I Dewa Gede Ngurah Eka Chandra Pramuditya (1607531119)
I Gede Pradana Juniarta (1607531128)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM REGULER 2019 2.1. Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar dalam memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Saat ini, keterampilan matematis telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Demikian pula halnya dengan kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk menyadari bahwa tujuan akhir jasa akuntansi organisasi bukan sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari pelaksanaan segala prosedur akuntansi, tetapi juga bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang didalam perusahaan, baik sebagai pemakai maupun pelaksana, dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkan.
2.1.1. Akuntansi adalah Tentang Manusia
Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor sosial sesungguhnya didesain secara jelas dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Para akuntan membuat beberapa asumsi secara berkelanjutan mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntasi, serta bagaimana agar sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan memengaruhi organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan efektivitas dan prosedur perusahaan secara luas, maka mereka juga selayaknya memonitor ketepatan asumsi yang bersifat kontradiktf terhadap apa yang mereka lihat dalam relitas perusahaan. Dari pengalaman dan praktik, banyak manajer dan akuntan telah memeperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka. Masih banyak sistem akuntansi yang dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan terkadang samapai menyebabkan penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi menjadi meragukan. Para manajer terbiasa bebas memanipulasi laporan informasi sistem akuntansi karena pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan hanya berdasarkan hasil yang mereka laporkan dan bukan berdasarkan kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas. Akuntansi adalah mengenai akuntansi. Orang yang optimis dengan hal tersebut akan membantah bahwa terdapat banyak reaksi perilaku yang tidak menguntungkan terhadap sistem akuntansi. Untuk membuat pandangan ini menjadi adil, cara pandang akuntan harus mengandung beberapa pandangan yang terintegrasi. Pengetahuan akuntan, sebagaimana diketahui bersama, cenderung bersifat parsial, terbatas oleh waktu, sementara mereka bekerja 1 dalam organisasi yang kompleks, sehingga adalah tidak realistis untuk mengharapkan semua aspek dari kehidupan organisasi dapat dihubungkan satu sama lain tanpa tekanan. Namun, sebagai petunjuk tindakan, pandangan ini juga siap menghadirkan suatu kompromi, dan bertindak sebagai suatu pendekatan yang memungkinkan akuntan untuk tidak berdampingan dengan hal-hal yang tidak bertanggung jawab. Dalam pandangan ini, pengertian yang lebih mendalam dan berharga dapat diperoleh dari pemahaman atas perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Dengan menganalisis secara sistematis hubungan antara sistem akuntansi, bentuk pengendalian, sikap manusia, dalam pengambilan keputusan, serta tingkatan sosial dan perilaku, akuntan dapat memusatkan perhatiannya keluar. Dengan demikian, hal tersebut tidak menjadi dasar bagi munculnya konflik dan pertentangan dari banyaknya permasalahan akuntansi, serta tidak menyebabkan potensi organisasi dan akuntansi itu sendiri diragunkan.
2.1.2. Akuntansi adalah Tindakan
Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi dan rasa tanggungjawab terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggungjawab tersebut dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Peran anggota organisasi akan sangat berpengaruh pada pencapaian tersebut. Apabila suatu anggaran telah ditetapkan untuk dilaksanakan oleh suatu unit kerja dalam organisasi, maka anggaran itu akan berinteraksi dengan para individu dalam organisasi tersebut. Dimana masing-masing individu tersebut mempunyai tujuannya masing-masing dan sekaligus bertanggungjawab mencapai tujuan organisasi. Keselarasan tujuan antara individu dan organisasi diperlukan untuk mewujudkan terjadinya sinergi antara individu dan organisasi. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.
2.2. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan berada dibalik akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desaian, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi 2 dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi. Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar. a. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan system akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam organisasi. b. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana system akauntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan , kepuasan kerja, serta kerja sama. c. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara system akuntansi digunakan sehingga memengaruhi perilaku. Para akuntan pada masa lalu hanya fokus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari kinerja perusahaan di masa lalu untuk memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi. Para akuntan keperilakuan melihat kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis yang mencatat pesanan pelanggan melalui telepon. Para juru tulis tersebut harus menyadari bahwa tujuan mereka melakukn pekerjan itu adalah untuk kelangsungan hidup organisai. Para akuntan keperilakuan juga menyadari bahwa mereka bebas mendesai sistem informasi untuk memengaruhi motivasi, semangat, dan produktivitas karyawan. Tanggung jawab mereka menjangkau ke luar pengumpulan dan penggunaan laporan akuntansi oleh orang lain. Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah memengaruhi perlaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan. Akuntan keperilakuan berpusat pada hubungan antara perilaku dan sistem akuntansi. Mereka menyadari bahwa proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi iru sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku yang pada gilirannya secara bersama-sama akan mementukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi. Akuntan keperilakuan melihat 3 bahwa perusahaan yang melakukan penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis yang mencatat pesanan pelanggan melalui telepon. Juru tulis tersebut menyadari bahwa tujuan mereka melakukan pekerjaannya adalah untuk kelangsungan hidup organisasi. Selain itu, para akuntan keperilakuan juga menyadari dapat dengan bebas mendesain sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi, semangat dan produktivitas karyawan. Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk mempengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi tindakan yang diinginkan. Sebagai contoh, suatu perusahaan bisa berhasi; dalam merundingkan kerja sama dengan kelompok organisasi lainnya dengan baik, atau mungkin akan menjadi gagal karena orang-orang di organisasi tersebut berjalan ke arah tujuan yang berlawanan.