BAB I
PENDAHULUAN
kerja praktek pelaksanaan. Kedua jenis kerja praktek ini mengajarkan tentang cara
mengatur jalannya suatu proyek baik dari tahap mendapatkan proyek hingga tahap
pelaksanaan suatu proyek yang telah dirancang. Kerja Praktek Perencanaan lebih
menekankan pada kegiatan merancang sebuah proyek sampai membuat gampar
rancangan yang sudah di finishing yang dilaksanakan di sebuah kantor konsultan.
Kerja Praktek pelaksanaan lebih menekankan mahasiswa pada pengawasan
pelaksaanaan pembangunan sebuah bangunan oyek dari meneliti tapak Kerja Praktek
Perencanaan Pendahuluan.
PT. Reka Massa Architects merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa konsultan perencana dan konstruksi. Dari beberapa proyek perencanaan
arsitektur yang ada, dipilih “Perencanaan Villa Nusa Ceningan” sebagai bahan
studi perencanaan arsitektur yang nantinya akan dipelajari proses-proses perancangan
dari konsep hingga gambar kerja. Dengan menjadi bagian dalam proses perencanaan
arsitektur, penulis diharapkan dapat lebih memperluas pengetahuan arsitektur secara
nyata yang didasari oleh perkembangan, situasi dan kondisi di lapangan sehingga
nantinya penulis dapat lebih mengembangkan desain arsitektur lebih baik lagi dalam
perancangan arsitektur di masa depan.
hubungan kerja intern dan ekstern serta ruang lingkup yang ditangani
sesuai dengan profesinya
c. Keterlibatan dalam Proyek
Keterlibatan mahasiswa untuk membantu konsultan dalam
menyelesaikan proyek “Villa Nusa Ceningan”
1.3.3 Lingkup Pembahasan Materi
Ruang lingkup dari kegiatan kerja praktek perencanaan ini terbatas pada hasil
pengamatan selama di lapangan yang meliputi aspek teknis (perencanaan) dan non
teknis (sistem manajemen) dalam proyek perencanaan villa. Perencanaan meliputi
teknis perencanaan proyek, yaitu mulai dari konsep dasar perencanaan hingga hasil
desain rancangan. Proses ini meliputi perencanaan desain bangunan hingga detail dari
bangunan yang nantinya akan memudahkan perwujudan rancangan di lapangan.
Batasan untuk ruang lingkup pembahasan pada pembuatan laporan kerja praktek ini,
yaitu Tinjauan umum konsultan perencana, manajemen konsultan, dan mengenai
Proyek Villa Nusa Ceningan oleh PT. REKA MASSA ARCHITECTS.
d. Tahap Penyimpulan
Pada tahap ini merupakan tahap yang terakhir dalam lapangan ini. Metode
yang digunakan adalah metode deduksi, yaitu pengambilan keputusan
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membuat hal-hal mengenai latar belakang, tujuan, sasaran dan
manfaat, batasan waktu dan lingkup pembahasan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan kerja praktek.
4. BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan kegiatan di lapangan baik yang bersifat teknis
maupun non teknis selama proyek berlangsung serta membahas mengenai hasil
pengamatan proses perencanaan Cheiva Villa, serta permasalahan yang muncul.
Permasalahan tersebut kemudian dipelajari dan diselesaikan oleh pihak pengelola
proyek.
5. BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan berisi tentang kesimpulan yang menampilkan pokok-pokok
hasil pembahasan mengenai jalannya perencanaan proyek Villa Nusa Ceningan ini.
Setelah didapatkannya kesimpulan, maka akan ditampilkan saran-saran yang didapat
dari kesimpulan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, akan dibahas mengenai tinjauan pustaka mengenai konsultan
perencana arsitektur, teori mengenai villa, dan teori perencanaan villa yang digunakan
sebagai acuan sekaligus pertimbangan dalam mnyusun laporan kerja praktek
perencanaan.
B. Perencana
Dalam kaitannya mengenai pengertian perencana, yang dianggap atau
bertindak sebagai perencana adalah sebagai berikut.
perencanaan dalam pelaksanaan proyek. (Biro Bina Sarana Perusahaan Sek. Dep.
PU, 1993)
C. Perencanaan Arsitektur
Perencana Arsitektur sebagai individu disebut arsitek, pengertian arsitek adalah
sebagai berikut :
1. Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mendefinisikan “arsitek” sebagai berikut : arsitek
adalah sebutan ahli yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan tinggi
arsitektur dan atau yang setara, mempunyai kompetensi yang diakui dan sesuai
dengan ketetapan organisasi serta melakukan praktek profesi arsitek. Definisi ini
perlu ditinjau dalam kaitan dengan pengertian- pengertian lain.
2. Orang sebagai ahli di bidang arsitektur yang memiliki tanggung jawab untuk
meneliti dan mempelajari permasalahan masyarakat yang timbul dan dapat
mengusulkan cara-cara pemecahannya. (Amirudin, 1980 : 22)
3. Seorang ahli yang memiliki pengetahuan (a systematic body of knowledge),
keahlian, keterampilan dan penguasaan teori berdasarkan pendidikan, pelatihan
dan pengalaman yang dijalaninya. (IAI, 2004 : 2)
4. Kata arsitek berasal dari kata Yunani "Arcitectoon". Archei berarti orang pertama
yang mulai, tektoon berarti pekerjaan tangan atau pembangunan fisik. Jadi,
architectoon adalah juru bangunan. (Sneyder, 1980 : 22)
5. Perorangan atau badan usaha yang dengan mempergunakan keahliannya dan
berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan
pengawasan pembangunan, memberikan nasehat atau jasa-jasa lain yang
berhubungan dengan perencanaan, perancangan dan pengawasan di bidang
teknik pembangunan. (Anggaran Dasar IAI, 1999).
mewujudkan hasil disain yang di buat oleh perencana sampai menjadi wujud fisik
bangunan sesuai dengan gambar yang di harapkan.
B. Wewenang
1. Sebagai perencana, memiliki wewenang untuk mengajukan ide-ide dan
memutuskan penyelesaian terhadap segala permasalahan desain yang dihadapi
selama tidak bertentangan dengan ide pemberi tugas, termasuk di dalamnya
mengenai estetika, struktur dan konstruksi serta sistem utilitasnya.
2. Sebagai pengawas, memiliki wewenang untuk mengadakan perubahanperubahan
dalam pelaksanaan di lapangan, memberikan pekerjaan tambahan serta
memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan pelaksana pembangunan
(kontraktor) dengan memperhatikan ketentuan-ketentuarn yang berlaku dan kode
etik yang ada.
C. Hak
1. Sebagai Konsultan Perencana
a. Memperoleh imbalan jasa untuk perencanaan.
b. Meminta penjelasan data-data yang ada hubungannya dengan kebutuhan
perencanaan.
c. Mengembalikan tugas yang diberikan kepadanya apabila terjadi kesalahan
yang diperbuat pihak pemberi tugas dengan memperoleh ganti rugi yang
wajar.
2. Sebagai Konsultan Pengawas
a. Memperoleh imbalan jasa pengawasan
b. Berhak mengubak gambar bestek, sejauh tidak merugikan pihak pemberi
tugas maupun kualitas pekerjaan.
c. Berhak mengajukan keberatan apabila terjadi hal – hal di luar kemampuan.
D. Kewajiban
1. Sebagai Konsultan Perencana
a. Membuat waktu penyelesaian pekerjaan.
b. Menyelesaikan pekerjaan perencanaan yang di berikan oleh owner / pemberi
tugas
c. Menaati kode etik dalam melaksanakan tugas profesionalisme sebagai arsitek
d. Mengadakan konsultasi secara periodik dengan pihak pemberi tugas
e. Memberikan penjelasan secara teknik kepada kontraktor yang akan
melakukan pembangunan pada proyek
f. Melakukan perbaikan – perbaikan / perubahan terharap gambar – gambar
apabila diperlukan
g. Menanggung kerugian yang di derita oleh pihak owner / si pemberi tugas apa
bila terjadi kesalahan terharap hasil dari pengerjaannya yang di perbuat oleh
tim perencana.
2. Sebagai Konsultan Pengawas
a. Melakukan pengawasan berkala pada waktu pelaksanaan pembangunan.
b. Memberikan laporan pelaksanaan kepada pihak owner / pemberi tugas.
c. Berkewajiban terhadap negara, seperti melunasi pajak, memenuhi persyaratan
– persyaratan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.
E. Tanggung Jawab
1. Kecuali dalam hal – hal yang di sebut dalam ayat – ayat di bawah ini, arsitek
bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan oleh kesalahan – kesalahan
yang di perbuat oleh arsitek atau orang – orang yang bekerja padanya pada waktu
pelaksanaan tugas, apa bila kesalahan itu di perbuat pada keadaan yang
seharusnya dapat dihindarkan dengan keahlian dan kewaspadaan serta cara
pelaksanaan tugas yang lazim. Tanggung jawab untuk kesalahan – kesalahan
dalam keadaan luar biasa.
2. Arsitek tidak tanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh orang-
orang yang bekerja padanya bila arsitek dapat membuktikan bahwa kesalahan-
kesalahan itu tidak dapat dihindarkan atau tidak dapat diketahui sebelumnya
meskipun ada pengawasan kewaspadaan yang lazim oleh arsitek.
3. Pada dasamya arsitek tidak bertanggung jawab atas hasil pekerjaan perancangan
ataupun pengawasan yang dilakukan oleh ahli-ahli khusus lainnya.
Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan suatu bentuk badan usaha dimana
pemilikinya adalah perorangan yang melakukan pekerjaan untuk memperoleh
laba. Modal perusahaan berasal dari perseorangan, yaitu dari pemilik itu
sendiri. Dalam hal ini semua harta kekayaan milik pribadi menjadi
tanggungan dan jaminan dari semua hutang perusahaan perseorangan ini.
Persekutuan Firma (Fa)
Persekutuan Firma merupakan persekutuan untuk menjalankan perusahaan
dengan memakai nama bersama. Untuk mendirikan firma, beberapa sekutu
bersama-sama harus membuat suatu akte resmi yang didaftarkan pada
Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan menggunakannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia (BNRI) ataupun dengan akte di bawah tangan.
Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer merupakan persekutuan atas dasar kepercayaan
seseorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada
seseorang yang menjalankan perusahaan. Bentuk usaha ini memiliki dua jenis
sekutu, yaitu sekutu komplementer untuk mereka yang menjalankan dan
memimpin perusahaan dan sekutu komanditer untuk mereka yang
mempercayakan modalnya kepada sekutu komplementer. Pembagian laba
antara sekutu sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam akte pendirian.
Umumnya bagian laba dari sekutu komplementer lebih kecil dibandingkan
dengan bagian laba dari sekutu komanditer.
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas merupakan persekutuan dalam menjalankan perusahaan
yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas beberapa saham atau lebih.
Dalam Perseroan Terbatas, setiap sekutu bertanggung jawab secara terbatas
yaitu menyetor penuh jumlah yang disebutkan dalam setiap saham. kreditor
pada perusahaan ini tidak dapat menagih langsung pada pemegang saham,
melainkan hanya menagih pada Perseroan Terbatas sebagai badan hukum.
Direktur Utama
Direktur Utama
A Pemimpin Tim B
Tim Proyek
Direktur Utama
Kepala Bagian
Kepala Bagian Dokumen
Kepala Bagian Kepala Bagian
Dokumen Konstruksi
Pimpinan Tim Perencana
Konstruksi
a. Perencana a. Admin
1 Team A a. RAB
b. Juru Gambar Konstruksi
2 Team B b. Juru Gambar
c. Juru Maket
c. Pengawas b. Shop
Drawing
Check
A. Seleksi Umum
Pelelangan / seleksi umum merupakan metode pemilihan konsultan perencana
yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara terbuka dengan
pengumuman secara luas sekurang – kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau
satu surat kabar provinsi sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat
serta memenuhi kualifikasi dan dapat mengikutinya.
B. Seleksi Sederhana
Pelelangan / seleksi sederhana merupakan metode pemilihan konsultan
perencana yang dilakukan secara terbatas karena (jumlah konsultan perencana yang
diyakini mampu terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks) dengan pengumuman
secara luas sekurang – kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau surat kabar
provinsi dengan mencamtumkan konsultan perencana yang telah diyakini mampu,
guna memberi kesempatan kepada konsultan perencana untuk memenuhi kualifikasi.
C. Pelelangan
Pelelangan / seleksi sederhana merupakan metode pemilihan penyedia barang /
jasa yang dilakukan secara terbatas karena (Jumlah penyedia barang/jasa yang
diyakini mampu terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks) dengan pengumuman
secara luas sekarang kurangnua di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar
provinsi dengan mencamtumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu,
guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi
kualifikasi.
D. Penunjukan Langsung
Merupakan metode pemilihan konsultan perencana dengan cara menunjukkan
barang langsung satu konsultan perencana yang didasarkan pada kepercayaan dari
pihak pemberi tugas kepada konsultan perencana yang dilatarbelakangi atas
penilaiannya karya-karya konsultan perencana yang telah terwujud maupun melalui
saran dari departemen pekerjaan umum atau pemerintah daerah yang selalu
memonitor hasil pekerjaan suatu konsultan perencana.
E. Konsorsium
Proyek yang dilakukan dengan melibatkan beberapa konsultan, Umumnya untuk
proyek skala besar dan kompleks
F. Kontes / Sayembara
Merupakan metode pemilihan penyedia jasa yang memperlombakan gagasan
orisinal, kreativitas, dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan harga satuan. Cara sayembara ditempuh dalam upaya mencapai karya
perencanaan yang seoptimal mungkin terutama untuk bangunan khusus atau yang
bersifat monumental dan memiliki aspek planologi kota yang penting. Sayembara
dapat bersifat terbatas. Untuk hal tersebut, pimpinan proyek membentuk suatu panitia
atau tim juri untuk membuat pedoman sayembara. Tim Juri ini nantinya berperan
sebagai panitia dan menentukan pemenang atas persetujuan pimpinan proyek dengan
catatan semua persyaratan telah terpenuhi.
masing dalam setiap tahap perencanaan mulai dari tahap konsep, skematik desain,
design development sampai pada tahap working drawing sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
1. Biaya Operasional
Yang termasuk ke dalam biaya personal adalah tenaga ahli sesuai bidang yang
dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku dan wajar serta didukung dengan
studi perbandingan, penelitian yang komperehensif serta dokumen – dokumen
yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Biaya Non Operasional
Yang termasuk kedalam biaya non personal adalah peralatan – peralatan yang
diperlukan selama proses perencanaan desain yang juga disesuaikan dengan harga
pasar saat ini.
B. Aspek Perencanaan
Terdapat enam langkah utama dalam aspek perencanaan, meliputi :
1. Pembuatan Konsep
Merupakan pandangan (gambaran) umum terhadap apa saja yang terlibat di
dalam proyek perencanaan tersebut.
2. Pembuatan Program
Pada tahap ini, segala persoalan diresapi dalam batas-batas kepentingannya
dalam operasional serta kemanusiaan.
3. Pembuatan Analisa
Mencakup pembuatan analisis site dan analisis ruang. Hal ini merupakan
kelanjutan dari penyerapan terhadap persoalan dalam batas dimensi teknik
dengan menggunakan kriteria pelaksanaan lingkungan teknis.
4. Tahap Seleksi
Merupakan studi pemilihan dengan memperhatikan hubungan antara struktur,
bahan, sistem mekanis, tanah, bangunan dan rencana kasar (lay out). Sedangkan
untuk kriteria pelaksanaan teknis dan lingkungan ditambahkan dengan kriteria
ekonomi.
5. Tahap Integrasi
Merupakan tahapan terakhir dari proyek perencanaan, yang menyatukan
komponen fisik ke dalam sebuah penyelesaian yang direncanakan untuk
memenuhi semua kebutuhan dan kriteria pelelangan, rencana surat perjanjian
pekerjaan pemborongan serta dokumen-dokumen lain yang dianggap perlu.
6. Prakualifikasi
Anwijzing dan pelelangan atas permintaan pihak pemberi tugas, perencana ikut
mengadakan prakualifikasi pemborong, memberikan penjelasan (anwijzing) dan
pelelangan.
Tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS serta RAB (25%).
Tahap pelelangan (5%).
Tahap pengawasan berkala (15%).
A. Pengelola Proyek
Yang termasuk dalam pengelola proyek adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek
2. Pengelola Keuangan Proyek
3. Pengelola Administrasi
4. Pengelola Teknis Proyek, yang terdiri dari :
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum untuk Tingkat Nasional dan
wilayah DKI Jakarta.
Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab
dalam pembinaan bangunan gedung untuk wilayah provinsi, di luar DKI
Jakarta.
2.3 Villa
Berikut ini akan membahas tentang pemahaman villa, meliputi pengertian villa,
karakteristik villa, jenis – jenis villa dan faktor – faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam memilih villa.
A. Segmen Pasar
Villa merupakan salah satu akomodasi wisata yang biasanya terletak
tidak jauh dari daerah wisata. Sasaran pengunjung villa adalah wisatawan
yang bertujuan untuk berlibur, bersenang – senang, mengisi waktu luang dan
melupakan rutinitas bekerja sehari – hari yang membosankan. Selain itu
sasaran dari villa adalah investor luar yang ingin berinvestasi, baik itu
dengan tujuan untuk disewakan atau dipergunakan sendiri.
B. Lokasi
Pada umumnya villa berlokasi di tempat – tempat yang mempunyai potensi
yang baik, misalnya tempat wisata yang menonjolkan pemandangan alam yang
indah. Selain memperhatikan potensi wisata. Villa juga biasanya dibangun di
tempat yang jauh dari keramaian kota dan memiliki potensi topografi atau
bertransis.
C. Fasilitas
Secara umum fasilitas yang disediakan pada villa dibagi menjadi 2 (dua)
kategori, yaitu :
1. Fasilitas Umum
Yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti : Bed Room, Bath Room, Kitchen,
Living Room, Maid Room, Laundry, Garage, Wardrobe, Swimming Pool,
dan Strorage.
2. Fasilitas Tambahan
Fasilitas tambahan pada sebuah villa disediakan dengan memanfaatkan
potensi alam yang terdapat di sekitar villa. Misalnya villa yang terletak di
tepi pantai dapat memberikan fasilitas untuk kegiatan olahraga air, selancar,
menyelam dan lain sebagainya.
2.3.3 Jenis – jenis Villa
Villa ditinjau dari segi pendanaannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya sebagai berikut : (Akmal, 2011)
A. Modal sendiri, yaitu modal yang didapat diluar dari kredit investasi, modal ini
dapat berupa kekayaan sendiri atau didapat dengan mengadakan patungan atau
dengan menjual saham, obligasi serta surat berharga lainnya.
B. Modal pinjaman (kredit investasi), yaitu modal yang didapat dari meminjam
kepada pihak lain dan harus dikembalikan dalam jangka waktu yang sudah
ditentukan.
Villa ditinjau dari segi huniannya dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : (Akmal,
2011)
C. Villa yang disewakan, yaitu hunian atau rumah tinggal yang dibangun untuk
disewakan kepada orang-orang yang berminat.
D. Villa yang dijual, yaitu hunian yang sengaja dibangun setelah selesai
pengerjaannya villa tersebut akan dijual kepada orang lain.
Triple room, kamar dengan satu atau dua tempat tidur untuk dua orang tamu,
ditambah satu tempat tidur tambahan bagi satu orang tamu lagi.
Junior suite room, satu kamar besar dengan satu kamar tidur dan satu orang
tamu.
Suite room, satu kamar besar dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, ruang
makan dan dapur.
President suite room, satu kamar besar dengan tiga kamar tidur, satu ruang
tamu, ruang makan dan dapur.
2. Persyaratan Kamar :
Single room : 18 m2.
Double room : 24m2.
Tinggi kamar : min 2,65 m.
G. Koridor (lebar minimal 1,6m)
H. Pelengkap dengan :
Dapur
Gudang
Laundry
Ruang karyawan
Ruang penerimaan barang.
A. Sistem Penghawaan
Berikut sistem penghawaan yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.
1. Penggunaan sumber penghawaan alami menggunakan ventilasi dan bukaan pada
bangunan.
2. Orientasi bangunan menghindari panas berlebihan matahari (Timur – Barat), Jika
tidak dapat dihindari maka menggunakan fasade ataupun vegetasi untuk
menguranginya.
3. Pada ruang yang menuntut kualitas udara yang lebih baik menggunakan Air
Conditioner, AC dapat berupa AC Split dan AC Central.
B. Sistem Pencahayaan
Berikut sistem pencahayaan yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.
1. Menggunakan sistem pencahayaan alami pada siang hari yaitu terang langit
bukan sinar matahari secara langsung. Dan menghindari efek radiasi dari sinar
matahari dalam pencahayaan.
2. Pemanfaatan cahaya pada keinginan atau ruangan tertentu untuk menghasilkan
suasana yang berbeda.
3. Pemanfaatan pencahayaan buatan untuk malam hari ataupun siang hari untuk
ruang yang membutuhkan pencahayaan buatan.
C. Jaringan Listrik
Berikut jaringan listrik yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.
1. Listrik dari PLN yang disalurkan ke gardu utama yang akan disalurkan ke villa
menggunakan SDP.
2. Menggunakan tenaga cadangan untuk keadaan tertentu berupa genset
3. Pemanfaatan energi alternativ seperti pembangkit listrik tenaga angin, atau
sebagainya.
I. Jaringan Komunikasi
Sistem telekomunikasi pada villa menggunakan jaringan telpon dan faksimili
melalui jaringan Telkom untuk keperluan pengelolaan villa (keluar) dan PABX atau
alat komunikasi khusus untuk kemudahan komunikasi antar ruang di villa.
J. Jaringan Sampah
Menggunakan cara yang konvensional yaitu karyawan kebersihan (cleaning
servis) yang mengambil sampah dari tempat sampah di seluruh villa kemudian
dimasukkan ke penampungan sampah sementara.
K. Jaringan Keamanan
Berikut jaringan keamanan yang ada pada aspek kinerja perencanaan villa, yaitu
sebagai berikut.
BAB III
TINJAUAN PROYEK
Pada bab ini akan menyajikan mengenai profil perusahaan PT. Reka Massa
Architects selaku konsultan perencana dari proyek Ceningan Villa, Klungkung-Bali,
dan juga akan membahas tentang lokasi proyek Ceningan Villa serta lingkup
pekerjaan perencanaan yang dilakukan oleh PT. Reka Massa Architects pada proyek
tersebut.
PT. Reka Massa Architects adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada
bidang konsultan perencana yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Konsultan
swasta ini didirikan oleh Bapak I Made Sukarmayasa dan Bapak I Wayan Sarjana
pada tanggal 16 Mei 1994. Kegiatan utama usaha adalah konsultan arsitek yang
bergerak pada penjualan jasa baik itu pembuatan masterplan, controlling, maupun
dalam hal pendampingan. Lingkup perencanaan yang ditangani mencakup tahap
PT. Reka Massa pada awalnya hanya berjalan dengan 2 karyawan saja yaitu
para pendiri perusahaan ini, dimulai dengan menerima beberapa proyek-proyek
kecil, dan terus berkembang hingga perusahaan ini mendapat kepercayaan untuk
menangani proyek-proyek besar seperti Pecatu Indah Resort. PT. Reka Massa
mencapai masa puncaknya pada tahun 1997, dimana perusahaan ini tumbuh besar
dengan mempunyai lebih dari 20 karyawan. Pada tahun 1998 saat terjadi peristiwa
krisis moneter di Indonesia yang menghancurkan perekonomian di berbagai sektor,
hal ini juga dirasakan dampaknya oleh PT. Reka Massa hingga membuat
perusahaan ini hampir gulung tikar. Namun pada tahun 2000 perusahaan ini mulai
bangkit kembali hingga dapat bertahan sampai saat ini.
Melihat hal ini, para investor mulai menanamkan modal dan saham mereka
di Bali mulai dari pemodal kecil berupa villa-villa maupun resort sampai pemodal
besar seperti pembangunan perumahan ataupun hotel. Saat ingin membangun villa,
perumahan ataupun hotel seorang investor membutuhkan seseorang yang memiliki
keahlian untuk mendesain bangunan yang mereka ingingkan, disitulah peran
sebuah perusahaan konsultan arsitek sangat dibutuhkan. Salah satu dari perusahaan
konsultan arsitek yang ada di Bali adalah PT. Reka Massa , perusahaan yang telah
lama berdiri ini sekarang belokasi di Jalan Veteran No. 25H Denpasar, PT. Reka
Massa memiliki gaya desain yang cukup unik walaupun secara garis besar desain-
desain bangunan yang mereka ciptakan adalah simple, unik dan natural tapi mereka
tetap memberikan sentuhan unsur-unsur etnik Bali disetiap desain bangunan yang
mereka rencanakan, hal inilah yang membuat PT. Reka Massa dapat bertahan
hingga sekarang, meskipun demikian Bapak Sukarmayasa selaku direktur
sekaligus pemilik PT. Reka Massa masih merasa perusahaannya kurang dikenal
oleh masyarakat, karena meskipun terus mendapat kontrak mendesain bangunan,
itu hanya dikarenakan hubungan lama yang sudah terjalin.
PT. Reka Massa adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
Konsultan Arsitek yang berlokasi di daerah Denpasar, Bali. Berdasarkan hasil
observasi dan dokumentasi yang didapat dari PT. Reka Massa, berikut akan
dipaparkan mengenai idenitas secara umum dari perusahaan konsultan perencana
tersebut:
PT. Reka Massa merupakan biro jasa dan konsultan yang bergerak dalam
bidang perencanaan. Dari sekian banyak proyek yang ditangani oleh PT. Reka
Massa, yang sebagian besar berupa perencanaan Private House, Villa, Landscape
dan Resorts, namun tidak menutup kemungkinan di dalam pengerjaan suatu
proyek, ada proyek lain yang mampu ditangani oleh PT. Reka Massa.
Berdasarkan surat perintah kerja yang dibuat antara perusahaan dan client
sebagai pengguna jasa, PT. Reka Massa merupakan konsultan perencana yang
khusus menangani pekerjaan perencanaan/perancangan. Adapun lingkup profesi
PT. Reka Massa sangat jelas yaitu melayani client yang ingin dibantu dalam
perencanaan/perancangan bangunan arsitektur, beserta struktur dan utilitas.
