Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN LITERATUR MEKANISME ZIKIR TERHADAP

KESEHATAN: RESPONS IMUNITAS

Tri Niswati Utami


Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
triniswatiutami@uinsu.ac.id; tri.niswati.utami@gmail.com

ABSTRACT

Health is an optimum (balanced) condition for the individual, physically, mentally,


socially and spiritually and free of disease, disability and weakness. Unstable physical and
mental conditions can cause physiological changes in the body. The instability of the level of
perception or consciousness causes emotional distress such as: anger, sadness, depression,
anxiety and so on. The purpose of this literature review is to explain the mechanism of zikr on
health through an immune response. The method used in the study literature collects literature
in the form of journals, books, reports and research documents.
The relationship between the brain and the immune system occurs through the HPA axis,
which involves hormones - cytokines, through cells contained in the ANS (automic nerve
system) pathways. The balance will be responded by a body system such as a hormone. A
balanced body system affects hormonal balance, is in a physiological state. The immune system
or immune system is affected by physical, mental and social stressors. Severe stressors activate
the HPA axis and sympatho adrenal medullary system (SAM), affecting metabolic changes and
affecting the body's immune system against disease.
Conclusion: zikrah improves spiritually and at a high level of consciousness, acts as a
filter against emotional instability. Spiritual awareness can be activated internally and
externally. Internal comes from within the individual such as: experience and externally
activated by others through motivation.

Key Words: zikr, immune system, health, body balance, physiological hormones, spiritual
awareness.

PENDAHULUAN sistem tubuh manusia dan menimbulkan


Manusia adalah makhluk masalah kesehatan.
multidimensi yang berinteraksi dengan: Zikir ditinjau dari aspek kesehatan
dirinya, diluar dirinya/lingkungan sekitar memberikan dampak positif yang
dan Sang penciptaNya. Interaksi dengan menyebabkan mekanisme keseimbangan
lingkungan sekitar seringkali membutakan tubuh tetap stabil. Ketidakseimbangan
manusia akan hakekatnya sebagai makhluk dalam diri seseorang mengakibatkan
Allah, sehingga muncullah gangguan secara fisiologis (Utami, 2016).
ketidakseimbangan didalam diri manusia. Keseimbangan diatur oleh organ yang
Kondisi disequilibrium inilah yang disebut otak (hypothalamus), namun
berakibat pada berbagai gangguan pada keterkaitan 3 sistem organ yang saling
berkoordinasi dalam mekanisme zikir dan

100 | Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


kesehatan antara lain : otak, jantung dan Tidak semua zat yang terkandung
sistem hormon. dalam peredaran pembuluh darah bebas
masuk ke dalam otak. Sistem penjagaan ini
TINJAUAN TEORITIS dilakukan oleh satu mekanisme khusus
1. Otak yang hanya terdapat pada otak. Bakteri atau
Otak merupakan organ vital bagi jenis zat tertentu tidak diizinkan masuk, jika
manusia. Otak dilindungi oleh cranium, zat tersebut masuk maka akan mengganggu
yaitu: tengkorak yang dibentuk oleh tulang sistem secara keseluruhan. Semua
pipih yang tebalnya kurang dari setengah kebutuhan zat yang dibutuhkan bagi otak
sentimeter. Bagaian bawah tengkorak lebih dalam kadar yang terukur, meskipun disaat
tebal dari tengkorak atas. Otak terdiri dari berolahraga terjadi peningkatan tekanan
lobus (sekat) yaitu: lobus frontalis, darah, proporsi darah yang masuk ke otak
parietalis, occipitalis, cerebellum, tetap stabil, dikarenakan terdapat penawar
temporalis dan brain sistem. darah otak atau dalam istilah lain disebut
dengan Blood Brain Barrier.
Fungsi otak berkaitan dengan
kegiatan berfikir (otak) dan merasa
(jantung). Otak membutuhkan oksigen, oleh
karena oksigen mengikat haemoglobin yang
terdapat didalam darah. Apabila otak
kekurangan oksigen, maka darah tidak
dapat mengalir ke otak dan tidak dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Jika

