultan perencana PT. Reka Massa
Architects sebagai tempat penulis melaksanakan kerja praktek

A. Hubungan Kerja Kedalam (Intern)

Struktur organisasi perusahaan konsultan perencana PT. Reka Massa berkaitan


dengan hubungan kerja intern perusahaan yang akan ditampilkan dalam bentuk
diagram sebagai berikut:

Kerja Praktek Perencanaan | 58


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Diagram 3.1 Struktur Organisasi PT. Reka Massa Architects


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

Berikut merupakan penjelasan daripada peranan dari masing-masing jabatan yang


terdapat pada struktur organisasi PT. Reka Massa Architects:

1. Principal Architect Arsitek Prinsip

Principal architect bertugas memberikan idea tau gagasan desain yang ditangani
bersama dengan desainer, termasuk membantu desainer dalam mempresentasikan
desain kepada pihak kien. Principal architect pada biro konsultan PT. Reka Massa
berperan penting pada tahap awal pendekatan desain/ide utama dari desainer
menjadi model desain yang memberikan gambaran suatu desain secara garis besar
yang diwujudkan dalam bentuk tiga dimensi (3D). Pada konsultan perencana PT.
Reka Massa, peran Bapak Made Sukarmayasa sebagai principal architect juga
merangkap sebagai direktur yang dimana memiliki tugas memimpin dan
mengawasi aktivitas perusahaan, membuat perencanaan dan mengambil keputusan
yang berpengaruh besar kepada perusahaan, mengkoordinasikan para karyawan
dan memberikan nasihat dalam pelaksanaan tugas.

2. Project Architect (Arsitek)

Project Architect merupakan arsitek yang secara spesifik bertugas mengerjakan


suatu proyek, masing-masing project architect akan menangani suatu proyek,

Kerja Praktek Perencanaan | 59


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

berdasarkan penugasan yang diberikan oleh main architect (Senior Arsitek).


Terkadang untuk perencanaan sebuah proyek berskala besar dapat melibatkan lebih
dari satu arsitek. Seorang arsitek bertugas secara langsung sebagai drafter dengan
membuat gamber kerja (architectural drawing), Bill of Quantity (BQ), dan
pendekatan secara 3D. Untuk lingkup pengerjaan pendekatan 3D yang dikerjakan
hanya sebatas pada pengerjaan model secara global mengacu kepada gambar kerja,
sedangkan untuk keperluan publikasi/pemasaran suatu proyek dimana dituntut
suatu gambar 3D dengan impresi yang dapat mendukung pemasaran proyek, maka
konsultan akan merekomendasikan klien agar menggunakan jasa 3D artist untuk
mmeperoleh hasil yang lebih maksimal.

3. Desain Interior

Seorang Interior Designer bertugas untuk menyelesaikan tuntutan gambar


rancangan ruang dalam dari sebuah proyek yang dirancang, sesuai dengan
keinginan klien dan juga berkoordinasi dengan Principal Architect untuk masalah
ide/konsep desain.

4. Administrasi

Bertanggung jawab terhadap urusan surat menyurat, personalia serta pengadaan


segala perlengkapan yang dibutuhkan dalam menjalankan manajemen pekerjaan
kantor, membuat mailing list atas semua klien, relasi bisnis, instansi, lembaga, dan
hal lain yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, menyiapkan material
untuk pengiriman dokumen, dan invoice.

5. Driver

Bertugas untuk memfasilitasi direktur maupun staff untuk bepergian perihal


urusan perusahaan, seperti meeting, bertemu client dan lain-lain.

B. Hubungan Kerja Keluar (Ekstern)


Hubungan kerja ke luar merupakan hubungan kerja antara pihak konsultan
perencana dengan pihak pemberi tugas serta instansi-instansi yang terkait dalam

Kerja Praktek Perencanaan | 60


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

perencanaan suatu proyek. Adapun hubungan ini diperlukan untuk melancarkan


segala aktifitas yang berkaitan dengan penyelesaian suatu proyek.

Diagram 3.2 Hubungan Kerja Ekstern PT. Reka Massa Architects


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

Masing-masing bagian dari hubungan kerja di atas memiliki tugas atau wewenang
sendiri-sendiri sebagai berikut:

1. Klien/Owner

Klien dalam diagram hubungan kerja di atas merupakan pihak yang memiliki
ide/gagasan awal tentang suatu proyek dan ingin mewujudnyatakan gagasan
tersebut dalam suatu bentuk rencangan desain arsitektural. Dalam hal ini, pihak
klien sebagai pemilik dan pemberi proyek secara langsung menunjuk konsultan
Umaearchitect yang dianggap mampu untuk mewujudkan keinginan klien tersebut,
kemudian oleh kedua belah pihak dibuatlah suatu kontrak kerja yang berisikan
kesepakatan menyangkut perencanaan desain proyek.

2. Konsultan Perencana (PT. Reka Massa Architect)

Setelah terjadi kesepakatan dalam bentuk kontrak kerja dengan pihak klien,
maka konsultan pun memulai melakukan pendataan tentang proyek tersebut untuk
dikembangkan menjadi suatu rancangan. Konsultan perencana bertugas
melaporkan perkembangan proses perencanaan secara berkala dan transparan

Kerja Praktek Perencanaan | 61


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

kepada klien serta menyelesaikan tahap perencanaan secara menyeluruh atas


persetujuan klien mulai dari pembuatan konsep rancangan sampai gambar kerja
yang siap ditenderkan.

3. Kontraktor

Setelah rancangan dan dokumen tender selesai dibuat oleh konsultan perencana,
maka pihak klien akan mengadakan tender untuk memiliki kontraktor yang akan
bertugas melaksanakan proses konstruksi bengunan hingga selesai ataupun
penunjukan kontraktor secra langsung atas rekomendasi dari konsultan perencana.

4. Pemerintah

Pemerintah memiliki kewenangan dalam pengurusan surat-surat serta proses


keluarnya ijin yang diperlukan untuk melancarkan proses konstruksi bangunan,
seperti proses pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Pihak pemerintah
berwenang untuk meninjau proyek yang telah mendapat IMB, untuk kemudian
melihat kesesuaian di lapangan dengan apa yang tercantum dalam gambar IMB.
Hubungan dengan pemerintah juga diperlukan dalam proses mendapatkan data
untuk kelengkapan administrasi proyek

3.1.7 Manajemen Konsultan Proyek

Suatu konsultan perencana memiliki manajemen tersendiri disetiap


kegiatannya, secara garis besar akan dijabarkan sebagai berikut:

A. Manajemen Keuangan

Kepemilikan modal oleh konsultan perencana PT. Reka Massa Architect


sepenuhnya dipegang oleh Bapak Made Sukarmayasa selaku principal architect
sekaligus direktur konultan perencana PT. Reka Massa Architect. Dalam
pengelolaan keuangan, dikelola sendiri oleh direktur dibantu oleh admin. Proses
pemasukan berasal dari fee project yang dibayar klien berdasarkan segmen
pengerjaan dalan kontrak. Untuk pengeluaran dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:

Kerja Praktek Perencanaan | 62


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

1. Pembiayaan Operasional Kantor

Merupakan pembiayaan yang dilakukan pihak konsultan terkait dengan hal-hal


operasional yang mendukung kegiatan konsultan perencana PT. Reka Massa
Architect. Pengeluaran pada pembiayaan operasional kantor meliput:

1. Alat tulis kantor, tinta printer, kertas printer, kertas gambar, dan kertas sketsa.

2. Biaya konsumsi staf (teh, kopi, gula, air mineral).

3. Biaya listrik, telepon, dan air.

4. Biaya transportasi perusahaan.

5. Biaya perawatan alat-alat studio (komputer, printer, scanner,dll).

6. Pembelian buku-buku desain.

2. Pembiayaan Perawatan Bangunan Kantor

Pembiayaan terhadap perawatan bangunan kantor merupakan usaha yang


dilakukan konsultan untuk tetap menjaga kenyamanan serta performansi
bangunan terhadap kinerja perusahaan. Pembiayaan perawatan bangunan kantor
meliputi:

1. Perawatan alat-alat mekanikal dan elektrikal, misalnya perbaikan AC yang


rusak, computer yang rusak, dll.

2. Perawatan terhadap elemen lantai, dinding, dan atap bangunan kantor.

3. Kesejahteraan Tenaga Kerja

Tujangan kesejahteraan para pegawai diberikan setiap awal bulan dengan


besaran nominal yang diberikan menurut pengalaman kerja, pendidikan, dan
keahlian yang dimiliki. Tunjangan yang diterima merupakan sistem gaji tetap,
yang berarti besaran gaji tidak berkaitan dengan besar kacilnya nilai kontrak
pekerjaan proyek. Namun bagi para karyawan, masih memungkinkan untuk

Kerja Praktek Perencanaan | 63


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

mendapat penghasilan tambahan berdasarkan prestasi kerja dan sumbangsihnya


pada suatu proyek yang dikerjakan.

B. Manajemen Tenaga Kerja

Konsultan perencana PT. Reka Massa Architect memperkerjakan staffnya


secara tetap. Namun untuk pihak internship dipekerjakan sesuai dengan kontrak
kerja berdasarkan kebutuhan tenaga yang diperukan oleh konsultan PT. Reka
Massa. Staff internship seperti ahli hitung struktur bangunan dipekerjakan sewaktu-
waktu bila diperlukan. Pengaturan manajemen kerja untuk studio dibedakan
berdasarkan besaran proyek yang ditangani, baik secara progmatik, skala, maupun
secara budget. Untuk proyek berskala kecil menengah seperti proyek rumah tinggal
dan villa, umumnya akan ditangani oleh seorang project architect yang sekaligus
berperan sebagai drafter. Sedangkan untuk proyek bersakala besar yang
menyangkut hospitality design seperti villa, restauran, dan komplek villa, pada
umumnya akan ditangani lebih dari satu project architect dan bisa saja principal
architect sebagai pemimpin dari project ikut turun langsung untuk menangani
proyek tersebut. Strategi seperti ini diberlakukan guna efektifitas pengerjaan
proyek, mengingat jumlah item pekerjaan yang dimiliki konsultan ini cukup banyak
sedangkan staf arsitek berjumlah 3 orang saja.

Setiap proyek yang ditangani oleh PT. Reka Massa Architect selalu diawali dengan
pembuatan konsep sebagai gagasan awal desain oleh principal architect dan
selanjutnya diberikan kepada arsitek untuk dikembangkan menjadi model desain
yang lebih jelas secara global melalui pendekatan 3D dengan berkoordinasi dengan
principal architect. Arsitek akan ditemani oleh pihak lain dalam hal ini bisa seorang
arsitek bisa berkoordinasi dengan arsitek lain ataupun pihak internship untuk
menyelesaikan gambar 2D dan 3D. Hasil dari fase awal desain ini akan
dipresentasikan kepada pihak owner.

Kerja Praktek Perencanaan | 64


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Diagram 3.3 Alur Perintah Kerja dalam PT. Reka Massa Architects
Sumber: Wawancara terhadap senior arsitek

Teknik presentasi yang digunakan pihak konsultan PT. Reka Massa Architect
berupa gambar 3D impression dengan bantuan software Skecth Up, Auto Cad untuk
gambaran yang sudah dimensional, dokumentasi foto, desain grafis, ataupun maket
yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada klien mengenai situasi
tapak dimana proyek berada. Berbagai teknik presentasi ini dipersiapkan oleh pihak
konsultan agar tidak terjadi kesalahpahaman secara teknis maupun persepsi, baik
dari pihak klien dan konsultan, sehingga proses perencanaan pun dapat berjalan
lebih baik.

C. Manajemen Studio Proyek

Studio konsultan PT. Reka Massa Architect berlokasi di Jalan Veteran No. 25H
Denpasar. Bangunan studio ini terdiri dari satu masa bangunan dimana seluruh
kegiatan konsultan perencana terjadi dalam satu bangunan tersebut.

Kerja Praktek Perencanaan | 65


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Gambar 3.4 Denah PT. Reka Massa Architects


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

Pada umumnya hampir seluruh kegiatan terpusat pada ruang studio, tidak ada
ruangan khusus (ruang kerja terpisah) untuk principal maupun karyawan lain
karena semuanya terlibat langsung dalam pengerjaan sebuah proyek. Selain itu hal
ini dikarenakan juga agar suasana saat bekerja lebih homy (nyaman), tidak ada
batasan yang terlalu jauh antara atasan dan staff yang kedudukannya lebih rendah.
Ruang studio juga dilengkapi dengan pantry pada lantai 1 dan kamar mandi pada
lantai 2 demi menunjang kenyamanan staff dalam bekerja.

Untuk ruang rapat dibuat memiliki sifat yang lebih privat yakni tidak terhubung
langsung dengan ruang lain agar suasana saat rapat tidak terganggu dengan
aktivitas lainnya dalam lingkungan kantor. Setiap ruangan dilengkapi dengan
penghawaan buatan (AC) dengan alasan kenyamanan kerja dan untuk menjaga
kondisi perangkat elektronik yang dimiliki. Penghawaan alami pun pada kondisi
tertentu dapat berperan dengan baik, sedangkan pencahayaan alami dipergunakan
dengan sangat baik pada ruang yang didominasi oleh penggunaan material kaca
pada dinding.

