Anda di halaman 1dari 26

Mata Kuliah : Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita

Beban Studi : 4 SKS


Materi : Neonatus dan Bayi dengan Masalah Serta Penatalaksanaanya
Dosen : Silvia Mona, SST, M.Bmd

NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASALAH SERTA


PENATALAKSANAANNYA

 Bercak Mongol

Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di

bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang

lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh

orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan

orangtua mediterania. Atau Bercak mongol terlihat seperti bercak rata

berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, bisa

berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam. Umumnya terdapat

pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan

bahu.

Etiologi

Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol

ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis

yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis.

Lebih dari 80% bayi yang berkulit hitam. Orang Timur dan India Timur

memiliki lesi ini, sementara kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari

10%. Lesi-lesi yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat yang

1
tidak biasa cenderung tidak menghilang.

Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir

dengan bercak ini,namun pada bayi Kaukasia hanya 5 %. Lesi ini biasanya

berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau di

sekitar folikel rambut. Kadang-kadang tersebar simetris, dapat juga

unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan

dengan kelainan-kelainan sistemik.

Gejala Klinis

Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru

kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya

timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga

ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga

bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam

inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol.

Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung,

bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya.

Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :

a. Luka seperti pewarnaan.

b.Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal.

c.Area datar dengan bentuk yang tidak teratur.

d.Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun.

e.Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.

Penatalaksanaan

Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau

pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus.

2
Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-

tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai

dewasa.

Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia

dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang

juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang

lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka

dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan

perawatan ataupun pencegahan khusus. Penatalaksanaan yang dapat

dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling

pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud

dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan

menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta

tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi tidak

merasa cemas.

 Hemangioma

Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat

gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat

terjadi disegala organ seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit. Kelainan

yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan

pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan),

subkutan atau campuran.

Penyebab

 Masih belum jelas

3
 Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan

berhubungan dengan proliferasi endotel

Gejala Klinis

Hemangioma kapiler

 Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)

Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari

sesudah lahir. Tampak sebagai bercak merah yang semakin lama semakin

besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular,

berbatas tegas, tegang dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya

sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada

yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi kurang tegang dan lebih

mendatar.

 Granuloma piogenik

Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah

trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering

disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua

umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang

sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul sritematosa dengan

pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai pembesaran 1 cm

dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.

Hemangioma kavernosum

Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eriternatosa atau

nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan

4
cepat menggembung lagi apabila lepas. Lesi terdiri atas elemen vaskular

yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan.

Hemangioma campuran

Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum.

Gambaran klinisnya juga terjadi atas gambaran kedua jenis tersebut.

Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral,

soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor

yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada

perkembangannya dapat gambaran keratotik dan verukosa.

Penatalaksanaan

 Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya

 Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi

dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-

14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan secara

bertahap

 Ikterik

Menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubun

dalam tubuh. Atau pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa pada

bayi baru lahir yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam

darah.

Jenis-jenis Ikterus

5
Ikterus sendiri ada 2 jenis yang berbeda tanda, penyebab dan

penanganannya. Ke-2 jenis tersebut adalah :

Ikterus Fisiologis

Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan

gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Meskipun merupakan

gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap waspada karena keadaan

fisiologis ini bisa berubah menjadi patologis terutama pada keadaan

ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi.

Tanda dan Gejala Ikterus Fisiologis

timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai

dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar

bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada

BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14. Bayi

tampak biasa, minum baik dan berat badan naik biasa.

Ikterus Patologis

Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap peningkatan kadar bilirubin

serum yang memerlukan fototerapi. Peningkatan kadar bilirubin total

serum . 0,5 mg/dL/jam.

Adanya tanda – tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi ( muntah,

letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea,

takipnea atau suhu yang tidak stabil ). Ikterus bertahan setelah 8 hari

pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.

Tanda & gejala ikterus patologi

6
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan, kuning ditemukan pada

umur 14 hari atau lebih, tinja berwarna pucat, kuning sampai lutut dan

siku. Serum bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan

lebih dari 10 pada bayi kurang bulan (BBLR). Peningkatan kadar bilirubin 5

mg % atau lebih dalam 24 jam.Ikterus diserai dengan proses hemolisis (

Inkompatibilitas darah ). Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan

bilirubin serum 1 mg /dl atau 3 mg/dl/hari, Ikterus menetap setelah bayi

berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 ahri pada bayi

kurang bulan ( BBLR ).

Penatalaksanaan

Ikterus fisiologis:

 Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya

sekitar jam 7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit

 Lakukan asuhan dasar pada bayi

 Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori yang cukup

 Perhatikan frekwensi BAB

 Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan

 Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya

 Mencegah terjadinya infeksi

 Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan

ASI eklusif lebih sering minimal setiap 2 jam

 Jika bayi tidak dapat menyusu berikan ASI melalui pipa nasogastrik atau

dengan gelas dan sendok

 Jaga bayi agar tetap hangat

7
 Ikterus fisisologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat

dirawat jalan dengan nasehat untuk ku njungan ulang setelah tujuh hari

.Jika bayi tetap kuning selama 7 hari maka

 Lakukan penilaian lengkap

 Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari

semalam atau apakah sering buang air besar

Ikterus patologis:

 Cegah agar gula darah tidak turun

 Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan

anakanya

 Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan

ASI atau susu pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula

30-50 cc sebelum dirujuk

 Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang

berisi 200 cc air masak

 Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui

pipa ansogastrik ,jika tidak rujuk segera

 Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat

 Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama

kehidupan

 Rujuk segera.

 Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan

membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut

 Pada bayi dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk

 Perhatikan frekwensi BAK dan BAB

8
 Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di RS dan jemur bayi dibawah

sinar matahari pagi pada jam 7-8 selaam 30 menit/.15 menit telentang dan

15 menit telungkup

 Cegah kontak dengan keluarga yang sakit dan cegah terjadinya infeksi

 Muntah dan Gumoh

 Muntah
Adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi tabung yang

terjadi setelah agak lama makanan masuk lambung, disertai lambung

dan abdomen.

Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami

muntah lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini

tidak jarang menetap setelah pemberian ASI atau makanan,

keadaan tersebut kemungkinan disebabkan karena iritasi mukosa

lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama proses persalinan.

Penyebab Muntah

a. Kelainan congenital

b. Pada saluran pencernaan iritasi lambung athresia esophagus

hirsehprung tekanan intra cranial yang tinggi.

c. Infeksi pada saluran pencernaan

d. Cara memberi makanan yang salah

e. Keracunan

Komplikasi

a. Dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan cairan tubuh atau

elektrolit.

b. Ketosis karena tidak makan dan minum.

9
c. Asidosis yang disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan

menjadi syok bahkan sampai kejang.

d. Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva ruptur esofagus,

aspirasi yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.

Patofisiologi

Suatu keadaan dimana anak atau bayi menyemprotkan isi perutnya

keluar, kadang-kadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi

sering timbul pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut merupakan

aksi refleks yang dikoordinasi dalam medulla oblongata dimana isi

lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Muntah dapat

dikaitkan dengan keracunan, penyakit saluran pencernaan, penyakit

intracranial dan toksin yang dihasilkan oleh bakteri.

Sifat Muntah

a. Keluarkan cairan terus menerus, hal ini kemungkinan disebabkan

oleh obstruksi eshopagus.

b. Muntah proyektil hal ini kemungkinan disebabkan oleh stenosis

pylosis (suatu kelemahan pada katup di ujung bawah lambung

yang menghubungkan lambung dengan usus 12 jari yang tidak mau

membuka)

c. Muntah hijau kekuning-kuningan kemungkinan adanya tekanan

intra ampula vateri.

d. Muntah segera setelah lahir mantap, kemungkinan adanya

tekanan intracranial yang tinggi atau obstruksi pada usus.

10
Penatalaksanaan

a. Pengkajian faktor penyebab dan sifat muntah

1. Keluar cairan terus menerus kemungkinan obstruksi

esophagus.

2. Proyektil kemungkinan terjadi stenosis phylorus.

3. Segera setelah lahir kemudian kemungkinan terjadi

peningkatan tekanan intra cranial.

b. Pengobatan tergantung faktor penyebab.

c. Ciptakan suasana tenang

d. Perlakuan bayi dengan baik dan hati-hati

e. Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah jika simptomatis

dapat diberi emetik.

f. Rujuk.

 Gumoh
Adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah

beberapa saat makanan masuk lambung. Muntah susu adalah hal

yang agak umum, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini

tidak akan mengganggu pertambahan berat badan yang memuaskan,

pada umumnya disebabkan karena bayi menelan udara pada saat

menyusui.

Penyebab
a. Bayi sudah kenyang

b. Posisi salah saat menyusui atau pemberian susu botol.

c. Tergesa-gesa saat pemberian susu

d. Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.

Patofisiologi

11
Pada keadaan gumoh biasanya sudah dalam keadaan terisi penuh,

sehingga kadang-kadang gumoh bercampur dengan air liur yang

mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut

bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup diujung lambung

tidak bisa bekerja dengan baik yang seharusnya mendorong isi

lambung ke bawah. Keadaan ini juga dapat terjadi pada orang

dewasa dan anak-anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh terjadi

pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya.

Penatalaksanaan
a. Perbaiki teknik menyusui (setelah menyusui usahakan bayi

disendawakan)

b. Perhatikan posisi botol saat pemberian susu.

c. Bayi yang sedang menyusui pada ibunya harus dengan bibir yang

mencakup rapat seluruh putting susu ibu.

 Oral Trush
Adalah kandidiasis membran mukosa mulut bayi yang ditandai dengan

munculnya bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping

dimulut, ulkus dangkal, demam dan adanya iritasi gastro interstinal.

Etiologi
Biasanya merupakan infeksi yang disebabkan oleh sejenisnya jamur

(candida albican) yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa

mulut, vagina dan saluran cerna.

Tanda dan Gejala


Terdapat lesi pada mulut yang berwarna putih dan membentuk plak-plak

yang berkeping menutupi seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi dan

mukosa pipi.

12
Penatalaksanaan
Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tetapi lebih baik

jika diberikan pengobatan dengan cara:

a. Bedakan dengan endapan susu pada mulut bayi

b. Apabila sumber infeksi berasal dari ibu harus segera diobati dengan

pemberian antibiotika berspektrum luas

c. Menjaga kebersihan dengan baik

d. Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan

air matang dan bersih.

e. Pada bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, harus

menggunakan teknik steril dalam membersihkan susu sebelum

digunakan.

f. Pemberian terapi pada bayi yaitu:

1. 1 ml larutan nystatin (100.000) unit 4 X perhari dengan interval

setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar

tidak menyebar luas ke rongga mulut.

2. Gentian violet 3X per hari.

 Diaper Rash
Adalah suatu keadaan akibat dari kontak terus menerus dengan lingkungan

yang tidak baik.

Etiologi
a. Kebersihan kulit bayi dan pakaian bayi yang tidak terjaga, misalnya

jarang ganti popok setelah bayi atau anak kencing.

b. Udara/ suhu lingkungan yang terlalu panas/ lembab

c. Akibat mencret

13
d. Reaksi kontrak terhadap karet, plastik, dan deterjen, misalnya

pampers

Tanda dan Gejala


a. Iritasi pada kulit yang kontak langsung, muncul erithema

b. Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat

kemaluan perut bawah, paha atas

c. Pada keadaan yang lebi parah dapat terjadi papilla erythematosa

vesikula uleerasi.