Gambar 1 Bagian Otak Manusia dalam 5-10 menit seseorang kekurangan


oksigen atau mengalami hambatan masukan
Ruang sela antara permukaan dalam
oksigen maka yang terjadi adalah kerusakan
tengkorak dengan otak diisi oleh cairan otak
jaringan otak dan menyebabkan kematian.
yang disebut dengan cairan cerebrospinal
Otak secara biologis merupakan “pusat”
dan berfungsi sebagai peredam kejutan jika
bagi semua aktivitas tubuh, baik kegiatan
suatu saat terjadi benturan. Cairan tersebut
sadar maupun tidak sadar (otonom).
juga berfungsi sebagai bantalan otak dan
Fungsi otak sebagai kegiatan berfikir,
merupakan cairan yang menjaga otak dari
dalam hal ini otak dialiri oleh berbagai
infeksi. Otak manusia dianalogikan seperti
saraf, dan koordinasi ini terjadi oleh karena
mengambang dalam cairan.
ikatan sel saraf yang saling berhubungan.

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 101


Otak bekerja dari detik ke detik dengan cara secara fisiologi bertugas memompa darah,
yang berbeda, karena otak pula manusia Allah menciptakan jantung sebagai alat
berbeda, hari ini dengan kemarin. Informasi “perasa”, seolah-olah jantung mempunyai
yang diterima otak akan memberi nuansa “rasa” terhadap situasi yang dilihat, dialami
baru bagi hubungan antar sel saraf dan antar dan didengar.
jaringan otak. Hubungan ini akan Jantung merupakan navigator bagi
mengubah isi pikiran bahkan termasuk cara manusia. kondisi tertentu, dimana manusia
berfikir. Unit kecerdasan terkecil ada pada merasakan suatu perasaan yang bermacam-
ujung sel saraf ini. Semakin banyak ikatan macam seperti: rasa bahagia, menangis,
sel (myelin) saraf terbentuk, semakin kuat takut, khawatir, marah dan sebagainya,
otak menyimpan informasi. maka rangsangan impuls saraf dari otak
Orang yang senantiasa belajar “long akan mempengaruhi kinerja jantung. Kita
life education”  (Uthubu al – ‘ilma min sering mengalami perubahan detak jantung
al-mahdi ila al lahdi). “Belajar dari buaian ketika ada emosi tertentu, sehingga aliran
hingga liang lahat” adalah orang yang darah juga ikut berubah.
senantiasa mengaktifkan “otak” untuk Otak dan jantung saling berkoordinasi
berfikir dengan demikian ikatan antar sel secara signifikan sebagaimana otak
saraf semakin aktif dan kuat, sehingga merespon dunia luar. Perkembangan ilmu,
memaksimalkan fungsi otak. Demikian menimbulkan ketertarikan seorang
pula sebaliknya, jika otak tidak diasah, Ilmuwan yang melakukan pengamatan
maka ikatan antar sel melemah dan terhadap hubungan otak dan jantung. Dr. J.
menurunkan fungsi otak dalam menyimpan Andrew Armour (1991) menemukan
memori. Kerusakan pada bagian otak, baik jantung mempunyai sistem saraf intrinsik
pada saraf maupun strukturnya yang kompleks (complex intrinsic nervous
mempengaruhi cara berfikir serta system). Sel saraf ini mampu mendeteksi
berpengaruh pula pada perilakunya. adanya perubahan hormon, zat kimia saraf
dan informasi yang berada di jantung.
2. Jantung Jantung memiliki bioelektrikal (listrik
Organ kedua yang juga memegang biologis) yang menjadi sumber energi
peran penting adalah jantung. Jantung keberlangsungan kehidupan organ tubuh.
bertugas memompa darah dan mengalirkan Jantung dalam menjalankan fungsinya,
ke seluruh tubuh, begitu pula jantung dimana titik awal listrik tersebut ada pada
mengalirkan darah ke otak untuk nutrisi dan SA node, yang kemudian membangun
fungsi fisiologis otak. Uniknya, selain jaringan komunikasi yang terhubung

102 | Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


keseluruh tubuh, pikiran, jiwa, emosi dan sistem saraf dalam imunoregulasi, yaitu:
sifat rohaniyah berupa sinyal bioelektris. kinerja sistem saraf menghasilkan learning
Penjelasan hubungan otak dan process, yang menghasilkan kognisi
jantung terjalin sebagai berikut: informasi tertentu sehingga mampu memodulasi
yang dilihat atau didengar diterima oleh sistem imun (Putra, 2011).
otak dalam bentuk persepsi kemudian Sistem imun atau sistem kekebalan
diproses, selanjutnya otak mengirim tubuh dipengaruhi oleh stressor. Stressor
informasi tersebut melalui saraf ke jantung. yang berat mengaktifkan HPA axis dan
Melalui sistem biolektrikal jantung sympatho adrenal medulary system (SAM),
menerima informasi dan melibatkan “rasa” memberikan efek perubahan metabolisme
terhadap hasil akhir “proses informasi” dan sistem ketahanan tubuh terhadap
berupa: rasa sedih, bahagia, gembira dan penyakit. Respons stres berdampak secara
sebagainya. Fungsi jantung setara dengan psikologis menyebabkan distress emosional
fungsi otak dalam memahami dan berpikir. dan perubahan perilaku. Gangguan tersebut
Al Qur’an surah Al Hajj ayat 46 dapat dialami dalam waktu pendek maupun
menjelaskan bahwa “jantung” dalam istilah panjang. Gangguan waktu pendek ditandai
kedokteran adalah “hati”: dengan peningkatan hormon katekolamin,
Artinya : “Maka apakah mereka tidak sedangkan dalam waktu panjang ditandai
berjalan di muka bumi, lalu mereka dengan peningkatan sekresi kortisol
mempunyai hati yang dengan itu (Thornton & Anderson, 2006).
mereka dapat memahami atau Sebuah penelitian menemukan bahwa
mempunyai telinga yang dengan itu pelepasan sitokin dan respons inflamatorik
mereka dapat mendengar? Karena yang dihasilkan dipicu oleh stres bersifat
sesungguhnya - bukanlah mata itu adaptif (paling tidak dalam jangka pendek),
yang buta, tetapi yang buta, ialah hati menantang asumsi bahwa stres selalu buruk
yang didalam dada”. bagi kesehatan. Respons inflamatorik yang
diinduksi stres jangka pendek itu membantu
3. Sistem Imun dan Peran HPA Axis tubuh untuk menangkal infeksi; hanya
(Hypothalamus Pituitary Adrenal) selama stres jangka panjang saja pelepasan
Hubungan antara otak dengan sistem sitokin menjadi berkaitan dengan berbagai
imun terjadi melalui HPA axis, yang konsekuensi kesehatan yang adversif
melibatkan hormon – sitokin dan melalui (Robles, Glaser & Keicolt-Glaser, 2005).
sel yang terdapat di jalur ANS (automic Temuan bahwa stres terkadang memiliki
nerve system) (Cohen, 2001). Keterlibatan efek yang menguntungkan pada kesehatan,

