Anda di halaman 1dari 2

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia, sebenarnya tak
hanya di Indonesia saja yang mengonsumsi beras atau nasi tetapi juga Negara lainnya.
Jenis beras yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah beras putih (milled rice).
Pemerintah menjamin ketersedian beras bahan pokok secara merata dalam jumlah yang
mencukupi dan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Beras tidak hanya berperan
penting sebagai makanan pokok, tetapi merupakan sumber perekonomian sebagian
besar masyarakat di pedesaan.
Beras sebagai menu pokok ini memiliki kandungan pati yang cukup besar
dibandingkan dengan sereal. Selain itu, dalam beras juga mengandung vitamin, protein,
mineral, dan air, dan beras setelah dimasak memberikan volume yang cukup besar
dengan kandungan kalori cukup tinggi, serta dapat memberikan berbagai zat gizi lain
yang penting bagi tubuh, seperti protein dan beberapa jenis mineral.
Pendistribusian beras terkadang terdapat beras yang sudah tidak bagus lagi atau
beras yang sudah rusak yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyimpanan yang
terlalu lama, dan suhu tempat penyimpanan beras. Suhu yang terlalu panas ataupun
terlalu dingin atau suhu yang tidak stabil memicu timbulnya beras yang bau apek maupun
serangga pada beras. Beras yang terendam air juga bisa menyebabkan beras itu rusak,
seperti beras yang ada dalam gudang yang terkena air hujan yang dapat menyebabkan
beras tersebut rusak atau bau apek.
Beras yang sudah rusak (bau apek) dan beras yang masih bagus disebabkan oleh
beberapa faktor. Pendekteksian keapekan beras secara cepat dan tepat dapat menggunkan
NIRS. Menurut Cen dan He (2007) NIRS memiliki kamampuan potensial untuk
menentukan beberapa parameter mutu secara bersamaan. Melalui pengembangan ilmu
komputer dan chemometric, kemampuan aplikasi teknis NIRS menjadi lebih populer dan
menarik banyak peneliti dalam bidang pangan. Komponen dengan presentase konsentrasi
0.1 % dapat dideteksi dan dievaluasi menggunakan NIRS.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah NIRS mampu membedakan beras berdasarkan sifat apek yang muncul
selama waktu penyimpanan?
2. Apakah NIRS mampu membedakan campuran antara beras apek dan beras tidak
apek?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah membangun model pendugaan mutu beras
berdasarkan sifat apek beras menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA)
dengan Pretreatment Standard Normal Variate (SNV), Savitzky Golay Smoothing (SGS),
De-Trending (DT) dan Derivative-2

1.4 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup pada penelitian ini, yaitu :
1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah beras dengan varietas ciherang.
2. Metode klasifikasi yang digunakan yaitu metode Principal Component Analysis
(PCA). Pretreatment yang digunakan yaitu Principal Component Analysis (PCA)
dengan pretreatment Standard Normal Variate (SNV)), Savitzky Golay Smoothing
(SGS), De-Trending (DT) dan Derivative
3. Aspek mutu beras yang diteliti adalah munculnya bau apek beras selama waktu
penyimpanan.
4. Pengolahan data menggunakan Unscramble Software® X version 10.5.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah menghasilkan database sebagai informasi
tingkat penuruan mutu beras selama waktu penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai