Anda di halaman 1dari 3

ALASAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan.
Diantaranya ialah menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran
pencernaan (diare), infeksi saluran pernapasan, dan infeksi telinga. ASI juga bisa
menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi ,
obesitas, kurang gizi, asma, dan eksem. Selain itu, ASI dapat pula meningkatkan IQ dan EQ
anak.

Menyusui anak bisa meningkatkan ikatan psikologis dan kasih sayang yang kuat
antara ibu dan bayi. Bayi merasa terlindung dalam dekapan ibunya, mendengar langsung
degup jantung ibu, serta merasakan sentuhan ibu saat menyusui anaknya. Hal itu tidak akan
dirasakan bayi ketika minum susu lainnya selain ASI, karena ia harus menggunakan botol.

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bukan


pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi,
pertumbuhan ,dan perkembangannya. ASI memberikan semua energi dan gizi (nutrisi) yang
dibutuhkan oleh bayi selama 6 bulan pertama kelahirannya. Pemberiaan ASI eksklusif dapat
mengurangi tingkat kematian bayi yang dikarenakan berbagai penyakit yang meninpanya,
seperti diare dan radang paru-paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu
menjarangkan kelahiran.

Sebagian besar pertumbuhan dan perkembangan bayi ditentukn oleh pemberian ASI
eksklusif. ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat dalam susu formula. Komposisi zat
dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, serta 0,2% zat lainnya
yang berupa DHA, DAA, shpynogelin, dan zat gizi lainnya.

Akhir-akhir ini, sebuah analisi menerangkan bahwa pemberian ASI selama 6 bulan
dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang
setelah kelahiran. Sementara itu, menurut UNICEF, ASI eksklusif dapat menekan angkat
kematian bayi di Indonesia. UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia
dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI
eksklusif selama enam bulan sejak sejam pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan
makanan dan minuman tambahan kepada bayi.

Angka ASI eksklusif di Indonesia bevariasi, yakni sekitar 30-60%. Suatu penelitian
yang telah dilakukan di NTB dengan metode kohort, baik di daerah rural maupun urban,
menunjukan bahwa ASI eksklusif hanya berkisar +- 2% (angka resmi dari dinas kesehatan
diatas 30%). Metode kohort merupakan metode yang cukup kuat setelah Randomized
Control Trial (RCT). Oleh karena itu, data ASI eksklusif yang disajikan di Indonesia jauh lebih
dipercaya bila menggunakan metode kohort. Taksiran kasar ASI eksklusif di Indonesia hanya
berkisar dibawah 10%.
Supaya lebih mudah memahami tentang ASI, ada baiknya bila kita memperhatikan
hewan peliharaan, misalnya kucing dan anjing yang baru melahirkan, induk kucing atau
anjing dengan mata masih terpejam akan mencari jalan untuk menyusui induknya. Demikian
hanya dengan bayi kucing atau anjing yang berupaya mencaru puting susu induknya. Hal
tersebut juga dilakukan oleh ibu untuk memberikan ASI kepada bayi sejam setelah
kelahirannya. Pada jam pertama, bayi akan menemukan payudara ibunya. Saat inilah awal
terjalinnya hubungan antara ibu dan bayi. Proses menyusui atau Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) terus berlangsung hingga 2 tahun, meskipun volume ASI yang diberikan berkurang
sampai 30%.

Proses pemberian ASI hingga bayi berusia 2 tahun dapat mendatangkan keuntungan
secara psikologis. Kontak fisi antara ibu dan bayinya melalui aktivitas menyusui ini bisa
memberikan rasa tenang dan mengurangi stress. Bila bayi yang baru lahit dipisahkan dengan
ibunya , maka hormon stres akan meningkat sampat 50%. Peningkatan hormon stress akan
menyebabkan turunnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh bayi. Sementara itu, jika
dilakukan konyak anatara kulit ibudan bayi, niscaya horomon stres kembali turun, sehingga
bayi menjadi tenang, tidak stres , serta penrapasan dan detak jantungnya lebih stabil.

KEEFEKTIFAN ASI UNTUK MENCEGAH KEHAMILAN


Jika ibu memberikan ASI kepada bayinya sesuai kriteria LAM, maka kemungkinan ibu
hamil dalam 6 bulan petama setelah melahirkan hanya kurang dari 2%. Bagi kebanyakan ibu,
1 dari 50 kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak terduga ternyata lebih besar
risikonya ketimbang ibu yang mengombinasikan pemberian ASI dengan metode kontrasepsi
lainnya. Metode barrier/perlindungan , seperti kondom, diafragma, IUD, dan kontrasepsi
dengan pil untuk ibu menyusui (mini pil atau pil progestin), sangat cocok bagi ibu yang
memberikan ASI. Terkait itu, perlu diketahui bahwa metode LAM tidak memberikan
perlindungan apapun terhadap penyakit seksual yang menular. Jadi, bila ibu berisiko dengan
penyakit seksual yang menular, sebaiknya ibu menggunakan kondom.

Menurut Konsensus Bellagio pada tahun 1988, untuk mencaoai keefektifan 98%,
MAL harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Ibu harus menyusui secara eksklusif


b. Pendarahan pascapersalinan sebelum 56 hari belum dianggap haid.
c. Bayi mengisap puting payudara ibu secara langsung.
d. Aktivitas menyusui dimulai sejak 0,5-1 jam setelah bayi lahir.
e. Kolostrum (ASI yang keluar pada tiga hari pertama setelah kelahiran bayi) diberikan
kepadanya.
f. Ibu menyusui hendaknya sesuai kebutuhan bayi. Terkait ini, hendaknya ibu
menggunakan kedua payudara untuk menyusui bayi.
g. Bayi disusui sesering mungkin selama 24 jam , termasuk malam hari
h. Hendaknya ibu menghindari jarak menyusui yang lebih dari empat jam untuk
menjarangkan kehamilan

Beberapa hal yang harus diperhatiakan oleh ibu beserta keluarga saat menggunakan
MAL adalah sebagai berikut:

a. Bayi mesti menhisap ASI dari puting payudara ibu tanpa bantuan alat apapun.
b. Sebaiknya, ibu menyusui bayi sesering mungkin, dan tidak lebih dari empat jam guna
menjarangkan kehamilan.
c. Ketika ibu mengalami menstruasi lagi, berarti ibu sudah subur dan harus segera
menggunakan metode KB lainnya.
d. Setelah bayi berusia 6 bulan, ia perlu diberi makanan padat sebagai makanan
pendamping ASI.

Anda mungkin juga menyukai