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 103


telah membuat sebagian peneliti terbebas dari kekurangan (complete) secara
menganggap stres memiliki dua tipe: fisik, mental dan sejahtera sosial.
distresss (stres yang mengganggu Dunn dan Audy (1974) menjelaskan
kesehatan) dan eustress (stres yang konsep sehat sakit sebagai kondisi individu
meningkatkan kesehatan) sehingga tidak dan kelompok sosial yang dinamis, selalu
semua efek stres negatif. Stres yang sama dalam keadaan berubah-ubah. Pendapat
dapat memiliki efek adversif pada sebagian tersebut menyatakan bahwa kesehatan
orang dan memiliki efek menguntungkan dalam waktu tertentu dapat berubah dari
pada yang lainnya, bahkan pada orang yang satu titik ke titik kondisi lainnya, baik
sama sekalipun, sebuah pengalaman yang meningkat maupun menurun. Variasi
stressful dapat menghasilkan efek kesehatan ini bergantung pada kuantitas dan
menguntungkan dan adversif sekaligus kualitas faktor yang mempengaruhi
(Pinel, 2009). kesehatan. Konsep ini juga menjelaskan
reaksi adaptif sebagai respon terhadap
PEMBAHASAN serangkaian gangguan penyakit, baik stress
1. Proses Penyakit psikologik dan sosial sehingga memiliki
Istilah sehat mengandung banyak kemampuan imunitas untuk mengatasinya.
muatan kultural, sosial dan pengertian Berdasar konsep sehat menurut WHO
profesional yang beragam. Berdasarkan dan Dunn, maka dapat disimpulkan bahwa
sudut pandangan kedokteran, sehat sangat sehat merupakan kondisi yang seimbang
erat kaitannya dengan kesakitan dan (fisiologis) secara fisik, mental, sosial dan
penyakit. WHO (World Health spiritual, tidak hanya bebas dari penyakit,
Organization) mendefinisikan konsep sehat cacat dan kelemahan. Ketidakseimbangan
sebagai "a complete state of physical, secara fisik, mental, sosial dan spiritual
mental, and social well-being and not menyebabkan gangguan pada kesehatan
merely the absence of disease or informity” seseorang.
(WHO, 1981). Sehat merupakan keadaan
lengkap fisik, mental dan kesejahteraan
sosial dan tidak hanya tidak adanya
penyakit atau kelemahan. Batasan WHO
tentang kesehatan ini menjelaskan bahwa
yang dimaksud sehat bukan hanya sekedar
bebas dari penyakit atau kelemahan,
melainkan hadirnya tiga kriteria sehat yaitu:

104 | Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


Berikut pengaruh mekanisme stressor jaringan otot, jaringan saraf, kelenjar
terhadap tubuh: edokrin, molekul resptor sebagai “sesuatu
yang asing”. Manifestasi penyakit autoimun
Stressor
Individual difference yaitu: penyakit Diabetes Melitus (DM) tipe
e.g: personality,
experience with
1 dan rheumatoid arthritis. DM tipe 1
stressor, self efficacy sebagai penyakit autoimun yang disertai
Stress response: dengan kerusakan sel β penghasil insulin di
1. Psychological
2. Cognitive pankreas. Autoimun menyerang sel
appraisal penghasil insulin (sel β).
3. Emotional distress
4. Behavior change Hormon kortisol dalam kadar normal
berfungsi dalam metabolisme protein,
Stress response: karbohidrat dan lemak. Namun kortisol
1. Psyological
2. CNS/endocrine dalam kadar yang tinggi, bekerja sebagai
(HPA and SAM
katabolisator yang menyebabkan
Axes)
peningkatan gula darah (Roy et al., 1993;
Doornen, 1990). Stres dan tekanan yang
Immune function
berkelanjutan menyebabkan aktivasi HPA
meningkat sehingga kadar kortisol
Disease meningkat, diiringi oleh peningkatan
glukosa darah (Purba dan Putra 2011).

Gambar 2 Respons Stressor terhadap Kortisol disisi lain mempengaruhi fungsi


Fungsi Tubuh, Thornton & insulin dalam hal sensitivitas, produksi dan
Andersen (2006).
reseptor sehingga glukosa darah tidak bisa
seimbang (Agverinos et al., 1992). Fungsi
2. Penyakit Autoimun
sel beta di pankreas berbanding terbalik
Penyakit autoimun penyakit
dengan kadar kortisol (Shiloah dkk., 2003).
gangguan imunitas yang ditandai oleh
Stres kronik merupakan faktor risiko
kerusakan jaringan. Tubuh normal akan
diabetes melitus tipe 2. Pernyataan ini
mentoleransi semua komponen tubuh
dibuktikan melalui penelitian di panti
terhadap “benda asing”, namun pada
jompo. Penderita yang dirawat oleh perawat
autoimun terdapat kondisi anomali.
yang kurang menyenangkan, mengalami
(Subowo, 2013). Sistem pertahanan pada
peningkatan kadar gula darah yang tidak
penderita penyakit autoimun berbalik
terkontrol (Melamed dkk., 2006).
melawan jaringannya sendiri, seperti:

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 105


3. Mekanisme Zikir terhadap respons berada pada rentang kadar normal. Zikir
Tubuh
telah berhasil membuktikan perubahan
Keseimbangan akan direspons oleh
persepsi mempengaruhi respons biologis
sistem tubuh seperti hormon. Sistem tubuh
kortisol. Teknik relaksasi yang dilakukan
yang seimbang mempengaruhi
dalam penelitian Benson (2000),
keseimbangan hormon dalam keadaan
menunjukkan bahwa zikir dapat menjadi
fisiologis. Penelitian pengaruh zikir
salah satu frasa fokus (kata yang menjadi
terhadap repons tubuh, membuktikan
titik perhatian) dalam proses penyembuhan
bahwa persepsi stres mempengaruhi
diri dari kecemasan, ketakutan, bahkan dari
respons biologis, sebagai indikator yang
keluhan fisik seperti: sakit kepala, nyeri
digunakan adalah hormon kortisol berada
dada dan hipertensi.
dalam kondisi fisiologis (Utami, 2016).
Frasa fokus tersebut (zikir) jika
Penjelasan diatas berhubungan
dikombinasikan dengan respons relaksasi
dengan cara individu menangani stres,
dapat menghambat kerja sistem saraf
berkaitan dengan penelitian sebelumnya
simpatis yang mengatur kecepatan denyut
yang menyebutkan bahwa strategi koping
jantung, nadi, pernafasan dan metabolisme
yang berbeda, memberikan respon yang
(Pasiak, 2013). Zikir berfungsi sebagai obat
berbeda pada HPA axis (kortisol). Koping
beta blocker (penghambat reseptor beta)
adalah mekanisme untuk mengatasi
dalam kerja saraf simpatis. Zikir disisi lain
perubahan yang dihadapi atau beban yang
dapat membuat alur gelombang otak berada
diterima, apabila mekanisme koping
pada gelombang alfa ketika seseorang
berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi
menjadi sangat kreatif dan berdaya relung
terhadap perubahan atau beban tersebut.
tinggi. Perubahan gelombang otak ini
Kemampuan belajar bergantung pada
terjadi ketika seseorang tafakur.
kondisi eksternal dan internal sehingga
Metode zikir mengajarkan klien
yang berperan bukan hanya bagaimana
menjernihkan pikiran dan menetralkan
lingkungan membentuk stressor tetapi juga
pikiran, selanjutnya zikir dengan penuh
kondisi temperamen individu, persepsi,
penghayatan akan membawa indvidu
serta kognisi terhadap stressor tersebut.
berada dalam keadaan yang tenang dan
Temuan dari penelitian ini,
nyaman. Fisiologis tubuh berada dalam
mengungkapkan kadar kortisol subyek
keseimbangan. Keseimbangan akan
diatas normal (tinggi) sebanyak 3 orang
memperlancar aliran darah dan gerak sel
sebelum pelatihan. Kadar kortisol seluruh
tubuh relatif stabil. Respons keseimbangan
subyek setelah pelatihan, berubah menurun
menjadikan kerja sistem tubuh berjalan

