Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

skizofrenia adalah gangguan mental berat yang didiagnosis melalui gejala


seperti delusi dan halusinasi, bicara tidak terorganisir (misalnya penggelinciran atau
inkoherensi), perilaku yang sangat tidak teratur atau katatonik, pengurangan jangkauan
dan intensitas ekspresi emosi atau pasif. Area kerja individu seperti kerja, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri jelas di bawah tingkat yang dicapai sebelum
timbulnya gangguan. Gejala-gejala ini berlanjut setidaknya selama 6 bulan (Sadock,
Ruiz, & Sadock, 2014).

Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang melibatkan psikosis kronis atau


berulang (Bustillo & Weil, 2016). Skizofrenia adalah gangguan mental yang
melemahkan yang sangat mempengaruhi tidak hanya pasien, tetapi juga seluruh
keluarga. Para pengasuh melakukan hampir seluruh beban merawat pasien. Tanggung
jawab ini menempatkan mereka dan seluruh sistem keluarga di bawah tekanan
ekstrim, dengan konsekuensi negatif (Caqueo-Urízar et al., 2014).

Intervensi keluarga termasuk anggota keluarga dalam sesi terapeutik dengan


tujuan meningkatkan kesehatan mental semua anggota keluarga dan pemahaman
tentang gangguan tersebut. Intervensi jenis ini bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas pasien dan keluarganya untuk memecahkan masalah dan manajemen
penyakit. Intervensi keluarga memiliki fokus pada penyediaan informasi tentang
gangguan, dan menekankan instruksi untuk pengobatan dan kepatuhan pengobatan.
Merawat anggota keluarga dengan penyakit mental membebani berbagai aspek
kehidupan keluarga. Beban ini dapat meningkat jika individu yang sakit mental
memiliki sejarah kriminal (Rowaert et al., 2016). Pendidikan tentang skizofrenia dan
pengobatannya memungkinkan untuk membuat keputusan untuk mengendalikan
gangguan, mengambil tindakan untuk mengobati gangguan, dan mengatasi hambatan
(Smith & Segal, 2014). Adalah penting bahwa anggota keluarga mengetahui sebanyak
mungkin tentang gangguan ini. Dengan bantuan seorang terapis, anggota keluarga
dapat mempelajari strategi untuk mengatasi stres, serta keterampilan pemecahan
masalah (NIMH, 2015). Intervensi berbasis keluarga yang dijelaskan di sini adalah
intervensi psikoedukasi, dan tujuan mereka adalah untuk meningkatkan pengetahuan
pasien dan pengasuh utama mereka tentang skizofrenia, dan untuk mengubah perilaku
mereka melalui pengenalan yang lebih baik dari gejala gangguan, dan belajar
bagaimana menangani masalah ini. dengan menggunakan intervensi psikoedukasi
(Chan, Yip, Tso, Cheng, & Tam, 2009)

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi
psikoedukasi pada manajemen penyakit untuk keluarga pasien yang mengidap
skizofrenia
BAB II
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Penelitian
a. Judul Penelitian
“The Effect of Psychoeducational Interventions on Illness Management in
Families of Schizophrenic Patients”