3.1.8 Peran, Wewenang, Hak dan Kewajiban serta Tanggung Jawab


Konsultan Perencana

Kerja Praktek Perencanaan | 66


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

PT. Reka Massa sebagai konsultan perencana, memiliki peranan, wewenang,


hak serta kewajiban dan tanggungjawab terhadap klientnya. Adapun hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peranan

Dalam perencanaan sebuah proyek, konsultan perencana memiliki peranan


sebagai berikut:

a. Sebagai perencana, berperan dalam hal mewujudkan maksud dan kehendak dari
pemberi tugas ke dalam bahasa arsitektur, yang didasarkan atas data-data yang
dikumpulkan baik data fisik maupun non-fisik, studi program kebutuhan ruang,
studi analisis site dan analisis konsepsual dari perencanaan proyek tersebut.

b. Sebagai pengawas, berperan dalam hal membantu pemberi tugas di lapangan


untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan fisik dari proyek dalam
mewujudkan hasil desain yang dibuat oleh perencana sampai menjadi wujud
fisik bangunan sesuai dengan gambar yang ada dan untuk menghindari
terjadinya penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2. Peranan

Sesuai dengan peranannya di dalam membantu pemberi tugas maka wewenang


yang dimiliki oleh konsultan perencana dalam perencanaan sebuah proyek adalah
sebagai berikut:

a. Sebagai perencana, memiliki wewenang untuk mengajukan ide-ide dan


memutuskan penyelesaian terhadap segala permasalahan desain yang dihadapi
selama tidak bertentangan dengan ide pemberi tugas, termasuk di dalamnya
mengenai estetika, struktur dan konstruksi serta sistem utilitasnya.

b. Sebagai pengawas, memiliki wewenang untuk mengadakan perubahan-


perubahan dalam pelaksanaan di lapangan, memberikan pekerjaan tambahan
serta memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan pelaksana pembangunan

Kerja Praktek Perencanaan | 67


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

(kontraktor) dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan kode


etik yang ada.

3. Hak

Hak yang dimiliki oleh konsultan perencana dalam perencanaan sebuah proyek
adalah sebagai berikut:

a. Sebagai Perencana, meliputi:

1. Memperoleh imbalan jasa untuk perencanaan.

2. Meminta penjelasan data-data yang ada hubungannya dengan kebutuhan


perencanaan.

3. Mengembalikan tugas yang diberikan kepadanya apabila terjadi kesalahan


yang diperbuat pihak pemberi tugas dengan memperoleh ganti rugi yang
wajar.

b. Sebagai Pengawas, meliputi:

1. Memperoleh imbalan jasa untuk pengawasan.

2. Berhak untuk mengubah gambar bestek, sejauh tidak merugikan pihak


pemberi tugas maupun kualitas pekerjaan.

3. Berhak mengajukan keberatan apabila terjadi hal-hal di luar kemampuannya.

4. Kewajiban

Kewajiban yang dimiliki oleh konsultan perencana dalam perencanaan sebuah


proyek adalah sebagai berikut:

a. Sebagai Perencana, Meliputi:

1. Membuat rencana waktu penyelesaian pekerjaan.

2. Menyelesaikan pekerjaan perencanaan yang diberikan oleh pemberi tugas


sesuai dengan scope pekerjaan yang diberikan.

Kerja Praktek Perencanaan | 68


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

3. Menaati kode etik dalam melaksanakan tugas profesionalisme sebagai arsitek.

4. Mengadakan konsultasi secara periodik dengan pihak pemberi tugas.

5. Memberikan penjelasan secara teknis kepada kontraktor yang akan melakukan


pekerjaan pembangunan.

6. Melakukan perbaikan-perbaikan/perubahan terhadap gambar-gambar bila


diperlukan.

7. Menanggung kerugian yang diderita oleh pihak pemberi tugas sebagai akibat
dari kesalahan yang diperbuat oleh perencana atau orang-orang yang bekerja
kepadanya bila kesalahan tersebut seharusnya dapat dihindari dengan keahlian
dan kewaspadaan atau cara pelaksanaan yang umum.

b. Sebagai Pengawas, meliputi:

1. Melakukan pengawasan berkala pada waktu pelaksanaan pembangunan.

2. Memberikan laporan pelaksanaan kepada pihak pemberi tugas.

3. Berkewajiban terhadap negara, seperti melunasi pajak, memenuhi


persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan olah pemerintah.

5. Tanggung Jawab

Tanggung jawab yang diemban oleh konsultan perencana dalam perencanaan


sebuah proyek adalah sebagai berikut:

1. Kecuali dalam hal-hal yang disebut dalam syarat-syarat di bawah ini, arsitek
bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh arsitek atau oleh orang-orang yang bekerja padanya pada waktu
pelaksanaan tugas bila kesalahan itu dibuat pada keadaan yang seharusnya dapat
dihindarkan dengan keahlian dan kewaspadaan serta cara pelaksanaan tugas
yang lazim. Tanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan dalam keadaan luar
biasa.

Kerja Praktek Perencanaan | 69


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2. Arsitek tidak bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh


orang-orang yang bekerja padanya bila arsitek dapat membuktikan bahwa
kesalahan-kesalahan itu tidak dapat dihindarkan atau tidak dapat diketahui
sebelumnya meskipun ada pengawasan kewaspadaan yang lazim oleh arsitek.

3. Pada dasarnya arsitek tidak bertanggung jawab atas hasil pekerjaan perancangan
ataupun pengawasan yang dilakukan oleh ahli-ahli khusus lain, kecuali ahli-ahli
tersebut bekerja untuk dan atas nama arsitek dalam rangka suatu penugasan
menyeluruh serta dipilih dan diangkat oleh arsitek sendiri, dengan atau tanpa
persetujuan dari pihak pemberi tugas.

Ahli-ahli tersebut, meskipun tidak bekerja untuk dan atas nama arsitek yang
mendapat penugasan terbatas secara tegas disebutkan berada di bawah koordinasi
arsitek sepenuhnya. Bilamana pemilihan ahli-ahli tersebut serta besarnya imbalan
jasa khusus untuk koordinasi telah disetujui arsitek, maka dalam hal ini arsitek
wajib memikul sebagian tanggung jawab atas pekerjaan ahli-ahli tersebut.

3.1.9 Pengalaman Kerja Konsultan Perencana PT. Reka Massa Architect

Selama beberpa tahun Konsultan Perencana ini berdiri, sudah ada beberapa
proyek yang ditangani oleh konsultan perencana PT. Reka Massa Architect,
diantaranya adalah:

1. Tab Villa

Projet ini adalah project villa di laur negeri. Project pertama di luar negeri yaitu
di Cerating Pahang Malaysia. Project yang berupa desain awal sampai gambar
kerja, ownernya adalah teman dari arsitek prisipal PT. Reka Massa Architects.
Ruang lingkup pekerjaannya adalah dari prilimenary desain, sampai gambar kerja
arsitektur, gambar kerja struktur, gambar kerja MEE dan P. Karena waktu tahun
1996-1997 karyawan dari PT Reka Massa Mencapai 15 orang.

Lengkap dengan bidang keahlian struktur, MEEP dan arsitekturnya dan


landscape. Project villa dengan luas site 12 are, dibangun villa berlantai 2 dengan

Kerja Praktek Perencanaan | 70


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

fasilitas kolam renang, outdoor shower, roof garden, rooftop dan view yang
menawan. Konsep awalnya adalah modern dengan model dan bahan penutup atap
dari ijuk dan alang alang yang didatangkan dari langsung dari bali. Dalam proses
penggambaran ini waktu saat tahun 1996-1997 sudah menggambar dengan cad,
namum gambar 3D dibuatkan dengan sketsa dan finishing warna.

Gambar 3.5 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

2. Pecatu Indah Resort


Pecatu indah resort adalah project pertama dari PT. Reka Massa Architects yang
mana ruang lingkup pekerjaan berupa project master plan. Project ini dikerjakan
bersama sama dengan konsultan asing THG Pty Ltd Australia. Project konsep dari
masterplan. Berlokasi di bukit penisula ungasan, dengan luas site 650 hektar yang
dibagi menjadi 3 bagian perkembangn pariwisata yaitu berupa destinasi pariwisata
kelas A, destinasi residence, dan penataan kota kecil atau perumahan elit. Owner
dari ini adalah development terkenal yaitu PT. Bali Pecatu Graha.

Kerja Praktek Perencanaan | 71


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Ruang Lingkup pekerjaan hanya konsep dari masterplan. Yaitu masterplan


mencakup block-block 3 bagian yang dijelaskan diatas. Penentuan luasan masing-
masing block dan penentuan luas kavling serta jumlah kavling, sirkulasi dan
penataan parkir dan sistem MEEP kawasan serta sistem cut and fill dari kawasan
pecatu indah resort.

Konsep yang diambil adalah tradisional balinesa design. Dimana penataan


dengan asta kosala kosali dan penataan bangunan sesuai dengan sanga mandala dan
tri mandala dan perda daerah setempat. Project dikerjakan hampir selama 3 tahun
setelah itu dilepas atau di ambil alih oleh konsultan lain pada tahapan desain setiap
kavling atau setiap kawasan tadi.

Gambar 3.6 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

3. Bukit Pratama Residance dan Deplomatic Enclave

Bukit pratama residence berlokasi di jalan goa gong jimbaran, project berupa
residence menengah keatas dan tidak berlantai. Dengan luas kawasan 5 hektar

Kerja Praktek Perencanaan | 72


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

yanga awalnya hanya kawasan berbatu. Dengan kata lain owner PT. Bali Kharisma
Pratama ini membuka akses baru untuk perumahan elit berupa residence.

Ruang Lingkup pekerjaan berupa gambar arsitektural. Berupa dari prilimanary


desain sampai gambar kerja arsitektural. Serta penataan kawasan masterplan. Serta
konsep awal desain adalah modern minimalis dengan atap limasan dan pelana.

Depelomatic enclave adalah project kawasan residence di timor leste, penataan


kawasan serta sekop pekerjaan berupa gambar arsitektur dan prilimanry desain.
Owner Global Ezy Consolidated meminta penataan kawasan yang hasil 3D berupa
sketsa dan finishing pewarnaan. Project perumahan elit dengan type 1 dan 2 lantai.
Konsep modern minimalis dengan konsep masterplan adalah seperempat lingkaran.

Gambar 3.7 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

4. Private Bungalow dan Telabah Villa


Private bungalow adalah project berlokasi di Putrajaya Malaysia. Bungalow
yang bernuansa residence lebih tepatnya namum residence yang hanya terdiri dari
1 unit seperti private house. Ownernya adalah Dr. Daton Sri Jamaludin meminta
dibuatkan private house namum namanya private bungalow. Karena banyak ada
kamar di dalam bangunan tersebut.

Kerja Praktek Perencanaan | 73


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Ruang lingkup pekerjaan adalah desain arsitekturnya dari tahapan prilimenary


desain sampai gambar kerja arsitektur, consultan perencana struktur dan MEEPnya
berbeda lagi. Konsep yang diambil adalah tradisional daerah setempat dan beberapa
ornamen balinya.

Telabah villa adalah villa yang terletak di pinggiran sungai, namanya telabah
atau sungai yang kecil yang terletak di jalan gunung atena di Denpasar. Ini adalah
komples perumahan semi villa dengan owner PT. Bali Karisma Pratama. Ruang
lingkup pekerjaan berupa desain arsitekturnya, dari tahap perencanaan dan
perancangan gambar kerja arsitekturnya. Konsep yang dipakai adalah modern
tradisional.

Gambar 3.8 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

5. Bali Diamond Hill Villa


Project Bali Diamond Hill Villa terletak di Ungasan Bali, project berupa
kompleks villa dengan pola linier mengikuti sepanjang jalan baru yang dibuat. Bali
Diamond Hill Villa merupakan project villa untuk menengah keatas. Project
diperancangankan pada tahun 2005 pada ruang lingkup pekerjaan arsitekturnya.
Ownernya adalah PT. Bali Sepakat yang bekerja dibidang development sebagai
pemasaran villa hunian untuk di jual lagi kepada pihak lain.

Kerja Praktek Perencanaan | 74


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Project ini memiliki konsep seperti perumahan, seperti one gate sistem, fasilitas
umum taman, parkir tamu, serta area track jogging. Konsep yang diambil adalah
pola dari masterplan berupa pola linier 1 garis karena kondisi site yang memanjang.
Lalu dari segi fasilitas umum mengambil konsep hill seperti namanya yang artinya
fasilitasnya bertingkat seperti bukit transisnya juga cukup curam. Kosep bangunan
masih seperti pada umumnya, memakai konsep modern tradisional dengan
penambahan sustainable dan green architecture. Pada awal rencana akan diisi panel
surya serta sistem pengelolaan air hujan mengingat daerah bukit sangat panas serta
curah hujan yang rendah.

Gambar 3.9 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

6. The Clift Boutique Villa and Spa


Kawasan villa and spa ini berada di Ungasan Bali kompleks resort di pinggir
tebing bukit ungasan yang langsung view dengan laut. Villa type 2 dan 3 kamar
tidur. Konsepnya grid karena sitenya persegi. Project dari PT. A One Properti

Kerja Praktek Perencanaan | 75


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Invetama dan Manajement. Project dalam tahapan perencanaan pada tahun 2006
dimana mengambil ruang lingkup pekerjaan dalam perencanaan arsitekturnya.
Ruang lingkup pekerjaan dimulai dari perencanaan dan pematangan site berupa
cut and fill serta perencanaan masterplannya. Tahapan pengembangan desain dari
unit-unit villa dan fasilitasnya. Serta penggambaran gamabr kerja serta detail dari
gambar kerja.
Konsep awalnya adalah kori yang dimodif modern. Seperti icon dari villa ini.
Lalu konsep dari masterplan dengan pola grid. Semua berorientasi ke arah tebing
pantai. Bangunan mengambil konsep modern tradisional bali serta di awal
penambahan sistem sustainable pada daerah ini.

Gambar 3.10 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

7. Master Plan Pantai Pasir Padi dan Golden Beach Resort


Pembuatan masterplan di pantai pasir padi, masterplan keseluruhan kawasan
pesisir pantai pasir padi. Ownernya yaitu Pemda Kodya Pangkal Pinang. Ini adalah
Project pertama dengan pemerintahan, namum berupa sayembara pembuatan

Kerja Praktek Perencanaan | 76


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

masterplan serta 3D Kawasannya. Namum saat itu desain ini tidak terpilih karena
berbagai alasan yang dilontarkan juri. Konsep awalnya adalah nature yaitu menyatu
dengan alam pantai. Maka dibuatkan dan dimanfaatkan teluk dan tanjung dari
pantai yang ada untuk mengoptimalkan penataan site. Project ini dilakukan pada
2006.
Golden Beach Resort yang berada di Ungasan Bali. Dengan luas lahan 800
hektar akan membuat resort villa, residence, serta fasilitas komersial lainnya yang
nantinya akan dibagi menjadi 3 bagian site atau 3 mock up kavling. Golden Beach
resort ini juga memnafaatkan alam sebagai view serta tanpa merusak tanjung dan
teluk dari pantai. Dan dibuatkan lagoon menjorok ke dalam untuk suasana lebih
kental ke alam serta lebih indah untuk dilihat.

Gambar 3.11 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

8. Bali Royal Hospital


Bali Royal Hospital atau biasa disebut Bross adalah salah satu rumah sakit
swasta di daerah Denpasar. Rumah sakit yang direncanakan dan di rancang pada

Kerja Praktek Perencanaan | 77


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

periode 2009-2010 dan selesai dibangun pada tahun 2011. Owner dari Bross ini
adalah PT. Usadha Putra Jaya. Lokasi Rumah Sakit ini di Jalan Letda Tantular.

Ruang lingkup pekerjaan yang diambil adalah berupa assign desain


arsitekturnya. Dari konsep pentaan site serta penataan room dan fasilitas lainnya,
serta pengembangan desain tampak bangunan. Serta gambar kerja dan detail
gambar kerja.

Konsep desain fix adalah modern namum ada penambahan komponen material
daerah setempat seperti paras. Serta atap limansan namum ornaament balinya tidak
muncul.

Gambar 3.12 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

9. Dharma Residence Umalas


Project ini project yang paling lama yang dikerjakan di PT Reka Massa
Architect. Karena waktu pengerjaannya berlangsung dari periode 2012 sampai
2016. Sudah 3 kali berganti nama Project dan 3 kali berambil alih tangan. Project

Kerja Praktek Perencanaan | 78


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

di kawasan kerobokan Umalas Badung. Dengan konsep residence 1 lantai dengan


1 bedroom. Owner yang bernama Stefanus Wihardja adalah owner ke 3 setelah 2
owner lainnya adalah kakak beliau.

Project ini mengambil ruang lingkup pekerjaan berupa desain arsitekturnya saja,
penataan landspce, interior, strukture, dan MEEP beda lagi. Dharma Residence
Umalas ini mengambil konsep minimalis dicampurkan dengan tradisional, karena
sistem tempat parkir tidak berada di kavling residence. Hanya ada proses jalan kaki
dan sepeda. Dan diperuntukan untuk disewakan.

Konsep pentaan masterplan berpola Grid karena site yang persegi. Sampai saat
ini sudah ada 20 kavling dari residence ini sudah dibangun dan sisanya masih
tahapan revisi gambar dan ada juga tender ulang beberapa unit residence yang 2
lantai.

Gambar 3.13 PT. Reka Massa Project Finish


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

Kerja Praktek Perencanaan | 79


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

3.2 Deskripsi Proyek Ceningan Villa, Klungkung-Bali


3.2.1 Identitas Proyek
Ceningan Villa, Klungkung-Bali merupakan sebuah proyek Villa yang
berlokasi di Nusa Ceningan, Klungkung-Bali. Proyek ini dirancang pada site seluas
± 2000 m². Terbagi atas 3 type Villa yaitu, satu unit untuk villa 3 Bedroom, 2 unit
untuk villa couple 2 bedroom, dan 6 unit villa 2 bedroom dengan jenis tipikal.

Masing-masing unit villa dilengkapi pula dengan fasilitas seperti pantry dan
swimming pool. Proyek Villa ini bergaya arsitektur tropis minimalis yang
menonjolkan hal-hal yang berbau alam seperti penggunaan material kayu, dan batu
alam.

Berikut adalah data proyek yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan
principal architect PT. Reka Massa Bapak Made Sukarmayasa:

Nama Proyek : Ceningan Villa, Klungkung-Bali

Tahun Proyek : 2018

Luasan Site : ± 2000 m²

Owner : Mr. Kim Jing Hong

Alamat Proyek : Nusa Ceningan, Klungkung-Bali

Status Proyek : Proyek Swasta

Waktu Perencana : Mei 2018 – Oktober 2018

Konsultan Perencana : PT. Reka Massa Architect

Alamat Konsultan : Jl. Veteran No.25H Denpasar, Bali

Telpon/Fax : (0361) 227044

Email : rekamassa@dps.centrim.net.id

Principal Architect : Made Sukarmayasa, ST, IAI

Kerja Praktek Perencanaan | 80


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Gambar 3.14 Lokasi Site Ceningan Villa


Sumber: Maps.google.com

3.2.2 Latar Belakang Proyek


Proyek Ceningan Villa ini merupakan salah satu proyek villa yang dikerjakan
oleh konsultanPT. Reka Massa Architect, pengambilan nama “Ceningan”
didasarkan karena lokasi proyek terletak di Nusa Ceningan, Klungkung-Bali
dengan luasan site ± 2000 m². Proyek ini merupakan proyek Villa, dimana proyek
ini di rancangan dengan dilatarbelakangi oleh perkembangan wisatawan yang
berkunjung ke Bali. Wisatawan asing yang melakukan perjalanan wisata ke Bali,
diperkirakan cenderung memilih menginap di Villa atau pondok wisata yang
keberadaannya tersebar hingga pelosok desa. Hal ini tercermin dari tingkat hunian
kamar hotel berbintang di Bali yang cenderung menurun, padahal kunjungan
wisatawan asing bertambah banyak.

Dengan Lokasi yang mendukung, yaitu di kawasan berada dikawasan Nusa


Ceningan, Klungkung, yang merupakan salah satu destinasi Wisata di Bali karena
terkenal dengan pesona-pesona pantainya yang indah, yang masih belum diketahui
banyak orang. Dengan potensi alam yang cukup menjadi daya tarik, Mr. Kim Jing
Hong membuka peluang dengan memanfaatkan lahan dengan luasan ± 2000 m²
untuk membangun pondok hunian atau villa, yang diharapkan dapat menarik dan
mengundang wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menginap di
Ceningan Villa tersebut. Karena villa ini berlokasi di daerah yang strategis , dan

Kerja Praktek Perencanaan | 81


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

rancangan diharapkan di desain sebaik mungkin untuk kenyamanan penghuni


nantinya.

3.2.3 Luasan Proyek

Ceningan Villa merupakan suatu proyek villa yang berlokasi di daerah


Klungkung-Bali dan di bangun ditas lahan ± 2000 m² dengan luas bangunan total
mecapai 1396 m². Luas bangunan yang mencapai 1396 m² terdiri dari beberapa
bangunan yang memiliki berbagai macam luasan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Daftar Nama Bangunan Beserta Luasan Bangunan

No. Keterangan Luasan

1 3 Bedroom (1 Unit) 276.5 m²

2 2 Bedroom (Couple) 1 Unit 200 m²

3 2 Bedroom (6 Unit) 522 m²

4 BOH & Parking 61.5 m²

5 Restaurant & Kitchen 183.5 m²

6 Toilet 18 m²

7 Swimming Pool & Deck 134.5 m²

TOTAL LUAS BANGUNAN 1396 m²

TOTAL LUAS LAHAN 2000 m²

Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

3.2.4 Proses Mendapatkan Proyek

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PT. Reka Massa, maka


penunjukan secara langsung dilakukan berdasarkan kepercayaan dari pihak owner
kepada konsultan perencana PT. Reka Massa yang dilatar belakangi melalui

Kerja Praktek Perencanaan | 82


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

penilaian karya-karya dari perusahaan sendiri baik yang sudah terwujud maupun
melalui portofolio dan informasi lain.

3.2.5 Lingkup Pekerjaan yang Ditangani

Pihak klien menginginkan agar bangunan Ceningan Villa, Klungkung ini


memiliki desain yang minimalis dan punya suasana tropis. Pihak klien juga
menginginkan agar dengan luasan 2000 m² tersebut mendapatkan unit villa
sebanyak mungkin dengan program ruang yang di inginkan owner nantinya. Selain
itu, klien juga menegaskan agar interior bangunan di desain dengan desain tropis.
Lingkup pekerjaan pada proyek ini terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama yaitu
pembuatan schematic design dan design development. Jika tahap pertama telah
disetujui maka akan dilanjutkan ke tahap kedua, yaitu pembuatan construction
drawing. Pada tahap pertama yang merupakan schematic design dan design
development terdapat beberapa item pekerjaan yang masuk dalam lingkup
pekerjaan dari PT. Reka Massa yaitu:

A. Desain Arsitektur dan Teknis

Pada tahapan Desain Arsitektur dan Teknis ini, akan terbagi menjadi beberapa
tahapan pekerjaan berdasarkan Time Schedule yang sudah dibuat oleh pihak PT.
Reka Massa, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahapan Perencanaan (Konsep dan Desain Skematik)

Pada tahapan perencanaan ini terdapat beberapa item pekerjaan yang akan
dilakukan seperti Pengukuran Lokasi dan Pemetaan, Perencanaan dari Pedoman
Desin, dan Perencanaan Desain Awal.

1. Pengukuran Lokasi dan Pemetaan


Pada tahapan ini konsultan mempersiapkan dokumentasi lapangan berupa data-
data pengukuran, dan penelitian lapangan, maupun pemetaan dari lapangan serta
data-data lain yang diperluas untuk keperluan design. Sebagai pedahuluan akan
diselenggarakan pertemuan antara pemakai jasa atau klien dan konsultan perencana

Kerja Praktek Perencanaan | 83


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

bersama-sama dengan konsultan lainnya dalam rangka menetapkan design awal


sesuai dengan kreteria fungsional, anggaran biaya serta jadwal. Dalam hal ini klien
harus dapat memberikan input-input mengenai proyek yang akan diusulkan dan
dapat membantu konsultan perencana untuk memperoleh data-data yang berkaitan
dengan rencana proyek sehingga dapat mempertajam analisa usulan project. Tahap
Pengukuran Lokasi dan Pemetaan ini berlangsung selama 8 minggu, yang dimulai
dari minggu petama di bulan Mei hingga minggu terkahir dibulan Juni berdasarkan
Time Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana yaitu PT.
Reka Massa.

2. Perencanaan dari Pedoman Desain


Setalah mendapatkan data-data yang konkrit pada tahapan Pengukuran Lokasi
dan Pemetaan, maka selanjutnya pada tahapan Perencanaan dari Pedoman Desain
ini suatu konsultan perencanan harus mempu mengolah data-data beserta informasi
yang telah didapatkan pada tahapan sebelumnya, untuk dianalisa lebih lanjut yang
nantinya akan dijadikan sebagai pedoman design dan akan ditampilkan dalam
bentuk gambar-gambar sketsa (sketsa ide) oleh pihak konsultan perencana. Tahpan
ini berlangsung selama 6 minggu, dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juni dan akan
berakhir di minggu ke-4 di Bulan Juli 2018 berdasarkan Time Schedule yang telah
ditetapkan oleh pihak konsultan perencana.

3. Perencanaan Desain Awal


Pada tahapan Perencanaan Desain Awal ini, konsultan perencana akan
melaksanakan peengembangan ide-ide yang ditujukan untuk mendapatkan hasil
pedoman desain terbaik, yang nantinya pada tahapan ini akan menghasilkan:

1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. Development Phase Plan

Kerja Praktek Perencanaan | 84


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

7. Preliminary Selection of Material


8. Cost Plan (Rough Cost Estimate Calculation)
9. Outline Spesification
10. Konsep ide-ide pendahuluan
11. Pemilihan sub Sistem struktur dan bahan-bahan yang digunakan dalam
kontruksi pembangunan.
Tahpan ini berlangsung selama 7 minggu, dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juni
dan akan berakhir di minggu ke-1 di Bulan Agustus 2018 berdasarkan Time
Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana.