106 | Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


normal dan menyehatkan badan. Subyek Pikiran menimbulkan emosi yang
penelitian yang menerapkan latihan zikir membangkitkan reaksi kimia, beberapa
secara kontiniu, menjadikan subyek reaksi bermanfaat dan reaksi lainnya
penelitian akan terlatih dengan demikian berdampak buruk. Stres, kecemasan dan
semakin mudah untuk mempertahankan kemarahan apabila terjadi secara terus
keseimbangan tersebut. Menggali dan menerus maka pelepasan cairan kimia juga
menguatkan sumber koping adalah cara terjadi secara terus menerus dan berdampak
efektif untuk mengatasi distress. Pelatihan langsung pada kesehatan (Borg, 2014).
spiritual dengan teknik meditasi pada Emosi negatif menyebabkan pelepasan
perawat pengelola dan manager terbukti cairan kimia yang merusak. Bahaya
efektif menurunkan tingkat stres selanjutnya cairan tersebut tidak sesaat
(Batuqayan et al., 2012). mempengaruhi tubuh tetapi secara terus
Otak setiap kali berpikir (bekerja) menerus konsekuensinya berdampak pada
menghasilkan reaksi biokimia, beberapa sistem kekebalan tubuh. Pembuktian data
diantaranya bereaksi lebih kuat dibanding empiris diatas bahwa “Mekanisme zikir
lainnya, bergantung pada intensitas terhadap respons tubuh (imunitas)” dapat
emosional pikiran tersebut. Pikiran dan dilihat pada gambar berikut:
tubuh (biologi) terhubung dengan erat.

Spiritual

ZIKIR Kepribadian Eustres Imunitas

Persepsi

Gambar 3 Mekanisme Zikir terhadap Respons Tubuh (Imunoglobulin)

Jalur hubungan pengaruh zikir mempengaruhi peningkatan kepribadian,


terhadap stres dan respons biologis kortisol sehingga mengubah stres negatif (distress)
secara ringkas berdasarkan analisis jalur, menjadi positif (eustress) diikuti perubahan
sebagai berikut; intervensi zikir terbukti respons biologis oleh potensi penurunan
meningkatkan spiritual value yang kortisol. Zikir meningkatkan kepribadian

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 107


seperti: perilaku optimis, pribadi yang bagian otak. Koneksi antara amigdala,
tangguh dan mandiri, mampu menjadi hipokampus dan hipothalamus
pribadi yang unggul dan performansi mengaktivasi sumbu HPA (hypothalamus
perawat semakin baik, sehingga pelayanan pituitary adrenal). Hipotalamus, sinyal-
yang diberikan lebih maksimal. Stres impuls berupa (rasa takut, khawatir atau
persepsi akan direspons dalam bentuk stress cemas) akan mengaktifkan kedua sistem
respons (respons biologis) melalui jalur: saraf simpatik dan sistem modulasi dari
stimulus diterima oleh lateral amigdala sumbu HPA.
diproses dan disampaikan ke inti pusat
kemudian diproyeksikan ke beberapa

Gambar 4 Mekanisme Zikir terhadap Otak (persepsi) dan Kelenjar Adrenal (Sistem
Tubuh yang tidak Otonom)

108 | Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


Paraventrikular hypothalamus berisi dibentuk sebagai hasil dari
neuroendokrin yang mensintesis dan pengamatan terhadap lingkungan,
mengeluarkan vasopresin serta CRH melibatkan proses berpikir sehingga
(cortico releasing hormon). Pelepasan CRH mempengaruhi cara seseorang
dari hipotalamus dipengaruhi oleh stres, merasa dan bertindak.
CRH dan vasopresin yang dilepaskan dari 2. Stimulus seperti “tekanan”
terminal saraf neurosecretory di eminensia menyebabkan persepsi negatif
median, diangkut ke hipofisis anterior antara lain: tidak atau kurang
melalui sistem pembuluh darah portal dari bersyukur, tidak puas pada
tangkai hypophyseal. CRH dan vasopresin pekerjaan, ketidaknyamanan kerja
bertindak secara sinergis untuk merangsang dan banyak mengeluh.
sekresi ACTH (adreno cortico tropic 3. Persepsi negatif akibat stresor
hormon) yang tersimpan dari sel negatif dapat berubah, apabila
corticotrope. ACTH diangkut oleh darah ke pezikir menghayati zikir yang
korteks adrenal kelenjar adrenal, dimana ia dilakukan secara ikhlas dan jujur.
cepat merangsang biosintesis kortikosteroid Spiritual value yang tinggi akan
dari kolesterol yang menghasilkan hormon mengakibatkan persepsi positif.
glukokortikoid (kortisol). Peningkatan
kortisol memfasilitasi fase adaptif dari DAFTAR BACAAN
sindrom adaptasi umum sebagai penekanan
Batuqayan, S. M., & Mai, M. M. (2012).
reaksi stres. Glukokortikoid mempunyai Stress, stain and coping
fungsi penting memodulasi reaksi stres, mechanisms: An experimental study
of fresh college students. Academy
tetapi bila berlebihan akan merusak
of Educational Leadership Journal,
(Guyton, 2006). Paparan yang terlalu lama 19-29.
menyebabkan atrofi hipokampus sehingga Borg, J. (2014). Rahasia Kekuatan Pikiran.
berakibat pada penurunan daya mengingat Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
(memori). Gobel, F. A. (2015). Pengaruh Pencerahan
Qalbu Padang Lampe terhadap
Persepsi Stres, Strategi Koping dan
KESIMPULAN Jumlah CD4 Pengidap HIV/AIDS.
1. Rangsangan berupa (stresor, sedih, "Disertasi". Surabaya: Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
kecewa, marah) akan diterima
Guyton, A., & JE, H. (2006). Textbook of
individu dalam bentuk aktivitas atau
Medical Physiology. Philadelphia:
ketrampilan berupa persepsi. PA Elsevier Inc.
Persepsi merupakan aktivitas aktif