b. Pengarang
Aghayusefi. Alireza, Mirzahoseini. Hasan, Khazeli. Mahnas, Assarnia. Aliakbar
c. Sumber
Practice in Clinical Psychology 4 (2), 129-135, 2016
d. Mayor/Minor Subject (key word)
Schizophrenic, Psychoeducation interventions, Family, Illness management
e. Abstrac
Objective: Educating families and caregivers of schizophrenic patients on
controlling and managing the disorder, has found particular importance in clinical
psychology. The present study aims to examine the effect of Psychoeducational
interventions on illness management in families of schizophrenic patients.
Methods: The present study is a quasi-experimental research with pretest-
posttest design, and two control groups. The study sample consisted of 30
families with a schizophrenic member. The families were selected from referrals
to a psychiatric center in Tehran (during a period of 40 days) who met the
inclusion criteria, and were randomly placed into three groups: an experimental
group, a control group with placebo, and a control group without placebo (10
persons in each group). A researcher-made questionnaire was used to collect
data. The experimental group received trainings (a training package) and
attended a group discussion on schizophrenia. The placebo group attended
similar meetings, but without educational content and group discussion, and the
second control group were only assessed in the pretest and posttest. After
finishing the training sessions, and following an interval of 3 months, the posttest
was conducted for each group. The study data were analyzed using univariate
analysis of variance (ANOVA). All statistics were carried out using SPSS software,
version 11.
Results: According to the results, the experimental group had significantly higher
gain scores (α≤0.05) than the two control groups, on the following variables: an
increase in the adaptability of the patient in daily functioning, from the viewpoint
of both a clinical psychologist and the patient’s family, an increase in the family’s
knowledge of the illness, and a reduction in the adverse effects of the illness on
the family’s feeling and attitude.
Conclusion: The present study showed that family education is effective in
increasing patients’ adaptability and patients’ family knowledge, and in reducing
the adverse effects of the illness.
f. Tanggal Publikasi
12 Januari 2016
3.2 Deskripsi Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Untuk mendidik keluarga dan pengasuh pasien skizofrenia pada pengendalian
dan mengelola gangguan, telah menemukan kepentingan khusus dalam
psikologi klinis.
b. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuasieksperimental dengan
desain prestest-posttest
c. Analisi PICO
1) Population
Populasi pada penelitian ini terdiri dari keluarga pasien
skizofrenia laki-laki dari pusat psikiatri di provinsi Teheran. 30
keluarga yang memenuhi kriteria inklusi dipilih. Kriteria inklusi adalah
sebagai berikut: laki-laki, antara 18 dan 45 tahun, dirawat di klinik
untuk kambuhnya gejala dan menciptakan masalah di rumah, di bawah
perawatan medis dan tinggal di rumah, didiagnosis dengan skizofrenia
paranoid kronis oleh psikiater menurut DSM- 5 kriteria, tingkat
pendidikan di atas kelas empat dan di bawah kelas sembilan sekolah
dasar, dan status sosial ekonomi menengah ke bawah. Hanya pengasuh
utama yang dipilih dari setiap keluarga. Pertama-tama, para peserta
diberitahu tentang tujuan dan prosedur penelitian, dan persetujuan
tertulis mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian ini diperoleh
2) Intervention
Pada penelitian ini kelompok intervensi menerima pelatihan (paket
pelatihan) dan mengakhiri dengan diskusi kelompok tentang
skizofrenia. Kelompok placebo menghadiri pertemuan serupa, tetapi
tidak mengakhiri dengan diskusi, dan kelompok kontrolkedua hanya
dinilai dalam pretest dan posttest. Setelah menyelesaikan sesi pelatihan
dan mengikuti selang waktu 3 bulan, postettes di lakukan oleh masing-
masing kelompok.

3) Comparation
Berdasarkan penelitian ini kelompok eksperimen memiliki skor
keuntungan yang lebih tinggi secara signifikan dari pada kelompok
control. Terdapat juga perbedaan sesi pada kelompok eksperimen dan
control di mana kelompok eksperimen di akhiri dengan sesi diskusi .

4) Outcome
Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan keluarga efektif
dalam meningkatkan kemampuan adaptasi pasien dan pengetahuan
keluarga pasien, dan dalam mengurangi efek buruk penyakit
5) Kelebihan Jurnal
Penelitian ini berfokus pada pemebrian edukasi kepada keluarga pasien
dengan skizoprenia
6) Kekurangan Jurnal
Kekurangan dari jurnal ini adalah ketidakpedulian keluarga peserta
terhadap program pendidikan dan intervensi keluarga, keterbatasan
waktu, dan kesulitan mengumpulkan anggota keluarga, merupakan
salah satu keterbatasan dalam penelitian ini. Umumnya, jangka waktu
yang panjang diperlukan untuk melakukan studi semacam ini, tetapi,
itu di luar lingkup penelitian ini.

7) Manfaat Hasil Penelitian Bagi Keperawatan


Hasil Pe neltian ini bisa dia aplikasikan dalam bidang keperawatan.
Dimana perawat bisa menjadi konselor bagi keluarga pasien , sehingga
keluarga bisa memahami kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai