Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal dengan “The disease of theory” adapun teori-teori tersebut antara lain:
1. Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada Preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler sehingga terjadi
penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonin sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel. Prostasiklin merupakan vasodilator yang poten dan menghambat agregasi platelet, sedangkan tromboksan berefek sebaliknya. Dengan demikian penurunan prostasikin oleh karena kerusakan endotel berpotensi menimbulkan trombosis melalui agregasi platelet dan vasokontriksi pembuluh darah.1,2,3
2. Peran faktor imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama, hal ini dihubungkan
dengan pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang tidak sempurna. Beberapa wanita dengan Preeklampsia mempunyai kompleks imun dalam serum. Beberapa study yang mendapati aktivasi komplemen dan system imun humoral pada Preeklampsia.2,3
3. Peran faktor genetik / familial Beberapa bukti yang mendukung factor
genetik pada Preeklampsia antara lain: a. Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita Preeklampsia. b. Kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak cucu ibu hamil dengan riwayat Preeklampsia dan bukan ipar mereka. c. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron-System (RAAS).1,2,3
Walaupun penyebab pasti Preeklampsia tetap tidak jelas, banyak teori
memusatkan masalah pada impantasi plasenta dan level invasi trofoblas. Penting diingat bahwa walaupun hipertensi dan proteinuria adalah kriteria diagnostik Preeklampsia, kedua hal ini hanyalah symptom / gejala dari perubahan-perubahan patofisiologi yang muncul pada kelainan ini. Salah satu perubakan patofisiologi yang paling menonjol adalah vasospasme sistemik yang sangat nyata yang bertanggung jawab terhadap penurunan perfusi semua system organ. Perfusi juga berkurang karena hemokonsentrasi vaskuler dan pengeluaran cairan ke rongga ketiga. Selain itu, Preeklampsia disertai oleh respon inflamasi berlebihan dan aktivasi endotel yang tidak tepat.1,3 Referensi :
1. Sastrawinata S. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. 2. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. ed. 21, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2013. 3. Langelo dkk. Faktor Resiko Kejadian Preeklampsia di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011-2012. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012.