2. Tahap Desain Development

Pada tahapan Desain Development atau pengembangan desain ini, suatu


konsultan perencana akan membuat pengembangan ide dari pedoman desain yang
sudah ditetapkan sebelumnya, yang nantinya akan menghasilkan kelauaran berupa:

1. Site Plan
2. Cut and Fill Plan
3. Space Allotment
4. Floor Plans
5. Floor Finish Plans
6. Elevations
7. Section
8. Wall Finish Plans
9. Roof Plans
10. Area Sumarry

Ditahap pengambangan desain ini juga suatu konsultan perencana akan terus
melakukan koordinasi ataupun diskusi dengan pengguna jasa (klien) agar
mendapatkan gambar awalan yang sesuai dengan keinginan dan juga konsep yang
diajukan oleh pengguna jasa, yang mana jika sudah mendapatkan persetujun dari
pihak penguna jasa, suatu konsultan perenanan akan melajutkan ke tahap pekerjaan

Kerja Praktek Perencanaan | 85


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

selanjutnya yaitu Tahapan Pembuatan Gambar Kerja. Pada tahap Desain


Development ini, konsultan perencana menargetkan penyelesain pekerjaan dalam
kurun waktu selama 9 minggu, dimulai dari minggu ke-4 di Bulan Juli hingga
minggu ke-4 di Bulan Agustus 2018, dimana pada tahapan pengembangan desain
ini penulis yang juga selaku mahasiswa kerja praktek mulai melaksanakan kerja
praktek di minggu ke-2 di Bulan Juli 2018 yang mana masuk pada minggu
pengembangan rancangan floor plan, elevation plan, dan section plan berdasarkan
Time Schedule yang sudah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana. Selama
tahap pengembangan rancangan mahasiswa kerja praktek diminta untuk membantu
konsultan dalam hal pembuatan gambar 2D maupun 3D, namun tidak memberikan
keputusan desain.

3. Tahap Pembuatan Gambar Kerja

Setelah melalui tahapan Desain Development dan mendapatkan persetujuan dari


pihak pengguna jasa, maka konsultan perencana akan melanjutkan ketahap
pembuatan gambar kerja, yang mana nantinya pada tahapan ini akan menghasilakn
gambar-gambar yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proyek
dilapangan. Berikut merupakan hasil yang akan didapatkan pada tahapan
pembuatan gambar kerja ini, berdasarkan hasil wawancara dengan senior arsitek,
yaitu:

1. Gambar Kerja Konstruksi Arsitektur


Pada pembuatan gambar kerja konstruksi arsitektur, akan menghasilakan
gambar berupa:
1. Penyempurnaan pada poin desain arsitektur dan pemilihan sistem struktur
2. Detail Toilet dan Bathroom
3. Sanitaru Ware Schedule
4. Door Window and Joinery Detail
5. Architecture flooring detail
6. Architecture celling detail
7. Architecture lighting detail

Kerja Praktek Perencanaan | 86


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

8. Finishing schedule
9. Artist impressions
10. Architectureal spesification

2. Gambar Kerja Konstruksi Struktural


Pada pembuatan gambar kerja konstruksi struktural, akan mengahasilkan
gambar berupa:
1. Detail pondasi
2. Detail kolom, balok, plat lantai
3. Detail plat atap
4. Detail pekerjaan lain lain
5. Spesifikasi struktur

Pada gambar-gambar detail akan dibuat dengan skala yang lebih besar yaitu
menggunakan skala 1:50 hingga 1:20, dengan tujuan untuk memperjelas gambar.
Tahap Pembuatan Gambar Kerja ini membutuhkan waktu pengerjaan selama 13
minggu, terhitung dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juli hingga minggu ke-3 di
Bulan Oktober 2018. Berdasarkan Time Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak
konsultan perencana yaitu PT. Reka Massa.

4. Tahap Pengawasan/Supervision

Pada tahap pengawasan ini, konsultan perencana dan juga pengguna jasa
bersama-sama melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi fisik, untuk
memperoleh hasil akhir dengan kualitas terbaik, serta mampu memenuhi segala
keinginan dari pengguna jasa (klien). Adapun ruang lingkup pekerjaan suatu
konsultan perencana, dalam tahap pengawasan ini ialah:

1. Memberikan penjelasan tambahan mengenai isi dokument kontrak


2. Membuat gambar dan syarat tambahan bila diperlukan
3. Memberikan data atau memperbaiki shop drawing yang dibuat kontraktor atau
pihak 3 yang lainnya

Kerja Praktek Perencanaan | 87


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

4. Mengevaluasi laporan-laporan pelaksanaan pekerjaan untuk kepentingan


pengguna jasa
5. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan minimal sekali dalam tiga minggu dan
maksimal sekali dalam seminggu.
Pada tahpan ini juga, suatu konsultan perencana akan mengkoordinasi pekerjaan
dengan rekanan lainnya yang memilki kaitan dengan perencanaan akhir meliputi
Struktur, Interior Design, MEP dan Landscape Design.

Berdasarkan hasil wawancara dengan senior arsitek PT. Reka Massa yang
sekalikgus menjadi project architect yaitu Bapak I Nyoman Manubawa,
mengatakan bahwa pada saat proses dealing dengan pengguna jasa, pihak
konsultan perencana sudah harus menyiapkan gambar perencanaan desain awal
yang nantinya akan ditunjukan kepada pengguna jasa (klien) yaitu berupa:
1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. 3D Building
Komponen-komponen gambar yang disebutkan diatas akan selalu disiapkan oleh
pihak konsultan perencana disetaip proyek yang ditangani, walaupun tidak tertera
secara tertulis didalam Time Schedule. Bapak I Nyoman Manubawa juga
menyebutkan bahwa gambar 3D akan dibuat semenarik mungkin serta senyata
mungkin dengan mengaplikasikan material-material yang akan digunakan,
sehingga mampu memberikan gambaran kepada pengguna jasa hasil akhir proyek
nantinya.

B. Perencanaan Ruang

Perencanaan ruang yang sering dianggap bagian dari tahap pemrograman oleh
pihak konsultan adalah tahapan dimana pihak konsultan perencana menentukan

Kerja Praktek Perencanaan | 88


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

ruang-ruang yang diperlukan dalam suatu proyek yang didasarkan oleh kebutuhan
ruang dari pihak pengguna jasa. Untuk dimensi ruang yang akan ada dalam
bangunan, sepenuhnya dilakukan oleh pihak konsultan perencana.
Pemrograman/perencanaan ruang ini dilakukan dengan metode Black Box, dimana
Metode Black Box ini merupakan salah satu metode dalam mendesain. Metode ini
berkeyakinan bahwa proses desain yang paling utama terletak di dalam proses
berpikir melalui tukar pikiran secara bebas antara principal architect dengan
project architect ataupun pihak-pihak yang terlibat didalam proses perencanaan
yang kemudian di transformasikan secara sistematis. Yang perlu digaris bawahi
dalam proses ini adalah apa yang dikeluarkan dari pemikiran desainer/perancang
merupakan bagian yang tidak terjangkau dari kontrol kesadarannya. Pada dasarnya,
metode ini dapat dikatakan rasional dalam skill actionnya tapi irasional dalam
penjelasan. Proses ini dilakukan dengan mengandalkan pengalaman arsitek yang
telah terbiasa merancang proyek sejenis. Untuk kebutuhan ruang dalam Villa ini
sesuai dengan keinginan owner yaitu :

1. 1 Unit Villa 3 Bedroom

2. 1 Unit Villa 2 Bedroom Type Couple

3. 6 Unit Villa 2 Bedroom Type Tipikal

4. BOH & Parking

5. Restaurant & Kitchen

6. Toilet

7. Swimming Pool & Deck

Dan untuk masing- masing unit villa, owner meminta kebutuhan ruang yang ada
antara lain :

1. 2 Kamar Tidur dengan Kamar Mandi dalam untuk Villa dengan Type Tipikal
dan Couple

Kerja Praktek Perencanaan | 89


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2. 3 Kamar Tidur dengan Kamar Mandi dalam untuk Villa dengan Type 3 Bedroom

3. Terdapat Dining Room lengkap dengan pantrynya

4. Living Room

5. Swimming Pool Area

Pada tahap Perencanaan Ruang ini juga diperlukan Konsep Perencanaan Tapak
(Masterplan) dan Penataan Unit Villa yang nantinya juga akan dijelaskan kepada
pengguna jasa (klien). Berikut penjelasannya secara garis besar:

1. Konsep Perencanaan Tapak (Masterplan)

Konsep Perencanaan Tapak atau yang biasa disebut dengan Masterplan


merupakan pengolahan site yang akan dibangun. Dalam hal perancangan Ceningan
Villa ini memiliki karakter tapak yang bertransis dengan kemiringan yang terdapat
di beberapa bagian site, sehingga penataan villa dibuat mengikuti kontur tanah yang
ada, dengan tetap memerhatikan permintaan klien.

Gambar 3.15 Potongn Kemiringan Site


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

2. Penataan Unit Villa

Pada tahap ini Principal Architect akan menentukan komposisi dari massa-
massa bangunan dan sirkulasinya. Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan
dan disepakati dengan pihak owner, villa ini terdiri dari 8 unit bangunan yang
teridiri dari:

1. 1 Unit Villa 3 Bedroom

2. 1 Unit Villa 2 Bedroom Type Couple

3. 6 Unit Villa 2 Bedroom Type Tipikal

Kerja Praktek Perencanaan | 90


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Juga dilengkapi dengan ruang penunjang lainnya seperti:

1. BOH & Parking

2. Restaurant & Kitchen

3. Toilet

4. Swimming Pool & Deck

Principal architect kemudian mengkomposisikan masing-masing unit villa ini


untuk mendapatkan kisaran luasan per unit yang sesuai dengan kondisi site. Maka
penataan villa setelah melalui konsep perancangan tapak dan programing akan
didapat yaitu:

Akses Menuju Site

Gambar 3.16 Masterplan Ceningan Villa


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

Jika gambar sudah terskala berdasarkan tahapan sebelumnya, maka untuk


keperluan meeting dengan pengguna jasa (klien) perlu disiapkan gambar master

Kerja Praktek Perencanaan | 91


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

plan secara keseluruhan dalam wujud 3D atau gambar layout agar lebih mudah
dipahami oleh pengguna jasa.

C. Dokumen Pedoman Perencanaan

Pada perencanaan Ceningan Villa ini terdapat bebrapa dokumen yang akan
dijadikan pedoman dalam proses prerancangan nantinya, seperti kontrak kerja.
Dalam dokumen kontrak kerja akan dicantumkan beberapa pasal-pasal penting
yang akan dijadiakan pedoman dalam melaksanakan perancangan suatu proyek,
seperti:

A. Pasal 1 tentang Ruang Lingkup Pekerjaan

Pada Pasal 1 akan dijelaskan mengenai ruang lingkup pekerjaan yang harus di
laksanakan oleh pihak konsultan dalam merencanakan proyek Ceningan Villa,
Klungkung-Bali yaitu Pekerjaan Perencanaan Arsitektur Ceningan Villa,
Klungkung-Bali, yang meliputi:

1. Tahapan Perencanaan (Konsep dan Desain Skematik)

Pada tahapan perencanaan ini terdapat beberapa item pekerjaan yang akan
dilakukan seperti Pengukuran Lokasi dan Pemetaan, Perencanaan dari Pedoman
Desin, dan Perencanaan Desain Awal.

1. Pengukuran Lokasi dan Pemetaan


Pada tahapan ini konsultan mempersiapkan dokumentasi lapangan berupa data-
data pengukuran, dan penelitian lapangan, maupun pemetaan dari lapangan serta
data-data lain yang diperluas untuk keperluan design. Sebagai pedahuluan akan
diselenggarakan pertemuan antara pemakai jasa atau klien dan konsultan perencana
bersama-sama dengan konsultan lainnya dalam rangka menetapkan design awal
sesuai dengan kreteria fungsional, anggaran biaya serta jadwal. Dalam hal ini klien
harus dapat memberikan input-input mengenai proyek yang akan diusulkan dan
dapat membantu konsultan perencana untuk memperoleh data-data yang berkaitan
dengan rencana proyek sehingga dapat mempertajam analisa usulan project.

Kerja Praktek Perencanaan | 92


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2. Perencanaan dari Pedoman Desain


Setalah mendapatkan data-data yang konkrit pada tahapan Pengukuran Lokasi
dan Pemetaan, maka selanjutnya pada tahapan Perencanaan dari Pedoman Desain
ini suatu konsultan perencanan harus mempu mengolah data-data beserta informasi
yang telah didapatkan pada tahapan sebelumnya, untuk dianalisa lebih lanjut yang
nantinya akan dijadikan sebagai pedoman design dan akan ditampilkan dalam
bentuk gambar-gambar sketsa (sketsa ide) oleh pihak konsultan perencana.

3. Perencanaan Desain Awal

Pada tahapan Perencanaan Desain Awal ini, konsultan perencana akan


melaksanakan peengembangan ide-ide yang ditujukan untuk mendapatkan hasil
pedoman desain terbaik, yang nantinya pada tahapan ini akan menghasilkan:

1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. Development Phase Plan
7. Preliminary Selection of Material
8. Cost Plan (Rough Cost Estimate Calculation)
9. Outline Spesification
10. Konsep ide-ide pendahuluan
11. Pemilihan sub Sistem struktur dan bahan-bahan yang digunakan dalam
kontruksi pembangunan.
2. Tahap Desain Development

Pada tahapan Desain Development atau pengembangan desain ini, suatu


konsultan perencana akan membuat pengembangan ide dari pedoman desain yang
sudah ditetapkan sebelumnya, yang nantinya akan menghasilkan kelauaran berupa:

1. Site Plan

Kerja Praktek Perencanaan | 93


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2. Cut and Fill Plan


3. Space Allotment
4. Floor Plans
5. Floor Finish Plans
6. Elevations
7. Section
8. Wall Finish Plans
9. Roof Plans
10. Area Sumarry

3. Tahap Pembuatan Gambar Kerja

Setelah melalui tahapan Desain Development dan mendapatkan persetujuan dari


pihak pengguna jasa, maka konsultan perencana akan melanjutkan ketahap
pembuatan gambar kerja, yang mana nantinya pada tahapan ini akan menghasilakn
gambar-gambar yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proyek
dilapangan. Berikut merupakan hasil yang akan didapatkan pada tahapan
pembuatan gambar kerja ini, berdasarkan hasil wawancara dengan senior arsitek,
yaitu:

1. Gambar Kerja Konstruksi Arsitektur


Pada pembuatan gambar kerja konstruksi arsitektur, akan menghasilakan
gambar berupa:
1. Penyempurnaan pada poin desain arsitektur dan pemilihan sistem struktur
2. Detail Toilet dan Bathroom
3. Sanitaru Ware Schedule
4. Door Window and Joinery Detail
5. Architecture flooring detail
6. Architecture celling detail
7. Architecture lighting detail
8. Finishing schedule
9. Artist impressions

Kerja Praktek Perencanaan | 94


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

10. Architectureal spesification

2. Gambar Kerja Konstruksi Struktural


Pada pembuatan gambar kerja konstruksi struktural, akan mengahasilkan
gambar berupa:
1. Detail pondasi
2. Detail kolom, balok, plat lantai
3. Detail plat atap
4. Detail pekerjaan lain lain
5. Spesifikasi struktur

Pada gambar-gambar detail akan dibuat dengan skala yang lebih besar yaitu
menggunakan skala 1:50 hingga 1:20, dengan tujuan untuk memperjelas gambar

4. Tahap Pengawasan/Supervision

Pada tahap pengawasan ini, konsultan perencana dan juga pengguna jasa
bersama-sama melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi fisik, untuk
memperoleh hasil akhir dengan kualitas terbaik, serta mampu memenuhi segala
keinginan dari pengguna jasa (klien). Adapun ruang lingkup pekerjaan suatu
konsultan perencana, dalam tahap pengawasan ini ialah:

1. Memberikan penjelasan tambahan mengenai isi dokument kontrak


2. Membuat gambar dan syarat tambahan bila diperlukan
3. Memberikan data atau memperbaiki shop drawing yang dibuat kontraktor atau
pihak 3 yang lainnya
4. Mengevaluasi laporan-laporan pelaksanaan pekerjaan untuk kepentingan
pengguna jasa
5. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan minimal sekali dalam tiga minggu dan
maksimal sekali dalam seminggu.
Pada tahpan ini juga, suatu konsultan perencana akan mengkoordinasi pekerjaan
dengan rekanan lainnya yang memilki kaitan dengan perencanaan akhir meliputi
Struktur, Interior Design, MEP dan Landscape Design.

Kerja Praktek Perencanaan | 95


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

B. Pasal 2 tentang Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan Perencanaan dan Perancangan Desain Arsitektur harus sudah


selesai dalam jangka waktu 168 (seratus enam puluh delapan) hari kalender (6
Bulan) terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian ini. Berdasarkan Time
Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak PT. Reka Massa.

C. Pasal 3 tentang Publikasi

Pada pasal tentang Publikasi tercantum beberapa point yang terdapat dalam
kontrak kerja, yaitu:

1. Pihak Pertama berhak untuk membuat ulang atau mempublikasikan perspektif


atau bahan-bahan lain pada tahap 2 kepada khalayak ramai, brosur-brosur pre
opening (peresmian awal) atau melalui media hubungan masyarakat lainnya.

2. Pihak Kedua berhak untuk membuat ulang dan atau mengumumkan penjelasan
artikel dengan atau tanpa ilustrasi yang berhubungan dengan syarat-syarat
daerah.

D. Pasal 4 tentang Penjelasan Tambahan

Dalam pasal ini akan dimuat beberapa point yang tertera didalam kontrak,
seperti:

1. Dalam perjanjian ini Pihak Kedua akan mempersiapkan, jika di minta oleh
Pihak Pertama, untuk memberikan pertimbanagan dan atau membantu pada
pemilihan seniman-seniman atau pemahat-pemahat yang akan di pekerjakan
untuk pekerjaan yang bermacam-macam.
2. Pihak Kedua akan membantu Pihak Pertama dalam berhubungan dengan
berbagai atau keseluruhan yang timbul dengan kontraktor, seniman, dan suplier
yang terlibat dalam pekerjaan yang dilaksanakan dalam perjanjian ini, walaupun
semua adalah pelayanan yang sah dan biaya yang terkait dalam hubungannya
dengan berbagai perselisihan akan di terima dan di tanggung oleh Pihak
Pertama.

Kerja Praktek Perencanaan | 96


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

E. Pasal 5 tentang Gambar dan Spesifikasi

Pada pasal ini akan disebutkan beberapa point yang tertera didalam kontrak,
yaitu:

1. Pihak Kedua akan menyediakan dua rangkap gambar untuk Pihak Pertama dari
gambar yang telah disetujui.

2. Persiapan dari semua perencanaan, naskah dan desain kerja lainnya yang
berhubungan dengan pra rencana akan dilaksanakan di kantor Perencana/Arsitek
atau di kantor Pihak Kedua.

F. Pasal 6 tentang Hak Cipta Desain

Dalam pasal ini akan dimuat beberapa point yang tertera didalam kontrak,
seperti:

1. Hak cipta dari seluruh naskah yang di siapkan oleh Pihak Kedua dalam
hubungannya dengan perjanjian ini di serahkan kepada Pihak Kedua tanpa
persetujuan dari Arsitek terlebih dahulu dan tanpa penggantian kerugian
tambahan akan di setujui di setiap masalah.

2. Pihak Pertama tidak berhak baik secara langsung maupun tidak langsung
mempergunakan dokumen ini untuk menyelesaikan pekerjaan selain yang
termasuk dalam syarat-syarat dari perjanjian ini kecuali bila di perlukan untuk
pemeliharaan, perbaikan atau penggantian.

G. Pasal 7 tentang Tanggung Jawab Pemakasi Jasa/Klien

Pada pasal ini akan disebutkan beberapa point yang tertera didalam kontrak,
yaitu:

1. Pihak Pertama harus menyediakan Pihak Kedua kebutuhan-kebutuhan untuk


informasi desain, informasi anggaran belanja dan data-data lain yang berkaitan
dengan hal tersebut dan menjamin pemberian informasi penting yang sama
kepada konsultan-konsultan lainnya bila di perlukan.

Kerja Praktek Perencanaan | 97


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2. Pihak Pertama harus menangani dengan segera semua rancangan-rancangan,


spesifikasi, media presentasi, contoh-contoh dan dokumen-dokumen lainnya
yang di serahkan oleh Pihak Kedua untuk memperoleh persetujuan atau saran
dalam waktu yang masuk akal/pantas sehingga tidak menunda pekerjaan dari
Pihak Kedua.

3. Pihak Pertama harus bertanggung jawab atas perolehan semua perijinan dan
persetujuan proyek dan dibantu oleh Pihak Kedua.

4. Pihak Pertama harus mengganti semua biaya yang di keluarkan oleh Pihak
Kedua untuk kepergiannya keluar Daerah berkaitan dengan proyek yang di
maksud dalam pasal 1, yang meliputi:

a. Biaya transportasi udara normal class, biaya bagasi, dan biaya akomodasi
selama dalam penanganan pekerjaan yang berkaitan dengan proyek di
maksud.

b. Pemakai jasa/Klien harus membayar professional fee untuk arsitek dan atau
yang mewakili untuk kepergiannya keluar Daerah berkaitan dengan proyek
yang di maksud :

1. Rp. 2.500,000,00 (Satu Juta lima ratus ribu rupiah) per hari untuk senior
arsitek.
2. Rp.1,000,000,00 (Satu juta rupiah) per hari untuk junior arsitek.

H. Pasal 8 tentang Tanggung Jawab Perencana/Arsitek


Dalam pasal ini akan dimuat beberapa point yang tertera didalam kontrak,
seperti:

1. Pihak Kedua harus bersikap profesional dalam segala hal, berlaku sebagai
penasehat Pihak Pertama dan dapat di percaya sejauh mengenai tugas yang di
serahkan kepadanya, berbuat adil antara Pihak Pertama dan Pihak atau
Konsultan lainnya.

Kerja Praktek Perencanaan | 98


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

2. Pihak Kedua harus melatih semua keahliannya yang semestinnya, memelihara


dan rajin dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan perjanjian ini.

3. Selalu berdasarkan kepada syarat 9.01 dari perjanjian ini, penggantian kerugian
yang di kenakan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama harus sebagai mana
yang tercantum dalam perjanjian ini dan akan menyusun anggaran
penggantian kerugian yang berhubungan dengan perjanjian ini, di mana di
antaranya Pihak Kedua tidak boleh menerima komisi perdagangan apapun,
potongan harga, allowance/tunjangan atau pembayaran tidak langsung atau
ganti rugi lainnya dalam hubungannya dengan kontraktor dan atau suplier yang
terlibat dalam ruang lingkup kerja dari Pihak Kedua sebagaimana yang
tercantum dalam syarat 2.

I. Pasal 9 tentang Biaya-Biaya Desain dan Cara Pembayaran

Dalam pembayaran perencana proyek pembangunan Ceningan Villa,


Klungkung-Bali ini menggunakan system termin yang sudah disepakati didalam
kontrak. Berikut akan dijelaskan secara garis besar mengenai sistem pembayaran
pada proyek Ceningan Villa;

1. Down Payment (DP) sebesar 20% dari seluruh biaya perencanaan akan
dibayarkan selambat-lambatnya pada saat penandatanganan surat perintah kerja
(SPK)

2. Pada tahap selanjutnya akan dibayarkan sebesar 30% atas penyelesaian


pekerjaan tahap pertama

3. Ditahap selanjutnya akan dibayarkan sebesar 30% atas penyelesaian pekerjaan


tahap kedua

4. Ditahap terakhir pekerjaan akan dibayar sebesar 20% atas penyelesaian


pekerjaan tahap ketiga, atau pekerjaan telah selesai seluruhnya (100%)

J. Pasal 10 tentang Perjanjian

Kerja Praktek Perencanaan | 99


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Pada pasal 10 ini terdapat beberapa point perjanjian yang tertera didalam
kontrak, seperti:

1. Perjanjian ini di anggap telah mulai berlaku segera atas pelaksanaan hal tersebut
oleh kedua belah pihak yang di maksud dalam perjanjian ini.

2. Perjanjian ini mengandung keseluruhan pengertian dari ke dua belah pihak dan
hanya dapat di modifikasikan dengan alat yang secara tertulis ditandatangani
oleh ke dua belah pihak di bawah ini. Proposal dalam hal ini yang datang dari
satu pihak akan di berikan berdasarkan pertimbangan dari pihak lain.

3. Semua pemberitahuan dalam hal ini akan di layani dengan sepantasnya jika di
kirim melalui pos udara tercatat atau pesawat udara atau melalui kurir/pesuruh
kepada yang di alamati, dari sana alamatnya muncul pada halaman depan hal
tersebut atau sebagaimana alamat lainnya hal itu mungkin mengikuti tanggal
dari pemberitahuan tersebut yang telah dikomunikasikan secara tertulis kepada
pihak lainnya yang di maksud dalam tujuan.

4. Bilamana terdapat kekurangan atau perubahan atas pekerjaan ataupun kesalahan


dalam Surat Perjanjian ini, maka akan di adakan perubahan/penyempurnaan
seperlunya oleh ke dua belah pihak, dan di atur secara tertulis dalam Surat
Perjanjian Tambahan (Addendum) yang merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan Surat Perjanjian ini.

3.3 Time Schedule

Berdasarkan Time Schedule perencanaan proyek Ceningan Villa yang sudah


ditetapkan oleh pihak konsultan perencana yaitu PT. Reka Massa, Time Schedule
dibagi menjadi kedalam empat tahapan pekerjaan, yang mana setiap tahapan yang
tertera dalam Time Schedule sudah memiliki tenggang waktunya (Deadline) masing-
masing. Berikut akan dijelaskan secara singkat, setiap tahapan pekerjaan yang tertera
didalam Time Schedule:

1. Tahapan Perencanaan (Konsep dan Desain Skematik)

Kerja Praktek Perencanaan | 100


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Pada tahapan perencanaan ini terdapat beberapa item pekerjaan yang akan
dilakukan seperti Pengukuran Lokasi dan Pemetaan, Perencanaan dari Pedoman Desin,
dan Perencanaan Desain Awal.

1. Pengukuran Lokasi dan Pemetaan


Pada tahapan ini konsultan mempersiapkan dokumentasi lapangan berupa data-data
pengukuran, dan penelitian lapangan, maupun pemetaan dari lapangan serta data-data
lain yang diperluas untuk keperluan design. Sebagai pedahuluan akan diselenggarakan
pertemuan antara pemakai jasa atau klien dan konsultan perencana bersama-sama
dengan konsultan lainnya dalam rangka menetapkan design awal sesuai dengan
kreteria fungsional, anggaran biaya serta jadwal. Dalam hal ini klien harus dapat
memberikan input-input mengenai proyek yang akan diusulkan dan dapat membantu
konsultan perencana untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan rencana
proyek sehingga dapat mempertajam analisa usulan project. Tahap Pengukuran Lokasi
dan Pemetaan ini berlangsung selama 8 minggu, yang dimulai dari minggu petama di
bulan Mei hingga minggu terkahir dibulan Juni berdasarkan Time Schedule yang telah
ditetapkan oleh pihak konsultan perencana yaitu PT. Reka Massa.

2. Perencanaan dari Pedoman Desain


Setalah mendapatkan data-data yang konkrit pada tahapan Pengukuran Lokasi dan
Pemetaan, maka selanjutnya pada tahapan Perencanaan dari Pedoman Desain ini suatu
konsultan perencanan harus mempu mengolah data-data beserta informasi yang telah
didapatkan pada tahapan sebelumnya, untuk dianalisa lebih lanjut yang nantinya akan
dijadikan sebagai pedoman design dan akan ditampilkan dalam bentuk gambar-gambar
sketsa (sketsa ide) oleh pihak konsultan perencana. Tahpan ini berlangsung selama 6
minggu, dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juni dan akan berakhir di minggu ke-4 di
Bulan Juli 2018 berdasarkan Time Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan
perencana.

3. Perencanaan Desain Awal

Kerja Praktek Perencanaan | 101


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Pada tahapan Perencanaan Desain Awal ini, konsultan perencana akan


melaksanakan peengembangan ide-ide yang ditujukan untuk mendapatkan hasil
pedoman desain terbaik, yang nantinya pada tahapan ini akan menghasilkan:

1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. Development Phase Plan
7. Preliminary Selection of Material
8. Cost Plan (Rough Cost Estimate Calculation)
9. Outline Spesification
10. Konsep ide-ide pendahuluan
11. Pemilihan sub Sistem struktur dan bahan-bahan yang digunakan dalam kontruksi
pembangunan.
Tahpan ini berlangsung selama 7 minggu, dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juni dan
akan berakhir di minggu ke-1 di Bulan Agustus 2018 berdasarkan Time Schedule yang
telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana.

2. Tahap Desain Development

Pada tahapan Desain Development atau pengembangan desain ini, suatu konsultan
perencana akan membuat pengembangan ide dari pedoman desain yang sudah
ditetapkan sebelumnya, yang nantinya akan menghasilkan kelauaran berupa:

1. Site Plan
2. Cut and Fill Plan
3. Space Allotment
4. Floor Plans
5. Floor Finish Plans
6. Elevations

Kerja Praktek Perencanaan | 102


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

7. Section
8. Wall Finish Plans
9. Roof Plans
10. Area Sumarry

Ditahap pengambangan desain ini juga suatu konsultan perencana akan terus
melakukan koordinasi ataupun diskusi dengan pengguna jasa (klien) agar mendapatkan
gambar awalan yang sesuai dengan keinginan dan juga konsep yang diajukan oleh
pengguna jasa, yang mana jika sudah mendapatkan persetujun dari pihak penguna jasa,
suatu konsultan perenanan akan melajutkan ke tahap pekerjaan selanjutnya yaitu
Tahapan Pembuatan Gambar Kerja. Pada tahap Desain Development ini, konsultan
perencana menargetkan penyelesain pekerjaan dalam kurun waktu selama 9 minggu,
dimulai dari minggu ke-4 di Bulan Juli hingga minggu ke-4 di Bulan Agustus 2018,
dimana pada tahapan pengembangan desain ini penulis yang juga selaku mahasiswa
kerja praktek mulai melaksanakan kerja praktek di minggu ke-2 di Bulan Juli 2018
yang mana masuk pada minggu pengembangan rancangan floor plan, elevation plan,
dan section plan berdasarkan Time Schedule yang sudah ditetapkan oleh pihak
konsultan perencana. Selama tahap pengembangan rancangan mahasiswa kerja praktek
diminta untuk membantu konsultan dalam hal pembuatan gambar 2D maupun 3D,
namun tidak memberikan keputusan desain.

3. Tahap Pembuatan Gambar Kerja

Setelah melalui tahapan Desain Development dan mendapatkan persetujuan dari


pihak pengguna jasa, maka konsultan perencana akan melanjutkan ketahap pembuatan
gambar kerja, yang mana nantinya pada tahapan ini akan menghasilakn gambar-
gambar yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proyek dilapangan.
Berikut merupakan hasil yang akan didapatkan pada tahapan pembuatan gambar kerja
ini, berdasarkan hasil wawancara dengan senior arsitek, yaitu:

1. Gambar Kerja Konstruksi Arsitektur

Kerja Praktek Perencanaan | 103


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Pada pembuatan gambar kerja konstruksi arsitektur, akan menghasilakan gambar


berupa:
1. Penyempurnaan pada poin desain arsitektur dan pemilihan sistem struktur
2. Detail Toilet dan Bathroom
3. Sanitaru Ware Schedule
4. Door Window and Joinery Detail
5. Architecture flooring detail
6. Architecture celling detail
7. Architecture lighting detail
8. Finishing schedule
9. Artist impressions
10. Architectureal spesification

2. Gambar Kerja Konstruksi Struktural


Pada pembuatan gambar kerja konstruksi struktural, akan mengahasilkan gambar
berupa:
1. Detail pondasi
2. Detail kolom, balok, plat lantai
3. Detail plat atap
4. Detail pekerjaan lain lain
5. Spesifikasi struktur

Tahap Pembuatan Gambar Kerja ini membutuhkan waktu pengerjaan selama 13


minggu, terhitung dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juli hingga minggu ke-3 di Bulan
Oktober 2018. Berdasarkan Time Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan
perencana yaitu PT. Reka Massa.

4. Tahap Pengawasan/Supervision

Pada tahap pengawasan ini, konsultan perencana dan juga pengguna jasa bersama-
sama melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi fisik, untuk memperoleh hasil akhir
dengan kualitas terbaik, serta mampu memenuhi segala keinginan dari pengguna jasa

Kerja Praktek Perencanaan | 104


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

(klien). Adapun ruang lingkup pekerjaan suatu konsultan perencana, dalam tahap
pengawasan ini ialah:

1. Memberikan penjelasan tambahan mengenai isi dokument kontrak


2. Membuat gambar dan syarat tambahan bila diperlukan
3. Memberikan data atau memperbaiki shop drawing yang dibuat kontraktor atau pihak
3 yang lainnya
4. Mengevaluasi laporan-laporan pelaksanaan pekerjaan untuk kepentingan pengguna
jasa
5. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan minimal sekali dalam tiga minggu dan maksimal
sekali dalam seminggu.
Pada tahapan ini juga, suatu konsultan perencana akan mengkoordinasi pekerjaan
dengan rekanan lainnya yang memilki kaitan dengan perencanaan akhir meliputi
Struktur, Interior Design, MEP dan Landscape Design.
Berdasarkan hasil wawancara dengan senior arsitek PT. Reka Massa yang sekalikgus
menjadi project architect yaitu Bapak I Nyoman Manubawa, mengatakan bahwa pada
saat proses dealing dengan pengguna jasa, pihak konsultan perencana sudah harus
menyiapkan gambar perencanaan desain awal yang nantinya akan ditunjukan kepada
pengguna jasa (klien) yaitu berupa:
1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. 3D Building
Komponen-komponen gambar yang disebutkan diatas akan selalu disiapkan oleh pihak
konsultan perencana disetaip proyek yang ditangani, walaupun tidak tertera secara
tertulis didalam Time Schedule. Bapak I Nyoman Manubawa juga menyebutkan bahwa
gambar 3D akan dibuat semenarik mungkin serta senyata mungkin dengan

Kerja Praktek Perencanaan | 105


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

mengaplikasikan material-material yang akan digunakan, sehingga mampu


memberikan gambaran kepada pengguna jasa hasil akhir proyek nantinya.

3.4 Permasalahan Dalam Melaksanakan Kerja Praktek

Gambar 3.17 Time Schedule Proyek Ceningan Villa


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa

Dalam melaksanakan Kerja Praktek (KP), penulis yang sekaligus mahasiswa kerja
praktek amat sangat terbantu dalam penyusunan laporan ini, dengan segala keterbukaan
serta bantuan yang diberikan oleh pihak konsultan perencana yaitu PT. Reka Massa
Architect. Dalam hal pengumpulan data-data yang memiliki sangkut pautnya dengan
proyek yang dikerjakan oleh mahasiswa kerja praktek yaitu proyek Ceningan Villa,
Klungkung-Bali, pihak PT. Reka Massa sangat membantu dalam hal memberikan
informasi, baik informasi dalam hal teknis maupun dalam hal non-teknis, seperti:

1. Pekerjaan Teknis

Dalam malaksakan pekerjaan teknis, mahasiswa kerja praktek mendapatkan banyak


pengetahuan baru mengenai cara penggambaran yang baik dan benar yang selama ini
belum banyak diketahui. Serta pihak konsultan perencana pula memberikan masukan
berupa tips and trick dalam mengerjakan suatu gambar proyek agar dapat diselesaian

Kerja Praktek Perencanaan | 106


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

dengan cepat dan tepat waktu serta mampu membuat gambar 3D yang mampu memikat
perhatian pengguna jasa (klien).

2. Pekerjaan Non-Teknis

Pada pekerjaan non-teknis, mahasiswa kerja praktek mendapatkan banyak masukan


dari pengalaman-pengalaman staff PT. Reka Massa yang yang sudah terlebih dahulu
terjun dalam dunia pekerjaan. Pihak konsultan perencana membagikan pengalaman
mereka dalam hal penanganan dengan pengguna jasa (klien) seperti cara berbicara yang
jelas dan menarik perhatian klien, cara mempresentasikan suatu gambar proyek
dihadapan pengguna jasa maupun calon pengguna jasa, serta kamipun diberikan
gambaran bagaiman cara mendapatkan suatu proyek, baik melalui tender maupun
dengan penunjukan langsung. Pengalaman-pengalaman yang mereka bagikan kepada
kami tentunya akan sangat membantu dalam hal memperkaya diri dengan ilmu-ilmu
mengenai dunia pekerjaan yang akan kami hadapi kedepannya.

3.5 Aspek Non-Teknis Perencanaan Ceningan Villa, Klungkung-Bali

3.5.1 Manajemen Tenaga Kerja dan Persiapan


Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah proyek karena
secara tidak langsung menentukan keberhasilan proyek tersebut. Manajemen
tenaga kerja yang digunakan pada penanganan proyek Ceningan Villa, Klungkung
dikerjakan oleh seorang principle architect dengan architect dan biasanya dibantu
lagi oleh mahasiswa magang atau dalam masa kerja praktek.
Bapak Made Sukarmayasa sebagai principal architect merumuskan konsep
untuk klien. Selanjutnya konsep itu dikembangkan oleh Project architectnya,
dimana project architect dalam proyek Ceningan Villa ini yaitu I Nyoman
Manubawa, ST. Pada jangka waktu perancangan proyek ini principal architect
melakukan meeting mingguan dengan project architect beserta junior architetct
untuk mengontrol dan mengawasi pekerjaan. Namun apabila sedang menghadiri
acara atau meeting dengan klien lain dan tidak sempat untuk melakukan kontrol
pada pekerjaan, project architect akan memberikan hard copy atau gambar print

Kerja Praktek Perencanaan | 107


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

kepada principle architect untuk selanjutnya direvisi apabila terjadi perubahan atau
kesalahan dalam penggambaran. Principal Architect juga harus berkoordinasi
dengan owner terkait perubahan dan revisi design. Kegiatan selama seminggu yang
tidak dapat dikontrol langsung oleh principle architect menggunakan kontrol tidak
langsung dengan pembuatan weekly report sehingga diketahui kegiatan hariannya.
Lokasi pengerjaan perencanaan dan perancangan proyek Ceningan Villa ini
adalah di Studio PT. Reka Massa Architect yang berlokasi di Jl. Veteran No.25H
Denpasar, Bali yang dimiliki oleh konsultan perencana PT. Reka Massa. Dalam
proyek ini, staff yang terlibat langsung tidak hanya bekerja dalam hal pengerjaan
gambar saja, namun terlibat dari awal perencanaan, seperti survey pada site, serta
turun langsung ke lapangan untuk penghayatan terhadap site dan penyesuaian
konsep yang akan dibangun nantinya.
Dalam hal ini, mahasiswa kerja praktek (magang) untuk perencanaan Proyek
Ceningan Villa, Klungkung ini bertugas untuk membantu konsultan dalam hal
drafting, modeling, beserta sketsa, untuk keputusan desain tetap berada di tangan
project architect dan principal architect. Sehingga mahasiswa kerja praktek tidak
memiliki tanggungjawab terhadap hasil desain yang dilaporkan pada laporan ini.
3.5.2 Hubungan Kerja
Pada tahap perencanaan suatu proyek terdapat beberapa alur hubungan
kerjayang akan di sebutkan secara garis besar sebagai berikut:
1. Hubungan Kerja Kedalam (Intern)
Hubungan kerja antara staff yang bekerja di konsultan perencana PT. Reka
Massa Architect dalam menangani suatu proyek sangat jelas. Setiap orang akan
diberikan tanggung jawab pada masing-masing bagian proyek. Sistem team
work adalah cara yang diterapkan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
Dimana gambar akan dikerjakan secara bersama-sama dengan pembagian tugas
tertentu yang ditentukan langsung oleh project architect sesuai kemampuan dari
masing-masing staff.
2. Hubungan Kerja Keluar (Ekstern)

Kerja Praktek Perencanaan | 108


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Hubungan kerja keluar pada proyek Ceningan Villa ini ditangani oleh beberapa
pihak. Pihak yang terlibat dalam proyek ini ditunjuk oleh konsultan maupun oleh
owner sendiri dan sudah biasa bekerja sama dengan pihak konsultan. Pihak yang
terlibat dalam proyek ini adalah pihak – pihak yang memenuhi kriteria, memiliki
prestasi yang baik, serta memiliki kualitas kerja sama yang baik pula. Pihak-
pihak lain yang terlibat dan diajak bekerja sama dengan konsultan adalah pilihan
dari pihak konsultan perencana maupun atas keinginan dari kien sendiri, baik
dalam penyediaan ahli struktur, mekanikal, elektrikal, plumbing, dan ahli
struktur. Sistem kerjasama dan sistem perekrutan untuk konsultan-konsultan ini
adalah sistem tender yang teknisnya disesuaikan sendiri oleh owner.

3.3.3. Manajemen Waktu Kerja


Manajemen waktu untuk mengerjakan proyek ini adalah menggunakan
waktu kerja yang dilakukan sehari-hari oleh kantor konsultan perencana PT. Reka
Massa Architect, yang dimulai dari pukul 09.00 – 17.00 Wita yang berlangsung
dari hari senin hingga jumat, sedangkan pada hari sabtu waktu kerja yaitu pukul
09.00 – 12.00 Wita. Namun apabila deadline proyek menjadi lebih pendek, maka
diberlakukan waktu lembur hingga pukul 22.00 Wita, Dalam pengerjaan Proyek
Ceningan Villa ini, waktu pengerjaannya terbilang cukup konsisten dimana, kerja
lembur atau overtime jarang terjadi sejak awal pengembangan, hingga construction
drawing. Kerja lembur terjadi sesekali ketika klien meminta revisi disaat gambar
akan di serahkan. Sehingga sering kali semua staff akan dilibatkan untuk mengejar
gambar dengan menggunakan jam lembur (over time).
3.3.4. Mananjemen Penyimpanan Gambar dan File
Pembuatan gambar-gambar untuk Proyek Ceningan Villa ini melalui
beberapa media baik 2D maupun 3D. Untuk media 2D menggunakan aplikasi
AutoCAD dan Photoshop dari proses konsep design hingga design developement.
Untuk gambar 3D menggunakan aplikasi sketchup dan Lumion agar hasil gambar
terlihat lebih nyata dan hidup. File Auto CAD disimpan dengan menggunakan
kode-kode nama tertentu sementara untuk pembuatan gambar dengan SketchUp

Kerja Praktek Perencanaan | 109


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

dan Photoshop menggunakan nama inisial dan waktu pengerjaan. Pembuatan


gambar yang terus mengalami revisi akan disimpan dengan format kode nama dari
proyek dengan diikuti tanggal dilakukan revisi terhadap gambar. Sehingga akan
terlihat jelas urutan revisi – revisi pekerjaan gambar dari awal hingga akhir pada
tahap finishing. Untuk penyimpanan gambar yang sudah tidak diperlukan akan
disimpan ke dalam sebuah file – file penyimpanan sebagai sebuah inventaris.
Penggambaran dalam sistem drafting menggunakan standar gambar yang
sudah diatur baik manajemen layer serta ketebalan garis melalui sistem warna,
sehingga pengerjaannya menjadi lebih mudah dengan hanya mengganti warna garis
tanpa merubah layer. Selain itu format yang digunakan akan menjadi ciri khas atau
identitas perusahaan itu sendiri. Gambar – gambar yang sudah dikerjakan akan
didiskusikan dengan pihak owner dalam meeting yang dilakukan secara rutin dan
hasilnya akan dipertimbangkan lagi dengan berbagai revisi yang diinginkan oleh
pihak owner melalui rekomendasi design hingga mencapai design final yang
selanjutnya akan dikembangkan.
3.3.5 Pemilihan Material
Pemilihan material menjadi sangat penting dalam pengerjaan proyek ini
karena menyangkut budget dengan kualitas design yang diharapkan oleh pihak
owner. Secara garis besar pemilihan material didiskusikan secara bersama-sama
baik oleh pihak owner dengan pihak konsultan. Namun pemilihan material
dominan dipilih oleh pihak owner yang selanjutnya akan didiskusikan oleh
principle architect dengan project architect dengan memberikan pertimbangan –
pertimbangan terkait pemilihan material tersebut.
Dalam pemilihan bahan pada Proyek Ceningan Villa ini, pihak owner
menginginkan materialnya agar bernuansa tropis atau natural dimana menggunkan
bahan- bahan dengan kesan alami berupa batu – batu alam, bambu dan kayu. Dan
juga pemilihan material dipertimbangkan dengan jarak pembelian atau lokasi bahan
agar tidak terlalu jauh sehingga menghemat biaya.
Setelah material disepakati, hal tersebut dicatat sebagai bagian dari spesifikasi
bahan untuk proyek ini. Apabila dalam pengerjaannya terdapat perubahan –

Kerja Praktek Perencanaan | 110


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

perubahan, maka akan didiskusikan kembali dengan pihak owner. Pemilihan


material akan menentukan karakter dalam perencanaan serta dapat mempengaruhi
biaya pembangunan dan harga jual bangunan.
3.3.6 Pedomana Perancangan
1. Time Schedule Project (TSP)
Time Schedule Project (TSP) merupakan pekerjaan berdasarkan jadwal.
Jadwal dibuat untuk menjadi sebuah pedoman dalam pengerjaan sebuah
proyek selama rentang waktu proyek yang diberikan. Dalam hal
perencanaan Proyek Ceningan Villa ini, diberikan waktu perencanaan
selama enam bulan dimulai dari bulan Mei hingga Oktober 2018. Dalam
rentang waktu tersebut diharapkan target yang telah direncanakan dapat
terselesaikan dengan berpedoman pada TSP perencanaan. Sementara
untuk rentan mahasiswa kerja praktek adalah tiga bulan terhitung dari
bulan Juli hingga bulan Oktober 2018 sehingga penulis mulai masuk pada
tahap Design Development dan Construction Drawing. (Time schedule
dari proyek Ceningan Villa, terlampir pada bagian lampiran).

2. Term of Reference (TOR) dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)


Dalam pengerjaan proyek ini tidak dibuat TOR secara tertulis sebagai
acuan kerja, namun hanya berupa keinginan dari owner yang disampaikan
secara lisan dan dicatat oleh pihak konsultan yang disebut dengan client
brief. Keinginan yang disampaikan oleh pihak owner selanjutnya akan di
tuangkan dan dirangkum ke dalam kontrak kerja. Sementara itu, rencana
kerja dan persyaratan yang tertuang di dalam RKS dibuat oleh pihak
konsultan perencana PT. Reka Massa Architetct sebagai principal
architect.

3. Kontrak Kerja
Kontrak kerja menjadi sangat penting di dalam perjanjian proyek antara
pihak owner dengan seorang konsultan, maupun dengan pihak – pihak lain.
Dalam artian keberadaan surat kontrak merupakan surat hukum yang

Kerja Praktek Perencanaan | 111


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

mengikat dan mengatur dari masing-masing pihak yang menandatangani


surat kontrak tersebut baik dalam hal pembayaran, waktu pembayaran, dan
lain – lain.

3.3.7 Pihak-Pihak yang Terlibat

Pihak – pihak yang terlibat dalam perencanaan Proyek Villa Karang Sari 600
ini adalah dari pihak owner sendiri, konsultan perencana PT. Reka Massa Architect,
tenaga-tenaga ahli perencanaan seperti Mechanical Electrical & Plumbing (MEP),
Desain Interior, serta struktur. Berikut merupakan penjelasan secara garis besar
mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut:

1. Owner

Owner yang dimaksud dalam Proyek Ceningan Villa, Klungkung ini yaitu Mr.
Kim Jing Hong. Pihak owner memberikan pengarahan dan menceritakan
keinginannya mengenai design bangunan yang akan dibangunnya. Selanjutnya
semua arahan – arahan tersebut akan disampaikan kepada principle architect
utnuk diterjemahkan pada sebuah design oleh project architect. Dalam proyek
ini, penentu keputusan mutlak adalah owner.

Seluruh gambar yang sudah diselesaikan secara bertahap akan dipresentasikan


kepada owner dalam sebuah meeting untuk selanjutnya dipertimbangkan dengan
berbagai perubahan sesuai dengan keinginan owner.

2. Principle Architect
Principle Architect Proyek Ceningan Villa ini adalah Bapak Made Sukarmayasa,
ST., IAI. Principle architect akan menterjemahkan semua keinginan dari owner
melalui sketsa–sektsa design. Principle architect akan membuat prinsip–prinsip
design yang akan diberikan kepada project architect untuk selanjutnya
dikerjakan ke dalam design development Semua perubahan yang terjadi atau
revisi–revisi terhadap design, harus mendapatkan persetujuan dan pengarahan
dari principle architect.

Kerja Praktek Perencanaan | 112


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

3. Project Architect
Project architect pada proyek ini, adalah I Nyoman Manubawa, bertugas untuk
menjadi tangan kanan principle architectyang sekaligus menjadi senior arsitek
diperusahaan tersebut. Project architect akan mengembangkan konsep design
yang telah diberikan oleh principle architect. Segala ukuran, serta teknik
penggambaran akan dilakukan oleh project architect dengan tetap melakukan
konsultasi dengan principle architect. Terkadang apabila principle architect
tidak dapat menghadiri meeting dengan pihak klien, project architect dapat
menggantikan posisi principle architect untuk mengadakan meeting dengan
klien. Project architect nantinya juga akan bertugas untuk mengarahkan dan
memimpin team worknya yang terdiri dari junior architect, ME, plumbing, dan
juga mahasiswa magang yang membantu dalam menyelesaikan Proyek
Ceningan Villa, Klungkung-Bali.

4. Mahasiswa Kerja Praktek (Magang)


Penulis yang dalam hal ini berperan sebagai Mahasiswa Kerja Praktek (KP)
memiliki tugas untuk membantu proses drafting, pemodelan 3D dan laporan.
Mahasiswa KP berhak menanyakan alasan sebuah keputusan design. Namun
dalam hal ini mahasiswa KP tidak diberikan wewenang untuk mengubah design
dengan cara mengurangi atau menambah komponen dalam design. Akan tetapi
mahasiswa KP berhak memberikan usulan terhadap design walaupun belum
tentu diterima.

5. Tenaga Ahli
Tenaga ahli akan bekerja pada saat gambar masih dalam proses pengerjaan.
Tenaga ahli merupakan bidang ilmu yang dimiliki oleh beberapa orang yang ahli
dalam ilmunya masing-masing. Pihak konsultan akan mencari pertimbangan
terhadap tenaga ahli ini, baik dalam struktur bangunan, sistem plumbing, sistem
mekanikal dan elektrikal dan yang lainnya dengan menyerahkan gambar kepada
masing-masing tenaga ahli. Adapun tenaga ahli yang berperan dalam proyek ini

Kerja Praktek Perencanaan | 113


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

akan diseleksi dengan cara tender. Tenaga ahli juga ada berasal dari free lance
yang hanya disewa jasanya saat proyek-proyek terntentu.

3.4 Aspek Teknis dalam Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung-Bali

3.4.1 Persiapan
Pada tahap persiapan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu persiapan kedalam
dan persiapan keluar, yang akan dijelaskan secara garis besar sebagai berikut:

1. Persiapan Kedalam
Persiapan ke dalam yang dilakukan adalah pembuatan Time Schedule Project
(TSP) dalam jenjang waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam Proyek
Villa Nusa Ceningan, pihak-pihak yang terlibat adalah:

Konsultan perencana PT. Reka Massa Architect memperkerjakan staffnya


secara tetap. Namun untuk pihak internship dipekerjakan sesuai dengan kontrak
kerja berdasarkan kebutuhan tenaga yang diperukan oleh konsultan PT. Reka
Massa. Staff internship seperti ahli hitung struktur bangunan dipekerjakan
sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengaturan manajemen kerja untuk studio
dibedakan berdasarkan besaran proyek yang ditangani, baik secara progmatik,
skala, maupun secara budget. Untuk proyek berskala kecil menengah seperti
proyek rumah tinggal dan villa, umumnya akan ditangani oleh seorang Project
Architect yang sekaligus berperan sebagai drafter. Sedangkan untuk proyek
bersakala besar yang menyangkut hospitality design seperti villa, restauran, dan
komplek villa, pada umumnya akan ditangani lebih dari satu Project Architect
dan bisa saja Principal Architect sebagai pemimpin dari project ikut turun
langsung untuk menangani proyek tersebut. Strategi seperti ini diberlakukan
guna efektifitas pengerjaan proyek, mengingat jumlah item pekerjaan yang
dimiliki konsultan ini cukup banyak sedangkan staf arsitek berjumlah 3 orang
saja.

Kerja Praktek Perencanaan | 114


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Diagram 3.3 Alur Perintah Kerja dalam PT. Reka Massa Architects
Sumber: Wawancara terhadap senior arsitek

Setiap proyek yang ditangani oleh PT. Reka Massa Architect selalu diawali
dengan pembuatan konsep sebagai gagasan awal desain oleh Principal Architect
dan selanjutnya diberikan kepada arsitek untuk dikembangkan menjadi model
desain yang lebih jelas secara global melalui pendekatan 3D dengan
berkoordinasi dengan Principal Architect. Arsitek akan ditemani oleh pihak lain
dalam hal ini bisa seorang arsitek bisa berkoordinasi dengan arsitek lain ataupun
pihak internship untuk menyelesaikan gambar 2D dan 3D. Hasil dari fase awal
desain ini akan dipresentasikan kepada pihak owner.

Teknik presentasi yang digunakan pihak konsultan PT. Reka Massa Architect
berupa gambar 3D impression dengan bantuan software Skecth Up, Auto Cad
untuk gambaran yang sudah dimensional, dokumentasi foto, desain grafis,
ataupun maket yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada klien
mengenai situasi tapak dimana proyek berada. Berbagai teknik presentasi ini
dipersiapkan oleh pihak konsultan agar tidak terjadi kesalahpahaman secara
teknis maupun persepsi, baik dari pihak klien dan konsultan, sehingga proses
perencanaan pun dapat berjalan lebih baik.

2. Persiapan Keluar

Kerja Praktek Perencanaan | 115


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Pada tahapan Persiapan keluar ini, akan terbagi menjadi beberapa tahapan
pekerjaan berdasarkan Time Schedule yang sudah dibuat oleh pihak PT. Reka
Massa, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahapan Perencanaan (Konsep dan Desain Skematik)

Pada tahapan perencanaan ini terdapat beberapa item pekerjaan yang akan
dilakukan seperti Pengukuran Lokasi dan Pemetaan, Perencanaan dari Pedoman
Desin, dan Perencanaan Desain Awal.

A. Pengukuran Lokasi dan Pemetaan

Pada tahapan ini konsultan mempersiapkan dokumentasi lapangan berupa data-


data pengukuran, dan penelitian lapangan, maupun pemetaan dari lapangan serta
data-data lain yang diperluas untuk keperluan design. Sebagai pedahuluan akan
diselenggarakan pertemuan antara pemakai jasa atau klien dan konsultan perencana
bersama-sama dengan konsultan lainnya dalam rangka menetapkan design awal
sesuai dengan kriteria fungsional, anggaran biaya serta jadwal. Dalam hal ini klien
harus dapat memberikan input-input mengenai proyek yang akan diusulkan dan
dapat membantu konsultan perencana untuk memperoleh data-data yang berkaitan
dengan rencana proyek sehingga dapat mempertajam analisa usulan project. Tahap
Pengukuran Lokasi dan Pemetaan ini berlangsung selama 8 minggu, yang dimulai
dari minggu petama di bulan Mei hingga minggu terkahir dibulan Juni berdasarkan
Time Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana yaitu PT.
Reka Massa.

B. Perencanaan dari Pedoman Desain

Setalah mendapatkan data-data yang konkrit pada tahapan Pengukuran Lokasi


dan Pemetaan, maka selanjutnya pada tahapan Perencanaan dari Pedoman Desain
ini suatu konsultan perencanan harus mempu mengolah data-data beserta informasi
yang telah didapatkan pada tahapan sebelumnya, untuk dianalisa lebih lanjut yang
nantinya akan dijadikan sebagai pedoman design dan akan ditampilkan dalam

Kerja Praktek Perencanaan | 116


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

bentuk gambar-gambar sketsa (sketsa ide) oleh pihak konsultan perencana.


Tahapan ini berlangsung selama 6 minggu, dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juni
dan akan berakhir di minggu ke-4 di Bulan Juli 2018 berdasarkan Time Schedule
yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana.

C. Perencanaan Desain Awal

Pada tahapan Perencanaan Desain Awal ini, konsultan perencana akan


melaksanakan peengembangan ide-ide yang ditujukan untuk mendapatkan hasil
pedoman desain terbaik, yang nantinya pada tahapan ini akan menghasilkan:

12. Site Plan


13. Block Plan
14. Cut and Fill Plan
15. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
16. Space’s Allotment
17. Development Phase Plan
18. Preliminary Selection of Material
19. Cost Plan (Rough Cost Estimate Calculation)
20. Outline Spesification
21. Konsep ide-ide pendahuluan
22. Pemilihan sub Sistem struktur dan bahan-bahan yang digunakan dalam
kontruksi pembangunan.
Tahapan ini berlangsung selama 7 minggu, dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juni
dan akan berakhir di minggu ke-1 di Bulan Agustus 2018 berdasarkan Time
Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana.

2.Tahap Desain Development


Pada tahapan Desain Development atau pengembangan desain ini, suatu
konsultan perencana akan membuat pengembangan ide dari pedoman desain yang
sudah ditetapkan sebelumnya, yang nantinya akan menghasilkan lauaran berupa:

11. Site Plan

Kerja Praktek Perencanaan | 117


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

12. Cut and Fill Plan


13. Space Allotment
14. Floor Plans
15. Floor Finish Plans
16. Elevations
17. Section
18. Wall Finish Plans
19. Roof Plans
20. Area Sumarry

Ditahap pengambangan desain ini juga suatu konsultan perencana akan terus
melakukan koordinasi ataupun diskusi dengan pengguna jasa (klien) agar
mendapatkan gambar awalan yang sesuai dengan keinginan dan juga konsep yang
diajukan oleh pengguna jasa, yang mana jika sudah mendapatkan persetujuan dari
pihak penguna jasa, suatu konsultan perenanan akan melajutkan ke tahap pekerjaan
selanjutnya yaitu Tahapan Pembuatan Gambar Kerja. Pada tahap Desain
Development ini, konsultan perencana menargetkan penyelesain pekerjaan dalam
kurun waktu selama 9 minggu, dimulai dari minggu ke-4 di Bulan Juli hingga
minggu ke-4 di Bulan Agustus 2018, dimana pada tahapan pengembangan desain
ini penulis yang juga selaku mahasiswa kerja praktek mulai melaksanakan kerja
praktek di minggu ke-2 di Bulan Juli 2018 yang mana masuk pada minggu
pengembangan rancangan floor plan, elevation plan, dan section plan berdasarkan
Time Schedule yang sudah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana. Selama
tahap pengembangan rancangan mahasiswa kerja praktek diminta untuk membantu
konsultan dalam hal pembuatan gambar 2D maupun 3D, namun tidak memberikan
keputusan desain.

3. Tahap Pembuatan Gambar Kerja

Setelah melalui tahapan Desain Development dan mendapatkan persetujuan dari


pihak pengguna jasa, maka konsultan perencana akan melanjutkan ke tahap
pembuatan gambar kerja, yang mana nantinya pada tahapan ini akan menghasilkan

Kerja Praktek Perencanaan | 118


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

gambar-gambar yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proyek di


lapangan. Berikut merupakan hasil yang akan didapatkan pada tahapan pembuatan
gambar kerja ini, berdasarkan hasil wawancara dengan senior arsitek, yaitu:

A. Gambar Kerja Konstruksi Arsitektur

Pada pembuatan gambar kerja konstruksi arsitektur, akan menghasilkan gambar


berupa:
11. Penyempurnaan pada poin desain arsitektur dan pemilihan sistem struktur
12. Detail Toilet dan Bathroom
13. SanitaryWare Schedule
14. Door Window and Joinery Detail
15. Architecture flooring detail
16. Architecture celling detail
17. Architecture lighting detail
18. Finishing schedule
19. Artist impressions
20. Architectureal spesification

B.Gambar Kerja Konstruksi Struktural


Pada pembuatan gambar kerja konstruksi struktural, akan mengahasilkan
gambar berupa:
6. Detail pondasi
7. Detail kolom, balok, plat lantai
8. Detail plat atap
9. Detail pekerjaan lain lain
10. Spesifikasi struktur

Pada gambar-gambar detail akan dibuat dengan skala yang lebih besar yaitu
menggunakan skala 1:50 hingga 1:20, dengan tujuan untuk memperjelas gambar.
Tahap Pembuatan Gambar Kerja ini membutuhkan waktu pengerjaan selama 13
minggu, terhitung dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juli hingga minggu ke-3 di

Kerja Praktek Perencanaan | 119


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

Bulan Oktober 2018. Berdasarkan Time Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak
konsultan perencana yaitu PT. Reka Massa.

4. Tahap Pengawasan/Supervision

Pada tahap pengawasan ini, konsultan perencana dan juga pengguna jasa
bersama-sama melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi fisik, untuk
memperoleh hasil akhir dengan kualitas terbaik, serta mampu memenuhi segala
keinginan dari pengguna jasa (klien). Adapun ruang lingkup pekerjaan suatu
konsultan perencana, dalam tahap pengawasan ini ialah:

6. Memberikan penjelasan tambahan mengenai isi dokument kontrak


7. Membuat gambar dan syarat tambahan bila diperlukan
8. Memberikan data atau memperbaiki shop drawing yang dibuat kontraktor atau
pihak 3 yang lainnya
9. Mengevaluasi laporan-laporan pelaksanaan pekerjaan untuk kepentingan
pengguna jasa
10. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan minimal sekali dalam tiga minggu dan
maksimal sekali dalam seminggu.
Pada tahpan ini juga, suatu konsultan perencana akan mengkoordinasi pekerjaan
dengan rekanan lainnya yang memilki kaitan dengan perencanaan akhir meliputi
Struktur, Interior Design, MEP dan Landscape Design.
Berdasarkan hasil wawancara dengan senior arsitek PT. Reka Massa yang
sekalikgus menjadi Project Architect yaitu Bapak I Nyoman Manubawa,
mengatakan bahwa pada saat proses dealing dengan pengguna jasa, pihak
konsultan perencana sudah harus menyiapkan gambar perencanaan desain awal
yang nantinya akan ditunjukan kepada pengguna jasa (klien) yaitu berupa:
7. Site Plan
8. Block Plan
9. Cut and Fill Plan
10. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
11. Space’s Allotment

Kerja Praktek Perencanaan | 120


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

12. 3D Building
Komponen-komponen gambar yang disebutkan diatas akan selalu disiapkan oleh
pihak konsultan perencana disetaip proyek yang ditangani, walaupun tidak tertera
secara tertulis didalam Time Schedule. Bapak I Nyoman Manubawa juga
menyebutkan bahwa gambar 3D akan dibuat semenarik mungkin serta senyata
mungkin dengan mengaplikasikan material-material yang akan digunakan,
sehingga mampu memberikan gambaran kepada pengguna jasa hasil akhir proyek
nantinya.

5. Perencanaan Ruang
Perencanaan ruang yang sering dianggap bagian dari tahap pemrograman oleh
pihak konsultan adalah tahapan dimana pihak konsultan perencana menentukan
ruang-ruang yang diperlukan dalam suatu proyek yang didasarkan oleh kebutuhan
ruang dari pihak pengguna jasa. Untuk dimensi ruang yang akan ada dalam
bangunan, sepenuhnya dilakukan oleh pihak konsultan perencana.
Pemrograman/perencanaan ruang ini dilakukan dengan metode Black Box, dimana
Metode Black Box ini merupakan salah satu metode dalam mendesain. Metode ini
berkeyakinan bahwa proses desain yang paling utama terletak di dalam proses
berpikir melalui tukar pikiran secara bebas antara Principal Architect dengan
Project Architect ataupun pihak-pihak yang terlibat didalam proses perencanaan
yang kemudian di transformasikan secara sistematis. Yang perlu digaris bawahi
dalam proses ini adalah apa yang dikeluarkan dari pemikiran desainer/perancang
merupakan bagian yang tidak terjangkau dari kontrol kesadarannya. Pada dasarnya,
metode ini dapat dikatakan rasional dalam skill action-nya tapi irasional dalam
penjelasan. Proses ini dilakukan dengan mengandalkan pengalaman arsitek yang
telah terbiasa merancang proyek sejenis, namun tak jarang pula sang arsitek akan
membuat lebih dari satu alternatif pemrograman agar pihak pengguna jasa memliki
opsi lebih banyak, dan tingkat akurasi dari pemrograman yang diberikan oleh pihak
konsultan perencana bias jauh lebih tepat sasaran. Untuk kebutuhan ruang dalam
Villa ini sesuai dengan keinginan owner yaitu :

Kerja Praktek Perencanaan | 121


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

8. 1 Unit Villa 3 Bedroom

9. 1 Unit Villa 2 Bedroom Type Couple

10. 6 Unit Villa 2 Bedroom Type Tipikal

11. BOH & Parking

12. Restaurant & Kitchen

13. Toilet

14. Swimming Pool & Deck

Dan untuk masing- masing unit villa, owner meminta kebutuhan ruang yang ada
antara lain :

6. 2 Kamar Tidur dengan Kamar Mandi dalam untuk Villa dengan Type Tipikal
dan Couple

7. 3 Kamar Tidur dengan Kamar Mandi dalam untuk Villa dengan Type 3 Bedroom

8. Terdapat Dining Room lengkap dengan pantrynya

9. Living Room

10. Swimming Pool Area

Pada tahap Perencanaan Ruang ini juga diperlukan Konsep Perencanaan Tapak
(Masterplan) dan Penataan Unit Villa yang nantinya juga akan dijelaskan kepada
pengguna jasa (klien). Berikut penjelasannya secara garis besar:

3. Konsep Perencanaan Tapak (Masterplan)

Konsep Perencanaan Tapak atau yang biasa disebut dengan Masterplan


merupakan pengolahan site yang akan dibangun. Dalam hal perancangan Ceningan
Villa ini memiliki karakter tapak yang bertransis dengan kemiringan yang terdapat
di beberapa bagian site, sehingga penataan villa dibuat mengikuti kontur tanah yang
ada, dengan tetap memperhatikan permintaan klien.

Kerja Praktek Perencanaan | 122


Perencanaan Villa Nusa Ceningan, Klungkung, Bali

4. Penataan Unit Villa

Pada tahap ini Principal Architect akan menentukan komposisi dari massa-
massa bangunan dan sirkulasinya. Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan
dan disepakati dengan pihak owner, villa ini terdiri dari 8 unit bangunan yang
teridiri dari:

4. 1 Unit Villa 3 Bedroom

5. 1 Unit Villa 2 Bedroom Type Couple

6. 6 Unit Villa 2 Bedroom Type Tipikal

Juga dilengkapi dengan ruang penunjang lainnya seperti:

5. BOH & Parking

6. Restaurant & Kitchen

7. Toilet

8. Swimming Pool & Deck

Principal Architect kemudian mengkomposisikan masing-masing unit villa ini


untuk mendapatkan kisaran luasan per unit yang sesuai dengan kondisi site. Maka
penataan villa setelah melalui konsep perancangan tapak dan programing akan
didapat yaitu:

Gambar 3.18 Masterplan Ceningan Villa


Sumber: Dokumen PT. Reka Massa
Kerja Praktek Perencanaan | 123

Anda mungkin juga menyukai