Penatalaksanaan
a. Daerah yang terkena ruam popok tidak boleh terkena air dan harus

dibiarkan terbuka dan tetap kering.

b. Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus

yang mengandung minyak.

c. Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau berak.

d. Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/ daerah yang

iritasi.

e. Usahakan memberikan makanan TKTP dengan porsi cukup,

f. Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara

keseluruhan.

g. Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi

h. Pakaian atau celana yang terkena air kencing harus direndam dalam air

yang dcampur acidum borium

i. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci langsung

dibilas dengan bersih dan dikeringkan.

14
 Sebhorrhea
Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang

terdapat banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.

Etiologi
Belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan

beberapa faktor penyebab seborrhea, yaitu:

a. Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor

keturunan orang tua.

b. Intake makanan yang berlemak dan berkalori btinggi.

c. Asupan minuman beralkohol

d. Adanya gangguan emosi

Penatalaksanaan
a. Secara kasual belum diketahui

b. Topical, shampoo yang tidak berbusa 2-3x per minggu dan krim

selemum sulfide/Hg-presipirtatus albus 2%

 Furunkel
Furunkel (boil dan isul) adalah peradangan pada folikel rambut pada kulit

dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, kuduk,

aksila, badan dan tangkai, furunkel dapat terbentuk oada lebih dari satu

tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.

Etiologi
Faktor yang dapat menyebabkan furunkel:

a. Iritasi pada kulit

b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga

c. Daya tahan tubuh yang rendah

d. Infeksi oleh staphylococcus aureus

15
Patofisiologi
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut pada kulit (folikulitis)

yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang nanah yang dekat sekali

dengan kulit disebut pustule. Kulit diatasnya sangat tipis sehingga nanah di

dalamnya dapat dengan mudah mengalir keluar. Sedangkan bisulnya sendiri

berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Kadang-kadang nanah yang

berada dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh tetapi lebih sering mengalir

sendiri melalui lubang pada kulit.

Gejala Klinis
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi tergantung dari

beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah:

a. Nyeri pada daerah ruam

b. Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk

kerucut dan memiliki pustule.

c. Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan

nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel dan keluar melalui lobus

minorus resistenstae

d. Setelah seminggu kebanyakan akan pecah sendiri dan sebagian dapat

menghilang dengan sendirinya.

Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari

keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah:

a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh

dengan sendirinya.

b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah

sekitarnya.

16
c. Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri

dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup

ruam untuk mencegah penularan ke daerah lainnya.

d. Jangan memijit furunkel terutama didaerah hidung dan bibir atas

karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen.

e. Bila furunkel terjadi didaerah yang janggal seperti pada hidung atau

telinga maka dapat berkolaborasi dengan dokter intuk melakukan insisi.

f. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara:

1. Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau informconsent

2. Minta seseorang untuk memegangi anak

3. Ambillah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan

segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam

luka dan bukalah penjepitnya, dengan cara ini akan membuka jalan

keluar untuk nanah tanpa mengganggu sesuatu, pisau bedah jangan

sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah

syaraf.

4. Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk

mengatasi nyeri.

5. Tutuplah luka denga kain kasa kering, usahakan agar satu sudut dari

kassa dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar.

6. Bersihkan alat-alat

7. Pesankan agar ganti pembalut.

g. Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan

beratnya penyakit. Misalnya dengan pemberian achromyem 250 mg 3

atau 4 kali per hari.

h. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah

yang banyak maka kenali faktor predisposisi adanya diabetes militus.

17
 Milliarisis
Disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet,

priekle heat. Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat

akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat.

Patofisiologi
Akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran

keringat tertahan yang ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara

kelenjar keringat. Kemudian akan timbul radang dan edema akibat

perspirasi yang tidak dapat keluar diabsorbsi oleh stratum korneum.

Milliariasis sering terjadi pada bayi premature karena proses diferensiasi

sel epidermal dan apendiksnya belum sempurna. Kasus miliaria terjadi pada

40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bln pertama akan menghilang

dengan sendirinya 3-4 minggu kemudian. Kadang-kadang kasus ini menetap

untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya.

Etiologi
a. Udara panas dan lembab

b. Infeksi oleh bakteri

Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan miliaria

tergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang

umum diberikan adalah:

a. Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan keringat dan

menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.

b. Memelihara kebersihan tubuh bayi.

18
c. Upayakan kelembaban suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk

dan kering. Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau di daerah yang

sejuk dan kering.

d. Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang

menyerap keringat.

e. Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.

f. Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dan dapat

ditambahkan menthol 0,5%-2% yang bersifat mendinginkan ruam.

 Diare
Adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar

yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih

banyak dari biasanya.

Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan

neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar.

Tanda Klinis
a. Cengeng

b. Gelisah

c. Suhu meningkat

d. Nafsu makan menurun

e. Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya, lama-lama tinja

berwarna hijau atau asam.

f. Anus lecet

g. Dehidrasi, dan bila itu terjadi volume darah akan berkurang, nadi cepat

dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, kesadaran

menurun dan diakhiri dengan syok.

h. Berat badan turun.

19
i. Turgor kulit menurun

j. Mata dan ubun-ubun cekung

k. Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.

Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah:

a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)

b. Diatetik (pemberian makanan)

c. Obat-obatan

d. Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit

e. Terapi rehidrasi

f. Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman

penyebabnya

g. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk

mencegah penularan

h. Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik

i. Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan

pengental feses

Skematika penatalaksanaan berdasarkan keadaan diare

Tanpa dehidrasi smp dg/ dehidrasi ringan smp


dehidrasi berat
Tanpa dehidrasi ringan dg/ dehidrasi sedang
komplikasi
Penyakit penyerta

20
Cairan RT (LGC, air tajin Oralit dg RL, cairan
dehidrasi
Parental kuah sayur, teh glukosa
botol

pengobatan di rumah dipuskesmas/ piliklinik di RS/


Puskesmas
perawatan RS

jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kgBB/hr

sebanyak 1x setiap 2 jam. Diberikan 20% dalam 4 jam 1 dan sisanya

adlibitum. Jika setiap kali diare dan umur anak < 2 th diberikan

½ gelas

<2-6 th diberikan 1 gelas

Anak besar diberikan 2 gelas

Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25-

100ml/kqBB dalam sehari atau setiap jam 2x. Oralit diberikan pada kasus

dehidrasi ringan-berat ±100 ml/kkBB/4-6 jam.

 Obstipasi
Adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya

obstruksi pada saluran cerna. Atau bisa didefinisikan sebagai tidak adanya

pengeluaran tinja selama 3 hari atau lebih.

Tanda dan Gejala

a. Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam

pertama, pada bayi tidak mengeluarkan 3 hari atau lebih.

b. Sakit dan kejang pada perut.

c. Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan meconium

yang menyemprot.

21
d. Feces besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum

e. Bising usus yang janggal.

f. Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala

g. Terdapat luka pada anus.

Pembagian
a. Obstipasi akut, yaitu rectum tetap mempertahankan tonusnya dan

defekasi timbul secara mudah dengan stimulasi eksativ, supositoria

atau enema.

b. Obstipasi kronik, yaitu rectum tidak kosong dan dindingnya mangalami

peregangan berlebihan secara kronik, sehingga tambahan feces yang

datang mencapai tempat ini tanpa meregang rectum lebih lanjut.

Reseptor sensorik tidak memnerikan respon, dinding rectum lebih

lanjut, reseptor sensorik tidak memberikan respon, dinding rectum

faksid dan tidak mampu untuk berkontraksi secara afektif.

Komplikasi
a. Perdarahan

b. Ulcerasi

c. Obstruksi parsial

d. Diare intermitten

e. Distensi kolon menghilang sensasi ragangan rectum yang mengawali

proses defekasi.

Menajemen Terapi
Penilaian pada saat melakukan manajemen kebidanan:

a. Penilaian asupan makanan dan cairan

b. Penilaian dari kebiasaan usus(kebiasaan pola makan)

c. Penilaian penampakan stress emosional pada anak, yang dapat

mempengaruhi pola defekasi bayi.

22
Penatalaksanaan
a. Mencari penyebab

b. Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan

memperhatikan gizi, tambahan cairan dan kondisi psikis.

c. Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah

dianjurkan untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi

pengosongan rectum biasa dengan disimpaksi digital, enema minyak

zaitun, laksativa.

 Infeksi
Adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal, intranatal

dan postnatal.

Etiologi
a. Infeksi antenatal

Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan dimana kuman masuk ke

tubuh janin melalui sirkulasi darah ibu dan kemudian masuk melewati

placenta dan masuk ke dalam sirkulasi darah umbilicus. Misalnya:

1. Virus seperti: rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia,

coxsackie, cytomegalic inclusion

2. Spirochaeta: treponema palidum

3. Bakteri excheria coli dan listeria monocytoganes.

b. Infeksi intranatal

Infeksi terjadi pada masa persalinan, infeksi ini terjadi dengan cara

mikro organisme masuk dari vagina naik dan kemudian masuk ke

dalam rongga amnion biasanya setelah kulit ketuban pecah.

23
c. Infeksi post natal

Infeksi pada periode pascanatal dapat terjadi setelah bayi lahir

lengkap, misalnya melalui kontaminasi langsung dengan alat-alat yang

tidak steril tindakan yang tidak antiseptic atau dapat juga terjadi

akibat infeksi silang. Misalnya pada fian neonatorum, omfalitis dan

lain-lain.

Gejala
Gejala infeksi yang umumnya terjadipada bayi yang mengalami infeksi

prenatal adalah

a. Bayi malas minum

b. Gelisah mungkin juga terjadi alergi

c. Frekuensi pernafasan

d. Berat badan menurun

e. Pergerakan kurang

f. Muntah

g. Diare

h. Sklerema, edema

i. Perdarahan, ikterus, kejang

Penatalaksanaan
a. Mengatur posisi tidur/ semi fowler agar sesak berkurang

b. Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin

c. Berikan ASI perlahan-lahan sedikit demi sedikit

d. Apabila bayi muntah, lakukan perwatan muntah yaitu posisi tidur miring

ke kiri atau ke kanan.

e. Apabila ada diare perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan.

f. Rujuk segera ke rumah sakit. Jelaskan pada keluarga untuk inform

consent.

24
 Bayi meninggal mendadak (Sudden Infant Death

Syndrome/SIDS)
Terjadi pada bayi sehat pada saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan

meninggal beberapa jam kemudian.

Etiologi
Secara pasti penyebabnya belum diketahui, namun beberapa ahli telah

melakukan penelitian dan mengemukakan ada beberapa penyebab dari

SIDS yaitu:

a. Ibu yang masih remaja

b. Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat

c. Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal

d. Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner

e. Bayi premature

f. Gammaly

g. Bayi dengan sibling

h. Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkoba

i. Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur tengkurap

j. Bayi dengan virus pernafasan

k. Bayi dengan infeksi botulinum

l. Bayi dengan apnea yang berkepanjangan

m. Bayi dengan gangguan pola nafas herediter.

n. Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.

Penatalaksanaan
a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling

b. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, biarkan orang tua

mengungkapkan rasa dukanya

25
c. Berikan penjelasan mengenai SIDS< beri kesempatan pada orang tua

untuk mengungkapkan pertanyaan mereka

d. Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan

adalah yang wajar.

e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah

terhadap kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga

mengharapkan kematian dari bayi tersebut.

f. Jika kemudian ibu melahirkan bayi lagi, beri dukungan pada orang tua

selama beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi

yang meninggal sebelumnya.

26

Anda mungkin juga menyukai