Tabel 3.1 Daftar Luasan Ruang pada PT. Reka Massa Architects
1 Teras 4 m2
4 Pantry 4.7 m2
5 Toilet 5 m2
6 Ruang Direktur 10 m2
Adapun fasilitas berupa perlengkapan dan peralatan dalam menunjang kegiatan pada
Konsultan Perencana PT. Reka Massa Architects yakni:
Tabel 3.2 Daftar Perlengkapan dan Alat PT. Reka Massa Architects
2 Printer A4 2 unit
3 Printer A3 1 unit
6 Dispenser 1 buah
7 Telepon 6 buah
8 Scanner 1 buah
11 Kursi 20 buah
14 Soffa 3 buah
Sementara itu, staff yang bekerja di kantor konsultan PT. Reka Massa Architects
sampai saat ini, adalah sebagai berikut:
Principal architect bertugas memberikan idea tau gagasan desain yang ditangani
bersama dengan desainer, termasuk membantu desainer dalam mempresentasikan
desain kepada pihak kien. Principal architect pada biro konsultan PT. Reka Massa
berperan penting pada tahap awal pendekatan desain/ide utama dari desainer
menjadi model desain yang memberikan gambaran suatu desain secara garis besar
yang diwujudkan dalam bentuk tiga dimensi (3D). Pada konsultan perencana PT.
Reka Massa, peran Bapak Made Sukarmayasa sebagai principal architect juga
merangkap sebagai direktur yang dimana memiliki tugas memimpin dan
mengawasi aktivitas perusahaan, membuat perencanaan dan mengambil keputusan
yang berpengaruh besar kepada perusahaan, mengkoordinasikan para karyawan
dan memberikan nasihat dalam pelaksanaan tugas.
3. Desain Interior
4. Administrasi
5. Driver
Masing-masing bagian dari hubungan kerja di atas memiliki tugas atau wewenang
sendiri-sendiri sebagai berikut:
1. Klien/Owner
Klien dalam diagram hubungan kerja di atas merupakan pihak yang memiliki
ide/gagasan awal tentang suatu proyek dan ingin mewujudnyatakan gagasan
tersebut dalam suatu bentuk rencangan desain arsitektural. Dalam hal ini, pihak
klien sebagai pemilik dan pemberi proyek secara langsung menunjuk konsultan
Umaearchitect yang dianggap mampu untuk mewujudkan keinginan klien tersebut,
kemudian oleh kedua belah pihak dibuatlah suatu kontrak kerja yang berisikan
kesepakatan menyangkut perencanaan desain proyek.
Setelah terjadi kesepakatan dalam bentuk kontrak kerja dengan pihak klien,
maka konsultan pun memulai melakukan pendataan tentang proyek tersebut untuk
dikembangkan menjadi suatu rancangan. Konsultan perencana bertugas
melaporkan perkembangan proses perencanaan secara berkala dan transparan
3. Kontraktor
Setelah rancangan dan dokumen tender selesai dibuat oleh konsultan perencana,
maka pihak klien akan mengadakan tender untuk memiliki kontraktor yang akan
bertugas melaksanakan proses konstruksi bengunan hingga selesai ataupun
penunjukan kontraktor secra langsung atas rekomendasi dari konsultan perencana.
4. Pemerintah
A. Manajemen Keuangan
1. Alat tulis kantor, tinta printer, kertas printer, kertas gambar, dan kertas sketsa.
Setiap proyek yang ditangani oleh PT. Reka Massa Architect selalu diawali dengan
pembuatan konsep sebagai gagasan awal desain oleh principal architect dan
selanjutnya diberikan kepada arsitek untuk dikembangkan menjadi model desain
yang lebih jelas secara global melalui pendekatan 3D dengan berkoordinasi dengan
principal architect. Arsitek akan ditemani oleh pihak lain dalam hal ini bisa seorang
arsitek bisa berkoordinasi dengan arsitek lain ataupun pihak internship untuk
menyelesaikan gambar 2D dan 3D. Hasil dari fase awal desain ini akan
dipresentasikan kepada pihak owner.
Diagram 3.3 Alur Perintah Kerja dalam PT. Reka Massa Architects
Sumber: Wawancara terhadap senior arsitek
Teknik presentasi yang digunakan pihak konsultan PT. Reka Massa Architect
berupa gambar 3D impression dengan bantuan software Skecth Up, Auto Cad untuk
gambaran yang sudah dimensional, dokumentasi foto, desain grafis, ataupun maket
yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada klien mengenai situasi
tapak dimana proyek berada. Berbagai teknik presentasi ini dipersiapkan oleh pihak
konsultan agar tidak terjadi kesalahpahaman secara teknis maupun persepsi, baik
dari pihak klien dan konsultan, sehingga proses perencanaan pun dapat berjalan
lebih baik.
Studio konsultan PT. Reka Massa Architect berlokasi di Jalan Veteran No. 25H
Denpasar. Bangunan studio ini terdiri dari satu masa bangunan dimana seluruh
kegiatan konsultan perencana terjadi dalam satu bangunan tersebut.
Pada umumnya hampir seluruh kegiatan terpusat pada ruang studio, tidak ada
ruangan khusus (ruang kerja terpisah) untuk principal maupun karyawan lain
karena semuanya terlibat langsung dalam pengerjaan sebuah proyek. Selain itu hal
ini dikarenakan juga agar suasana saat bekerja lebih homy (nyaman), tidak ada
batasan yang terlalu jauh antara atasan dan staff yang kedudukannya lebih rendah.
Ruang studio juga dilengkapi dengan pantry pada lantai 1 dan kamar mandi pada
lantai 2 demi menunjang kenyamanan staff dalam bekerja.
Untuk ruang rapat dibuat memiliki sifat yang lebih privat yakni tidak terhubung
langsung dengan ruang lain agar suasana saat rapat tidak terganggu dengan
aktivitas lainnya dalam lingkungan kantor. Setiap ruangan dilengkapi dengan
penghawaan buatan (AC) dengan alasan kenyamanan kerja dan untuk menjaga
kondisi perangkat elektronik yang dimiliki. Penghawaan alami pun pada kondisi
tertentu dapat berperan dengan baik, sedangkan pencahayaan alami dipergunakan
dengan sangat baik pada ruang yang didominasi oleh penggunaan material kaca
pada dinding.
1. Peranan
a. Sebagai perencana, berperan dalam hal mewujudkan maksud dan kehendak dari
pemberi tugas ke dalam bahasa arsitektur, yang didasarkan atas data-data yang
dikumpulkan baik data fisik maupun non-fisik, studi program kebutuhan ruang,
studi analisis site dan analisis konsepsual dari perencanaan proyek tersebut.
2. Peranan
3. Hak
Hak yang dimiliki oleh konsultan perencana dalam perencanaan sebuah proyek
adalah sebagai berikut:
4. Kewajiban
7. Menanggung kerugian yang diderita oleh pihak pemberi tugas sebagai akibat
dari kesalahan yang diperbuat oleh perencana atau orang-orang yang bekerja
kepadanya bila kesalahan tersebut seharusnya dapat dihindari dengan keahlian
dan kewaspadaan atau cara pelaksanaan yang umum.
5. Tanggung Jawab
1. Kecuali dalam hal-hal yang disebut dalam syarat-syarat di bawah ini, arsitek
bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh arsitek atau oleh orang-orang yang bekerja padanya pada waktu
pelaksanaan tugas bila kesalahan itu dibuat pada keadaan yang seharusnya dapat
dihindarkan dengan keahlian dan kewaspadaan serta cara pelaksanaan tugas
yang lazim. Tanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan dalam keadaan luar
biasa.
3. Pada dasarnya arsitek tidak bertanggung jawab atas hasil pekerjaan perancangan
ataupun pengawasan yang dilakukan oleh ahli-ahli khusus lain, kecuali ahli-ahli
tersebut bekerja untuk dan atas nama arsitek dalam rangka suatu penugasan
menyeluruh serta dipilih dan diangkat oleh arsitek sendiri, dengan atau tanpa
persetujuan dari pihak pemberi tugas.
Ahli-ahli tersebut, meskipun tidak bekerja untuk dan atas nama arsitek yang
mendapat penugasan terbatas secara tegas disebutkan berada di bawah koordinasi
arsitek sepenuhnya. Bilamana pemilihan ahli-ahli tersebut serta besarnya imbalan
jasa khusus untuk koordinasi telah disetujui arsitek, maka dalam hal ini arsitek
wajib memikul sebagian tanggung jawab atas pekerjaan ahli-ahli tersebut.
Selama beberpa tahun Konsultan Perencana ini berdiri, sudah ada beberapa
proyek yang ditangani oleh konsultan perencana PT. Reka Massa Architect,
diantaranya adalah:
1. Tab Villa
Projet ini adalah project villa di laur negeri. Project pertama di luar negeri yaitu
di Cerating Pahang Malaysia. Project yang berupa desain awal sampai gambar
kerja, ownernya adalah teman dari arsitek prisipal PT. Reka Massa Architects.
Ruang lingkup pekerjaannya adalah dari prilimenary desain, sampai gambar kerja
arsitektur, gambar kerja struktur, gambar kerja MEE dan P. Karena waktu tahun
1996-1997 karyawan dari PT Reka Massa Mencapai 15 orang.
fasilitas kolam renang, outdoor shower, roof garden, rooftop dan view yang
menawan. Konsep awalnya adalah modern dengan model dan bahan penutup atap
dari ijuk dan alang alang yang didatangkan dari langsung dari bali. Dalam proses
penggambaran ini waktu saat tahun 1996-1997 sudah menggambar dengan cad,
namum gambar 3D dibuatkan dengan sketsa dan finishing warna.
Bukit pratama residence berlokasi di jalan goa gong jimbaran, project berupa
residence menengah keatas dan tidak berlantai. Dengan luas kawasan 5 hektar
yanga awalnya hanya kawasan berbatu. Dengan kata lain owner PT. Bali Kharisma
Pratama ini membuka akses baru untuk perumahan elit berupa residence.
Telabah villa adalah villa yang terletak di pinggiran sungai, namanya telabah
atau sungai yang kecil yang terletak di jalan gunung atena di Denpasar. Ini adalah
komples perumahan semi villa dengan owner PT. Bali Karisma Pratama. Ruang
lingkup pekerjaan berupa desain arsitekturnya, dari tahap perencanaan dan
perancangan gambar kerja arsitekturnya. Konsep yang dipakai adalah modern
tradisional.
Project ini memiliki konsep seperti perumahan, seperti one gate sistem, fasilitas
umum taman, parkir tamu, serta area track jogging. Konsep yang diambil adalah
pola dari masterplan berupa pola linier 1 garis karena kondisi site yang memanjang.
Lalu dari segi fasilitas umum mengambil konsep hill seperti namanya yang artinya
fasilitasnya bertingkat seperti bukit transisnya juga cukup curam. Kosep bangunan
masih seperti pada umumnya, memakai konsep modern tradisional dengan
penambahan sustainable dan green architecture. Pada awal rencana akan diisi panel
surya serta sistem pengelolaan air hujan mengingat daerah bukit sangat panas serta
curah hujan yang rendah.
Invetama dan Manajement. Project dalam tahapan perencanaan pada tahun 2006
dimana mengambil ruang lingkup pekerjaan dalam perencanaan arsitekturnya.
Ruang lingkup pekerjaan dimulai dari perencanaan dan pematangan site berupa
cut and fill serta perencanaan masterplannya. Tahapan pengembangan desain dari
unit-unit villa dan fasilitasnya. Serta penggambaran gamabr kerja serta detail dari
gambar kerja.
Konsep awalnya adalah kori yang dimodif modern. Seperti icon dari villa ini.
Lalu konsep dari masterplan dengan pola grid. Semua berorientasi ke arah tebing
pantai. Bangunan mengambil konsep modern tradisional bali serta di awal
penambahan sistem sustainable pada daerah ini.
masterplan serta 3D Kawasannya. Namum saat itu desain ini tidak terpilih karena
berbagai alasan yang dilontarkan juri. Konsep awalnya adalah nature yaitu menyatu
dengan alam pantai. Maka dibuatkan dan dimanfaatkan teluk dan tanjung dari
pantai yang ada untuk mengoptimalkan penataan site. Project ini dilakukan pada
2006.
Golden Beach Resort yang berada di Ungasan Bali. Dengan luas lahan 800
hektar akan membuat resort villa, residence, serta fasilitas komersial lainnya yang
nantinya akan dibagi menjadi 3 bagian site atau 3 mock up kavling. Golden Beach
resort ini juga memnafaatkan alam sebagai view serta tanpa merusak tanjung dan
teluk dari pantai. Dan dibuatkan lagoon menjorok ke dalam untuk suasana lebih
kental ke alam serta lebih indah untuk dilihat.
periode 2009-2010 dan selesai dibangun pada tahun 2011. Owner dari Bross ini
adalah PT. Usadha Putra Jaya. Lokasi Rumah Sakit ini di Jalan Letda Tantular.
Konsep desain fix adalah modern namum ada penambahan komponen material
daerah setempat seperti paras. Serta atap limansan namum ornaament balinya tidak
muncul.
Project ini mengambil ruang lingkup pekerjaan berupa desain arsitekturnya saja,
penataan landspce, interior, strukture, dan MEEP beda lagi. Dharma Residence
Umalas ini mengambil konsep minimalis dicampurkan dengan tradisional, karena
sistem tempat parkir tidak berada di kavling residence. Hanya ada proses jalan kaki
dan sepeda. Dan diperuntukan untuk disewakan.
Konsep pentaan masterplan berpola Grid karena site yang persegi. Sampai saat
ini sudah ada 20 kavling dari residence ini sudah dibangun dan sisanya masih
tahapan revisi gambar dan ada juga tender ulang beberapa unit residence yang 2
lantai.
Masing-masing unit villa dilengkapi pula dengan fasilitas seperti pantry dan
swimming pool. Proyek Villa ini bergaya arsitektur tropis minimalis yang
menonjolkan hal-hal yang berbau alam seperti penggunaan material kayu, dan batu
alam.
Berikut adalah data proyek yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan
principal architect PT. Reka Massa Bapak Made Sukarmayasa:
Email : rekamassa@dps.centrim.net.id
6 Toilet 18 m²
penilaian karya-karya dari perusahaan sendiri baik yang sudah terwujud maupun
melalui portofolio dan informasi lain.
Pada tahapan Desain Arsitektur dan Teknis ini, akan terbagi menjadi beberapa
tahapan pekerjaan berdasarkan Time Schedule yang sudah dibuat oleh pihak PT.
Reka Massa, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Pada tahapan perencanaan ini terdapat beberapa item pekerjaan yang akan
dilakukan seperti Pengukuran Lokasi dan Pemetaan, Perencanaan dari Pedoman
Desin, dan Perencanaan Desain Awal.
1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. Development Phase Plan
1. Site Plan
2. Cut and Fill Plan
3. Space Allotment
4. Floor Plans
5. Floor Finish Plans
6. Elevations
7. Section
8. Wall Finish Plans
9. Roof Plans
10. Area Sumarry
Ditahap pengambangan desain ini juga suatu konsultan perencana akan terus
melakukan koordinasi ataupun diskusi dengan pengguna jasa (klien) agar
mendapatkan gambar awalan yang sesuai dengan keinginan dan juga konsep yang
diajukan oleh pengguna jasa, yang mana jika sudah mendapatkan persetujun dari
pihak penguna jasa, suatu konsultan perenanan akan melajutkan ke tahap pekerjaan
8. Finishing schedule
9. Artist impressions
10. Architectureal spesification
Pada gambar-gambar detail akan dibuat dengan skala yang lebih besar yaitu
menggunakan skala 1:50 hingga 1:20, dengan tujuan untuk memperjelas gambar.
Tahap Pembuatan Gambar Kerja ini membutuhkan waktu pengerjaan selama 13
minggu, terhitung dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juli hingga minggu ke-3 di
Bulan Oktober 2018. Berdasarkan Time Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak
konsultan perencana yaitu PT. Reka Massa.
4. Tahap Pengawasan/Supervision
Pada tahap pengawasan ini, konsultan perencana dan juga pengguna jasa
bersama-sama melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi fisik, untuk
memperoleh hasil akhir dengan kualitas terbaik, serta mampu memenuhi segala
keinginan dari pengguna jasa (klien). Adapun ruang lingkup pekerjaan suatu
konsultan perencana, dalam tahap pengawasan ini ialah:
Berdasarkan hasil wawancara dengan senior arsitek PT. Reka Massa yang
sekalikgus menjadi project architect yaitu Bapak I Nyoman Manubawa,
mengatakan bahwa pada saat proses dealing dengan pengguna jasa, pihak
konsultan perencana sudah harus menyiapkan gambar perencanaan desain awal
yang nantinya akan ditunjukan kepada pengguna jasa (klien) yaitu berupa:
1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. 3D Building
Komponen-komponen gambar yang disebutkan diatas akan selalu disiapkan oleh
pihak konsultan perencana disetaip proyek yang ditangani, walaupun tidak tertera
secara tertulis didalam Time Schedule. Bapak I Nyoman Manubawa juga
menyebutkan bahwa gambar 3D akan dibuat semenarik mungkin serta senyata
mungkin dengan mengaplikasikan material-material yang akan digunakan,
sehingga mampu memberikan gambaran kepada pengguna jasa hasil akhir proyek
nantinya.
B. Perencanaan Ruang
Perencanaan ruang yang sering dianggap bagian dari tahap pemrograman oleh
pihak konsultan adalah tahapan dimana pihak konsultan perencana menentukan
ruang-ruang yang diperlukan dalam suatu proyek yang didasarkan oleh kebutuhan
ruang dari pihak pengguna jasa. Untuk dimensi ruang yang akan ada dalam
bangunan, sepenuhnya dilakukan oleh pihak konsultan perencana.
Pemrograman/perencanaan ruang ini dilakukan dengan metode Black Box, dimana
Metode Black Box ini merupakan salah satu metode dalam mendesain. Metode ini
berkeyakinan bahwa proses desain yang paling utama terletak di dalam proses
berpikir melalui tukar pikiran secara bebas antara principal architect dengan
project architect ataupun pihak-pihak yang terlibat didalam proses perencanaan
yang kemudian di transformasikan secara sistematis. Yang perlu digaris bawahi
dalam proses ini adalah apa yang dikeluarkan dari pemikiran desainer/perancang
merupakan bagian yang tidak terjangkau dari kontrol kesadarannya. Pada dasarnya,
metode ini dapat dikatakan rasional dalam skill actionnya tapi irasional dalam
penjelasan. Proses ini dilakukan dengan mengandalkan pengalaman arsitek yang
telah terbiasa merancang proyek sejenis. Untuk kebutuhan ruang dalam Villa ini
sesuai dengan keinginan owner yaitu :
6. Toilet
Dan untuk masing- masing unit villa, owner meminta kebutuhan ruang yang ada
antara lain :
1. 2 Kamar Tidur dengan Kamar Mandi dalam untuk Villa dengan Type Tipikal
dan Couple
2. 3 Kamar Tidur dengan Kamar Mandi dalam untuk Villa dengan Type 3 Bedroom
4. Living Room
Pada tahap Perencanaan Ruang ini juga diperlukan Konsep Perencanaan Tapak
(Masterplan) dan Penataan Unit Villa yang nantinya juga akan dijelaskan kepada
pengguna jasa (klien). Berikut penjelasannya secara garis besar:
Pada tahap ini Principal Architect akan menentukan komposisi dari massa-
massa bangunan dan sirkulasinya. Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan
dan disepakati dengan pihak owner, villa ini terdiri dari 8 unit bangunan yang
teridiri dari:
3. Toilet
plan secara keseluruhan dalam wujud 3D atau gambar layout agar lebih mudah
dipahami oleh pengguna jasa.
Pada perencanaan Ceningan Villa ini terdapat bebrapa dokumen yang akan
dijadikan pedoman dalam proses prerancangan nantinya, seperti kontrak kerja.
Dalam dokumen kontrak kerja akan dicantumkan beberapa pasal-pasal penting
yang akan dijadiakan pedoman dalam melaksanakan perancangan suatu proyek,
seperti:
Pada Pasal 1 akan dijelaskan mengenai ruang lingkup pekerjaan yang harus di
laksanakan oleh pihak konsultan dalam merencanakan proyek Ceningan Villa,
Klungkung-Bali yaitu Pekerjaan Perencanaan Arsitektur Ceningan Villa,
Klungkung-Bali, yang meliputi:
Pada tahapan perencanaan ini terdapat beberapa item pekerjaan yang akan
dilakukan seperti Pengukuran Lokasi dan Pemetaan, Perencanaan dari Pedoman
Desin, dan Perencanaan Desain Awal.
1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. Development Phase Plan
7. Preliminary Selection of Material
8. Cost Plan (Rough Cost Estimate Calculation)
9. Outline Spesification
10. Konsep ide-ide pendahuluan
11. Pemilihan sub Sistem struktur dan bahan-bahan yang digunakan dalam
kontruksi pembangunan.
2. Tahap Desain Development
1. Site Plan
Pada gambar-gambar detail akan dibuat dengan skala yang lebih besar yaitu
menggunakan skala 1:50 hingga 1:20, dengan tujuan untuk memperjelas gambar
4. Tahap Pengawasan/Supervision
Pada tahap pengawasan ini, konsultan perencana dan juga pengguna jasa
bersama-sama melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi fisik, untuk
memperoleh hasil akhir dengan kualitas terbaik, serta mampu memenuhi segala
keinginan dari pengguna jasa (klien). Adapun ruang lingkup pekerjaan suatu
konsultan perencana, dalam tahap pengawasan ini ialah:
Pada pasal tentang Publikasi tercantum beberapa point yang terdapat dalam
kontrak kerja, yaitu:
2. Pihak Kedua berhak untuk membuat ulang dan atau mengumumkan penjelasan
artikel dengan atau tanpa ilustrasi yang berhubungan dengan syarat-syarat
daerah.
Dalam pasal ini akan dimuat beberapa point yang tertera didalam kontrak,
seperti:
1. Dalam perjanjian ini Pihak Kedua akan mempersiapkan, jika di minta oleh
Pihak Pertama, untuk memberikan pertimbanagan dan atau membantu pada
pemilihan seniman-seniman atau pemahat-pemahat yang akan di pekerjakan
untuk pekerjaan yang bermacam-macam.
2. Pihak Kedua akan membantu Pihak Pertama dalam berhubungan dengan
berbagai atau keseluruhan yang timbul dengan kontraktor, seniman, dan suplier
yang terlibat dalam pekerjaan yang dilaksanakan dalam perjanjian ini, walaupun
semua adalah pelayanan yang sah dan biaya yang terkait dalam hubungannya
dengan berbagai perselisihan akan di terima dan di tanggung oleh Pihak
Pertama.
Pada pasal ini akan disebutkan beberapa point yang tertera didalam kontrak,
yaitu:
1. Pihak Kedua akan menyediakan dua rangkap gambar untuk Pihak Pertama dari
gambar yang telah disetujui.
2. Persiapan dari semua perencanaan, naskah dan desain kerja lainnya yang
berhubungan dengan pra rencana akan dilaksanakan di kantor Perencana/Arsitek
atau di kantor Pihak Kedua.
Dalam pasal ini akan dimuat beberapa point yang tertera didalam kontrak,
seperti:
1. Hak cipta dari seluruh naskah yang di siapkan oleh Pihak Kedua dalam
hubungannya dengan perjanjian ini di serahkan kepada Pihak Kedua tanpa
persetujuan dari Arsitek terlebih dahulu dan tanpa penggantian kerugian
tambahan akan di setujui di setiap masalah.
2. Pihak Pertama tidak berhak baik secara langsung maupun tidak langsung
mempergunakan dokumen ini untuk menyelesaikan pekerjaan selain yang
termasuk dalam syarat-syarat dari perjanjian ini kecuali bila di perlukan untuk
pemeliharaan, perbaikan atau penggantian.
Pada pasal ini akan disebutkan beberapa point yang tertera didalam kontrak,
yaitu:
3. Pihak Pertama harus bertanggung jawab atas perolehan semua perijinan dan
persetujuan proyek dan dibantu oleh Pihak Kedua.
4. Pihak Pertama harus mengganti semua biaya yang di keluarkan oleh Pihak
Kedua untuk kepergiannya keluar Daerah berkaitan dengan proyek yang di
maksud dalam pasal 1, yang meliputi:
a. Biaya transportasi udara normal class, biaya bagasi, dan biaya akomodasi
selama dalam penanganan pekerjaan yang berkaitan dengan proyek di
maksud.
b. Pemakai jasa/Klien harus membayar professional fee untuk arsitek dan atau
yang mewakili untuk kepergiannya keluar Daerah berkaitan dengan proyek
yang di maksud :
1. Rp. 2.500,000,00 (Satu Juta lima ratus ribu rupiah) per hari untuk senior
arsitek.
2. Rp.1,000,000,00 (Satu juta rupiah) per hari untuk junior arsitek.
1. Pihak Kedua harus bersikap profesional dalam segala hal, berlaku sebagai
penasehat Pihak Pertama dan dapat di percaya sejauh mengenai tugas yang di
serahkan kepadanya, berbuat adil antara Pihak Pertama dan Pihak atau
Konsultan lainnya.
3. Selalu berdasarkan kepada syarat 9.01 dari perjanjian ini, penggantian kerugian
yang di kenakan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama harus sebagai mana
yang tercantum dalam perjanjian ini dan akan menyusun anggaran
penggantian kerugian yang berhubungan dengan perjanjian ini, di mana di
antaranya Pihak Kedua tidak boleh menerima komisi perdagangan apapun,
potongan harga, allowance/tunjangan atau pembayaran tidak langsung atau
ganti rugi lainnya dalam hubungannya dengan kontraktor dan atau suplier yang
terlibat dalam ruang lingkup kerja dari Pihak Kedua sebagaimana yang
tercantum dalam syarat 2.
1. Down Payment (DP) sebesar 20% dari seluruh biaya perencanaan akan
dibayarkan selambat-lambatnya pada saat penandatanganan surat perintah kerja
(SPK)
Pada pasal 10 ini terdapat beberapa point perjanjian yang tertera didalam
kontrak, seperti:
1. Perjanjian ini di anggap telah mulai berlaku segera atas pelaksanaan hal tersebut
oleh kedua belah pihak yang di maksud dalam perjanjian ini.
2. Perjanjian ini mengandung keseluruhan pengertian dari ke dua belah pihak dan
hanya dapat di modifikasikan dengan alat yang secara tertulis ditandatangani
oleh ke dua belah pihak di bawah ini. Proposal dalam hal ini yang datang dari
satu pihak akan di berikan berdasarkan pertimbangan dari pihak lain.
3. Semua pemberitahuan dalam hal ini akan di layani dengan sepantasnya jika di
kirim melalui pos udara tercatat atau pesawat udara atau melalui kurir/pesuruh
kepada yang di alamati, dari sana alamatnya muncul pada halaman depan hal
tersebut atau sebagaimana alamat lainnya hal itu mungkin mengikuti tanggal
dari pemberitahuan tersebut yang telah dikomunikasikan secara tertulis kepada
pihak lainnya yang di maksud dalam tujuan.
Pada tahapan perencanaan ini terdapat beberapa item pekerjaan yang akan
dilakukan seperti Pengukuran Lokasi dan Pemetaan, Perencanaan dari Pedoman Desin,
dan Perencanaan Desain Awal.
1. Site Plan
2. Block Plan
3. Cut and Fill Plan
4. Building Design (Floor Pan, Section, Elevation)
5. Space’s Allotment
6. Development Phase Plan
7. Preliminary Selection of Material
8. Cost Plan (Rough Cost Estimate Calculation)
9. Outline Spesification
10. Konsep ide-ide pendahuluan
11. Pemilihan sub Sistem struktur dan bahan-bahan yang digunakan dalam kontruksi
pembangunan.
Tahpan ini berlangsung selama 7 minggu, dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juni dan
akan berakhir di minggu ke-1 di Bulan Agustus 2018 berdasarkan Time Schedule yang
telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana.
Pada tahapan Desain Development atau pengembangan desain ini, suatu konsultan
perencana akan membuat pengembangan ide dari pedoman desain yang sudah
ditetapkan sebelumnya, yang nantinya akan menghasilkan kelauaran berupa:
1. Site Plan
2. Cut and Fill Plan
3. Space Allotment
4. Floor Plans
5. Floor Finish Plans
6. Elevations
7. Section
8. Wall Finish Plans
9. Roof Plans
10. Area Sumarry
Ditahap pengambangan desain ini juga suatu konsultan perencana akan terus
melakukan koordinasi ataupun diskusi dengan pengguna jasa (klien) agar mendapatkan
gambar awalan yang sesuai dengan keinginan dan juga konsep yang diajukan oleh
pengguna jasa, yang mana jika sudah mendapatkan persetujun dari pihak penguna jasa,
suatu konsultan perenanan akan melajutkan ke tahap pekerjaan selanjutnya yaitu
Tahapan Pembuatan Gambar Kerja. Pada tahap Desain Development ini, konsultan
perencana menargetkan penyelesain pekerjaan dalam kurun waktu selama 9 minggu,
dimulai dari minggu ke-4 di Bulan Juli hingga minggu ke-4 di Bulan Agustus 2018,
dimana pada tahapan pengembangan desain ini penulis yang juga selaku mahasiswa
kerja praktek mulai melaksanakan kerja praktek di minggu ke-2 di Bulan Juli 2018
yang mana masuk pada minggu pengembangan rancangan floor plan, elevation plan,
dan section plan berdasarkan Time Schedule yang sudah ditetapkan oleh pihak
konsultan perencana. Selama tahap pengembangan rancangan mahasiswa kerja praktek
diminta untuk membantu konsultan dalam hal pembuatan gambar 2D maupun 3D,
namun tidak memberikan keputusan desain.
4. Tahap Pengawasan/Supervision
Pada tahap pengawasan ini, konsultan perencana dan juga pengguna jasa bersama-
sama melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi fisik, untuk memperoleh hasil akhir
dengan kualitas terbaik, serta mampu memenuhi segala keinginan dari pengguna jasa
(klien). Adapun ruang lingkup pekerjaan suatu konsultan perencana, dalam tahap
pengawasan ini ialah:
Dalam melaksanakan Kerja Praktek (KP), penulis yang sekaligus mahasiswa kerja
praktek amat sangat terbantu dalam penyusunan laporan ini, dengan segala keterbukaan
serta bantuan yang diberikan oleh pihak konsultan perencana yaitu PT. Reka Massa
Architect. Dalam hal pengumpulan data-data yang memiliki sangkut pautnya dengan
proyek yang dikerjakan oleh mahasiswa kerja praktek yaitu proyek Ceningan Villa,
Klungkung-Bali, pihak PT. Reka Massa sangat membantu dalam hal memberikan
informasi, baik informasi dalam hal teknis maupun dalam hal non-teknis, seperti:
1. Pekerjaan Teknis
dengan cepat dan tepat waktu serta mampu membuat gambar 3D yang mampu memikat
perhatian pengguna jasa (klien).
2. Pekerjaan Non-Teknis
kepada principle architect untuk selanjutnya direvisi apabila terjadi perubahan atau
kesalahan dalam penggambaran. Principal Architect juga harus berkoordinasi
dengan owner terkait perubahan dan revisi design. Kegiatan selama seminggu yang
tidak dapat dikontrol langsung oleh principle architect menggunakan kontrol tidak
langsung dengan pembuatan weekly report sehingga diketahui kegiatan hariannya.
Lokasi pengerjaan perencanaan dan perancangan proyek Ceningan Villa ini
adalah di Studio PT. Reka Massa Architect yang berlokasi di Jl. Veteran No.25H
Denpasar, Bali yang dimiliki oleh konsultan perencana PT. Reka Massa. Dalam
proyek ini, staff yang terlibat langsung tidak hanya bekerja dalam hal pengerjaan
gambar saja, namun terlibat dari awal perencanaan, seperti survey pada site, serta
turun langsung ke lapangan untuk penghayatan terhadap site dan penyesuaian
konsep yang akan dibangun nantinya.
Dalam hal ini, mahasiswa kerja praktek (magang) untuk perencanaan Proyek
Ceningan Villa, Klungkung ini bertugas untuk membantu konsultan dalam hal
drafting, modeling, beserta sketsa, untuk keputusan desain tetap berada di tangan
project architect dan principal architect. Sehingga mahasiswa kerja praktek tidak
memiliki tanggungjawab terhadap hasil desain yang dilaporkan pada laporan ini.
3.5.2 Hubungan Kerja
Pada tahap perencanaan suatu proyek terdapat beberapa alur hubungan
kerjayang akan di sebutkan secara garis besar sebagai berikut:
1. Hubungan Kerja Kedalam (Intern)
Hubungan kerja antara staff yang bekerja di konsultan perencana PT. Reka
Massa Architect dalam menangani suatu proyek sangat jelas. Setiap orang akan
diberikan tanggung jawab pada masing-masing bagian proyek. Sistem team
work adalah cara yang diterapkan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
Dimana gambar akan dikerjakan secara bersama-sama dengan pembagian tugas
tertentu yang ditentukan langsung oleh project architect sesuai kemampuan dari
masing-masing staff.
2. Hubungan Kerja Keluar (Ekstern)
Hubungan kerja keluar pada proyek Ceningan Villa ini ditangani oleh beberapa
pihak. Pihak yang terlibat dalam proyek ini ditunjuk oleh konsultan maupun oleh
owner sendiri dan sudah biasa bekerja sama dengan pihak konsultan. Pihak yang
terlibat dalam proyek ini adalah pihak – pihak yang memenuhi kriteria, memiliki
prestasi yang baik, serta memiliki kualitas kerja sama yang baik pula. Pihak-
pihak lain yang terlibat dan diajak bekerja sama dengan konsultan adalah pilihan
dari pihak konsultan perencana maupun atas keinginan dari kien sendiri, baik
dalam penyediaan ahli struktur, mekanikal, elektrikal, plumbing, dan ahli
struktur. Sistem kerjasama dan sistem perekrutan untuk konsultan-konsultan ini
adalah sistem tender yang teknisnya disesuaikan sendiri oleh owner.
3. Kontrak Kerja
Kontrak kerja menjadi sangat penting di dalam perjanjian proyek antara
pihak owner dengan seorang konsultan, maupun dengan pihak – pihak lain.
Dalam artian keberadaan surat kontrak merupakan surat hukum yang
Pihak – pihak yang terlibat dalam perencanaan Proyek Villa Karang Sari 600
ini adalah dari pihak owner sendiri, konsultan perencana PT. Reka Massa Architect,
tenaga-tenaga ahli perencanaan seperti Mechanical Electrical & Plumbing (MEP),
Desain Interior, serta struktur. Berikut merupakan penjelasan secara garis besar
mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut:
1. Owner
Owner yang dimaksud dalam Proyek Ceningan Villa, Klungkung ini yaitu Mr.
Kim Jing Hong. Pihak owner memberikan pengarahan dan menceritakan
keinginannya mengenai design bangunan yang akan dibangunnya. Selanjutnya
semua arahan – arahan tersebut akan disampaikan kepada principle architect
utnuk diterjemahkan pada sebuah design oleh project architect. Dalam proyek
ini, penentu keputusan mutlak adalah owner.
2. Principle Architect
Principle Architect Proyek Ceningan Villa ini adalah Bapak Made Sukarmayasa,
ST., IAI. Principle architect akan menterjemahkan semua keinginan dari owner
melalui sketsa–sektsa design. Principle architect akan membuat prinsip–prinsip
design yang akan diberikan kepada project architect untuk selanjutnya
dikerjakan ke dalam design development Semua perubahan yang terjadi atau
revisi–revisi terhadap design, harus mendapatkan persetujuan dan pengarahan
dari principle architect.
3. Project Architect
Project architect pada proyek ini, adalah I Nyoman Manubawa, bertugas untuk
menjadi tangan kanan principle architectyang sekaligus menjadi senior arsitek
diperusahaan tersebut. Project architect akan mengembangkan konsep design
yang telah diberikan oleh principle architect. Segala ukuran, serta teknik
penggambaran akan dilakukan oleh project architect dengan tetap melakukan
konsultasi dengan principle architect. Terkadang apabila principle architect
tidak dapat menghadiri meeting dengan pihak klien, project architect dapat
menggantikan posisi principle architect untuk mengadakan meeting dengan
klien. Project architect nantinya juga akan bertugas untuk mengarahkan dan
memimpin team worknya yang terdiri dari junior architect, ME, plumbing, dan
juga mahasiswa magang yang membantu dalam menyelesaikan Proyek
Ceningan Villa, Klungkung-Bali.
5. Tenaga Ahli
Tenaga ahli akan bekerja pada saat gambar masih dalam proses pengerjaan.
Tenaga ahli merupakan bidang ilmu yang dimiliki oleh beberapa orang yang ahli
dalam ilmunya masing-masing. Pihak konsultan akan mencari pertimbangan
terhadap tenaga ahli ini, baik dalam struktur bangunan, sistem plumbing, sistem
mekanikal dan elektrikal dan yang lainnya dengan menyerahkan gambar kepada
masing-masing tenaga ahli. Adapun tenaga ahli yang berperan dalam proyek ini
akan diseleksi dengan cara tender. Tenaga ahli juga ada berasal dari free lance
yang hanya disewa jasanya saat proyek-proyek terntentu.
3.4.1 Persiapan
Pada tahap persiapan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu persiapan kedalam
dan persiapan keluar, yang akan dijelaskan secara garis besar sebagai berikut:
1. Persiapan Kedalam
Persiapan ke dalam yang dilakukan adalah pembuatan Time Schedule Project
(TSP) dalam jenjang waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam Proyek
Villa Nusa Ceningan, pihak-pihak yang terlibat adalah:
Diagram 3.3 Alur Perintah Kerja dalam PT. Reka Massa Architects
Sumber: Wawancara terhadap senior arsitek
Setiap proyek yang ditangani oleh PT. Reka Massa Architect selalu diawali
dengan pembuatan konsep sebagai gagasan awal desain oleh Principal Architect
dan selanjutnya diberikan kepada arsitek untuk dikembangkan menjadi model
desain yang lebih jelas secara global melalui pendekatan 3D dengan
berkoordinasi dengan Principal Architect. Arsitek akan ditemani oleh pihak lain
dalam hal ini bisa seorang arsitek bisa berkoordinasi dengan arsitek lain ataupun
pihak internship untuk menyelesaikan gambar 2D dan 3D. Hasil dari fase awal
desain ini akan dipresentasikan kepada pihak owner.
Teknik presentasi yang digunakan pihak konsultan PT. Reka Massa Architect
berupa gambar 3D impression dengan bantuan software Skecth Up, Auto Cad
untuk gambaran yang sudah dimensional, dokumentasi foto, desain grafis,
ataupun maket yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada klien
mengenai situasi tapak dimana proyek berada. Berbagai teknik presentasi ini
dipersiapkan oleh pihak konsultan agar tidak terjadi kesalahpahaman secara
teknis maupun persepsi, baik dari pihak klien dan konsultan, sehingga proses
perencanaan pun dapat berjalan lebih baik.
2. Persiapan Keluar
Pada tahapan Persiapan keluar ini, akan terbagi menjadi beberapa tahapan
pekerjaan berdasarkan Time Schedule yang sudah dibuat oleh pihak PT. Reka
Massa, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Pada tahapan perencanaan ini terdapat beberapa item pekerjaan yang akan
dilakukan seperti Pengukuran Lokasi dan Pemetaan, Perencanaan dari Pedoman
Desin, dan Perencanaan Desain Awal.
Ditahap pengambangan desain ini juga suatu konsultan perencana akan terus
melakukan koordinasi ataupun diskusi dengan pengguna jasa (klien) agar
mendapatkan gambar awalan yang sesuai dengan keinginan dan juga konsep yang
diajukan oleh pengguna jasa, yang mana jika sudah mendapatkan persetujuan dari
pihak penguna jasa, suatu konsultan perenanan akan melajutkan ke tahap pekerjaan
selanjutnya yaitu Tahapan Pembuatan Gambar Kerja. Pada tahap Desain
Development ini, konsultan perencana menargetkan penyelesain pekerjaan dalam
kurun waktu selama 9 minggu, dimulai dari minggu ke-4 di Bulan Juli hingga
minggu ke-4 di Bulan Agustus 2018, dimana pada tahapan pengembangan desain
ini penulis yang juga selaku mahasiswa kerja praktek mulai melaksanakan kerja
praktek di minggu ke-2 di Bulan Juli 2018 yang mana masuk pada minggu
pengembangan rancangan floor plan, elevation plan, dan section plan berdasarkan
Time Schedule yang sudah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana. Selama
tahap pengembangan rancangan mahasiswa kerja praktek diminta untuk membantu
konsultan dalam hal pembuatan gambar 2D maupun 3D, namun tidak memberikan
keputusan desain.
Pada gambar-gambar detail akan dibuat dengan skala yang lebih besar yaitu
menggunakan skala 1:50 hingga 1:20, dengan tujuan untuk memperjelas gambar.
Tahap Pembuatan Gambar Kerja ini membutuhkan waktu pengerjaan selama 13
minggu, terhitung dimulai dari minggu ke-3 di Bulan Juli hingga minggu ke-3 di
Bulan Oktober 2018. Berdasarkan Time Schedule yang telah ditetapkan oleh pihak
konsultan perencana yaitu PT. Reka Massa.
4. Tahap Pengawasan/Supervision
Pada tahap pengawasan ini, konsultan perencana dan juga pengguna jasa
bersama-sama melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi fisik, untuk
memperoleh hasil akhir dengan kualitas terbaik, serta mampu memenuhi segala
keinginan dari pengguna jasa (klien). Adapun ruang lingkup pekerjaan suatu
konsultan perencana, dalam tahap pengawasan ini ialah:
12. 3D Building
Komponen-komponen gambar yang disebutkan diatas akan selalu disiapkan oleh
pihak konsultan perencana disetaip proyek yang ditangani, walaupun tidak tertera
secara tertulis didalam Time Schedule. Bapak I Nyoman Manubawa juga
menyebutkan bahwa gambar 3D akan dibuat semenarik mungkin serta senyata
mungkin dengan mengaplikasikan material-material yang akan digunakan,
sehingga mampu memberikan gambaran kepada pengguna jasa hasil akhir proyek
nantinya.
5. Perencanaan Ruang
Perencanaan ruang yang sering dianggap bagian dari tahap pemrograman oleh
pihak konsultan adalah tahapan dimana pihak konsultan perencana menentukan
ruang-ruang yang diperlukan dalam suatu proyek yang didasarkan oleh kebutuhan
ruang dari pihak pengguna jasa. Untuk dimensi ruang yang akan ada dalam
bangunan, sepenuhnya dilakukan oleh pihak konsultan perencana.
Pemrograman/perencanaan ruang ini dilakukan dengan metode Black Box, dimana
Metode Black Box ini merupakan salah satu metode dalam mendesain. Metode ini
berkeyakinan bahwa proses desain yang paling utama terletak di dalam proses
berpikir melalui tukar pikiran secara bebas antara Principal Architect dengan
Project Architect ataupun pihak-pihak yang terlibat didalam proses perencanaan
yang kemudian di transformasikan secara sistematis. Yang perlu digaris bawahi
dalam proses ini adalah apa yang dikeluarkan dari pemikiran desainer/perancang
merupakan bagian yang tidak terjangkau dari kontrol kesadarannya. Pada dasarnya,
metode ini dapat dikatakan rasional dalam skill action-nya tapi irasional dalam
penjelasan. Proses ini dilakukan dengan mengandalkan pengalaman arsitek yang
telah terbiasa merancang proyek sejenis, namun tak jarang pula sang arsitek akan
membuat lebih dari satu alternatif pemrograman agar pihak pengguna jasa memliki
opsi lebih banyak, dan tingkat akurasi dari pemrograman yang diberikan oleh pihak
konsultan perencana bias jauh lebih tepat sasaran. Untuk kebutuhan ruang dalam
Villa ini sesuai dengan keinginan owner yaitu :
13. Toilet
Dan untuk masing- masing unit villa, owner meminta kebutuhan ruang yang ada
antara lain :
6. 2 Kamar Tidur dengan Kamar Mandi dalam untuk Villa dengan Type Tipikal
dan Couple
7. 3 Kamar Tidur dengan Kamar Mandi dalam untuk Villa dengan Type 3 Bedroom
9. Living Room
Pada tahap Perencanaan Ruang ini juga diperlukan Konsep Perencanaan Tapak
(Masterplan) dan Penataan Unit Villa yang nantinya juga akan dijelaskan kepada
pengguna jasa (klien). Berikut penjelasannya secara garis besar:
Pada tahap ini Principal Architect akan menentukan komposisi dari massa-
massa bangunan dan sirkulasinya. Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan
dan disepakati dengan pihak owner, villa ini terdiri dari 8 unit bangunan yang
teridiri dari:
7. Toilet