Etika Profesi
Etika Profesi
PRINSIP OBJEKTIVITAS
SEKSI 150
PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL
Penerimaan Klien
210.2 Isu-isu yang terdapat pada klien yang jika diketahui dapat
mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi mencakup
antara lain keterlibatan klien dalam aktivitas ilegal (seperti pencucian
uang), kecurangan, atau pelaporan keuangan yang tidak lazim.
210.5 Setiap Praktisi harus menolak untuk menerima suatu perikatan jika
ancaman yang terjadi tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat
diterima.
210.10 Seorang Praktisi yang ditunjuk untuk menggantikan Praktisi lain atau
seorang Praktisi yang sedang mempertimbangkan untuk mengikuti
tender perikatan (selanjutnya secara kolektif disebut “Praktisi
Pengganti”) dari calon klien yang sedang dalam perikatan dengan
Praktisi lain (“Praktisi Pendahulu”) harus menentukan ada tidaknya
alasan profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima
perikatan tersebut, yaitu adanya hal-hal yang dapat mengancam
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Sebagai contoh,
ancaman terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-
hatian profesional dapat terjadi ketika Praktisi Pengganti menerima
perikatan sebelum mengetahui seluruh fakta yang terkait.
SEKSI 280
OBJEKTIVITAS – SEMUA JASA
PROFESIONAL
SEKSI 290
INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN
ASSURANCE
Pendahuluan
290.4 Hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran yang dilakukan atas hal
pokok merupakan informasi yang dihasilkan dari penerapan kriteria
tertentu terhadap hal pokok. Istilah “informasi hal pokok” (subject
matter information) digunakan untuk menunjukkan hasil
pengevaluasian atau hasil pengukuran dari hal pokok tersebut,
sebagai contoh:
12
Dalam perikatan assurance pelaporan langsung (direct reporting assurance engagement),
merupakan pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok. Dalam perikatan assurance
berbasis asersi (assertion-based assurance engagement), merupakan pihak yang bertanggung
jawab atas informasi hal pokok dan mungkin bertanggung jawab juga atas hal pokok.
(a) Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan yang
disajikan dalam laporan keuangan (informasi hal pokok)
merupakan hasil penerapan kerangka kerja pelaporan
keuangan untuk pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan, sebagai contoh, penerapan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (kriteria) atas posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas (ketiganya merupakan hal
pokok) dari suatu entitas.
290.8 Independensi yang diatur dalam Kode Etik ini mewajibkan setiap
Praktisi untuk bersikap sebagai berikut:
(a) Independensi dalam pemikiran.
290.10 Kode Etik ini tidak memberikan ilustrasi mengenai setiap situasi yang
dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi dan
penerapan pencegahan yang tepat, mengingat beragamnya setiap
situasi yang relevan, serta beragamnya sifat perikatan assurance,
ancaman yang dapat terjadi, dan pencegahan yang tepat. Kerangka
kerja konseptual dibuat dengan tujuan untuk melindungi kepentingan
publik. Oleh karena itu, kerangka kerja konseptual mengharuskan
anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP untuk menerapkan
kerangka kerja konseptual secara tepat dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menangani ancaman terhadap independensi,
serta tidak hanya mematuhi seperangkat peraturan yang ada.