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 109


Hawari, D. (2010). Al Qur'an Ilmu Kortisol dan Tingkat Stres pada
Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Penderita HIV AIDS. Jakarta:
Jiwa. Jakarta: Balai Penerbit Universitas Islam Negeri Jakarta.
Fakultas Kedokteran Universitas
Shihab, Q. (2006). Wawasan Al Qur'an
Indonesia.
tentang Zikir dan Doa. Jakarta:
Irham, M. I. (2012). Membangun Akhlah Lentera Hati.
Bangsa melalui Akhlak Tasawuf.
Soleh. (2006). Terapi Sholat Tahajud
Jakarta: Pustaka Al-Ihsan.
menyembuhkan berbagai penyakit.
Irham, M. I. (2013). Rasa Ruhani Jakarta: Hikmah.
Spiritualitas di Abad Modern.
Thornton, M., & Anderson, L. (2006).
Bandung: Ciptapusaka Media
Psychoneuroimunology Examined:
Perintis.
The Role of Subjective Stress,
Melamed, B., & Tayfur, A. (2001). Stress and Immunity Cncer Projects.
Simulation Modelling and Analysis Cell Science Riviews, 1742 - 1780.
with Arena. Cyber research Inc.
Utami, T. N. (2016). Peran Pelatihan
Mir, R. A. (2013). Religion as a coping Spiritual Zikir Terhadap Perubahan
mechanism for global labor: lessons Persepsi dan Perbaikan Distress
from South Asian Shia Muslim Perawat di RS Umum Haji Medan.
diaspora in the USA. Equity, Dissertasi. Surabaya: Fakultas
Diversity and Inclusion: An Kesehatan Masyarakat Universitas
International Journal, 325-337. Airlangga .
Nelson, R., & Jones. (2011). Teori dan Utami, T. N., & Nur'aini. (2016). Analisis
Praktik Konseling dan Terapi. Spiritual value, Stres Kerja Pekerja
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muslim Sektor Formal Kota Medan.
JUMANTIK, 1-22.
Nuraini. (2004). Efektivitas Program
Intervensi Pengendalian Stres Kerja
Perawat di ICU Rumah Sakit Haji
Medan. Tesis. Medan: Program
Pasca Sarjana Universitas Sumatera
Utara.
Pasiak, T. (2004). Revolusi IQ/EQ/SQ
antara neurosains dan Al-Qur'an.
Bandung: PT Mizan Pustaka.
Pinel, J. P. (2009). Biopsikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putra, S. T. (2011). Psikoneuroimunologi
Kedokteran. Surabaya: Pusat
Penerbitan dan Percetakan Unair
(AUP).
Rinaldy, E. (2013). Hubungan Sholat
Tahajud dengan Perubahan Kadar

110 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai