Panduan Hiv Aids Akreditasi Rs
Panduan Hiv Aids Akreditasi Rs
TENTANG
MENIMBANG :
MENGINGAT :
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DOKTER SOEDARSO PONTIANAK TENTANG PEDOMAN
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DOKTER SOEDARSO PONTIANAK.
DITETAPKAN DI : PONTIANAK
PADA TANGGAL :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan ridho-Nya maka
penyusunan Buku Pedoman Penanggulangan HIV dan AIDSRSUD Dr. Soedarso
Pontianak dapat diselesaikan.
Saya sangat mendukung dengan diterbitkannya buku pedoman ini karena dengan
adanya buku pedoman ini merupakan penerapan layananan penanggulangan
HIV;AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso secara berkesinambungan
Direktur RSUD Dr. Soedarso Pontianak
DAFTAR ISI
A. Pengertian ………………………………………………… 3
B. Pengorganisasian ………………………………………………… 3
C. Fungsi Rumah Sakit …………………………………………………. 4
D. Jenis Pelayanan …………………………………………………. 5
E. Kriteria …………………………………………………. 6
F. Logistik …………………………………………………. 7
BAB IV Dasar Hukum …………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini HIV masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
utama di Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan tahun 2011,
kasus HIV teridentifikasi tersebar di 368 (73,9%) dari 498 kabupaten/kota
diseluruh(33) provinsi di indonesia. Provinsi pertama kali ditemukannya adanya kasus
HIV adalah provinsi Bali (1987), sedangkan yang terakhir melaporkan adanya kasus
HIV (2011) adalah Provinsi Sulawesi Barat.
Program pengendalian HIV di Indonesia sejak beberapa tahun belakangan ini telah
mengalami banyak kemajuan. Berbagai layanan terkait HIV telah dikembangkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya. Namun teridentifikasi bahwa
perkembangan dari efektifitas dan kualitas intervensi dan layanannya masih belum
maksimal. Situasi ini dapat dilihat dari rendahnya cakupan,adanya kesenjangan
koordinasi antara layanan dengan pelaksana program yang lain, retensi klien pada
layanan, dan beberapa wilayah yang memiliki tantangan komprehensif yang tinggi.
Sejalan dengan tujuan pengendalian HIV di Indonesia, yaitu menurunkan angka
kesakitan ,kematian, stigma dan diskriminasi serta meningkatkan kualitas hidup
ODHA, maka diperlukan upaya pengendalian serta layanan HIV yang komprehensif
di Rumah Sakit Khususnya di Rumah Sakit Umum Dokter Soedarso Pontianak.
Layanan komprehensif adalah upaya yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif dengan melibatkan seluruh sektor terkait.
TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
BAB III
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini memuat tentang berbagai program pelayanan dan standar
fasilitas untuk penyelenggaraan Pelayanan penanggulangan HIV dan AIDS di Rumah
Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso. Pelayanan penanggulangan HIV dan AIDS
merupakan upaya penyediaan layanan bagi ODHA secara berkesinambungan dalam
bentuk layanan komprehensif di RumahSakit. Kunci keberhasilan Pelayanan HIV
adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana
dan manajemen yang handal.
A. PENGERTIAN
Pelayanan HIV dan AIDS adalah upaya yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang mencakup semua bentuk layanan HIV seperti kegiatan
pengendalian faktor resiko, layanan konseling, dan tes HIV(KTS dan KTIP)
perawatan, dukungan, dan pengobatan (PDP), Pencegahan Penularan dari Ibu ke
Anak (PPIA),Pengurangan Dampak Buruk NAPZA
B. PENGORGANISASIAN
1. Struktur
Pengorganisasian kegiatan Pelayanan HIV/AIDS di RSUD Dr. Soedarso dilakukan
secara Tim multidisiplin dipimpin oleh Dokter Spesialis penyakit
dalam,bertanggungjawab langsung kepada Direktur Medik dan Keperawatan.
2. Pola Ketenagaan
Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HIV/AIDS merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan HIV di rumah sakit yang terdiri dari Dokter
Spesialis penyakit Dalam, Dokter spesialis genekologi,Spesialis Anak, Bidan,
Perawat, analis, ahli gizi, apoteker, dan penata radiologi.
Dalam pelayanaan HIV/AIDS rumah sakit memiliki beberapa fungsi antara lain :
1. Pelayanan
Rumah Sakit harus dapat menangani kasus rujukan yang tidak mampu ditangani
oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter, bidan dan perawat).
2. Pendidikan
Rumah Sakit harus terus menerus meningkatkan kemampuan baik petugas rumah
sakit, luar rumah sakit maupun peserta pendidikan tenaga kesehatan sehingga
mampu melakukan tindakan sesuai dengan standar dan kewenangan untuk
menyelesaikan suatu tindakan keperawatan dan medis secara profesional dalam
peningkatan pelayanan khususnya dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
3. Penelitian
Rumah Sakit harus mempunyai program evaluasi kinerja baik rumah sakit maupun
wilayah kerja dalam rangka menurunkan angka kematian penderita HIV/AIDS
D. JENIS PELAYANAN
E. KRITERIA
1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi secara
umum.
2. Ada dokter Spesialis penyakit dalam, anak, dan ginekologi untuk mengatasi
kasus HIV dan AIDS.
3. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan Tim Penangganan
HIV/AIDS di rumah sakit.
4. Mempunyai Standar Prosedur Operasional penanganan pasien HIV dan
AIDS
5. Kebijakan gratis pelayanan konseling tes HIV, pengobatan ARV dan IO
6. Tersedia ruang konseling
7. Tersedia ruang Administrasi dan Farmasi
8. Memiliki petugas yang siap melakukan konseling dan ambil obat, pencatatan
danPelaporan ,administrasi dan manager kasus.
9. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan HIV/AIDS, antara lain
dokter kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anastesi, dokter penyakit
dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
10. Tersedia pelayanan 24 jam di ruang rawat nginap
11. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam pelayanan kasus
HIV, seperti laboratorium, Radiologi,gizi,obat dan alat penunjang yang selalu
siap tersedia.
12. Tersedia sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya kegiatan.
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan kasus HIV dan
AIDS harus dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
F. LOGISTIK
1. Timbangan
2. Stetoskop
3. Hand scoon
4. Wastapel
5. Sabun antiseptik
6. Formulir vct
7. Meja dan kursi
8. Alat tulis
9. Komputer
10. Printer
11. Lemari
12. Leaflet
Rawat nginap
1. Tempat tidur
2. Meja pasien
3. Handscoon
4. Skot plastik
5. Pakaian kerja
6. Kacamata
7. masker
DASAR HUKUM
Mengetahui:
Dr. IVAN