PEMBAHASAN
darah. Hasil penelitian ini sesuai dengan studi yang telah dilakukan Wians
yang berkaitan dengan morfologi dan jumlah sel pada darah pasien (Longo,
2012). Namun, hasil dari pemeriksaan darah tepi sangat rentan terhadap
faktor eksternal. Kelainan yang terjadi pada hasil pemeriksaan darah tepi
dapat terjadi pada eritrosit, trombosit, dan leukosit (Corwin, 2010; Shagana,
sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 2 jam setelah spesimen diambil. Hal
39
40
lain lain. Pada penelitian ini, kelainan leukosit yang ditemukan adalah
adanya vakuolisasi sitoplasma pada spesimen darah tepi yang telah ditunda
pemeriksaannya sampai menit ke-120, menit ke-180, dan menit ke-240 dari
spesimen darah, morfologi leukosit dapat dipengaruhi oleh sifat EDTA yang
rusak, maka cairan ekstrasel akan masuk dan tertimbun di dalam sel. Hal ini
vakuolisasi adalah neutrofil, hal tersebut sangat lazim terjadi, karena apabila
dilihat dari komposisi leukosit, 70% leukosit terdiri dari neutrofil dan 30%
terlalu keras pada proses pembuatan apusan darah tepi. Irreguler margin
dan pecahnya membran sel dapat dilihat pada gambar 5.2 dan gambar 5.3.
sering terjadi pada sampel darah yang mengalami infeksi berat yang
oleh bakteri atau parasit yang difagositosis oleh leukosit, sisa sisa dari
2007).
Ketika leukosit melebihi batas atas nilai rujukan ini, seorang individu akan
leukosit terletak diatas 11.300/µL, tetapi nilai yang terletak diantara 11.300-
15.000/µL dapat dianggap normal karena keadaan ini dapat disebabkan oleh
berbagai macam hal, seperti berkeringat, lelah, capai, status mental yang
kurang baik atau stress, atau berat badan yang sedang menurun (Lyrad dan
Ruppert, 2015).
ini berasal dari individu berusia 7-22 hari. Hal ini tidak memengaruhi hasil
penelitian karena morfologi pada individu berusia 7-22 hari sudah dapat
dianggap sama seperti individu dewasa. Perbedaan sel darah putih pada
individu dewasa dan individu berusia 7-22 hari terletak pada jumlah sel
darah putih, dimana pada neonatus nilai normal sel darah putih adalah 9.000
Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi hasil dari penelitian ini,
salah satunya adalah pembuatan spesimen apusan darah yang kurang teliti.
Jika pembuatan spesimen apusan darah tepi tidak teliti dan rapi, maka akan
merupakan salah satu tahap dari pembuatan apusan darah tepi. Pemakaian
al., 2007).